Disusun Oleh:
Nama : Windi Ratnasari
NIM : 41617310042
Secara umum, sarana dan prasarana yang dimiliki PPISHP DKI Jakarta
adalah sebagai berikut:
1. Gedung Laboratorium Pengujian
Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Mikrobiologi dan
Laboratorium Kimia.
2. Gedung Administrasi
Ruang Tata Usaha, Ruang Petugas Pengambilan Contoh, Ruang Arsip,
Ruang Pengawasan Mutu, Ruang Rapat, Ruang Ka. Sie Pengujian,
Ruang Manajer Mutu, Ruang Ka. Subag TU.
3. Sarana Penunjang
Listrik, Air, Instalasi Pengolahan Limbah, Generator Set, Telepon,
Faksimili, Internet dan lain-lain.
4. Peralatan Pengujian
AAS-Graphite Furnace, Spektofluorometer,AAS-Hydride
System,AAS-Flamephotometer, HPLC detector UV-VIS, HPLC-
detector fluorescence, LC-MS, LC-MSMS, Direct Mercury Analyzer,
ELISA Reader, PCR, Crystal ID, Spektrophotometer dan lain-lain.
5. Kendaraan Operasional
Kendaraan oprasional berupa kendaraan roda 2 dan roda 4.
2. Kimia
Ruang lingkup parameter pengujian yang sudah diakreditasi untuk
pengujian kimia pada produk perikanan tersaji dalam Tabel 2.2
sebagai berikut:
3. Organoleptik
Ruang lingkup parameter pengujian yang sudah diakreditasi untuk
pengujian organoleptic yang sudah diakreditasi untuk produk
perikanan tersaji dalam Tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Ruang Lingkup Parameter Pengujian Organoleptik
No. Pengujian Prosedur
MANAJER PUNCAK
Ka. PPISHP
MANAJER MUTU
Ka. Seksi Pengawasan dan
Pengendalian Ssitem Mutu
PETUGAS PENYELIA
KERUMAHTANGAAN MIKROBIOLOGI
PENYELIA
PETUGAS PENERIMA ORGANOLEPTIK
CONTOH
PETUGAS PENGETIKAN
INSPEKTUR MUTU
3.3.1 Fishbone
Fishbone Analysis atau yang sering disebut juga Cause Effect Diagram
merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan
masalah yang ada dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan
dalam sebuah diagram yang terlihat seperti tulang ikan.
Gambar 3.1 Kerangka Fishbone
4.1.3. Prosedur
Prosedur pengujian kadar air mengacu pada (Standar Nasional Indonesia,
2006) untuk pengujian ikan dan produk perikanan lainnya sebagaimana seperti
berikut :
a) Kondisikan oven pada suhu yang akan digunakan hingga mencapai kondisi
stabil.
b) Masukkan cawan kosong ke dalam oven minimal 2 jam.
c) Pindahkan cawan kosong ke dalam desikator sekitar 30 menit sampai
mencapai suhu ruang dan timbang bobot kosong (Ag).
d) Timbang contoh yang telah dihaluskan sebanyak ±2g ke dalam cawan (Bg).
e) Masukkan cawan yang telah diisi dengan contoh ke dalam oven
vakum pada suhu 95ºC - 100ºC, dengan tekanan udara tidak lebih dari 100
mmHg selama 5 jam atau masukkan ke dalam oven tidak vakum pada suhu
105ºC selama 16 jam – 24 jam.
f) Pindahkan cawan dengan menggunakan alat penjepit ke dalam desikator
selama ±30 menit kemudian ditimbang (Cg).
g) Lakukan pengujian minimal duplo (dua kali)
4.1.4. Perhitungan
Was−War
% kadar air = x 100
Was−Wa
Dengan:
Wa adalah berat cawan kosong dinyatakan dalam g;
Was adalah berat cawan + contoh awal, dinyatakan dalam g;
War adalah berat cawan + contoh kering, dinyatakan dalam g.
4.2 Peta Proses Operasi
Cawan porselen Sampel ikan
02:00:00
Mengkonstankan
Oven
0-1 cawan
00:30:00 00:05:00
Menunggu hingga
Talenan 0-2 Mencacah Ikan
Desikator D-1 mencapai suhu
ruang
00:02:00 Menimbang
0-3
Neraca cawan kosong
00:06:00 Menimbang
Neraca 0-4 sampel ikan
I-S
4.3 Pengolahan Data
4.3.1 Data Pengujian
Labolatorium kimia pada UPT PPISHP memiliki data pengujian kadar air
sebagai berikut:
Nilai error
pengujian kadar air
Neraca
Kalibrasi
Kalibrasi
Cara kerja
Oven
Mesin Metode
o o
Sertifikat o
4 Oven 105,00 C 1,1 C 1,96 0,561224 C
Kalibrasi
Pengulangan
5 Presisi 7,95 % 0,0212 % 1,4142 0,015058 %
pengujian
(Sumber: Pengolahan Data)
Pada tabel diatas bahwa komponen wa, was dan war merupakan data
penggunaan neraca yang dilakukan dan penjabarannya telah tertera pada
perhitungan kadar air.
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian dan pembahasan mengenai ketidakpastian pengujian pada
pengujian kadar air yang telah dilakukan di PPISHP dapat diambil beberapa
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Setelah melakukan analisa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil ketidakpastian pengujian menggunakan fishbone didapat
beberapa faktor yaitu:
a. Man
• Kepresisian pengujian
b. Mechine
• Neraca
• Oven
c. Metode
• Cara kerja
d. Material
• Penyimpanan material yang sesuai dengan kondisi
sampel
2. Setelah menghitung nilai ketidakpastin pengujian didapat 0.095%
untuk pengujian kadar air menggunakan data kalibrasi alat pada tahun
2022.
3. Mendapatkan usulan perbaikan pada penulisan hasil kadar air pada
sertifkat seperti
%H2O = (7,95 ± 0,095 )%
pada tinggkat keperayaan (P) 95% dan faktor cakupan (k) 2.
5.2 Saran
1. Nilai ketidakpastian beracuan pada sertifikat kalibrasi alat, sehingga
alat harus dilakibrasi dengan perusahan kalibrasi yang sudah
terakreditasi dan dilakukan minimal 1 tahun sekali.
2. Analis pengujian yang melakukan pengujian diwajibkan telah
mengukuti pelatihan parameter pengujian yang akan di uji dan telah
mendapatkan sertifikasi keahlian analis kimia.
3. Metode yang digunakan dalam pengujian telah terverifikasi dengan
acuan SNI atau standarisasi lainnya yang mencakup jenis pengujian
yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Faridah, D. N., Erawan, D., Sutriah, K., Hadi, A., & Budiantari , F. (2018).
Implementasi SNI ISO/IEC 17025:2017 Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Ariani, D. W. (2021). Manajemen Kualitas. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Hadi, A. (2007). Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025:2005. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Montgomery, D. C. (2009). Introduction to Statistical Quality Control (6th
Edition). John Wiley & Sons.
Murnawan, H., & Mustofa. (2014). Perencanaan Produktivitas Kerja Dari Hasil
Evaluasi Produktivitas Dengan Metode Fishbone Di Perusahaan
Percetakan Kemasan PT. X. Jurnal Teknik Industri HEURISTIC Vol 11
No 1.
Purnomo, H. (2004). Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
SNI ISO/IEC 17025:2008. (2008). Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium
Pengujian Dan Laboratorium Kalibrasi (pp. 1-52). Badan Standarisasi
Nasional.
Standar Nasional Indonesia. (2006). SNI 01-2354.2-2006 Penentuan Kadar Air
Produk Perikanan.
Supriyadi, E. (2021). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Statistical
Process Control (SPC). Tangerang Selatan: Pascal Books.
Wibisono, D. (2013). How To Creat A World Company. Gramedia Pustaka
Utama.