PROPOSAL
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Batasan masalah...............................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................3
1.5.1 Manfaat Teoritis....................................................................3
1.5.2 Manfaat Praktis......................................................................3
i
3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
ii
4
DAFTAR TABEL
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
CV(%) = 100%
9
Keterangan :
CV : Coefficient of Variation
SD : Standar Deviasi (Simpangan Baku)
: Nilai rata- rata dari nilai individu.
Semakin kecil nilai CV (%) semakin teliti system maupun metode tersebut
dan sebaliknya. Suatu pemeriksaan umumnya lebih mudah diamati ketidak telitian
(impresisi) dari pada ketelitian (presisi). Impresisi dapat dinyatakan dalam
besarnya SD atau CV.
Makin besar SD dan CV makin tidak teliti. Faktor-faktor
dapat mempengaruhi ketelitian ialah : alat, metode pemeriksaan, volume kadar
bahan yang diperiksa, waktu pengulangan dan tenaga pemeriksaan (Musyaffa,
2010). Ilustri akurasi dan presisi digambarkan dalam gambar berikutnya
(Sukorini et al, 2010).
Dapat memberikan jaminan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium itu
tepat dan teliti maka perlu dilakukan suatu upaya sistematik yang dinamakan
kontrol kualitas. Kontrol kualitas merupakan suatu rangkaian pemeriksaan analitik
yang ditujukan untuk menilai kualitas data analitik. Dengan melakukan kontrol
kualitas kita akan mampu mendeteksi kesalahan analitik, terutama kesalahan-
kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (Sukorini et
al, 2010).
Proses kontrol kualitas dilakukan untuk menguji akurasi dan presisi
pemeriksaan di laboratorium. Tujuan dari dilakukannya kontrol kualitas adalah
mendeteksi kesalahan analitik di laboratorium. Kesalahan analitik di laboratorium
terdiri atas dua jenis yaitu kesalahan acak (random eror) dan kesalahan sistematik
(systematic eror). Kesalahan acak menandakan tingkat presisi, sementara
kesalahan sistematik menandakan tingkat akurasi suatu metode atau alat (Sukorini
et al, 2010). Dasar statistik presisi dan akurasi:
a. Rerata (Mean)
Rerata adalah nilai yang mewakili suatu data (Sabri, 2014). Rerata
merupakan hasil dari pembagian jumlah nilai hasil pemeriksaan yang
10
dilakukan. Rerata biasanya digunakan sebagai nilai target dari kontrol kualitas
yang kita lakukan, rumus rerata adalah :
x
x n
Keterangan :
¯ : Nilai rerata
Σ : Jumlah nilai hasil pemeriksaan
: Banyaknya data hasil pemeriksaan
SD (x X ) 2
n 1
Keterangan :
SD : Standart deviasi (SD) atau simpangan baku.
Σ (X−X¯ )2 : Jumlah keseluruhan dari nilai individu dikurangi nilai
rerata n : Banyaknya penggulangan
c. Coefficient of Variation (CV)
Coefficient of variation adalah standar deviasi (SD) yang dinyatakan
sebagai presentase rerata (mean). Coefficient of variation menggambarkan
perbedaan hasil yang diperoleh seriap kali melakukan pengulangan
pemeriksaaan pada sampel yang sama. Idealnya, nilai CV harus kurang dari
5% (Sukorini et al, 2010).
11
Keterangan :
CV (%) : coefficient of variation dalam persen
SD : nilai standart deviasi (SD) atau simpangan baku
𝑋¯ : nilai rata- rata pemeriksaan berulang
2. Akurasi
Akurasi (ketepatan) adalah kesesuaian antara hasil pemeriksaan dengan
true value yang tidak harus selalu sama rentangnya karena ada nilai rentang yang
dapat digunakan sebagai standar. Uji ketepatan dapat digunakan untuk mengenali
adanya kesalahan sistemik (Sukorini et al., 2010).
Akurasi (ketepatan) atau inakurasi (ketidak tepatan) dipakai untuk menilai
adanya kesalahan sistematik, kesalahan acak dan keduanya (total). Akurasi dapat
diniliai dari hasil pemeriksaan bahan kontrol dan dihitung nilai biasnya (d%)
seperti rumus berikut (Depkes, 2008). Akurasi (ketepatan) adalah kesesuaian
antara hasil pemeriksaan dengan true value yang tidak harus selalu sama
rentangnya karena ada nilai rentang yang dapat digunakan sebagai standar. Uji
ketepatan dapat digunakan untuk mengenali adanya kesalahan sistemik.
d % = (x-NA) : NA
Keterangan :
X : hasil pemeriksaan bahan kontrol
NA : nilai actual atau sebenarnya dari bahan
kontrol d % : dapat negative dan positif
Ketidaktepatan (inakurasi) suatu pemeriksaan umumnya lebih mudah
dinyatakan dari pada ketepatan (akurasi). Ketepatan merupakan pemeriksaan
utama yang di pengaruhi oleh adanya spesifitas dengan metode pemeriksan dan
kualitas larutan standart. Presisi dan akurasi adalah independen satu sama dengan
yang lain (Sukorini et al., 2010).
12
a. Bahan kontrol yang dibuat dari serum kumpulan (pooled sera). Pooled
sera merupakan campuran dari bahan sisa serum pasien yang bebas
hemolisis dan lipemik.
b. Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni disebut sebagai larutan
spikes.
c. Bahan kontrol yang dibuat dari lisat disebut hemolisat.
segera setelah disentrifus, serum yang kemerahan/lisis, ikterik atau keruh tidak
bisa digunakan untuk pemeriksaan. Serum yang telah dipisahkan kemudian
dicampur menjadi pooled sera.
2.6 Kolesterol
2.6.1 Definisi Kolesterol
Kolesterol merupakan derivat lipid yang tergolong steroid atau sterol yang
selalu berikatan dengan asam lemak lain dalam bentuk ester. Kolesterol dalam
tubuh berasal dari makanan (eksogen) dan disintesis oleh tubuh (endogen).
Kolesterol eksogen hanya ada pada hewan seperti otak, usus dan ginjal sedangkan
kolesterol endogen disintesis dari asetil KoA. Kolesterol adalah senyawa lemak
kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh yaitu organ hati dan 20% dari
luar tubuh yaitu zat makanan untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh,
antara lain membentuk dinding sel, pembentukan membran sel, sintesis
hormonhormon steroid, sintesis asam empedu (Panil, 2008).
Kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar dan
jaringan syaraf. Awalnya koleterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini
merupakan komponen utama batu empedu. Kolesterol yang berada dalam
makanan yang dimakan dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah,
tetapi dapat diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh. Kolesterol tidak larut dalam
cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama
protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein (Mamat, 2010). Hastuty (2015),
menyebutkan bahwa kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik berupa lemak
tetapi memiliki rumus steroida, sebagai bahan pembangun esensial bagi tubuh
untuk sintesis zat-zat penting seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat
saraf, begitu pula hormon kelamin dan anak ginjal, vitamin D serta asam empedu.
Kolesterol dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah yang disebut hiperkolesterolemia, kadar kolesterol total
darah sebaiknya < 200 mg/dL.
Pemeriksaan Normal
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah pooled sera yang berasal
dari 5 orang probandus, kemudian serum kumpulan dibagi kedalam 9 tabung
sampel. Satu tabung dibaca kadar Kolesterolnya untuk data hari pertama untuk
hari pertama, tabung sisanya kemudian disimpan di freezer dan refrigerator
selama 4 minggu, dan diukur setiap harinya untuk 1 tabung masing – masing
dengan 2 kali pengulangan (Duplo)
17
3.4 Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suhu simpan (Freezzer dan
Refrigerator)
b. Bahan
1. Pooled sera
2. Reagen Kolesterol BioSystems
3.6.2 Cara Kerja
1 Tahap Persiapan
1) Melakukan perizinan menggunakan laboratorium kimia klinik Universitas
Muhammadiyah Palangka Raya sebagai tempat penelitian.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3) Mempersiapkan formulir pencatatan.
2 Pengambilan Darah Vena
7) Setelah darah masuk kedalam spuit, lepaskan tourniquet dan pasien diminta
melepaskan kepalan tangannya.
8) Setelah volume darah dianggap cukup spuit ditarik dan segera letakkan kapas
kering diatas bekas tusukan jarum, kemudian berikan plester bagian ini
selama kurang dari 15 menit (Depkes RI, 2008).
3 Pembuatan Serum Kumpulan / Pooled Sera
1) Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-30
menit.
2) Disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 5-15 menit.
3) Serum dipisahkan segera setelah dilakukan sentrifus.
4) Serum yang kemerahan/lisis, ikterik atau keruh tidak bisa digunakan untuk
pemeriksaan. (Permenkes, 2013)
Pooled sera yang akan diukur kadar Kolesterolnya untuk mencari nilai CV,
dan disimpan pada freezer dan refrigerator dalam waktu 4 minggu (30 hari)
kemudian dilakukan pemeriksaan uji stabilitas kolesterol pada pooled sera
pada selama 0 hari, 1 minggu, 2 minggu,3 minggu, dan 4 minggu.
Prosedur Kerja Penelitian:
1. Serum disimpan dalam freezer dibekukan di refrigerator hingga volume
cukup.
2. Keluarkan serum dari lemari pendingin, biarkan mencair pada suhu ruangan.
3. Campur semua serum dalam satu tabung.
4. Di sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
5. Di aliquot menjadi 9 tabung .
6. Simpan pada freezer dan refrigerator selama 4 minggu (30 hari).
7. Ukur kadar Kolesterol masing-masing tabung di 0 hari, 1 minggu , 2 minggu,
19
3 minggu, 4 minggu menggunakan Fotometer BTS 350 dengan λ 630 nm.
8. Hitung stabilitas menggunakan presisi.
20
Metode :
CHOD PAP
Prinsip :
Kolesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator
quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminoantipyrine dengan
adanya phenol dan peroksidase.
Cara Kerja :
Ulang pemeriksaan nomor 1-8 untuk sampel pooled sera setelah penyimpanan
1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu.
Penyimpanan Serum
a. Serum
1) Suhu 4ºC : 6 hari
b. Serum/plasma
1) Suhu -20 ºC : 6 bulan
2) Suhu 20 - 25 ºC : 6 hari
21
SD
(X 1 X) 2
n 1
CV (%) = 𝑆𝐷 X 100%
X̅
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar. (Good
Laboratorium Practice).
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Diasys, 2019. Diasys Kit Insert Cholinesterase FS. Diagnostic reagent for
quantitative in vitro determination of cholinesterase (ChE) in serum or
plasma on Photometric systems, DiaSys Diagnostic Systems GmbH, Alte
Strasse 965558 IVD Holzheim, Germany.
Gede Arie Wijaya, J. N. 2020. Impresisi Pooled Serum Freeze Dried Yang
Tersimpan Pada Suhu -24 ºC Terhadap Parameter Kolesterol. Jurnal Sain
Health 4(2) :4 -16
Handayati, A., Christyaningsih J., & Rini, T. 2014. Uji Stabilitas Pooled Sera
Yang Disimpan Dalam Freezer Untuk Pemantapan Mutu Internal Di
Laboratorium Klinik. Jurnal Penelitian Kesehatan, 12(1), 55-60.
22
23
Siregar, M.T., Wulan, W.S., Setiawan, D., & Nuryati, A, 2018. Kendali Mutu:
Baham Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM). Jakarta. Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.