(O) = Untuk mendapatkan bukti pelaksanaan kegiatan atau pelayanan sudah sesuai dengan regulasi
maka surveior dapat melihat atau melakukan observasi proses kegiatan atau pelayanan.
Observasi ini dapat juga merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan, bisa juga
dipergunakan untuk memvalidasi dokumen hasil audit/supervisi. Misalnya : hasil audit hand
hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene dengan
menggunakan sampel, dari hasil observasi tersebut berapa kepatuhan RS dapat diketahui. Misal
dari 10 sampel hanya 5
orang yang melakukan hand hygiene dengan benar.
(S) = Untuk mendapatkan bukti bahwa staf rumah sakit sudah dapat melaksanakan kegiatan atau
pelayanan sesuai dengan regulasi maka surveior dapat meminta staf rumah sakit untuk
memeragakan proses kegiatan/pelayanan dengan mengacu persyaratan yang ada di EP.
Meminta staf RS untuk memeragakan kegiatan/ pelayanan dapat juga merupakan cross check
bukti pelaksanaan kegiatan atau bukti staf RS sudah mengikuti pelatihan sehingga mampu
memperagakan kegiatan tersebut, misalnya simulasi penggunaan APAR. Simulasi juga dapat
dipergunakan untuk mengetahui apakah pelatihan sudah dilaksanakan dengan benar. Misalnya :
hasil audit hand
hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene,
SKOR
Pada kolom skor tertulis sebagai berikut :
10 : TL (terpenuhi lengkap)
5 : TS (Terpenuhi sebagian)
0 : TT (Tidak Terpenuhi)
KEBIJAKAN PEMBERIAN SKOR
1. Pemberian skoring
Setiap Elemen Penilaian diberi skor 0 atau 5 atau 10, sesuai pemenuhan rumah sakit pada elemen penilaian (E
Nilai setiap standar yang ada di bab merupakan penjumlahan dari nilai elemen penilaian
Nilai dari standar dijumlahkan menjadi nilai untuk bab
Elemen penilaian yang tidak dapat diterapkan (TDD) tidak diberikan skor dan mengurangi jumlah EP
2. Selama survei di lapangan, setiap elemen penilaian (EP) pada standar dinilai sebagai berikut :
Skor 10 (terpenuhi lengkap), yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut minimal 80 %
Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut antara 20 – 79 %
Skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu bila rumah sakit hanya dapat memenuhi elemen penilaian tersebut kurang dari 2
3. Menentukan Skor yang Tepat pada stiap EP
AH SAKIT EDISI 1
............ 3
..... 3
.... 3
.... 4
..... 7
.... 13
... 21
.... 37
.... 51
.... 73
.... 85
... 97
.... 111
.... 119
.... 133
..... 151
.... 177
.... 193
.... 207
.... 217
............................ 217
............ 219
............ 220
........... 223
............ 224
P) 227
SI NASIONAL
==============
u pelayanan yang
utu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar Akreditasi. Sejalan deng
uan untuk penilaian
RS 1 oleh KARS.
dokumentasi
untuk menilai
ada pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen risiko di Rumah Sakit.
nilaian (EP),
epenuhnya dari standar tersebut. Maksud dan tujuan akan mendeskripsikan tujuan dan rasionalisasi dari standar,
da di dalam
erhadap apa yang akan ditinjau dan dinilai selama proses survei. EP untuk setiap standar menunjukkan ketentuan
) atau (S), atau
yang disusun
pedoman, panduan,
an atau program
n atau pelayanan yang dapat berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijaz
g didapatkan berdasarkan hasil penglihatan/observasi yang dilakukan oleh surveior.
ang dilakukan oleh staf rumah sakit yang diminta oleh surveior.
awab yang dilakukan oleh surveior yang ditujukan kepada pemilik/representasi pemilik, direktur rumah sakit, pimpinan rumah s
tahui pemenuhan
encari bukti pemenuhan setiap elemen penilaian dari setiap standar sebagai berikut :
.
i ........ atau 1)
eior agar melihat yang ada
an terkait.
a regulasi yang ditelusuri,
n
ayanan sesuai yang
sebagai berikut :
hand hygiene,
or meminta
hal bukti dokumen pelatihan
valid.
yang tertulis di telusur.
/pelayanan sudah
engurangi jumlah EP
i sebagai berikut :
enilaian tersebut minimal 80 %
nilaian tersebut antara 20 – 79 %
penilaian tersebut kurang dari 20 %
kreditasi. Sejalan dengan proses kegiatan peningkatan mutu maka KARS secara berkala melakukan review sandar akreditasi m
i Rumah Sakit.
n ibu dan bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi, menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS, menurunkan
alisasi dari standar, memberikan penjelasan bagaimana standar tersebut selaras dengan program secara keseluruhan,
nunjukkan ketentuan untuk kepatuhan terhadap standar tersebut. EP ditujukan untuk memberikan kejelasan pada standar da
asil audit dan atau ijazah dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.
akit, pimpinan rumah sakit, profesional pemberi asuhan (PPA), staf klinis,
an review sandar akreditasi mengikuti perkembangan standar akreditasi di tingkat global. Pada bulan agustus 2017, KARS tel
itan HIV/AIDS, menurunkan angka kesakitan tuberkulosis, pengendalian resistensi antimikroba dan pelayanan geriatri dia
program secara keseluruhan, menentukan parameter untuk Ketentuan-Ketentuannya, atau memberikan “gambaran tentang Ke
an kejelasan pada standar dan membantu rumah sakit untuk memenuhi sepenuhnya ketentuan yang ada, untuk memban
bulan agustus 2017, KARS telah memperkenalkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 (SNARS 1), yang diberlaku
ba dan pelayanan geriatri dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di
n yang ada, untuk membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga kesehatan mengenai standar yang ada serta
1 (SNARS 1), yang diberlakukan mulai tahun 2018.
persyaratan
tersebut berlaku
(seperti misalnya
ditemukan
kepatuhan di IRI,
namun tidak di IRJ,
patuh pada ruang
operasi namun
tidak patuh di unit
rawat sehari (day
surgery), patuh
pada area-area
yang menggunakan
sedasi namun tidak
patuh di klinik gigi).
7 Hasil observasi 80 % 20 - 79 % %
pelaksanaan kegiatan/ Contoh : 8 dari 10 Contoh : 2-7 dari 10
pelayanan sesuai regulasi kegiatan/pelayanan yang kegiatan/pelayanan yang
diobservasi 8 sudah diobservasi 2-7 sudah
memenuhi EP memenuhi EP
11 Rekam jejak Tidak ada rekam jejak khusus untuk survei terfokus. Kesinamb
akreditasi terfokus dalam usaha peningkatan mutu digunakan untuk menilai kepatuhan.
Bukti kepatuhan
tidak ditemukan
secara menyeluruh pada
semua bagian/
departemen di mana
persyaratan-
persyaratan tersebut
berlaku
kelengkapan regulasi
kurang 20 %
kelengkapan bukti
dokumen rapat kurang 20
%
kelengkapan bukti
dokumen pelatihan kurang
20 %
kelengkapan bukti
dokumen orientasi kurang
20 %
kurang 20 %
Contoh : 1 dari 10
kegiatan/pelayanan yang
diobservasi 8 sudah
memenuhi EP
kurang 20%
Contoh : 1 dari 10 staf
yang di minta simulasi
sudah memenuhi
kepatuhan pelaksanaan
kegiatan/pelayanan
secara berkesinambungan
sejak 1 bulan
sebelum survei
kepatuhan pelaksanaan
kegiatan/pelayanan sejak
1-3 bulan
sebelum survei
D Bukti hasil pengumpulan data dan informasi Akreditasi pertama : Data dan informasi terkait
yang meliputi indikator area klinis, manajemen, IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul sejak 3 bulan
sasaran keselamatan pasien, insiden sebelum survei
keselamatan pasien, dan tingkat kepatuhan DPJP
terhadap PPK
Akreditasi ulang : Data dan informasi terkait
IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul sejak 12 bulan
sebelum survei
Contoh 2) :
o Bila suatu EP dalam satu standar mendapat skor “tidak terpenuhi” dan beberapa atau EP lain bergantung pada
Standar MIRM 13.4
Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau review
rekam medis.
Elemen Penilaian MIRM 13.4
No ELEMEN PENILAIAN SKOR
HASIL TELUSUR
an beberapa atau EP lain bergantung pada EP yang mendapat skor “tidak terpenuhi” ini, maka keseluruhan EP yang be
PENJELASAN
Karena EP 1 adalah
pembuktian bahwa ada
review rekam medis,
begitu EP 1 Skor = 0
(tidak ada review), maka
EP 2 sampai dengan EP
7
eseluruhan EP yang berhubungan dengan EP pertama tersebut mendapat skor “tidak terpenuhi”. Lihat gambar di bawah ini un
. Lihat gambar di bawah ini untuk MIRM 13.4 sebagai contoh.
Tingkat Kepatuhan
Kepatuhan terhadap persyaratan dalam EP dicatat sebagai angka (persentase) kepatuhan yang diperlihatkan oleh
%). Apabila memungkinkan, kepatuhan yang diperlihatkan dilaporkan sebagai “tingkat kepatuhan” (%), ya
Skor “Tidak Dapat Diterapkan” (TDD)
Suatu EP mendapat skor “tidak dapat dinilai” apabila persyaratan dalam EP tidak dapat dinilai karena tidak tercaku
Periode Lihat ke Belakang (Look-Back) untuk Standar Baru
KARS meluncurkan SNARS i pada bulan Agustus 2017 dan menetapkan tanggal berlakunya SNARS I pada
Contoh : periode lihat ke belakang (look-back) untuk standar baru sebagai berikut :
BULAN DILAKUKAN PERIODE LIHAT KE BELAKANG (Look-Back)
SURVEI AKREDITASI AKREDITASI PERTAMA
Bulan Januari 2018 Oktober sampai Desember 2017
ratan dalam EP tidak dapat dinilai karena tidak tercakup dalam pelayanan rumah sakit, populasi pasien, dan sebagainya
aru
dan menetapkan tanggal berlakunya SNARS I pada tanggal 1 Januari 2018, maka mulai tanggal 1 Januari 2018 survei akr
baru sebagai berikut :
LIHAT KE BELAKANG (Look-Back)
AKREDITASI ULANG
Agustus sampai Desember 2017
edial maksimal dalam waktu 6 bulan setelah survei awal atau ulang, periode lihat ke belakang untuk survei remedial dimulai se
uhi standar penggunaan darah dan produk darah, standar PAP 3.3, karena panduan dan prosedur klinis belum ada dan belum
lihat oleh surveior, maka rumah
survei remedial dimulai sejak tanggal survei remedial sampai dengan hari terakhir survei awal atau ulang. Selama periode lihat
linis belum ada dan belum dilaksanakan dan tidak mencakup butir a) sampai e) dalam maksud dan tujuan. Ketika surveior kem
u ulang. Selama periode lihat ke belakang ini, surveior akan menilai tindakan yang diambil rumah sakit untuk membahas dan a
an tujuan. Ketika surveior kembali untuk melakukan survei remedial, rumah sakit tersebut menunjukkan bukti bahwa pan
sakit untuk membahas dan atau memperbaiki masalah yang ditemukan pada survei awal atau ulang. Untuk menilai implemen
enunjukkan bukti bahwa panduan dan prosedur klinis telah dibuat dan berdasarkan bukti dari literatur, organisasi profes
ang. Untuk menilai implementasi, pengkajian terhadap kepatuhan mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
ari literatur, organisasi profesi, dan sumber terpercaya lainnya, yang mencakup proses untuk butir a) sampai e) di maksu
butir a) sampai e) di maksud dan tujuan. Selain itu, staf telah diedukasi tentang panduan ini dan wawancara dengan staf me
n wawancara dengan staf menunjukkan bahwa mereka telah mengetahui tentang proses ini. Dokumentasi pada rekam m
Dokumentasi pada rekam medis menunjukkan bahwa proses ini telah dilakukan.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
(SKP)
SASARAN 1 : MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
Standar SKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien
Maksud dan Tujuan SKP 1 : Lihat SNARS 1
Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi di semua aspek diagnosis dan tindakan. Keadaan yang dapat membuat identifikasi
keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien berpindah tempat tidur, b
dalam lingkungan rumah sakit, terjadi disfungsi sensoris, lupa identitas diri, atau mengalami situasi lainnya.
Ada 2 (dua) maksud dan tujuan standar ini: pertama, memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan
atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (
nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, atau bentuk lainnya (misalnya, nomor induk kependudukan atau barcode). N
digunakan untuk identifikasi pasien. Dua (2) bentuk identifikasi ini digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di rawat jalan
layanan diagnostik, dan lainnya.
Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien. Misalnya, identifikasi pasien dilakuk
menerima cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantu
radiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien koma
2. Identifikasi pasien dilakukan dengan D Bukti identitas pasien pada semua berkas RM,
menggunakan minimal 2 (dua) O identitas pasien tercetak dengan minimal
W
identitas dan tidak boleh menggunakan tiga identitas:
menggunakan nomor kamar pasien 1) nama pasien sesuai eKTP
atau lokasi pasien dirawat sesuai 2) tanggal lahir
dengan regulasi rumah sakit. 3) nomor RM
(D,O,W)
Lihat identitas pasien pada label obat, RM,
resep, makanan, spesimen, permintaan dan
hasil laboratorium/radiologi
Staf pendaftaran
Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Identifikasi pasien dilakukan O Lihat proses identifikasi sebelum tindakan,
sebelum dilakukan tindakan, W prosedur diagnostik dan teraputik. Identifikasi
S
prosedur diagnostik, dan terapeutik. minimal menggunakan dua identitas dari tiga
(O,W,S) identitas pasien, identifikasi dilakukan secara
verbal atau visual
Staf klinis
Pasien/keluarga
2. Rumah sakit menetapkan siapa yang D Bukti penetapan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang
harus melaporkan dan siapa yang W harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik
S DPJP
harus menerima nilai kritis hasil
Staf klinis
pemeriksaan diagnostik dan dicatat Peragaan proses melaporkan nilai kritis
di rekam medis (lihat juga AP 5.3.2
EP 2). (D,W,S)
SASARAN 3 : MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)
Standar SKP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai.
Maksud dan Tujuan SKP 3 dan SKP 3.1 Obat yang perlu diwaspadai terdiri:
a) Obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadinya kesalahan (error) dapat menimbulkan kematian atau kecacatan, seperti, ins
b) Obat, yang namanya, kemasannya, dan labelnya, penggunaan kliniknya, tampak/kelihatan sama (look/alike), bunyi ucap
Zantac atau Hydralazine dan hydroxyzine.
c) Elektrolit konsentrat sepert kalium/potassium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat] kalium/potassium fosfat
mmol/ml], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%] dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].
pasien
dakan. Keadaan yang dapat membuat identifikasi tidak benar adalah jika pasien dalam
aan koma, saat pasien berpindah tempat tidur, berpindah kamar tidur, berpindah lokasi di
tau mengalami situasi lainnya.
pasien yang akan menerima layanan atau tindakan dan kedua, untuk menyelaraskan layanan
umah sakit mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga) bentuk identifikasi, yaitu
ya, nomor induk kependudukan atau barcode). Nomor kamar pasien tidak dapat
mua area layanan rumah sakit seperti di rawat jalan, rawat inap, unit darurat, kamar operasi, unit
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar profesional pemberi
s, antara staf medis dan staf keperawatan atau dengan staf klinis lainnya, atau antara PPA dan
ka pasien dipindah dari unit intensif ke unit perawatan atau dari unit darurat ke kamar operasi;
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
gnostik kritis.
Skor Nilai GAP
10 TL
- -
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
nd over).
Skor Nilai GAP
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
ml atau yang lebih pekat] kalium/potassium fosfat] [sama dengan atau lebih besar dari 3
ma dengan 50% atau lebih pekat].
Penyebab terjadinya medication error ini adalah:
1) pengetahuan tentang nama obat yang tidak memadai
2) tersedia produk baru
3) kemasan dan label sama
4) indikasi klinik sama
5) bentuk, dosis, aturan pakai sama
6) terjadi salah pengertian waktu memberikan perintah
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang D O Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai. Lihat daftar di unit
perlu diwaspadai, yang disusun berdasar data W terkait
spesifik sesuai kebijakan dan prosedur (D,O,W) Apoteker/TTK/Asisten apoteker
Staf klinis
4. Tempat penyimpanan, pelabelan, penyimpanan D Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai di tempat penyimpanan
obat yang perlu diwaspadai, termasuk obat “look- O obat.
alike/sound-alike” semua diatur di tempat aman W Lihat tempat penyimpanan obat yang perlu diwaspadai
(D,O,W) Apoteker
TTK
Asisten apoteker
2. Elektrolit konsentrat hanya tersedia di unit kerja/ D Bukti daftar elektrolit konsentrat di semua tempat penyimpanan
instalasi farmasi/depo farmasi. (D,O,W) O W yang diperbolehkan
Lihat tempat penyimpanan
Apoteker
TTK
Asisten apoteker
3. Penandaan dilokasi operasi atau tindakan D Bukti pelaksanaan penandaan melibatkan pasien
invasif dilakukan oleh staf medis yang melakukan O DPJP
operasi atau tindakan invasif dengan melibatkan Pasien/keluarga
pasien. (D,O)
4. Sebelum operasi atau tindakan invasif D Bukti form untuk mencatat pengecekan kesiapan
dilakukan, rumah sakit menyediakan “check list” O Lihat form pencatatan
atau proses lain untuk mencatat, apakah informed
consent sudah benar, apakah Tepat-Lokasi, Tepat-
Prosedur, Tepat-Pasien sudah teridentifikasi,
apakah semua dokumen dan peralatan yang
dibutuhkan sudah siap tersedia dengan lengkap
dan berfungsi
dengan baik. (D,O)
3. Rumah sakit menggunakan ketentuan yang D Bukti pelaksanaan Time-Out di luar kamar operasi
sama tentang Tepat- Lokasi, Tepat-Prosedur, O Lihat form terkait Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien
Tepat- Pasien, Jika operasi dilakukan, termasuk W DPJP
prosedur tindakan medis dan gigi, diluar kamar
operasi.
(D,O,W)
2. Rumah sakit melaksanakan program D Bukti pelaksanakan program kebersihan tangan (hand hygiene)
kebersihan tangan (hand hygiene) di seluruh W di seluruh rumah sakit, sesuai dengan PPI 9 EP 3
rumah sakit sesuai regulasi (D,W) Staf RS
3. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan D Ada bukti dokumen pelaksanakan program kebersihan tangan
sesuai dengan prosedur. (W,O,S) W (hand hygiene) di seluruh rumah sakit sesuai dengan PPI 9 EP
1
Staf RS
6. Ada bukti rumah sakit melaksanakan evaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi upaya menurunkan infeksi sesuai
terhadap upaya menurunkan angka infeksi terkait W dengan PPI 6.2 EP 2
pelayanan kesehatan. (D,W) Komite/Tim PMKP
Komite/Tim PPI
2. Rumah sakit melaksanakan suatu proses D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen risiko jatuh
asesmen terhadap semua pasien rawat inap dan O Lihat hasil asesmen risiko jatuh di rawat inap dan rawat jalan
rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, lokasi W PPJA
terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai kebijakan Staf klinis
dan prosedur (D,O,W)
3. Rumah sakit melaksanakan proses asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen risiko jatuh
awal, asesmen lanjutan, asesmen ulang dari O Lihat asesmen awal dan ulang/lanjutan dari pasien rawat inap.
pasien pasien rawat inap yang berdasar catatan
teridentifikasi risiko jatuh (D,O,W)
Skor Nilai GAP
10 TL
-0 - TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
Skor
10 TL
-0 - TT
10 TL
5 TS
0 TT
EN YANG
yang menjalani
bel dengan benar
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TS
5 TS
0 TT
operasi dimulai,
10 TL
5 TS
0 TT
” untuk menurunkan
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
Skor Nilai GAP
10 TL
-0 - TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
PPJA
W
Staf klinis
2. Ada pelaksanaan proses skrining baik di D Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan skrining di
dalam maupun di luar rumah sakit. (D,W) W dalam maupun di luar rumah sakit.
Staf medis
Staf keperawatan
3. Ada proses pemeriksaan penunjang yang D Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk skrining
diperlukan/spesifik untuk menetapkan apakah W sesuai PPK
pasien diterima atau dirujuk. (D,W) Staf medis
Staf keperawatan
Petugas laboratorium dan Radiologi
4. Berdasarkan hasil skrining ditentukan D W Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis
apakah kebutuhan pasien sesuai dengan Staf medis
kemampuan rumah sakit (lihat juga TKRS 3.1, Staf keperawatan
EP.1). (D,W)
5. Pasien diterima bila rumah sakit dapat D O Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis
memberi pelayanan rawat jalan dan rawat W Kesesuaian pemberian pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang
inap yang dibutuhkan pasien.(D,O,W) dibutuhkan pasien
Staf medis
Staf keperawatan
Staf admisi
6. Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau D 1) Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk skrining
dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang O 2) Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis
dibutuhkan tersedia.(D,O,W) W Lihat waktu penerimaan hasil pemeriksaan penunjang untuk
memutuskan untuk dirawat atau dirujuk
Staf medis
Staf keperawatan
2. Ada pelaksanaan penggunaan proses D W Bukti tentang pelaksanaan triase berbasis bukti
triase berbasis bukti yang digunakan untuk Dokter IGD
memprioritaskan pasien sesuai dengan Perawat IGD
kegawatannya (D,W)
3. Staf sudah terlatih menggunakan kriteria. D Bukti pelaksanaan pelatihan internal tentang triase berbasis bukti
(D,W,S) W yang digunakan
S Dokter IGD
Perawat IGD
Pelaksanaan triase berbasis bukti yang digunakan
4. Pasien dengan kebutuhan mendesak D Bukti tentang pemberian pelayanan sesuai prioritas hasil triase pasien
diberikan prioritas. (D,W,S) W Dokter IGD
S Perawat IGD
Pelaksanaan penetapan prioritas berdasarkan hasil triase
2. Ada pelaksanaan skrining pasien masuk D Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan untuk skrining
rawat inap untuk menetapkan kebutuhan W pasien rawat inap
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan Staf medis
r2ehabilitative. (D,W) Staf keperawatan
3. Temuan diproses skrining menentukan D Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan untuk
pelayanan atau tindakan kepada pasien. W menetapkan rencana asuhan dan tindakan pada pasien
(D,O,W) Staf medis
Staf keperawatan
4. Prioritas diberikan pada pelayanan terkait D Bukti tentang penetapan prioritas untuk pelayanan preventif, paliatif,
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D) W kuratif, dan rehabilitatif
Staf medis
Staf keperawatan
2. Pasien diberi tahu alasan penundaan dan D Bukti tentang penjelasan alasan penundaan dan kelambatan
kelambatan pelayanan dan diberi informasi W pelayanan dan diberi informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai
tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam medis
kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam Staf medis
medis. (D,W) Staf keperawatan
Pasien
PENDAFTARAN
Standar ARK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan proses pendaftaran rawat jala
2. Ada pelaksanaan proses penerimaan D Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien rawat inap dan
pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan. W rawat jalan
(D,W) Staf medis
Staf keperawatan
Pasien
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan D Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien gawat darurat
pasien gawat darurat ke unit rawat inap. (D,W) W ke unit rawat inap
Staf medis
Staf keperawatan
Pasien
4. Ada pelaksanaan proses menahan pasien D W Bukti tentang edukasi pelaksanaan menahan pasien untuk observasi
untuk observasi. (D,W) Staf medis
Staf keperawatan
Pasien
5. Ada pelaksanaan proses mengelola pasien D Bukti tentang pemberian informasi rujukan dan pengelolaan pasien
bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang W apabila tempat tidak tersedia
dituju maupun di seluruh rumah sakit. (D,W) Staf medis
Staf keperawatan
Pasien/keluarga
6. Staf memahami dan melaksanakan semua D Bukti tentang pelaksanaan EP 1 sampai dengan EP 5 dan EP 7
proses sesuai dengan regulasi. (D,W) W Staf medis
Staf keperawatan
Staf admisi
Pasien/keluarga
7. Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rawat D Bukti tentang pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat
jalan dan rawat inap secara online. (D,W) W inap secara online
(lihat juga MIRM 1) Staf admisi
Pasien/keluarga
Standar ARK 2.1
Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan, hasil yang diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayany
2. Penjelasan termasuk hasil asuhan yang D Bukti dalam rekam medis tentang penjelasan termasuk hasil asuhan
diharapkan dan didokumentasikan. (D,W) W yang diharapkan
Staf Admisi
Staf medis
Staf keperawatan
Pasien/keluarga
3. Penjelasan termasuk perkiraan biaya yang D Bukti materi penjelasan perkiraan biaya yang ditanggung pasien atau
ditanggung pasien atau keluarga. (D,W) W keluarga antara lain tarif RS
Staf admisi
Pasien/keluarga
pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama
pasien di unit darurat dan di unit intermediate, kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit. Diharapkan rumah sa
mengatur dan menyediakan tempat yang aman bagi pasien.
Elemen Penilaian ARK 2.2 Telusur
1. Ada regulasi yang mengatur tentang proses R Regulasi tentang proses untuk mengatur alur pasien di rumah sakit
untuk mengatur alur pasien di rumah sakit termasuk elemen a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan
termasuk elemen a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (R)
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien D Bukti tentang pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari
untuk menghindari penumpukan. (D,W) W penumpukan termasuk pada keadaan bencana
Dokter IGD
Perawat IGD
Kepala IGD
Manajer Pelayanan Pasien
3. Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan D Bukti tentang pelaksanaan evaluasi dan upaya perbaikan pengaturan
alur pasien secara berkala dan melaksanakan O alur pasien secara berkala
upaya perbaikannya. (D,O,W) W Lihat pelaksanaan pelayanan pasien IGD
Dokter IGD
Perawat IGD
Kepala IGD
Manajer Pelayanan Pasien
Pasien/keluarga
2. Staf yang kompeten dan berwenang dari D Bukti keikutsertaan staf yang kompeten dan berwenang menentukan
unit intensif atau unit spesialistik terlibat dalam W kriteria
menentukan kriteria. (D,W) Dokter unit intensif
Perawat unit intensif
Kepala unit Intensif
3. Staf terlatih untuk melaksanakan kriteria. D W Bukti pelaksanaan pelatihan penggunaan kriteria
(D,W) Dokter unit intensif
Perawat unit intensif
Kepala unit Intensif
4. Catatan medis pasien yang diterima masuk D Bukti dalam rekam medis tentang masuk dan keluar sesuai kriteria
di atau keluar dari unit intensif atau unit W Dokter unit intensif
spesialistik memuat bukti bahwa pasien Perawat unit intensif
memenuhi kriteria masuk
2. Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat D Bukti tentang pelaksanaan P3 atau discharge planning dicatat di
direkam medis sesuai regulasi RS (D,W) W rekam medis
(Lihat AP 2 dan ARK 4) DPJP
Staf keperawatan
Manajer Pelayanan Pasien
Pasien/keluarga
2. Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas D Bukti tentang penetapan MPP dilengkapi dengan uraian tugas
antara lain dalam konteks menjaga W Manajer Pelayanan Pasien
kesinambungan
dan koordinasi pelayanan bagi
3. Pasien diskrining untuk kebutuhan D 1) Bukti tentang skrining untuk menentukan kebutuhan
pelayanan manajemen pelayanan pasien W manajemen pelayanan pasien, bisa menggunakan ceklis
(D,W) 2) Bukti tentang konfirmasi oleh MPP
Staf Klinis
Manajer Pelayanan Pasien
4. Pasien yang mendapat pelayanan MPP, RD Sesuai EP 1
pencatatannya dilakukan dalam Form MPP Bukti form MPP (form A dan form B)
selalu diperbaharui untuk menjamin
komunikasi dengan PPA. (R,D)
5. Kesinambungan dan koordinasi proses D Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang difasilitasi oleh
pelayanan didukung dengan menggunakan O MPP
perangkat pendukung, seperti rencana asuhan W Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan kesinambungan
PPA, catatan MPP, panduan, atau perangkat dan koordinasi proses pelayanan
lainnya. (D,O,W) DPJP/PPA lainnya
Manajer Pelayanan Pasien
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
6. Kesinambungan dan koordinasi dapat D Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang difasilitasi oleh
dibuktikan di semua tingkat/fase asuhan O MPP di semua tingkat/fase asuhan pasien
pasien. (D,O,W) W Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan kesinambungan
dan koordinasi proses pelayanan
DPJP/PPA lainnya
Manajer Pelayanan Pasien
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
(R)
3. DPJP yang ditetapkan telah memenuhi D Bukti berupa:
proses kredensial, sesuai peraturan per UUan. W 1) SPK dan RKK yang masih berlaku
(D,W) 2) Form pencatatan DPJP
Pimpinan RS
Komite medis/sub komite kredensial
DPJP
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
4. Bila dilaksanakan rawat bersama D W Bukti penetapan DPJP Utama
ditetapkan DPJP Utama sebagai koordinator DPJP
asuhan pasien. (D,W) Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
Pasien/keluarga
2. Form tersebut memuat indikasi pasien D Bukti form transfer memuat indikasi pasien masuk dirawat
masuk dirawat. (D)
3. Form tersebut memuat riwayat kesehatan, D Bukti form transfer memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan pemeriksaan diagnostik
diagnostik. (D)
4. Form tersebut memuat setiap diagnosis D Bukti form transfer memuat setiap diagnosis yang dibuat
yang dibuat. (D)
5. Form tersebut memuat setiap prosedur D Bukti form transfer memuat setiap prosedur yang dilakukan
yang dilakukan. (D)
6. Form tersebut memuat obat yang diberikan D Bukti form transfer memuat obat yang diberikan dan tindakan lain
dan tindakan lain yang dilakukan. (D) yang dilakukan.
7. Form tersebut memuat keadaan D Bukti form transfer memuat keadaan pasien pada waktu dipindah
pasien pada waktu dipindah (transfer). (D) (transfer).
8. Ketentuan tersebut dilaksanakan. (D,O,W) D O Bukti tentang kelengkapan pengisian form Lihat form tranfer
W Manajer Pelayanan Pasien
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
Staf klinis
Pasien/keluarga
4. Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang D Bukti tentang pelaksanaan pasien yang diizinkan meninggalkan
diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah W rumah sakit selama periode waktu tertentu
sakit selama periode waktu tertentu. (D,W) DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Manajer Pelayanan Pasien
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila D Bukti pelaksanaan rujukan untuk kesinambungan asuhan
diperlukan dapat ditujukan kepada fasilitas W DPJP
kesehatan baik perorangan ataupun institusi Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
yang berada di komunitas dimana pasien Manajer Pelayanan Pasien
berada yang bertujuan untuk memberikan Pasien/keluarga
bantuan
pelayanan.(D)
2. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien D Bukti form ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap,
dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain. diagnosis, dan komorbiditas lain
(D)
3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi D Bukti form ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan
dan tindakan yang telah dikerjakan. (D) yang telah dikerjakan
4. Ringkasan pulang memuat obat yang D Bukti form ringkasan pulang memuat obat yang diberikan termasuk
diberikan termasuk obat setelah pasien keluar obat setelah pasien keluar rumah sakit sesuai PKPO 4.3 EP 2
rumah sakit. (D)
5. Ringkasan pulang memuat kondisi D Bukti form ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status
kesehatan pasien (status present) saat akan present) saat akan pulang dari rumah sakit
pulang dari rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD
dan transfer)
6. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak D Bukti form ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan
lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan dijelaskan kepada pasien dan keluarga
keluarga. (D)
2. Satu salinan ringkasan diberikan kepada D Bukti pelaksanaan pemberian salinan ringkasan pulang kepada:
pasien dan bila diperlukan dapat diserahkan W 1) pasien
kepada tenaga kesehatan yang bertanggung 2) tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan
jawab memberikan kelanjutan asuhan. (D,W) kelanjutan asuhan
3) rekam medis
4) pihak penjamin pasien
5) sebagai jawaban rujukan
DPJP
Kepala instalasi rawat inap/kepala unit rawat inap
Staf Rekam Medis
Pasien/keluarga
4. Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi D Bukti pelaksanaan tentang evaluasi pengisian PRMJ oleh DPJP untuk
kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu W peningkatan mutu dan keselamatan pasien
serta keselamatan pasien. (D,W) DPJP
Staf klinis
Staf Rekam Medis
Komite/tim PMKP
3. Pasien keluar rumah sakit atas permintaan D Bukti pelaksanaan pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri
sendiri, tetapi tetap mengikuti proses sesuai regulasi
pemulangan pasien. (D)
4. Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang D Bukti pelaksanaan rujukan sesuai ARK 5
memberi asuhan berikutnya dari pasien
diberitahu
tentang kondisi tersebut. (D)
5. Ada dokumentasi rumah sakit melakukan D Bukti pelaksanaan evaluasi alasan pasien keluar rumah sakit atas
pengkajian untuk mengetahui alasan pasien permintaan sendiri
keluar rumah sakit atas apakah permintaan
sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak
melanjutkan program
pengobatan. (D)
3. Rumah sakit melaporkan ke pada pihak D Bukti pemberian informasi/laporan kepada pihak yang berwenang
yang berwenang bila ada indikasi kondisi W termasuk keluarga
pasien yang membahayakan dirinya sendiri DPJP
atau lingkungan. (D,W) Staf keperawatan
Staf Rekam Medis
Pasien/keluarga
RUJUKAN PASIEN
Standar ARK 5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan
asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
2. Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan D Bukti pelaksanaan rujukan pasien sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. kesinambungan asuhan pasien
(D)
3. Rumah sakit yang merujuk memastikan D Bukti tentang fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi
bahwa fasilitas kesehatan yang menerima W kebutuhan pasien yang dirujuk
dapat memenuhi kebutuhan pasien yang DPJP
dirujuk. (D,W) Staf keperawatan
Petugas Ambulance
4. Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk R Regulasi tentang kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah
dengan rumah sakit yang menerima rujukan sakit yang menerima rujukan yang sering dirujuk
yang
sering dirujuk. (R)
Standar ARK 5.1
Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.
Maksud dan Tujuan ARK 5.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 5.1 Telusur
1. Ada staf yang bertanggung jawab dalam D Bukti tentang penunjukan staf yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan rujukan termasuk untuk W pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan pasien diterima di
memastikan pasien diterima di rumah sakit rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien
rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan DPJP
pasien. (D,W) Staf keperawatan
Staf klinis terkait
2. Selama proses rujukan ada staf yang D Bukti pelaksanaan staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien
kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang W yang selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis
selalu memonitor dan mencatatnya dalam Staf keperawatan
rekam medis. (D,W) Petugas pendamping
3. Selama proses rujukan tersedia obat, D Bukti tentang daftar obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan O dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien selama
peralatan medis sesuai dengan kebutuhan W proses rujukan
kondisi pasien. (D,O,W) Lihat ketersediaan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan,
dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien
Staf keperawatan
Staf Farmasi
Petugas Ambulance
4. Ada proses serah terima pasien antara staf D Bukti pelaksanaan tentang serah terima pasien antara staf
pengantar dan yang menerima. (D,O,W) O pengantar dan yang menerima
W Lihat form serah terima pasien
Staf terkait
Petugas Ambulance
5. Pasien dan keluarga dijelaskan apabila D Bukti pelaksanaan pemberian informasi apabila rujukan yang
rujukan yang dibutuhkan dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan
tidak dapat dilaksanakan. (D)
4. Proses rujukan dievaluasi dalam aspek D Bukti pelaksanaan evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan
mutu dan keselamatan pasien. (lihat O keselamatan pasien
PMKP.7) (D,O.W) W Evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan keselamatan pasien
DPJP
Komite/tim PMKP
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
Staf keperawatan
Petugas Ambulance
TRANSPORTASI
Standar ARK 6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau pemulangan, serta pasien rawat inap
rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 6 Telusur
1. Ada regulasi untuk proses transportasi R Regulasi tentang transportasi pasien meliputi:
pasien sesuai dengan kebutuhannya yang 1) Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan kesehatan sesuai
meliputi asesmen kebutuhan transportasi, dengan kondisi pasien, termasuk pasien rawat jalan
obat, bahan medis habis pakai, serta alat 2) Kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan
kesehatan dan peralatan medis sesuai dengan peralatan medis sesuai dengan kondisi pasien
kebutuhan pasien. (R) 3) Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI
4) Penanganan pengaduan/keluhan dalam proses rujukan
2. Berdasar atas hasil asesmen, alat D Bukti pelaksanaan transportasi sesuai hasil asesmen Penyediaan
transportasi yang digunakan untuk rujukan O alat transportasi pasien
harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan W Kepala unit pelayanan
pasien dan memenuhi ketentuan keselamatan Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
transportasi termasuk memenuhi persyaratan Staf terkait
PPI. (D,O,W) Sopir ambulans
3. Bila alat transportasi yang digunakan D Bukti pelaksanaan dekontaminasi alat transportasi sesuai PPI 7.2
terkontaminasi cairan tubuh pasien atau O Lihat bukti dokumentasi proses dekontaminasi alat transportasi
pasien dengan penyakit menular harus W IPCN
dilakukan proses dekontaminasi. (lihat juga Staf terkait
PPI 7.2) (D,O,W) Sopir ambulans
N UNTUK SEMUA PASIEN
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
-0 - TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
h sakit.
at menyebabkan pasien menumpuk di daerah unit
ap. Mengelola alur berbagai pasien selama menjalani
yang selanjutnya mengganggu waktu pelayanan dan
rhadap alur pasien (seperti penerimaan, asesmen dan
epada pasien.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
NAN
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
ak lanjut pemulangan.
10 TL
5 TS
0 TT
p.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
kepentingan
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
uk memenuhi kebutuhan
penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
man.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
m medis pasien.
kesinambungan asuhan.
ng telah dilakukan;
dengan pasien.
uga dokumentasi selama proses rujukan.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
4. Ada mekanisme untuk D Bukti pelaksanaan penanganan pengaduan/keluhan
menangani keluhan proses W dalam proses rujukan
transportasi dalam rujukan.
(D,W) Staf terkait
Sopir ambulans
10 TL
5 TS
0 TT
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
Standar HPK 1
Ada regulasi bahwa rumah sakit bertanggung jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam asuhan.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
iaan informasi pasien serta menghormati kebutuhan
2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa segala D Bukti pelaksanaan tentang penjelasan kerahasiaan informasi
informasi tentang kesehatan pasien adalah W kesehatan pasien
rahasia dan kerahasiaan itu akan dijaga sesuai Staf klinis
peraturan perundang- Pasien/keluarga
undangan. (D,W)
3. Pasien diminta persetujuannya untuk D Bukti pelaksanaan permintaan persetujuan pelepasan informasi
pelepasan informasi yang tidak tercakup dalam W kepada pihak luar oleh pasien misalnya: asuransi, BPJS,
peraturan perundang-undangan. (D,W) perusahaan, Dinas Kesehatan
Staf rekam medis
Pasien/keluarga
4. Rumah sakit menghormati kerahasiaan D 1) Bukti pelaksanaan tentang wajib simpan rahasia pasien
informasi kesehatan pasien. (D,W). W 2) Bukti sumpah staf non klinis yang diberi akses ke rekam medis
tentang wajib simpan informasi kesehatan pasien
Staf rekam medis
Staf klinis
Pasien/keluarga
5. Staf mengidentifikasi harapan dan D Bukti pelaksanaan identifikasi harapan dan kebutuhan privasi
kebutuhan privasi selama pelayanan dan W Staf rekam medis
pengobatan. (D,O,W) Staf klinis
Pasien/keluarga
6. Keinginan akan kebutuhan pasien untuk O Lihat kelengkapan dan pelaksanaan akan privasi pada lokasi
privasi dihormati saat wawancara klinis, W pelayanan di ruang rawat jalan, IGD, rawat inap, dan kelengkapan
pemeriksaan, prosedur, pengobatan dan transfer pasien, dsb
transfer pasien. (O,W) Staf klinis
Pasien/keluarga
2. Daerah terpencil, daerah terisolasi, dan O Lihat pelaksanaan perlindungan pasien di daerah
rawan terjadinya tindak kekerasan di rumah W terpencil/terisolasi/rawan, seperti: pengawasan berkala, CCTV yang
sakit dimonitor. (lihat juga mfk 4) (O,W) adekuat, pengunjung diluar jam kunjungan memakai identitas, dsb.
Staf terkait
3. Staf rumah sakit memahami peran mereka DO Bukti pelaksanaan proses perlindungan
dalam tanggung jawabnya dalam W Lihat lokasi daerah terpencil/terisolasi/rawan
melaksanakan proses perlindungan. (D,O,W) Staf terkait
Pasien / keluarga
Standar HPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses asuhan
2. Pasien diberi informasi tentang kondisi D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang kondisi medis dan
medis mereka dan diagnosis pasti. (D,W) ( lihat W diagnosis pasti
juga MKE.9 EP 1) DPJP
PPJA
Pasien/keluarga
3. Pasien diberi informasi tentang rencana D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang rencana asuhan dan
asuhan dan tindakan yang akan dilakukan dan W tindakan yang akan dilakukan, sesuai MKE 9 EP 1
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. DPJP
(D,W) PPJA
Pasien/keluarga
4. Pasien diberi tahu bilamana “persetujuan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi bila diperlukan persetujuan
tindakan” (informed consent) diperlukan dan W kedokteran, sesuai MKE 9 EP 4, PAB 5.1 dan PAB 7.1
bagaimana proses memberikan persetujuan. DPJP
(D,W) Pasien/keluarga
5. Pasien dijelaskan dan memahami tentang D Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil dan proses
hasil yang diharapkan dari proses asuhan dan W asuhan/pengobatan.
pengobatan (lihat juga ARK.2.1 EP 2 dan DPJP
PAP.2.4). (D,W) Pasien/keluarga
6. Pasien dijelaskan dan memahami bila D Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil yang tidak
terjadi kemungkinan hasil yang tidak terduga W terduga.
(lihat juga PAP.2.4 EP 2). (D,W) DPJP
Pasien/keluarga
2. Pasien diberi informasi tentang elemen a) D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang a) sampai j) yang
sampai j) yang relevan dengan kondisi dan W relevan dengan kondisi pasien dan rencana tindakan
rencana tindakan (D,W) DPJP
PPJA
Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan D Bukti pelaksanaan edukasi tentang tanggung jawab mereka
keluarganya tentang tanggung jawab mereka W berkaitan dengan keputusan tersebut
berkaitan dengan keputusan tersebut. (D,W) DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan D Bukti pelaksanaan edukasi tentang tentang alternatif pelayanan dan
keluarganya tentang tersedianya alternatif W pengobatan
pelayanan dan pengobatan. (D,W) DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
d) memandu PPA melalui isu hukum dan etika dalam melaksanakan menunda atau melepas bantuan hidup dasar
e) rumah sakit mengembangkan kebijakan dan prosedur melalui suatu proses yang melibatkan banyak profesi dari berbagai sudut p
f) regulasi tentang identifikasi tanggungjawab masing-masing pihak dan pendokumentasiannya dalam rekam
medis pasien
2. Pelaksanaan sesuai dengan regulasi D Bukti pelaksanaan pasien yang menolak pelayanan resusitasi,
tersebut. (D,W) W menunda atau melepas bantuan hidup dasar
DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
3. Staf rumah sakit memahami pengaruh D Bukti dalam rekam medis tentang laporan rasa nyeri oleh pasien
pribadi, budaya, sosial dan spiritual tentang W beserta asesmen dan manajemen nyeri
hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta PPJA
asesmen dan manajemen nyeri secara akurat. Staf klinis keperawatan
(D,W) Pasien
2. Rumah sakit mengakui dan mengidentifikasi D Bukti dalam rekam medis tentang identifikasi pasien yang
pasien yang menghadapi kematian dengan W menghadapi kematian dengan kebutuhan unik
kebutuhan yang unik. (D,W) DPJP/PPJA
Staf klinis keperawatan
Keluarga
3. Staf rumah sakit menghormati hak pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan menghormati hak
yang sedang menghadapi kematian, memiliki W pasien yang sedang menghadapi kematian dengan kebutuhan unik
kebutuhan yang unik dalam proses asuhan PPJA
dan di dokumentasikan. (D,W)
Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya proses untuk menerima, menanggapi dan
menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien. Rumah sakit
menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
2. Pasien diberitahu tentang proses D Bukti pelaksanaan pemberitahuan proses menyampaikan keluhan
menyampaikan keluhan, konflik atau W (leaflet, kotak pengaduan dll)
perbedaan pendapat. (D,W) Staf klinis
Customer service
Pasien / keluarga
3. Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat D Bukti pelaksanaan tentang telaah dan tindak lanjut pengaduan
ditelaah dan ditindaklanjuti oleh rumah sakit W Komite medik/komite keperawatan/komite etik
serta didokumentasikan. (D,W) Customer service
Staf terkait
4. Pasien dan atau keluarga pasien ikut serta D Bukti tentang keikutsertaan pasien dan atau keluarga dalam proses
dalam proses penyelesaian. (D,W) W penyelesaian
Komite medik/komite keperawatan/komite etik
Customer service
Staf terkait
Standar HPK 4
Semua pasien diberi tahu tentang hak dan kewajiban dengan metode dan bahasa yang mudah dimengerti.
Maksud dan tujuan HPK 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 4 Telusur
1. Ada regulasi bahwa setiap pasien dan R Regulasi tentang pemberian informasi mengenai
keluarga mendapatkan informasi tentang hak hak pasien dan keluarga kepada setiap pasien, sesuai HPK 1 EP 1
dan
kewajiban pasien. (R)
2. Ada bukti bahwa informasi tentang hak serta D Bukti materi tentang informasi hak dan kewajiban pasien
kewajiban pasien diberikan tertulis kepada O W Lihat ketersediaan materi informasi
pasien, terpampang, atau tersedia sepanjang Staf rekam medis
waktu. (D,O,W) Customer service
Pasien / keluarga
3. Pasien dan atau keluarga diminta untuk D Bukti materi tentang general consent yang sudah ditanda tangani
membaca dan kemudian menandatangani W Staf rekam medis
persetujuan umum (general consent). (D,W) Pasien/keluarga
2. DPJP menjelaskan informasi tindakan yang D Bukti pemberian informasi tindakan kedokteran yang akan dilakukan
akan diambil dan bila perlu dapat dibantu staf W baik secara lisan maupun tertulis
terlatih. (D,W) DPJP
Pasien/keluarga
2. Ada bukti pelaksanaan tentang persetujuan D Bukti pelaksanaan tentang informed consent sebelum operasi
khusus (informed consent) yang harus /prosedur invasif, sebelum anestesi (termasuk sedasi), pemakaian
diperoleh sebelum operasi atau prosedur darah dan produk darah, serta pengobatan risiko tinggi
invasif, sebelum anestesi
3. Rumah sakit menyusun daftar semua D Bukti daftar pengobatan/tindakan/prosedur yang memerlukan
pengobatan / tindakan / prosedur yang W informed consent
memerlukan persetujuan khusus (informed DPJP
consent). (D,W) Staf klinis
Pasien/keluarga
4. Identitas DPJP dan orang yang membantu D Bukti dalam rekam medis tentang identitas staf medis dan staf yang
memberikan informasi kepada pasien dan W membantu memberikan informasi dalam informed consent
keluarga dicatat di rekam medik pasien. (D,W) DPJP
Dokter anestesi
Staf klinis
2. Rumah sakit menetapkan dan D Bukti pelaksanaan proses persetujuan bila pasien tidak kompeten
melaksanakan proses, apabila orang lain yang W tanda tangan pada informed consent
memberi persetujuan khusus (informed DPJP
consent). (D,W) Dokter Anestesi
Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Nama orang yang menggantikan pemberi D Bukti dalam rekam medis tentang pencatuman nama orang yang
persetujuan dalam persetujuan khusus W menggantikan pemberian persetujuan bila pasien tidak kompeten
(informed consent) sesuai peraturan Staf klinis
perundang-undangan, tercatat di Pasien/keluarga
rekam medik. (D,W)
3. Pimpinan rumah sakit menentukan komite D Bukti penetapan Komite Etik Penelitian disertai uraian tugas,
yang bertanggung jawab atas kesinambungan W tanggung jawab dan wewenangnya.
perkembangan dan kepatuhan terhadap semua Staf peneliti
peraturan perundang-undangan serta regulasi Komite Etik Penelitian
rumah sakit tentang penelitian yang Staf Diklit
menggunakan
manusia sebagai subyek. (D,W)
2. Pimpinan rumah sakit dan komite memiliki D Bukti tentang tersedianya anggaran yang adekuat untuk program
proses penyusunan anggaran untuk W penelitian
menyediakan sumber daya yang adekuat Direktur
agar program penelitian berjalan efektif. Komite Etik Penelitian
(D,W) Kepala Diklit
3. Pimpinan rumah sakit D Bukti jaminan asuransi yang adekuat bagi pasien bila terjadi KTD
menyediakan atau memastikan terdapat W Direktur
jaminan asuransi yang adekuat untuk Komite Etik Penelitian
menanggung pasien yang berpartisipasi dalam Kepala Diklit
uji klinis yang mengalami kejadian yang Staf peneliti
tidak diharapkan (adverse event).
Pasien/keluarga
(D,W)
2. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang manfaat yang
diberikan penjelasan tentang manfaat yang W diharapkan dari penelitian
diharapkan. (D,W) Peneliti
Pasien/keluarga
3. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang potensi ketidak
diberikan penjelasan tentang potensi ketidak W nyamanan dan risiko
nyamanan dan risiko. (D,W) Peneliti
Pasien/keluarga
4. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang altenatif yang dapat
diberi penjelasan tentang altenatif yang dapat W menolong mereka
menolong mereka. (D,W) Peneliti
Pasien/keluarga
5. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi, D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang prosedur yang
kepadanya diberikan penjelasan tentang W harus diikuti
prosedur yang harus diikuti. (D,W) Peneliti
Pasien/keluarga
6. Pasien diyakinkan bahwa penolakan untuk D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
berpartisipasi atau pengunduran diri dari W penolakan/pengunduran diri tidak mempengaruhi akses terhadap
partisipasi tidak mempengaruhi akses mereka pelayanan rumah sakit
terhadap pelayanan Peneliti
rumah sakit. (D,W) Pasien/keluarga
2. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang manfaat dan risiko
tentang prosedur rumah sakit untuk menimbang W penelitian
manfaat dan risiko bagi peserta. (D,W) Peneliti
Pasien/keluarga
3. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang pemberian
tentang prosedur rumah sakit untuk mendapatkan W persetujuan penelitian
persetujuan. (D,W) Peneliti
Pasien/keluarga
4. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang proses
tentang prosedur rumah sakit untuk W pengunduran diri dari keikutsertaan dalam penelitian
mengundurkan diri dari keikutsertaan. (D,W) Peneliti
Pasien/keluarga
4. Identitas petugas yang memberikan D Bukti dalam rekam medis tentang nama staf yang memberi
penjelasan untuk mendapatkan persetujuan W penjelasan informed consent penelitian
dicatat dalam rekam medis pasien. (D,W) Peneliti
Pasien/keluarga
Standar HPK 7
Rumah sakit mempunyai sebuah komite etik penelitian untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian dirumah sakit tersebut yan
melibatkan manusia/pasien sebagai subjeknya.
Maksud dan Tujuan HPK 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 7 Telusur
1. Ada komite atau mekanisme lain yang R Regulasi tentang komite untuk mengawasi seluruh kegiatan
ditetapkan oleh rumah sakit yang melibatkan penelitian di rumah sakit
perwakilan masyarakat untuk mengawasi
seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit,
termasuk suatu pernyataan yang jelas
mengenai maksud dari pengawasan
kegiatan. (R)
2. Kegiatan pengawasan tersebut mencakup D Bukti pelaksanaan pengawasan penelaahan prosedur penelitian:
penelaahan prosedur. (D,W) W 1) Bukti pelaksanaan pengawasan penelitian secara menyeluruh
2) Bukti pelaksanaan penelaahan prosedur
Komite etik penelitian
Pengawas Lapangan
3. Kegiatan pengawasan tersebut mencakup D Bukti pelaksanaan pengawasan risiko dan manfaat yang relative
prosedur untuk menimbang risiko dan manfaat W bagi subjek pada perencanaan dan pelaksanaan penelitian
yang relatif bagi subyek. (D,W) Komite etik penelitian
Pengawas Lapangan
4. Kegiatan pengawasan tersebut mencakup D Bukti pelaksanaan pengawasan menjaga kerahasiaan dan
prosedur menjaga kerahasiaan dan keamanan W keamanan informasi penelitian
informasi penelitian. (D,W) Komite etik penelitian
Pengawas Lapangan
DONASI ORGAN
Catatan:
Standar-standar berikut dimaksudkan untuk digunakan dimana transplatasi organ atau jaringan tidak dilakukan namun saat pasien mem
informasi mengenai donasi organ atau jaringan.
Standar HPK 8
Rumah sakit memberi informasi pada pasien dan keluarga tentang bagaimana memilih untuk mendonorkan organ dan jaringan lainnya
2. Rumah sakit memberi informasi kepada D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang proses donasi
pasien dan keluarga tentang proses donasi W DPJP/staf klinis lainnya
sesuai regulasi. (D,W) Pasien/keluarga
3. Rumah sakit memberi informasi kepada D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang organisasi
pasien dan keluarga tentang organisasi W penyediaan organ
penyediaan organ sesuai regulasi. (D,W) DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga
4. Rumah sakit memastikan terselenggaranya D Bukti pengawasan pelaksanaan donasi organ tanpa pemaksaan:
pengawasan yang cukup untuk mencegah W 1) Bukti form ceklis
pasien merasa dipaksa untuk donasi sesuai 2) Bukti pelaksanaan pengawasan
regulasi. (D,W)
DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga
2. Rumah sakit menetapkan proses untuk D Bukti tentang penetapan proses untuk mendapatkan persetujuan.
mendapatkan persetujuan sesuai regulasi. W DPJP/staf klinis
(D,W) Pasien/keluarga
3. Staf dilatih tentang isu dan masalah terkini D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang isu dan masalah terkini terkait
terkait donasi organ dan tersedianya W donasi organ dan tersedianya tranplantasi
tranplantasi (D,W) Kepala Diklat
Staf klinis
4. Rumah sakit bekerja sama dengan rumah D MOU dengan institusi penyedia donasi (misalnya : Bank mata)
sakit lain dan perkumpulan di masyarakat W Direktur
untuk menghargai dan melaksanakan Kepala bidang/divisi
pilihannya melakukan donasi (D,W) Kepala unit pelayanan
2. Staf dilatih untuk regulasi tersebut. (D,W) D Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang regulasi donasi dan
W transplantasi organ
Kepala Diklat
Staf terkait
3. Staf dilatih mengenai isu dan persoalan D Bukti pelaksanaan pelatihan staf mengenai isu dan persoalan
tentang donasi organ dan ketersediaan W tentang donasi dan transplantasi organ/jaringan
transplan. (D,W) Kepala Diklat
Staf terkait
4. Rumah sakit mendapat persetujuan dari D Bukti pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup
donor hidup. (D,W) W DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
njang pelayanan,
engan ijin khusus dan pakaian tertentu misalnya kamar
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
DPJP serta para PPA lainnya agar mereka dapat
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL TS
5 TT
0
10 TL TS
5 TT
0
ang berjalan
10 TL
5 TS
0 TT
g tepat.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
AN TRANSPLANTASI ORGAN
ai subjek penelitian.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
n dan jaringan.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
ASESMEN PASIEN
(AP)
Standar AP 1
Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang meliputi pemeriksaan fisik,
riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien
Maksud dan Tujuan AP 1, AP 1.1, AP 1.2, dan AP 1.3 : Lihat SNARS 1 Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan metode IAR:
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, kultur, spiritual dan riwayat kesehatan pasien (I - informasi
dikumpulkan).
2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
(A - analisis data dan informasi)
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. (R- rencana disusun)
Asesmen pasien terdiri dari 3 proses utama dengan metode IAR:
a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) tentang hal-hal sesuai d) sampai dengan (n, tersebut dibawah. Pada SOAP adala
S–Subyektif dan O-Obyektif.
b. Analisis data dan informasi (huruf A), yaitu melakukan analisis terhadap informasi yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan
kondisi, untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
c. Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi / memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir b. Pelaksanaan
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP adalah P–Plan.
Isi minimal asesmen awal antara lain:
d) status fisik
e) psiko-sosio-spiritual
f) ekonomi
g) riwayat kesehatan pasien
h) riwayat alergi
i) asesmen nyeri
j) risiko jatuh
k) asesmen fungsional
l) risiko nutrisional
m) kebutuhan edukasi
n) perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning)
2. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah 10
dan jenis asesmen awal disiplin W dan jenis asesmen awal disiplin medis dengan 5
medis. (D,W) metode IAR 0
DPJP
Unit rekam medis
3. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah 10
dan jenis asesmen awal disiplin W dan jenis asesmen awal disiplin keperawatan, 5
keperawatan (D,W) dengan metode IAR 0
D
W
DPJP
Unit rekam medis
4. Ada bukti keterlibatan keluarga dalam D Bukti dalam RM keterlibatan keluarga dalam melengkapi 10
melengkapi asesmen awal. (D,W) (lihat HPK 2 W asesmen awal (alloanamnesa), termasuk memberikan 5
EP1) keputusan dalam rencana asuhan, sesuai ARK 2.1 EP 4 dan 0
MKE 9 EP 5
Pasien /keluarga
Standar AP 1.1
Asesmen awal masing-masing pasien rawat inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis,
psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
DPJP
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal pasien 10
pasien rawat inap meliputi faktor bio-psiko- W rawat inap meliputi faktor bio-psiko- sosio-kultural-spiritual, 5
sosio-kultural- spiritual. (D,W) dengan menggunakan pola IAR 0
PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM asesmen awal pasien ranap 10
awal pasien rawat W menghasilkan diagnosis awal dan masalah 5
inapmenghasilkan diagnosis awal kesehatan pasien, dengan menggunakan pola IAR 0
dan masalah kesehatan pasien.
(D,W) (lihat juga ARK 3) DPJP
PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen 10
awal pasien rawat inap harus W awal rawat inap selesai dalam waktu 24 jam atau 5
selesai dalam waktu 24 jam atau lebih cepat dengan bukti pencatatan tanggal dan 0
lebih cepat sesuai dgn kondisi jam
pasien. (D,W)
DPJP
PPJA
Staf rekam medis
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM asesmen awal pasien rawat inap 10
awal pasien ranap menghasilkan W menghasilkan rencana asuhan, dengan 5
rencana asuhan (D,W) menggunakan pola IAR, terintegrasi sesuai 0
dengan AP 4 EP 1 dan 2 dan PAP 2.1
DPJP
PPJA
MPP
Standar AP 1.2
Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis,
psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
DPJP
PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen 10
awal pasien gawat darurat W awal pasien gawat darurat menghasilkan 5
menghasilkan diagnosis awal dan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien 0
masalah kesehatan pasien. (D,W)
(lihat juga ARK 3 ) DPJP
PPJA
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen 10
awal pasien gawat darurat W awal pasien gawat darurat menghasilkan rencana 5
menghasilkan rencana asuhan asuhan dengan metode IAR 0
(D,W)
DPJP
PPJA
Standar AP 1.4
Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi, kebutuhan fungsional, dan kebutuhan khusus
lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
Maksud dan Tujuan AP 1.4 dan AP 1.4.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 1.3 Telusur Skor
1. Rumah Sakit menetapkan kriteria R Regulasi tentang kriteria risiko nutrisional 10
risiko nutrisional yang -
dikembangkan bersama staf yang 0
kompeten dan berwenang. (R)
2. Pasien diskrining untuk risiko D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan skrining 10
nutrisional sebagai bagian dari W risiko nutrisional 5
asesmen awal . (D,W) (lihat SKP 1 0
EP 4) PPJA
Pasien/keluarga
3. Pasien dengan risiko nutrisional D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien 10
dilanjutkan dengan asesmen gizi. W dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan 5
(D,W) asesmen gizi 0
PPJA
Dietisien
Pasien/keluarga
Standar AP 1.4.1
Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko jatuh, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih
lanjut jika perlu.
Standar AP 1.6
RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu.
Maksud dan Tujuan AP 1.6 : Lihat SNARS 1 Asesmen tambahan antara lain untuk:
• Neonatus
• Anak
• Remaja
• Obstetri/maternitas
• Geriatri
• Pasien dengan kebutuhan untuk P3(Perencanaan Pemulangan Pasien)
• Sakit terminal/menghadapi kematian
• Pasien dengan rasa sakit kronik atau nyeri (intense)
• Pasien dengan gangguan emosional atau pasien psikiatris
• Pasien kecanduan obat terlarang atau alkohol
• Korban kekerasan atau kesewenangan
• Pasien dengan penyakit menular atau infeksius
• Pasien yang menerima kemoterapi atau terapi radiasi
• Pasien dengan sistem imunologi terganggu
Tambahan asesmen terhadap pasien ini memperhatikan kebutuhan dan kondisi mereka dalam kerangka kultural pasien. Proses
asesmen disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan dan standar profesional.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
da nyeri dilakukan asesmen.
TL
TS
TT
ertentu.
ntuk:
TL
-
TT
TL
TS
TT
4. Ada bukti asesmen ulang oleh PPA lainnya D Bukti dalam RM tentang asesmen ulang yang dilakukan oleh 10
dilaksanakan dengan interval sesuai regulasi W PPA lainnya 5
RS. (D,W) PPA lainnya 0
Pasien/keluarga
Standar AP 2.1
RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan cepat dan
mudah ditemukan kembali dalam rekam medis.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
4, PAP 2, PAP 5)
2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk D Bukti dalam RM tentang hasil asesmen dianalisis untuk 10
membuat rencana asuhan. (D,W) W menyusun rencana asuhan 5
PPA 0
MPP
3. Berdasarkan hasil asesmen dan rencana D Bukti dalam RM tentanghasil asesmen dan rencana asuhan 10
asuhan PPA lainnya, DPJP mengintegrasikan W PPA lainnya diintegrasikan oleh DPJP 5
rencana asuhan dan tindak lanjutnya. (lihat DPJP 0
PAP 2.1, PAP 5) (D,W) PPA lainnya
MPP
PELAYANAN LABORATORIUM
Standar AP 5
Pelayanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Ada pelaksanaan pelayanan laboratorium O Lihat daftar jaga, form permintaan dan hasil pemeriksaan 10
tersedia 24 jam. (O,W) W Staf klinis 5
Staf laboratorium 0
3. Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik W Staf laboratorium tentang daftar spesialis dalam bidang 10
khusus yang dapat dihubungi jika dibutuhkan diagnostik khusus 5
(W) 0
4. Ada bukti pemilihan laboratorium di luar RS D 1) Bukti pemilihan laboratorium di luar RS (pihak ketiga) 10
(pihak ketiga) untuk kerjasama berdasarkan W untuk kerjasama, berdasarkansertifikat mutu 5
pada sertifikat mutu dan diikuti perjanjian 2) Perjanjian kerjasama sesuai dengan TKRS 6 0
kerjasama sesuai peraturan perundang- Direktur
undangan. Kepala laboratorium
(D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan laboratorium D Bukti form rujukan melalui laboratorium RS 10
keluar RS (pihak ketiga) harus melalui W Staf laboratorium 5
laboratorium Staf klinis 0
RS. (D,W)
Standar AP 5.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang (atau lebih) yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab mengelola pelayanan
laboratorium
Maksud dan Tujuan AP 5.1 : Lihat SNARS 1
Pelayanan laboratorium berada dibawah pimpinan seorang atau lebih yang kompeten dan memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan. Orang ini bertanggung jawab mengelola fasilitas dan pelayanan laboratorium, termasuk pemeriksaan yang dilakukan di tempa
tidur pasien (POCT - point-of-care testing), juga tanggung jawabnya dalam melaksanakan regulasi RS secara konsisten, seperti pelatihan
manajemen logistik dsb.
Sedangkan supervisi sehari-hari tetap dijalankan oleh pimpinan unit. Spesialisasi atau sub spesialisasi pelayanan laboratorium harus
berada dibawah pengarahan seorang profesional sesuai bidangnya.
Tanggung jawab penanggung jawab / koordinator pelayanan laboratorium antara lain,
a) Menyusun dan evaluasi regulasi
2. Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan D Bukti tentang pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi 10
evaluasi regulasi. (D,W) W Kepala laboratorium 5
Staf laboratorium 0
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan D Bukti tentang pelaksanaan pelayanan laboratorium sesuai 10
laboratorium sesuai regulasi. (D,W) W regulasi 5
Kepala laboratorium 0
Staf laboratorium
5. Ada bukti pelaksanaan program kendali D Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu sesuai dengan 10
mutu. (D,W) W TKRS 11 dan PMKP 6 5
Kepala laboratorium 0
Staf laboratorium
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan 10
evaluasi semua jenis pelayanan laboratorium. W laboratorium 5
(D,W) Kepala laboratorium 0
Staf laboratorium
Standar AP 5.2
Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan
pemeriksaan.
3. Staf laboratorium dan staf lain yang D Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes termasuk staf klinis 10
melaksanakan tes termasuk yang mengerjakan W untuk melakukan Point of Care Testing (POCT) 5
tes di ruang rawat (TRR / Point of Care Testing) Staf laboratorium 0
pasien, memenuhi persyaratan kredensial (lihat Staf klinis
juga KKS 4 EP 1).
(D,W)
Standar AP 5.3
RS menyusun program manajemen risiko di laboratorium, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan program
sejalan dengan program manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Ada bukti pelaksanaan program manajemen D Bukti pelaksanaan program manajemen risiko merupakan 10
risiko sebagai bagian dari manajemen risiko W bagian dari manajemen risiko RS dan program PPI 5
RS dan program pencegahan dan Penanggung jawab manajemen risiko 0
pengendalian infeksi (D,W) PPI
3. Ada bukti laporan kepada pimpinan RS D Bukti laporan dan bila ada kejadian 10
paling sedikit satu tahun sekali dan bila ada W Komite/tim PMKP 5
kejadian. (D,W) Kepala laboratorium 0
Staf laboratorium
Standar AP 5.3.1
RS menetapkan regulasi bahwa unit laboratorium melaksanakan proses untuk mengurangi risiko infeksi akibat paparan bahan-bahan dan
limbah biologis berbahaya.
Maksud dan Tujuan AP 5.3.1 : Lihat SNARS 1
Dibawah ini diberikan daftar hal-hal yang harus ditangani dan persyaratan yang harus dilakukan,
a) pengendalian paparan aerosol
b) jas laboratorium, jubah atau baju dinas harus dipakai untuk perlindungan dan mencegah kontaminasi, termasuk fasilitas “eye washer“
dan dekontaminasi.
c) almari bio-safety dipakai, jika perlu / sesuai kebutuhan
d) terdapat regulasi tentang pembuangan bahan infeksius, luka tusuk, terpapar dgn bahan infeksius. Dalam ketentuan juga diatur,
prosedur dekontaminasi, siapa yang harus dihubungi untuk mendapat tindakan darurat, penempatan dan penggunaan peralatan
keamanan. Untuk pengelolaan bahan berbahaya disertakan MSDS (Material Safety Data Sheet) / LDP (Lembar Data Pengaman)
e) terdapat prosedur pengumpulan, transpor, penanganan spesimen secara aman. Juga diatur larangan untuk makan, minum,
pemakaian kosmetik, lensa kontak, pipet dimulut di tempat staf bekerja melakukan kegiatannya
f) staf diberi pelatihan tentang tindakan, cara penularan dan pencegahan penyakit yang ditularkan melalui darah dan komponen darah
g) terdapat prosedur untuk mencegah terpapar penyakit infeksi seperti tuberculosis, MERS dll.
Bila teridentifikasi masalah praktek laboratorium atau terjadi kecelakaan, maka ada tindakan korektif, dicatat (dokumentasi), dilakukan
evaluasi dan dilaporkan kpd Penangg-jawab / koordinator K3 RS.
2. Ada bukti pelaporan dan penanganan staf D Bukti tentang pelaporan dan penanganan staf yang terpapar di 10
yang terpapar di unit laboratorium dicatat W unit laboratorium sesuai dengan PPI 5 5
sesuai denganregulasi PPI RS dan peraturan Kepala laboratorium 0
perundang-undangan (D,W) Staf laboratorium
3. Ada bukti unit laboratorium menjalankan D Bukti unit laboratorium menjalankan ketentuan sesuai dengan 10
ketentuan sesuai dengan butir a) s/d g) dalam W butir a) s/d g) dalam maksud dan tujuan sesuai dengan MFK 5 5
maksud dan tujuan (D,W) EP 3 0
Kepala laboratorium
Staf laboratorium
Standar AP 5.3.2
Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yang kritis
Maksud dan Tujuan AP 5.3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang disusun secara R Regulasi tentang penetapan hasil laboratorium yang kritis 10
kolaboratif tentang hasil laboratorium yang termasuk pelaporan dan tindak lanjutnya, yang disusun secara -0
kritis, pelaporan oleh siapa dan kepada siapa, kolaboratif
dan tindak lanjutnya. (R)
2. Hasil laboratorium yang kritis dicatat D Bukti dalam RM tentanghasil laboratorium yang kritis 10
didalam rekam medis pasien (lihat juga SKP 2 . W DPJP 5
1 EP 2 ) (D,W) PPJA 0
Staf klinis
3. Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan hasil D Bukti tentang penyusunan regulasi dan tindak lanjut dari 10
laboratorium yang kritis secara kolaboratif. W pelaporan hasil laboratorium yang kritis secara kolaboratif. 5
(D,W) DPJP 0
PPJA
Staf laboratorium
4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak D Bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut terhadap seluruh 10
lanjut terhadap seluruh proses, agar memenuhi W proses 5
ketentuan serta dimodifikasi sesuai kebutuhan. DPJP 0
(D,W) PPJA
Staf klinis
Staf laboratorium
Standar AP 5.4
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium.
Maksud dan Tujuan AP 5.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.4 Telusur Skor
1. RS menetapkan kerangka waktu R Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan 10
penyelesaian pemeriksaan laboratorium. (R) laboratorium, termasuk waktu penyelesaian pemeriksaan cito -0
sesuai dengan EP 3 dan pelaksanaan evaluasinya sesuai
dengan EP 2
2. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan 10
penyelesaian pemeriksaan laboratorium. (D,W) W laboratorium sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 5
Staf laboratorium 0
Penanggung jawab data
3. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan 10
penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W) W cito sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 5
Staf laboratorium 0
Penanggung jawab data
Standar AP 5.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular) terhadap
semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium dan hasil pemeriksaan didokumentasikan.
4. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan D Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala oleh staf yang 10
pemeliharaan berkala dan didokumentasikan. W terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file 5
(D,W) kepegawaian 0
Operator alat
Staf terkait
IPSRS
5. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan D Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf yang terlatih, 10
kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W) W dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian 5
Operator alat 0
Staf terkait
IPSRS
6. Ada daftar inventaris peralatan laboratorium. D Bukti daftar inventaris peralatan laboratorium. 10
(D) 5
0
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan 10
tindakan terhadap kegagalan fungsi alat dan W fungsi alat 5
didokumentasikan. (D,W) Operator alat 0
Staf terkait
IPSRS
8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses D Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan kembali (recall). 10
penarikan (recall) dan didokumentasikan. W Operator alat 5
(D,W) Staf terkait 0
IPSRS
9. Terhadap kegiatan a) s/d g ) dalam Maksud D Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut terhadap 10
dan tujuan dilakukan evaluasi berkala dan W kegiatan a) s/d g) dalam Maksud dan Tujuan 5
tindak lanjut (D,W) Operator alat 0
Staf terkait
IPSRS
Standar AP 5.6
Reagensia essensial dan bahan lainnya tersedia secara teratur dan di evaluasi akurasi dan presisi hasilnya
Maksud dan Tujuan AP 5.6 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.6 Telusur Skor
1. RS menetapkan pengelolaan logistik R Regulasi tentang pengelolaan logistik laboratorium, reagensia 10
laboratorium, reagensia esensial, bahan lain essensial termasuk bila terjadi kekosongan 5
yang diperlukan, termasuk kondisi bila terjadi 0
kekosongan sesuai peraturan perundang-
undangan.
(lihatjuga MFK.5, EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan semua reagensia D 1) Bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan 10
esensial disimpan dan diberi label, serta OW diberi label 5
didistribusi sesuai pedoman dari pembuatnya 2) Bukti pelaksanaan distribusi 0
atau instruksi pada kemasannya (lihat juga sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada
MFK.5, EP 2). (D,O,W) kemasannya
Lihat tempat penyimpanan reagensia
Staf laboratorium
Staf farmasi
Standar AP.5.7
Ada regulasi tentang pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan, pembuangan spesimen dan
dilaksanakan
Maksud dan Tujuan AP.5.7 : Lihat SNARS 1
Regulasi dan implementasi meliputi,
• Permintaan pemeriksaan
• Pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen
• Pengiriman, pembuangan, penyimpanan dan pengawetan spesimen
• Penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking). Tracking adalah telusur spesimen bila ada keluhan tidak ada hasil dari suatu
spesimen yang telah dikirim atau bila ada permintaan mengulang pemeriksaan. Telusur biasanya untuk spesimen yang diambil dalam
waktu 24 jam.
Regulasi ini berlaku untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium rujukan ,layanan laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Pada
jaringan / cairan tubuh yang diambil dengan tindakan invasif, sebagai standar
penetapan diagnosis dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (laboratorium internal atau rujukan)
2. Ada bukti pelaksanaan permintaan D Bukti permintaan pemeriksaan oleh PPA yang kompeten dan 10
pemeriksaan oleh PPA yang kompeten dan W berwenang 5
berwenang (D,W) PPA 0
Staf laboratorium
3. Ada bukti pelaksanaan pengambilan, D Bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan dan identifikasi 10
pengumpulan dan identifikasi spesimen sesuai W spesimen sesuai regulasi 5
dengan regulasi (D,W) Staf laboratorium 0
4. Ada bukti pelaksanaan pengiriman, D Bukti pelaksanaan pengiriman, pembuangan, penyimpanan, 10
pembuangan, penyimpanan, pengawetan W pengawetan spesimen 5
spesimen sesuai Staf laboratorium 0
dengan regulasi (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan penerimaan, D Bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen 10
penyimpanan, telusur spesimen (tracking) W (tracking) 5
sesuai dengan Staf laboratorium 0
regulasi. (D,W)
Standar AP 5.8
RS menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis.
Maksud dan Tujuan AP 5.8 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.8 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang penetapan dan R Regulasi tentang penetapan dan evaluasi rentang nilai normal 10
evaluasi rentang nilai normal untuk interpretasi, -0
pelaporan hasil
laboratorium klinis. (R)
2. Pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi D Bukti permintaan pemeriksaan laboratorium dilengkapi dengan 10
dengan permintaan pemeriksaan tertulis W permintaan tertulis disertai dengan ringkasan klinis 5
disertai dengan ringkasan klinis. (D,W) DPJP 0
Staf laboratorium
3. Setiap hasil pemeriksaan laboratorium D Bukti hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi denganrentang 10
dilengkapi dengan nilai normal 5
rentang nilai normal. (D) 0
Standar AP 5.9
RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan prosedur kendali mutu pelayanan laboratorium, di evaluasi dan dicatat sebagai dokumen.
2. Ada bukti pelaksanaan validasi metoda tes. D Bukti pelaksanaan validasi metoda tes 10
(D,W) W Kepala laboratorium 5
Staf laboratorium 0
3. Ada bukti pelaksanaan surveilans harian D Bukti pelaksanaan surveilans harian dan pencatatan hasil 10
dan pencatatan hasil pemeriksaan.(D,W) W pemeriksaan 5
Kepala laboratorium 0
Staf laboratorium
4. Ada bukti pelaksanaan tes reagen. (D,W) D Bukti pelaksanaan tes reagen 10
W Kepala laboratorium 5
Staf laboratorium 0
5. Ada bukti pelaksanaan tindakan koreksi D Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat 10
cepat dan dokumentasinya terhadap masalah W Kepala laboratorium 5
yang timbul. Staf laboratorium 0
(D,W
Standar AP 5.9.1
Ada proses untuk pemantapan mutu eksternal sebagai tes pembanding mutu.
Maksud dan Tujuan AP 5.9.1 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.9.1 Telusur Skor
1. Ada bukti pelaksanaan PME (D) D Bukti pelaksanaan PME 10
5
0
2. Ada bukti tindak lanjut dari hasil PME (D) D Bukti tindak lanjut dari hasil PME 10
5
0
Standar AP 5.10
Laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan RS mempunyai ijin, terakreditasi, ada sertifikasi dari pihak yang berwenang
2. Ada bukti pelaksanaan PME laboratorium D Bukti pelaksanaan PME laboratorium rujukan. 10
rujukan. (D,W) W Kepala laboratorium 5
Staf laboratorium 0
3. Ada staf yang bertanggung jawab mereview D Bukti penetapan staf yang bertanggung jawab mereview dan 10
dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan W menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan 5
laboratorium yang diberikan. (D,W) Kepala laboratorium 0
Staf laboratorium terkait
4. Laporan tahunan PME laboratorium rujukan D Bukti laporan tahunan PME laboratorium rujukan 10
diserahkan kepada pimpinan RS untuk W Kepala laboratorium 5
evaluasi kontrak klinis tahunan. Staf laboratorium terkait 0
(D,W)
PELAYANAN DARAH
Standar AP 5.11
RS menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan
perundang-undangan dan standar pelayanan
Maksud dan Tujuan AP 5.11, AP 5.11.1 dan AP 5.11.2
Pelayanan darah, yang diselenggarakan di RS, harus berada dibawah tanggung jawab seorang profesional dengan pendidikan,
keahlian, pengalaman yang memenuhi syarat dan berdasar peraturan perundang- undangan dalam hal ini kerjasama dengan PMI
(Palang Merah Indonesia). Staf tersebut bertanggung jawab terhadap semua aspek pelayanan darah di RS.
Lingkup pelayanan meliputi penetapan, pelaksanaan, dokumentasi dan proses untuk,
a) Permintaan darah
b) Penyimpanan darah
c) Tes kecocokan
d) Distribusi darah
2. Pemberian darah harus mendapatkan D 1) Bukti tentang penjelasan tentang tujuan, manfaat, risiko 10
persetujuan dari pasien atau keluarga, yang W dan komplikasi pemberian transfusi darah dan produk darah 5
sebelumnya telah mendapatkan penjelasan 2) Bukti persetujuan pemberian darah dan produk darah 0
tentang tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi sesuai dengan PAB 7.1
pemberian transfusi darah dan produk darah. PPA
(D,W) (Lihat juga HPK.2.1 EP 4, SKP 1 EP 4) Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Ada bukti dilaksanakan monitoring dan D 1) Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemberian 10
evaluasi pemberian transfusi darah dan produk W transfusi darah dan produk darah 5
darah dan dilaporkan bila terjadi reaksi 2) Bukti pelaksanaan laporan bila terjadi reaksi transfusi 0
transfusi. (D,W) (Lihat juga PAP 3.3 dan PMKP sesuai dengan PMKP 9.2 EP 2
9.2 EP 2) Staf klinis
Penanggung jawab manajemen risiko
Tim KPRS
Standar AP 5.11.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang profesional yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab untuk penyelenggaraan
pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan perundangan dan standar pelayanan
Standar AP 5.11.2
RS menetapkan program dan pelaksanaan kendali mutu pelayanan darah sesuai peraturan perundang- undangan
2. Ada pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan O Lihat daftar jaga, form permintaan dan hasil pemeriksaan 10
Radiologi Intervensional ((RIR ) tersedia 24 W Staf klinis 5
jam (O, W) Staf RIR 0
3. Ada daftar spesialis dalam bidang diagnostik D Daftar dokter spesialis dalam bidang diagnostik khusus 10
khusus dapat dihubungi jika dibutuhkan ( D,W ) W Staf RIR tentang daftar spesialis dalam bidang diagnostik 5
khusus 0
4. Pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) D 1) Bukti pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) untuk 10
untuk kerjasama berdasarkan pada sertifikat W kerjasama, berdasarkan sertifikat mutu 5
mutu dan diikuti perjanjian kerjasama sesuai 2) Perjanjian kerjasama sesuai dengan TKRS 6 Sesuai 0
peraturan perundang- undangan. (D,W) dengan AP 6.8 EP 1
Direktur
Kepala RIR
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan RIR keluar D Bukti form rujukan melalui RIR RS 10
RS (pihak ketiga) harus melalui RIR RS. (D,W) W Staf RIR 5
Staf klinis 0
Standar AP 6.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang (atau lebih) yang kompeten dan berwenang, bertanggung-jawab mengelola pelayanan R
2. Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan D Bukti tentang pelaksanaan penyusunan dan evaluasi regulasi 10
evaluasi regulasi. (D,W) W Kepala RIR 5
Staf RIR 0
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan RIR D Bukti tentang pelaksanaan pelayanan RIR sesuai regulasi 10
sesuai regulasi. (D,W) W Kepala RIR 5
Staf RIR 0
5. Ada bukti pelaksanaan program kendali D Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu sesuai dengan 10
mutu. (D,W) W TKRS 11 dan PMKP 6 5
Kepala RIR 0
Staf RIR
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan RIR 10
evaluasi semua jenis pelayanan RIR (D,W) W Kepala RIR 5
Staf RIR 0
Standar AP 6.2
Semua staf RIR mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan
pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 6.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.2 Telusur Skor
1. RS melakukan analisis pola ketenagaan staf D Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai dengan KKS 2 10
RIR yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan W dan KKS 2.1 5
pasien (D,W) (lihat juga TKRS 9.Ep2. PMKP 6 Kepala SDM 0
EP2) Kepala RIR
2. Staf RIR dan staf lain yang melaksanakan D Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes termasuk staf klinis 10
tes termasuk yang mengerjakan pelayanan W untuk melakukan Point of Care Testing (POCT) 5
pasien di tempat tidur (point-of-care test) Komite medis 0
pasien, memenuhi persyaratan kredensial (lihat Sub komite kredensial
juga KPS.4, EP 1). (D,W) Staf medis terkait
3. Staf RIR yang membuat interpretasi / D Bukti kredensial dari staf medis RIR yang membuat interpretasi 10
ekpertise, memenuhi persyaratan kredensial. W sesuai dengan KKS 10 5
(lihat juga KPS.4, EP 1). (D,W) Staf RIR 0
Staf klinis
4. Ada pelaksanaan supervisi pelayanan RIR D Bukti supervisi pelayanan (RIR I): 10
di RS. (D,W ) W 1) bukti form ceklis 5
2) bukti pelaksanaan supervisi 0
Kepala RIR
Standar AP 6.3
RS menyusun program manajemen risiko di pelayanan RIR, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan program sejalan
dengan progar manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi. (lihat juga MFK 5)
Maksud dan Tujuan AP.6.3 dan AP 6.3.1 : Lihat SNARS 1 Manajemen keamanan radiasi meliputi,
a) Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan peraturan perundang-undangan
b) Kepatuhan terhadap standar dari manjemen fasilitas, radiasi dan program pencegahan dan pengendalian infeksi
c) Tersedianya APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang dihadapi
d) Orientasi bagi semua staf pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) tentang praktek dan prosedur
keselamatan
e) Pelatihan (in service training) bagi staf untuk pemeriksaan baru dan menangani bahan berbahaya produk
baru (lihat juga, MFK.4; MFK.4.1; MFK.5)
2. Ada bukti pelaksanaan program manajemen D Bukti pelaksanaan program manajemen risiko merupakan 10
risiko yang merupakan bagian dari manajemen W bagian dari manajemen risiko RS dan program PPI 5
risiko RS (radiasi) dan program pencegahan Penanggung jawab manajemen risiko 0
dan pengendalian infeksi (D,W ) PPI
3. Ada bukti laporan kepada pimpinan RS D Bukti laporan dan bila ada kejadian 10
paling sedikit satu tahun sekali dan bila ada W Komite/tim PMKP 5
kejadian. (D,W) (lihat juga MFK 3) Kepala RIR 0
Staf RIR
Standar AP 6.3.1
Rumah Sakit menetapkan bagaimana mengidentifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing
dan Radiologi Intervensional
Elemen Penilaian AP 6.3.1 Telusur Skor
1. RS menetapkan regulasi sebelum dilakukan R Regulasi tentang : 10
pemeriksaan RIR harus ada penjelasan dari 1) Proses identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap RIR 5
Radiolognya dan harus ada persetujuan dari sesuai EP 2 0
pasien atau keluarga (R) 2) Penjelasan dari Radiolog sebelum dilakukan RIR
3) Persetujuan dari pasien atau keluarga sebelum dilakukan
pemeriksaan RIR
4) Risiko radiasi diidentifikasi sesuai EP 4
2. RS melaksanakan identifikasi dosis D Bukti identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap 10
maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan W pemeriksaan (RIR ), 5
RIR , (D,W). Staf RIR dapat menjelaskan berapa dosis maximum radiasi. 0
3. Ada pelaksanaan edukasi tentang dosis D Bukti pelaksanaan edukasi tentang dosis untuk pemeriksaan 10
untuk pemeriksaan imaging (D.W) W imaging 5
Staf RIR dapat menjelaskan pelaksanaan edukasi tentang dosis 0
untuk pemeriksaan imaging
4. Ada bukti risiko radiasi diidentifikasi melalui D O Bukti identifikasi risiko radiasi . 10
proses yang spesifik atau alat yang spesifik, W Memperhatikan bagaimana mereka menggunakan alat untuk 5
untuk staf dan pasien yang mengurangi risiko mengurangi risiko radiasi a.l. APD (Alat Pelindung Diri) 0
(apron, TLD, thermoluminescent dosimeter, Staf RIR dapat menjelaskan bagaimana mereka menggunakan
dan yang sejenis) (lihat MFK 5 EP 3) (D,O,W) alat untuk mengurangi risiko radiasi
Standar AP 6.4
RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional.
2. Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan 10
penyelesaian pemeriksaan RIR. (D,W) W RIR sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 5
Staf RIR 0
Penanggung jawab data
3. Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan 10
penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W) (lihat W cito sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 5
juga, PAB.7) Staf RIR 0
Penanggung jawab data
Standar AP 6.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular) terhadap semu
peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di bagian Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional dan hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.5 : Lihat SNARS 1
Staf RIR harus memastikan semua peralatan RIR berfungsi dengan baik dan aman bagi pengguna /petugas dan pasien.
Pengadaan peralatan pelayanan RIR agar secara bertahap kearah teknologi radiologi digital dan dapat dilakukan dengan teleradiologi.
Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan peralatan RIR
termasuk peralatan yang merupakan kerjasama dengan pihak ketiga yang meliputi,
a) Uji fungsi
b) Inspeksi berkala
c) Pemeliharaan berkala
d) Kaliberasi berkala
e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional.
f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat
g) Proses penarikan (recall)
h) Pendokumentasian (lihat juga, MFK.8; MFK.8.1)
Elemen Penilaian AP 6.5 Telusur Skor
1. Ada regulasi dan program untuk R Program tentang pengelolaan peralatan Radiodiagnostik, 10
pengelolaan peralatan pelayanan RIR yang Imajing Dan Radiologi Intervensional ( lihat MFK 8 ), termasuk 5
meliputi butir a) s/d h) alat yang 0
dalam Maksud dan Tujuan. (R) tersedia melalui kontrak
2. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan uji D Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf yang terlatih, dengan bukti 10
fungsi dan didokumentasikan. (D,W) W sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian 5
Operator alat 0
4. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan D Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala oleh staf yang 10
pemeliharaan berkala dan didokumentasikan. W terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file 5
(D,W) kepegawaian 0
Operator alat
Staf terkait
IPSRS
5. Ada bukti staf yang terlatih melaksanakan D Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf yang terlatih, 10
kalibrasi berkala dan didokumentasikan. (D,W) W dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam file kepegawaian 5
Operator alat 0
Staf terkait
IPSRS
6. Ada daftar inventaris peralatan pelayanan D Bukti daftar inventaris peralatan Radiodiagnostik, Imajing Dan 10
Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi W Radiologi Intervensional 5
Intervensional (RIR ). (D.W) (lihat juga MFK.8, Operator alat 0
EP 2) Staf terkait
IPSRS
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap kegagalan 10
tindakan terhadap kegagalan fungsi alat dan W fungsi alat 5
didokumentasikan. (D,W) Operator alat 0
Staf terkait
IPSRS
8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi proses D Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan kembali (recall). 10
penarikan (recall) dan didokumentasikan. W Operator alat 5
(D,W) Staf terkait 0
IPSRS
9. Terhadap kegiatan a) sampai dengan h) D Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut terhadap 10
dalam Maksud dan tujuan dilakukan evaluasi W kegiatan a) s/d h ) dalam Maksud dan Tujuan 5
berkala dan tindak lanjut ( D,W ) Operator alat 0
Staf terkait
IPSRS
Standar AP 6.6
Film X-ray dan bahan lainnya tersedia secara teratur.
Maksud dan Tujuan AP 6.6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.6 Telusur Skor
1. RS menetapkan film x-ray dan bahan lain R Regulasi tentang film x-ray dan bahan lain yang diperlukan 10
yang diperlukan (lihat 5
juga MFK.5, EP 1). (R) 0
2. Ada regulasi tentang pengelolaan logistik R Regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray, reagens, dan 10
Film x-ray, reagens, dan bahan lainnya, bahan lainnya termasuk bila terjadi kekosongan 5
termasuk kondisi bila terjadi kekosongan 0
sesuai peraturan perundang-undangan.
(R). (lihat juga MFK 5 EP 2)
3. Semua film x-ray disimpan dan diberi label, D 1) Bukti pelaksanaan semua film x-ray disimpan dan diberi label 10
serta didistribusi sesuai pedoman dari O 2) Bukti pelaksanaan distribusi 5
pembuatnya atau instruksi pada kemasannya W sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada 0
(lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W) kemasannya
Lihat tempat penyimpanan film x-ray
Staf Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional
Staf farmasi
4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi/audit D Bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua perbekalan terkait 10
semua perbekalan terkait pemeriksaan. (D,W) W pemeriksaan: 5
1) Bukti form ceklis 0
2) Bukti pelaksanaan audit
Staf RIR
Staf farmasi
Standar AP 6.7
RS menetapkan program kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.7 : Lihat SNARS 1
Kendali mutu yang baik sangat penting untuk menjamin pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) yang
prima (lihat juga, TKRS.11). Prosedur kendali mutu memuat:
a) Validasi metoda tes digunakan untuk presisi dan akurasi
b) Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan berwenang
c) Koreksi cepat jika diketemukan masalah
d) Audit terhadap a.l : film, kontras, kertas USG, cairan developer, fixer
e) Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
2. Ada bukti pelaksanaan validasi tes metoda DW Bukti pelaksanaan validasi metoda tes 10
(D,W) Kepala RIR 5
Staf RIR 0
3. Ada bukti pengawasan harian hasil D Bukti pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing 10
pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang W Kepala RIR 5
kompeten dan berwenang. (D,W) Staf RIR 0
4. Ada bukti pelaksanaan koreksi cepat jika DW Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat 10
diketemukan masalah. (D,W) Kepala RIR 5
Staf RIR 0
5. Ada bukti audit terhadap antara lain : film, D Bukti pelaksanaan audit. 10
kontras, kertas USG, cairan developer, fixer. W Kepala RIR 5
(D,W) Staf RIR 0
6. Ada dokumentasi hasil dan tindakan D Bukti dokumentasi hasil dan tindakan koreksi 10
koreksi. (D,W) W Kepala RIR 5
Staf RIR 0
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
IUM
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
ain,
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
m.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
Skor
TL
-
TT
TL
TS
TT
RADIOLOGI INTERVENSIONAL
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
radiasi meliputi,
n
cegahan dan pengendalian infeksi
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
Intervensional.
Skor Nilai GAP
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
Skor Nilai GAP
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
sikan.
en dan berwenang
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
Standar AP 6.8
RS bekerja sama dgn Pelayanan Radiodiagnostik Imajing Radiologi intervensional rujukan yang sudah terakreditasi.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
(PAP)
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
Standar PAP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan yang seragam kepada pasien.
Maksud dan Tujuan PAP 1 : Lihat SNARS 1
Asuhan pasien yang seragam terefleksi sebagai berikut:
a) akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai dan diberikan oleh PPA yang kompeten tidak bergantung pada hari setiap
minggu atau waktunya setiap hari (“3-24-7”);
b) penggunaan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf klinis dan pemeriksaandiagnostik untuk memenuhi kebutuhan pasien pada
populasi yang sama;
c) pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, contoh pelayanan anestesi sama di semua unit pelayanan di rumah sakit;
d) pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan yang setara di seluruh rumah sakit;
e) penerapan serta penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain metode asesmen IAR (Informasi, Analisis,
Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, panduan praktik klinis (PPK), alur klinis terintegrasi/clinical pathway, pedoman
manajemen nyeri, dan regulasi untuk berbagai tindakan antara
lain water sealed drainage, pemberiantransfusi darah, biopsi ginjal, pungsi lumbal, dsb.
2. Asuhan seragam diberikan sesuai D Bukti di rekam medis tentang asuhan seragam sesuai butir a) 10
persyaratan sesuai butir a) sampai dengan e) W sampai dengan e) 5
dimaksud dan tujuan PAP 1. (D,W) DPJP 0
PPJA
MPP
Kepala/staf unit pelayanan
Pasien
Standar PAP 2
Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi serta koordinasi pelayanan dan asuhan kepada setiap pasien
Maksud dan Tujuan PAP 2 : Lihat SNARS 1
Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien dan mencakup elemen antara lain sebagai berikut:
Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat PAP 4, PAP 2, PAP 5);
DPJP sebagai Ketua tim PPA (Clinical Team Leader);
PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional, antara lain memakai Panduan Praktik Klinis (PPK),
Panduan Asuhan PPA lainnya disertai Alur Klinis terintegrasi/Clinical Pathway, dan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi/CPPT;
Perencanaan Pemulangan Pasien/Discharge Planning terintegrasi;
Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5); Manajer Pelayanan Pasien/Case Manager.
Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat untuk memfasilitasi dan menggambarkan integrasi serta koordinasi asuhan. Secar
khusus, setiap PPA mencatat observasi dan pengobatan di rekam medis pasien. Demikian juga, setiap hasil atau simpulan dari
rapat tim atau diskusi pasien dicatat dlm CPPT. (lihat juga
PAP5, EP 2)
3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan D Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan diintegrasikan dan 10
dikoordinasikan di dan antar berbagai unit O dikoordinasikan di dan antar berbagai unit pelayanan, juga untuk 5
pelayanan. (D,O,W) W bukti PAP 2.1, PAP 5. 0
Lihat form antara lain form CPPT, form tindakan askep/nurse’s
note, form MPP
PPA
Kepala unit Pelayanan
MPP
4. Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA D Bukti di rekam medis tentang simpulan rapat dari Tim PPA atau 10
atau diskusi lain tentang kerjasama W komunikasi keseharian dalam asuhan terintegrasi antar PPA 5
didokumentasikan dalam CPPT. (D,W) PPA 0
2. Rencana asuhan dibuat untuk setiap pasien D W Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan PPA PPA 10
dan dicatat oleh PPA yang memberikan 5
asuhan di rekam medis pasien. (D,W) 0
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi dibuat D Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan pasien terintegrasi 10
dengan sasaran berdasar atas data asesmen W dengan sasaran 5
awal dan PPA 0
kebutuhan pasien. (D,W)
4. Rencana asuhan dievaluasi secara D Bukti di rekam medis tentang evaluasi rencana asuhan secara 10
berkala sesuai dengan kondisi pasien, W berkala 5
dimutakhirkan, atau direvisi oleh tim PPA PPA 0
berdasar atas asesmen ulang. (D,W)
5. Perkembangan tiap pasien dievaluasi D Bukti di rekam medis tentang perkembangan pasien dievaluasi 10
berkala dan dibuat notasi pada CPPT oleh W berkala dan dibuat notasi pada CPPT oleh DPJP sesuai dengan 5
DPJP sesuai dengan kebutuhan dan kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP 0
diverifikasi harian oleh DPJP. (D,W) PPA
2. Instruksi diberikan hanya oleh mereka yang D Bukti pemberian intruksi oleh PPA, disertai SPK dan RKK 10
kompeten dan berwenang (lihat KKS 3). (D,W) W PPA 5
0
3. Permintaan untuk pemeriksaan D Bukti form pemeriksaan laboratorium dan diagnostik imajing 10
laboratorium dan diagnostik imajing harus W memuat indikasi klinis 5
disertai indikasi klinis apabila meminta hasilnya DPJP 0
berupa interpretasi. (D,W) Staf unit laboratorium
Staf unit radiologi
4. Instruksi didokumentasikan di lokasi D Bukti dalam rekam medis tentang pemberian instruksi 10
tertentu di dalam berkas rekam medis pasien. W PPA 5
(D,W) 0
2. Staf yang meminta beserta apa alasan D Bukti dalam rekam medis tentang alasan permintaan 10
dilakukan tindakan dicatat di rekam medis 5
pasien. (D) 0
3. Hasil tindakan dicatat di rekam medis D Bukti di rekam medis tentang hasil tindakan 10
pasien. (D) 5
0
4. Pada pasien rawat jalan bila dilakukan D Bukti dalam rekam medis tentang asesmen bila dilakukan tindakan 10
tindakan diagnostik invasif/berisiko harus W diagnostik invasif/berisiko 5
dilakukan asesmen serta pencatatannya dalam DPJP 0
rekam medis. (D,W) Kepala/staf unit pelayanan diagnostik antara lain Unit
Laboratorium, Unit Radiologi
2. Pasien dan keluarga diberikan informasi D Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil asuhan dan 10
tentang hasil asuhan dan pengobatan yang W pengobatan yang tidak diharapkan 5
tidak diharapkan (lihat juga HPK 2.1.1, P 2). DPJP 0
(D,W) PPA lainnya
Pasien/keluarga
2. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan D Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang pemberian pelayanan 10
pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko O W pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi 5
tinggi. (D,O,W) Lihat materi pelatihan staf 0
DPJP
PPA lainnya
Staf klinis
Diklat
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan pemberian pelayanan 10
pelayanan pada pasien risiko tinggi dan O pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi 5
pelayanan risiko tinggi. (D,O,W) W Lihat bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien 0
risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
DPJP
PPA lainnya
Staf klinis
4. Ada bukti pengembangan pelayanan risiko D Bukti pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam program 10
tinggi dimasukkan ke dalam program W peningkatan mutu rumah sakit 5
peningkatan Komite/tim PMKP 0
mutu rumah sakit. (D,W)
2. Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan D Bukti pelaksanaan pelatihan staf klinis tentang EWS 10
EWS. (D,W) W Staf klinis 5
0
3. Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan D W Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan EWS Staf klinis 10
EWS. (D,W,S) S Peragaan pelaksanaan skoring EWS 5
0
4. Tersedia pencatatan hasil EWS. (D,W) D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan EWS 10
W Staf klinis 5
0
PELAYANAN RESUSITASI
Standar PAP 3.2
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit
Maksud dan Tujuan PAP 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelayanan resusitasi yang R Regulasi tentang pelayanan resusitasi 10
tersedia dan diberikan selama 24 jam setiap -0
hari di seluruh area rumah sakit, serta
peralatan medis untuk resusitasi dan obat
untuk bantuan hidup dasar terstandar sesuai
dengan kebutuhan populasi
pasien (lihat PAB 3, EP 3). (R)
3. Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi. D Bukti pelatihan tentang pelayanan resusitasi (lihat KKS 8.1 EP 1 10
(D,W) W dan 2) 5
Staf klinis 0
Staf RS
Diklat
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 s/d PAP 3.9 : Lihat SNARS 1
Regulasi harus dibuat secara khusus untuk kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi agar tepat dan efektif dalam
mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bahwa regulasi mengatur hal tersebut.
a. Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa dengan anak atau keadaan khusus lain
b. Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif
c. Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan
d. Persyaratan pemantauan pasien
d. Kompetensi atau keterampilan yang khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
e. Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk antara lain radioterapi, KCl pekat, heparin, dsb.
Catatan: untuk standarPAP 3.3 s.d. PAP 3.9 maka elemen a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan harus tercermin dalam regulasi yang
disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
Standar PAP 3.3
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 : Lihat SNARS 1
Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan meliputi antara lain:
a) pemberian persetujuan (informed consent);
b) pengadaan darah;
c) identifikasi pasien;
d) pemberian darah;
e) monitoring pasien;
f) identifikasi dan respons terhadap reaksi transfusi.
Staf kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan evaluasi.
2. Ada bukti pelaksanaan proses meliputi a) D Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah dan produk 10
sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. W darah meliputi butir a) sampai dengan f) 5
(D,W) Staf klinis 0
Staf BDRS (Bank Darah RS)
3. Ada bukti staf yang kompeten dan D Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah dan produk 10
berwenang melaksanakan pelayanan darah W darah meliputi butir a) sampai dengan 5
dan produk darah serta melakukan monitoring f) dan berkas kredensial staf klinis 0
dan evaluasi (lihat AP 5.11, EP 1). (D,W) Staf klinis
Staf BDRS (Bank Darah RS)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien 10
dengan alat bantu hidup sesuai dengan W dengan alat bantu hidup 5
regulasi. (D,W) PPA 0
Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien 10
koma sesuai dengan regulasi. (D,W W koma 5
PPA 0
Staf klinis
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien 10
penyakit menular sesuai dengan regulasi. W penyakit menular 5
(D,W) PPA 0
Staf klinis
IPCN/IPCLN
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien 10
immuno-suppressed sesuai dengan regulasi. W immuno-suppressed 5
(D,W) PPA 0
Staf klinis
IPCN/IPCLN
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan pasien 10
dialisis sesuai dengan regulasi. (D,W) W dialisis 5
PPA 0
Staf klinis
3. Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asesmen ulang 10
secara berkala. (D,W) W berkala 5
PPA 0
Staf klinis
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pelayanan 10
penggunaan alat penghalang (restraint) sesuai W penggunaan alat penghalang (restraint) 5
dengan regulasi. (D,W) PPA 0
Pasien/keluarga
3. Ada bukti dilakukan evaluasi pasien secara D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan evaluasi pasien 10
berkala. (D,W) W secara berkala 5
Staf klinis 0
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yang D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien yang lemah 10
lemah dan lanjut usia yang tidak mandiri W dan lanjut usia yang tidak mandiri 5
menerima asuhan sesuai dengan regulasi. PPA 0
(D,W) Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien anak dan anak 10
dan anak dengan ketergantungan sesuai W dengan ketergantungan 5
dengan regulasi. (D,W) PPA 0
Staf klinis
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan terhadap populasi 10
populasi pasien dengan risiko kekerasan dan W pasien dengan risiko kekerasan dan risiko tinggi lainnya termasuk 5
risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan pasien dengan risiko bunuh diri. (lihat MFK 4 EP 4) 0
risiko bunuh diri sesuai dengan regulasi. (D,W) PPA
Staf klinis
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pelayanan pasien 10
yang mendapat kemoterapi sesuai dengan W yang mendapat kemoterapi 5
regulasi. (D,W) PPA 0
Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pelayanan risiko 10
tinggi lain (misalnya terapi hiperbarik dan W tinggi lain (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi 5
pelayanan radiologi intervensi) sesuai dengan intervensi) 0
regulasi. (D,W) PPA
Staf klinis
MAKANAN DAN TERAPI GIZI
Standar PAP 4
Tersedia berbagai pilihan makanan sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinisnya.
Maksud dan Tujuan PAP 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 4 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi pelayanan gizi, termasuk EP 2, 3, 4, 5 dan 10
yang berkaitan dengan pelayanan gizi. (R) 6 (bila diizinkan) 5
0
2. Rumah sakit menyediakan makanan sesuai D Bukti pelaksanaan tentang penyediaan makanan sesuai dengan 10
dengan kebutuhan pasien. (D,O,W) O W kebutuhan pasien 5
Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi 0
Staf klinis
Dietisien
Pasien/keluarga
3. Ada bukti proses pemesanan makanan D Bukti pemesanan makanan pasien sesuai dengan status gizi 10
pasien sesuai dengan status gizi dan O W dan kebutuhan pasien 5
kebutuhan pasien serta dicatat di rekam Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi 0
medis. (D,O,W) Staf klinis
Dietisien
4. Makanan disiapkan dan disimpan dengan O W Lihat proses penyiapan dan penyimpanan makanan 10
mengurangi risiko kontaminasi dan Staf klinis 5
pembusukan. (O,W) Dietisien 0
Pasien/keluarga
5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat D O Bukti pelaksanaan distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu 10
waktu sesuai dengan kebutuhan. (D,O,W) W Lihat form pelayanan gizi 5
Staf klinis 0
Dietisien
Pasien/keluarga
6. Jika keluarga membawa makanan bagi D Bukti materi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan risiko 10
pasien, mereka diberi edukasi tentang O W kontaminasi serta pembusukan 5
pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi S Lihat form pemberian edukasi 0
serta pembusukan sesuai dengan regulasi. Staf klinis
(D,O,W,S) Dietisien
Pasien/keluarga
Peragaan pemberian edukasi
7. Makanan yang dibawa keluarga atau orang D Bukti pencatatan penyimpanan makanan yang dibawa keluarga 10
lain disimpan secara benar untuk mencegah O atau orang lain 5
kontaminasi. (D,O,W) Lihat tempat penyimpanan 0
W Staf klinis
Dietisien
Pasien/keluarga
Standar PAP 5
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi.
Maksud dan Tujuan PAP 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 5 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk R Regulasi tentang asuhan dan terapi gizi terintegrasi, termasuk EP 10
terapi gizi terintegrasi. (R) 2, 3, 4 5
0
2. Ada bukti pemberian terapi gizi D Bukti dalam rekam medis tentang pemberian terapi gizi terintegrasi 10
terintegrasi pada pasien risiko nutrisi. W pada pasien risiko nutrisi 5
(D,W) PPA 0
Staf klinis
Dietisien
3. Asuhan gizi terintegrasi mencakup D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan gizi terintegrasi 10
rencana, pemberian, dan monitor terapi gizi. W mencakup rencana, pemberian, dan monitor terapi gizi 5
(D,W) PPA 0
Staf klinis
Dietisien
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat D Bukti dalam rekam medis tentang evaluasi dan monitoring terapi 10
di rekam medis pasien. (lihat AP 2 EP 1). (D) W gizi 5
PPA 0
Staf klinis
Dietisien
Pasien/keluarga
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP 6
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
Maksud dan Tujuan PAP 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 6 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri, 10
pelayanan pasien untuk mengatasi termasuk EP 2, 3, 4, 5 5
nyeri. (R) 0
2. Pasien nyeri menerima pelayanan untuk D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan pelayanan untuk 10
mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan. W mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan 5
(D,W) PPA 0
Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Pasien dan keluarga diberikan edukasi D Bukti dalam rekam medis tentang edukasi kepada pasien-keluarga 10
tentang pelayanan untuk mengatasi nyeri W mengenai pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan latar 5
sesuai dengan latar belakang agama, budaya, belakang agama, budaya, nilai-nilai pasien-keluarga 0
nilai-nilai pasien, dan keluarga. (D,W) PPA
Staf klinis
Pasien/keluarga
4. Pasien dan keluarga diberikan edukasi D Bukti dalam rekam medis tentang edukasi kepada pasien-keluarga 10
tentang kemungkinan timbulnya nyeri akibat W mengenai kemungkinan timbulnya nyeri akibat tindakan yang 5
tindakan yang terencana, prosedur S terencana, prosedur pemeriksaan, dan pilihan yang tersedia untuk 0
pemeriksaan, dan pilihan yang tersedia untuk mengatasi nyeri
mengatasi nyeri. (D,W,S) PPA
Staf klinis
Pasien/keluarga
Peragaan pemberian edukasi
5. Rumah sakit melaksanakan pelatihan D Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang nyeri 10
pelayanan mengatasi nyeri untuk staf. (D,W) W PPA 5
Staf klinis 0
2. Ada bukti skrining dilakukan pada pasien D Bukti dalam rekam medis tentang skrining pasien yang diputuskan 10
yang diputuskan dengan kondisi harapan W dengan kondisi harapan hidup yang kecil 5
hidup yang kecil sesuai dengan regulasi. PPA 0
(D,W) Staf klinis
Pasien/keluarga
3. Pasien dalam tahap terminal D Bukti dalam rekam medis tentang asesmen awal dan asesmen 10
dilakukan asesmen awal dan asesmen W ulang 5
ulang. (D,W) PPA 0
Staf klinis
Pasien/keluarga
4. Hasil asesmen menentukan asuhan dan D Bukti dalam rekam medis tentang penentuan asuhan dan layanan 10
layanan yang diberikan. (D,W) W yang diberikan sebagai hasil asesmen 5
PPA 0
Keluarga
5. Asuhan dalam tahap terminal D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan dalam tahap terminal 10
memperhatikan rasa nyeri pasien. (lihat juga W memperhatikan rasa nyeri pasien 5
HPK 2.2). (D,W) PPA 0
Staf klinis
Pasien/keluarga
2. Staf diedukasi tentang kebutuhan unik D Bukti materi edukasi kepada staf tentang kebutuhan unik pasien 10
pasien dalam tahap terminal. (D,W) W dalam tahap terminal 5
PPA 0
Staf klinis
3. Pelayanan pasien dalam tahap terminal D Bukti dalam rekam medis tentang hasil asesmen pasien tahap 10
memperhatikan gejala, kondisi, dan W terminal 5
kebutuhan kesehatan atas hasil asesmen. PPA 0
(lihat PAP 1.7 EP Staf klinis
1). (D, W)
4. Pelayanan pasien dalam tahap terminal D Bukti dalam rekam medis tentang upaya mengatasi rasa nyeri 10
memperhatikan upaya mengatasi rasa nyeri W pasien dalam tahap terminal 5
pasien (lihat juga HPK 2.2). (D,W) PPA 0
Staf klinis
Pasien/keluarga
5. Pelayanan pasien dalam tahap terminal D Bukti dalam rekam medis tentang kebutuhan biopsiko- sosial, 10
memperhatikan kebutuhan biopsiko- sosial, W emosional, budaya, dan spiritual pasien dalam tahap terminal 5
emosional, budaya, dan spiritual. (D,W) PPA 0
Pasien/keluarga
6. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam D Bukti dalam rekam medis tentang melibatkan pasien dan keluarga 10
keputusan asuhan termasuk keputusan do not W dalam keputusan asuhan termasuk keputusan do not 5
resuscitate/DNR. (lihat juga HPK 2). (D,W) resuscitate/DNR 0
PPA
Pasien/keluarga
UNTUK SEMUA PASIEN
asien.
bal, dsb.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
Skor Nilai GAP
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
ng-undangan.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
ENGGUNAKAN VENTILATOR
TL
TS
TT
TL
TS
TT
YA TAHAN (IMMUNO-SUPPRESSED)
TL
TS
TT
TL
TS
TT
IS
TL
TS
TT
TL
TS
TT
AINT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
EN POPULASI KHUSUS
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
ZI
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TAHAP TERMINAL
tertentu;
a bersalah;
an perumahan, pemeliharaan lingkungan, cara
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
dan keluarga.
Skor Nilai GAP
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
Standar PAB 1
Rumah Sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan
pelayanan tsb memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
Standar PAB 2
Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertangung -jawab untuk mengelola pelayanan anestesi, sedasi mod
dan dalam
10 TL
- -
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
moderat dan dalam di seluruh bagian 2) Bukti pelaksanaan supervisi
Rumah Sakit . (D,W) Penanggung jawab pelayanan anestesi
W Staf anestesi
2. Ada bukti monitoring dan evaluasi D Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen pra sedasi dan
pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra W pra anestesi, berupa analisis data, termasuk kepatuhan terhadap
anestesi. (D,W) standar
Penanggung jawab pelayanan anestesi
Staf anestesi
Komite/Tim PMKP
3. Ada bukti monitoring dan evaluasi proses D Bukti monitoring dan evaluasi status fisiologis selama anestesi dan
monitoring status fisiologis selama anestesi. W sedasi, berupa analisis data, termasuk kepatuhan terhadap standar
(D,W) Penanggung jawab pelayanan anestesi
Komite/Tim PMKP
4. Ada bukti monitoring dan evaluasi proses D Bukti monitoring dan evaluasi proses pemulihan pasca anestesi dan
monitoring ,proses pemulihan anestesi dan W sedasi, berupa analisis data, termasuk kepatuhan terhadap standar
sedasi dalam. (D,W) Penanggung jawab pelayanan anestesi
Komite/Tim PMKP
5. Ada bukti monitoring dan evaluasi evaluasi D Bukti monitoring dan evaluasi konversi tindakan dari lokal/regional ke
ulang bila terjadi konversi tindakan dari W general, berupa analisis data, termasuk kepatuhan terhadap standar
lokal/regional ke general. (D,W) Penanggung jawab pelayanan anestesi
Komite/Tim PMKP
6. Ada bukti pelaksanaan program mutu dan D Bukti dokumentasi pelaksanaan program mutu dan keselamatan
keselamatan pasien dalam anestesi, sedasi W pasien dalam anestesi dan sedasi sudah diintegrasikan dengan
moderat dan dalam dan diintegrasikan dengan program PMKP RS
program mutu RS (lihat Penanggung jawab pelayanan anestesi
PMKP 2.1). (D,W) Komite/Tim PMKP
operasi. Karena prosedur pemberian sedasi, seperti layaknya anestesi, mengandung risiko potensial kpd pasien. Pemberian sedasi kp
pasien harus dilakukan seragam dan sama di semua tempat di RS.
Pelayanan sedasi yang seragam meliputi :
a) kualifikasi staf yang memberikan sedasi
b) peralatan medis yang digunakan
c) bahan yang dipakai
d) cara pemonitoran di RS
Oleh sebab itu RS harus menetapkan pedoman spesifik tentang hal tsb diatas
2. Ada bukti pelaksanaan sedasi sesuai D O Bukti dokumentasi pelaksanaan sedasi Lihat sumber daya untuk
regulasi yang ditetapkan (D,O,W) W pelayanan sedasi
Penanggung jawab pelayanan anestesi
Staf anestesi
3. Peralatan emergency tersedia dan D Daftar peralatan dan obat-obat emergensi untuk pelayanan sedasi
digunakan sesuai dengan jenis sedasi, umur O Lihat ketersediaan sumber daya sesuai daftar
dan kondisi pasien
(D,O)
4. Staf yang terlatih dan berpengalaman D Daftar dinas PPA yang kompeten dan berwenang untuk memberikan
dalam memberikan bantuan hidup lanjut O bantuan hidup lanjut (advance) selama tindakan sedasi dilakukan
(advance) harus selalu tersedia dan siaga W Lihat daftar dinas dan ketersediaan sumber daya
selama tindakan sedasi dikerjakan (D,O,W) Penanggung jawab pelayanan anestesi
Staf anestesi
2. PPA yang bertanggung jawab melakukan R Regulasi berupa SPK dan RKK staf anestesi yang melakukan
pemantauan selama diberikan sedasi adalah monitoring sedasi
staf yang kompeten dalam hal, paling sedikit
e) sampai dengan h) di maksud
dan tujuan (R)
3. Kompetensi semua staf yang terlibat dalam D Bukti kredensial pada file kepegawaian (KKS 6)
sedasi tercatat dalam dokumen kepegawaian W Penanggung jawab pelayanan anestesi
(lihat KKS 5) (D,W) Staf anestesi
Kepala SDM
2. Seorang yang kompeten melakukan D Bukti dalam rekam medis tentang pemantauan sedasi oleh staf
pemantauan pasien selama sedasi dan W anestesi yang kompeten sesuai PPK
mencatat hasil monitor dalam rekam medis Penanggung jawab pelayanan anestesi
(D,W) Staf anestesi
3. Kriteria pemulihan digunakan dan D Bukti dalam rekam medis tentang pemulihan sesuai PPK
didokumentasikan setelah selesai tindakan W Penanggung jawab pelayanan anestesi
sedasi.(D,W) Staf anestesi
2. Pasien dan keluarga atau pihak lain yangg D Bukti pemberian penjelasan tentang pemberian analgesi pasca
berwenang diberi edukasi tentang pemberian W tindakan sedasi sesuai MKE 9 EP 4
analgesi pasca tindakan sedasi. (D,W) Dokter anestesi
Pasien/keluarga
2. Hasil asesmen didokumentasikan dalam D Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra anestesi dengan
rekam medis pasien.(D,W) W konsep IAR oleh dokter anestesi sesuai PPK
Dokter anestesi
Pasien/keluarga
2. Hasil asesmen didokumentasikan dalam D Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra induksi dengan
rekam medis pasien. (D,W) W konsep IAR oleh dokter anestesi sesuai PPK
Dokter anestesi
Standar PAB 5
Rencana, tindakan anestesi dan teknik yang digunakan dicatat dan didokumentasikan di rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAB 5 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 5 Telusur
1. Ada regulasi tentang pelayanan anestesi R Regulasi tentang pelayanan anestesi harus direncanakan dan
setiap pasien direncanakan dan didokumentasikan meliputi:
didokumentasikan (R) 1) Teknik anestesi
Obat anestesi, dosis dan rute
2. Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta D Bukti dalam rekam medis tentang:
teknik anestesi didokumentasikan di rekam W 1) Teknik anestesi
medis pasien. (D,W) 2) Obat anestesi, dosis dan rute
Dokter anestesi
Staf anestesi
3. Dokter spesialis anestesi dan perawat yang D Bukti dalam rekam medis tercantum dokter spesialis anestesi dan
mendampingi / penata anestesi ditulis dalam W penata anestesi
form anestesi (D,W) Dokter anestesi
Staf anestesi
2. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain D Bukti pemberian penjelasan tentang pemberian analgesi pasca
yang berwenang diberi edukasi tentang W tindakan anestesi sesuai MKE 9 EP 4
pemberian analgesi pasca tindakan anestesi. Dokter anestesi
(D,W) Pasien/keluarga
3. Dokter spesialis anestesi melaksanakan R Regulasi tentang kewajiban dokter anestesi memberikan edukasi
edukasi dan mendokumentasikannya. (R,D) D dan mendokumentasikannya
Bukti pelaksanan edukasi sesuai MKE 9 EP 4
Standar PAB 6
RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai dengan panduan prak
klinis dan didokumentasikan di dalam form anestesi.
2. Pemantauan status fisiologis pasien sesuai D Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan status fiologis pasien
dengan panduan praktik klinis (D,W) W yang sesuai dengan PPK
Dokter anestesi
Staf anestesi
3. Hasil pemonitoran dicatat di form anestesi D Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan status fiologis pasien
(D,W) W yang sesuai dengan PPK
Dokter anestesi
Staf anestesi
2. Waktu masuk ruang pemulihan dan D Bukti dalam rekam medis memuat waktu masuk ruang pemulihan
dipindahkan dari ruang pemulihan dicatat O dan saat dipindahkan
dalam form anestesi (D,O,W) W Lihat rekam medis
Dokter anestesi
Staf anestesi
3. Pasien dimonitor dalam masa pemulihan D Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam masa
pasca anestesi sesuai regulasi RS (D,O,W) O pemulihan pasca anestesi sesuai PPK
W Lihat rekam medis
Dokter anestesi
Staf anestesi
4. Hasil pemonitoran dicatat di form anestesi D Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam masa
(D) pemulihan pasca anestesi sesuai PPK
3. Hasil asesmen yang digunakan untuk D Bukti dalam rekam medis memuat:
menentukan rencana operasi dicatat oleh W 1) diagnosis pra operasi
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) di 2) rencana operasi
rekam medis pasien sebelum operasi dimulai 3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi
(Lihat dimulai
juga, AP.1.2.1; AP 1.3.1) (D,W) Dokter bedah
2. Edukasi memuat kebutuhan, risiko, manfaat D Bukti pemberian penjelasan tentang risiko, keuntungan dan alternatif
dan alternatif penggunaan darah dan produk W penggunaan darah dan produk darah,
darah (D,W) Dokter bedah
Pasien/keluarga
3. Edukasi oleh dokter penanggung jawab D Bukti dalam rekam medis memuat pemberian penjelasan tentang
pelayanan (DPJP) dan dicatat pada bagian W risiko, keuntungan dan alternatif operasi
pemberian informasi dalam form persetujuan Dokter bedah
tindakan kedokteran (D,W) Pasien/keluarga
2. Ada bukti laporan operasi memuat paling D Bukti dalam rekam medis memuat laporan operasi sesuai regulasi
sedikit a) sampai dengan h) di Maksud dan W Dokter bedah
tujuan dan dicatat pada form yang ditetapkan
RS, tersedia segera setelah operasi selesai
dan sebelum pasien dipindah ke area lain
untuk
asuhan biasa (D,W)
3. Laporan operasi dapat dicatat di area D Bukti dalam rekam medis yang dibuat di rawat intensif memuat
asuhan intensif lanjutan (D,W) W laporan operasi sesuai regulasi
Dokter bedah
3. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan D Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan pasca operasi
pasca operasi termasuk rencana asuhan O meliputi rencana asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya
medis, keperawatan, dan PPA lainnya berdasar W sesuai kebutuhan kebutuhan pasien
kebutuhan pasien (D,O,W) Lihat rencana asuhan pasca bedah dalam rekam medis
DPJP
Dokter yang menerima delegasi
Perawat
PPA lain
4. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan D Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan setelah dilakukan
pasca operasi diubah berdasar asesmen ulang O asesmen ulang meliputi rencana asuhan medis, keperawatan, dan
pasien. (D,O,W) W PPA lainnya sesuai kebutuhan kebutuhan pasien
Lihat rencana asuhan pasca bedah dalam rekam medis
DPJP
Dokter yang menerima delegasi
Perawat
PPA lain
2. Ada daftar alat implan yang digunakan di D Bukti daftar lengkap alat implan yang digunakan di Rumah Sakit
RS. (D,W) W Kepala kamar operasi
Dokter bedah
Staf farmasi
3. Bila implan yang dipasang dilakukan D Bukti dalam rekam medis memuat telusur bila terjadi penarikan
penarikan kembali (recall), ada bukti RS dapat O kembali implan
melakukan telusur terhadap pasien terkait. W Lihat rekam medis dan dasar penarikan kembali
(D,O,W) Kepala kamar operasi
Staf terkait
4. Ada bukti alat implan dimasukkan dalam D Bukti monitoring implan, meliputi pencatatan bila terjadi penarikan
prioritas monitoring unit terkait. (D,W) W kembali dan riwayat insiden keselamatan pasien di RS lain
Kepala kamar operasi
Staf farmasi
Staf terkait
Standar PAB 8
Desain tata ruang operasi harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
Maksud dan Tujuan PAB 8 : Lihat SNARS 1
Tindakan bedah merupakan tindakan yang berisiko tinggi dan rumit shg memerlukan ruang operasi yang mendukung terlaksananya tind
bedah untuk mengurangi risiko infeksi.
Selain itu untuk mengurangi risiko infeksi:
a) alur masuk barang2 steril harus terpisah dari alur keluar barang dan pakaian kotor
b) koridor steril dipisahkan / tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor
c) desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona berdasarkan tingkat sterilitas ruangan yang terdiri dari:
• zona steril rendah;
• zona steril sedang;
• zona steril tinggi dan
• zona steril sangat tinggi
Selain itu desain tata ruang operasi harus memperhatikan risiko keselamatan dan keamanan.
2. Ruang operasi memenuhi persyaratan O Lihat pengaturan kamar operasi yang memenuhi persyaratan fisik
tentang pengaturan zona berdasarkan tingkat W bangunan dan tata udara kamar operasi
sterilitas ruangan sesuai peraturan perundang- Kepala kamar operasi
undangan. (O,W) Staf kamar operasi
3. Ruang operasi memenuhi persyaratan O Lihat tata ruang dan alur ruang operasi memenuhi tingkat sterilitas
tentang alur masuk barang-barang steril harus W ruangan
terpisah dari alur keluar barang dan Kepala kamar operasi
pakaian kotor. (O,W) Staf kamar operasi
4. Ruang operasi memenuhi persyaratan O Lihat tata ruang dan alur ruang operasi memenuhi tingkat sterilitas
koridor steril dipisahkan/tidak boleh bersilangan W ruangan
alurnya dengan koridor kotor. Kepala kamar operasi
(OW) Staf kamar operasi
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
DASI
a, tidak tergantung berapa dosisnya.
rmasuk unit diluar kamar
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
STESI
n hati hati.
apa pada monitor selama anestesi dan setelah anestesi,
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
.
i sesuai kriteria yang ditetapkan rumah sakit, dan rekam
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
asien
ya didiskusikan. Dokter bedah yang kompeten dan
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
Skor
10 TL
-0 -
TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
ndang-undangan
amanan.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
dokumentasikan
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
(PKPO)
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO 1
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan perundangan-undangan
diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien
2. Ada bukti seluruh apoteker memiliki ijin dan D 1) Bukti izin (STRA dan SIPA) semua apoteker 10
melakukan supervisi sesuai dengan W 2) Bukti form ceklis 5
penugasannya (D,W) 3) Bukti laporan pelaksanaan supervisi 0
Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan sekurang- kurangnya D Bukti pelaksanaan tentang kajian pelayanan kefarmasian 10
satu kajian pelayanan kefarmasian dan W minimal setahun sekali -0
penggunaan obat yang didokumentasikan Kepala Instalasi Farmasi
selama 12 bulan terakhir. (D,W)
4. Ada bukti sumber informasi obat yang tepat, D Bukti tersedianya sumber informasi obat (formularium,ISO 10
terkini, dan selalu tersedia bagi semua yang O /MIMS) yang terkini ada disemua unit layanan yang terlibat 5
terlibat dalam penggunaan obat. (D,O,W) W dalam penggunaan obat 0
Lihat ketersediaan sumber informasi obat pada unit pelayanan
Kepala Instalasi Farmasi
Kepala/staf unit pelayanan
5. Terlaksananya pelaporan kesalahan D Bukti pelaksaaan pelaporan medication error sesuai peraturan 10
penggunaan obat sesuai peraturan perundang- W perundang-undangan -0
undangan. (D,W) Kepala Instalasi Farmasi
Komite/tim PMKP
Komite medis
Staf Instalasi Farmasi
6. Terlaksananya tindak lanjut terhadap D Bukti tentang tindak lanjut terhadap kesalahan penggunaan obat. 10
kesalahan penggunaan obat untuk memperbaiki W Kepala Instalasi Farmasi -0
sistem manajemen dan penggunaan obat sesuai Komite/tim PMKP
peraturan perundang- undangan. (D,W) Komite medis
Komite/tim farmasi terapi
Staf Instalasi Farmasi/staf klinis terkait
2. Ada bukti pelaksanaan apabila ada obat D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan obat 10
yang baru ditambahkan dalam formularium, W baru oleh komite/tim farmasi dan terapi meliputi: 5
maka ada proses untuk memantau bagaimana 1) Bukti laporan efek obat yang tidak diharapkan 0
penggunaan obat tersebut dan bila terjadi efek 2) Bukti laporan efek samping
obat yang tidak diharapkan, efek samping serta 3) Bukti laporan medication error
medication error. (D,W) Komite/Tim Farmasi dan Terapi
Komite/Tim Keselamatan Pasien RS
Kepala Instalasi Farmasi
3. Ada bukti implementasi untuk memantau D Bukti pelaksanaan monitoring tentang kepatuhan terhadap 10
kepatuhan terhadap formularium baik dari W formularium termasuk: 5
persediaan maupun penggunaanya. (D,W) 1) aspek persediaan 0
2) aspek penggunaan
Komite/Tim Farmasi dan Terapi
Kepala Instalasi Farmasi
Bagian pengadaan obat
Staf Instalasi Farmasi
4. Ada bukti pelaksanaan formularium D Bukti pelaksanaan tentang kajian formularium tahunan 10
sekurang-kurangnya dikaji setahun sekali W Komite/Tim Farmasi danTerapi 5
berdasarkan informasi tentang keamanan dan Kepala Instalasi Farmasi 0
efektivitas. (D,W)
Maksud dan Tujuan PKPO 2.1 dan PKPO 2.1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 2.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi pengadaan sediaan farmasi, R Regulasi tentang pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan 10
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan bahan medis habis pakai (BMHP) harus: -0
yang aman, bermutu, bermanfaat, serta 1) dari jalur resmi
berkhasiat sesuai dengan peraturan 2) berdasarkan kontrak termasuk hak akses meninjau ke
perundang-undangan (lihat juga TKRS 7.1). (R) tempat penyimpanan dan transportasi sewaktu-waktu
3) ada garansi keaslian obat
2. Ada bukti bahwa manajemen rantai D Bukti pelaksanaan manajemen rantai pengadaan termasuk 10
pengadaan (supply chain management) O RS memiliki akses untuk meninjau proses penyimpanan dan 5
dilaksanakan sesuai dengan peraturan W transportasi 0
perundang- undangan (lihat juga TKRS 7.1). Lihat Instalasi Farmasi
(D,O,W) Lihat Bagian pengadaan
Lihat Kontrak
Lihat Poliklinik
Lihat cold chain
Kepala Pengadaan
Kepala instalasi Farmasi
Staf Farmasi
3. Ada bukti pengadaan obat D Bukti tentang pengadaan obat berdasarkan kontrak 10
berdasar atas kontrak (lihat juga TKRS 7). (D) -0
2. Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis D Bukti pelaksanaan pemberitahuan kepada staf medis dan 10
serta saran substitusinya. (D,W) W saran substitusinya, serta tindak lanjutnya 5
DPJP 0
Staf instalasi farmasi
3. Ada bukti bahwa staf memahami dan D 1) Formulir konfirmasi obat kosong 10
mematuhi regulasi tersebut. (D, W) O W 2) Bukti catatan/laporan kekosongan obat Lihat instalasi 5
farmasi dan instalasi gudang 0
Staf instalasi farmasi
Staf gudang farmasi
PENYIMPANAN
Standar PKPO 3
Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
baik, benar, serta aman.
3. Ada bukti implementasi proses D Bukti pelaksanaan monitoring suhu dan kelembaban ruangan 10
penyimpanan obat yang tepat agar kondisi obat W dan lemari pendingin 5
tetap stabil, termasuk obat yang disimpan di Staf instalasi / depo farmasi 0
luar instalasi farmasi. (D,W) Staf gudang farmasi
4. Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi D Bukti supervisi apoteker tentang penyimpanan obat 10
secara teratur oleh apoteker untuk memastikan W emergensi, B3, narkotika psikotropika, gas medis dan obat 5
penyimpanan obat dilakukan dengan baik. radioaktif meliputi: 0
(D,W) 1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
2. Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya O Lihat tempat penyimpanan bahan berbahaya 10
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan W Staf Farmasi -0
regulasi.
(O,W)
3. Ada bukti penyimpanan obat narkotika serta O W Lihat tempat penyimpanan narkotika psikotropika 10
psikotropika yang baik, benar, dan aman Kepala Instalasi Farmasi -0
sesuai dengan regulasi. (O,W) Staf Farmasi
4. Ada bukti pelaporan obat narkotika serta D Bukti tentang laporan bulanan dan pencatatan penggunaan 10
psikotropika secara akurat sesuai dengan W narkotika psikotropika secara offline atau online 5
peraturan dan perundang- undangan. (D,W Kepala Instalasi Farmasi 0
Apoteker
Staf Farmasi
Standar 3.2
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2. Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat O W Lihat tempat penyimpanan Elektrolit konsentrat 10
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan Kepala Instalasi Farmasi 5
regulasi. (O,W) Apoteker 0
Staf Farmasi
3. Elektrolit konsentrat diberi label obat yang O Lihat label pada setiap elektrolit konsentrat, di Instalasi farmasi 10
harus diwaspadai (high alert) sesuai W pada boks obat dan di Instalasi rawat inap pada setiap 5
dengan regulasi. (O,W) obat/etiket obat 0
Staf Farmasi
Staf Keperawatan
2. Ada bukti penyimpanan produk nutrisi O Lihat tempat penyimpanan produk nutrisi meliputi nutrisi 10
yang baik, benar, dan aman sesuai W parenteral maupun enteral 5
dengan regulasi. (lihat juga PAP 4). (O,W) Apoteker 0
Staf Farmasi
3. Ada bukti penyimpanan obat dan bahan O Lihat tempat penyimpanan obat dan bahan radio aktif 10
radioaktif yang baik, benar, dan aman sesuai W Staf radiologi 5
dengan regulasi. (O,W) Staf Terkait 0
4. Ada bukti penyimpanan obat yang dibawa O W Lihat tempat penyimpanan obat yang dibawa pasien 10
pasien sebelum rawat inap yang baik, benar, Apoteker 5
dan aman sesuai dengan regulasi. (O,W) Perawat 0
Staf Farmasi
5. Ada bukti penyimpanan obat program O Lihat tempat penyimpanan obat program/bantuan pemerintah 10
atau bantuan pemerintah/pihak lain W Kepala Instalasi Farmasi 5
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan Apoteker 0
regulasi. (O,W) Staf Farmasi
6. Ada bukti penyimpanan obat yang O Lihat tempat penyimpanan obat yang digunakan untuk 10
digunakan untuk penelitian yang baik, W penelitian 5
benar, dan aman sesuai dengan regulasi. Kepala Instalasi Farmasi 0
(O,W) Apoteker
Staf Farmasi
2. Ada bukti persediaan obat emergensi D Bukti daftar obat emergensi disetiap tempat penyimpanan 10
lengkap dan siap pakai. (D,O,W) O W termasuk tanggal kadaluwarsa 5
Fisik obat sesuai jumlahnya dengan daftar 0
Perawat
Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi terhadap D Bukti supervisi tentang penyimpanan obat emergensi: 10
penyimpanan obat emergensi dan segera O 1) Bukti form ceklis 5
diganti apabila dipakai, kadaluwarsa, atau W 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0
rusak. (D,O,W) Lihat fisik obat sesuai jumlahnya dengan daftar obat
Perawat
Apoteker
Standar PKPO 3.5
Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali (recall), pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
tidak layak digunakan karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa.
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan identifikasi dalam proses penarikan kembali (recall) oleh Pemerintah, pabrik, atau
pemasok.
Rumah sakit juga harus menjamin bahwa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis yang tidak layak pakai karena rusak,
mutu substandard, atau kadaluwarsa tidak digunakan serta dimusnahkan.
2. Ada bukti pelaksanaan penarikan kembali D Bukti pelaksanaan penarikan obat rusak, kadaluwarsa, ditarik 10
(recall) sesuai dengan regulasi yang W oleh pemerintah, termasuk sisa narkotika psikotropika yang 5
ditetapkan. (D,W) rusak 0
Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
Staf Farmasi
3. Ada bukti pelaksanaan pemusnahan sesuai D Bukti pelaksanaan dan berita acara pemusnahan obat, obat 10
dengan regulasi yang ditetapkan. (D,W) W narkotika sesuai regulasi 5
Kepala Instalasi Farmasi 0
3. Ada bukti pelaksanaan apoteker D W Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat oleh apoteker. 10
melakukan rekonsiliasi obat pada saat Apoteker 5
pasien masuk, pindah unit pelayanan, dan Staf farmasi 0
sebelum pulang. (D,W) DPJP
4. Rekam medis memuat riwayat penggunaan D Bukti catatan riwayat penggunaan obat dalam rekam medis 10
obat pasien. (D,O) O Lihat rekam medis riwayat penggunaan obat di Ruang rawat 5
Inap 0
2. Ada bukti pelaksanaan evaluasi syarat D Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap syarat elemen resep 10
elemen resep lengkap yang meliputi butir a) W sesuai butir a s/d g 5
sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. Komite/tim farmasi dan terapi 0
(D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan proses pengelolaan D Bukti pelaksanaan konfirmasi ke staf medis 10
resep yang tidak benar, tidak lengkap, dan W Apoteker 5
tidak Staf Medis 0
terbaca. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan proses untuk DW Bukti pelaksanaan pengelolaan resep khusus. 10
mengelola resep khusus, seperti darurat, Apoteker 5
standing order, berhenti automatis (automatic Staf Farmasi 0
stop order), tapering, dan lainnya.
(D,W)
2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit R Regulasi tentang pembatasan jumlah resep atau jumlah 10
menetapkan dan melaksanakan proses untuk pemesanan obat oleh staf medis yang mempunyai -0
membatasi jika diperlukan jumlah resep atau kewenangan
jumlah pemesanan obat yang dapat dilakukan
oleh staf medis yang diberi kewenangan. (lihat
juga KKS 10 EP
1). (R)
3. Ada bukti staf medis yang kompeten dan D Bukti daftar staf medis yang mempunyai kewenangan tersedia 10
berwenang membuat atau menulis resep atau di unit farmasi. 5
memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit 0
layanan farmasi atau oleh lainnya yang
menyalurkan obat. (D)
2. Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut D 1) Bukti catatan daftar obat lengkap dalam RM pasien 10
di atas disimpan dalam rekam medis yang selalu menyertai pasien sesuai ARK 3.3 EP 6 5
pasien dan menyertai pasien ketika 2) Bukti penyerahan salinan daftar obat kepada pasien 0
pasien dipindahkan. Salinan daftar resep saat pulang sesuai ARK 4.2
obat pulang kepada pasien. (D) EP 4
2. Ada bukti pelaksanaan staf yang D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan tentang prinsip penyiapan 10
menyiapkan produk steril dilatih, memahami, W obat dan teknik aseptik, yang dimiliki staf farmasi dan perawat 5
serta mempraktikkan prinsip penyiapan obat 2) Bukti sertifikat pencampuran obat kemoterapi dari petugas 0
dan teknik aseptik (lihat juga PPI). (D,W) yang melaksanakan pencampuran obat kemoterapi
3) Bukti sertifikat pelatihan pencampuran obat intra
vena/epidural/nutrisi parenteral bagi petugas yang melakukan
pencampuran obat intra vena/epidural/nutrisi parenteral
Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
Tenaga teknis kefarmasian (TTK)
4. Ada bukti pencampuran obat O Lihat proses pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi 10
intravena, epidural dan nutrisi parenteral W parentral. 5
serta pengemasan kembali obat suntik Apoteker/TTK pelaksana pencampuran obat intra vena 0
dilakukan sesuai dengan praktik profesi
(O,W)
a) ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan obat, dan waktu pemberian;
b) duplikasi pengobatan;
c) potensi alergi atau sensitivitas;
d) interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan;
e) variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit;
f) berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya;
g) kontra indikasi.
Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap dan telaah dilakukan meliputi 5 (lima) informasi, yaitu:
1) identitas pasien;
2) ketepatan obat;
3) dosis;
4) rute pemberian; dan
5) waktu pemberian.
2. Ada bukti pelaksanaan proses D Bukti pelaksanaan pengkajian resep meliputi a s/d g oleh 10
pengkajian resep yang meliputi butir a) W apoteker 5
sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. Apoteker 0
(D,W)
3. Setelah obat disiapkan, obat diberi label D Bukti dilaksanakannya pelabelan obat yang sudah disiapkan 10
meliputi identitas pasien, nama obat, dosis O W Lihat label obat pasien (lima informasi) 5
atau konsentrasi, cara pemakaian, Perawat rawat inap dan rawat jalan 0
waktu pemberian, tanggal disiapkan, dan Apoteker
tanggal kadaluarsa. (D,O,W) TTK/asisten apoteker
4. Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi D Bukti dilaksanakannya pengkajian obat meliputi 10
butir 1) sampai dengan 5) pada maksud dan W 1) s/d 5) oleh apoteker 5
tujuan. (D,W) Apoteker 0
5. Ada bukti pelaksanaan D Bukti pemberian obat dalam bentuk yang siap diberikan/unit 10
penyerahan obat dalam bentuk yang siap W dose dispensing (UDD) -0
diberikan. (D,W) Apoteker
TTK/asisten apoteker
Perawat
6. Ada bukti penyerahan obat tepat waktu. D 1) Bukti indikator mutu penyerahan obat pada rawat jalan dan 10
(D,O,W) O W rawat inap 5
2) Bukti catatan dalam rekam medis pemberian tepat waktu 0
pada rawat inap
Lihat ruang rawat inap dan instalasi farmasi
Perawat
Apoteker
TTK/asisten apoteker
2. Ada bukti pelaksanaan pemberian obat D Bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf klinis yang 10
oleh staf klinis yang kompeten dan W berwenang, sesuai SPK dan RKK 5
berwenang sesuai dengan surat izin Staf medis 0
terkait profesinya dan peraturan Staf keperawatan
perundang- undangan. (D,W) Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian obat D Bukti pelaksanaan pemberian obat sesuai pembatasan sesuai 10
dilaksanakan sesuai dengan pembatasan W SPK dan RKK 5
yang ditetapkan, misalnya obat kemoterapi, Staf medis 0
obat radioaktif, atau obat untuk Kepala Instalasi Farmasi
penelitian. (D,W) Apoteker
Staf Farmasi
2. Ada bukti pelaksanaan verifikasi sebelum D W Bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat diberikan 10
obat diserahkan kepada pasien. (D,W,S) S Perawat 5
TTK 0
Pelaksanaan pemberian obat kepada pasien
3. Ada bukti pelaksanaan double check D Bukti pelaksanaan double check untuk obat high alert) 10
untuk obat yang harus diwaspadai (high O W Lihat pelaksanaan pemberian obat high alert 5
alert). (D,O,W,S) S Perawat 0
Pelaksanaan double check
3. Ada proses monitoring terhadap D Bukti pelaksanaan monitoring obat yang dibawa dari luar 10
pengobatan oleh pasien sendiri. (D,W) W rumah sakit sesuai regulasi EP 1 5
Apoteker 0
Perawat
PEMANTAUAN (MONITOR)
Standar PKPO 7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
Maksud dan Tujuan PKPO 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 7 Telusur Skor
1. Ada regulasi pemantauan efek obat dan R Regulasi tentang pemantauan terapi obat dan efek samping 10
efek samping obat serta dicatat dalam status obat serta pelaporannya -0
pasien. (lihat juga AP 2 EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pemantauan terapi D Bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat dan penulisan 10
obat. (D,W) W ringkasan di CPPT -0
Apoteker
3. Ada bukti pemantauan efek samping obat D Bukti monitoring efek samping obat dan laporannya ke 10
dan pelaporannya sesuai dengan peraturan W komite/tim farmasi dan terapi 5
perundang-undangan. (D,W) Apoteker 0
Komite/tim farmasi dan terapi
2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit D Bukti pelaksanaan pengumpulan dan monitoring seluruh 10
mengumpulkan dan memonitor seluruh angka W angka kesalahan penggunaan obat 5
kesalahan penggunaan obat termasuk kejadian Kepala Instalasi Farmasi 0
tidak diharapkan, kejadian sentinel, kejadian Perawat
nyaris cedera, dan kejadian tidak cedera. Apoteker
(D,W)
3. Ada bukti instalasi farmasi mengirimkan D Bukti laporan instalasi farmasi ke tim keselamatan pasien 10
laporan kesalahan penggunaan obat W rumah sakit 5
(medication error) kepada tim keselamatan Kepala Instalasi Farmasi 0
pasien rumah sakit. (D,W) Apoteker
TTK/asisten apoteker
4. Ada bukti tim keselamatan pasien rumah D 1) Bukti pelaksanaan penerimaan laporan kesalahan 10
sakit menerima laporan kesalahan penggunaan penggunaan obat oleh TKRS 5
obat (medication error) dan mencari 2) Bukti pelaksanaan mencari akar masalah/investigasi 0
akar masalah atau investigasi sederhana
3) Bukti pencarian solusi dan tindak lanjutnya
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
-0 -
TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
-0 -
TT
10 TL
-0 -
TT
akan untuk permintaan obat serta instruksi
akit atau sumber di dalam atau di luar rumah sakit.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
-
TT
dak tersedia.
Skor Nilai GAP
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
-
TT
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
manan;
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
atau pemesanan.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
waktu pemberian;
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
-
TT
TL
TS
TT
STRATION) OBAT
n obat.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
akan sendiri.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
sederhana, solusi dan tindak lanjutnya, 4) Bukti penyusunan laporan ke komite nasional keselamatan
serta melaporkan kepada Komite Nasional pasien (KNKP) dan KARS (kasus sentinel saja)
Keselamatan Pasien (lihat juga Tim keselamatan pasien RS
PMKP 7). (D,W)
W
5. Ada bukti pelaksanaan rumah D Bukti pelaksanaan upaya mencegah dan menurunkan 10
sakit melakukan upaya mencegah W kesalahan penggunaan obat (medication error) 5
Komite medis/komite PMKP
dan menurunkan kesalahan 0
Komite/tim farmasi dan terapi
penggunaan obat (medication
Kepala Instalasi Farmasi
error) (lihat juga PMKP 7 EP Apoteker
1).(D,W)
TL
TS
TT
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
Standar MKE 1
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi ten
pelayanan yang disediakan oleh rumah
Maksud dan tujuan MKE 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 1 Telusur
1. Terdapat regulasi tentang pedoman R Pedoman komunikasi efektif
komunikasi efektif yang meliputi komunikasi
dengan masyarakat, dengan pasien dan
keluarga, serta antar staf klinis. (R)
2. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi D 1) Bukti pertemuan dengan masyarakat untuk menyampaikan
efektif antara rumah sakit dengan masyarakat. W Informasi pelayanan RS (jenis pelayanan, waktu pelayanan,
(D, W) (Lihat juga TKRS.3.2) proses mendapatkan pelayanan)
2) Bukti media informasi :
Website, leaflet, brosur, bulletin dll
Staf PKRS/Humas RS/marketing
Masyarakat bila perlu
3. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi D 1) Bukti pemberian informasi di admisi, bagian informasi/PKRS
efektif dengan pasien dan keluarga. (D,W) W 2) Bukti pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi dalam
(Lihat juga HPK.2.1; HPK 2.2; ARK.1.3; RM pasien ( form informasi dan edukasi )
PAP.2.4) 3) Bukti media informasi: website, leaflet, brosur, bulletin, banner
dll
Petugas admisi/PKRS/bagian informasi/MPP/ staf klinis/PPA
4. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi D Bukti pelaksanaan komunikasi efektif dalam RM pasien meliputi
efektif antar staf klinis. (D,W) ( lihat juga AP, W catatan dalam form asesmen, catatan terintegrasi/CPPT, transfer,
PAP, SKP 2, TKRS 3.2 EP 2 ) rujukan, early warning system (EWS), tulbakon, serah terima
(operan)
Staf klinis
2. Demografi sekurang-kurangnya dapat D Bukti data demografi populasi terkini Staf PKRS/staf SIM RS
menggambarkan usia, etnis, agama, tingkat W
pendidikan, termasuk buta huruf, bahasa yang
digunakan termasuk adanya hambatan dalam
berkomunikasi. (D,W)
3. Rumah sakit menyediakan informasi D Bukti media informasi tentang jenis pelayanan, waktu, akses, dan
tentang jenis pelayanan, waktu pelayanan proses mendapatkan pelayanan dalam bentuk
serta akses dan proses untuk mendapatkan brosur/leaflet/banner, buletin, Web site, Call center/SMS Center,
pelayanan. (D,W) Seminar Awam, Pameran, slide show di TV / LCD dll.
untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang
Telusur Skor
Pedoman komunikasi efektif 10 TL
-0 -
TT
dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi yang dilayani rumah sakit.
Telusur Skor
Bukti data demografi digunakan untuk membuat strategi 10 TL
komunikasi dengan populasi 5 TS
Staf PKRS/staf SIM RS 0 TT
Standar MKE 2
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapat
pelayanan
Maksud dan Tujuan MKE 2: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 2 Telusur
1. Tersedia informasi untuk pasien D
dan keluarga tentang asuhan dan O
W
pelayanan yang disediakan oleh
rumah sakit, dalam bentuk website
atau brosur. (D,O,W)
Standar MKE 3
Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format dan bahasa yang mudah dimengerti.
sien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan
Telusur Skor
Bukti tersedia Website/brosur yang berisi daftar 10 TL
pelayanan yang disediakan RS 5 TS
0 TT
Lihat ketersediaan informasi dalam website,
ketersediaan brosur di area yang mudah diperoleh
pasien dan keluarga
Staf PKRS/staf bagian informasi
Pasien dan keluarga
Bukti tersedia brosur/leaflet/banner/slide show TV 10 TL
internal yang berisi informasi akses terhadap 5 TS
pelayanan 0 TT
Telusur Skor
Bukti tentang media edukasi/komunikasi dalam bentuk 10 TL
tulisan/gambar/video/demonstrasi/praktikum, yang praktis dan 5 TS
mudah dipahami sesuai data demografi populasi 0 TT
Staf PKRS
Bukti materi edukasi dalam bahasa Indonesia dan atau bahasa 10 TL
lainnya 5 TS
Materi edukasi 0 TT
Standar MKE 5
Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift atau antar shift.
Standar MKE 6
Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan.
Maksud dan Tujuan MKE 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 6 Telusur
1. Ada penetapan organisasi promosi R
kesehatan rumah sakit yang
mengkoordinasikan memberikan edukasi
kepada. (R)
Standar MKE 7
PPA yang memberikan edukasi harus mampu memberikan edukasi secara efektif.
Maksud dan Tujuan MKE 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 7 Telusur
1. Profesional pemberi asuhan sudah terampil D
melakukan komunikasi W
efektif (D,W)
Standar MKE 8
Agar edukasi pasien dan keluarga bisa efektif, staf harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar dan kebutuhan edukasi
dicatat di dalam rekam medis.
Maksud dan Tujuan MKE 8 : Lihat SNARS 1
Variabel asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga meliputi :
a) keyakinan dan nilai nilai pasien dan keluarga
b) kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c) hambatan emosional dan motivasi
d) keterbatasan fisik dan kognitif
e) kesediaan pasien untuk menerima informasi
Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien
Maksud dan Tujuan MKE 9: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 9 Telusur
1. Ada bukti pasien dijelaskan D
tentang hasil asesmen, diagnosis dan
rencana asuhan yang akan diberikan. (D,O)
(Lihat juga HPK.2.1)
O
2. Ada bukti pasien dijelaskan tentang hasil D
asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan W
dan pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W)
(Lihat juga
PAP.2.4 dan HPK 2.1)
Standar MKE 11
Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi yang memadai antar p
keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif dilaksanakan.
Maksud dan Tujuan MKE 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 11 Telusur
1. PPA harus menyediakan waktu W
yang adekuat dalam memberikan edukasi (W)
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi kepada D
pasien dan keluarga diberikan secara W
kolaboratif oleh
PPA terkait. (D,W)
Standar MKE 12
Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan.
nformasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit termasuk yang “urgent”.
Telusur Skor
Penetapan tentang komunikasi efektif (lihat MKE 1 EP 1) berisi 10 TL
juga tentang informasi yang akurat dan tepat waktu ke seluruh RS 5 - TT
termasuk informasi 0
terkait code blue, code red dan code black.
1) Bukti surat edaran Direktur/pengumuman/majalah 10 TL
dinding/media sosial/intranet/ paging system dll 5 TS
2) Bukti laporan pelaksanaan simulasi code blue, code red dan 0 TT
code black
Staf RS
Peragaan pelaksanaan code blue, code red dan
code black
han dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift atau antar shift.
Telusur Skor
Penetapan tentang komunikasi efektif (lihat juga MKE 1 EP 1) 10 TL
berisi juga tatacara komunikasi antar staf klinis pada saat bekerja 5 TS
shift dan antar shift yang meliputi informasi tentang: 0 TT
1) status kesehatan termasuk CPPT
2) ringkasan pulang pasien rawat jalan dan ranap
3) informasi klinis saat transfer dan dirujuk
4) serah terima/operan
Telusur Skor
1) Unit/panitia/tim PKRS 10 TL
2) Pedoman kerja 5 TS
3) Program 0 TT
Telusur Skor
Bukti pekasanaan pelatihan 10 TL
PPA 5 TS
0 TT
PPA 10 TL
Pasien 5 TS
0 TT
staf harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar dan kebutuhan edukasi serta
si
Telusur Skor
Bukti pelaksanaan asesmen kemampuan dan kemauan belajar 10 TL
pasien a) s/d e) dalam RM pasien 5 TS
Lihat RM pasien 0 TT
Telusur Skor
Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil 10 TL
asesmen, diagnosa dan rencana asuhan (form pemberian edukasi 5 TS
yang telah diisi DPJP, PPJA) dalam RM pasien 0 TT
Lihat RM pasien
Telusur Skor
Bukti materi edukasi tentang: 10 TL
1) penggunaan obat-obatan secara efektif dan aman 5 TS
2) potensi efek samping obat 0 TT
3) potensi interaksi obat antar obat konvensional, obat bebas,
serta suplemen atau makanan
(regulasi lihat MKE 1 EP 1)
Apoteker
Pasien/keluarga
dan pilihan pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi yang memadai antar pasien-
aksanakan.
Telusur Skor
PPA 10 TL
Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan pasien dan 5 TS
keluarga 0 TT
Bukti materi edukasi kolaboratif sesuai nilai-nilai dan pilihan pasien 10 TL
dan keluarga 5 TS
PPA terkait 0 TT
Pemberi edukasi 10 TL
Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan pasien dan 5 TS
keluarga 0 TT
Staf pemberi edukasi
Telusur Skor
Bukti daftar faskes dan praktik mandiri yang ada di domisili pasien 10 TL
5 - TT
0
Standar PMKP 2
Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu pengetahuan dan
informasi terkini dan perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Maksud dan Tujuan PMKP 2 : Lihat SNARS 1
Secara rinci referensi dan informasi terkini yang diperlukan rumah sakit dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
meliputi:
a) literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung asuhan pasien terkini, misalnya pedoman nasional
pelayanan kedokteran dan international clinical guidelines
b) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung penelitian (khusus untuk rumah sakit
pendidikan);
c) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung terselenggaranya manajemen yang baik;
d) informasi lainnya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, misalnya data indikator mutu di tingkat nasional
atau internasional;
e) peraturan perundang-undangan terkait dengan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit termasuk pedoman-pedoman yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
Elemen Penilaian PMKP 2 Telusur Skor
1. Rumah sakit mempunyai pedoman R Regulasi tentang pedoman PMKP 10
peningkatan mutu dan -
keselamatan pasien sesuai dengan 0
referensi terkini (lihat juga TKRS 4
EP 1). (R)
2. RS mempunyai referensi yang D W Bukti daftar dan bahan referensi pendidikan Komite/Tim PMKP 10
dipergunakan untuk meningkatkan mutu 5
asuhan klinis dan proses kegiatan manajemen 0
yang lebih baik, yang antara lain meliputi a)
sampai dengan e) yang ada di maksud tujuan
untuk rumah sakit pendidikan dan kecuali b)
untuk
rumah sakit non pendidikan. (D,W)
3. Komite medis dan komite D Bukti daftar dan bahan referensi asuhan klinis terkini 10
keperawatan mempunyai referensi W Komite medis 5
peningkatan mutu asuhan klinis Komite keperawatan 0
terkini. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan program PMKP D Bukti pelaksanaan tentang program PMKP 10
yang meliputi data a) sampai dengan f) O Lihat pelaksanaan proses manajemen data PMKP dan integrasinya 5
dimaksud dan tujuan. (D,O) 0
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
kerja;
an dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran
uga TKRS 11 dan TKRS 11.2);
ram di tingkat unit kerja serta menggabungkan menjadi
arus terkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaanya;
a dari data indikator mutu yang dikumpulkan dari seluruh
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
uti :
ngan teknologi informasi, mulai dari pengumpulan, pelaporan,
al RS Publikasi data tetap harus memperhatikan kerahasiaan
liputi:
TL
TS
TT
TL
TS
TT
Standar PMKP 3
RS mempunyai program pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan rumah sakit dan semua staf yang terlibat
dalam pengumpulan, analisa dan validasi data mutu.
Maksud dan Tujuan PMKP 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 3 Telusur Skor
1. RS mempunyai program pelatihan PMKP R Regulasi tentang program pelatihan PMKP 10
yang diberikan oleh narasumber yang -0
kompeten (R)
2. Pimpinan di rumah sakit, termasuk komite D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh narasumber yang 10
medis dan komite keperawatan telah mengikuti W kompeten 5
pelatihan PMKP (D,W) 2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP pimpinan RS, komite medis dan 0
komite keperawatan
Pimpinan di RS
Komite/Tim PMKP
Komite medis
Komite keperawatan
Diklat
3. Semua individu yang terlibat di dalam D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh narasumber yang 10
pengumpulan, analisa dan validasi data telah W kompeten 5
mengikuti pelatihan PMKP khususnya tentang 2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP penanggung jawab data unit 0
sistem manajemen data (D,W) kerja
Komite/Tim PMKP
Staf unit
Penanggung jawab data unit kerja
2. Komite/tim peningkatan mutu dan D Bukti rapat tentang koordinasi komite/tim PMKP dengan para 10
keselamatan pasien atau bentuk organisasi W kepala unit pelayanan dalam pengukuran mutu di unit pelayanan 5
lainnya melakukan koordinasi dan integrasi dan pelaporannya 0
kegiatan pengukuran mutu di unit pelayanan Komite/Tim PMKP
dan pelaporannya. (D,W) Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Standar PMKP 5
Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi dan indikator-indikator
Maksud dan Tujuan PMKP 5 : Lihat SNARS 1
Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat tentang indikator tersebut yang antara lain, namun tidak terbatas meliputi
a) judul indikator,
b) definisi operasional,
c) tujuan, dimensi mutu,
d) dasar pemikiran/alasan pemilihan indikator,
e) numerator, denominator, formula pengukuran,
f) metodologi pengumpulan data,
g) cakupan datanya,
h) frekuensi pengumpulan data,
i) frekuensi analisa data
j) metodologi analisa data,
k) sumber data
l) penanggung jawab pengumpul data,
m) publikasi data.
4. Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan D W Bukti daftar indikator sasaran keselamatan pasien 10
pengukuran mutu dng menggunakan indikator Direktur -0
sasaran keselamatan pasien. (D,W) Kepala bidang/divisi
Komite/Tim PMKP
5. Setiap indikator yang ditetapkan dilengkapi D Bukti profil setiap indikator yang ada di EP 2, 3, dan 4 10
dengan profil indikator yang meliputi a) sampai 5
m) di maksud dan tujuan. (D) (lihat juga 0
TKRS 5)
3. Rumah sakit telah melaksanakan audit klinis D W Bukti hasil audit klinis dan atau audit medis 10
dan atau audit medis pada panduan praktik Komite/Tim PMKP 5
klinis /alur klinis prioritas di tingkat rumah Komite medis 0
sakit (D,W)
Standar PMKP 6
Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja.
2. Setiap unit kerja dan pelayanan melakukan D Bukti indikator mutu di setiap unit kerja dan unit pelayanan 10
telah memilih dan menetapkan indikator mutu unit W Komite/Tim PMKP 5
(lihat juga TKRS 11 EP 1) (D,W) Unit kerja 0
Unit pelayanan
3. Setiap indikator mutu telah dilengkapi profil D Bukti tentang profil setiap indikator mutu di EP 2 10
indikator meliputi W Komite/Tim PMKP 5
a) sampai dengan m) yang ada di maksud dan Unit kerja 0
tujuan di PMKP 5 (D,W) Unit pelayanan
4. Setiap unit kerja melaksanakan proses D Bukti form pengumpulan data dan pelaporan data 10
pengumpulan data dan pelaporan (D,W) W Penanggungjawab data unit kerja 5
0
5. Pimpinan unit kerja melakukan supervisi D 1) Bukti form ceklis 10
terhadap proses pengumpulan data dan pelaporan W 2) Bukti pelaksanaan supervisi dan hasil terhadap progres 5
serta melakukan perbaikan mutu berdasarkan pengumpulan data dan tindak lanjutnya 0
hasil capaian indikator mutu (D,W) Kepala unit pelayanan
Penanggung jawab data unit kerja
Standar PMKP 7
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien
dan manajemen rumah sakit lebih baik
Maksud dan Tujuan PMKP 7 : Lihat SNARS 1
Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai perkumpulan profesional dan bisa juga indikator-indikator mut
yang diwajibkan oleh pemerintah. Sesuai peraturan perundangan mungkin ada RS yang diharuskan ikut sebagai peserta bank data.
Dalam semua kasus, keamanan dan kerahasiaan data dan informasi harus di jaga.
Berdasarkan tersebut diatas rumah sakit agar mempunyai regulasi tentang:
a) sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback dan publikasi data (PMKP 2.1)
b) menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau menggunakan database
ekternal
c) menjamin keamanan dan kerahasian data dalam berkontribusi dengan database eksternal.
2. Komite/Tim PMKP atau bentuk organisasi D Bukti rapat tentang koordinasi Komite/Tim PMKP dengan unit 10
lainnya melakukan koordinasi dengan unit W pelayanan dalam pengumpulan data di unit pelayanan dan 5
pelayanan dalam pengumpulan data (D,W) pelaporannya 0
Komite/Tim PMKP
Unit pelayanan
Penanggungjawab data unit kerja
IT
3. RS telah melakukan pengumpulan data dan D Bukti hasil pengumpulan data dan informasi yang meliputi indikator 10
informasi untuk mendukung asuhan pasien, W area klinis, manajemen, sasaran keselamatan pasien, insiden 5
manajemen RS, pengkajian praktik profesional keselamatan pasien, dan tingkat kepatuhan DPJP terhadap PPK 0
serta program PMKP secara menyeluruh (D,W) Komite/Tim PMKP
Komite medis
Penanggungjawab data unit kerja
4. Kumpulan data dan informasi disampaikan D W Bukti publikasi data ke luar RS Komite/Tim PMKP 10
kepada badan diluar RS sesuai peraturan dan 5
perundangan-undangan. (D,W) 0
5. Rumah sakit berkontribusi terhadap D Bukti pelaksanaan tentang benchmark (tolok ukur) data 10
database ekternal dengan menjamin W Direktur 5
keamanan dan kerahasiaan (D,W) Komite/Tim PMKP 0
3. Analisis data telah dilakukan dng D Bukti analisis data dengan menggunakan metode dan teknik-teknik 10
menggunakan metode dan teknik2 statistik, W statistik 5
sesuai kebutuhan (D,W) Komite/Tim PMKP 0
Penanggungjawab data unit
4. Analisa data telah dilakukan dng melakukan D Bukti pelaksanaan tentang analisis data meliputi: 10
perbadingan dari waktu ke waktu di dalam RS, W 1) Trend analysis 5
dengan melakukan perbandingan database 2) Perbandingan dengan data eksternal atau RS lain 0
eksternal dari RS sejenis atau data 3) Perbandingan dengan standar
nasional/internasional, dan melakukan 4) Perbandingan dengan praktik terbaik
perbandingan dengan standar dan praktik Direktur
terbaik berdasarkan referensi terkini (D,W) Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Komite/Tim PMKP
Penanggungjawab data unit
5. Pelaksana analisis data yaitu staf komite/tim D Bukti sertifikat pelatihan Komite/Tim PMKP dan penanggung jawab 10
PMKP dan penanggung jawab data di unit W data unit dan pengalaman kerja 5
pelayanan/kerja sudah mempunyai Komite/Tim PMKP 0
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan Penanggungjawab data unit
yang tepat sehingga dapat berpartisipasi dalam
proses tersebut dengan baik. (D,W)
6. Hasil analisis data telah disampaikan D 1) Bukti laporan hasil analisis data disampaikan kepada Direktur, 10
kepada Direktur, para kepala bidang/divisi dan W kepala bidang dan kepala unit 5
kepala unit untuk ditindaklanjuti. (D,W) 2) Bukti laporan hasil analisis data 0
3) Bukti tindak lanjut/rencana perbaikan
Direktur/kepala bidang/divisi
Kepala unit
Komite/Tim PMKP
Standar PMKP 7.2
Program PMKP prioritas di rumah sakit telah dianalisis dan mempunyai dampak terhadap peningkatan mutu dan efisiensi biaya pertahun
2. Ada bukti Direktur rumah sakit telah D W Bukti tentang tindaklanjut perbaikan 10
menindaklanjuti hasil analisis data yang Direktur 5
meliputi a) sampai d) yang ada dimaksud dan Kepala bidang/divisi 0
tujuan (D,W) Kepala unit pelayanan
Komite/Tim PMKP
Penanggungjawab data unit
3. Ada bukti program PMKP prioritas telah D Bukti tentang hasil perbaikan prioritas kegiatan PMKP RS 10
menghasilkan perbaikan di rumah sakit W Komite/Tim PMKP 5
secara keseluruhan 0
(D,W)
4. Ada bukti program PMKP prioritas telah D Bukti tentang hasil efisiensi sumber daya prioritas kegiatan PMKP 10
menghasilkan efisiensi penggunaan sumber W RS 5
daya (D,W) Komite/Tim PMKP 0
Bagian keuangan/ billing
Staf SIM-RS
Standar PMKP 8
RS mempunyai regulasi validasi data indikator area klinik yang baru atau mengalami perubahan dan data yang akan dipublikasikan.
Regulasi ini diterapkan dengan menggunakan proses internal validasi data.
Maksud dan Tujuan PMKP 8 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit agar menetapkan regulasi validasi data yang antara lain meliputi :
a) regulasi data yang harus divalidasi, yaitu:
merupakan pengukuran area klinik baru;
bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik sehingga sumber data berubah;
bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di web site rumah sakit atau media lain;
bila ada perubahan pengukuran;
bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahui sebabnya;
bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata pasien, protokol riset diubah, panduan praktik klinik baru
diberlakukan, ada teknologi dan metodologi pengobatan baru
b) Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas sebagai berikut:
mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses pengumpulan data sebelumnya (data asli)
menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara statistik. Sample 100 % hanya dibutuhkan jika jumlah
pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan 100
Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang baik.
jika elemen data yg diketemukan ternyata tidak sama, dng catatan alasannya (misalnya data tidak Koleksi sample baru setelah
semua tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan (lihat juga KKS.11, E
4)
c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya agar diatur tersendiri, dan dapat
menjamin kerahasiaan pasien dan keakuratan data jelas definisinya) dan dilakukan tindakan koreksi
2. Rumah sakit telah melakukan validasi data D W Bukti pelaksanaan validasi data IAK Komite/Tim PMKP 10
pada pengukuran mutu area klinik yang baru 5
dan bila terjadi perubahan sesuai dengan 0
regulasi (D,W)
3. Rumah sakit telah melakukan validai data D W Bukti pelaksanaan validasi data yang dipublikasikan Komite/Tim 10
yang akan dipublikasikan di web site atau PMKP 5
media lainnya termasuk kerahasiaan pasien 0
dan
keakuratan sesuai regulasi (D,W)
2. Ada bukti unit kerja telah melaporkan insiden D Bukti tentang laporan insiden keselamatan pasien paling lambat 10
keselamatan pasien (D,W) W 2x24 jam 5
Kepala unit kerja 0
Komite/Tim PMKP
3. Rumah sakit mengintegrasikan pelaporan D Bukti pelaksanaan tentang integrasi laporan dan analisa data 10
kejadian dan pengukuran mutu agar solusi dan W laporan insiden dengan PMKP dan perbaikannya 5
perbaikan yang dilakukan terintegrasi. (D,W) Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/Komite PPI/K3RS 0
4. Ada bukti RS telah melaporkan insiden D 1) Bukti tentang laporan dan tindak lanjut insiden keselamatan 10
keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada W pasien setiap 6 bulan kepada representasi pemilik 5
representasi pemilik dan bila ada kejadian 2) Bukti laporan kejadian sentinel kepada representasi 0
sentinel telah dilaporkan di setiap kejadian. pemilik paling lambat 2x24 jam
(D,W) (Lihat juga TKRS 4.1) 3) Bukti laporan kejadian sentinel kepada KARS paling lambat
2x24 jam
Representasi pemilik
Direktur
Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
5. Ada bukti RS telah melaporkan insiden IKP D Bukti laporan insiden keselamatan pasien khususnya 10
kpd Komite Nasional Keselamatan Pasien W sentinel kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien paling 5
sesuai peraturan perundang-undangan. (D, W) lambat 2x24 jam 0
Direktur
Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
3. Ada bukti rencana tindak lanjut dan D Bukti rencana tindaklanjut RCA/AAMyang telah dilaksanakan 10
pelaksanaan langkah-langkah sesuai hasil O W Lihat pelaksanaan dari rencana tindak lanjut 5
AAM/RCA. (D,O,W) Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 0
Kepala unit pelayanan
3. Semua kejadian serius akibat efek samping D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10
obat (adverse drug event) jika sesuai dan Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 5
sebagaimana yang didefinisikan oleh RS, DPJP/PPJA 0
sudah dianalisis (lihat juga PKPO 7). Farmasi
(D,W)
4. Semua kesalahan pengobatan (medication D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10
error) yang signifikan jika sesuai & sebagai Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 5
mana yg didefinisikan oleh RS, sudah DPJP/PPJA 0
dianalisis (Lihat juga PKPO 7.1). Farmasi
(D,W)
5. Semua perbedaan besar (discrepancy) D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10
antara diagnosis praoperasi dan diagnosis Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 5
pascaoperasi sudah dianalisis (Lihat juga DPJP/PPJA/Kepala instalasi bedah 0
PAB.7.2) (D,W) Komite medis
KSM bedah
6. Efek samping atau pola efek samping D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10
selama sedasi moderat atau mendalam dan Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 5
pemakaian anestesi sudah dianalisis (Lihat DPJP/PPJA 0
juga PAB.3.2 dan PAB .5) (D,W) KSM anestesi
7. Semua kejadian lain yang ditetapkan oleh D W Bukti tentang laporan dan analisis kejadian lainnya 10
rumah sakit sesuai dengan f) yang ada di Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 5
maksud dan DPJP/PPJA 0
tujuan sudah dianalisis.(D,W)
Standar PMKP 10
Ada pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien.
Maksud dan Tujuan PMKP 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 10 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengukuran R Regulasi tentang budaya keselamatan RS 10
budaya keselamatan (lihat juga TKRS 13) (R) -0
2. Direktur rumah sakit telah melaksanakan D Bukti hasil pengukuran budaya keselamatan RS 10
pengukuran budaya keselamatan. (D,W) W Direktur 5
Komite/Tim PMKP 0
4. Tersedia data yang menunjukkan bahwa DW Bukti tentang perbaikan telah tercapai 10
perbaikan bersifat efektif dan Komite/Tim PMKP 5
berkesinambungan (Lihat juga TKRS 11, EP 2) Kepala bidang/divisi 0
(D,W) Kepala unit
MANAJEMEN RISIKO
Standar PMKP 12
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cedera serta mengurangi risiko lai
terhadap keselamatan pasien dan staf.
Maksud dan Tujuan PMKP 12
Komponen-komponen penting program manajemen risiko formal meliputi :
1) identifikasi risiko,
2) prioritas risiko,
3) pelaporan risiko,
4) manajemen risiko
5) investigasi kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
6) manajemen terkait tuntutan (klaim)
Dalam menerapkan manajemen risiko rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses berisiko yang dapat terjadi pada pasien, antara la
meliputi:
manajemen pengobatan ;
risiko jatuh;
pengendalian infeksi;
gizi;
risiko peralatan; dan
risiko sebagai akibat kondisi yang sudah lama berlangsung.
Ruang lingkup manajemen risiko rumah sakit yang meliputi namun tidak terbatas pada:
a) pasien;
b) staf medis;
c) tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang bekerja di rumah sakit;
d) fasilitas rumah sakit;
e) lingkungan rumah sakit; dan
f) bisnis rumah sakit
4. Ada bukti rumah sakit telah melakukan D W Bukti tentang hasil FMEA /AEMK RS 10
failure mode effect analysis (analisis efek Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/PJ manajemen risiko 5
modus kegagalan) setahun sekali pada proses Tim FMEA 0
berisiko tinggi yang diprioritaskan. (D,W)
5. Rumah sakit telah melaksanakan tindak D Bukti tindaklanjut dari hasil analisis FMEA /AEMK RS, penerapan 10
lanjut hasil analisa modus dampak W redisain (desain baru) dan monitoringnya 5
kegagalan(FMEA). (D,W) Direktur 0
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Komite/Tim PMKP
Penanggungjawab data unit
Komite medis
n untuk pimpinan rumah sakit dan semua staf yang terlibat
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
kritis
mberikan asuhan klinik tepat waktu dan efektif
patuhan penerapan alur klinis di area yang akan diperbaiki di
Skor
TL
- TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
database eksternal.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
pak terhadap peningkatan mutu dan efisiensi biaya pertahun
ui:
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
meliputi:
ondisi pasien
TL
TS
TT
aoperasi
alam dan pemakaian anestesi
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
MPERTAHANKAN PERBAIKAN
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
SIKO
atas pada:
Skor Nilai GAP
TL
- TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA
Standar PPI 1
Ditetapkan Komite atau Tim PPI untuk melakukan koordinasi semua kegiatan PPI yang melibatkan pemimpin rumah sakit, staf
klinis dan non klinis sesuai dengan ukuran, serta kompleksitas rumah sakit dan peraturan perundang-undangan.
Standar PPI 2
Ditetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection Prevention and Control nurse) yang memiliki kompetensi untuk mengawasi serta supervisi
semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Maksud dan Tujuan PPI 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 2 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan perawat R Regulasi tentang penetapan IPCN dengan uraian 10
PPI/IPCN (Infection Prevention and tugasnya -
Control Nurse) dengan jumlah dan 0
kualifikasi sesuai dengan regulasi.
(R )
2. Ada bukti perawat PPI/IPCN D Bukti supervisi IPCN: 10
melaksanakan pengawasan serta W 1) Bukti form ceklis 5
supervisi semua kegiatan 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0
pencegahan dan pengendalian
infeksi. (D,W ) IPCN
Kepala unit/Kepala ruangan
Kepala Instalasi
3. Ada bukti terlaksana pelaporan D Bukti laporan IPCN kepada Ketua/Tim PPI 10
W
D
perawat PPI/IPCN kepada ketua W -
Komite/Tim PPI. (D,W) Ketua Komite/Tim PPI 0
IPCN
A KELOLA
TL
TS
TT
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
-
TT
SUMBER DAYA
Standar PPI 3
Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) yang jumlah dan
kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Komite/Tim PPI
IPCN
IPCLN
Staf SIM-RS
4. Rumah sakit menyediakan sumber D Bukti tersedia sumber informasi dan referensi 10
informasi dan referensi terkini terkini 5
yang dapat diperoleh dari a) 0
on and Control Link Nurse) yang jumlah dan
g bertugas
;
etiap personil ruangan di unitnya masing-masing;
padaan isolasi;
TL
TS
TT
n program PPI.
nternasional, misalnya
TL
TS
TT
TL
TS
TT
sampai dengan f) pada maksud dan OW
tujuan. (D,O,W)
kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko tertular infeksi yang berkaitan
, staf klinis, dan nonklinis.
Program PPI antara lain meliputi :
nfeksi
nggunaan antimikrob secara aman;
Standar PPI 6
Program surveilans rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan fokus program terkait dengan
pelayanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan PPI 6, PPI 6.1 dan PPI 6.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data mengenai infeks dan lokasinya yang relevan sebagai berikut:
a) Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanik, trakeostomi, dan lain lain
b) Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain lain
c) Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena central, dan lain lain
d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptic, dan lain lain
e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik, seperti multi drug resistant organism, infeksi yang virulen
f) Timbulnya infeksi baru atau timbul kembalinya infeksi di masyarakat.
2. Ada bukti pelaksanaan pengumpulan data D Bukti pelaksanaan pengumpulan data dari butir 10
dari butir a) sampai dengan f), analisis dan W a) sampai dengan f) disertai dengan: 5
interpretasi data, serta membuat prioritas untuk 1) Bukti analisis dan intepretasi data 0
menurunkan tingkat infeksi. (D,W ) 2) Bukti penetapan prioritas untuk menurunkan
tingkat infeksi
Kepala bidang/divisi pelayanan
Kepala unit pelayanan
Komite/Tim PPI
IPCN
IPCLN
4. Ada bukti rumah sakit membandingkan D Bukti pelaksanaan perbandingan angka infeksi RS dengan 10
angka kejadian infeksi rumah sakit dengan W RS lain 5
kejadian di rumah sakit lain. (D,W) Komite/Tim PPI 0
IPCN
2. Ada bukti rumah sakit telah merancang ulang D Bukti penyusunan rancang ulang sebagai tindak lanjut dari EP 10
penurunan infeksi berdasar atas investigasi dan W 1 5
hasil analisis. (D,W) Komite/Tim PPI 0
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
3. Ada bukti rumah sakit telah melaksanakan D Bukti pelaksanaan rancang ulang sebagai tindak lanjut dari EP 10
rancang ulang yang ada di EP 2 (D,W) W 2 5
Komite/Tim PPI 0
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
2. Ada bukti rumah sakit menyusun strategi untuk D Bukti penyusunan strategi penurunan infeksi (tata kelola 10
menurunkan risiko infeksi tersebut. (D,W) W penurunan infeksi) sebagai tindak lanjut dari EP 1 5
Komite/Tim PPI 0
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
3. Rumah sakit melaksanakan strategi untuk D Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko infeksi) 10
menurunkan risiko infeksi pada prosedur dan O sebagai tindak lanjut EP 2 5
proses asuhan invasif yang berisiko infeksi. W Lihat pelaksanaan pencampuran obat suntik, pemberian 0
(D,O,W,S) S suntikan, terapi cairan, punksi lumbal
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala unit/Kepala ruangan
Peragaan pencampuran obat suntik, pemberian suntikan,
terapi cairan, punksi lumbal
4. Rumah sakit telah melaksanakan kegiatan D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang kegiatan untuk 10
pelatihan untuk menurunkan risiko infeksi di W menurunkan risiko infeksi 5
dalam proses-proses kegiatan tersebut. Kepala diklat 0
(D,W) Peserta pelatihan
2. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada prosedur 10
menurunkan risiko infeksi pada kegiatan W dan proses sterilisasi 5
sterilisasi alat. (D,W) 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko 0
infeksi)
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit sterilisasi
3. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada 10
menurunkan risiko infeksi pada kegiatan W pengelolaan linen/londri 5
pengelolaan linen/londri. (D,W) 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko 0
infeksi)
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit linen/londri
4. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada 10
menurunkan risiko infeksi pada kegiatan W pengelolaan sampah 5
pengelolaan sampah. (D,W) 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko 0
infeksi)
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
IPSRS
5. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada penyediaan 10
menurunkan risiko infeksi pada kegiatan W makanan 5
penyediaan makanan. (D,W) 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko 0
infeksi)
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala gizi
6. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada kamar 10
menurunkan risiko infeksi di kamar jenazah. W jenazah 5
(D,W) 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola risiko 0
infeksi)
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
Kepala bidang/divisi
Kepala kamar jenazah
pusat sterilisasi sudah sesu3ai dengan O Lihat alur dekontaminasi, precleaning, cleaning, desinfeksi,
prinsip-prinsip PPI. (D,O,W) W dan sterilisasi peralatan medis di unit sterilisasi
Kepala/staf sterilisasi
IPCN
3. Rumah sakit mengoordinasikan pelayanan D Bukti rapat tentang koordinasi pelayanan sterilisasi dan 10
sterilisasi dan disinfeksi di luar pusat sterilisasi. O disinfeksi diluar unit sterilisasi 5
(D,O,W) W Lihat pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi di luar unit 0
sterilisasi, yang dilaksanakan seragam
IPCN
Kepala/staf sterilisasi
Unit terkait
2. Ada bukti monitoring, evaluasi, dan tindak D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi antara lain 10
lanjut pelaksanaan penggunaan kembali O berdasarkan hasil kultur dan tindak lanjut pelaksanaan 5
(reuse) bahan medis habis pakai sesuai butir a) W penggunaan kembali (reuse) bahan medis habis pakai 0
sampai dengan g) pada maksud dan tujuan. Lihat pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) bahan medis
(D,O,W) habis pakai
IPCN
Kepala/staf unit pelayanan
Maksud dan Tujuan PPI 7.3 dan PPI 7.3.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 7.3 Telusur Skor
1. Ada unit kerja atau penanggungjawab R Regulasi tentang unit kerja linen/londri atau penanggung 10
pengelola linen/londri yang menyelenggarakan jawab bila dilakukan dengan kontrak (outsourcing) -0
penatalaksanaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(R)
2. Bangunan, alur, dan fasilitas londri sesuai O Lihat ruang, alur, dan fasilitas londri 10
dengan peraturan perundang-undangan. (O,W) W IPCN 5
0
Kepala/staf londri
3. Bila linen/londri dilaksanakan oleh pihak di O Lihat proses pengiriman atau penyimpanan linen/londri 10
luar rumah sakit, harus memenuhi sertifikasi W dengan pihak di luar RS 5
mutu dan sesuai dengan peraturan perundang Lihat sertifikasi mutu pihak ketiga 0
undangan (O, W) IPCN
Penanggung jawab linen/londri
3. Petugas pada unit londri menggunakan alat O Lihat penerapan penggunaan APD 10
pelindung diri (APD) sesuai dengan ketentuan. W Lihat hasil supervisi IPCN ke pengelola linen/londri di 5
(O,W) luar RS 0
Kepala/staf linen/londri
LIMBAH INFEKSIUS
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4 dan PPI 7.4.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi melalui kegiatan sebagai berikut:
a) pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b) penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c) pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d) pengelolaan limbah cair;
e) pelaporan pajanan limbah infeksius.
2. Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak lanjutnya 10
sesuai dengan regulasi O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan 5
dan dilaksanakan monitoring, 0
evaluasi, serta tindak lanjutnya. (D,O,W) limbah infeksius sesuai prinsip PPI
Penanggung jawab kesling
Petugas House Keeping
W Petugas TPS
Petugas Incinerator
3. Penanganan dan pembuangan darah serta D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak lanjutnya 10
komponen darah sesuai dengan regulasi dan O Lihat kepatuhan petugas dalam penanganan dan 5
dilaksanakan monitoring, evaluasi, juga tindak W pembuangan darah 0
lanjutnya. (D,O,W) sesuai prinsip PPI
Penanggung jawab kesling
Kepala/staf laboratorium
Kepala/staf BDRS (Bank Darah RS)
4. Pengelolaan limbah cair sesuai dengan D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak lanjutnya 10
regulasi. (D,O,W) O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan limbah cair 5
W sesuai prinsip PPI IPAL RS 0
Penanggung jawab kesling
Penanggung jawab IPAL
Kepala/staf radiologi
Kepala/staf laboratorium
5. Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai D 1) Bukti laporan pajanan limbah infeksius 10
dengan regulasi dan dilaksanakan monitoring, O 2) Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak lanjutnya 5
evaluasi, serta tindak lanjutnya. (D,O,W) W Lihat pengelolaan limbah infeksius, mulai pembuangan di 0
unit pelayanan, sampai di TPS B-3/pengolahan limbah
infeksius
IPCN
Kepala/staf unit/kepala ruangan
Kepala/staf radiologi
Kepala/staf laboratorium
6. Ada bukti penanganan (handling) serta O Lihat penanganan /handling pembuangan darah dan 10
pembuangan darah dan komponen darah sudah W komponen darah 5
dikelola sesuai dengan peraturan perundang- Kepala/staf kamar operasi 0
undangan. (O,W) Kepala/staf BDRS
Kepala/staf kamar bersalin
Kepala/staf laboratorium
2. Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar O Lihat proses pengelolaan pemulasaran jenazah dan bedah 10
bedah mayat sudah dikelola sesuai dengan W mayat 5
peraturan perundang-undangan. (O,W) IPCN 0
Kepala/staf kamar jenazah
2. Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan, O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan benda tajam 10
disimpan di dalam wadah yang tidak tembus, tidak W dan jarum sesuai prinsip PPI 5
bocor, berwarna kuning, diberi label infeksius, dan IPCN 0
dipergunakan hanya sekali pakai sesuai dengan IPCLN
peraturan perundang- undangan. Kepala/staf unit pelayanan
(O,W) Petugas cleaning service
IPCLN
Petugas incenerator
4. Bila pengelolaan benda tajam dan jarum D 1) Bukti pelaksanaan kerjasama RS dengan pihak luar 10
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit harus O RS 5
berdasar atas kerjasama dengan pihak yang W 2) Bukti izin transporter 0
memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan 3) Bukti izin incenerator
peraturan perundang-undangan. (D,O,W) 4) Bukti sertifikasi mutu
Lihat bukti monitoring pelaksanaan yang dilakukan oleh
pihak RS
IPCN
IPSRS
5. Ada bukti data dokumen limbah benda tajam D Bukti data dokumen limbah benda tajam dan jarum yang 10
dan jarum. (lihat juga di PPI 7.2). (D,W) W dikelola 5
IPCN 0
IPSRS
Penanggung jawab kesling
Penanggung jawab cleaning service
PELAYANAN MAKANAN
Standar PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.6 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit menetapkan regulasi yang meliputi:
a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan makanan, pengadaan,
penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko
infeksi dan kontaminasi silang;
b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai dengan peraturan perundangan termasuk bila
makanan diambil dari sumber lain di luar rumah sakit.
2. Ada bukti pelaksanaan penyimpanan bahan O W Lihat pelaksanaan pengelolaan makanan Kepala/staf gizi 10
makanan, pengolahan, pembagian/ pemorsian, 5
dan distribusi makanan 0
sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan penyimpanan O Lihat pelaksanaan penyimpanan bahan makanan dan produk 10
makanan, bahan makanan dan produk nutrisi W nutrisi 5
dengan memperhatikan kesehatan lingkungan Kepala/staf gizi 0
meliputi
sanitasi, suhu, pencahayaan,
RISIKO KONSTRUKSI
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan enginerin
controls)
Maksud dan Tujuan PPI 7.7 dan PPI 7.7.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko pengendalian infeksi
(infection control risk assessment/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta renovasi gedung di area mana saja di rumah saki
yang meliputi:
1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.
Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
engineering controls) fasilitas yang antara lain meliputi:
a) sistem ventilasi bertekanan positif;
b) biological safety cabinet;
c) laminary airflow hood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.
2. Fasilitas yang tercantum pada butir D Bukti pelaksanaan pengendalian mekanis dan teknis sudah 10
a) sampai dengan e) sudah dilakukan O dilakukan 5
pengendalian mekanis dan teknis (mechanical W Lihat ruangan tekanan positif, biological safety cabinet; 0
dan engineering control). (D, O, W) laminary airflow hood; termostat di lemari pendingin; pemanas
air untuk sterilisasi piring dan alat dapur
IPSRS
Kepala/staf unit terkait
6. Rumah sakit telah melaksanakan penilaian D Bukti pelaksanaan ICRA renovasi bangunan, dan hasil 10
risiko pengendalian infeksi (infection control O pemantauan kualitas udara akibat dampak renovasi 5
risk assessment/ICRA) pada semua renovasi, W Lihat pelaksanaan renovasi 0
kontruksi dan demolisi sesuai dengan regulasi. Lihat laporan pelaksanaan renovasi
(D,O,W) Komite/Tim PPI
IPCN
Bagian Umum
TRANSMISI INFEKSI
Standar PPI 8
Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang mengalami imunitas rendah
(immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami.
Maksud dan Tujuan PPI 8, PPI 8.1 dan 8.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 8 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang penempatan pasien dengan penyakit 10
penempatan pasien dengan penyakit menular menular dan pasien yang mengalami immunitas rendah -0
dan pasien yang mengalami imunitas rendah
(immunocompromised). (R)
2. Rumah sakit menyediakan ruangan untuk O Lihat ruang isolasi untuk pasien dengan 10
pasien yang mengalami imunitas rendah W immunocompromised 5
(immunocompromised) sesuai dengan IPCN 0
peraturan perundang- undangan. (O,W) IPCLN
Kepala/staf unit pelayanan
4. Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf D Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang pengelolaan 10
tentang pengelolaan pasien infeksius jika W pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk 5
terjadi lonjakan pasien masuk dengan penyakit dengan penyakit menular 0
menular atau rumah sakit tidak mempunyai Kepala/staf IGD
kamar dengan tekanan negatif (ventilasi Kepala/staf rawat jalan
alamiah dan mekanik). (D,W) Kepala/staf rawat inap
IPCN
IPCLN
5. Rumah sakit mempunyai jejaring rujukan D Bukti tentang kerjasama RS dengan RS rujukan 10
dengan rumah sakit lainnya W Kepala/staf IGD 5
Kepala/staf rawat inap 0
2. Penempatan pasien infeksi “air borne” O Lihat penempatan pasien dan hasil monitoring secara rutin 10
dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak W Kepala/staf IGD 5
mempunyai kamar dengan tekanan negatif Kepala/staf rawat inap 0
sesuai dengan peraturan perundang-undangan IPCN
termasuk di ruang gawat darurat dan ruang IPCLN
lainnya. (O,W)
5. Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf D Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang pengelolaan 10
tentang pengelolaan pasien infeksius jika W pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk 5
terjadi lonjakan pasien masuk dengan penyakit dengan penyakit menular 0
menular atau rumah sakit tidak mempunyai Kepala/staf rawat inap
kamar dengan tekanan negatif (ventilasi IPCN
alamiah dan mekanik). (D,W) IPCLN
6. Rumah sakit mempunyai jejaring rujukan D Bukti tentang kerjasama RS dengan RS rujukan 10
dengan rumah sakit lain untuk pasien air borne W Kepala/staf IGD 5
disease. Kepala/staf rawat inap 0
(D,W)
3. Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf D Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang pengelolaan 10
tentang pengelolaan pasien infeksius jika W pasien infeksius jika terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit 5
terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne 0
infeksi air borne. (D,W) Komite/Tim PPI
IPCN
IPCLN
Kepala/staf rawat inap
Standar PPI 9
Kebersihan tangan menggunakan sabun dan desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
2. Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk O Lihat kelengkapan fasilitas hand hygiene antara lain sabun, 10
sekali pakai tersedia di tempat cuci tangan dan disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di 5
tempat tempat cuci tangan dan 0
melakukan disinfeksi tangan. (O) tempat melakukan disinfeksi tangan
3. Hand hygiene sudah dilaksanakan dengan S Peragaan hand hygiene oleh staf 10
baik. (S,O) O Lihat pelaksanaan hand hygiene secara konsisten 5
diarea yang sudah ditetapkan 0
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang hand hygiene 10
hygiene kepada semua pegawai termasuk W Staf RS 5
tenaga kontrak. (D,W) Tenaga kontrak, magang dan tenant 0
3. Ketersediaan alat pelindung diri sudah O Lihat ketersediaan alat pelindung diri 10
cukup sesuai dengan 5
regulasi. (O) 0
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang penggunaan APD 10
penggunaan alat pelindung diri kepada semua W Staf RS 5
pegawai termasuk tenaga kontrak. (D,W) Tenaga kontrak, magang dan tenant 0
3. Ada bukti data dikumpulkan dan dianalisis D Bukti pengumpulan data, analisis dan rencana perbaikannya 10
untuk mendukung kegiatan PPI termasuk data W Komite/Tim PMKP 5
infeksi berdasar atas epidemiologik penting Komite/Tim PPI 0
dimonitor dan didokumentasikan (lihat PPI 6
EP 2
dan EP 3). (D,W)
4. Ada bukti penyampaian hasil analisis data D Bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi 10
dan rekomendasi kepada Komite PMKP setiap W kepada Komite PMKP setiap tiga bulan 5
tiga bulan (lihat PPI 6 EP 2 dan EP 3). (D,W) Komite/Tim PMKP 0
Komite/Tim PPI
Standar PPI 11
Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, serta petugas lainnya yang
terlibat dalam pelayanan pasien.
Maksud dan Tujuan PPI 11 : Lihat SNARS 1
Pelatihan diberikan sebagai bagian dari orientasi kepada semua staf baru dan dilakukan pelatihan kembali secara berkala, atau paling
sedikit jika ada perubahan regulasi dan praktik yang menjadi panduan program PP8I. Dalam pendidikan juga disampaikan temuan dan
kecenderungan ukuran kegiatan. (lihat juga KKS 7)
Program Pelatihan PPI yang meliputi pelatihan untuk
a) orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun nonklinis di tingkat rumah sakit maupun di unit pelayanan;
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi secara D Bukti pelaksanaan pelatihan secara berkala bila ada 10
berkala bila ada perubahan regulasi, serta W perubahan regulasi/ kecenderungan khusus 5
praktik program PPI dan bila ada Diklat 0
kecenderungan khusus (new/re-emerging Komite/Tim PPI
diseases) data infeksi untuk staf Peserta pelatihan
klinis dan nonklinis. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk D Bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien, keluarga dan 10
pasien, keluarga, dan pengunjung tentang W pengunjung 5
program PPI. (D,W) Diklat 0
Komite/Tim PPI
Tim PKRS
Pasien/keluarga
Pengunjung
5. Ada bukti pelaksanan penyampaian temuan D Bukti penyampaian hasil pengukuran mutu keseluruh unit 10
dan data berasal dari kegiatan pengukuran di RS secara berkala 5
mutu/indikator mutu 0
(measurement) ke seluruh unit di rumah sakit
sebagai bagian dari
edukasi berkala rumah sakit (D)
TT
ain lain
n
ti drug resistant organism, infeksi yang virulen
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
reuse.
iko tinggi terkena infeksi dan juga terdapat risiko kinerja
Skor Nilai GAP
TL
- TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
ngan benar.
nimalkan risiko infeksi melalui kegiatan sebagai berikut:
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
aman.
h secara tepat, pembuangan wadah, dan surveilans
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
AN
kanan.
si yang meliputi:
kanan (perencanaan bahan makanan, pengadaan,
at masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
SI
ksi kegiatan;
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
dengan airborne diseases di dalam rumah sakit dan
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
AN PROGRAM EDUKASI
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
(TKRS)
PEMILIK RUMAH SAKIT
Standar TKRS 1
Organisasi serta wewenang pemilik dan representasi pemilik dijelaskan didalam regulasi yang ditetapkan oleh pemilik RS.
Maksud dan Tujuan TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS 1.2 : Lihat SNARS 1
Ada penetapan siapa yang bertanggung jawab dan berwenang untuk :
a) menyediakan modal serta dana operasional dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan Rumah Sakit dalam memenu
strategis Rumah Sakit; dan
b) menunjuk atau menetapkan direksi Rumah Sakit, dan melakukan evaluasi tahunan terhadap kinerja masing-masing individu direksi
kriteria yang sudah baku
c) menunjuk atau menetapkan representasi pemilik, tanggung jawab dan wewenang dan melakukan penilaian kinerja representasi pe
setahun sekali.
d) menetapkan struktur organisasi Rumah Sakit
e) menetapkan regulasi pengelolaan keuangan Rumah Sakit dan pengelolaan sumber daya manusia Rumah Sakit.
f) tanggung jawab dan kewenangan memberikan arahan kebijakan Rumah Sakit
g) tanggung jawab dan kewenangan menetapkan visi dan misi Rumah Sakit dan memastikan bahwa masyarakat mengetahui visi dan
secara berkala misi Rumah Sakit
h) tanggung jawab dan kewenangan menilai dan menyetujui rencana anggaran;
i) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui rencana strategi Rumah Sakit
j) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan membina pelaksanaan rencana strategis;
k) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui diselenggarakan pendidikan profesional kesehatan dan dalam penelitian serta menga
tersebut.;
l) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta menindaklanjuti laporan pe
yang diterima.
m) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
n) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien dilaksanakan Rumah Sakit;
o) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit dilaksanakan Rumah Sakit;
p) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi, dan peraturan perundang-und
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pemilik perlu mempunyai regulasi yang dapat berbentuk corporat bylaws/peraturan internal Ruma
yang serupa yang mengatur:
a. Struktur organisasi pemilik dan representasi pemilik sesuai dengan bentuk badan hukum pemilik
b. Tanggung jawab dan wewenang pemilik dan representasi pemilik yang meliputi 1) sampai dengan 16 yang ada di atas,
c. Pendelegasian kewenangan dari pemilik kepada representasi pemilik atau Direktur Rumah Sakit atau individu lainnya sesuai peratu
d. Pengangkatan/penetapan dan Penilaian kinerja representasi pemilik
e. Pengangkatan penetapan dan Penilaian kinerja Direktur Rumah Sakit
f. Penetapan Kualifikasi, persyaratan Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundangan
g. Struktur Organisasi Rumah Sakit
2. Ada penetapan struktur organisasi R Struktur organisasi pemilik termasuk representasi pemilik 10 TL
pemilik termasuk representasi pemilik -0 - TT
sesuai dengan bentuk badan hukum
kepemilikan RS dan sesuai peraturan
perundang
undangan. Nama jabatan di
2. Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari D Bukti tentang hasil penilaian kinerja representasi pemilik 10
representasi pemilik, sekurang-kurangnya W Pemilik dan representasi pemilik -0
setahun sekali (D,W)
3. Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari D Bukti tentang hasil penilaian kinerja Direktur RS 10
direktur Rumah Sakit sekurang-kurangnya W Representasi pemilik -0
setahun sekali. (D,W) Direktur
2. Ada persetujuan rencana strategis, D 1) Bukti tentang rencana strategis yang disetujui oleh pemilik atau 10
rencana kerja dan anggaran Rumah Sakit W representasi pemilik 5
sehari- hari sesuai dengan regulasi. (D,W) 2) Bukti rencana kerja dan anggaran RS yang disetujui oleh pemilik 0
atau representasi pemilik
Pemilik/ representasi pemilik
Direktur RS
2. Pemilik atau representasi pemilik telah D 1) Bukti laporan PMKP yang meliputi a) s/d c); 10
menerima laporan program peningkatan W 2) bukti laporan PMKP sudah diterima; 5
mutu dan keselamatan pasien tepat waktu, 3) bukti laporan tepat waktu 0
sesuai dengan a) s/d c) yang ada di Pemilik atau representasi pemilik
maksud dan tujuan Direktur RS
.(lihat juga, TKRS 4.1 ,PMKP.5.EP 5) (D,W) Komite PMKP
3. Representasi pemilik menindak lanjuti D Bukti tindak lanjut dari laporan PMKP antara lain berupa disposisi, 10
laporan dari RS. (D,W) W melakukan rapat pembahasan rencana perbaikan, penambahan -0
anggaran, tenaga atau fasilitas.
Pemilik atau representasi pemilik
Direktur RS
Kepala bidang/divisi
Komite PMKP
DIREKTUR /DIREKSI RS
Standar TKRS 2
Direktur Rumah Sakit sebagai pimpinan tertinggi di Rumah Sakit bertanggung jawab untuk menjalankan Rumah Sakit dan mematuhi
peraturan dan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan TKRS 2 : Lihat SNARS edisi 1
Maksud dan Tujuan TKRS 2
Direktur/Direksi Rumah Sakit mempunyai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang antara lain meliputi:
a) mengetahui dan memahami semua peraturan perundangan terkait dengan Rumah Sakit;
b) mejalankan operasional Rumah Sakit dengan berpedoman pada peraturan perundangan;
c) menjamin kepatuhan Rumah Sakit terhadap peraturan perundangan;
d) menetapkan regulasi Rumah Sakit;
e) menjamin kepatuhan staf Rumah Sakit dalam implementasi semua regulasi RS yang telah ditetapkan dan disepakati bersama;
f) menindaklanjuti terhadap semua laporan dari hasil pemeriksaan dari badan audit ekternal;
g) menetapkan proses untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia dan keuangan sesuai peraturan perundangan.
Bagian kepegawaian
3. Direktur/Direksi RS patuh terhadap D 1) Bukti kumpulan dan daftar peraturan serta perundangan yang 10
peraturan perundang- undangan (lihat MFK O dipergunakan RS 5
1 EP 4) (D,O,W) W 2) Bukti kumpulan data perizinan RS yang masih berlaku 0
Kesesuaian sarana, prasarana dan fasilitas terhadap standar
bangunan dan fasilitas RS
Direktur RS
Para Pemimpin RS
4. Direktur Rumah Sakit telah mengatur D 1) Bukti kumpulan notulen rapat di RS yang pimpinan rapatnya 10
operasional rumah sakit setiap hari, W oleh Direktur RS 5
termasuk semua tanggung jawab yang 2) Bukti kumpulan surat disposisi 0
dijelaskan dalam uraian tugas (D,W) 3) Bukti-bukti kegiatan Direktur RS lainnya
Direktur RS
Para pemimpin RS
5. Direktur/Direksi Rumah Sakit telah D 1) Bukti tentang Renstra dan anggaran RS, 10
menyusun dan mengusulkan rencana W 2) Bukti notulen rapat penyusunan Renstra dan anggaran 5
strategis dan anggaran biaya 3) Bukti pengusulan Renstra dan anggaran (surat ke 0
kepada pemilik atau representasi pemilik pemilik/representasi pemilik)
sesuai regulasi (lihat juga TKRS 1, TKRS Direktur RS
1.1 dan TKRS 1.2). (D,W) Bagian perencanaan RS
Bagian Keuangan
7. Direktur/Direksi Rumah Sakit D 1) Bukti rekapitulasi hasil pemeriksaan dari pemerintah atau 10
menindaklanjuti semua hasil laporan W badan eksternal lainnya. 5
pemeriksaan internal dari pemerintah atau 2) Bukti hasil pemeriksaan tersebut telah ditindaklanjuti (dapat 0
badan ekternal lainnya yang mempunyai berbentuk laporan, foto- foto, pengeluaran anggaran, dll)
kewenangan Direktur RS
melakukan pemeriksaan rumah sakit. Para Pemimpin di RS
(D,W)
KEPALA BIDANG/DIVISI
Standar TKRS 3
Para Kepala Bidang/divisi Rumah Sakit ditetapkan dan secara bersama, bertanggung jawab untuk menjalankan misi dan membuat
rencana serta regulasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi tersebut.
Maksud dan Tujuan TKRS 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 3 Telusur Skor
1. Rumah Sakit telah menetapkan R Regulasi tentang persyaratan jabatan, uraian tugas, tanggung jawab 10
persyaratan jabatan, uraian tugas, dan wewenang (UTW), setiap kepala bidang/divisi di rumah sakit 5
tanggung jawab dan wewenang dari Kepala 0
bidang/divisi Rumah Sakit secara tertulis.
(R)
2. Kualifikasi kepala bidang/divisi sudah D Bukti kualifikasi kepala bidang /divisi sesuai persyaratan, dalam 10
sesuai dengan persyaratan jabatan serta file kepegawaian ,meliputi: 5
tugas pokoknya. (D,W) 1) keputusan pengangkatan 0
2) ijazah
3) sertifikasi
3. Ada bukti koordinasi antar kepala D Bukti rapat antar para Kepala Bidang/Divisi sesuai regulasi RS 10
bidang/divisi dalam menjalankan misi W Kepala Bidang/Divisi 5
Rumah Sakit. 0
(D,W)
4. Ada bukti peran serta secara kolaboratif D Bukti rapat tentang penyusunan berbagai regulasi RS yang 10
para kepala bidang/divisi dalam menyusun W dilaksanakan secara kolaboratif oleh para kepala bidang/ divisI, 5
berbagai regulasi yang diperlukan untuk meliputi 0
menjalankan undangan, absensi, materi, notulen(UMAN )
misi (D,W) Kepala Bidang/Divisi
2. Ada penetapan kualifikasi kepala unit R Regulasi tentang penetapan kualifikasi kepala unit pelayanan dan 10
pelayanan termasuk koordinator pelayanan kepala departemen (koordinator) 5
baik untuk unit pelayanan diagnostik, Catatan : regulasi bisa tertulis di pedoman pengorganisasian unit 0
therapeutik maupun pelayanan/departemen
rehabilitatif. (R) pelayanan
3. Kepala bidang/divisi RS bersama D 1) Bukti rapat kepala bidang/divisi dengan kepala unit pelayanan 10
dengan Kepala unit pelayanan telah W tentang penyusunan cakupan dan jenis pelayanan -0
menyusun cakupan dan jenis pelayanan 2) Bukti penetapan jenis dan lingkup pelayanan di masing-masing
yang disediakan di masing- masing unit unit
sesuai kebutuhan pasien yang dilayani di Para kepala bidang/divisi
RS (Lihat juga ARK.1, EP 1). (D,W) Kepala unit pelayanan
Staf terkait
5. Direktur RS memberikan data dan D Bukti data dan informasi sudah di publikasikan (bisa berupa 10
informasi sesuai dengan a) dan b) pada W brosur, website,dll) 5
maksud dan tujuan (D,W) Direktur RS 0
Kepala bidang/divisi
Bagian marketing
4. Ada bukti komunikasi efektif antar PPA D 1) Bukti rapat pertemuan antar PPA/antar komite profesi 10
dan antar unit/instalasi/departemen W 2) Bukti rapat pertemuan antar unit 5
pelayanan sudah dilaksanakan (D,W) /instalasi/departemen 0
PPA
Komite medis
Komite keperawatan
Para kepala unit/instalasi/departemen pelayanan
5. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti tentang hasil pelaksanaan pemberian informasi (dapat berupa 10
informasi yang tepat waktu, akurat dan W buletin, media sosial, intra net, surat edaran, pengumuman, paging 5
relevan di lingkungan Rumah Sakit. (D, W) system, code system, dan lainnya) 0
Para kepala bidang
Kepala unit /instalasi /departemen pelayanan
Staf pelaksana
6. Direktur/direksi dan para kepala bidang/ D Bukti rapat penyampaian informasi tentang capaian program dan 10
divisi Rumah Sakit sudah menyampaikan W capaian RENSTRA, dapat juga melalui buletin dan kegiatan diklat -0
informasi tentang capaian program sesuai Direktur
visi, misi dan rencana strategik kepada staf Kepala bidang/divisi
Rumah Sakit. (lihat MKE 4). (D,W) Kepala unit pelayanan
2. Ada bukti proses perencanaan dan D Bukti rapat tentang perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen, 10
pelaksanaan rekrutmen, telah melibatkan W retensi, pengembangan staf dan kompensasi yang juga dihadiri 5
kepala bidang kepala bidang/divisi dan unit 0
/divisi dan kepala unit pelayanan. (lihat Kepala bidang/divisi
juga, KKS.2 dan KKS.8) D,W) Kepala unit pelayanan
Staf pelaksana
3. Ada bukti Rumah Sakit telah D Bukti tentang hasil pelaksanaan program remunerasi/kompensasi 10
melaksanakan proses kompensasi untuk W untuk retensi staf 5
retensi staf (D,W) Direksi RS/Kepala bidang/divisi terkait 0
4. Ada bukti pengembangan diri setiap staf D Bukti tentang hasil pelaksanaan program pengembangan dan 10
dan pendidikan melibatkan kepala W pendidikan staf yang melibatkan kepala bidang/divisi dan unit 5
bidang/bagian/diklat dan kepala unit Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan 0
pelayanan Rumah Sakit sesuai profesi
yang dibutuhkan. (D,W)
2. Ada bukti Direktur Rumah Sakit dan D 1) Bukti rapat tentang perencanaan, pengembangan dan 10
para kepala bidang /divisi telah W pelaksanaan program PMKP yang dihadiri Direktur, komite PMKP 5
berpartisipasi dalam merencanakan, dan seluruh kepala bidang 0
mengembangkan, melaksanakan program 2) Bukti pelaksanaan program PMKP
peningkatan mutu dan keselamatan pasien Direktur
di Rumah Sakit. (D,W) Para Kepala Bidang
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
3. Ada bukti keterlibatan Direktur RS dan D 1) Bukti rapat tentang pemilihan indikator mutu kunci tingkat RS 10
para kepala bidang W dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan , yang dihadiri atau 5
/divisi dalam memilih indikator mutu di dipimpin Direktur dengan para kepala bidang/Ketua PMKP dan 0
tingkat RS, merencanakan perbaikan dan para kepala unit .
mempertahankan perbaikan mutu dan 2) Bukti pelaksanaan rencana tindak lanjut
keselamatan pasien serta menyediakan 3) Bukti sertifikat pelatihan PMKP untuk komite PMKP dan PIC
staf terlatih untuk program peningkatan pengumpul data
mutu dan keselamatan pasien. (lihat PMKP 4) Bukti sertifikat pelatihan untuk staf pelaksana analisis /validasi
1, PMKP 3, PMKP 4) (D,W) Direktur
Ketua Komite PMKP
Para Kepala Bidang/divisi
4. Direktur Rumah Sakit telah D 1) Bukti tentang SIMRS yang berbasis IT 10
menyediakan teknologi informasi (IT) untuk O 2) Bukti daftar peralatan SIMRS 5
sistem manajemen data indikator mutu dan W 3) Bukti formulir sensus harian dan rekapitulasi bulanan untuk 0
sumber daya yang cukup untuk mutu keselamatan pasien terintegrasi dengan angka surveilans
pelaksanaan program peningkatan mutu PPI dalam bentuk paper maupun elektronik
dan keselamatan pasien setiap harinya 1) Lihat hardware dan software SIMRS
(lihat juga PMKP 2.1 EP 2). (D,O,W) 2) Lihat pencatatan Formulir sensus harian dan rekapitulasi
bulanan untuk mutu keselamatan pasien terintegrasi dengan
angka surveilans PPI dalam bentuk paper maupun elektronik
3) Lihat sekretariat dengan kelengkapannya (alat komunikasi,
komputer, ATK dll)
Komite PMKP
Penanggung jawab pengumpul data
3. Informasi tentang program PMKP pasien D 1) Bukti rapat tentang penyampaian hasil program peningkatan mutu 10
secara berkala dikomunikasikan kepada W dan keselamatan serta RTL secara reguler sesuai ketetapan dalam 5
staf, termasuk perkembangan dalam pedoman 0
pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien 2) Bukti tentang penyampaian informasi pada buletin/leaflet/majalah
(D,W) dinding atau pada saat kegiatan diklat
Direktur/Komite Medik/Komite PMKP/Kepala bidang dan unit
Standar TKRS 5
Direktur rumah sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program PMKP yang akan diterapkan, dan bagaimana
mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini.
sumber daya manusia, finansial, dan keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk ini perlu pembuatan program (tool) sederhana
untuk menghitung sumber daya yang digunakan pada proses yang lama dan pada proses yang baru.
e. Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi di seluruh rumah sakit, misalnya sistem manajemen obat d
rumah sakit.
f. Riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan merupakan prioritas untuk Rumah Sakit Pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan mutu pelayanan prioritas dengan
mengembangkan standarisasi proses dan hasil asuhan klinis pelayanan prioritas serta mengembangkan pengukuran mutu klinis,
manajerial dan penerapan sasaran keselamatan pasien. (lihat
juga PMKP 5)
3. Ada bukti riset klinik dan program D 1) Bukti tentang Indikator mutu untuk riset klinik 10
pendidikan profesi kesehatan sebagai W 2) Bukti tentang Indikator mutu program pendidikan profesi 5
salah satu program peningkatan mutu kesehatan 0
prioritas di Rumah Sakit Pendidikan. (D,W) 3) Bukti hasil pengumpulan dan analisis data
Direktur/Komite Koordinator Pendidikan (KOMKORDIK)/Panitia
Penelitian
4. Ada pengukuran pelaksanaan Sasaran D Bukti hasil pengumpulan dan analisis data 6 indikator SKP 10
Keselamatan Pasien tercantum pada W Komite Mutu dan Keselamatan Pasien 5
program peningkatan mutu prioritas 0
(lihat PMKP 5 EP 4) (D,W)
5. Ada bukti kajian dampak perbaikan di D Bukti tentang laporan analisis data PMKP serta dampak perbaikan 10
Rumah Sakit secara keseluruhan dan juga W terhadap peningkatan mutu dan efisiensi biaya yang telah dicapai di 5
pada tingkatan departemen/unit layanan tingkat RS maupun ditingkat departemen 0
terhadap efisiensi dan sumber daya yang Komite Mutu Keselamatan Pasien/Kepala unit Pelayanan
digunakan.
(Lihat juga PMKP.7.2) (D)
MANAJEMEN KONTRAK
Standar TKRS 6
Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung jawab untuk mengkaji/review, memilih, dan memantau kontrak klinis dan kontrak manajeria
2. Rumah Sakit mempunyai regulasi R 1) Regulasi tentang perjanjian kerja sama RS dengan staf medis 10
tentang perjanjian kerja staf medis yang untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan regulasi RS 5
antara lain meliputi kredensial, rekredensial 2) Regulasi kredensial/rekredensial dan evaluasi kinerja profesi 0
dan penilaian staf medis (Medical Staf By Laws)
kinerja. (R)
3. Rumah Sakit mempunyai dokumen D Bukti Kumpulan MOU/PKS/KSO atau bentuk lainnya untuk semua 10
kontrak untuk semua kontrak yang sudah W pelayanan/kegiatan yang diselenggarakan berdasarkan kontrak 5
dilaksanakan (D,W) Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan/kepala unit kerja 0
4. Setiap dokter yang memberikan D 1) Bukti perjanjian kerja untuk staf medis pegawai RS 10
pelayanan di Rumah Sakit, sudah W 2) Bukti kontrak kerjasama untuk staf medis tamu 5
menandatangani perjanjian sesuai regulasi Staf medis 0
rumah sakit. (D,W)Lihat KKS 9 EP 2 Kepala SDM
W
7. Ada bukti apabila kontrak dinegosiasikan D 1) Bukti di dokumen kontrak ada klausul pemutusan sepihak 10
ulang atau dihentikan, Rumah Sakit tetap O diajukan minimal 3 (tiga) bulan sebelumnya 5
menjaga kontinuitas dari pelayanan pasien. W 2) Bukti daftar vendor calon pengganti 0
(D,O,W) 3) Bukti proses kegiatan negosiasi ulang, penghentian kontrak dan
pemilihan vendor baru (catatan : bila ada kejadian)
Lihat unit pelayanan dan unit kerja yang mempunyai pelayanan yang
dikontrakan, apakah masih berjalan atau sudah berhenti
Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan
2. Semua kontrak mempunyai indikator R 1) Regulasi tentang penetapan indikator mutu pelayanan yang 10
mutu yang harus dilaporkan kepada RS diselenggarakan berdasarkan kontrak 5
sesuai mekanisme pelaporan mutu di RS. 2) Panduan sistem manajemen data yang didalamnya ada 0
(R) mekanisme pelaporan mutu
3. Komite/Tim PMKP telah melakukan D 1) Bukti hasil analisis data indikator mutu pelayanan yang di 10
analisis data dan feedback data dan W kontrakkan 5
laporan (D,W) 2) Bukti tentang feedback hasil analisis ke unit pelayanan/unit kerja 0
3) Bukti laporan hasil analisis indikator mutu kepada Kepala
bidang/divisi
Komite/Tim PMKP
Kepala bidang/divisi dan unit pelayanan
4. Kepala bidang/kepala divisi klinis dan D Bukti tindak lanjut dari hasil analisis informasi mutu oleh kepala 10
manajemen ikut berpartisipasi dalam W bidang/divisi 5
program peningkatan mutu dengan Kepala bidang/divisi 0
menindaklanjuti hasil analisis informasi Kepala unit pelayanan terkait
mutu pelayanan yang yang dilaksanakan
melalui
kontrak/pihak ketiga. (D,W)
2. Dokter praktik mandiri dari luar rumah D Bukti kredensial dan pemberian SPK RKK oleh RS untuk semua 10
sakit yang memberikan pelayanan W dokter praktik mandiri dari/di luar RS 5
diagnostik, konsultasi, dan layanan Sub komite kredensial komite medis 0
perawatan dari luar Rumah Sakit, seperti Kepala bidang/divisi pelayanan/medis
kedokteran jarak jauh (telemedicine), Kepala unit pelayanan terkait
radiologi jarak jauh (teleradiology), dan
interpretasi untuk pemeriksaan diagnostik
lain, seperti elektrokardiogram (EKG),
elektroensefalogram (EEG), dan
elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan
lain yang serupa, telah dilakukan proses
kredensial dan pemberian kewenangan
klinik oleh Rumah Sakit sesuai peraturan
perundang-undangan. (D,W)
3. Mutu pelayanan yang diberikan oleh D Bukti hasil evaluasi mutu pelayanan yang diberikan oleh semua 10
dokter praktik mandiri seperti tersebut pada W dokter praktik mandiri 5
EP 2 telah dipantau sebagai bagian dari Komite/Tim PMKP 0
program peningkatan mutu Rumah Sakit. Kepala bidang/divisi
(D,W) Kepala unit pelayanan
2. Tim penapisan teknologi bidang D 1) Bukti tentang penetapan Tim Penapisan teknologi bidang 10
kesehatan telah menggunakan data dan W kesehatan 5
informasi dalam pemilihan teknologi medik 2) Bukti tentang pemilihan teknologi medis dan obat yang telah 0
serta obat sesuai dengan regulasi rumah menggunakan data dan informasi point a) dan b)
sakit yang ada di EP 1. Tim Penapisan Teknologi
(D,W)
3. Tim penapisan teknologi bidang D Bukti rekomendasi/referensi dari staf klinis dan atau pemerintah atau 10
kesehatan telah menggunakan W organisasi nasional dan international telah digunakan untuk 5
rekomendasi dari staf klinis dan atau pemilihan teknologi medis dan obat 0
pemerintah dan organisasi profesi nasional Tim Penapisan Teknologi
atau internasional dalam pemilihan
teknologi medik dan obat di
rumah sakit. (D,W)
4. Direktur Rumah Sakit telah D Bukti pelaksanaan uji coba (trial) sudah sesuai regulasi 10
melaksanakan regulasi terkait dengan W Direktur 5
penggunaan teknologi medik dan obat baru 0
yang masih dalam taraf uji coba (trial).
(D,W)
5. Kepala bidang/divisi telah melakukan D 1) Bukti hasil capaian indikator mutu dari pelayanan yang berasal 10
evaluasi mutu dan keselamatan pasien W dari pengadaan dan penggunaan teknologi medik dan obat 5
terhadap hasil dari pengadaan dan 2) Bukti laporan insiden keselamatan pasien 0
penggunaan teknologi medik serta obat Kepala bidang/divisi
menggunakan indikator mutu dan laporan Kepala unit terkait
insiden keselamatan pasien. Ketua Komite/Tim PMKP
(D,W)
2. RS telah melakukan identifikasi risiko D 1) Daftar identifikasi risiko dari rantai distribusi meliputi tahapan 10
penting dari rantai distribusi alat kesehatan, penyediaan, penyimpanan, pengiriman obat dan perbekalan 5
bahan medis habis pakai dan obat yang farmasi mulai dari pabrik ke distribusi dan akhirnya sampai ke 0
berisiko termasuk vaksin dan pengguna di RS, untuk mencegah obat palsu, terkontaminasi dan
melaksanakan tindak lanjut rusak
untuk menghindari risiko. (D,W) 2) Bukti tata kelola untuk menghindari risiko
W
3. RS telah melakukan evaluasi tentang D 1) Bukti pernyataan pakta integritas dari pemasok 10
integritas setiap pemasok di rantai W 2) Bukti hasil evaluasi terhadap integritas setiap pemasok di 5
distribusi. (D,W) rantai distribusi 0
Direktur/kepala bidang terkait
Kepala Instalasi Farmasi
Panitia Farmasi Terapi
4. Direktur RS menelusuri rantai distribusi D Bukti penelusuran/investigasi rantai distribusi pengadaan alat 10
pengadaan alat kesehatan, bahan medis W kesehatan , bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko 5
habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin dari aspek 1) s/d 8) dalam maksud dan tujuan 0
termasuk vaksin untuk mencegah Direktur/Kepala bidang/divisi terkait
penggelapan dan pemalsuan. (D,W) Kepala Instalasi Farmasi
Panitia Pengadaan
3. Struktur organisasi dapat mendukung R 1) Regulasi tentang penetapan organisasi yang bertanggung 10
proses budaya keselamatan di rumah sakit jawab terhadap upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien -0
dan komunikasi antar profesi. (R) termasuk budaya keselamatan di rumah sakit
2) Regulasi tentang penetapan organisasi yang bertanggung
jawab terhadap peningkatan etika dan hukum yang
mengkoordinasikan etika dan disiplin profesi yang ada di RS
4. Struktur organisasi dapat mendukung R Regulasi tentang penetapan kepala bidang /divisi yang bertanggung 10
proses perencanaan pelayanan klinik dan jawab pada proses perencanaan klinis dan penyusunan regulasi -0
penyusunan regulasi pelayanan klinis
pelayanan. (R)
5. Struktur organisasi dapat mendukung R Regulasi tentnag penetapan komite etik atau komite etik dan hukum 10
proses pengawasan atas berbagai isu etika RS yang mengkoordinasikan sub komite etik dan disiplin profesi -0
profesi. (R) medis dan keperawatan dibawah komite masing-masing.
6. Struktur organisasi dapat mendukung R Komite/Tim PMKP atau organisasi lainnya yang dilengkapi dengan 10
proses pengawasan atas mutu pelayanan uraian tugas yang antara lain mempunyai tugas melakukan -0
klinis. (R) pengawasan mutu pelayanan klinis dan dilengkapi dengan tata
hubungan kerja
Standar TKRS 9
Satu atau lebih individu yang kompeten ditetapkan sebagai kepala unit di masing-masing unit pelayanan di RS sesuai peraturan
perundang-undangan
2. Setiap Kepala unit pelayanan dan D Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan pada file kepegawaian 10
koordinator pelayanan (bila ada) telah W setiap kepala unit/kepala departemen pelayanan dan koordinator 5
sesuai dengan persyaratan jabatan yang pelayanan/ kepala departemen 0
ditetapkan. (D,W) Kepala unit pelayanan
3. Setiap kepala unit pelayanan telah D 1) Bukti setiap kepala unit pelayanan telah mempunyai pedoman 10
melakukan identifikasi dan mengusulkan W pelayanan 5
kebutuhan ruangan, teknologi medis, 2) Bukti setiap unit pelayanan telah mempunyai program 0
peralatan, ketenagakerjaan sesuai dengan kerja/usulan-usulan untuk memenuhi standar fisik bangunan dan
standar, kepada Direktur RS dan telah ketenagaan
mempunyai proses yang dapat diterapkan Kepala unit pelayanan
untuk menanggapi kekurangan (Catatan : Koordinator pelayanan
bila di unit pelayanan ada koordinator
pelayanan maka usulan kepada Direktur
RS diajukan melalui
koordinator pelayanan). (D,W)
4. Setiap kepala unit pelayanan telah D 1) Bukti setiap unit pelayanan telah mempunyai pola ketenagaan 10
menyusun pola ketenagaan yang W (tercantum di dalam pedoman pengorganisasian) 5
dipergunakan untuk rekruitmen yang akan 2) Bukti rekrutmen tenaga di unit pelayanan telah sesuai dengan 0
ditugaskan di unit pelayanan tersebut kebutuhan tenaga yang ada di pola ketenagaan
sesuai peraturan perundang-undangan. Kepala bidang/divisi
(D,W) (Lihat juga KKS.2 EP 1 dan EP 2) HRD
5. Setiap kepala unit pelayanan telah D Bukti pelaksanaan orientasi staf baru di unit pelayanan meliputi TOR, 10
menyelenggarakan orientasi bagi semua W daftar hadir, evaluasi peserta dan laporan pelaksanaan orientasi 5
staf baru mengenai tugas dan tanggung Kepala bidang/divisi 0
jawab serta wewenang mereka di unit
pelayanan dimana mereka bekerja. (D,W)
(Lihat
juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan EP 3)
6. Dalam orientasi, diberikan materi D W Bukti materi PMKP dan PPI dalam TOR 10
tentang Peningkatan Mutu dan Para Kepala Unit Pelayanan 5
Keselamatan Pasien serta Pencegahan Pimpinan SDM/diklat 0
dan Pengendalian Infeksi. (D,W) (Lihat juga
KKS 7 EP 1, EP 2 dan
EP 3)
Standar TKRS 10
Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
pelayanan tersebut dengan pelayanan dari unit lain
3. Rumah sakit mempunyai regulasi yang R Regulasi tentang sistem pengaduan pelayanan di unit pelayanan 10
mengatur sistem pengaduan pelayanan di -0
unit pelayanan. (R)
4. Kepala unit pelayanan telah D Bukti usulan dengan format yang seragam antara lain tentang obat, 10
menggunakan format dan isi yang seragam O perbekalan farmasi, peralatan kedokteran dan peralatan lain 5
untuk dokumen perencanaan. (D,O,W) W Lihat format usulan perencanaan dari unit pelayanan Kepala unit 0
pelayanan
5. Pengaduan pelayanan di unit pelayanan D Bukti proses pengaduan sudah sesuai dengan regulasi (bukti 10
telah sesuai dengan regulasi (D,W) W pengaduan tertulis/bukti daftar pengaduan/logbook 5
pengaduan/laporan kejadian dan lain-lain 0
Kepala unit pelayanan
6. Pengetahuan dan ketrampilan staf klinis D Bukti kompetensi staf klinis sesuai regulasi pada file pegawai 10
di unit pelayanan telah sesuai dengan W Kepala unit pelayanan 5
regulasi. 0
(D,W)
7. Pelayanan yang disediakan di unit D Bukti tentang pelayanan yang disediakan rumah sakit antara lain 10
pelayanan telah sesuai dengan regulasi. O berupa brosur/leaflet 5
(D,O,W) W Lihat pelaksanaan pemberian pelayanan di unit terutama rawat jalan, 0
rawat inap, IGD, Farmasi, radiologi, laboratorium
Kepala unit pelayanan
Kepala bidang/divisi pelayanan medis/ keperawatan dan
penunjang medis
8. Ada koordinasi dan integrasi pelayanan D 1) Bukti rapat tentang pelaksanaan koordinasi di masing-masing 10
di unit pelayanan dan antar unit pelayanan W unit pelayanan yang dipimpin oleh kepala unit pelayanan masing- 5
(D,W) masing. 0
2) Bukti rapat tentang pelaksanaan koordinasi antar unit
pelayanan yang dipimpin oleh kepala bidang pelayanan
medik/keperawatan
3) Bukti pelaksanaan transfer/pemindahan pasien antar unit yang
sudah terkoordinasi/ serah terima transfer pasien
4) Bukti pelaksanaan pergantian shift petugas/staf klinis yang
sudah terkoordinasi dan terintegrasi
5) Bukti pelaksanaan komunikasi efektif (TBaK) antar PPA/staf
klinis
Kepala unit pelayanan
PPA
Staf klinis
Standar TKRS 11
Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien Rumah Sakit, melakukan monitoring, meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya.
Maksud dan Tujuan TKRS 11 : Lihat SNARS 1
Kepala unit pelayanan menerapkan pemilihan dan pengawasan penilaian secara spesifik terhadap unit pelayanan yang mencaku
hal-hal sebagai berikut:
a) Penilaian RS secara menyeluruh dan perbaikan prioritas yang ditetapkan oleh Direktur RS, yang terkait secara spesifik dengan
departemen atau unit layanan mereka, sebagai contoh: RS melakukan penilaian asesmen rehabilitasi medis pada pasien stroke, maka d
unit pelayanan stroke untuk penilaian mutunya, wajib menggunakan indikator tersebut.
b) Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/unit layanan secara spesifik untuk mengurangi variasi, meningkatkan
keselamatan untuk tindakan/tata laksana berisiko tinggi, meningkatkan tingkat kepuasan pasien dan meningkatkan efisiensi. Sebagai
contoh : di unit pelayanan anak, terdapat variasi dalam penanganan penyakit A, khususnya penggunaan obat, maka indikator mutu yang
dikembangkan di unit tersebut adalah penggunaan obat X untuk penyakit A tersebut
c) Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi praktik profesional
berkelanjutan dari para Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Sebagai contoh: Salah satu penilaian kinerja dokter bedah adalah
pelaksanaan time-out, berdasarkan hal tersebut maka salah satu penilaian mutu dan keselamatan pasien di unit kamar operasi adalah
pelaksanaan time out.
Berdasarkan point a) sampai dengan c), maka jumlah minimal indikator mutu di unit pelayanan klinis,
diserahkan ke Rumah Sakit, yang penting disini sudah memenuhi kriteria a) sampai dengan c).
2. Kepala unit mengusulkan D Bukti usulan tentang indikator mutu dari masing- masing unit 10
indikator mutu untuk setiap unit W pelayanan 5
pelayanan sesuai dengan Kepala unit pelayanan 0
a) sampai dengan c) yang ada di maksud Komite PMKP/bentuk organisasi lain
dan tujuan (Lihat juga PMKP 4.1 4 EP
1 dan PAB.8.1)
(D,W)
3. Kepala unit telah melakukan D 1) Bukti pelaksanaan pengumpulan data dari setiap unit 10
pengumpulan data dan membuat W 2) Bukti laporan berkala terintegrasi tentang capaian indikator 5
laporan terintegrasi secara berkala. (D,W) mutu, insiden keselamatan pasien dan sentinel 0
Kepala Unit Pelayanan
Komite/Tim PMKP
Kepala Bidang Pelayanan Medik/ Keperawatan/Penunjang
Medik
3. Kepala unit pelayanan menyediakan D Bukti tentang data indikator mutu di unit yang dipergunakan untuk 10
data yang digunakan untuk melakukan W melakukan evaluasi terhadap kinerja staf klinis lainnya yang 5
evaluasi staf klinis pemberi asuhan lainnya memberikan asuhan klinis lainnya di unit tersebut 0
sesuai regulasi rumah sakit (lihat juga, Kepala unit pelayanan
KKS.18 kepala bidang pelayanan penunjang medik
EP 2 dan PMKP 4. EP 1). (D,W)
Setiap kelompik staf medis setiap tahun di harapkan mencapai hal-hal sbb:
1) Setiap Ketua Kelompok Staf Medis menetapkan secara bersama paling sedikit setiap tahun, 5 (lima) panduan praktik klinis untuk
diimplementasikan di unit pelayanan dengan memilih proses yang diimplementasikan, misalnya sebuah diagnosis seperti stroke, tindaka
seperti transplantasi, populasi pasien seperti geriatri, penyakit seperti diabetes melitus yang selanjutnya panduan ditetapkan berdampak
terhadap keamanan dan mutu asuhan pasien serta mengurangi variasi hasil yang tidak diinginkan.Mengingat penerapan panduan, alur,
dan protokol klinis di unit pelayanan maka dalam pemilihan dan penetapan panduan, alur, dan protokol agar melakukan komunikasi dan
koordinasi dengan unit pelayanan terkait agar dapat membantu penerapan dan evaluasi penerapannya.
2) Menetapkan panduan pemilihan dan penyusunan panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway),
dan/atau protokol klinis, dan/atau prosedur, dan/atau standing order sebagai panduan asuhan klinis dengan mengacu pada butir a)
sampai dengan g) di atas.
3. Ada bukti bahwa panduan praktik klinis, D Bukti pelaksanaan asuhan sesuai PPK di rekam medis (lihat PAP 1) 10
alur klinis dan atau protokol tersebut telah W PPA terkait 5
dilaksanakan sesuai regulasi. 0
(D,W)
4. Ada bukti bahwa Komite Medik telah D 1) Bukti pelaksanaan tentang monitoring kepatuhan DPJP 10
melakukan monitoring dan evaluasi W terhadap PPK (audit medis atau indikator mutu) 5
penerapan panduan praktik klinik, alur dan 2) Bukti tentang kepatuhan DPJP terhadap PPK 0
atau protokol klinis sehingga berhasil Komite medis
menekan terjadinya keberagaman proses Komite/Tim PMKP
dan hasil.
(D,W)
erlukan untuk menjalankan Rumah Sakit dalam memenuhi visi dan misi serta rencana
ahunan terhadap kinerja masing-masing individu direksi dengan menggunakan proses dan
wenang dan melakukan penilaian kinerja representasi pemilik secara berkala, minimal
an;
encana strategis;
profesional kesehatan dan dalam penelitian serta mengawasi kualitas program-program
an kendali biaya;
ban pasien dilaksanakan Rumah Sakit;
ban Rumah Sakit dilaksanakan Rumah Sakit;
Rumah Sakit, etika profesi, dan peraturan perundang-undangan;
dapat berbentuk corporat bylaws/peraturan internal Rumah Sakit atau dokumen lainnya
raturan perundangan
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL TS
TT
TL
- TT
RS
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
SI
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
n perawatan; dan
sumber rujukan.
TL TS
TT
TL
- TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL
- TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL
- TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
taff
ai dari unit sampai kepada pemilik Rumah Sakit
umpulan dan analisis data
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
AK
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
DAYA
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
Azasi Manusia.
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
N TANGGUNG JAWABNYA
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL
- TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS
TT
sil proses
rapa unit pelayanan klinis, maka setiap Kelompok Staf
lur dan protokol klinis di masing-masing Kelompok Staf
TL TS
TT
TL TS
TT
2. Direktur rumah sakit memastikan asuhan D Bukti proses monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan
pasien tidak melanggar norma-norma bisnis, W pasien yang tidak melanggar norma bisnis, norma keuangan, etik
norma keuangan, etik dan hukum. (D,W) dan hukum contoh:
1) RS memastikan tidak ada tagihan yang tidak sesuai dengan
asuhan yang diberikan
2) Tidak ada uang muka untuk pasien gawat darurat
3) Iklan RS yang menyebutkan RS terbaik atau termurah yang
mengarah kepada persaingan tidak sehat
4) Pasien diminta membeli obat terlebih dahulu sebelum dilayani
Kepala unit IGD
SPI/Tim anti fraud/komite etik/subkomite etik dan disiplin profesi
3. Direktur rumah sakit D 1) Bukti hubungan kerja tidak diskriminatif menyangkut suku,
memastikan praktek non W agama, ras dan gender
2) Bukti asuhan pasien tidak diskriminatif menyangkut suku,
diskriminatif dalam hubungan
agama, ras dan gender
kerja dan ketentuan atas Direktur/Kepala bidang/divisi
asuhan pasien dengan Staf
mengingat norma hukum dan Pasien
budaya. (D,W)
4. Direktur rumah sakit memastikan D W 1) bukti monitoring kepatuhan staf terhadap etika pegawai
kepatuhan staf terhadap etika pegawai rumah 2) bukti penanganan pelanggaran etik mulai teguran
sakit. (D,W) lisan sampai tertulis terhadap pelanggaran etik
pegawai
Direktur/Kepala bidang/divisi
St
af
l dalam menyusun
10 TL TS
5 TT
0
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL TS
5 TT
0
Standar TKRS 12.1
Kerangka kerja Rumah Sakit untuk manajemen etis meliputi pemasaran, admisi /penerimaan pas
pemindahan pasien (transfer), pemulangan pasien (discharge) dan pemberitahuan (disclosur
bisnis maupun profesional yang bukan kepentingan pasien.
BUDAYA KESELAMATAN
Standar TKRS 13
Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai pera
melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. Pimpinan mendorong staf klinis pembe
yang efektif dan mendukung proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada
Budaya keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola p
kelompok, yang menentukan komitmen terhadap keselamatan, serta kemampuan manajeme
komunikasi yang berdasarkan rasa saling percaya, dengan persepsi yang sama tentang penti
keyakinan akan manfaat langkah-langkah pencegahan”.
Tim belajar dari kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera. Staf klinis pember
kinerja manusia dalam sistem yang kompleks, dan ada proses yang terlihat dari belajar dan menja
Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan ra
melihat jabatan mereka dalam rumah sakit.
Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya kes
Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:
Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendah
sesama staf, misalnya mengumpat, memaki;
perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara
non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah komentar
berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan at
misalnya “obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat laporan ten
memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan melempa
membuang rekam medis diruang rawat;
perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender;
pelecehan seksual.
Hal-hal penting menuju budaya keselamatan:
1) staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit berisiko tinggi dan berte
konsisten serta aman
2) regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat
diharapkan dan kejadian nyaris cedera
3) direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pas
peraturan perundang-undangan
4) mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah
keselamatan pasien.
Bukti tentang tagihan yang akurat antara lain tidak ada tagihan 10 TL
susulan setelah pasien pulang 5 TS
Bagian keuangan/kasir 0 TT
Pasien/keluarga
ajemen etis mendukung pengambilan keputusan secara etis didalam pelayanan klinis dan pelayanan
Telusur Skor
Regulasi tentang sistem pelaporan bila terjadi dilema etis 10 TL
5 TS
0 TT
BUDAYA KESELAMATAN
mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai peraturan perundang-undangan.
kan pasien dan keluarga. Pimpinan mendorong staf klinis pemberi asuhan bekerja sama dalam tim
proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien.
rupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku dari individu maupun
komitmen terhadap keselamatan, serta kemampuan manajemen rumah sakit, dicirikan dengan
n rasa saling percaya, dengan persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan, dan dengan
kah-langkah pencegahan”.
ak diharapkan dan kejadian nyaris cedera. Staf klinis pemberi asuhan menyadari keterbatasan
yang kompleks, dan ada proses yang terlihat dari belajar dan menjalankan perbaikan melalui brifing.
mbang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa hormat terhadap sesama, tanpa
rumah sakit.
mitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya keselamatan untuk seluruh staf RS.
g budaya keselamatan seperti:
nappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung perasaan
mpat, memaki;
u (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau
an atau mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah komentar sembrono didepan pasien yang
bilitas staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain didepan pasien,
amatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan,
didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar alat bedah di kamar operasi,
ang rawat;
(harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender;
a keselamatan:
ui bahwa kegiatan operasional rumah sakit berisiko tinggi dan bertekad untuk melaksanakan tugas dengan
erja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan tentang kejadian tidak
s cedera
orong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke tingkat nasional sesuai dengan
an
arstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah
2. Sistem yang rahasia, sederhana dan O W Lihat pelaksanaan sistem pelaporan yang rahasia 10
mudah diakses oleh fihak yang mempunyai Direktur RS 5
kewenangan untuk melaporkan masalah Para kepala bidang/divisi 0
yang terkait dengan budaya keselamatan
dalam RS telah disediakan (O, W)
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
6. Direktur Rumah Sakit D
menerapkan sebuah proses OW
untuk mencegah
kerugian/dampak terhadap
individu yang melaporkan
masalah terkait dengan budaya
keselamatan tersebut. (D,O,W)
Bukti notulensi pertemuan Direktur/Komite PMKP dengan staf 10 TL
terkait 5 TS
Lihat pelaksanaan dokumentasi notulen pertemuan dengan staf
0 TT
terkait
Direktur RS
Komite PMKP
Staf RS
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
Standar MFK 1
Rumah sakit mematuhi peraturan dan perundang-undangan tentang bangunan, perlindungan kebakaran, dan persyaratan
pemeriksaan fasilitas.
Maksud dan Tujuan MFK 1: lihat SNARS 1
Direktur rumah sakit dan pimpinan lainnya bertanggung jawab untuk perundang - undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku
bagi fasilitas rumah sakit baik yang merupakan regulasi di tingkat nasional maupun tingkat daerah menerapkan persyaratan yang
berlaku, termasuk mempunyai izin dan atau sertifikasi sesuai peraturan perundangan, antara lain izin-izin tersebut dibawah ini :
a) izin mengenai bangunan
b) izin operasional rumah sakit yang masih berlaku
c) Sertifikat laik fungsi (SLF) bila diperlukan
d) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
e) izin genset
f) izin radiologi
g) sertifikat sistem pengamanan/pemadaman kebakaran
h) sistem kelistrikan
i) izin incinerator (bila ada)
j) izin tempat pembuangan sementara bahan berbahaya dan beracun (TPS B-3)
k) izin lift (bila ada)
l) izin instalasi petir
m) izin lingkungan
2. Direktur rumah sakit menerapkan D 1) Bukti kumpulan izin yang masih berlaku
persyaratan yang berlaku dan peraturan W 2) Bukti kalibrasi
perundang – undangan. (D, W) 3) Bukti hasil pemeriksaan dari luar RS
Bagian Umum/Kepala IPSRS
3. Rumah sakit mempunyai izin-izin D Bukti daftar dan perizinan yang berlaku Bagian Umum/Kepala
sebagaimana diuraikan a) sampai dengan m) W IPSRS
di maksud dan tujuan sesuai fasilitas yang ada
di rumah sakit dan sesuai peraturan
perundang-undangan. (D,W)
4. Direktur rumah sakit memastikan rumah D 1) Bukti rekapitulasi hasil pemeriksaan dari pemerintah
sakit memenuhi kondisi seperti hasil W atau badan eksternal lainnya.
pemeriksaan fasilitas atau catatan 2) Bukti hasil pemeriksaan tersebut telah ditindaklanjuti
pemeriksaan yang dilakukan oleh otoritas (dapat berbentuk laporan, foto-foto, pengeluaran
setempat di luar rumah sakit. (D,W) anggaran, dll)
Direktur/Bagian Umum
Standar MFK 2
Rumah sakitmempunyai program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang menggambarkan proses pengelolaan risiko yang
dapat terjadi pada pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
Maksud dan tujuan MFK 2 : lihat SNARS 1 Program Manajemen Risiko:
a) Keselamatan dan keamanan
b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya
c) Penanggulangan bencana (emergensi)
d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap
e) Peralatan medis – pemilihan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko
f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko
kegagalan operasional
Rumah sakit perlu mempunyai regulasi sebagai berikut :
1) Regulasi peninjauan dan pembaharuan program-program atau sekurang-kurangnya setahun sekali
2) Regulasi bahwa tenant/penyewa lahan tersebut wajib mematuhi semuaaspek program manajemen fasilitas yang teridentifikasi dala
a) sampai d).
2. Program tersebut masih berlaku dan sudah D 1) Bukti program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan
diterapkan sepenuhnya (D,W) W masih berlaku
2) Bukti penerapan program
Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
3. Ada bukti peninjauan dan pembaharuan D Bukti review program manajemen risiko
program-program tersebut bila terjadi W Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
perubahan dalam lingkungan rumah sakit, atau
sekurang-kurangnya setiap
tahun. (D,W)
Standar MFK 3
Ada individu atau organisasi yang kompeten yang ditugasi untuk melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan
program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan.
Maksud dan tujuan MFK 3 : Lihat SNARS 1
Pengawasan yang dilakukan individu atau organisasi tersebut meliputi:
a) mengawasi semua aspek program manajemen risiko
b) mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan
c) melakukan edukasi staf
d) melakukan pengujian/testing dan pemantauan program
e) secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan
f) menyerahkan laporan tahunan kepada direktur rumah sakit.
g) mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisa dan upaya perbaikan.
3. Ada bukti bahwa individu atau organisasi D Bukti sertifikat pelatihan manajemen risiko dalam file
yang ditunjuk sudah mengikuti pelatihan W kepegawaian
manajemen risiko rumah sakit. (D,W) Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
4. Ada bukti bahwa individu atau organisasi D Bukti laporan kegiatan penanggung jawab program
yang ditunjuk tersebut telah melaksanakan W Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
kegiatan yang diatur di a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (D,W)
2. Ada unit kerja yang bertanggung jawab D Bukti penetapan unit kerja disertai pedoman pengorganisasian
terhadap pengelolaan keselamatan dan W Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
keamanan. (D,W) Bagian umum
3. RS telah melakukan identifikasi area-area D Bukti daftar risiko (risk register) keselamatan dan keamanan
yang berisiko mempunyai risk register (daftar W Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
risiko) yang berhubungan dengan Bagian umum
keselamatan dan keamanan fasilitas. (D,W)
4. Regulasi pemberian identitas pada D Bukti identitas yang diberikan kepada penunggu pasien,
penunggu pasien, pengunjung (termasuk O pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai
tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan W kontrak dan semua orang yang bekerja di rumah sakit
semua orang yang bekerja di rumah sakit Lihat penggunaan identitas pada penunggu pasien,
sudah dimplementasikan (lihat juga SKP1). pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai
(D,O,W) kontrak
Staf RS
Satpam
Penunggu pasien
Pengunjung RS, dll
dan fasilitas RS
Bagian umum/IPSRS/Unit kerja
W
6. Rumah sakit telah memasang monitoring O Lihat CCTV terpasang di area yang ditetapkan berisiko
pada area yang berisiko keselamatan dan W keselamatan dan keamanan
keamanannya Bagian umum/IPSRS/Unit kerja/Satpam
(O,W)
7. RS telah menyediakan fasilitas yang aman O Lihat bangunan dan fasilitas RS yang berisiko terhadap
sesuai dengan peraturan perundang- W keselamatan dan keamanan
undangan. Bagian umum/IPSRS/ Unit kerja
(O,W)
Maksud dan Tujuan MFK 4.1 : Lihat SNARS 1 Asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) meliputi:
a) kualitas udara
b) pengendalian infeksi (ICRA)
c) utilitas
d) kebisingan
e) getaran
f) bahan berbahaya
g) layanan darurat, seperti respon terhadap kode
h) bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan.
3. RS mengambil tindakan berdasarkan hasil D Bukti pelaksanaan tentang hasil tindak lanjut PCRA
asesmen risiko untuk meminimalkan risiko O Lihat lokasi pembongkaran, konstruksi dan renovasi (bila
selama pembongkaran, konstruksi dan W ada)
renovasi. (D,O,W) Bagian umum/IPSRS/Unit kerja
Komite PPI/IPCN
3. Rumah sakit menyediakan anggaran untuk D Bukti tentang tersedia anggaran untuk pelaksanaan PCRA dan
penerapan PCRA dan ICRA bila ada renovasi, W ICRA
kontruksi dan pembongkaran Kepala Keuangan/Ka IPSRS
(D,W) Komite PPI/IPCN
2. RS mempunyai daftar B3 dan limbahnya D Bukti berupa daftar B3 dan limbahnya meliputi jenis, lokasi,
lengkap dan terbaru sesuai kategori WHO dan O dan jumlahnya
peraturan perundang-undangan meliputi jenis, W Lihat tempat penyimpanan B3 dan limbahnya
lokasi, dan jumlah dari semua bahan Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
berbahaya dan Penanggung jawab unit kerja terkait
beracun dan limbahnya. (lihat juga AP.5.5, dan
AP.6.6) (D,O,W)
3. Ada bukti bahwa untuk D Bukti pelaksanaan pengadaan pembelian B# disertai dengan
pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) O MSDS yang tersedia disetiap tempat penyimpanan B3 sesuai
sudah melampirkan MSDS. (D,O,W) W PKPO 3
Lihat tempat penyimpanan B3 dan MSDSnya
Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
Penanggung jawab unit kerja terkait
Kepala farmasi/Kepala laboratorium/Kepala radiologi
Skor
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
Skor
ngkungan 10 TL
an tujuan -0 - TT
ngkungan 10 TL
5 TS
0 TT
RS
10 TL
RS -0 - TT
10 TL
-0 - TT
siko/K3 RS
10 TL
-0 - TT
alam file 10 TL
-0 - TT
siko/K3 RS
ogram 10 TL
siko/K3 RS 5 TS
0 TT
dan menciptakan
Skor
10 TL
rtanggung 5 TS
0 TT
organisasian 10 TL
/K3 RS 5 TS
0 TT
an keamanan 10 TL
/K3 RS 5 TS
0 TT
asien, 10 TL
, pegawai 5 TS
sakit 0 TT
pasien,
, pegawai
10 TL
5 TS
0 TT
erisiko 10 TL
5 TS
0 TT
hadap 10 TL
5 TS
0 TT
Skor
10 TL
-0 - TT
(PCRA) 10 TL
5 TS
0 TT
CRA 10 TL
enovasi (bila 5 TS
0 TT
plementasi 10 TL
5 TS
0 TT
enovasi (bila
ponen-komponen lainnya
o sebagai dampak dari
Skor
10 TL
0 - TT
kan, 10 TL
5 TS
0 TT
an PCRA dan 10 TL
5 TS
0 TT
ngan
Skor
ahnya 10 TL
-0 - TT
is, lokasi, 10 TL
5 TS
0 TT
/K3 RS
rtai dengan 10 TL
n B3 sesuai 5 TS
0 TT
/K3 RS
diologi
10 TL
5 TS
(handling) B3 dan limbahnya dan di area
tertentu juga sudah ada eye washer. (lihat
juga AP.5.3.1) (O,W)
W
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8
RS merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya.
Maksud dan tujuan MFK 8 : Lihat SNARS 1
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka rumah sakit perlu melakukan :
a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang dimilik oleh RS, peralatan medis kerja sama operasi
(KSO) milik pihak lain
b) melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
c) melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan pabrik
d) melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi
Elemen Penilaian MFK 8 Telusur
1. RS mempunyai regulasi pengelolaan R
peralatan medis yang digunakan di rumah sakit
meliputi
a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan
(lihat juga AP.5.5, dan
AP.6.5). (R)
2. Ada daftar inventaris dan identifikasi risiko D
untuk seluruh peralatan medis yang digunakan W
di rumah sakit (lihat juga AP.5.5,
dan AP.6.5). (D,W)
W
4. RS mengidentifikasi area dan pelayanan yang D
berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik W
atau air bersih terkontaminasi atau terganggu.
(D,W)
minimal setiap 6 bulan sekali atau lebih sering tergantung ketentuan peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air, dan
pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.
b) Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering tergantung peraturan perundang- undangan, kondisi air limb
dan hasil pemeriksaan air limbah terakhir. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
c) Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap bulan, untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin.
d) Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
e) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila diperlukan.
PENDIDIKAN STAF
Standar MFK 11
RS menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam memberikan fasilitas yan
aman dan efektif.
Maksud dan tujuan MFK 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 11 Telusur
1. RS mempunyai program pelatihan tentang R
manajemen fasilitas dan keselamatan (R)
Bukti izin IPAL, izin TPS B3, izin incinerator/ MOU dengan 10 TL
pihak ketiga bila pengolahan B3 dilakukan oleh pihak 5 TS
lain, beserta izin transporter 0 TT
Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
Penanggung jawab unit kerja terkait
dan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun cair dan padat yang benar sesuai
Telusur Skor
Sesuai MFK 5 EP 1 10 TL
-0 - TT
anajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya
Telusur Skor
1) Regulasi tentang manajemen disaster RS 10 TL
2) Regulasi tentang adanya ruang dekontaminasi dalam -0 - TT
pedoman pelayanan IGD sesuai MFK 6 EP 4
Telusur Skor
Bukti pelaksanaan simulasi kesiapan menghadapi kedaruratan, 10 TL
wabah dan bencana 5 TS
Kepala unit terkait 0 TT
Tim penanggulangan bencana RS
Staf RS
Peserta simulasi
Bukti pelaksanaan diskusi (debriefing) 10 TL
Kepala unit terkait -0 - TT
Tim penanggulangan bencana RS
Staf RS
Peserta simulasi
ak
ebakaran dan asap, termasuk semua alat yang terkait dengan deteksi dini dan pemadaman
Telusur Skor
Bukti pelaksanaan pelatihan penanggulangan kebakaran 10 TL
Staf RS 5 TS
Diklat 0 TT
Telusur Skor
Regulasi tentang penetapan RS sebagai kawasan bebas rokok 10 TL
-0 - TT
PERALATAN MEDIS
secara teratur
ai penggunaan dan ketentuan pabrik
kalibrasi
Telusur Skor
Regulasi tentang pengelolaan peralatan medis disertai program 10 TL
pemeliharaan preventif dan kalibrasi sesuai EP 5 -0 - TT
ndak bila ada pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, recall, laporan insiden,
1
Telusur Skor
Regulasi tentang pemantauan dan penarikan kembali (recall) 10 TL
peralatan medis (PAB 7.4) -0 - TT
Telusur Skor
Regulasi tentang pengelolaan sistem utilitas 10 TL
-0 - TT
Telusur Skor
Regulasi tentang sistem utilitas penting/utama 10 TL
-0 - TT
ya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber alternatif persediaan
stem, kontaminasi atau kegagalan.
darurat seperti ini, rumah sakit agar mempunyai regulasi yang antara lain meliputi :
a yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf (sebagai contoh, rumah sakit
erangan, pendinginan (lemari es), bantuan hidup/Ventilator, dan air bersih untuk
rnatif air bersih dan listrik dilakukan setidaknya setiap 6 bulan atau lebih sering jika
daerah, rekomendasi produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air.
Telusur Skor
Regulasi tentang sistem utilitas termasuk kerjasama dengan 10 TL
penyedia air bersih bila terjadi gangguan -0 - TT
Telusur Skor
Regulasi tentang pemeriksaan air bersih (termasuk air minum) 10 TL
dan air limbah meliputi a) s/d e) di maksud dan tujuan 5 TS
0 TT
rogram manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung rencana mengganti
medik, peralatan, sistem dan menurunkan risiko di lingkungan.
Telusur Skor
Regulasi tentang sistem pelaporan data insiden/ 10 TL
kejadian/kecelakaan dari setiap program manajemen risiko -0 - TT
fasilitas
PENDIDIKAN STAF
dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam memberikan fasilitas yang
Telusur Skor
Program pelatihan MFK 10 TL
-0 - TT
Telusur Skor
Staf RS 10 TL
Peragaan oleh staf 5 TS
0 TT
Staf RS 10 TL
Peragaan oleh staf 5 TS
0 TT
Staf RS 10 TL
Peragaan oleh staf 5 TS
0 TT
Staf RS 10 TL
5 TS
Peragaan oleh staf 0 TT
1) Bukti pelatihan 10 TL
2) Bukti test yang dilakukan 5 TS
Teknisi sistem utilitas 0 TT
Penanggung jawab sistem utilitas
Peragaan oleh teknisi sistem utilitas dalam pemeliharaan
sistem utilitas
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF
(KKS)
PERENCANAAN
Standar KKS 1
Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 1 Telusur
1. Ada penetapan perencanaan R Regulasi tentang perencanaan kebutuhan SDM
kebutuhan staf rumah sakit yang sesuai dengan:
berdasarkan perencanaan strategis 1) Rencana strategis
dan perencanaan tahunan sesuai 2) RBA/RKA
kebutuhan rumah sakit. (R).
2. Ada kejelasan hubungan antara D Bukti tentang hubungan antara perencanaan SDM dengan rencana
perencanaan strategis, W strategis dan RBA / RKA
Pimpinan RS
perencanaan tahunan dan
Kepala SDM
perencanaan kebutuhan staf.
(D,W)
3. Ada bukti perencanaan kebutuhan D Bukti rapat tentang perencanaan SDM berdasarkan kebutuhan unit
staf berdasarkan kebutuhan dari W kerja
masing-masing unit kerja Direktur
Kepala SDM
khususnya unit kerja pelayanan.
Kepala Unit
(D,W)
Standar KKS 2
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit terus menerus dimutakhirkan oleh pimpinan rumah sakit dengan menetapkan jumlah,
kualifikasi yang meliputi pendidikan, kompetensi, pelatihan, dan pengalaman yang dibutuhkan sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 2, KKS 2.1, KKS 2.3 dan KKS 2.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 2 Telusur
1. Ada kebijakan dan prosedur yang R Regulasi tentang SDM meliputi:
ditetapkan rumah sakit tentang 1) penyusunan pola ketenagaan sebagai dasar penetapan
kebutuhan staf di setiap unit
pola ketenagaan dan kebutuhan
2) penempatan dan penempatan kembali staf evaluasi dan
jumlah staf sesuai yang dijadikan pemutakhiran terus menerus pola ketenagaan sesuai KKS 2.1 EP 1
dasar untuk menyusun
perencanaan staf, Panduan
mengatur tentang penempatan
dan penempatan kembali staf (R)
2. Ada pelaksanaan pola ketenagaan D Bukti rapat tentang penyusunan pola ketenagaan
secara kolaborasi dengan W Direktur
perencanaan staf yang meliputi Kepala bidang/divisi
Kepala unit
jumlah, jenis, kualifikasi. (D,W)
(lihat juga AP 6.2)
3. Ada pelaksanaan pengaturan D Bukti pelaksanaan tentang penempatan
penempatan dan penempatan W danpenempatan kembali staf sesuai dengan
kembali staf sesuai panduan (D,W) perencanaan.
Kepala SDM
Kepala unit
Staf terkait
Standar KKS 2.1
Rumah sakit melaksanakan evaluasi dan pemutakhiran terus menerus perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
Elemen Penilaian KKS 2.1 Telusur
1. Ada regulasi tentang evaluasi dan R Sesuai dengan KKS 2 EP 1
pemutakhiran terus menerus pola
ketenagaan (R)
2. Ada pelaksanaan perencanaan staf D Bukti rapat tentang evaluasi perencanaan staf
yang efektif dan selalu di evaluasi W
berdasarkan kebutuhan. (D,W) Kepala SDM
Kepala unit
3. Ada revisi dan pembaharuan D Bukti rapat tentang revisi perencanaan staf minimal
Skor Nilai GAP
10 TL
- -
0 TT
10 TL
- -
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
perencanaan staf bila dibutuhkan minimal 1
(satu) tahun sekali. (D,W)
Standar KKS 3
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses rekrutmen, evaluasi, penempatan staf dan pros
Maksud dan Tujuan KKS 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 3 Telusur
1. Ada regulasi tentang proses R
rekrutmen staf (lihat juga,TKRS 3.3). (R)
Standar KKS 4
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf
Standar KKS 5
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf
yang ditetapkan.
Maksud dan Tujuan KKS 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 5 Telusur
1. Ada regulasi yang menetapkan proses R
seleksi untuk memastikan pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi staf non klinis
sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit. (R)
2. Proses seleksi staf non klinis dilaksanakan D
seragam sesuai regulasi. (D,W) W
Standar KKS 6
Rumah sakit menyediakan dan memelihara file kepegawaian untuk setiap staf rumah sakit da
ORIENTASI
Standar KKS 7
Semua staf klinis dan non klinis diberi orientasi di rumah sakit dan unit kerja tempat staf akan
saat diterima bekerja.
Maksud dan Tujuan KKS 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 7 Telusur
1. Ada regulasi yang menetapkan R
orientasi umum dan khusus bagi staf klinis dan
non klinis baru. (R)
2. Ada bukti staf klinis dan non klinis baru D
diberikan orientasi umum dan khusus. (D,W) W
3. Staf kontrak, magang dan peserta didik D
mendapat pelatihan tentang orientasi umum W
dan khusus. (D,W)
STAF KEPERAWATAN
Standar KKS 13
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kred
registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman.
Maksud dan Tujuan KKS 13 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 13 Telusur
1. Ada regulasi rumah sakit untuk proses yang R
efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan
mengevaluasi kredensial staf keperawatan
(pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan dan pengalaman). (R)
Standar KKS 14
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 14 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 14 Telusur
1. Ada penetapan rincian kewenangan klinis R
perawat berdasarkan pendidikan, registrasi,
sertifikasi, izin, pelatihan dan pengalaman
anggota staf
keperawatan. (R)
Standar KKS 15
Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja staf keperawatan berdasarkan partisipasi dalam kegiatan p
Standar KKS 17
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan
(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 17 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 17 Telusur
1. Ada penetapan rincian kewenangan klinis R
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
staf klinis lainnya berdasarkan pendidikan,
registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan dan
pengalaman
anggota staf klinis lainnya. (R)
Standar KKS 18
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan
(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 18 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 18 Telusur
1. Ada dokumentasi penilaian mutu D
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan W
staf klinis lainnya berpatisipasi di dalam
program peningkatan mutu rumah sakit.
(D,W)
staf rumah sakit berdasarkan kebutuhan masing-masing unit termasuk pengembangannya sesuai
rumah sakit ditetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan persyaratan lain dari
rumah sakit mempunyai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang.
Telusur Skor
Regulasi tentang pengaturan penempatan kembali staf dengan 10 TL
mempertimbangkan: -0 -
1) Kompetensi TT
2) Kebutuhan pasien / kekurangan
3) Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi
leksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis sesuai dengan kebutuhan pasien.
NARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang proses seleksi staf klinis 10 TL
-0 -
TT
leksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf non klinis sesuai dengan persyaratan
NARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang proses seleksi staf non klinis 10 TL
-0 -
TT
Bukti pelaksanaan evaluasi staf non klinis baru saat mulai bekerja 10 TL
Direktur 5 TS
Kepala bidang/divisi 0 TT
Komite medik / keperawatan
Kepala SDM
Staf non klinis baru
Bukti tentang data untuk evaluasi staf non klinis tersedia di unit 10 TL
layanan. 5 TS
Kepala unit pelayanan 0 TT
emelihara file kepegawaian untuk setiap staf rumah sakit dan selalu diperbaharui.
NARS 1
Telusur Skor Nilai
File kepegawaian memuat: 10 TL
1) Kualifikasi 5 TS
2) Pendidikan 0 TT
3) Pelatihan
4) Kompetensi Staf
Kepala SDM
ORIENTASI
iberi orientasi di rumah sakit dan unit kerja tempat staf akan bekerja dan tanggung jawab spesifik pada
NARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang orientasi umum dan khusus 10 TL
-0 -
TT
Bukti orientasi staf baru meliputi: 10 TL
1) Orientasi umum: 5 TS
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan, 0 TT
mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
2) Orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi
Kepala SDM
Kepala Diklat
Kepala Unit
Staf baru
Bukti pelaksanaan tentang orientasi staf kontrak, magang dan 10 TL
peserta didik (IPKP 6 EP 1) meliputi: 5 TS
1) Orientasi umum: 0 TT
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan,
mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
2) Orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi
Kepala SDM
Kepala Diklat
Kepala Unit
Staf kontrak, magang dan peserta didik
au pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit, termasuk pendidikan profesi berkelanjutan untuk
n
NARS 1
ari berbagai sumber untuk dapat memahami pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh staf. Sumber
n kepada pasien dan staf yang ditentukan oleh rumah sakit dilatih dan dapat melaksanakan secara benar
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang: 10 TL
1) pelatihan bantuan hidup dasar -0 -
2) pelatihan bantuan hidup lanjut TT
Bukti tindak lanjut staf yang cedera akibat kekerasan ditempat kerja 10 TL
Kepala SDM 5 TS
Staf terkait 0 TT
Bukti tentang catatan staf yang terpapar infeksi atau mengalami 10 TL
kekerasan 5 TS
Kepala SDM 0 TT
Staf terkait
Tim K3RS
IPCN
pengumpulan dokumen kredensial dari anggota staf medis yang diberi izin memberikan asuhan
si terkini terhadap pendidikan, registrasi, izin, pengalaman dan lainnya dalam kredensialing staf medis.
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang penetapan kewenangan klinis berdasarkan 10 TL
rekomendasi dari komite medis dalam bentuk SPK dan RKK -0 -
TT
yang seragam untuk melaksanakan evaluasi mutu dan keselamatan asuhan pasien yang diberikan oleh
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang penilaian kinerja untuk evaluasi mutu praktik 10 TL
profesional berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis -0 - TT
Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala SDM
Komite medis
Staf medis
enetapan ulang staf medis dan pmbaharuan kewenangan klinis paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun, untuk
utkan dengan atau tanpa modifikasi kewenangan klinis, sesuai hasil monitoring dan evaluasi berkelanjutan
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang rekredensial 10 TL
-0 -
TT
STAF KEPERAWATAN
ng efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (pendidikan,
an dan pengalaman.
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang kredensial staf keperawatan 10 TL
-0 -
TT
Bukti verifikasi 10 TL
Komite Keperawatan 5 TS
Staf Keperawatan 0 TT
Staf SDM
asi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial staf perawat sesuai peraturan
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang penetapan SPK dan RKK staf keperawatan 10 TL
-0 -
TT
nerja staf keperawatan berdasarkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Bukti pelaksanaan keterlibatan perawat dalam upaya peningkatan 10 TL
mutu meliputi antara lain GKM, PSBH, PSQH, PDSA, kaizen dll 5 TS
Tim Mutu 0 TT
Staf Keperawatan
yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial profesional pemberi asuhan
nya (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman.
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang kredensial PPA lainnya dan staf 10 TL
klinis lainnya 0 -
TT
Bukti pelaksanaan kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya 10 TL
Kepala SDM 5 TS
Staf terkait 0 TT
Bukti verifikasi 10 TL
Kepala SDM Staf terkait 5 TS
0 TT
asi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional pemberi asuhan
sesuai peraturan perundang-undangan.
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Regulasi tentang penetapan SPK dan RKK PPA lainnya dan staf 10 TL
klinis lainnya -0 -
TT
Bukti pelaksanaan proses penetapan SPK dan RKK PPA lainnya dan 10 TL
staf klinis lainnya 5 TS
Kepala SDM 0 TT
Staf terkait
Bukti file kredensial setiap PPA lainnya dan staf klinis lainnya 10 TL
Kepala SDM 5 TS
Staf terkait 0 TT
asi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional pemberi asuhan
sesuai peraturan perundang-undangan.
SNARS 1
Telusur Skor Nilai
Bukti pelaksanaan keterlibatan PPA lainnya dan staf klinis lainnya 10 TL
dalam upaya peningkatan mutu -0 -
Tim Mutu TT
Staf terkait
Bukti penghargaan terhadap PPA lainnya dan staf klinis lainnya yang 10 TL
memiliki prestasi dalam upaya peningkatan mutu misal: sertifikat 5 TS
penghargaan, tambahan poin pada remunerasi, dll 0 TT
Direktur
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
GAP
3. Seluruh data proses review D
kinerja professional pemberi W
asuhan (PPA) lainnya dan staf
klinis lainnya didokumentasikan dalam
kredensial professional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
staf klinis lainnya atau dokumen
lainnya (D,W)
Tim Mutu
Staf terkait
Bukti pelaksanaan evaluasi kinerja ada di file 10 TL
kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya 5 TS
0 TT
Kepala SDM
Staf terkait
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)
Standar MIRM 1
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) harus mengacu peraturan perundang-undangan.
3. RS memiliki proses pendaftaran rawat inap O Lihat proses pendaftaran rawat inap Staf rekam medis 10 TL
berbasis SIM-RS sehingga publik dapat W 5 TS
mengetahui tempat / fasilitas yang masih 0 TT
tersedia. (O,W) (lihat juga ARK.2)
4. Sumber daya manusia dalam unit kerja D Bukti pelaksanaan pelatihan pengelola SIM-RS oleh 10 TL
SIM-RS memiliki kompetensi dan sudah W narasumber yang kompeten 5 TS
terlatih. (D,W) Kepala/staf SIM-RS 0 TT
2. Data serta informasi klinik dan manajerial D Bukti data informasi klinis dan manajerial sudah 10 TL
diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan untuk W diintegrasikan sesuai kebutuhan 5 TS
mendukung pengambilan Kepala/staf SIM-RS 0 TT
keputusan. (D,W) Ketua/tim PMKP
Standar MIRM 2
Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal maupun
eksternal.
Maksud dan Tujuan MIRM 2 : Lihat SNARS 1
Perencanaan rumah sakit menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain:
a) para professional pemberi asuhan (PPA)
b) para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan
c) badan/pihak lain diluar rumah sakit yang membutuhkan data dan informasi tentang operasional dan pelayanan rumah sakit
Nilai GAP
Nilai GAP
Elemen Penilaian MIRM 2 Telusur Skor
1. Proses perencanaan kebutuhan D Bukti proses perencanaan yang melibatkan 10 TL
informasi melibatkan a) sampai W PPA, para kabidang/ divisi, Kepala unit, 5 TS
dengan c) sesuai dengan maksud pihak luar 0 TT
dan tujuan. (D,W)
PPA
Kepala bidang/divisi
Kepala unit
Pihak luar RS
Kepala/staf SIM-RS
Kepala/staf SIM-RS
Standar MIRM 3
Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan berpartisipasi dalam
memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi.
Maksud dan Tujuan MIRM 4 : Lihat SNARS 1 Kumpulan data terdiri atas:
a) data mutu dan insiden keselamatan pasien
b) data surveilans infeksi
c) data kecelakaan kerja
Standar MIRM 5
Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan program manajemen
mutu, serta pendidikan dan penelitian.
Standar MIRM 6
Penyampaian data dan informasi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi yang
dikehendaki.
Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
PPA
Kepala/staf SIM-RS
3. Pengguna menerima data dan D Bukti data dan informasi diterima tepat 10 TL
informasi tepat waktu. (D,W) W waktu 5 TS
0 TT
Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
PPA
Kepala/staf SIM-RS
4. Staf pengolah data memiliki hak akses ke W Kepala SIM-RS 10 TL
data dan informasi yang dibutuhkan sesuai S Staf SIM-RS 5 TS
dengan Peragaan proses pengolahan data 0 TT
tanggung jawabnya. (W,S)
Standar MIRM 7
Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan informasi yang tepat waktu
dari sumber data terkini.
Peneliti klinis
Kepala/staf SIM-RS
4. Rumah sakit menyediakan fasilitas D Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang mendukung 10 TL
internet untuk mendapatkan O manajemen 5 TS
W Lihat fasilitas internet/perpustakaan
informasi ilmiah terkini dan 0 TT
Pimpinan RS
informasi lain secara tepat waktu Kepala bidang/divisi
untuk mendukung manajemen Kepala unit pelayanan
(D,O,W) Kepala/staf SIM-RS
3. Tersedia tempat penyimpanan rekam medis D Bukti daftar inventaris sarana dan prasarana ruang 10 TL
yang menjamin keamanan dan kerahasiaan O penyimpanan rekam medis 5 TS
rekam medis. (D,O,W) W Lihat ruang penyimpanan rekam medis Staf rekam 0 TT
medis
Standar MIRM 9
Setiap pasien memiliki rekam medis yang formatnya selalu diperbaharui (terkini).
Maksud dan Tujuan MIRM 9 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 9 Telusur Skor
1. Terdapat regulasi yang R Regulasi tentang penetapan tenaga 10 TL
menetapkan tenaga kesehatan kesehatan yang memiliki hak akses ke - -
yang mempunyai hak akses pada rekam medis, termasuk penetapan evaluasi 0 TT
berkas rekam medis. ( R ) dan pembaharuan rekam medis
2. Berkas rekam medis tersedia bagi semua D Bukti form rekam medis pasien rawat jalan dan rawat 10 TL
profesional pemberi asuhan (PPA) sesuai O inap 5 TS
dengan regulasi rumah sakit. (D,O) (lihat juga Lihat rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap 0 TT
AP 1)
3. Terdapat bukti bahwa form rekam D Bukti pelaksanaan evaluasi form rekam 10 TL
medis dievaluasi dan diperbaharui O medis, dan rekam medis yang diperbaharui 5 TS
W
(terkini) sesuai dengan kebutuhan (terkini) 0 TT
dan secara periodik. (D,O,W)
Lihat form rekam medis yang sudah
diperbaharui (terkini)
PPA/Staf klinis
Staf rekam medis
4. Rekam medis pasien terisi dengan lengkap D Bukti tentang rekam medis pasien terisi dengan lengkap 10 TL
dan dengan tulisan yang dapat dibaca. (D,O) O dan dengan tulisan yang dapat dibaca 5 TS
0 TT
Standar MIRM 11
Berkas rekam medis dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan yang tidak berhak.
2. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau O 1) Lihat tempat penyiimpanan berkas rekam medis 10 TL
elektronik dilindungi dari kehilangan dan W 2) Lihat sistem IT, software dan hardware rekam 5 TS
kerusakan. (O,W) (lihat juga ARK.4.1) medis 0 TT
Staf klinis
Staf rekam medis
3. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau D Bukti pelaksanaan perlindungan rekam medis dari 10 TL
elektronik dilindungi dari gangguan dan akses S gangguan dan akses serta penggunaan yang tidak sah 5 TS
serta penggunaan yang tidak sah. (D,S,W) W Peragaan pelaksanaan perlindungan Kepala unit/staf 0 TT
rekam medis
4. Ruang dan tempat penyimpanan berkas O Lihat ruang dan tempat penyimpanan rekam medis 10 TL
rekam medis menjamin perlindungan terhadap W Kepala unit/staf rekam medis 5 TS
akses dari 0 TT
yang tidak berhak. (O,W)
Standar MIRM 12
Rumah sakit menetapkan standar kode diagnosa, kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan artinya.
Standar MIRM 13
Rumah sakit menyediakan rekam medis untuk setiap pasien.
Maksud dan Tujuan MIRM 13 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13 Telusur Skor
1. Ada regulasi bahwa, setiap pasien memiliki R Regulasi tentang penetapan setiap pasien memiliki 10 TL
RM dengan satu nomor RM sesuai dengan rekam medis dengan satu nomor rekam medis sesuai -0 -
sistem penomoran unit, pengaturan urutan dengan sistem penomoran unit TT
berkas RM, baik untuk rawat jalan, rawat inap,
gawat darurat dan pemeriksaan
penunjang (R)
2. Rekam medis pasien digunakan untuk D Bukti dalam rekam medis berisi hasil asesmen, rencana 10 TL
mencatat hasil asesmen, rencana asuhan dan O asuhan dan perkembangan kondisi pasien 5 TS
perkembangan kondisi pasien Lihat rekam medis pasien 0 TT
(D,O)
3. Ada bukti rekam medis pasien D Bukti rekam medis pasien menggunakan satu unit 10 TL
menggunakan satu unit penomoran RM untuk O penomoran 5 TS
setiap pasien (D,W,O) W Lihat rekam medis pasien 0 TT
Kepala unit/staf rekam medis
Pasien/keluarga
4. Rekam medis pasien tersedia untuk rawat D Bukti tersedianya rekam medis rawat jalan, rawat inap, 10 TL
jalan, rawap inap, gawat darurat, dan O IGD, penunjang 5 TS
pemeriksaan Lihat ketersediaan rekam medis 0 TT
penunjang (D,O)
5. Berkas RM pasien tersusun sesuai regulasi. D Bukti berkas rekam medis tersusun sesuai regulasi 10 TL
(D,O) (lihat juga AP) O Lihat susunan berkas rekam medis 5 TS
0 TT
2. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi identifikasi pasien 10 TL
memadai untuk mengidentifikasi pasien. (D,O) O Lihat berkas Rekam Medis pasien 5 TS
0 TT
3. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang 10 TL
memadai untuk mendukung diagnosis. (D,O) O mendukung diagnosis 5 TS
Lihat Rekam Medis pasien 0 TT
4. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang memadai 10 TL
memadai untuk memberi justifikasi asuhan dan O untuk memberi justifikasi asuhan dan pengobatan 5 TS
pengobatan. (D,O) Lihat rekam medis pasien 0 TT
5. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi pemberian dan hasil 10 TL
memadai untuk mendokumentasikan O pengobatan 5 TS
pemberian Lihat rekam medis pasien 0 TT
dan hasil pengobatan. (D,O)
6. Aktivitas manajer pelayanan pasien dicatat D Bukti pencatatan kegiatan MPP dalam rekam medis 10 TL
dalam rekam medis. (MPP) (D,O,W) O Lihat rekam medis pasien 5 TS
0 TT
3. Rekam medis pasien gawat darurat memuat D Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat 10 TL
ringkasan kondisi pasien saat keluar dari unit O ringkasan kondisi pasien saat keluar dari unit pelayanan 5 TS
pelayanan gawat darurat. (D,O) W gawat darurat 0 TT
Lihat rekam medis pasien
PPA/Staf klinis IGD
Staf rekam medis
4. Rekam medis pasien gawat darurat memuat D Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat 10 TL
instruksi tindak lanjut asuhan. (D,O) O instruksi tindak lanjut asuhan 5 TS
Lihat rekam medis pasien 0 TT
2. Ada bukti yang mengisi RM hanya individu D Bukti dalam rekam medis hanya diisi oleh individu yang 10 TL
yang mendapat otoritas untuk mengisi rekam O mendapat otoritas 5 TS
medis. (D, Lihat rekam medis pasien 0 TT
W)
3. Ada bukti individu yang berwenang mengisi D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan koreksi 10 TL
RM memahami cara melakukan koreksi. (W,O) O Lihat rekam medis pasien 5 TS
W PPA/Staf klinis 0 TT
Staf rekam medis
2. Tanggal dan jam pengisian rekam medis D Bukti dalam rekam medis ada tanggal, dan jam 10 TL
dapat diidentifikasi. (D,O) O pengisian 5 TS
Lihat rekam medis pasien 0 TT
4. Fokus review adalah pada ketepatan waktu, D Bukti pelaksanaan review fokus pada ketepatan waktu, 10 TL
keterbacaan dan kelengkapan rekam medis. W keterbacaan dan kelengkapan rekam medis 5 TS
(D,W) Ketua/anggota tim reviewer 0 TT
5. Proses review termasuk isi rekam medis D Bukti pelaksanaan review sesuai peraturan 10 TL
harus sesuai dengan peraturan dan W perundangan-undangan 5 TS
perundang- Ketua/anggota tim reviewer 0 TT
undangan. (D, W)
6. Proses review termasuk rekam medis D Bukti pelaksanaan review meliputi rekam medis pasien 10 TL
pasien yang masih dirawat dan pasien yang W yang masih dirawat dan pasien yang sudah pulang 5 TS
sudah pulang. (D, W) Ketua/anggota tim reviewer 0 TT
Standar MIRM 14
Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga
Maksud dan Tujuan MIRM 14 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 14 Telusur Skor
1. Ada regulasi mengenai privasi dan R Regulasi tentang privasi dan kerahasiaan informasi 10 TL
kerahasiaan informasi terkait data pasien hak terkait data pasien dan hak akses pasien terhadap isi -0 -
akses terhadap isi rekam medis berdasarkan rekam medis TT
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Ada bukti regulasi dilaksanakan. (D, W) D 1) Bukti pelaksanaan pelaksanaan privasi dan 10 TL
W kerahasiaan informasi 5 TS
2) Bukti tentang hak akses pasien terhadap isi rekam 0 TT
medis
Kepala unit rekam medis
Staf rekam medis
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
Nilai GAP
setelah melampaui periode waktu 3) Bukti berita acara pemusnahan 0 TT
penyimpanan sesuai peraturan Kepala unit/staf rekam medis
perundangan (D,W) W Tim pemusnahan
Standar MIRM 11
Berkas rekam medis dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan yang tidak berhak.
2. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau O 1) Lihat tempat penyiimpanan berkas rekam medis 10 TL
elektronik dilindungi dari kehilangan dan W 2) Lihat sistem IT, software dan hardware rekam 5 TS
kerusakan. (O,W) (lihat juga ARK.4.1) medis 0 TT
Staf klinis
Staf rekam medis
3. Rekam medis dalam bentuk kertas dan atau D Bukti pelaksanaan perlindungan rekam medis dari 10 TL
elektronik dilindungi dari gangguan dan akses S gangguan dan akses serta penggunaan yang tidak sah 5 TS
serta penggunaan yang tidak sah. (D,S,W) W Peragaan pelaksanaan perlindungan Kepala unit/staf 0 TT
rekam medis
4. Ruang dan tempat penyimpanan berkas O Lihat ruang dan tempat penyimpanan rekam medis 10 TL
rekam medis menjamin perlindungan terhadap W Kepala unit/staf rekam medis 5 TS
akses dari 0 TT
yang tidak berhak. (O,W)
Standar MIRM 12
Rumah sakit menetapkan standar kode diagnosa, kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan artinya.
Standar MIRM 13
Rumah sakit menyediakan rekam medis untuk setiap pasien.
Maksud dan Tujuan MIRM 13 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13 Telusur Skor
1. Ada regulasi bahwa, setiap pasien memiliki R Regulasi tentang penetapan setiap pasien memiliki 10 TL
RM dengan satu nomor RM sesuai dengan rekam medis dengan satu nomor rekam medis sesuai -0 -
sistem penomoran unit, pengaturan urutan dengan sistem penomoran unit TT
berkas RM, baik untuk rawat jalan, rawat inap,
gawat darurat dan pemeriksaan
penunjang (R)
2. Rekam medis pasien digunakan untuk D Bukti dalam rekam medis berisi hasil asesmen, rencana 10 TL
mencatat hasil asesmen, rencana asuhan dan O asuhan dan perkembangan kondisi pasien 5 TS
perkembangan kondisi pasien Lihat rekam medis pasien 0 TT
(D,O)
3. Ada bukti rekam medis pasien D Bukti rekam medis pasien menggunakan satu unit 10 TL
menggunakan satu unit penomoran RM untuk O penomoran 5 TS
setiap pasien (D,W,O) W Lihat rekam medis pasien 0 TT
Kepala unit/staf rekam medis
Pasien/keluarga
4. Rekam medis pasien tersedia untuk rawat D Bukti tersedianya rekam medis rawat jalan, rawat inap, 10 TL
jalan, rawap inap, gawat darurat, dan O IGD, penunjang 5 TS
pemeriksaan Lihat ketersediaan rekam medis 0 TT
penunjang (D,O)
5. Berkas RM pasien tersusun sesuai regulasi. D Bukti berkas rekam medis tersusun sesuai regulasi 10 TL
(D,O) (lihat juga AP) O Lihat susunan berkas rekam medis 5 TS
0 TT
2. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi identifikasi pasien 10 TL
memadai untuk mengidentifikasi pasien. (D,O) O Lihat berkas Rekam Medis pasien 5 TS
0 TT
3. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang 10 TL
memadai untuk mendukung diagnosis. (D,O) O mendukung diagnosis 5 TS
Lihat Rekam Medis pasien 0 TT
4. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang memadai 10 TL
memadai untuk memberi justifikasi asuhan dan O untuk memberi justifikasi asuhan dan pengobatan 5 TS
pengobatan. (D,O) Lihat rekam medis pasien 0 TT
5. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi pemberian dan hasil 10 TL
memadai untuk mendokumentasikan O pengobatan 5 TS
pemberian Lihat rekam medis pasien 0 TT
dan hasil pengobatan. (D,O)
6. Aktivitas manajer pelayanan pasien dicatat D Bukti pencatatan kegiatan MPP dalam rekam medis 10 TL
dalam rekam medis. (MPP) (D,O,W) O Lihat rekam medis pasien 5 TS
0 TT
2. Rekam medis pasien gawat darurat memuat D Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat 10 TL
waktu kedatangan dan keluar unit pelayanan O asesmen, rencana asuhan dan perkembangan kondisi 5 TS
gawat darurat. (D,O) pasien 0 TT
Lihat rekam medis pasien
3. Rekam medis pasien gawat darurat memuat D Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat 10 TL
ringkasan kondisi pasien saat keluar dari unit O ringkasan kondisi pasien saat keluar dari unit pelayanan 5 TS
pelayanan gawat darurat. (D,O) W gawat darurat 0 TT
Lihat rekam medis pasien
PPA/Staf klinis IGD
Staf rekam medis
4. Rekam medis pasien gawat darurat memuat D Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat 10 TL
instruksi tindak lanjut asuhan. (D,O) O instruksi tindak lanjut asuhan 5 TS
Lihat rekam medis pasien 0 TT
2. Ada bukti yang mengisi RM hanya individu D Bukti dalam rekam medis hanya diisi oleh individu yang 10 TL
yang mendapat otoritas untuk mengisi rekam O mendapat otoritas 5 TS
medis. (D, Lihat rekam medis pasien 0 TT
W)
3. Ada bukti individu yang berwenang mengisi D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan koreksi 10 TL
RM memahami cara melakukan koreksi. (W,O) O Lihat rekam medis pasien 5 TS
W PPA/Staf klinis 0 TT
Staf rekam medis
2. Tanggal dan jam pengisian rekam medis D Bukti dalam rekam medis ada tanggal, dan jam 10 TL
dapat diidentifikasi. (D,O) O pengisian 5 TS
Lihat rekam medis pasien 0 TT
4. Fokus review adalah pada ketepatan waktu, D Bukti pelaksanaan review fokus pada ketepatan waktu, 10 TL
keterbacaan dan kelengkapan rekam medis. W keterbacaan dan kelengkapan rekam medis 5 TS
(D,W) Ketua/anggota tim reviewer 0 TT
5. Proses review termasuk isi rekam medis D Bukti pelaksanaan review sesuai peraturan 10 TL
harus sesuai dengan peraturan dan W perundangan-undangan 5 TS
perundang- Ketua/anggota tim reviewer 0 TT
undangan. (D, W)
6. Proses review termasuk rekam medis D Bukti pelaksanaan review meliputi rekam medis pasien 10 TL
pasien yang masih dirawat dan pasien yang W yang masih dirawat dan pasien yang sudah pulang 5 TS
sudah pulang. (D, W) Ketua/anggota tim reviewer 0 TT
2. Ada bukti regulasi dilaksanakan. (D, W) D 1) Bukti pelaksanaan pelaksanaan privasi dan 10 TL
W kerahasiaan informasi 5 TS
2) Bukti tentang hak akses pasien terhadap isi rekam 0 TT
medis
Kepala unit rekam medis
Staf rekam medis
Standar MIRM 15
Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap.
Maksud dan Tujuan MIRM 15 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 15 Telusur Skor
1. Ringkasan pulang memuat riwayat D Bukti form ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, 10 TL
kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan W pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik (sesuai ARK 5 TS
diagnostik. (D,W) 4.2 ep 1) 0 TT
DPJP
Staf rekam medis
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
PROGRAM NASIONAL (PROGNAS)
SASARAN 1 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
Maksud dan Tujuan Standar 1, Standar 1.1 dan Standar 1.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan langkah-langkah
pelaksanaan sebagai berikut:
a) melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.
b) mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
d) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegaw
daruratan (PONEK 24 jam)
e) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif
f) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
g) meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
h) melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan
ibu
i) ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan rumah sakit sayang ibu dan bayi,
pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PONEK (lihat
juga PAP 3.1)
j) dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit, termasuk upaya peningkatan pelayanan
PONEK 24 jam
k) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung
l) pembentukan tim PONEK
m) tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya
n) terselenggara pelatihan untuk meningkatan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi sebelum dipindahkan
o) pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan
p) pelaporan dan analisis meliputi :
angka keterlambatan operasi operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit)
angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit)
angka kematian ibu dan bayi
kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya.
Elemen Penilaian Standar 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi rumah sakit R 1) Regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam 10
tentang pelaksanaan PONEK 24 2) Program PONEK 5
jam di rumah sakit dan ada 0
rencana kegiatan PONEK dalam
perencanaan rumah sakit. (R)
2. Ada bukti keterlibatan D Bukti rapat tentang penyusunan kegiatan PONEK yang 10
pimpinan rumah sakit di dalam W melibatkan Pimpinan RS 5
menyusun kegiatan PONEK. 0
(D,W) Direktur RS
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Ketua/anggota tim PONEK
3. Ada bukti upaya peningkatan D Bukti pelaksanaan peningkatan kesiapan rumah sakit 10
kesiapan rumah sakit dalam W PONEK 24 jam, antara lain berupa: 5
melaksanakan fungsi pelayanan 1) Daftar jaga PPA di IGD 0
obstetrik dan neonatus 2) Daftar jaga staf di kamar operasi
termasuk pelayanan kegawat 3) Daftar jaga staf di kamar bersalin
daruratan (PONEK 24 Jam).
(D,W) Ketua/anggota tim PONEK
Kepala bidang/divisi
Kepala/staf unit pelayanan
PPA
GKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
n rawat gabung
TL
TS
TT
TL
TS
TT
4. Ada bukti pelaksanaan rujukan dalam D 1) Bukti laporan pelaksanaan rujukan ke fasilitas pelayanan
rangka PONEK (lihat juga ARK 5). (D,W) W kesehatan
2) Bukti daftar pasien PONEK yang dirujuk
3) Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
Ketua/anggota tim PONEK
Kepala/staf unit pelayanan
5. Ada bukti pelaksanaan sistem D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi program rumah sakit
monitoring dan evaluasi program rumah W sayang ibu dan bayi (RSSIB), meliputi:
sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB). (D,W) 1) instrumen penilaian
2) bukti pelaksanaan pengisian instrumen penilaian
Ketua/anggota tim PONEK
Kepala bidang/divisi
6. Ada bukti pelaporan dan analisis yang D W Bukti analisis pengukuran mutu dan laporannya
meliputi 1 sampai dengan 4 di maksud dan Ketua/anggota Tim PONEK
tujuan. (D,W) Komite/Tim PMKP
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Standar 1.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK.
Elemen Penilaian Standar 1.1 Telusur
1. Ada bukti terbentuknya tim PONEK dan R 1) Regulasi tentang penetapan Tim PONEK dilengkapi dengan
program kerjanya. (R) uraian tugasnya
2) Program kerja Tim PONEK
2. Ada bukti pelatihan pelayanan PONEK. D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang pelayanan PONEK oleh
(D,W) W narasumber yang kompeten
Ketua/anggota Tim PONEK
Kepala diklat
3. Ada bukti pelaksanaan program tim D Laporan pelaksanaan program Tim PONEK
PONEK. (D,W) W Ketua/anggota Tim PONEK
Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI ekslusif, melaksanakan edukasi dan perawata
metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
Elemen Penilaian Standar 1.2 Telusur
1. Terlaksananya rawat gabung. (O,W) O Lihat pelaksanaan pelayanan rawat gabung
W Ketua/anggota tim PONEK
Kepala unit pelayanan
Kepala/staf ruangan
Pasien/keluarga
2. Ada bukti RS melaksanakan IMD dan O Lihat pelaksanaan pelayanan IMD
mendorong pemberian ASI Ekslusif. (O,W) Lihat pemberian edukasi tentang IMD dan edukasi ASI eksklusif
dalam rekam medis
Lihat ketersediaan materi edukasi tentang IMD dan ASI eksklusif
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi dan D 1) Bukti pelaksanaan asuhan PMK dalam RM pasien
perawatan metode kangguru (PMK) pada O 2) Bukti pemberian edukasi tentang perawatan metode kanguru
bayi berat badan lahir rendah (BBLR). W (PMK) dalam rekam medis
(D,O,W) 3) Materi edukasi PMK
Lihat pelaksanaan pelayanan PMK di unit PMK/peritanologi
Lihat pemberian edukasi tentang PMK dalam rekam medis
Lihat ketersediaan materi edukasi tentang PMK
Kepala/staf unit pelayanan
Kepala/staf ruangan
PPA/staf klinis
Pasien/keluarga
3. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi D Bukti keterlibatan pimpinan RS dalam pelaksanaan program
dalam menetapkan keseluruhan W penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan pimpinan RS antara lain
proses/mekanisme dalam pelayanan meliputi:
penanggulangan HIV/AIDS termasuk 1) Ketersediaan anggaran program penanggulangan HIV/AIDS
pelaporannya. (D,W) (pelatihan, fasilitas, APD)
2) Bukti laporan pelaksanaan program penanggulangan HIV/AIDS
Direktur/Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Ketua/anggota Tim HIV/ AIDS
4. Terbentuk dan berfungsinya Tim D 1) Bukti penetapan Tim HIV/AIDS dilengkapi dengan uraian tugasnya
HIV/AIDS rumah sakit (D,W) W 2) Program kerja Tim HIV/AIDS
3) Bukti laporan pelaksanaan kegiatan Tim HIV/ AIDS
Ketua/anggota Tim HIV/AIDS
5. Terlaksananya pelatihan untuk D Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan HIV/AIDS oleh narasumber
meningkatkan kemampuan teknis Tim W yang kompeten
HIV/AIDS sesuai standar. (D,W) Ketua/anggota Tim HIV/AIDS
Kepala diklat
6. Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS D 1) Bukti laporan pelaksanaan rujukan ke fasilitas pelayanan
pada rumahsakit sesuai dengan kebijakan kesehatan
yang berlaku. (D) 2) Bukti daftar pasien HIV/AIDS yang dirujuk
3) Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
7. Terlaksananya pelayanan VCT, ART, D Bukti laporan pelaksanaan pelayanan yang meliputi VCT,ART, PMTCT,
PMTCT, IO, ODHA dengan faktor risiko IO, ODHA dengan factor risiko IDU, penunjang
IDU, penunjang
sesuai dengan kebijakan. (D)
SASARAN III: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS
Standar 3
Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya melalui
kegiatan:
a) promosi kesehatan;
b) surveilans tuberkulosis;
c) pengendalian faktor risiko;
d) penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis;
e) pemberian kekebalan; dan
f) pemberian obat pencegahan.
Maksud dan Tujuan Standar 3, standar 3.1, standar 3.2, Standar 3.3 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan yang meliputi:
a) Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan
penularan, penobatan , pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien
keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit
b) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang diperlukan dalam sistem informasi progra
penanggulangan tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan tuberkulosis resi
obat.
c) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yan
pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit pengendalian faktor
tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai
pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit
d) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis
Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasienyang datang kerumah sakit, setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis, penet
klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pada pedoman nasiona
pelayanan kedokteran tuberkulosis dan standar lainnya sesuai dengan peraturanperundang-undangan.
e) Pemberian kekebalan
Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman
tuberkulosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
f) Pemberian obat pencegahan
Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada anak usia dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat
pasien tuberkulosisi aktif; orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa tuberkulosis; pupulasi tertentu lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan.
Kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit adalah ketersediaan tenaga-tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
3. Ada bukti upaya pelaksanaan promosi D 1) Bukti laporan pelaksanaan edukasi upaya promosi kesehatan
kesehatan tentang tuberkulosis. (D,W) W tentang tuberkulosis
2) Bukti materi edukasi tentang upaya promosi kesehatan tentang
tuberkulosis
Ketua/anggota DOTS TB
Ketua/staf PKRS
Standar 3.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis.
Elemen Penilaian Standar 3.1 Telusur
1. Ada bukti terbentuknya tim R 1) Regulasi tentang penetapan tim DOTS TB dan uraian tugasnya
DOTS dan program kerjanya. (R) 2) Program Kerja Tim DOTS TB
2. Ada bukti pelatihan pelayanan D Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan pelayanan dan
dan upaya penanggulangan W penanggulangan tuberkulosis oleh narasumber yang
tuberkulosis. (D,W) kompeten
Ketua/anggota Tim DOTS TB
Kepala diklat
3. Ada bukti pelaksanaan program tim D Bukti laporan pelaksanaan program kerja Tim DOTS TB
DOTS. (D,W) W
Standar 3.2
Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang- undangan.
2. Bila rumah sakit memberikan pelayanan O Lihat ruang rawat inap tuberkulosis yang memenuhi prinsip PPI TB (air
rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru W borne disease)
dewasa maka rumah sakit harus memiliki Ketua/anggota Tim DOTS TB
ruang rawat inap yang memenuhi pedoman Kepala/stafrawat inap
pencegahan dan pengendalian IPCN
infeksi tuberkulosis. (O,W)
3. Tersedia ruang pengambilan spesimen O Lihat ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi prinsip
sputum yang memenuhi pedoman W PPI TB
pencegahan dan pengendalian infeksi Ketua/anggota Tim DOTS TB
tuberkulosis. (O,W) Kepala/staf laboratorium
IPCN
4. Tersedia ruang laboratorarium O Lihat ruang laboratorium untuk pemeriksaan sputum BTA yang
tuberkulosis yang memenuhi pedoman W memenuhi prinsip PPI TB
pencegahan dan pengendalian infeksi Ketua/anggota tim DOTS TB
tuberkulosis. (O,W) Kepala/staf laboratorium
IPCN
Standar 3.3
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai peraturan
perundang-undangan.
Elemen Penilaian Standar 3.3 Telusur
1. Rumah sakit memiliki panduan praktik R Panduan Praktik Klinis Tuberkulosis
klinis tuberkulosis. (R)
2. Ada bukti kepatuhan staf medis D O Bukti kepatuhan staf medis terhadap PPK Tuberkulosis Lihat RM
terhadap panduan praktik klinis W pasien
tuberkulosis. (D,O,W) Ketua/anggota tim DOTS TB
Komite/Tim PMKP
Komite Medis
DPJP
PPA lainnya
Pasien/keluarga
3. Terlaksana proses skrining pasien D 1) Bukti pelaksanaan skrining pasien tuberkulosis di bagian
tuberkulosis saat pendaftaran. (D,O,W) O pendaftaran
W 2) Bukti form skrining
Lihat pelaksanaan proses skrining pasien Tuberkulosis di bagian
pendaftaran
Petugas pendaftaran/admisi
Pasien/ keluarga
4. Ada bukti staf mematuhi penggunaan O 1) Lihat kepatuhan staf dalam penggunaan APD di unit pelayanan
alat pelindung diri (APD) saat kontak W pasien tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan, Laboratorium, saat
dengan pasien atau specimen. (O,W) transfer pasien)
2) Lihat ketersediaan APD di unit pelayanan pasien tuberkulosis
(Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, Radiologi, Laboratorium)
PPA
Staf klinis
5. Ada bukti pengunjung mematuhi O 1) Lihat kepatuhan pengunjung dalam penggunaan APD di unit
penggunaan alat pelindung diri (APD) saat W pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan)
kontak dengan pasien. (O,W) 2) Lihat ketersediaan APD untuk pengunjung di unit pelayanan
pasien Tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan)
Pasien/Keluarga
Pengunjung RS
Staf klinis
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat D 1) Bukti pelaksanaan rapat tentang penyusunan program
dalam menyusun program. (D,W) W melibatkan pimpinan RS
2) Bukti program PRA-RS yang sudah disetujui/ditanda tangani
Direktur
Direktur
Kepala unit pelayanan
Kepala bidang/divisi
Komite/Tim PPRA
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA D Bukti laporan tentang PPRA RS secara berkala minimal 1 (satu) tahun
secara berkala kepada KPRA. (D,W) W sekali kepada KPRA Kemenkes
Direktur RS
Komite/tim PPRA
Standar 4.1
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba.
Maksud dan Tujuan 4.1 : SNARS 1
Uraian tugas Komite/Tim berupa kegiatan :
a) sosialisasi program pada staf, pasien, keluarga
b) surveilans pola penggunaan antibiotik di RS
c) surveilans pola resistensi antimikroba di RS
d) forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Indikator mutu :
a) perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
b) perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
c) peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi
d) penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten
e) indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
2. Ada bukti kegiatan organisasi yang D Bukti pelaksanaan kegiatan komite/tim PPRA
meliputi a) sampai dengan W Komite/tim PPRA
d) di maksud dan tujuan. (D,W) PPA
4. Ada monitoring dan evaluasi terhadap D Bukti hasil pencapaian indikator mutu
program pengendalian resistensi W Direktur RS
antimikroba yang mengacu pada indikator Komite/Tim PPRA
pengendalian Komite/Tim PMKP
resistensi antimikroba (D,W)
5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA D Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PRA secara berkala kepada
secara berkala dan meliputi butir a) sampai W Direktur RS
dengan Direktur RS
e) di maksud dan tujuan. (D,W) Komite/tim PPRA
2. Terbentuk dan berfungsi-nya tim terpadu R 1) Regulasi tentang penetapan tim terpadu geriatri dan uraian
geriatri sesuai tingkat jenis layanan. D tugasnya
(R,D,W) W 2) Rencana kerja Tim Terpadu Geriatri
Laporan pelaksanaan kegiatan tim terpadu geriatri
Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
Kepala bidang/divisi
3. Terlaksananya proses pemantauan dan D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan
evaluasi kegiatan. (D,O,W) O Geriatri
W Lihat hasil monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan geriatri
Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
Standar 5.1
Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis R
Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service).
Elemen Penilaian Standar 5.1 Telusur
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai R Regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan
bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga warga lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital
Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Based Community Geriatric Service).
Sakit (Hospital Based Community Geriatric
Service).
(R)
2. Ada program PKRS terkait Pelayanan D Bukti penetapan program PKRS yang memuat kegiatan Pelayanan
Kesehatan Warga Lanjut usia di W Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
(Hospital Based Community Geriatric Geriatric Service)
Service). (D,W) Kepala/staf PKRS
Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri
3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan D Bukti leaflet atau alat bantu edukasi memuat materi edukasi tentang
(brosur, leaflet dll). (D,W) W pelayanan kesehatan warga lanjut usia di masyarakat
Kepala/staf PKRS
Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri
Pasien/keluarga
4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan. D Bukti laporan pelaksanaan edukasi warga lanjut usia di masyarakat
(D,O,W) O Lihat pelaksanaan edukasi untuk pelayanan di masyarakat
W Ketua dan anggota Tim PKRS
Ketua dan Anggota Tim Terpadu Geriatri
PPA pelayanan Geriatri
5. Ada evaluasi dan laporan kegiatan D Bukti evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan meliputi :
pelayanan. (D,W) W 1) Pencatatan kegiatan dengan indikator antara lain lama rawat inap,
status fungsional, kualitas hidup, rehospitalisasi dan kepuasan pasien
2) Bukti pelaporan secara berkala kepada pimpinan RS
Pimpinan RS
Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
erundang-undangan.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
ESAKITAN TUBERKULOSIS
S1
ang meliputi:
benar dan komprehensif mengenai pencegahan
perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien dan
rsediaan tenaga-tenaga
al.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 -
0 TT
anggulangan tuberkulosis.
Skor Nilai GAP
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
RESISTENSI ANTIMIKROBA
ran perundang-undangan.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
-0 -
TT
ntimikroba.
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
RIATRI
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT
(IPKP)
Standar IPKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam pembuatan perjanjian kerja sama
penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.
2. Ada kerjasama antara rumah sakit dengan D 1) Bukti daftar Institusi pendidikan yang kerjasama
institusi pendidikan yang sudah terakreditasi. (D) dengan RS
2) Bukti perjanjian kerja sama antara RS dengan
institusi pendidikan
3) Bukti sertifikat akreditasi institusi
pendidikan pada ad. 2)
3. Jumlah penerimaan peserta didik sesuai D 1) Bukti analisis kemampuan rumah sakit dalam
dengan kapasitas rumah sakit harus menerima jumlah peserta didik
dicantumkan dalam perjanjian kerjasama. (D) 2) Bukti perjanjian kerjasama yang mencantumkan
pengaturan jumlah, jenis dan jenjang peserta didik yang
dapat diterima
3) Bukti daftar peserta didik per periode per
bagian
Standar IPKP 2
Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas
manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas.
Maksud dan Tujuan IPKP 2 : Lihat SNARS 1 Dokumen kelengkapan peserta pendidikan di RS :
a) surat keterangan peserta didik dari institusi pendidikan;
b) ijazah, surat tanda registrasi, dan surat izin praktik yang menjadi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c) klasifikasi akademik;
d) identifikasi kompetensi peserta pendidikan klinis; dan
e) laporan pencapaian kompetensi
2. Ada daftar lengkap memuat nama semua D Bukti daftar nama peserta pendidikan klinis terkini
peserta pendidikan klinis yang saat ini ada di
rumah sakit. (D)
3. Untuk setiap peserta pendidikan klinis D Bukti kelengkapan dokumen peserta pendidikan klinis
terdapat dokumentasi yang berisi paling sedikit terdiri dari:
meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan 1) Dokumentasi pendidikan PPDS dan PPDSS meliputi a)
tujuan. (D) sampai dengan e)
2) Dokumentasi selain pendidikan PPDS dan
PPDSS cukup dokumentasi a) dan e) saja
Standar IPKP 3
Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang memberikan pendidikan
klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.
2. Ada dokumentasi perhitungan peserta didik D 1) Bukti pelaksanaan perhitungan jumlah peserta didik yang
yang diterima di rumah sakit per periode untuk W diterima di RS per periode, berdasarkan perhitungan jumlah
proses pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien RS dan jumlah kasus yang memadai
pasien untuk menjamin mutu dan keselamatan 2) Bukti perjanjian kerjasama dengan RS lain, bila jumlah
pasien. (D,W) pasien RS tidak memadai
Direktur/kepala bidang/divisi
Komkordik
Standar IPKP 4
Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan mendapatkan kewenanga
dari institusi pendidikan dan rumah sakit.
2. Ada daftar staf klinis yang memberikan D Bukti daftar staf klinis yang memberikan pendidikan,
pendidikan klinis secara lengkap (akademik dan W dilengkapi dengan status kepegawaiannya
profesi) sesuai dengan jenis pendidikan yang Kepala Diklat/Komkordik
dilaksanakan di RS. (D,W) Staf klinis yang memberikan pendidikan klinis
3. Ada uraian tugas, tanggung jawab, dan juga D Bukti uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
wewenang untuk setiap staf yang memberikan W seluruh staf pendidik klinis
pendidikan klinis. (lihat juga KKS 10, KKS 13, Kepala Diklat/Komkordik
dan KKS 16) (D,W) Staf klinis yang memberikan pendidikan klinis
4. Ada bukti staf klinis yang memberikan D Bukti sertifikat pelatihan/pendidikan berkelanjutan staf klinis
pendidikan klinis telah mengikuti pendidikan yang memberikan pendidikan klinis
keprofesian
berkelanjutan. (D)
Standar IPKP 5
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis di rumah sakit.
2. Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui D Bukti pemberian informasi tentang tingkat, frekuensi, dan
tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk W dokumentasi untuk supervisinya
supervisinya. (D,W) Peserta pendidikan klinis
3. Ada format spesifik untuk D Bukti log book terisi lengkap untuk setiap peserta didik
mendokumentasikan supervisi yang
sesuai dengan kebijakan rumah
Standar IPKP 6
Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang diberikan berada dala
upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Maksud dan Tujuan IPKP 6 : Lihat SNARS 1
Orientasi peserta pendidikan klinis minimal mencakup
a) program rumah sakit tentang mutu dan keselamatan pasien (lihat juga TKRS 4; TKRS 4.1; TKRS 5; TKRS 11; dan TKRS 11.2);
b) program pengendalian infeksi (lihat juga PPI 5);
c) program keselamatan penggunaan obat (lihat juga PKPO 1);
d) sasaran keselamatan pasien.
2. Ada bukti pelaksanaan dan sertifikat program D 1) Bukti pelaksanaan orientasi peserta pendidikan klinis
orientasi peserta pendidikan klinis. (D,W) W 2) Bukti sertifikat orientasi
Peserta pendidikan klinis
3. Ada bukti pelaksanaan dan dokumentasi D Bukti keterlibatan peserta didik dalam program peningkatan
peserta didik yang diikutsertakan dalam semua W mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit, misalnya
program peningkatan mutu dan keselamatan dalam pengumpulan data, analisis dan intepretasi dari
pasien di rumah sakit. (D,W) indikator mutu dan keselamatan pasien.
Peserta pendidikan klinis
4. Ada pemantauan dan evaluasi bahwa D Bukti tentang data pengukuran mutu terkait pelaksanaan
pelaksanaan pendidikan klinis tidak menurunkan asuhan oleh peserta didik mencakup:
mutu dan keselamatan pasien yang 1) angka kepatuhan penggunaan APD
dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali 2) angka kepatuhan cuci tangan
setahun yang terintegrasi dengan program mutu 3) angka kepatuhan penerapan sasaran keselamatan
dan keselamatan pasien (lihat TKRS 1.2 pasien
dan TKRS 5). (D) 4) laporan insiden keselamatan pasien
5. Ada survei mengenai kepuasan pasien D Bukti hasil survei dan analisis terhadap kepuasan pasien
terhadap pelayanan rumah sakit atas W dikaitkan dengan kehadiran/keterlibatan peserta didik di RS
dilaksanakannya pendidikan klinis sekurang- Pasien/keluarga
kurangnya sekali setahun. (D,W) Peserta pendidikan klinis
3
erja sama
Skor
10 TL
-0 -
TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
yai akuntabilitas
erundang-undangan;
SKOR
10 TL
-0 -
TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
memberikan pendidikan
Skor
10 TL
5 TS
0 TT
ta didik yang 10 TL
ngan jumlah 5 TS
0 TT
bila jumlah
mendapatkan kewenangan
Skor
10 TL
s dari RS 5 TS
0 TT
kan, 10 TL
5 TS
0 TT
s
ang untuk 10 TL
5 TS
0 TT
s
an staf klinis 10 TL
5 TS
0 TT
klinis di rumah sakit.
Skor
ntuk semua 10 TL
5 TS
0 TT
ensi, dan 10 TL
5 TS
0 TT
a didik 10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
esuai dengan 5 TS
0 TT
Skor
inis 10 TL
5 TS
0 TT
ikan klinis 10 TL
5 TS
0 TT
peningkatan 10 TL
isalnya 5 TS
asi dari 0 TT
ksanaan 10 TL
5 TS
0 TT
matan
an pasien 10 TL
a didik di RS 5 TS
0 TT