Oleh :
Ida Ayu Putri Wirawati, dr., SpPK
Prof. Dr. Aryati, dr., MS, SpPK(K)
Dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, SpPK
iv
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................................... 24
v
5.1. Hasil Penelitian …………………………………………………………….. 36
Simpulan …………………………………………………………………… 44
Saran ………………………………………………………………………... 44
LAMPIRAN ………………………………………………………………... 49
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
berkembang meliputi Indonesia. Infeksi pada bayi baru lahir dan BBLR masih
septikemia. Infeksi sistemik pada bayi baru lahir merupakan penyebab tersering
pada pusat layanan kesehatan tersier.2 Insiden sepsis neonatus di Indonesia pada
beberapa rumah sakit rujukan masih sangat tinggi, antara 8,76% - 30,29% dengan
angka kematian 11,56% - 49,9%. Insiden septikemia pada bayi baru lahir di
Indonesia antara 1,5% - 3,72% dengan angka kematian 37,0% - 80%. Infeksi dini
pada neonatus dapat disebabkan karena infeksi vertikal dari ibu dengan angka
aureus dan Pseudomonas. Penyebab infeksi berbeda dalam beberapa rumah sakit.
intranatal dan postpartum. Diagnosis dan deteksi dini harus sesegera mungkin
untuk mendapatkan prognosis terbaik.3 Kultur darah merupakan baku emas (gold
1
hasilnya dipengaruhi oleh antibiotika yang didapat saat persalinan, hanya 30 -
laktoasidosis. Kondisi ini pada tahap awal seringkali tidak dapat dikenali /
tingginya angka kematian, maka pengobatan yang adekuat tidak boleh dilakukan
penundaan.6
pada neonatus diantaranya : shift to the left, Hematology Scoring System, I/T ratio
terbentuk pertama kali yang mendasari sistem pertahanan tubuh. Jumlah neutrofil
tidak banyak di awal kehidupan bayi. Jumlah neutrofil bervariasi pada minggu-
minggu pertama kelahiran dan terendah didapatkan pada saat baru lahir (1800
mm3 kemudian meningkat menjadi 7200 mm3 pada 12 jam setelah kelahiran).
yang akan diikuti oleh peningkatan sel darah putih. Jumlah neutrofil relatif sedikit
saat baru lahir dibandingkan orang dewasa. Leukosit (shift to the left) biasanya
digunakan untuk menegakkan diagnosis dini infeksi bakterial. Shift to the left
merupakan peningkatan imatur leukosit pada darah tepi terutama bentuk neutrofil
2
band. Pada infeksi neonatal akan didapatkan peningkatan jumlah neutrofil sesuai
terhadap infeksi bakteri. Penghitungan band secara manual telah digunakan dalam
kegiatan bagian pediatri untuk menentukan infeksi karena bakteri, namun sulit
Berbagai hitung leukosit perlu dilakukan untuk menentukan diagnosis dini sepsis
myelocyte, promyelocyte) terhadap total neutrofil (I/T ratio) sebagai penanda awal
sepsis neonatus. I/T ratio adalah perbandingan antara imatur neutrofil terhadap
jumlah total neutrofil pada hapusan darah tepi. Granulosit muda ini biasanya dapat
ditemukan pada saat infeksi dan septikemia. Pada differential count WBC dapat
dilihat keadaan shift to the left dan I/T ratio akan meningkat sebagai petanda
septikemia pada bayi baru lahir, dimana I/T ratio > 0,2 disertai dengan
leukopenia. Nilai I/T ratio pada neonatus yang tidak terinfeksi 0,16 pada 24 jam
pertama kelahiran, dan akan menurun sampai 0,12 dalam 60 jam setelah
kelahiran.13
karena bakteri, dan merupakan prohormon pembentuk kalsitonin terdiri atas 116
asam amino protein. PCT mempunyai half life 25-30 jam. PCT dibentuk pastinya
3
meningkat 3-4 jam setelah mendapat paparan endotoksin, kadarnya tertinggi
dalam 6 jam dan akan tetap meningkat selama lebih dari 24 jam. PCT telah diteliti
dengan intensif sebagai diagnosis sepsis neonatal, dan dilaporkan bahwa tingginya
konsentrasi plasma PCT ditemukan pada bayi dengan infeksi berat, sedangkan
titer yang sangat rendah sebagai petanda tidak ada infeksi. Sensitivitas PCT pada
manual dan automatik, PCT, namun hasilnya harus diinterpretasikan secara hati-
immature/total (I/T) ratio manual, I/T ratio dan otomatis, jumlah leukosit,
Untuk menganalisis sensitivitas dan spesifisitas I/T ratio manual, I/T ratio
4
1.3.2 Tujuan khusus
neonatorum.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi penelitian yang
neonatorum.
dugaan sepsis.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dan diikuti dengan bakteremia yang terjadi pada bulan pertama kehidupan17.
Sepsis neonatal merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas baik pada
bayi aterm maupun bayi preterm, infeksi aliran darah bersifat invasif dan ditandai
ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sumsum tulang
atau air kemih. Keadaan ini sering terjadi pada bayi berisiko, misalnya pada berat
bayi lahir rendah (BBLR), bayi dengan sindrom gangguan nafas atau bayi lahir
dari ibu berisiko. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi,
SIRS, sepsis, sepsis berat, syok septik, disfungsi multiorgan, dan akhirnya
kematian.18
survival, dan menurunnya komplikasi pada bayi preterm, namun sepsis masih
menyebabkan kesakitan dan kematian, terutama pada BBLR < 1500 gram di
6
Gambar 2.1. Hubungan antara respon inflamasi sistemik sindrom ( SIRS), sepsis
dan infeksi. Infeksi tidak selalu disertai dengan respon inflamasi dan SIRS dapat
terjadi tanpa disertai oleh infeksi. Bila SIRS terjadi bersama-sama dengan infeksi
disebut sebagai sepsis.18
Dari Child Health Research Project Special Report: Reducing perinatal
and neonatal mortality (1999) dikemukakan bahwa 42% kematian bayi terjadi
angka kematian ini karena banyaknya kendala yang dihadapi dalam penanganan
diagnosis dini. 19
Berdasarkan umur dan onset timbulnya gejala, sepsis neonatorum dapat dibagi
7
1. Sespis awitan dini (SAD)/Early onset sepsis neonatal, merupakan infeksi
jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran. Menurut Sagori,
pada darah maupun cairan otak dari bayi yang berumur 7 hari pertama dari
neonatorum awitan dini adalah 3,5 kasus per 1.000 kelahiran hidup dan
Onset Neonatal Sepsis adalah 3-4 kasus per 1000 kelahiran. Dengan
khususnya pada SAD terjadi penurunan menjadi 0,3 - 0,4 kasus per 1000
kelahiran
pascanatal (lebih dari 72 jam) yang diperoleh dari lingkungan sekitar atau
8
Berat lahir memegang peranan penting pada terjadinya sepsis neonatal.
BBLR adalah bayi lahir dengan berat < 2500 gram, tanpa memperhatikan usia
kehamilan. Dilaporkan bahwa bayi dengan berat lahir rendah mempunyai risiko 3
kali lebih tinggi terjadi sepsis dari pada bayi dengan berat lahir > 2500 gram.
Makin rendah berat lahir, makin tinggi angka kejadian sepsis yang biasanya
2.1.2 Etiologi
atau protozoa. Penyebab paling sering sepsis awitan dini adalah Streptococcus
group B dan bakteri enterik yang didapat dari saluran kelamin ibu. Sepsis awitan
Pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah, Candida dan
FK UI / RSCM selama tahun 2002 kuman yang ditemukan pada awitan dini
Berlainan dengan awitan dini, pada awitan lambat kuman yang ditemukan
biasanya terdiri dari kuman nosokomial. Keadaan ini sering terjadi pada bayi yang
dirawat di ruang intensif neonatus, bayi kurang bulan yang mengalami perawatan
perawatan bayi, infeksi nosokomial atau reaksi silang dari bayi lain atau dari
tenaga medis yang merawat bayi. Dalam penelitian di FKUI/RSCM pada awitan
9
lambat tersebut ditemukan kuman Enterobacter Sp., Klebsiella Sp., dan
Acinetobacter Sp., dan E. Coli Sp. Selain perbedaan kuman, faktor risiko juga
Tabel 2.1. Organisme yang dapat diisolasi dari neonatus yang terinfeksi.18
Faktor Ibu : persalinan dan kelahiran kurang bulan, ketuban pecah dini lebih dari
demam pada ibu (temperatur > 38-40 0C), faktor sosial ekonomi dari gizi ibu.
Faktor Anak : asfiksia perinatal, berat lahir rendah, bayi kurang bulan, prosedur
invasif, kelainan bawaan.
10
Gambaran klinis sepsis neonatus bervariasi, karena itu kriteria diagnostik harus
Variabel klinik :
1. Suhu tubuh yang tidak stabil.
2. Laju nadi > 100 x/menit atau < 100 x/menit.
3. Laju nafas < 60 x/menit dengan retraksi atau desaturasi oksigen.
4. Letargi
5. Intoleransi glukosa (plasma glukosa > 10 mmol/L.
6. Intoleransi minum.
Variabel Hemodinamik :
1. Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi.
2. Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (bayi usia 1 hari).
3. Tekanan sistolik < 65 mmHg (bayi usia < 1 bulan)
Variabel Inflamasi :
1. Leukositosis (> 34.000 x 109/L)
2. Leukopenia (< 5.000 x 109/L)
3. Neutrofil muda > 10%
4. Neutrofil muda/total neutrofil (I/T ratio) > 0,2
5. Trombositopenia < 100.000 x 10 9/L
6. C Reactive Protein > 10 mg/dl atau > 2 SD dari nilai normal
7. Procalcitonin > 8,1 mg/dl atau > 2 SD dari nilai normal
8. IL-6 atau IL-8 > 70 pg/ml
9. 16 S rRNA gene PCR : positip
11
Tabel 2.3. Pengelompokan faktor risiko.3
Penemuan Skor
- Lebih dari 2 sistem organ terlibat (yaitu terdapat 1
tanda infeksi pada sistem pernafasan,
gastrointestinal, hematologi, kardiovaskuler dan
kuit).
- Jumlah leukosit total < 10.000 atau > 1
20.000/mm3
- Jumlah neutrofil absolut < 1000/mm3 1
- Rasio neutrofil batang : neutrofil matur ≥ 0,1 1
- Usia > 1 minggu 1
Pasien ditetapkan sepsis bila terdapat ≥ 2 faktor tersebut, dan hal ini
berturut-turut: 88 % dan 74 %.
12
pergerakan sel fagosit dan molekul-molekul pertahanan tubuh, seperti
jaringan. Pada tahap pertama proses pengenalan trauma jaringan atau adanya
TNF-α. (Gambar2.2)19
13
Infeksi oleh gram negatif merupakan penyebab sepsis terbanyak pada
ikatan LPS kompleks berikatan dengan reseptor yang terdapat pada permukaan sel
berikatan dengan PG dan LTA dari bakteri gram positif. Ini menunjukkan jalur
melalui TLR mengirim sinyal melalui membran sel. Berbagai tipe TLRs dapat
diidentifikasi pada sepsis mamalia spesies dan beberapa bukti menyatakan bahwa
Aktivasi seluler juga terjadi sebagai akibat dari terbentuknya reaksi stres oksidatif
Pada awalnya perubahan yang terjadi berupa suatu respon inflamasi terjadi
yang disebabkan oleh efek dari mediator vasoaktif yang dilepaskan oleh adanya
trauma (injury) atau infeksi pada sel. Faktor-faktor ini meliputi histamine,
14
serotonin, kinins, eicosanoids, platelet activating factor, fibrin degradation
pertahanan tubuh sehingga respon sistemik pada janin dan neonatus akan
berlainan dengan orang dewasa. Pada infeksi awitan dini, respon sistemik pada
neonatus mungkin terjadi saat masih dalam kandungan dan keadaan ini dikenal
dengan Fetal Inflamatory Response Syndrome (FIRS), dimana infeksi janin atau
atau infeksi menjalar secara hematogen dari ibu yang menderita infeksi. Dengan
demikian konsep infeksi pada neonatus, khususnya pada awitan dini, perjalanan
penyakit bermula dengan FIRS, kemudian terjadi sepsis, sepsis berat, syok septik,
15
Tahap awal mungkin terbatas hanya gejala seperti takipnea, apnea, atau
2.1.5 Diagnosis
persalinan dan kelahiran atau dapat pula timbul beberapa waktu setelah bayi lahir.
gambaran sepsis terlihat dalam 3-7 hari pertama setelah lahir. Setelah proses
kelahiran, infeksi biasanya berasal dari kuman lingkungan sekitar dan invasi
terjadi melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan atau melalui kulit yang
terinfeksi. Kelompok sepsis ini dikenal sebagai bentuk SAL (Late Onset Sepsis).
Selain berbeda dari waktu paparan, kedua infeksi ini berbeda juga dalam faktor
risiko dan kuman penyebab infeksi. Selanjutnya baik patogenesa dan gambaran
1. Kultur Darah
Kultur darah (biakan darah) merupakan baku emas (gold standar) dalam
16
Kultur darah dapat dilakukan baik pada kasus sepsis awitan dini maupun
2. Pewarnaan Gram
3. Pemeriksaan Hematologi.
I/T ratio, Pemeriksaan darah untuk sepsis neonatus: hitung sel darah putih
neutrofil total dalam darah telah digunakan dengan luas sebagai tes
bayi, dengan nilai tertinggi pada umur 12-14 jam pertama kehidupan bayi
awal bayi, nilainya berkisar 2.700 (5th percentile) – 13.000 sel/mm3 (95th
percentile) pada bayi cukup umur (full term). Hitung imatur neutrofil
absolut tertinggi pada 12 jam pertama setelah lahir. Bila rasio neutrofil
17
imatur dibanding neutrofil total > 0,16 hal ini menunjukkan adanya infeksi
bakteri.13,21
Sebaliknya nilai maksimum ratio immature terhadap hitung total sel darah
putih (I/T ratio) 0,16 saat lahir dan mencapai nilai terendah (Nadir) 0,12
sejalan dengan waktu setelah lahir. NIlai tunggal I/T ratio (>0,3)
Ada dua metoda pemeriksaan untuk menghitung nilai I/T ratio sebagai
berikut :
a. Metoda Manual
I/T ratio.12
4. Procalcitonin (PCT)
18
petanda diagnosis sepsis bakterial. Jumlah PCT meningkat dalam kasus
sepsis serta reaksi inflamasi sistemik berat yang lain. PCT lebih dapat
sepsis serta reaksi inflamasi berat yang lain jika dibandingkan dengn
meningitis, urethritis dan akan meningkat secera cepat pada sepsis berat
Dandona dkk, menemukan bahwa PCT pertama kali dapat dikenali 4 jam
fisiologis kadarnya meningkat 24-48 jam setelah lahir, dan akan menjadi
normal setelah 3 hari. Selain karena infeksi, kadar PCT akan meningkat
instabilitas hemodinamik.22
Perbedaan ini dapat dilihat pada nilai CRP akan mulai meningkat 4-6 jam
lebih lambat dari pada PCT setelah adanya infeksi dan akan mencapai
19
PCT akan menurun kadarnya dalam 24-48 jam setelah mulai pemberian
menurun. Oleh karenanya, PCT saat ini dikenal dan bermanfaat sebagai
indikator diagnosis dini terjadinya sepsis pada bayi baru lahir karena
1. PCT > 2 ng/ml, nilai ini bila ditemukan saat hari pertama di ruang
20
2. PCT < 0,5 ng/ml, nilai ini tidak dapat menyingkirkan kemungkinan
adanya infeksi karena infeksi yang terlokalisir (tanpa SIRS) juga dapat
Fever
Leucocytosis
- Suspected Sepsis
- Severe sepsis
- Septic shock
Pemeriksaan PCT
Pemeriksaan kembali
PCT (12-24 jam)
Bila nilai PCT 0,5 - > 2 ng/ml kemungkinan besar adanya infeksi bakteri berat.
Tetapi pada pasien-pasien dengan disfungsi ginjal dan hati berat atau setelah
21
trauma (hari-hari pertama operasi atau trauma) nilai 0,5 ng/ml – 2 ng/ml masih
Gambar 2.4 Peningkatan kadar PCT yang terus menerus dari keadaan sehat dan
keadaan sakit berat (sepsis berat dan syok septik).15
22
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Neonatus dengan
faktor risiko
Infeksi
SIRS
Sepsis
Neonatorum
Proinflamasi
· IL-1, IL-6,
Antiinflamasi
· IL-8-IL-12
·IL-4, IL-10, IL-13
· TNFa Sitokin
· PGE2
· Sistem
· ILRA
komplemen
· Reseptor TNF
· Sistem koagulasi
· Interferon
I/T Ratio
WBC
Yang PCT
diteliti Kultur Darah
akan teraktivasi meliputi sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, IL-12,
seperti IL-4, IL-10, IL-13, PGE2, ILRA dan reseptor TNF. Pemeriksaan gold
standard pada sepsis neonatorum adalah kultur darah, namun membutuhkan waktu
yang lama dan sensitivitas yang rendah. Sulitnya menetapkan diagnosis dini
penunjang diagnosis yaitu pemeriksaan I/T ratio, PCT, jumlah leukosit/WBC dan
kultur darah.
23
BAB 4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai Desember 2015.
sampel darah.
4.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita neonatus yang dirawat
4.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir sampai dengan
usia 28 hari yang mempunyai faktor risiko sepsis neonatorum dan atau
terdapat gejala klinis sepsis yang dirawat di ruang perawatan NICU RSUP
24
4.4 Sampel Penelitian
d2
(0,1)2
dan/atau terdapat gejala klinis sepsis (clinically sepsis) secara berurutan sampai
25
4.4.4 Kriteria Inklusi
Faktor risiko mayor sepsis neonatorum adalah ketuban pecah >24 jam, ibu
Faktor risiko minor sepsis neonatorum adalah ketuban pecah 12-24 jam, ibu
demam saat intrapartum dengan suhu 37,5-38°C, nilai APGAR rendah, berat
badan lahir sangat rendah (<1500 gram), usia gestasi <37 minggu,
kehamilan ganda, keputihan yang tidak diobati, serta ibu tersangka infeksi
saluran kemih.
Gejala klinis sepsis diantaranya adalah letargi, refleks isap buruk, demam,
26
4.4.5 Krteria Eksklusi
Sanglah.
4. Procalcitonin (PCT)
I/T ratio manual, metode ini disebut metode manual atau tradisional yang
pembagian jumlah neutrofil imatur oleh jumlah total neutrofil. Bila rasio
neutrofil imatur dibanding neutrofil total > 0,20 hal ini menunjukkan
27
2. I/T ratio otomatis
3. Jumlah leukosit/WBC
Leukosit merupakan sel bulat berinti dengan ukuran 9-20 μm, pada
satu stem cell dan mengalami diferensiasi. Leukosit diangkut oleh darah ke
4. Procalcitonin (PCT)
menunjukan risiko rendah, nilai 0,5 sampai 2,00 ng/ml menunjukan risiko
sedang dan >2,00 ng/ml menunjukan risiko tinggi mengalami sepsis. Pada
kasus infeksi berat kadar PCT meningkat hingga melebihi 100 ng/ml.
28
4.7. Prosedur Kerja Pemeriksaan I/T ratio Manual
mikroskop.
29
Contoh penghitungan I/T ratio manual:
Parameter
Jumlah Eos Baso Stab/IG Segmen Limfo Mono
Sel
I 0 0 0 IIII II 1
II 0 0 0 IIII II 0
III 0 0 0 IIII II III 1
IV 1 0 0 IIII I II 0
V 0 0 0 IIII I II 1
VI 0 0 1 IIII I IIII 0
VII 1 0 0 IIII II II 1
VIII 0 1 1 IIII II III 0
IX 0 0 0 IIII II III 0
X 1 0 1 IIII II II 1
Total 3 1 4 62 25 5
I/T ratio = 4/62+4 = 0,06
Bila rasio neutrofil imatur dibanding neutrofil total > 0,20 hal ini
Sistem analisis flow cytometry dengan sensor light Scatter, dimana sinar
difokuskan untuk sel-sel darah yang melewati suatu flow cell. Sinar
30
sinar berasal dari laser. Sinar-sinar yang dipecahkan ditangkap oleh
4.8.2. Spesimen
dalam alat Cell-Dyn Rubby. Hasil dibaca dalam 15 menit dan maksimal
sebelum 30 menit.
Bila rasio neutrofil imatur dibanding neutrofil total > 0,20 hal ini
31
4.9. Prosedur Kerja Pemeriksaan jumlah leukosit/WBC
Sistem analisis flow cytometry dengan sensor light Scatter, dimana sinar
difokuskan untuk sel-sel darah yang melewati suatu flow cell. Sinar-sinar
dikonversikan hasilnya.12
4.9.2. Spesimen
32
Spesimen pemeriksaan berupa darah dengan antikoagulan EDTA.
dalam alat Cell-Dyn Rubby. Hasil dibaca dalam 15 menit dan maksimal
sebelum 30 menit.
Bila didapatkan hasil jumlah leukosit < 9,1 - ≥ 34 x 103/μl, hal ini
4.10.2. Spesimen
mikro partikel, kompleks ini akan berikatan dengan fase solid melalui
33
electroda yang akan menginduksi emisi chemiluminescent yang dapat
Hasil ditentukan melalui kurva kalibrasi dengan alat khusus / spesifik yang
dihasilkan dari dua poin kalibrasi dan master kurva ditetapkan dengan
barcode reagen. 24
Procalcitonin in sample
Biotinylated
Ruthenylated
monoclonal
monoclonal
antibody against
antibody against
Procalcitonin
Procalcitonin
4.10.4. Interpretasi hasil
Bila nilai PCT 0,5 - > 2 ng/ml kemungkinan besar adanya infeksi bakteri
berat.
4.11. Rencana pengolahan dan analisis data
Nilai diagnostik I/T ratio manual, I/T ratio otomatis, jumlah leukosit dan
Analisis data :
penelitian.
34
Rumus menghitung validitas eksterna (Dahlan, 2009):
Positif sejati
Sensitivitas diagnostik: ----------------------------------- x 100%
Positif sejati + negatif semu
Negatif sejati
Spesifisitas diagnostik : ----------------------------------- x 100%
Negatif sejati + positif semu
Positif sejati
----------------------------------- x 100%
Nilai ramal positif : Positif sejati + positif semu
Negatif sejati
----------------------------------- x 100%
Nilai ramal negatif :
Negatif sejati + negatif semu
Sensitivitas diagnostic
Rasio kemungkinan -----------------------------------
positif: (1 – Spesifisitas diagnostik)
(1 - Sensitivitas diagnostik)
Rasio kemungkinan -----------------------------------
negatif: Spesifisitas diagnostic
35
Penderita dugaan Sepsis
Hasil Hasil
Analisis data
36
BAB 5
Desember 2015 di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) RSUP Sanglah
eksklusi. Sebanyak 59 orang bayi yang dicurigai sepsis neonatal didata dan
nilai duga negatif / Negative Predictive Value (NPV), dan likelihood (LR).
37
Jumlah Persentase (%)
Ketuban Pecah Dini (KPD)
>12 jam 2 3,39
>24 jam 4 6,78
Tidak dengan KPD 53 89, 83
Cara persalinan
Pervaginam 39 66,11
Sectio cesaria 19 32,20
Forceps 1 1,69
Jumlah WBC
<9 x 103/μl 21 35,59
9,1-34 x 103/μl 37 62,72
>34 x 103/μl 1 1,69
penentuan diagnosis sepsis, dan cut off I/T ratio 0,2, maka didapatkan
penentuan diagnosis sepsis, dan cut off I/T ratio 0,2, maka didapatkan
38
5.1.4. Sensitivitas dan Spesifisitas Procalcitonin (PCT)
penentuan diagnosis sepsis, dan cut off procalsitonin 0,5 ng/ml, maka
ratio 3,13.
5.2. Pembahasan
memiliki nilai sensitivitas, spesifisitas dan cut off point yang bervariasi.16,23 Pada
spesifisitas PCT sebesar 92,8% dan 75,0% pada neonatus, dengan nilai duga
positif / Positive Predictive Value (PPV) 59% dan nilai duga negatif/Negative
Predictive Value (NPV) 96%.25 Stephani, tahun 2014, di Texas AS, dengan
menggunakan nilai cut off point 0,6 ng/ml mendapatkan bahwa nilai sensitivitas
39
dan spesifisitas PCT sebesar 100% dan 65% dengan PPV 67% dan NPV 100%.16
sensitivitas dan spesifisitas PCT sebesar 66,7% dan 50%, dengan PPV 28,6% dan
NPV 83,3%.39 Jose BL, 2007 di Spanyol menggunakan cut off point 0,55 ng/ml,
Khosdell, tahun 2008, di Iran, menggunakan cut off point 2 ng/ml, mendapatkan
bahwa nilai sensitivitas dan spesifisitas PCT sebesar 87,5% dan 87,4%.26 Dengan
cut off yang sama, Suryanto C.A., tahun 2012, di RS dr. Kariadi memperoleh
nilai sensitivitas dan spesifisitas PCT sebesar 66,6% dan 44,4%, dengan PPV
Pada penelitian ini didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas PCT yang
berbeda yaitu sebesar 64,3% dan 85,8% dengan PPV 64,3% dan NPV 85,8%.
Hal ini disebabkan oleh penggunaan cut off yang berbeda dan juga waktu
pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar PCT yang berbeda dengan
penelitian-penelitian lainnya.
40
Penelitian Ang AT., tahun 1990, di Singapura, mendapatkan nilai
sensitivitas dan spesifisitas I/T ratio sebesar 47% dan 91% dengan PPV 76% dan
NPV 66%.13 Pada penelitian Kelly G. Nigro, tahun 2005, mendapatkan nilai
sensitivitas dan spesifisitas I/T ratio manual sebesar 33% dan 88% dengan PPV
64% dan NPV 68%% dan nilai cut off point > 0,2.28 Darni Fayanti, tahun 2015,
88,46% dan 81,84% dengan PPV 82,14% dan NPV 88% dan nilai cut off point >
0,2, positif likelihood ratio (LR) 4,776 dimana penelitiannya menyebutkan I/T
ratio dapat digunakan sebagai alternatif dari kultur darah untuk menentukan
infeksi dini adanya sepsis bakterial pada neonatus, oleh karena hasilnya dapat
didapatkan dengan cepat, tidak mahal dan memiliki sensitivitas dan spesifisitas
yang baik.19 Di Amerika Serikat, tahun 1980 didapatkan I/T ratio > 0,2 dengan
sensitivitas 90% dan spesifisitas 78%.19 Di Australia I/T ratio sensitivitas 96%
dan spesifisitas 71%, kemudian di California I/T ratio > 0,15 sensitivitas 89%
dan spesifisitas 94%. Di Belanda tahun 1999 nilai I/T ratio > 0,2 dengan
Tabel 5.4. Sensitivitas, Spesifisitas dan cut off Penelitian – I/T ratio
41
Disebutkan I/T ratio merupakan pemeriksaan yang cukup baik untuk
I/T ratio dapat digunakan sebagai alat diagnosis dini adanya sepsis bakterial pada
neonatus karena I/T ratio memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Pada
penelitian ini dari 59 sampel didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas I/T
ratio manual sebesar 69,2% dan 83,9% dengan PPV 63,9% dan NPV 87%, LR
3,06. Sedangkan untuk I/T ratio dengan menggunakan alat didapatkan nilai
sensitivitas dan spesifisitas sebesar 47,6% dan 85,8% dengan PPV 55,1% dan
NPV 81,4%, LR 2,25. Hal ini sesuai dengan penelitian Kelly G Nigro,
untuk usia bayi, karena nilai I/T ratio mencapai puncaknya pada 12 jam pertama
kehidupan bayi.
menentukan sepsis akibat infeksi bakterial baik pada bayi, anak atau orang
dewasa, bahkan leukosit dan diferensiasinya, I/T ratio juga digunakan sebagai
1977, mendapatkan selama masa bayi jumlah leukosit sangat bervariasi sampai
usia 26 minggu kehidupan bayi.28 Pada penelitian ini didapatkan nilai sensitivitas
dan spesifisitas jumlah WBC sebesar 59% dan 71,5% dengan PPV 46,7% dan
NPV 80,9%.
Menurut Kari A. Simonsen, tahun 2014 mendapatkan nilai PPV yang kurang
baik untuk jumlah sel darah putih/WBC pada neonatus dengan sepsis, tetapi
42
neutropenia spesifisitasnya sangat tinggi untuk sepsis neonatus. Neutropenia
Count (CBC) pada sepsis awitan dini mendapatkan bahwa hitung leukosit yang
rendah dan hitung absolut neutrofil dan tingginya I/T ratio berkaitan dengan odd
ratio infeksi sebagai berikut: untuk hitung leukosit odd rationya 5,28%, hitung
absolut neutrofil odd rationya 6,84% dan I/T ratio odd rationya 7,97%. Hitung
patogen dalam darah. Pola bakteri penyebab sepsis nonatorum sangat bervariasi
antar daerah dan dari waktu ke waktu. Disebagian Negara berkembang bakteri
jenis jamur Candida parapsilosis 1,6%, Kodamea ohmeri 3,2%. Dari data
tersebut, tingginya angka kejadian sepsis akibat bakteri gram negatif, dianggap
43
sebagai sepsis yang disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya didapatkan
di rumah sakit.
sepsis yang paling sering di ruang NICU bulan Januari sampai Juli 2015 adalah
Staphylococcus epidermidis, dalam hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu
sebelumnya.31
PCT sebagai salah satu metode untuk mendeteksi sepsis masih belum menjadi
penelitian ini sehingga peneliti tidak bisa mengikuti pekembangan keadaan klinis
sepsis.Waktu pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan PCT dan I/T ratio
sebagai data penelitian juga tidak bisa sesuai dengan prosedur yang diinginkan
oleh peneliti, waktu pengambilan sampel pemeriksaan PCT dan I/T ratio adalah
yang diambil dan cara pengambilan sampel, oleh karena jumlah sampel yang
sedikit
44
BAB 6
Simpulan
Saran
Memerlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan
metode penelitian yang lebih baik untuk meningkatkan aplikasi penggunaan kadar
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Herry Garna. Pedoman Diagnosis dan Terapi IKA, edisi 3, Bagian IKA
/RSCM 2004.
Early-Onset Neonatal Sepsis. Clin. Microbiol. Rev. January 2014, vol. 27,
No. 1 21-47.
46
9. ISI Mohamed, R J Wynn, K Cominsky, AM Reynolds, RM Ryan, VH
11. Christensen RD, Bradley PP, Rothstein G. The Leukocyte left shift in
98(1): 101-5.
for routine use. Int J Lab Hematol, 2008 Oct; 30 (5): 400-7.
Doi:1111/j.1751-553X.2007.x.
13. A Ng-AT, Honk, Chia SE. The Usefullness of CRP and I/T Ratio in Early
14. Ekrem Guler, Mehmet Davutoglu, Hasan Ucmak, Hamza Karabiber and
Neonates. Indian Pediatric Journal, volume 46, Januari 17, 2009: 61-69.
47
16. Stephani I, Ramires. Procalcitonin in Neonatal Sepsis, May, 2014, Site
18. Haque KN, Definition of Blood Streamy Infection in the New Born.
19. Darni Fayanti, Guslihan, Dasa Tjipta, Rusdidjas, Bugis Mardiana Lubis.
Bacterial Neonatal Sepsis. Pediatr Indones, 2015, May; vol 55 (33); 153-7.
20. Asril Aminullah. Diagnosis dan Tatalaksana Sepsis pada Bayi Baru Lahir.
reliable for the Diagnosis of Neonatal Sepsis. Iran J Basic Med Sci, 2012
48
24. ElecsysR calcitonin, Electro-Chemiluminescence Immuno-Assay (ECLIA)
sebagai Baku Emas untuk Diagnosis Sepsis Bakterial di RSUP dr. Kariadi.
FK Undip, 2012.
29. Hornick CP., Benjamin BK, Becker KC, Benjamin DKJr, LI J, Clarck
RH,. Use of the Complete Blood Cell Count in Early Onset Neonatal
Dini Sepsis Neonatus Awitan Dini. Sari Pediatri, 2015; 16 (5): 330-6.
Sanglah Denpasar.
49
Lampiran 1.
KARAKTERISTIK PROFIL PASIEN SEPSIS NEONATUS
DI RSUP SANGLAH DENPASAR
Usia Ibu Ibu
No Jenis Usia BB Cara KPD KPD
Bayi demam Demam
Subjek Kelamin Kehamilan Lahir persalinan >24jam >12jam
(Hari) >38 >37
K.001 Laki-laki 15 preterm 1200 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.002 Laki-laki 3 preterm 1450 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.003 Laki-laki 5 aterm 2700 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.004 Perempuan 3 aterm 3400 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.005 Laki-laki 3 aterm 4300 Forceps tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.006 Laki-laki 7 preterm 1400 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.007 Laki-laki 20 preterm 1950 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.008 Laki-laki 22 preterm 1900 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.009 Laki-laki 12 preterm 1250 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.010 Laki-laki 5 preterm 1350 Spontan tidak tidak tidak ya
K.011 Laki-laki 3 aterm 3000 Spontan tidak ya tidak tidak
Sectio
K.012 Laki-laki 5 aterm 2320 caesarea ya tidak tidak tidak
K.013 Perempuan 4 preterm 1800 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.014 Laki-laki 5 preterm 1990 Spontan tidak tidak ya tidak
K.015 Perempuan 3 preterm 1100 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.016 Perempuan 6 preterm 1100 Spontan ya tidak tidak tidak
Sectio
K.017 Perempuan 10 aterm 2750 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.018 Laki-laki 1 aterm 2950 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.019 Laki-laki 3 aterm 3000 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.020 Perempuan 7 aterm 3180 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.021 Perempuan 3 preterm 1080 caesarea tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.022 Perempuan 3 aterm 2600 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.023 Laki-laki 3 preterm 1950 Spontan tidak ya tidak tidak
K.024 Laki-laki 1 preterm 2000 Spontan tidak ya tidak tidak
Sectio
K.025 Perempuan 3 preterm 1200 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.026 Perempuan 7 preterm 1500 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.027 Perempuan 4 aterm 2600 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.028 Laki-laki 4 aterm 2750 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.030 Laki-laki 5 aterm 3000 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.032 Laki-laki 7 preterm 1850 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.033 Laki-laki 7 preterm 2500 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.034 Laki-laki 14 aterm 2800 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.035 Perempuan 3 aterm 2400 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.036 Laki-laki 3 aterm 3800 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.037 Laki-laki 6 aterm 3350 Spontan tidak tidak tidak tidak
50
No Usia Ibu Ibu
Jenis Usia BB Cara KPD KPD
Subjek Bayi demam Demam
Kelamin Kehamilan Lahir persalinan >24jam >12jam
(Hari) >38 >37
K.038 Laki-laki 3 preterm 2500 Spontan tidak tidak ya tidak
K.039 Perempuan 10 aterm 3300 Spontan tidak tidak ya tidak
K.040 Laki-laki 3 preterm 1400 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.041 Laki-laki 14 preterm 1300 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.042 Perempuan 10 preterm 1900 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.043 Perempuan 7 preterm 1200 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.044 Perempuan 5 preterm 1350 caesarea tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.045 Perempuan 5 preterm 2150 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.046 Perempuan 7 aterm 3000 Spontan tidak ya ya tidak
Sectio
K.047 Perempuan 7 preterm 1400 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.048 Perempuan 3 preterm 1900 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.049 Laki-laki 3 aterm 4300 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.050 Laki-laki 5 preterm 1850 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.051 Perempuan 7 aterm 2800 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.052 Perempuan 7 preterm 1750 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.053 Laki-laki 10 preterm 1300 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.054 Laki-laki 14 aterm 3000 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.055 Laki-laki 7 aterm 2500 caesarea tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.056 Perempuan 10 aterm 3400 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.057 Laki-laki 5 preterm 1650 Spontan tidak tidak tidak tidak
K.058 Laki-laki 3 aterm 3600 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.060 Laki-laki 15 aterm 3500 caesarea tidak tidak tidak tidak
K.061 Perempuan 7 preterm 2200 Spontan tidak tidak tidak tidak
Sectio
K.062 Laki-laki 14 preterm 1500 caesarea tidak tidak tidak tidak
51
Lampiran 2.
KARAKTERISTIK PROFIL PASIEN SEPSIS NEONATUS
DI RSUP SANGLAH DENPASAR
52
No Subjek Jenis Kelamin WBC It_Ratio Manual It_Ratio Otomatis Procalcitonin
53
Lampiran 3
Frequencies
Frequency Table
Kultur_darah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 21 33.9 33.9 33.9
Negatif 41 66.1 66.1 100.0
Total 62 100.0 100.0
Jenis_kuman
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid no growth 41 66.1 66.1 66.1
Klebsiella pneumoniae 4 6.5 6.5 72.6
Staphylococcus koagulase negatif 2 3.2 3.2 75.8
Acinetobacter baumanii 4 6.5 6.5 82.3
Candida parapsilosis 1 1.6 1.6 83.9
Enterobacter cloacae 3 4.8 4.8 88.7
Kodamaea ohmeri 2 3.2 3.2 91.9
Staphylococcus aureus 1 1.6 1.6 93.5
Pseudomonas stutzeri 1 1.6 1.6 95.2
Staphylococcus epidermidis 1 1.6 1.6 96.8
Staphylococcus haemolyticus 1 1.6 1.6 98.4
Serratia marcescens 1 1.6 1.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
54
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis_kuman * 62 100.0% 0 .0% 62 100.0%
Kultur_darah
Kultur_darah
55
Lampiran 4.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
name: <unnamed>
Kultur_dar | Kategori_Pct
-----------+----------------------+----------
Abnormal | 7 11 | 18
Normal | 11 30 | 41
-----------+----------------------+----------
Total | 18 41 | 59
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
56
Likelihood ratio (+) Pr(+|A)/Pr(+|N) 1.45 .672 3.13
---------------------------------------------------------------------------
Kultur_dar | Kateg_PCT
-----------+----------------------+----------
Abnormal | 3 15 | 18
Normal | 2 39 | 41
-----------+----------------------+----------
Total | 5 54 | 59
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
57
Odds ratio LR(+)/LR(-) 3.9 .698 21.5
---------------------------------------------------------------------------
Kultur_dar | Kategori_Pct
ah | 0 1| Total
-----------+----------------------+----------
negatif | 30 11 | 41
positif | 11 7| 18
-----------+----------------------+----------
Total | 41 18 | 59
Kultur_dar | Kat_WBC
-----------+----------------------+----------
Abnormal | 6 12 | 18
Normal | 18 23 | 41
-----------+----------------------+----------
Total | 24 35 | 59
58
True abnormal diagnosis defined as Kultur_darah = 1 (labelled positif)
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
Kultur_dar | Kat_ITAlat
-----------+----------------------+----------
Abnormal | 4 14 | 18
Normal | 11 30 | 41
-----------+----------------------+----------
Total | 15 44 | 59
59
True abnormal diagnosis defined as Kultur_darah = 1 (labelled positif)
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
Kultur_dar | Kat_ITManual
-----------+----------------------+----------
Abnormal | 8 10 | 18
Normal | 12 29 | 41
-----------+----------------------+----------
Total | 20 39 | 59
60
True abnormal diagnosis defined as Kultur_darah = 1 (labelled positif)
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
61
chi2(2) = 2.00 Prob>chi2 = 0.3680
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
. log close
name: <unnamed>
62
log type: text
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
name: <unnamed>
-------------+--------------------------------------------------------
. log close
name: <unnamed>
-------------------------------------------------------------------------------------
63