Askep Asma - Tiara
Askep Asma - Tiara
Disusun Oleh:
TIARA REGINA PUTRI
1903061
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif (I.01006)
bersihan jalan nafas asuhan keperawatan Observasi
berhubungan selama 3x24 jam Identifikasi kemampuan batuk
dengan mucus diharapkan Bersihan Monitor adanya retensi sputum
dalam jumlah jalan napas meningkat Monitor tanda dan gejala infeksi
berlebihan dengan kriteria hasil: saluran napas
peningkatan 1. Batuk efektif Monitor input dan output cairan
produksi mucus, meningkat (misal: jumlah dan karakteristik)
eksudat dalam 2. Produksi sputum Terapeutik
alveoli dan menurun Atur posisi semi-fowler dan fowler
bronkospasme 3. Mengi menurun Pasang perlak dan bengkok di
4. Wheezing menurun pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
Anjurkan Tarik napas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama
2 detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi Tarik napas
dalam hingga 3 kali
Anjutkan batuk dengan kuat langsung
setelah Tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu.
3. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi (I.01014)
pertukaran gas tindakan keperawatan Observasi
berhubungan 3x24 jam diharapkan 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman
dengan retensi gangguan pertukaran dan upaya napas
karbon dioksida. gas membaik dengan 2. Monitor pola napas (seperti
kriteria hasil: bradypnea, takipnea, hiperventilasi,
1. Dispnea menurun kussmaul, Cheyne-stokes, biot,
2. Bunyinapas ataksik)
tambahan menurun 3. Monitor kemampuan batuk efektif
3. Takikardia menurun 4. Monitor adanya produksi sputum
4. PCO2 membaik 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
5. PO2 membaik 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
6. pH arteri membaik 7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai analisa gas darah
10. Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik
1. Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu.
7. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Ukuran implementiasi keperawatan yang diberikan kepada
klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki
kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan
dan kegiatan komunikasi
8. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap
yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan
tujuan yaitu pada komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi
dan tanda gejala yang spesifik. Terdapat dua jenis evaluasi yaitu evaluasi
sumatif dan formatif dengan menggunakan beberapa metode. Evaluasi dapat
dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Evaluasi berjalan (sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk
pengisian format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada
masalah yang dialami oleh keluarga. format yang dipakai adalah
format SOAP.
b. Evaluasi akhir (formatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara
membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat
kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses
keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah
atau rencana yang perlu dimodifikasi
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Asma bronkhial merupakan suatu penyakit pada jalan napas yang disebabkan
oleh stimulus tertentu yang menyerang bagian trachea dan bronki. Asma
bronkial dapat menyerang dari semua golongan usia dari usia anak-anak
hingga dewasa
2. Asma biasanya dikenal dengan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
wheezing (Mengi) intermiten yang timbul sebagai 2 respon akibat paparan
terhadap suatu zat iritan atau alergen.
3. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
thalassemia dimana peran dan fungsi perawat yang pertama adalah promotif
(perawat mampu memberikan pendidikan kesehatan terkait asma berupa tanda
gejala dan penatalaksanaan awal jika terjadi asma), peran dan fungsi perawat
yang kedua preventif (peran perawat disini mampu melakukan tindakan yang
bisa mencegah munculnya asma), peran dan fungsi perawat yang ketiga
kuratif (di tahap ini perawat mampu memberikan pelayanan keperawatan
dengan berkalaborasi dengan tim kesehatan lain)
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
----. (2017). Standar Diagnosis keperawatan Indonesia definisi dan Indikator Edisi I Cetakan
III(Revisi). Jakarta: DPP PPNI.
----. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan.
Jakarta: DPP PPNI.