(SKP)
BIMBINGAN SNARS EDISI 1.1.
PAKET 3 :
SKP-HPK-KKS-PKPO
Jimmy E Kalesaran
Surveior Manajemen
Tentang mutu
dan keselamatan
pasien
Ko = Konfirmasi
(R) = Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan
yang disusun oleh rumah sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur
(SPO), pedoman, panduan, peraturan Direktur rumah sakit, keputusan
Penjelasan R – D – O – W – S – KO
Direktur rumah sakit dan atau program
(D) = Dokumen, yang dimaksud dengan dokumen adalah bukti proses
kegiatan
atau pelayanan yang dapat berbentuk berkas rekam medis, laporan dan
atau notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti
(O) = dokumen
Observasi,pelaksanaan kegiatan
yang dimaksud lainnya.
dengan observasi adalah bukti kegiatan yang
didapatkan berdasarkan hasil penglihatan/observasi yang dilakukan
oleh
(S) = surveior.
Simulasi, yang dimaksud dengan simulasi adalah peragaaan
kegiatan
yang dilakukan oleh staf rumah sakit yang diminta oleh surveior.
(W) = Wawancara, yang dimaksud dengan wawancara adalah kegiatan
tanya
jawab yang dilakukan oleh surveior yang ditujukan kepada
pemilik/representasi pemilik, direktur rumah sakit, pimpinan rumah
sakit, profesional pemberi asuhan (PPA), staf klinis, staf non klinis,
pasien,
keluarga, tenaga kontrak d a n l a i n - la in. Wawancara juga
16 N o vem b e r 20 1 7
KO = KONFIRMASI
dilakukan sebagai Bentuk Konfirmasi untuk Menilai akurasi Dokumen (D)
(R) = Surveior agar menelusuri regulasi yang sudah disusun rumah
sakit.
Bila pada EP disebutkan regulasi meliputi/terdiri dari a) sampai
........ atau 1) sampai ........, maka untuk menilai kelengkapan
regulasi tersebut, surveior agar melihat yang ada pada maksud
dan tujuan.
Bila kolom telusur tertulis regulasi tentang ...... maka regulasi
yang ditelusuri tidak harus semua regulasi harus ada atau TIDAK
HARUS ada kebijakan, ada pedoman, ada panduan, ada SPO dan
ada program TETAPI dapat salah satu atau lebih, yang perlu
diperhatikan oleh surveior adalah isi dari regulasi harus mengacu
yang ada di maksud dan tujuan dan peraturan-perundang-
undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis pedoman tentang ....., maka
regulasi yang ditelusuri adalah berbentuk pedoman. Untuk
mengetahui isi pedoman yang benar, surveior agar melihat
maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan
terkait.
16 November 2017
(R) = Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pengorganisasian .....,
maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman
pengorganisasian. Untuk mengetahui isi pedoman
pengorganisasian yang benar, surveior agar melihat maksud dan
tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pelayanan ....., maka
regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pelayanan.
Untuk mengetahui isi pedoman pelayanan yang benar, surveior
agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-
undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis program ....., maka regulasi yang
ditelusuri, adalah berbentuk program. Untuk mengetahui isi
program yang benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan
dan peraturan-perundangan-undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis struktur organisasi ........, maka
regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk bagan organisasi yang
dilengkapi dengan uraian tugas dan wewenang.
16 November 2017
Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh
Kepala/Direktur RS merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh: penanggung jawab
maupun pelaksana.
Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun
pedoman/panduan dan standar prosedur operasional
(SPO) yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam
pelaksanaan Kegiatan di Rumah
Sakit/Puskesmas/Klinik/Praktik Mandiri.
KRITERIA REGULASI
SKORE 10
16 November 2017
(D) = Surveior agar menelusuri bukti-bukti pelaksanaan proses
kegiatan/pelayanan sesuai yang dipersyaratkan pada elemen penilaian,
yang dapat berupa bukti-bukti sebagai berikut :
o Bukti tentang …..
o Bukti pelaksanaan pelatihan tentang:
TOR, Undangan, daftar hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat
16 November 2017
(D) = Surveior agar menelusuri bukti-bukti pelaksanaan proses
kegiatan/pelayanan
o Bukti pelaksanaan orientasi umum:
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan,
mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
o Bukti materi tentang …
o Bukti laporan tentang …
o Bukti tentang ……, berupa a.l. ………..
o Bukti sertifikat
o Bukti supervisi:
o Bukti form check list (ceklis)
o Bukti pelaksanaan supervise
16 November 2017
(S) = Untuk mendapatkan bukti bahwa staf rumah sakit sudah dapat
melaksanakan kegiatan atau pelayanan sesuai dengan regulasi
maka surveior dapat meminta staf rumah sakit untuk
memeragakan proses kegiatan/pelayanan dengan mengacu
persyaratan yang ada di EP.
16 November 2017
Pengamatan negative tunggal tidak selalu mengahalagi
perolehan Skor “ TERPENUHI LENGKAP”
Artinya :
Pada Saat Survei, surveyor mendapatkan sesuatu yang tidak
memenuhi standar , misalnya ada temuan pembuangan
sampah medis yang tidak pada tempatnya, bukan berarti
Pengelolaan Sampah Medis langsung tidak lulus, atau ada
temuan 1 perawat melakukan simulasi HH tidak sesuai
Standar bukan berarti penilaian untuk Elemen penilaian cuci
tangan tidak lulus; KARENA PEMBERIAN SKOR ATAS DASAR
PROPORSI”
16 November 2017
1. Pemberian skoring
• Setiap Elemen Penilaian (EP) diberi skor 0 atau 5 atau
10, sesuai pemenuhan RS pada elemen penilaian (EP)
Standar SKP 1
• Ada 2 (dua) maksud dan tujuan standar ini: pertama, memastikan ketepatan
pasien yang akan menerima layanan atau tindakan dan kedua, untuk
menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien.
Maksud dan Tujuan SKP
•1Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit mengharuskan terdapat
paling sedikit 2 (dua) dari 4 (empat) bentuk identifikasi, yaitu nama pasien,
tanggal lahir, nomor rekam medik, nomor induk kependudukan atau bentuk
lainnya (misalnya, barcode/QR code). Nomor kamar pasien tidak dapat
digunakan untuk identifikasi pasien. Dua (2) bentuk identifikasi ini digunakan
di semua area layanan rumah sakit seperti di rawat jalan, rawat inap, unit
darurat, kamar operasi, unit layanan diagnostik, dan lainnya.
• Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait
intervensi kepada pasien. Misalnya, identifikasi pasien dilakukan sebelum
memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis,
pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan identifikasi
terhadap pasien koma.
Elemen penilaian SKP 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang pelaksanaan 10 TL
pelaksanaan identifikasi pasien. (R) identifikasi pasien - -
0 TT
2. Identifikasi pasien dilakukan D Bukti pelaksanaan tentang identitas pasien pada 10 TL
semua berkas rekam medis, identitas pasien
dengan menggunakan minimal tercetak dengan minimal menggunakan 2 (dua) 5 T
2 (dua) identitas dan tidak dari 4 (empat) identitas: 0 S
boleh T
T
menggunakan nomor kamar pasien 1) nama pasien sesuai KTP-el
2) tanggal lahir
atau lokasi pasien dirawat sesuai 3) nomor rekam medis
dengan regulasi rumah sakit. (D,O,W) O 4) nomor induk kependudukan
Peragaan pelaksanaan
identifikasi pasien 7
MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Standar SKP 2
W DPJP
PPJA/Staf Perawat
Staf klinis lainnya
S
Peragaan penyampaian hasil
pemeriksaan diagnostik 1
6
Standar SKP
2.1
Rumah sakit menetapkan regulasi
untuk proses pelaporan hasil
pemeriksaaan diagnostik kritis.
Elemen penilaian SKP 2.1 Telusur Skor
DPJP
PPJA/Staf perawat
S Staf klinis lainnya
Standar SKP 3
• Kesalahan dapat terjadi jika petugas tidak memperoleh orientasi cukup baik
di unit perawatan pasien dan apabila perawat tidak memperoleh orientasi
atau saat keadaan darurat. Cara paling efektif untuk
cukup ata
menghilangkan
mengurangi kejadian ini adalah dengan menetapkan u
mengelola
proses obat yang perlu diwaspadai (high alert untu
memindahkan
medication) elektrolit konsentrat dari area layanan perawatan pasien k
ke unit farmasi (lihat juga PKPO 3.2). d
an
Maksud dan Tujuan SKP
•3Rumah sakit membuat daftar semua obat high alert dengan
menggunakan informasi atau data yang terkait penggunaan obat di
dalam rumah sakit, data tentang “kejadian yang tidak diharapkan”
(adverse event) atau “kejadian nyaris cedera” (near miss) termasuk
risiko terjadi salah pengertian tentang Nama Obat Rupa Ucapan
Mirip (NORUM). Informasi dari kepustakaan seperti dari Institute
for Safe Medication Practices (ISMP), Kementerian Kesehatan, dan
lainnya. Obat-obat ini dikelola sedemikian rupa untuk menghindari
kekuranghati-hatian dala menyimpan, menata da
menggunakannya m administrasiny , contoh n
memberi label atautermasuk
petunjuk a, cara menggunakan denga
dengan
tentang benar pada obat-obat high obat n
alert.
Maksud dan Tujuan SKP
•3Untuk meningkatkan keamanan obat perlu
diwaspadai,
yang rumah sakit perlu
spesifik dari setiap obat dengan tetap memperhatikan
menetapkan risik
aspek peresepan, menyimpan, menyiapkan, o
mencatat, menggunakan, serta monitoringnya. Obat
high alert harus disimpan di instalasi farmasi. Bila
rumah sakit ingin menyimpan di luar lokasi tersebut,
disarankan disimpan di unit/depo farmasi yang
berada di bawah tanggung jawab apoteker.
Elemen penilaian SKP 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang obat yang 10 TL
penyediaan, penyimpanan, perlu di waspadai - -
penataan, penyiapan, dan T
penggunaan obat yang perlu 0 T
di waspadai (R)
2. Rumah sakit D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL
mengimplementasikan regulasi penyediaan, penyimpanan, 5 TS
yang telah dibuat (D,W) penataan, penyiapan, dan 0 TT
penggunaan obat yang perlu
diwaspadai
W Apoteker/TTK
PPJA dan staf perawat
Staf klinis 30
Elemen penilaian SKP 3 Telusur Skor
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat D Bukti tentang daftar obat yang perlu 10 TL
yang perlu diwaspadai, yang disusun diwaspadai. 5 T
berdasar data spesifik sesuai kebijakan dan 0 S
prosedur (D,O,W) O Lihat pelaksanaan penggunaan daftar obat T
di unit terkait T
W PPA
Staf unit pelayanan (Apoteker/TTK)
Staf klinis
4. Tempat penyimpanan, pelabelan, D Bukti tentang daftar obat yang perlu 10 TL
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai, diwaspadai di tempat penyimpanan obat. 5 TS
termasuk obat “look-alike/sound-alike” semua 0 TT
diatur di tempat aman (D,O,W) O Lihat pelaksanaan tempat penyimpanan
obat yang perlu diwaspadai
PPA
Staf unit pelayanan (Apoteker/TTK)
W
31
Standar SKP
3.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
melaksanakan proses mengelola penggunaan
elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan
konsetrasi tertentu.
Elemen penilaian SKP 3.1 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang pengelolaan elektrolit 10 TL
regulasi untuk konsentrat dan elektrolit dengan - -
melaksanakan proses konsetrasi tertentu T
mencegah kekurang 0 T
hati-hatian dalam mengelola
elektrolit konsentrat dan
elektrolit dengan konsetrasi
tertentu. (R)
2. Elektrolit konsentrat dan D Bukti tentang daftar elektrolit konsentrat 10 TL
dan
elektrolit dengan konsetrasi elektrolit dengan konsetrasi tertentu di 5 TS
tertentu hanya tersedia di semua tempat penyimpanan yang 0 TT
instalasi farmasi/depo farmasi. diperbolehkan
(D,O,W) O
Lihat pelaksanaan tempat penyimpanan
PPA
W
TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,
TEPAT-PASIEN YANG MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR
Standar SKP
4
Rumah sakit menetapkan untu
melaksanakan
regulasi proses k
Lokasi, Tepat-Prosedur dan Tepat-PasienTepat
memastikan yang
menjalani tindakan dan prosedur. -
Maksud dan Tujuan SKP
4alah-Lokasi, Salah-Prosedur, dan Salah-Pasien yang menjalani tindakan serta
S
prosedur merupakan kejadian sangat mengkhawatirkan dan dapat terjadi.
Kesalahan ini terjadi antara lain akibat
1) komunikasi yang tidak efektif dan tidak adekuat antaranggota tim;
2) tidak ada keterlibatan pasien untuk memastikanketepatan lokasi
operasi dan tidak ada prosedur untuk verifikasi;
3) asesmen pasien tidak lengkap;
4) catatan rekam medik tidak lengkap;
5) budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antaranggota tim;
6) masalah yang terkait dengan tulisan yang tidak terbaca, tidak jelas, dan
tidak lengkap;
7) penggunaan singkatan yang tidak terstandardisasi dan dilarang.
Maksud dan Tujuan SKP
•4Tindakan bedah dan prosedur invasif memuat semua prosedur investigasi
dan atau memeriksa penyakit serta kelainan dari tubuh manusia melalui
mengangkat,
mengiris, memindahkan, mengubah atau memasukkan alat
laparaskopi/endoskopike dalam tubuh untuk keperluan dan
diagnostik terapeutik.
DPJP
Pasien/keluarga
42
Standar SKP
4.1
Rumah sakit melaksanakan prosedur bedah yang aman
dengan menggunakan “surgical safety check list”
Safety
(WHO terkini) serta
terlaksananya
Checklist Time- memastikan di
sebelum
proses operasi out untuk kamar
memastikan
operasi
Lokasi,
dimulai, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasienyang
Tepat-
tindakan dan menjalani
Elemen penilaian SKP 4.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang penggunaan surgical 10 TL
pengunaan safety check list untuk prosedur - -
“surgical safety check list” (WHO bedah aman T
Safety Checklist terkini) untuk 0 T
prosedur bedah aman. (R)
2. Sebelum operasi atau D Bukti pelaksanaan tentang form 10 TL
tindakan surgical safety check list 5 T
invasif dilakukan, rumah sakit 0 S
menyediakan “check list“ atau proses O Lihat form surgical safety check list T
lain untuk mencatat, apakah untuk mencatat T
informed consent sudah benar dan
lengkap, apakah tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien sudah
terindentifikasi, apakah semua
dokumen dan peralatan yang
dibutuhkan sudah siap tersedia
dengan lengkap dan berfungsi 44
dengan baik. (D,O)
Elemen penilaian SKP 4.1 Telusur Skor
3. Rumah sakit D Bukti tentang hasil pelaksanaan Time- 10 TL
menggunakan Out 5 T
Komponen Time-Out terdiri dari 0 S
identifikasi Tepat- O Lihat pelaksanaan Time -Out T
Pasien,Tepat Prosedur dan tepat T
Lokasi, persetujuan atas operasi dan W DPJP
konfirmasi bahwa proses verifikasi Tim operasi
sudah lengkap dilakukan. (D,O,W,S)
S Peragaan proses time-out
4. Rumah sakit menggunakan D Bukti pelaksanaan Time-Out di luar 10 TL
ketentuan yang sama tentang Tepat- kamar operasi 5 T
Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat- 0 S
Pasien, Jika operasi dilakukan, O Lihat form terkait Tepat-Lokasi, Tepat- T
termasuk prosedur tindakan medis Prosedur, Tepat-Pasien T
dan gigi, di luar kamar operasi.
(D,O,W) DPJP
45
DIKURANGINYA RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Standar SKP
5
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk
menggunakan dan melaksanakan “evidence-
based hand hygiene guidelines” untuk
menurunkan risiko infeksi terkait layanan
kesehatan.
Maksud dan Tujuan SKP 5
• Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan
sebuah tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan.
Kenaikan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan
menjadi keprihatinan bagi pasien dan petugas
kesehatan. Secara umum, infeksi terkait pelayanan
kesehatan terjadi di semua unit layanan kesehatan,
termasu infeksi saluran kencing disebabkan oleh
k infeksi pembuluh/aliran darah
kateter, terkait
pemasangan infus baik perifer maupun sentral,
dan infeksi paru-paru terkait penggunaan ventilator.
Maksud dan Tujuan SKP 5
• Upaya terpenting menghilangkan masalah infeksi
ini dan infeksi lainnya adalah dengan menjaga
kebersihan
tangan melalui cuci tangan. Pedoman
kebersihan tangan tersedia dari World
hygiene(hand
Organization ) Health
pedoman kebersihan
(WHO). tangan
Rumah(handsakit hygiene) dari
WHO ini untuk dipublikasikan di seluruh rumah sakit.
mengadopsi
Staf diberi pelatihan bagaimana melakukan cuci
tangan dengan benar dan prosedur menggunakan
sabun, disinfektan, serta handuk sekali pakai (towel),
tersedia di lokasi sesuai dengan pedoman (lihat juga
Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang kebersihan 10 TL
pedoman kebersihan tangan tangan (hand hygiene) - -
(hand hygiene) yang mengacu 0 TT
pada standar WHO terkini (lihat
juga PPI 9 EP 1). (R)
49
Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
3. Staf rumah sakit dapat O Lihat pelaksanaan cuci tangan di 10 TL
melakukan cuci tangan sesuai seluruh rumah sakit 5 T
dengan prosedur. (lihat juga 0 S
PPI 9 EP 3). (W,O,S) W Staf RS T
T
Peragaan cuci tangan
S
4. Ada bukti staf melaksanakan W Staf RS 10 TL
lima saat cuci tangan. (W,O,S) 5 T
O Lihat pelaksanaan fasilitas 0 S
untuk cuci tangan (1 tempat T
tidur satu handrub), lihat T
kepatuhan staf pada lima saat
cuci tangan.
Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
5. Prosedur disinfeksi di rumah W Staf RS 10 TL
sakit dilakukan sesuai 5 T
dengan regulasi. (lihat juga O Lihat pelaksanaan fasilitas 0 S
PPI 9 EP 1 dan EP 3). (W,O) untuk disinfeksi dan T
pelaksanaan disinfeksi T
Standar SKP 6
• Contoh situasional risiko adalah jika pasien yang datang ke unit rawat jalan
dengan ambulans dari fasilitas rawat inap lainnya untuk pemeriksaan
radiologi. Pasien ini berisiko jatuh waktu dipindah dari brankar ke meja
periksa radiologi, atau waktu berubah posisi sewaktu berada di meja
sempit tempat periksa radiologi.
Maksud dan Tujuan SKP
6
• Lokasi spesifik dapat menyebabkan risiko jatuh bertambah karena
layanan yang diberikan. Misalnya, terapi fisik (rawat jalan dan
rawat inap) memiliki banyak peralatan spesifik digunakan pasien
yang dapat menambah risiko pasien jatuh seperti parallel bars,
free standing staircases, dan peralatan lain untuk latihan.