Halaman
No. Dokumen No Revisi : 0
RSIA Pura Raharja 1-5
Ditetapkan
2. Pelaksanaan Pemeriksaan
2.1 Pemeriksa memberikan briefing awal dalam opening meeting kepada
terperiksa dan atasannya untuk memastikan bahwa detail kegiatan
pemeriksaan telah dipahami.
2.2 Pemeriksa yang ditunjuk menjelaskan kepada atasannya mengenai
lembar kerja dan panduan pemeriksaan yang akan dijalankan
2.3. Penanggungjawab Laboratorium menjelaskan lingkup area kerja
Unit Laboratorium yang meliputi;
a. Regulasi, perijinan dan pedoman yang berlaku di Unit
Laboratorium
b. Proses pelayanan Rawat Jalan
c. Proses pelayanan Rawat Inap
d. Proses pelayanan UGD
e. Proses pembacaan dan cetak hasil pemeriksaan
f. Proses kaliberasi alat
g. Proses pelaksanaan PMI
h. Proses pelaksanaan PME
i. Proses pelaporan pemeriksaan CITO
j. Proses pelaporan hasil kritis
k. Proses penanganan keluhan di Unit Laboratorium
2.4 Pemeriksa melakukan observasi kegiatan Unit Laboratorium bersama
Penanggungjawab Laboratorium dan petugas lapangan yang
ditunjuk.
2.5 Pemeriksa wajib mencatat regulasi, peraturan atau SPO, SPM,
regulasi PME dan PMI yang berlaku di Unit Laboratorium yang
menjadi acuan kegiatan.
2.6 Pemeriksa melakukan tinjauan dokumen, analisa data dan wawancara
langsung dengan petugas untuk mengukur kesesuian kegiatan sesuai
lingkup Unit Laboratorium.
2.7 Apabila dibutuhkan penelusuran dokumen dan data dengan unit
terkait lainnya, Pemeriksa wajib menginformasikan kepada
atasannya pada unit terkait tersebut.
2.8 Penelusuran dokumen dan data pada unit terkait bukan merupakan
merupakan obyek pemeriksaan pada unit tersebut namun masih
masuk dalam lingkup Unit Laboratorium.
2.9 Pemeriksa dapat mencatat temuan lapangan terkait hasil pemeriksaan
dalam 3 kriteria:
a. Kriteria Observasi atau Saran, merupakan jenis temuan yang
bersifat masukan kepada unit terkait guna menyempurnakan
sistem atau pedoman yang telah ada agar lebih efektif dan
efisien. Pada kriteria ini unit terkait tidak wajib untuk memenuhi
namun harus dapat memastikan bahwa sistem yang sudah ada
dapat terpelihara implementasinya dengan baik.
b. Kriteria Temuan Minor, yaitu terjadi penyimpangan
implementasi terhadap regulasi, pedoman atau SPO yang
berlaku sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan,
ketidaksesuaian atau kerugian yang bersifat sementara atau
insidental. Ketidaksesuaian tersebut tidak berdampak meluas
atau berulang.