Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN UNIT LABORATORIUM

Halaman
No. Dokumen No Revisi : 0
RSIA Pura Raharja 1-5
Ditetapkan

Standar Prosedur Tanggal terbit:


Operasional
drg. Retnowati H.MM
Direktur
Pengertian Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan Unit
Laboratorium, dengan tujuan untuk menerapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta penyampaian hasil – hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan
Tujuan 1. Memastikan bahwa regulasi dan pedoman Rumah Sakit yang berlaku pada
Unit Laboratorium telah dipahami dan diimplementasikan secara konsisten
di setiap fungsi dan level sesuai area tanggung jawab unit kerja.
2. Memastikan bahwa kinerja Unit Laboratorium dapat ditingkatkan melalui
supervisi dan rekomendasi yang terukur dan aplikatif sebagai bagian dari
program pengembangan berkelanjutan Rumah Sakit.
3. Mendorong peran serta aktif karyawan pada Unit Laboratorium untuk
dapat menjadi bagian dari indikator keberhasilan tim Unit Laboratorium.
Kebijakan Surat Keputusan Direktur Nomor 437A.B/DIR-RSPR/XI/2010 tanggal
15 Nopember 2019, tentang Pemberlakuan Pedoman Kerja Satuan
Pemeriksa Internal di RSIA Pura Raharja.
Prosedur 1. Perencanaan Pemeriksaan
1.1 Kepala Bagian SPI mengusulkan jadwal kegiatan pemeriksaan Unit
Laboratorium kepada Direktur untuk disetujui.
1.2 Direktur memberikan disposisi dan surat tugas kepada Pemeriksa
untuk menjalankan pemeriksaan pada Unit Laboratorium.
1.3 Pemeriksa melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan atasannya
guna memastikan jadwal kegiatan yang dimaksud dapat diikuti
sesuai disposisi Direktur.
1.4 Pemeriksa memberikan daftar kebutuhan informasi berkitan dengan
kegiatan pemeriksaan Unit Laboratorium, yaitu:
a. Jadwal pemeriksaan
b. Dokumen regulasi yang berlaku di Unit Laboratorium
c. Catatan atau rekaman kinerja Unit Laboratorium
1.5 Unit Laboratorium menyiapkan dokumen dan catatan yang
diperlukan dalam proses pemeriksaan.

2. Pelaksanaan Pemeriksaan
2.1 Pemeriksa memberikan briefing awal dalam opening meeting kepada
terperiksa dan atasannya untuk memastikan bahwa detail kegiatan
pemeriksaan telah dipahami.
2.2 Pemeriksa yang ditunjuk menjelaskan kepada atasannya mengenai
lembar kerja dan panduan pemeriksaan yang akan dijalankan
2.3. Penanggungjawab Laboratorium menjelaskan lingkup area kerja
Unit Laboratorium yang meliputi;
a. Regulasi, perijinan dan pedoman yang berlaku di Unit
Laboratorium
b. Proses pelayanan Rawat Jalan
c. Proses pelayanan Rawat Inap
d. Proses pelayanan UGD
e. Proses pembacaan dan cetak hasil pemeriksaan
f. Proses kaliberasi alat
g. Proses pelaksanaan PMI
h. Proses pelaksanaan PME
i. Proses pelaporan pemeriksaan CITO
j. Proses pelaporan hasil kritis
k. Proses penanganan keluhan di Unit Laboratorium
2.4 Pemeriksa melakukan observasi kegiatan Unit Laboratorium bersama
Penanggungjawab Laboratorium dan petugas lapangan yang
ditunjuk.
2.5 Pemeriksa wajib mencatat regulasi, peraturan atau SPO, SPM,
regulasi PME dan PMI yang berlaku di Unit Laboratorium yang
menjadi acuan kegiatan.
2.6 Pemeriksa melakukan tinjauan dokumen, analisa data dan wawancara
langsung dengan petugas untuk mengukur kesesuian kegiatan sesuai
lingkup Unit Laboratorium.
2.7 Apabila dibutuhkan penelusuran dokumen dan data dengan unit
terkait lainnya, Pemeriksa wajib menginformasikan kepada
atasannya pada unit terkait tersebut.
2.8 Penelusuran dokumen dan data pada unit terkait bukan merupakan
merupakan obyek pemeriksaan pada unit tersebut namun masih
masuk dalam lingkup Unit Laboratorium.
2.9 Pemeriksa dapat mencatat temuan lapangan terkait hasil pemeriksaan
dalam 3 kriteria:
a. Kriteria Observasi atau Saran, merupakan jenis temuan yang
bersifat masukan kepada unit terkait guna menyempurnakan
sistem atau pedoman yang telah ada agar lebih efektif dan
efisien. Pada kriteria ini unit terkait tidak wajib untuk memenuhi
namun harus dapat memastikan bahwa sistem yang sudah ada
dapat terpelihara implementasinya dengan baik.
b. Kriteria Temuan Minor, yaitu terjadi penyimpangan
implementasi terhadap regulasi, pedoman atau SPO yang
berlaku sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan,
ketidaksesuaian atau kerugian yang bersifat sementara atau
insidental. Ketidaksesuaian tersebut tidak berdampak meluas
atau berulang.

c. Kriteria Temuan Mayor, yaitu terjadi penyimpangan


implementasi terhadap regulasi, pedoman atau SPO yang
berlaku sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan,
ketidaksesuaian atau kerugian yang bersifat masif, berulang atau
besar. Ketidaksesuaian tersebut dapat berdampak hingga
terjadinya berhentinya pelyananan, operasional unit kerja atau
rumah sakit.
2.10 Pemeriksa melaporkan detail laporan harian pemeriksaan kepada
Kepala Bagian SPI sesuai form nomor 1 Laporan Harian
Observasi.
2.11 Pemeriksa membuat berita acara hasil pemeriksaan secara
keseluruhan dalam form 2 Laporan Hasil Pemeriksaan.
2.12 Form Laporan Hasil Pemeriksaan berisi tentang temuan – temuan
hasil tinjauan lapangan, dokumen, data dan hasil wawancara yang
diperoleh selama pemeriksaan berikut rekomendasi yang diberikan
oleh Pemeriksa.
2.13 Diskusi hasil pemeriksaan
2.14 Form Laporan Hasil Pemeriksaan ditandatangani oleh Pemeriksa,
atasannya Terkait dan Kepala SPI.

3. Rencana Perbaikan dan Tindak Lanjut


3.1 Kepala SPI menyerahkan form Laporan Hasil Pemeriksaan kepada
Direktur.
3.2 Direktur memberikan disposisi kepada Unit Laboratorium untuk
menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan tersebut sesuai dengan
jadwal yang disepakati.
3.3 Bagian SPI melakukan monitoring dan evaluasi pemenuhan
rekomendasi minimal setiap seminggu sekali.
3.4 Pemeriksa yang bertanggung jawab atas kegiatan pemeriksaan tersebut
membuat laporan progres perbaikan kepada Kepala SPI dalam laporan
bulanan SPI.

3.5 Kepala SPI membuat rangkuman seluruh hasil monitoring dan


evaluasi seluruh bagian terkait dalam laporan bulanan SPI.
Unit Terkait Seluruh Kepala Bagian

Anda mungkin juga menyukai