KATA PENGANTAR
i
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
ii
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .....................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR SINGKATAN ......................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
1.2. DASAR HUKUM PEMBERIAN BANTUAN
PEMERINTAH ................................................................................. 2
1.3. MAKSUD .......................................................................................... 3
1.4. TUJUAN............................................................................................ 3
1.5. SASARAN ......................................................................................... 4
1.6. RUANG LINGKUP .......................................................................... 4
BAB II KETENTUAN PELAKSANAAN ........................................................ 5
2.1. PENDEKATAN ................................................................................ 5
2.2. PRINSIP-PRINSIP SANITASI BERBASIS MASYARAKAT ... 6
2.3. KRITERIA LOKASI PENERIMA BANTUAN
PEMERINTAH ................................................................................. 7
2.4. POLA PENYELENGGARAAN ...................................................... 8
2.5. ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM SANIMAS ............... 8
2.5.1. Organisasi Pelaksana Tingkat Pusat ....................... 9
2.5.2. Organisasi Pelaksana Tingkat Provinsi ................. 11
2.5.3. Organisasi Pelaksana Tingkat
Kabupaten/Kota ........................................................... 13
2.5.4. Organisasi Pelaksana Tingkat Masyarakat .......... 14
2.6. PELAPORAN .................................................................................. 21
2.6.1 Laporan Bulanan ...................................................................... 21
2.6.2 Laporan Data MIS ................................................................... 22
BAB III TAHAP PERSIAPAN ....................................................................... 27
III
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
IV
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
V
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
VI
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
VII
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
DAFTAR SINGKATAN
xi
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
Kelurahan/Desa
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah
MCK : Mandi Cuci Kakus
Monev : Monitoring dan Evaluasi
MP : Memorandum Program
O&P : Operasi dan Pemeliharaan
PA : Pengguna Anggaran
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
Pemda : Pemerintah Daerah
Pemprov : Pemerintah Provinsi
Pemkot : Pemerintah Kota
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
PERMEN : Peraturan Menteri
PERPRES : Peraturan Presiden
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKS : Perjanjian Kerja Sama
PLPBM : Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis
Masyarakat
PMK : Peraturan Menteri Keuangan
PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
PPSP : Program Percepatan Sanitasi Permukiman
PSPLP : Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan
Permukiman
PUG : Pengarusutamaan Gender
RAB : Rencana Anggaran Biaya
RKM : Rencana Kerja Masyarakat
RPD : Rencana Penggunaan Dana
RPDB : Rencana Penarikan Dana Bank
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
Sanimas : Sanitasi Berbasis Masyarakat
SDM : Sumber Daya Manusia
Satker : Satuan Kerja
Selotif : Seleksi Lokasi Partisipatif
SK : Surat Keputusan
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
xii
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
xiii
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
2
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
1.3. MAKSUD
Penyelenggaraan Program SANIMAS memiliki maksud:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
2. Meningkatkan kualitas sanitasi dan kebersihan
lingkungan masyarakat;
3. Melindungi kualitas air tanah dari pencemaran
bakteri e-coli dan mengurangi beban pencemaran
badan air (sungai, danau, dan lain-lain).
1.4. TUJUAN
Tujuan yang hendak diwujudkan dalam
penyelenggaraan Program SANIMAS adalah:
1. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah dalam
penyelenggaraan sanitasi;
2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan
sanitasi dan promosi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) bagi masyarakat;
3. Menyediakan prasarana dan sarana sanitasi yang
berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan sesuai dengan kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya air dan
lingkungan.
3
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
1.5. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai pada Program SANIMAS
adalah:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
2. Meningkatkan akses sanitasi untuk Masyarakat di
permukiman rawan sanitasi, di utamakan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR
4
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
BAB II
KETENTUAN PELAKSANAAN
2.1. PENDEKATAN
Program SANIMAS merupakan salah satu program
penyelenggaraan prasarana dan sarana sanitasi sektor
air limbah berbasis masyarakat yang dalam
pelaksanaannya menggunakan pendekatan
pemberdayaan masyarakat melalui:
1. Mendorong Keberpihakan pada Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR)
Orientasi kegiatan baik dalam proses pelaksanaan
Program SANIMAS maupun pemanfaatan hasil,
ditujukan kepada masyarakat di permukiman padat
penduduk dengan kondisi rawan sanitasi dan
diutamakan bagi MBR;
2. Mendorong Keterlibatan Masyarakat
Masyarakat memperoleh kewenangan, kepercayaan,
kesempatan yang luas dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan dan
pengelolaan pembangunan prasarana dan sarana
sanitasi dari pusat secara mandiri;
3. Mendorong Inisiatif Masyarakat dengan Iklim
Keterbukaan
Masyarakat mengidentifikasi permasalahan,
merumuskan kebutuhan, serta pemecahan
permasalahan secara demokratis, transparan dan
berpihak kepada kaum perempuan, rentan/marjinal
serta anak-anak;
4. Meningkatkan Keswadayaan Masyarakat
Tumbuhnya kemauan dan kemampuan masyarakat
5
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
6
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
7
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
8
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
9
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
10
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
11
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
12
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
13
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
Kabupaten/Kota
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal ini
Bupati/Walikota, sebagai penanggungjawab
pelaksanaan program di Kabupaten/Kota. Tugas
dari pemerin tah Kabupaten/Kota adalah
mengkoordinasikan penyelenggaraan program
SANIMAS di wilayah kerjanya.
Tugas Bupati/Walikota antara lain:
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program
SANIMAS di wilayah kerjanya, bersama OPD
terkait Kabupaten/Kota dan Satker PSPLP
Provinsi;
2. Membina OPD terkait
3. Membina dan mengendalikan penyelenggaraan
SANIMAS diwilayah kerjanya, khususnya
kepada KSM didampingi TFL;
4. Menyediakan dana Biaya Operasional (BOP)
dari dana APBD Kabupaten/kota untuk
penyelenggaraan SANIMAS;
5. Berperan sebagai Pembina Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) dalam
keberlanjutan Program SANIMAS.
2.5.4. Organisasi Pelaksana Tingkat Masyarakat
Organisasi pelaksana di tingkat masyarakat dalam
kegiatan SANIMAS adalah Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) dan Kelompok Pemanfaat dan
Pemelihara (KPP).
KSM merupakan pelaku utama dalam
pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi
sedangkan KPP berperan dalam keberlanjutan
sarana sanitasi Program SANIMAS di tingkat
desa/kelurahan.
14
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
15
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
dimulai;
7. Menyusun Rencana Penggunaan Dana
(RPD) dan Rencana Penarikan Dana
Bank (RPDB) yang akan digunakan
dalam proses pembangunan sanitasi;
8. Melaporkan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan fisik dan keuangan
pembangunan prasarana/sarana
sanitasi setiap minggu kepada
Masyarakat;
9. Menyusun laporan pertanggungjawaban
setiap tahapan penyaluran dana
dilengkapi dengan bukti penggunaan
dana;
10. Melakukan koordinasi dengan
Pemerintah Daerah, Satker PSPLP
Provinsi, Fasilitator Provinsi, Kepala
Desa/ Lurah, Kader Masyarakat dan
TFL selama pelaksanaan konstruksi;
11. Melakukan uji coba terhadap semua
fungsi prasarana dan sarana sanitasi
terbangun;
12. Melakukan serah terima prasarana dan
sarana sanitasi yang terbangun kepada
Satker PSPLP Provinsi.
13.
2.5.4.2. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara
(KPP)
KPP dibentuk pada saat Rembuk Warga ke
dua, bersamaan dengn pembentukan
KSM. Kepengurusan/ keanggotaan KPP
diutamakan berasal dari calon pemanfaat
dan minimal satu orang dari KSM.
KPP bersama masyarakat akan mengelola
prasarana dan sarana sanitasi terbangun
16
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
17
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
18
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
19
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
20
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
2.6. PELAPORAN
2.6.1 Laporan Bulanan
1. Alur Pelaporan
Alur pelaporan dalam SANIMAS adalah sebagai
berikut.
21
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
2. Outline Pelaporan
Outline laporan Fasprov, TFL, dan Konsultan
Advisory dapat dilihat pada Lampiran..... xxx.
1. Pengertian MIS
Manajemen Infomasi System ( MIS ) adalah sebuah
sistem yang mampu menghasilkan keluaran
informasi yang dengan memnggunakan masukan
data tertentu, yang disertai oleh berbagai proses
terkait untuk memenuhi tujuan dalam suatu
kegiatan pengelolaan.
22
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
23
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
INFORMASI PEMANFAATAN
1. Profil Kelurahan/ Data Demografi/ Statistik
Desa Desa, Infromasi umum
2. Tahapan Kegiatan Keterlibatan Masyarakat,
Rembuk Perempuan dan MBR
dalam setiap kegiatan
3. Data Kelembagaan Lembaga di setiap program
Masyarakat
24
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
25
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
26
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
BAB III
TAHAP PERSIAPAN
27
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
28
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
29
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
30
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
31
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
32
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
33
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
34
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
35
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
36
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
37
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
3 Kegiatan
4 Tanggal
Nama Ketua
5
Fasilitator
6 Anggota Fasilitator
Jumlah Peserta
7
yang Hadir
8 Perempuan Anak Perempuan
9 Laki – Laki Anak Laki-laki
10 Manula
11 Tuna Daksa
12 Waktu dimulai Waktu diakhiri :
38
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
39
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
40
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
41
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
bersama masyarakat.
Proses/Tahapan Kegiatan
1. Dilakukan kunjungan ada lokasi yang
telah disepakati oleh masyarakat
penerima bantuan kegiatan SANIMAS;
2. Kegiatan transect walk ini dilakukan
sebagai kunjungan awal (gambaran
secara umum) kondisi sarana sanitasi
secara umum, dimana kegiatan ini akan
dilanjutkan (dirinci) pada kegiatan
Seleksi lokasi partisipatif dilakukan dan
atau telah disepakatinya titik lokasi
atas persetujuan dari masyarakat.
3.8.2. Partisipasi dan Kontribusi
Penggalian data terkait partisipasi dan kontibusi
bertujuan untuk:
a. Menilai serta menganalisa kesetaraan dan
transparansi kontribusi pengguna saat
pembangunan dan pasca pembangunan
sarana;
b. Menilai serta menganalisa komposisi dan
pengaruh badan pengelola masyarakat selama
pembangunan sarana layanan, termasuk
keterwakilan gender (kelompok rentan
sanitasi), MBR maupun kontrol mereka saat
pelaksanaan.
Proses/Tahapan Kegiatan:
1. Pemberian nilai sejarah pembangunan
pelayanan yang dilakukan oleh laki-laki
maupun perempuan yang tinggal dalam
masyarakat serta mengetahui sejarah dari
pengalamannya. Sebagai contoh, laki-laki dan
perempuan yang terlibat dalam badan
42
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
43
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
44
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
45
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
46
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
selanjutnya;
12. Memfasilitasi diskusi kelompok tentang apa
yang menjadi pembelajaran dari kegiatan ini,
serta apa yang masyarakat suka dan tidak
suka dari kegiatan ini.
3.8.4. Pembagian Kerja Berdasarkan Gender dan
Waktu kerja
Pembagian kerja berdasarkan gender dan waktu
kerja (ladder II) bertujuan :
1. Untuk menilai dan menganalisa pembagian
kerja, jenis pekerjaan serta menentukan
pekerjaan yang perlu dibayar atau tidak,
terkait dengan pelayanan sarana yang akan
dibangun antara perempuan dan laki-laki,
serta kaya, miskin, dan tuna daksa;
2. Sebagai alat kaji ulang bagi data dari tools lain.
Proses/Tahapan Kegiatan:
1. TFL melakukan diskusi kelompok terfokus
laki-laki perempuan, kaya miskin, dan tuna
daksa;
2. Kelompok menentukan tugas/pekerjaan yang
berhubungan dengan sarana sanitasi yang
ada, dengan cara peserta menuliskan tiap jenis
pekerjaan pada sebuah kartu pekerjaan.
Peserta dengan kemampuan baca tulis rendah
dapat membuat gambar dari pekerjaan atau
tugas yang terkait dengan pembangunan
operasional, pemeliharaan dan manajemen
sarana yang telah dibangun;
3. Dengan diskusi kelompok, kemudian
menentukan mana pekerjaan
yangmembutuhkan keahlian/pelatihan seperti
pengelolaan administrasi keuangan dan sistem
47
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
48
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
49
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
50
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
2. Sekretaris:
a. Membantu penyusun rencana kebutuhan dan
melaksanakan kegiatan tata usaha dan
dokumentasi;
b. Melaksanakan surat-menyurat;
c. Melaksanakan pelaporan kegiatan
pembangunan secara bertahap.
3. Bendahara:
a. Menerima, menyimpan, membayarkan uang
serta mempertanggungjawabkan dan
mengarsipkan dokumen-dokumen
pertanggungjawaban;
b. Melakukan Pengelolaan administrasi keuangan
dengan melakukan pencatatan pada tahap
konstruksi antara lain:
1) Laporan keuangan mingguan untuk
diumumkan (ditempel dipapan
pengumuman/tempat strategis) sehingga
dapat dilihat dengan mudah oleh
masyarakat;
2) Laporan keuangan bulanan yaitu laporan
penggunaan dana dan laporan harian sesuai
format yang ditentukan untuk kemudian
diserahkan kepada Satker Pengembangan
Sistem PLP.
51
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
4. Seksi-Seksi
a. Seksi Perencana
Tugas seksi perencana adalah bersama TFL
membantu:
1) Mensosialisasikan pilihan teknologi sanitasi
kepada masyarakat;
2) Mengevaluasi dan menentukan pilihan
teknologi sanitasi yang akan dibangun,
sesuai dengan pilihan, kemampuan
masyarakat serta kondisi lingkungan;
3) Menyusun analisa teknis, membuat DED
lengkap dengan potongan – RAB dan
menyusun analisa struktural, elektrikal,
arsitektural sesuai dengan teknologi sanitasi
yang dipilih masyarakat;
4) Menyusun jadwal rencana kegiatan
konstruksi dan kurva S;
5) Menyusun dokumen RKM;
6) Melakukan inventarisasi tenaga kerja;
7) Merekrut tenaga kerja;
8) Mengatur tenaga kerja di lapangan;
9) Mengatur dan mengkoordinir material yang
diperlukan;
10) Mengatur mekanisme pengawasan terhadap
pekerja.
b. Seksi Pelaksana
Tugas seksi pelaksana didampingi TFL adalah
membantu:
1) Bertanggung jawab terhadap keamanan
material selama pembangunan;
52
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
53
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
54
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
55
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
56
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
57
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
58
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
59
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
60
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
BAB IV
TAHAP PERENCANAAN
61
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
62
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
63
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
64
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
65
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
4.1.3. Peserta/Partisipan
Partisipan terdiri dari berbagai komponen
masyarakat yang ada di titik lokasi yang
bersangkutan baik perempuan, laki-laki, anak-
anak, manula, tuna daksa, kaya-miskin, maupun
tokoh formal dan informal. Prinsipnya, semakin
banyak komponen masyarakat yang terlibat dalam
proses penyusunan RKM ini adalah semakin baik.
Sebelum proses penyusunan RKM dimulai,
komponen masyarakat yang perlu terlibat harus
dibicarakan secara jelas pada saat pertemuan
awal.
4.1.4. Waktu dan Tempat Pertemuan
Waktu pelaksanaan penyusunan dokumen RKM
66
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
67
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
68
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
69
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
o Proses Anaerobik
Pertumbuahan mikro organisme jenis
melayang;
Septic Tank
Anaerobic Buffle Reactor
Pertumbuhan mikro organisme jenis
melekat
Anaerobik Filter
UASB
o Proses Aerobik
Pertumbuahan mikro organisme jenis
melayang;
Lumpur Aktif
Pertumbuhan mikroorganisme jenis
melekat
Rotating Biological Contactor ( RBC )
Contact Aeration
- Post_Treatment / Pengolahan Lanjut
o Carbon aktif
o Disenfectant Unit
70
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
71
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
72
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
73
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
Gambar
4.5.2 Tipikal Perangkap
Lemak
b. Perangkap bau berbentuk elbow 900 dipasang
terendam sampai masuk melewati permukaan air
untuk menghindari bau.
74
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
berikut :
a. Kemiringan pipa untuk sambungan rumah (pipa
persil) adalah 1% - 2%.
b. Kemiringan pipa untuk pipa servis adalah 1% -
2%.
c. Kemiringan pipa untuk pipa lateral/cabang
adalah 1% - 2%.
d. Kemiringan pipa untuk pipa induk (pipa utama)
adalah 0.4% - 1%.
4.4.4. Bahan Perpipaan
Pemilihan bahan pipa harus betul-betul
dipertimbangkan mengingat air limbah banyak
mengandung bahan padat yang mengganggu atau
menurunkan kekuatan pipa. Demikian pula selama
pengangkutan dan pemasangannya, diperlukan
kemudahan serta kekuatan fisik yang memadai. Pipa
yang biasa dipakai untuk penyaluran air limbah
komunal adalah :
a. Pipa SNI khusus air limbah yang mengacu pada
SNI 06-0178-1987, dalam kondisi khusus dapat
digunakan pipa klas AW. Pipa klas D hanya boleh
digunakan untuk pipa persil (SR).
b. PE (polyethylene) untuk daerah rawa atau
persilangan di bawah air.
c. Pipa galvanis untuk kondisi jaringan pipa yang
terekspos.
75
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
gangguan lain;
2) Kedalaman galian pipa Persil > 0,2 m,
selanjutnya mengikuti gradient hidrolik. Dalam
situasi tertentu memperhitungkan beban luar.
76
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
77
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
78
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
Bak Settler/Pengendap
Merupakan proses awal pengolahan dalam IPAL
dimana didalamnya terjadi proses
sedimentasi/pengendapan dan dilanjutkan
dengan stabilisasi dari bahan yang diendapkan
tersebut melalui proses anaerobic. Tujuannya
adalah untuk mengendapkan dan menstabilkan
lumpur sebelum masuk ke pengolahan
selanjutnya.
Bak Anaerobic Filter
Berfungsi untuk memproses bahan-bahan yang
tidak terendapkan dan bahan padat terlarut
(dissolved solid) dengan cara mengkontakan
surplus mikro organisme pada media tercelup
sebagai tempat mikroorganisme yang akan
menguraian bahan organik terlarut (dissolved
organic) dan bahan organic yang terspresi
(dispersed organic) yang ada dalam limbah,
dilakukan dengan cara mengalirkan dengan
metode pengaliran air limbah keatas/up.
Bak outlet
Berfungsi untuk memonitoring kualitas hasil
olahan/Efflent dan pengambilan sampel air
dilengkapi dengan penutup grill.
1. Parameter dan Prinsip Yang Perlu diperhatikan
Dalam Penyusunan Teknik Rinci Sistem
Pengolahan Air Limbah Domestik SANIMAS
Prinsip dalam Penyusunan dan Perhitungan
Teknik Rinci Sistem Pengolahan Air Limbah
1. Makin lama Waktu tinggal ( HRT ) makin baik
2. Makin panjang lintasan aliran makin baik
3. Makin banyak Mirkrobia/bakteri makin baik
4. Makin lambat kecepatan aliran makin baik
5. Makin merata aliran makin baik
6. Makin luas permukaan media makin baik
2. Ketersediaan lahan
Lahan yang akan dimanfaatkan untuk bangunan
79
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
80
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
81
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
r
atau debit rata-rata (Qr) 1,27 m³/j
am
82
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
6. Media Filter
83
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
84
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
4 RBC 80-150
5 Bio-ball (random) 200-240
Keterangan :
Bobot : 1 = Terburuk 5 = Terbaik
A : Gravel atau kerikil kecil
B : Garavel atau kerikil besar
C : Mash Pad
D : Brillo Pad
E : Bio Ball
F : Random Dumped
G : Media terstruktur ( Sarang Tawon )
85
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
86
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
87
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
88
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
d. Agregat Kasar
- Agregat Kasar harus terdiri dari butir-butir keras
atau tidak berpori dan kekal.
- Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 1%,
yang ditentukan terhadap berat kering.
e. Air
Air yang akan dipakai untuk pembuatan beton
tidak boleh mengadung minyak, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton/baja tulangan.
f. Baja tulangan
- Baja tulangan yang akan dipakai adalah yang
ada dipasaran
- Bentuk baja tulangan dapat berupa tulangan
polos atau tulangan diprofilkan.
g. Lantai kerja
- Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung
diatas permukaan tanah, maka harus dibuat
lantai kerja minimal setebal 5 cm (beton tumbuk
kelas tiga) diatas tanah sebelum tulangan beton
ditempatkan/dipasang.
h. Pengujian kebocoran unit IPAL
- Untuk membuktikan bahwa IPAL yang sudah
selesai dikerjakan tidak bocor, maka pengujian
struktur hidrolis harus dilakukan sebelum
dilakukan pengecoran plat bagian atas.
- Setelah bekisting dilepas, semua dinding IPAL
harus bersih dari timbunan, supaya kebocoran
pada dinding dapat diketahui dengan jelas.
- Sebelum pelaksanaan pengujian ini, tidak boleh
dilakukan pengecatan.
89
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
90
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
91
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
Keterangan :
1. Upah Tenaga Kerja tergantung dari masing-masing
keahlian, dan dihitung perhari kerja yaitu 8 jam per hari.
Upah tenaga kerja didapat dilokasi, dikumpulkan dan
dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar Harga
Satuan Upah.
2. Harga bahan/material untuk pelaksanaan fisik
didasarkan pada setiap daerah/lokasi masing-masing
(berdasarkan hasil survey di lokasi masing-masing).
3. Harga satuan upah dan bahan/material untuk dasar
perhitungan Biaya Perencanaan didasarkan Harga
Satuan Setempat.
4. Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan
analisa untuk mendapatkan harga satuan pekerjaan
dengan menggunakan analisa SNI.
5. Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan
upah yang dihitung/berdasarkan analisa SNI.
6. Volume pekerjaan adalah besar volume atau kubikasi
suatu pekerjaan yang dihitung berdasarkan gambar
bestek dan gambar detail.
7. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan (bahan
dan upah) untuk menyelesaikan bangunan tersebut.
92
PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
93
4 Bua ng ga l i a n ta na h 22.572 19.800 225,26 m3 5.084.579 - m3 624.422 225,26 m3 4.460.157
III PEKERJAAN BETON
1 La nta i Kerja Ra ba t Beton ca mp 1:3:5 880.223 830.650 2,30 m3 2.024.688 - m3 114.027 2,30 m3 1.910.661
2 Cor Pl a t l a nta i ca mp. 1pc : 2ps : 3kr 1.070.546 1.007.955 8,87 m3 9.497.451 - m3 555.278 8,87 m3 8.942.174
3 Bes i Pl a t l a nta i 12.383 10.516 621,38 kg 7.694.762 - kg 1.160.281 621,38 kg 6.534.481
4 Beges ti ng Pl a t l a nta i 59.216 54.759 7,88 m2 466.621 - m2 35.122 7,88 m2 431.499
5 Cor Beton Kol om ca mp 1pc : 2ps : 3kr 1.070.546 1.007.955 0,98 m3 1.047.796 - m3 61.260 0,98 m3 986.536
6 Bes i Beton Kol om 12.383 10.516 271,28 kg 3.359.283 - kg 506.541 271,28 kg 2.852.743
7 Beges ti ng Beton Kol om 39.323 37.309 20,87 m2 820.472 - m2 42.025 20,87 m2 778.447
8 Cor Beton Di ndi ng IPAL ca mp 1pc : 2ps : 3k 1.070.546 1.007.955 11,41 m3 12.210.642 - m3 713.907 11,41 m3 11.496.735
9 Bes i Beton Di ndi ng IPAL Ø 10 mm 12.383 10.516 1.445,61 kg 17.901.383 - kg 2.699.320 1.445,61 kg 15.202.063
10 Beges ti ng Beton Di ndi ng IPAL 123.270 109.471 158,40 m2 19.525.909 - m2 2.185.663 158,40 m2 17.340.246
11 Cor Beton Ba l ok ca mp 1pc : 2ps : 3kr 1.070.546 1.007.955 1,38 m3 1.480.243 - m3 86.544 1,38 m3 1.393.699
12 Bes i Beton Ba l ok 12.383 10.516 393,38 kg 4.871.360 - kg 734.544 393,38 kg 4.136.816
13 Beges ti ng Beton Ba l ok 98.546 91.959 45,66 m2 4.499.605 - m2 45,66 m2 4.198.837
14 Cor Pl a t s a ri ng ca mp 1pc : 2ps : 3kr 1.070.546 1.007.955 0,45 m3 481.745 - m3 28.166 0,45 m3 453.580
15 Bes i beton 12.383 10.516 88,32 kg 1.093.689 - kg 164.916 88,32 kg 928.773
16 Beges ti ng Pl a t penya ri ng 22.082 20.794 7,20 m2 158.989 - m2 9.276 7,20 m2 149.713
17 Cor Pl a t Ata s IPAL ca mp 1pc : 2ps : 3kr 1.070.546 1.007.955 3,54 m3 3.789.731 - m3 221.570 3,54 m3 3.568.161
18 Bes i Pl a t Ata s IPAL 12.383 10.516 622,20 kg 7.704.871 - kg 1.161.805 622,20 kg 6.543.066
19 Beges ti ng Pl a t Ata s IPAL 111.300 98.971 32,50 m2 3.617.238 - m2 400.672 32,50 m2 3.216.566
IV PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
1 Pa s a nga n ba tu ba ta 1/2 ba ta 1pc:3pc 124.253 116.923 36,72 m2 4.562.576 - m2 269.155 36,72 m2 4.293.421
2 Pl es tera n 1:3 50.965 46.000 170,96 m2 8.712.988 - m2 848.746 170,96 m2 7.864.242
3 Aci a n 26.961 23.951 217,25 m2 5.857.277 - m2 654.004 217,25 m2 5.203.273
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
94
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
BAB V
TAHAP PELAKSANAAN
95
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
96
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
97
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
98
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
99
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
100
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
101
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
102
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
103
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
104
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
105
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
106
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
107
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
108
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
109
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
TAHAP PASCA
TAHAP PERSIAPAN TAHAP PERENCANAAN TAHAP PELAKSANAAN TAHAP SERAH TERIMA
KONSTRUKSI
Selotif
Penetapan Lokasi
Pembentukan KSM
Pemebntukan KPP
110
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
BAB VI
TAHAP PASCA KONSTRUKSI
111
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
112
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
6.2. PENDANAAN OP
Pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana yang
telah dibangun oleh Program SANIMAS tidak lepas dari
tanggungjawab masyarakat. Pengelolaan prasarana dan
sarana dapat berjalan dengan baik jika diwujudkan dengan
rencana kerja yang nyata dan iuran (pendanaan) dari
pemanfaat sebagai swadaya untuk keberlanjutannya.
Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa memiliki serta
dimungkinkan akan adanya fasilitasi dari pemerintah baik
pusat maupun daerah ataupun dari pihak swasta
(Masyarakat, LSM dan perusahaan) dalam ikut membantu
dalam pendanaan pemeliharaan sarana dan bahkan
pengembangan prasarana dan sarana sanitasi terbangun.
Besaran iuran dari masyarakat dihitung berdasarkan
kesepakatan bersama sesuai kebutuhan operasional dan
pemeliharaan, serta rencana pengembangan sarana di masa
yang akan datang. Pendanaan dipergunakanuntuk
kebutuhan seperti honorarium petugas pemelihara sarana,
perbaikan komponen sarana yang rusak dan biaya
operasional lainnya yang sesuai dengan sistem sarana
terbangun.
113
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
114
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
tidak mengikat.
Bantuan swasta (peran swasta) dalam membantu masyarakat
melalui KPP terkait pemeliharaan sarana dapat berupa
bantuan teknis pemeliharaan sarana, pendanaan operasional
dan pemeliharaan atau pengembangan jaringan, peningkatan
akses sanitasi maupun peningkatan kapasitas KPP berupa
keterampilan, pengetahuan pengelolaan sarana sanitasi dan
masih banyak lagi bantuan yang dapat ditindaklanjuti atas
kerjasama maupun bantuan dari pihak swasta.
115
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
116
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
117
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
118
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
119
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
6.6. KEWIRAUSAHAAN
Sebagai keterwakilan masyarakat dalam mengelola sarana
prasarana, KPPbersama masyarakat bertanggungjawab atas
pemeliharaan sarana sanitasi terbangun, dalam pengelolaan
dimasa yang akan datang. KPP diharapkan mampu untuk
berwirausaha, upaya ini dilakukan sebagai bentuk
mengembangkan diri KPP dalam memberikan/meningkatkan
nilai tambah bagi masyarakat atas pengelolaan iuran
masyarakat dalam mendanai operasional dan pemeliharaan
sarana (pengelolaan sarana), terkait pembangunan sarana
secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh KPP memanfaatkan outlet air limbah (effluent dengan
baku mutu ramah lingkungan) untuk budidaya ikan lele,
selain itu memanfaatkan lahan yang ada disekitar sarana
IPAL untuk berbudidaya tanaman produktif dengan
menggunakan pupuk hasil pengolahan air limbah SPALD-T
Skala Permukimandan masih banyak lagi upaya untuk
mengembangkan diri dengan berwirausaha serta
memanfaatkan iuran masyarakat yang ada/sumber
pendanaan yang lainnya (atas kesepakatan masyarakat).
120
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
121
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
122
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
123
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
124
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
BAB VII
PENDANAAN
125
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
126
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
127
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
128
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
129
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
130
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
131
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
132
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
133
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
4. Buku Swadaya
Buku Swadaya adalah buku bantu kas yang
digunakan khusus untuk pencatatan transaksi dari
swadaya yang diterima baik dalam bentuk uang
tunai maupun non tunai (misalkan : material,
134
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
tenaga kerja).
5. Buku Upah Kerja
Buku Upah Kerja adalah buku bantu yang
digunakan untuk pencatatan daftar penerima dan
jumlah upah kerja.
6. Buku Material
Buku Material adalah buku bantu yang digunakan
untuk mencatat setiap material yang masuk dan
keluar, buku material ini dibuat perjenis material.
7.7.4.Laporan Bulanan Keuangan KSM
Laporan Bulanan Keuangan KSM adalah rangkuman
dari transaksi yang terjadi dalam satu bulan berjalan
(periode pelaporan). Dimana dalam laporan keuangan
bulanan ini akan disajikan jumlah kas awal KSM baik
di bank maupun di tangan bendahara, jumlah dari
penerimaan, jumlah pengeluaran selama periode satu
bulan berjalan dan jumlah saldo akhir kas KSM baik
yang ada di Bank maupun di tangan Bendahara.
7.7.5.Laporan Penggunaan Dana (LPD)
LPD adalah laporan realisasi penggunaan Dana
Bantuan. Laporan ini memuat nilai kumulatif dari
realisasi penggunaan dana untuk kebutuhan
material/bahan, upah, alat dan operasional, yang
sudah dibayarkan dalam setiap termin. LPD ini dibuat
oleh KSM setiap termin penarikan dana dari Bank dan
diperiksa serta ditandatangani oleh Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) bidang Pemberdayaan.
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) wajib
menyampaikan Laporan Penggunaan Dana (LPD) setiap
termin penarikan dana bantuan kepada Satker PSPLP
Provinsi.
135
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
136
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
137
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
138
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
7.9. SANKSI
Sanksi dalam kegiatan Program SANIMAS dimaksutkan
sebagai upaya untuk pengendalian dan pembinaan program
kepada pemerintah daerah maupun masyarakat penerima
program SANIMAS. Adapun sanksi yang diberikan antara lain:
1. PPK pada Satker PSPLP Provinsi dapat melakukan
penangguhan terhadap pencairan dana bantuan tahap II
dan tahap III jika terjadi penyimpangan didalam
pelaksanaan kegiatan di lapangan dan/atau terjadi
penyimpangan didalam penggunaan dana, sampai dengan
permasalahan diselesaikan oleh masyarakat melalui
rembuk warga didampingi oleh TFL dan diketahui oleh
Lurah/Kepala Desa yang dinyatakan dalam berita acara
hasil rembuk warga;
2. Apabila di dalam pelaksanaan kegiatan SANIMAS terjadi
atau ditemui penyelewengan dan penyalahgunaan dana
oleh pengurus KSM maka pengurus KSM yang
bersangkutan dibebastugaskan dan dilakukan pemilihan
pengurus KSM baru berdasarkan rembuk warga yang
tertuang dalam berita acara;
3. Apabila di dalam pelaksanaan kegiatan SANIMAS terjadi
atau ditemui penyelewengan dan penyalahgunaan dana
KSM yang mengakibatkan tidak terselesaikannya atau
terbengkalaianya pekerjaan, KSM yang bersangkutan
wajib menyelesaikan pekerjaan tersebut;
4. Untuk lokasi yang batal atau mundur, maka dana
bantuan pemerintah yang sudah dicairkan dialihkan ke
lokasi lain yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
atau dikembalikan ke Kas Negara.
139
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
140
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
BAB VIII
PENGENDALIAN
8.1. UMUM
Pengendalian program memiliki tujuan, antara lain:
1. Memastikan bahwa lokasi program sesuai dengan
ketentuan yang ada;
2. Memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai dengan
tahapan program;
3. Memastikan bahwa pengalokasian dan pemanfaatan dana
bantuan pemerintah sesuai dengan pedoman;
4. Memastikan bahwa kualitas bangunan sesuai spesifikasi
yang telah ditetapkan;
5. Memastikan agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas
dan tanggung-jawabnya dengan baik sesuai dengan
fungsinya masing-masing;
6. Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan dengan jadwal
pelaksanaan yang telah ditentukan.
Kegiatan Pengendalian yang dilakukan pada Program
SANIMAS meliputi, Pemantauan/ Pengawasan dan Pelaporan
dengan strategi sebagai berikut :
1. Pemantauan/pengawasan secara ketat dan obyektif pada
setiap proses tahapan kegiatan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
2. Pelaporan dilakukan oleh semua tingkatan pelaku
(struktural dan fungsional) secara akurat dan tepat
waktu.
8.2. PEMANTAUAN
Bagian dari pengendalian program di lapangan, pemantauan
dilakukan oleh Direktorat PPLP, Ditjen Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
141
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
142
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
pelaksanaan SANIMAS;
2. Satker PSPLP Provinsi;
3. Dinas/Instansi Kabupaten /Kota yang menangani
SANIMAS;
4. Fasilitator Provinsi;
5. TFL Teknik dan Pemberdayaan;
6. KSM, KPP dan Masyarakat;
b. Pemantauan terhadap Realisasi Proses dan Fisik
Pada pemantuan pelaksanaan Program SANIMAS pada
tahun anggaran berjalan yang dilaksanakan secara
langsung melalui kegiatan monitoring dan survei
langsung terhadap seluruh proses dan realisasi fisik
Program SANIMAS adalah :
1. Sosialisasi, meliputi: surat minat, daftar panjang
lokasi, surat pernyataan Kepala Daerah untuk
kontribusi, sosialisasi TK Kabupaten/Kota, kesiapan
TFL dan ketersediaan lahan;
2. Penetapan Lokasi, meliputi: Undangan Selotif dari
desa/ kelurahan, Surat Penetapan Penerima
Manfaat, Legalitas atas kesepakatan penggunaan/
kepemilikan lahan;
3. Pembentukan KSM, terhadap seluruh proses dan
penetapannya KSM;
4. Pembentukan KPP, proses pembentukan pengelola
dan kesiapan pengelola Sarana Sanitasi;
5. Penyusunan RKM, presentasi opsi teknologi sanitasi,
kelayakan teknis, kepemilikan jamban (akses sanitasi
yang ada) dan ketersediaan air bersih, proses
penyusunan RKM, kelengkapan RKM, termasuk
penyusunan DED dan RAB, penyusunan SOP
operasional dan pemeliharaan, rencana kegiatan
pelatihan KSM, kepala tukang & tukang, bendahara;
143
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
144
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
145
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
Penyampaian Surat Minat dari
Kabupaten/Kota dilengkapai
1. daftar panjang lokasi yang Dokumen Surat Minat
diusulkan untuk program
SANIMAS
Penyampaian Surat pernyataan
dari kepala daerah yang ditujukan
kepada Direktur Jenderal Cipta Dokumen Surat
2. Karya (DJCK), Kesanggupan Dana Kesanggupan Dana
sharing (pendamping) APBD sharing
Program SANIMAS digunakan
untuk kegiatan prakonstruksi
Penetapan Lokasi Tingkat
Kabupaten/Kota oleh SK Penetapan Lokasi
3.
Bupati/Walikota Penerima oleh Bupati/Walikota
Program SANIMAS
Penandatanganan MOU PKS
4. antara Bupati/Walikota dengan Dokumen MOU PKS
Direktur PLP
5. Rekruitment TFL
6. Mobilisasi TFL oleh Satker PSPLP
7. Bimbingan Teknis TFL
Undangan
Sosialisasi SANIMAS tingkat Daftar Hadir
8.
Kab./kota Dokumentasi
Berita Acara
9. Pelaksanaan SELOTIF Dokumen SELOTIF
Undangan
Sosialisasi SANIMAS tingkat Daftar Hadir
10.
Kelurahan/Desa Dokumentasi
Berita Acara
11. Rembuk kelurahan/Desa I (Fakta Undangan
146
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
Integritas/Surat Kesiapan Daftar Hadir
Masyarakat menerima dan Dokumentasi
melaksanakan Program SANIMAS Berita Acara
Penandatanganan Fakta
Integritas
Undangan
Daftar Hadir
Dokumentasi
Rembuk kelurahan/Desa II Berita Acara
12.
(Pembentukan KSM dan KPP) Dokumen Pembentukan
KSM dan KPP
SK KSM dan KPP oleh
Kepala Kelurahan/Desa
SK Penetapan Penerima
13. Surat Penetapan Penerima Manfaat Manfaat Oleh Satker
PSPLP Provinsi
Undangan
Daftar Hadir
Pembentukan Panitia Pengadaan Dokumentasi
14.
Barang dan Jasa Berita Acara
Dokumen Pengadaan
Barang dan Jasa
Penyusunan RKM (Rencana Kerja
Dokumen RKM yang
Masyarakat) didalamnya tercakup
sudah diverifikasi oleh
15. DED (Detail Engineering Design)
Satker PSPLP Provinsi
dan RAB (Rencana Anggaran
dibantu oleh Fasprov
Biaya) & Spesifikasi Teknis
Pembukaan Rekening Masyarakat
(ditandatangani oleh 3 orang, yaitu
16. Bukti Buku Rekening
2 orang pengurus KSM dan 1
orang calon penerima manfaat)
Undangan
Pelatihan KSM, Tukang dan
17. Daftar Hadir
Kepala Tukang
Dokumentasi
147
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
dengan Satker PSPLP
RPD (Rencana
3. Pencairan Dana Tahap 1 (40 %) Penggunaan Dana)
Tahap 1
Laporan Progress
(harian, mingguan,
Bulanan)
Pelaksanaan Pembangunan/ Laporan Penggunaan
4.
Konstruksi Tahap 1 Material
Daftar hadir penerima
upah
Dokumentasi
LPD (Laporan Penggunaan Dana)
5. Dokumen LPD Tahap 1
Tahap 1
RPD (Rencana
6. Pencairan Dana Tahap 2 (30 %) Penggunaan Dana)
Tahap 2
Laporan Progress
(harian, mingguan,
Bulanan)
Pelaksanaan Pembangunan/ Laporan Penggunaan
7.
Konstruksi Tahap 2 Material
Daftar hadir penerima
upah
Dokumentasi
LPD (Laporan Penggunaan Dana)
8. Dokumen LPD Tahap 2
Tahap 2
Laporan Progress
(harian, mingguan,
Bulanan)
Laporan Penggunaan
9. Pencairan Dana Tahap 3 (30 %)
Material
Daftar hadir penerima
upah
Dokumentasi
Laporan Progress
(harian, mingguan,
Bulanan)
Pelaksanaan Pembangunan/ Laporan Penggunaan
10.
Konstruksi Tahap 3 Material
Daftar hadir penerima
upah
Dokumentasi
LPD (Laporan Penggunaan Dana)
11. Dokumen LPD Tahap 3
Tahap 3
Rembuk Warga IV (membahas Undangan
12.
persiapan Comissioning Test) Daftar Hadir
148
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
Dokumentasi
Berita Acara
Dokumen Berita Acara
Pelaksanaan Uji
Uji
13. Fungsi/Comissioning Test oleh
Fungsi/Comissioning
Satker PSPLP Provinsi
Test.
Berita Acara Serah
Terima Infrastruktur
Serah Terima Infrastruktur
SANIMAS dengan
14. SANIMAS terbangun dari KSM ke
dilampiri daftar periksa
Satker PSPLP.
sarana terbangun.
149
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
150
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
151
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
152
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
153
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
154
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Jumlah 100%
155
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
156
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
157
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
158
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
159
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Struktural Fungsional
Jenis Laporan Tingkatan Laporan Laporan
Pelapor Pelapor
Kepada Kepada
SKPD yang
Fasprov dan
Kabupaten/ ditugaskan Bupati/
TFL Satker PSPLP
Kota sebagai Wali Kota
Provinsi
penyelenggara
Satker PSPLP
Laporan
Provinsi
Penyelenggara Satker/PPK
Provinsi Gubernur Fasprov dan
n Program PSPLP Provinsi
Konsultan
(dilakukan
Advisory
secara
periodik) Dirjen
Cipta Karya
Konsultan Satker
Nasional Satker PLPBM Cq.
Advisory PLPBM
Direktur
PPLP
160
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
161
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
162
Pedoman Teknis Pelaksanaan
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
BAB IX
PENUTUP
163