Anda di halaman 1dari 4

Nomor : TM.04.01/C.

II/4547/2023 6 Oktober 2023


Hal : Fasilitasi Kegiatan Monev Implementasi KTR

Yth. Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara

Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2020–2024 mengamanatkan prevalensi perokok usia 10-18 ditargetkan
sebesar 8,7% di tahun 2024. Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut ialah melalui penerapan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di setiap daerah. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan bersama
Kementerian Dalam Negeri akan melaksanakan monitoring dan evaluasi implementasi KTR di 8 tatanan
sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Kawasan Tanpa Rokok pada tanggal 10 - 13 Oktober 2023.
Sehubungan dengan hal diatas, kami mohon Saudara dapat memfasilitasi kegiatan tersebut.
Bersama ini terlampir Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) monitoring dan evaluasi implementasi KTR.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Hanifah Rogayah (Hp: +6281386361786) atau Anisa (Hp:
+6282385857148).

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Tidak Menular,

Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes.

Tembusan :
1. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes
2. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kemendagri
3. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


KERANGKA ACUAN KERJA
MONITORING EVALUASI IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK
TAHUN 2023

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat konsumsi rokok tertinggi di dunia
setelah China dan India. Diketahui bahwa 6 dari 10 kematian tertinggi dari penyakit
stroke, jantung, diabetes, PPOK, hipertensi dan kanker dipengaruhi oleh rokok. Laporan
Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) tahun 2019 dalam The Tobacco
Control Atlas, Asean Region, Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok
terbanyak di ASEAN, yakni 65,19 juta orang.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencatat adanya peningkatan
prevalensi perokok pemula usia 10-18 tahun sebesa 7,2% (2013), 8,8% (2016) menjadi
9,1% (2018) termasuk tingginya pengguna rokok elektronik di kalangan anak dan
remaja. Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019 menunjukkan adanya
peningkatan prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun dari 18,3% di
tahun 2016 menjadi 19,2% di tahun 2019. Selain itu, Global Adults Tobacco Survey
(GATS) 2021 juga menunjukkan sebesar 34,5% atau setara dengan 70,2 juta penduduk
menggunakan tembakau, serta adanya peningkatan prevalensi penggunaan rokok
elektronik 10x lipat dari 0,3% pada 2011 menjadi 3,0% pada 2021.
Sebagian besar anak-anak Indonesia menjadi perokok pasif dengan terpapar asap
rokok di rumah dan tempat-tempat umum. Hal ini mengindikasikan bahwa rokok dan
paparan asap rokok sudah sampai pada tingkatan mengganggu kepentingan umum
masyarakat. Sebagai upaya menanggulangi masalah tersebut, Pemerintah menyusun
kebijakan dan aturan Pengendalian Tembakau termasuk menetapkan Peraturan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Berdasarkan Undang Undang No. 17 Tahun 2023
tentang Kesehatan pasal 154 mengamanatkan kepada Pemerintah Daerah (wajib)
untuk menetapkan dan menerapkan KTR di wilayahnya dan pada PP No.109 Tahun
2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Tembakau
Bagi Kesehatan pasal 52 dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah wajib menetapkan
Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya dengan Peraturan Daerah.
Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk
kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan/atau
mempromosikan produk tembakau. KTR wajib diterapkan di 7 tatanan, yaitu fasilitas
pelayanan kesehatan, tempat belajar mengajar, rumah ibadah, sarana transportasi,
tempat kerja, tempat bermain anak dan tempat umum lain yang ditetapkan. Oleh sebab
itu, untuk mencapai penerapan yang optimal diperlukannya pembinaan terknis dan
monitoring evaluasi pada daerah yang sudah memiliki Peraturan Daerah, sehingga
dengan kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan atensi Pemerintah Daerah terhadap
upaya perlindungan masyarakat dari keterpaparan asap rokok.

B. TUJUAN
1. Terlaksananya koordinasi pusat dan daerah dalam penguatan pengendalian
konsumsi rokok melalui monitoring dan evaluasi penerapan KTR.
2. Terlaksananya pembinaan teknis dan monitoring evaluasi penerapan KTR di daerah
3. Mendorong komitmen bersama dan peningkatan peran perangkat daerah dalam
penerapan Perda KTR

C. METODA
Kegiatan Bimtek/Monev penerapan KTR dilaksanakan dengan melakukan kunjungan
oleh Pusat ke Kab/Kota yang sudah memiliki Peraturan Daerah tentang Kawasan
Tanpa Rokok dengan mengunjungi seluruh tatanan yang diatur di dalam Perda. Adapun
teknis pelaksanannya ialah sebagai berikut:
1. Pengisian kuesioner Monev oleh dinas penanggung jawab tatanan sebelum
dilakukannya kunjungan (link: https://link.kemkes.go.id/MONEVKTR2023)
2. Laporan implementasi KTR oleh daerah dan diskusi
3. Kunjungan lapangan:
a. Fasilitas pelayanan kesehatan
b. Tempat proses belajar mengajar
c. Tempat anak bermain
d. Tempat ibadah
e. Angkutan umum
f. Tempat kerja
g. Tempat umum
h. Tempat lain yang ditetapkan
4. Pembahasan hasil monev oleh Pusat

D. WAKTU DAN TEMPAT


Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan dimulai dari
bulan Februari sampai November 2023 dengan jadwal sebagai berikut:

Bulan
No Kabupaten/ Kota
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov
1 Kab. Siak, Riau (ASA)
2 Kota Batam, Kepri *
3 Kab Pesawaran, Lampung *
4 Kab Lumajang, Jawa Timur
5 Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
6 Kota Metro, Lampung
7 Kab. Tangerang, Banten
8 Kab Purwakarta, Jabar
9 Kota Padang Panjang, Sumbar
(ASA)
10 Kab Pringsewu, Lampung
11 Kab. PPU, Kaltim
12 Kota Sawahlunto, Sumbar (ASA) *
13 Kab. Musi Banyuasin, Sumsel
14 Kab. Klungkung, Bali (ASA) *
15 Kab. Kulonprogo, DIY (ASA)
16 Kab. Balangan, Kalsel (ASA)
17 Kab Garut, Jabar
18 Kab Nganjuk, Jatim
19 Kab. Mempawah, Kalbar
20 Kab Bangli, Bali
21 Kab Sumbawa, NTB *
22 Kota Solok, Sumbar (ASA)
23 Kab Sanggau, Kalbar
24 Kota Bogor, Jabar (ASA)
25 DKI Jakarta (ASA)
26 Kota Metro, Lammpung (ASA)
27 Kota Depok, Jabar (ASA)
28 Kota Bitung, Sulut
29 Kab HSS, Kalsel
30 Kab Donggala, Sulteng
31 Kab Barru, Sulsel *
*jadwal tentative

E. BIAYA
Biaya kunjungan Tim Pusat dalam rangka kegiatan Bimtek/Monev Penerapan Kawasan
Tanpa Rokok dibebankan pada dana APBN, DIPA Ditjen P2P, Satker Direktorat PTM
Tahun Anggaran 2023.

Ketua Tim Kerja PPAT,

dr. Benget Saragih, M.Epid


NIP 196805152002121002

Anda mungkin juga menyukai