Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

AKREDITASI LABORATORIUM

Kepada Yth : Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tengah

Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

Waktu Pelaksanaan : 28 – 29 Oktober 2021

Nama Pelaksana / NIP : Rizal Anggiawan, S.T / 19960212 201903 1 003

Berdasarkan kegiatan akreditasi laboratorium, bersama ini kami sampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN
Kegiatan Akreditasi oleh Asesor KAN dilaksanakan pada tanggal 28 -29 Oktober secara remote
assessment di Laboratorium Bahan Pengujian BPJN Sulawesi Tengah dengan tujuan agar
laboratorium BPJN Sulawesi Tengah dapat terakreditasi sesuai ISO/IEC 17025:2017 untuk
memudahkan pelaksanaan pengujian-pengujian kedepannya.
II. PEMBAHASAN
Dari kegiatan asesmen yang dilakukan ditemukan beberapa ketidaksesuaian, adalah sebagai
berikut:
1. Laboratorium belum mengidentifikasi resiko ketidak berpihakan maupun kegiatan
laboratorium termasuk tindakan untuk meminimalisasi/menghilangkan resiko secara
berkelanjutan, seperti kapan identifikasi resiko/peluang dilakukan, apa tindakan mitigasi yang
akan dilakukan, kapan rencana pemantauan/evaluasi kefektifan tindakan yang diambil, hasil
evaluasi dan bagaimana penetapan identifikasi resiko dan peluang selanjutnya.
2. Struktur organisasi yang diuraikan pada Dok BPJN SULTENG/PM-PS/6.2 hal 23/55 belum
memuat struktur organisasi sesuai SK Permen PUPR No 20/PRT/M/2016 tentang OTK UPT
di Kementrian PUPR Bagian Ketiga pasal 103-106. Belum memuat keberadaan laboratorium
dan kaitannya dengan laboratorium dan fungsi pendukungnya (di luar Seksi Pembangunan
Jalan dan Jembatan) sesuai struktur tsb termasuk belum diuraikan tanggung jawab dan
wewenang antar personilnya. Laboratorium menetapkan struktur organisasi baru sesuai SK
Kepala Balai No:69/KPTS/Bb14/2020. Dalam uraian tugas dan wewenang personil yang
dituangkan pada BPJN SULTENG/PM-PS/5 Kepala Balai seakan menjadi sama dengan
Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan karena penggunaan istilah manajemen
Puncak.
3. Data Daftar Riwayat Hidup seluruh personil laboratorium Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Sulteng yang terlibat dalam bidang pengujian beton dan tanah telah dibuat dan dicantumkan
pada formulir yang seragam pada form : BPJN SULTENG/FORM/6.2-003, tetapi rinciannya
tidak mencantumkan aspek kompetensi teknis, seperti pengalaman kerja dilaboratorium,
pelatihan teknis pengujian yang terkait dengan ruang lingkup yang diajukan untuk akreditasi.
4. Belum ada kualifikasi/persyaratan kompetensi yang dibutuhkan untuk posisi/jabatan untuk
seluruh personil. Pada rekaman evaluasi efektivitas pelatihan personil,personil yang memiliki
kewenangan meberikan penilaian ini belum tepat krn dilakukan oleh pengelola administrasi
yang sama2 melakukan pelatihan tersebut. Belum ada penetapan personil yang dapat
melakukan pemastian kompetensi atau evaluasi hasil pelatihan untuk disesuaikan dengan
form efektivitas evaluasi pelatihan (BPJN SULTENG/FORM/6.2-005).
5. Belum ada rekaman tugas dan wewenang yang jelas terhadap 2 personil teknisi pengujian
beton dan tanah atas nama Zulkarnain Mansala sebagai teknisi dan konseptor hasil pengujian
dan Taufik Hidayanto sebagai teknisi pengujian.
6. Laboratorium memiliki peralatan pengkapingan benda uji selinder beton dengan
menggunakan bahan belerang dan ditempatkan didalam ruangan terbuka dilengkapi dengan
kipás angin . Tetapi teknisi yang melakukan pekerjaan pengkapingan tersebut tidak dilengkapi
dengan alat bantú pengaman (safety) seperti sarung tangan dan kacamata google bening,
untuk menghindari kecelakaan ringan.
7. Laboratorium belum memiliki alat bantu pendingin contoh uji tanah (desikator) yang
dibutuhkan untuk pengujian berat jenis tanah sesuai SNI 1964 : 2008 pasal 4.5 dan kadar air
tanah sesuai SNI 1965 : 2008 pasal 6.d.
8. Karena kelangkaan order, Lab aspal belum melakukan prosedur “ uji antara” peralatan uji
selama tahun 2020 - 2021 sebagai Langkah pengendalian mutu untuk memantau keabsahan
pengujian yang dilakukan, serta pemeliharaan skill personil laboran, sebagaimana dinyatakan
pada point 6.4.10 , bahwa untuk memelihara keyakinan pada status kalibrasi alat uji, Lab
melakukan pengecekan antara (intermediate check).
9. Laboratorium mempunyai mesin uji tekan beton tipe Digital dengan kapasitas 2000 kN ex PT.
Bima Santosa, tetapi belum pernah dilakukan verifikasi, terkait dengan :
a. Rentang Kecepatan pembebanan untuk pengujian kuat tekan benda uji selinder sebesar
: 0,15 sampai dengan 0,35 MPa/detik, sesuai SNI 1974 : 2011 pasal 6.4.a)
b. Rentang kecepatan pembebanan untuk pengujian kuat tekan kubus beton sebesar 2
sampai dengan 4 kg/cm2 perdetik, sesuai SNI 03-1974-1990 pasal .2.3.2.
c. Posisi mesin uji terkait dengan ketegakan dan kemiringan dari landasan beban
(baseplate)
10. Daftar pemakaian alat-alat di Laboratorium sudah dibuat, tetapi pengisiannya belum
dilakukan dengan konsisten. Hal ini belum memenuhi klausul 6.4.13 sehingga rekam jejak
pemakaian dan kondisi peralatan yang ada kurang terjamin dengan pasti.
11. Perlu penyempurnaan Instruksi Kerja pada percobaan analisa saring dengan menggunakan
ayakan no.200, pengeringan saringan harus dilakukan dengan semburan udara bertekanan,
agar tidak terjadi plak yang menyumbat lubang saringan.
12. Pada saat asesmen dilakukan masih dijumpai adanya perlindungan yang tidak maksimal
untuk alat2 ukur sensitif seperti alat timbang elektronik, yang dalam jangka panjang bisa
mempengaruhi keakuratan pengukuran. Hal ini belum memenuhi point 6.4.3 dimana
dinyatakan bahwa Lab harus memiliki prosedur penanganan, penggunaan dan pemeliharaan
peralatan yang terencana untuk memastikan peralatan berfungsi baik, tercegah dari
kontaminasi dan kerusakan.
13. Dalam penyimpanan peralatan gelas ukur di Lab aspal dan agregat, dijumpai adanya
peralatan yang tidak terkalibrasi tercampur dengan peralatan yang terkalibrasi, termasuk
gelas kelas "A" dan kelas "B". Hal ini belum memenuhi point 6.4.3 dimana dinyatakan bahwa
Lab harus memiliki prosedur penanganan, penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang
terencana untuk memastikan peralatan berfungsi baik, tercegah dari kontaminasi dan
kerusakan.
14. Dalam uji petik laporan data primer untuk percobaan Abrasi Los Angeles belum tercantum
dengan jelas verifikasi terhadap motor penggerak, bola bola baja dan kecepatan putar mesin
tersebut, sesuai SNI 2417:2008, yang menyatakan Uji keausan dengan menggunakan mesin
Los Angeles dapat dilakukan dengan 500 atau 1000 putaran dengan kecepatan 30-33 rpm.
Berat bola 400 gram ± 40 gram. Penempatan alat Los Angeles yang terbuka tanpa bilik kedap
suara akan menyebabkan polusi suara dilingkungannya.
15. Pada saat witness percobaan duktilitas aspal dilakukan, terpantau kecepatan penarikan yang
terjadi adalah 7 cm/menit, hal mana ini melebihi dari kecepatan yang diijinkan sebesar 5
cm/menit sesuai SNI 2432:2011.
16. Terpantau saat asesmen untuk pengujian bahan aspal dan agregat, laboratorium masih
menggunakan standar SNI lama sementara Standar yang lebih baru sudah ada yaitu :
a. Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas
memakai SNI 03-3640-1994, sedangkan ada yang lebih baru yaitu SNI 03-6894-2002.
b. Pengujian berat jenis dan serapan air agregat halus memakai SNI 03-1970-2008,
sedangkan ada yang lebih baru SNI 1970:2016.
c. Pengujian berat jenis dan serapan air agregat kasar memakai SNI 03-1969-2008,
sedangkan ada yang lebih baru SNI 1969:2016.
d. Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan 200 memakai SNI 03-
4142- 1996, sedangkan ada yang lebih baru SNI ASTM C 117:2012.
17. Belum ada aturan dan bukti rekaman kriteria pemasok, daftar pemasok yang dipilih
berdasarkan kriteria tsb, evaluasi, serta pemantauan unjuk kerja pemasok (barang dan jasa).
18. Form kaji ulang permintaan pengujian (BPJN SULTENG/FORM/7.1-001) belum memuat
informasi metode pengujian yang diminta pelanggan untuk dapat diverifikasi kemampuan
laboratorium dalam memenuhi sesuai permintaan pelanggan. Pada form tersebut juga belum
mengakomodir apabila pelanggan meminta pernyataan kesesuaian, bagaimana kesepakatan
atau aturan pengambilan keputusannya. Bukti rekaman implementasi form kaji ulang
permintaan juga belum dapat ditunjukkan. Buku Kendali pengujian belum menguraikan
secara spesifik jumlah sampel pelanggan untuk dapat dikendalikan jumlah seluruh smapel
yang masuk dan pemantauan penyelesaiannya sudah sesuai. Belum ada acuan untuk
perhitungan penyelesaian pengujian untuk tiap sampel. Belum dilakukan evaluasi pencapaian
waktu penyelesaian pengujian sesuai sasaran mutu laboratorium.
19. Instruksi kerja bidang pengujian beton masih belum di sesuaikan dengan metode yang terkini,
diantaranya adalah :
1. Insruksi kerja pengujian kuat tekan beton selinder masih ke SNI 03–1974-1990,
seharusnya ke SNI 1974 : 2011.
2. Insruksi kerja pengujian angka pantul beton keras dengan alat palu beton masih ke SNI
03- 4430-1997 seharusnya ke SNI ASTM C805 :2012
20. Laboratorium telah membuat instruksi kerja bidang pengujian beton, aspal, tanah dan
agreagt, tetapi untuk jenis pengujian berat jenis tanah sesuai SNI 1964 : 2008 dan kadar air
tanah SNI 1965 : 2008, belum dibuat.
21. Metode pengujian bahan lolos saringan No 200 pada Lab aggregat masih mengacu pada SNI
03 4142- 1996, namun pada pelaksanaannya lab sudah menggunakan SNI ASTM C 117
:2012.
22. Tidak ditemuinya Berkas Berita Acara Penyimpanan dan Pemusnahan bahan sampel pasca
pengujian, Hal ini bisa menyebabkan Lab. kehilangan rekam jejak penanganan sampel jika
ada keluhan atau banding dari pelanggan. Hal ini belum memenuhi butir 7.4.1 dimana
dinyatakan Laboratorium mempunyai prosedur terdokumentasi untuk menjaga, menyimpan
atau membuang sampel yang diuji.Hal ini akan beresiko Laboratorium tidak mendapat
informasi lengkap tentang rekam jejak sampel yang diuji.
23. Hasil pengukuran dimensi dan berat benda uji yang dituangkan dalam lembar kerja. belum
disajikan dalam sistem duplo sebagaimana tersurat dalam klausul 7.5.1. dan 7.6.1.
24. Saat asesmen didapati :
1. Pengendalian rekaman data mentah hasil pengujian di lab aspal dan agregat belum
dilakukan dengan konsisten, yaitu kurang adanya kontinuitas pengecekan baik oleh
operator/laborant serta Penyelia sebelum ditandatangani oleh yang bersangkutan,
Disamping itu, penyajian laporan data mentah berpotensi terjadinya penambahan dan
sisipan data yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
2. Penyajian rekaman nilai data akhir masih belum dikoreksi dengan nilai kalibrasi alat yang
digunakan.
25. Laboratorium BPJN-Sulteng belum pernah melakukan Estimasi Perhitungan Ketidakpastian
Pengukuran untuk seluruh parameter uji beton dan tanah yang diajukan untuk akreditasi.
26. Laboratorium belum melakukan penjaminan mutu internal secara reguler untuk seluruh
pengujian, contoh:uji banding antar personil, penggunaan control chart, dll. Selama setahun
terakhir laboratorium belum pernah melakukan pengujian Kadar air sesuai SNI 1965 : 2008
dan berat jenis tanah sesuai SNI 1964 : 2008, karena tidak ada permintaan pengujian dari
pelanggan dan laboratorium tidak berusaha untuk menjaga kompetensinya.
27. Pada laporan uji proficiency dengan Badan LITBANG PUPR tahun 2019, hasil pengujian
analisa saringan agregat halus ( lolos saringan no.16 & no.30) mendapat keterangan
OUTLIER. Namun, laboratorium sampai kini belum melakukan investigasi dan tindak
lanjutnya.
28. Laboratorium menyelenggarakan uji banding mandiri pada tahun 2020 dengan BBPJN
Makassar untuk pengujian aspal, namun belum melakukan evaluasi secara statistik untuk
dapat ditentukan kesimpulan hasil uji bandingnya. Jumlah peserta uji banding hanya 2 lab
peserta belum memenuhi persyaratan dalam KAN U-08 minimal 3 lab peserta Laboratorium
belum memiliki prosedur/acuan/aturan untuk melakukan uji banding/uji profisiensi mandiri
yang memadai dari tahap homogenisasi sampel, jumlah peserta target untuk dapat diolah
datanya, analisa statistik untuk evaluasi hasil serta penetapan kesimpulan hasilnya.
29. Pada pelaporan hasil pengujian kuat tekan beton selinder, LHU No : BM 0302-Bb14/1148
tanggal : 15 September 2021, untuk PT.Wira Karsa Konstruksi, terdapat beberapa ketidak
sesuaian, diantaranya adalah :
1. Mencantumkan faktor koreksi umur, tanpa menuliskan catatan bahwa nilai konversinya
diambil dari acuan PBI’71 pasal.4.1 tabel.4.1.4 atau dari referensi lain.
2. Tidak mencantumkan bentuk pecahan.
3. Tidak disampaikan pernyataan bahwa hasil pengujian hanya terkait untuk contoh yang di
uji.
4. Menghitung rata-rata hasil uji kuat tekan pada umur 7 hari dan 28 hari, yang tidak diatur
pada SNI 1974 : 2011
5. Satuan bidang tekan dengan mm seharusnya mm2 6.Terdapat tanda koma (,) menjadi
titik (.) dan sebaliknya. 7.Umur benda uji beton selinder 8 hari, tetapi pada perhitungan
konversi yang disampaikan pada umur 7 hari
30. Laporan akhir hasil pengujian analisis saringan agregat dalam penyajiannya tidak menghitung
modulus kehalusan sesuai SNI ASTM C 136:2012 Pasal 10.3 dan lampiran B.
31. Laboratorium belum memiliki aturan pengambilan keputusan untuk pelaporan pernyataan
kesesuaian terhadap suatu spesifikasi/standar apabila diminta, dengan memperhitungkan
tingkat resikonya (seperti menerima yang salah dan menolak yang salah dan asumsi statistik).
32. Pada isian daftar induk eksternal (BPJN SULTENG/FORM/8.3-002) masih belum , belum
diidentifikasi secara jelas antara dokumen internal dan eksternal (atau rekaman yang
seharusnya masuk ke daftar pengendalian rekaman), belum memuat seluruh dokumentasi
sistem manajemen yang berlaku (internal) dan dokumen eksternal yang digunakan di lab,
serta status revisi termutakhir yang berlaku di laboratorium. Bukti pelaksanaan kaji ulang
seluruh dokumen secara berkala belum dapat ditunjukkan.
33. Lab belum melakukan pengendalian rekaman sesuai prosedur pengendalian rekaman BPJN
SULTENG/PR-PR/8.4-02. Belum ada identifikasi seluruh rekaman yang disimpan baik
rekaman administrasi, mutu maupun teknis, lokasi penyimpanan termasuk pengaturan
perlindungan kerahasiaan dan akses, penanggung jawab tiap rekaman, cadangan rekaman,
bentuk rekaman, periode penyimpanan rekaman, dan pemusnahan rekaman.
34. Laboratorium belum mengidentifikasi peluang untuk peningkatan secara berkelanjutan,
termasuk tindakan untuk mencapai peluang tersebut Laboratorium belum melakukan evaluasi
pencapaian sasaran mutu setia tahun. Laboratorium belum dapat menunjukkan hasil umpan
balik terhadap pelanggan tahun 2021 serta hasil evaluasinya
35. Hampir pada semua dokumen analisa saringan agregat, penulisan berat "gram" ditulis
dengan "gr". Penulisan ini tidak tepat; (gr sebagai satuan berat berarti "grain" dimana 1 gram
= 15.4324 grain) Hal ini belum sesuai klausul 8.7.1.
36. Hasil audit internal terakhir 20 September 2021 telah ditindaklanjuti, namun bukti perbaikan
audit internal belum direkam sebagai bagian dari rekaman audit internal,
37. Dari hasil rapat kaji ulang manajemen terakhir (21 September 2020) uraian pembahasan
belum disesuaikan dengan agenda minimal yang ditetapkan pada BPJNV SULTENG/PM-
TM/8.9 poin 8.9.2. Uraian hasil rapat belim memuat secara rinci hasil pencapaian Sasaran
mutu tahun 2020 untuk dapat ditetapkan outputnya.

III. KESIMPULAN
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tengah telah menerapkan sistem manajemen
berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2017. Masih ada 37 ketidaksesuaian ketidaksesuaian 35
kategori 2 dan 5 observasi. Dari hasil asesmen persyaratan yang implementasinya perlu
ditingkatkan oleh LPK antara lain di ketidakberpihakan, persyaratan struktur, personil, kondisi
fasilitas dan lingkungan, peralatan, ketertelusuran metrologi, penyedia bahan dan jasa eksternal,
kaji ulang permintaan, tender dan kontrak, pemilihan, verifikasi dan validasi metode, evaluasi
ketidakpastian pengukuran, penanganan barang yang diuji, rekaman teknis, pemastian
keabsahan hasil, pelaporan hasil, pengaduan, pengendalian dokumen, pengendalian rekaman,
tindakan korektif, tindakan untuk mengatasi resiko dan peluang, audit internal dan tinjauan
manajemen.
Dokumentasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai