PENDAHULUAN
Akreditasi Rumah Sakit merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
yang dilakukan dengan membangun sistem dan budaya mutu. Melalui akreditasi Rumah
Sakit diharapkan ada perbaikan system di Rumah Sakit yang meliputi input, process dan
product output (meliputi output dan outcome ).
Sebagai dasar dimulainya pembangunan system di rumah sakit, diperlukan
dokumen yang merupakan regulasi di RS. Regulasi ini sebaiknya diatur dalam bentuk
Panduan Tata Naskah Rumah Sakit, yang akan menetapkan ada 2 jenis naskah di RS, yaitu
yang merupakan produk hukum (regulasi ) dan yang bukan merupakan produk hukum (surat
dinas).
Didalam Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi RS ini sebagai salah satu
unsur administrasi umum mencakup pengaturan tentang Tata Naskah yaitu jenis,
penyusunan, penggunaan lambang rumah sakit, logo, stempel, penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam naskah serta pengelolaan regulasi (kebijakan dan
prosedur internal RS ).
Dengan telah diterbitkannya Undang - undang Nomor 44 Tahun 2009 dan telah
berlaku efektif sejak 28 Oktober 2011, maka RS harus mempersiapkan diri dengan
sebaik
baiknya dalam aspek hukum. Aspek hukum tersebut dalam kaitan kewajiban RS untuk
memberikan bantuan hukum kepada staf RS karena harus bertanggung jawab secara
hukum sesuai ketentuan UU RS.
Undang - undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menjelaskan bahwa
Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi rumah sakit
dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan
tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Govemance).
Tata kelola Rumah Sakit yang baik adalah penerapan fungsi- fungsi manajemen RS
yang berdasar pada berdasarkan prinsip - prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi,
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi
kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, resiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja,
pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit. Kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan,
1
pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit.
Untuk mewujudkan tata kelola perusahaan dan klinis yang baik, rumah sakit harus
menyediakan regulasi (normal), standar - standar, prosedur dan kriteria
(patokan/parameter) yang dijalankan secara konsisten, karena regulasi sebagai sumber
hukum formil berupa peraturan tertulis akan mengikat secara umum segenap unsur yang
ada di rumah sakit.
Pelaksanaan survey akreditasi RS SNARS Edisi 1 yang dilakukan oleh KARS akan
lebih di titik beratkan pada implementasi di RS, yang dilakukan dengan cara:
Wawancara kepada pasien dan atau keluarganya, serta kepada Pimpinan RS atau
staf RS.
On-site Observasi terhadap kegiatan pelayanan, maupun untuk melihat bukti secara
fisik, baik berupa dokumen maupun fasilitas rumah sakit.
lmplementasi tersebut, tentunya harus didasarkan pada regulasi yang telah
ditetapkan oleh Pimpinan RS. Regulasi menjadi salah satu penentu perkembangan
perumahsakitan yang kini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tuntutan masyarakat
atas peningkatan kualitas layanan, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran serta
kondisi sosial politik dan ekonomi masyarakat.
Penyiapan dokumen sebagai regulasi merupakan hal pokok di rumah sakit karena
merupakan acuan dalam pelaksanaan pelayanan rumah sakit. Dalam Pedoman Regulasi
ini dijelaskan dokumen yang harus dibuat oleh rumah sakit, dengan disertai penjelasan
penyusunannya sehingga memudahkan rumah sakit dalam menyusun dokumen regulasi
rumah sakit. Untuk dapat terjadinya persamaan persepsi dalam penyusunan dokumen
rumah sakit, maka disusunlah Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Rumah Sakit
Daerah Kertosono.
2
BAB II
DOKUMEN AKREDITASI
Yang dimaksud dokumen akreditasi adalah semua dokumen yang harus disiapkan
RS dalam pelaksanaan akreditasi RS. Dalam hal ini dokumen dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu dokumen yang merupakan regulasi dan dokumen sebagai bukti pelaksanaan
kegiatan. Untuk dokumen yang merupakan regulasi, dianjurkan untuk dibuat dalam bentuk
Panduan Tata Naskah Rumah Sakit.
Dokumen regulasi di RS, dapat dibedakan menjadi:
1. Regulasi pelayanan RS, yang terdiri dari:
Kebijakan Pelayanan RS
Pedoman/Panduan Pelayanan RS
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Rencana jangka panjang (Renstra, Rencana strategi bisnis, bisnis, plan dan lain-lain)
Rencana kerja tahunan (RKA, RBA atau lainnya)
2. Regulasi di unit kerja RS yang terdiri dari:
Kebijakan Pelayanan RS
Pedoman/Panduan Pelayanan RS
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Program (Rencana kerja tahunan unit kerja)
Kebijakan dan pedoman dapat ditetapkan berdasarkan keputusan atau peraturan Direktur
sesuai dengan panduan tata naskah di masing - masing RS.
Dokumen sebagai bukti pelaksanaan, terdiri dari:
1. Bukti tertulis kegiatan/rekam kegiatan, misalnya Proposal, TOR I KAK, Absensi,
Notulen, RTL .
2. Dokumen pendukung lainnya : misalnya ljazah, sertifikat pelatihan,
sertifikat perijinan, kalibrasi, dan lain - lain.
Kebijakan, pedoman/panduan, dan prosedur merupakan kelompok dokumen regulasi
sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan, dimana kebijakan merupakan regulasi yang
tertinggi di RS, kemudian diikuti dengan pedoman/panduan dan kemudian prosedur (SPO).
Karena itu untuk menyusun pedoman/panduan harus mengacu pada kebijakan - kebijakan
yang sudah dikeluarkan oleh RS, sedangkan untuk menyusun SPO harus berdasarkan
kebijakan dan pedoman/panduan.
Program kerja RS dimulai dengan rencana stratregi (renstra) untuk selama 5 tahun, yang
dijabarkan dalam rencana kerja tahunan (misalnya RKA,RBA atau lainnya). Program kerja
termasuk dalam regulasi karena memiliki sifat pengaturan dalam rencana kegiatan beserta
anggarannya. Oleh karena itu program kerja selalu dijadikan acuan pada saat dilakukan
3
evaluasi kinerja.
Persiapan Unit Kerja/lnstalasi dalam menyusun dokumen yang diperlukan antara lain:
1. Kebijakan Pelayanan
2. Pedoman Pengorganisasian, meliputi :
3. Pedoman pelayanan
4. Program Kerja Tahunan
5. SPO Pelayanan
6. Bukti Pelaksanaan Kegiatan
7. Laporan Bulanan
8. Rapat Bulanan
9. Orientasi
10. Pelatihan
4
BAB III
TATA NASKAH DOKUMEN RSD KERTOSONO
3.1 JENIS
Naskah di lingkungan Rumah Sakit Daerah Kertosono terdiri dari dua jenis yaitu :
3.1.1 Naskah yang dirumuskan dalam susunan dan bentuk produk- produk hukum berupa
regulasi.
a. Peraturan Direktur
Peraturan Direktur Rumah Sakit Daerah Kertosono adalah naskah yang berbentuk
peraturan, yang mengatur urusan Rumah Sakit Daerah Kertosono untuk
mewujudkan kebijakan dan kebijaksanaan baru, melaksanakan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan menetapkan sesuatu dalam lingkungan
Rumah Sakit Daerah Kertosono.
b. Keputusan Direktur
Keputusan adalah naskah yang bersifat penetapan, dan memuat kebijakan pokok
atau kebijakan pelaksanaan yang merupakan penjabaran dari peraturan
perundang-undangan, yaitu kebijakan dalam rangka ketatalaksanaan,
penyelenggaraan tugas umum dan pembangunan, misalnya : penetapan
organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis, penetapan ketatalaksaan
organisasi, program kerja dan anggaran, pendelegasian kewenangan yang bersifat
tetap
c. Pedoman/Panduan
Prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah
ditentukan. Prosedur menggambarkan suatu aktifitas yang mengalir dalam satu
organisasi dan di level inilah Flowchart dan Workflow dikelompokkan. Prosedur di
Rumah Sakit Daerah Kertosono dibuat dalam bentuk naratif proses yang
tertulis panjang lebar beberapa halaman sehingga tidak sepraktis Flowchart dan
Workflow.
5
e. Program
Program adalah berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yang disusun
secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga/unit kerja.
Lembar Disposisi adalah alat komunikasi tertulis yang ditujukan kepada bawahan
yang berisi informasi atau perintah. Lembar disposisi dibuat diatas kertas ukuran ¼
folio.
i. Surat Perintah Tugas;
Surat perintah tugas adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada
bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
6
tugas dan fungsinya.
j. Daftar Hadir;
Daftar Hadir adalah Naskah yang dipergunakan untuk mencatat dan mengetahui
kehadiran seseorang.
k. Notulen.
Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan sidang, rapat,
mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan pengambilan
Peraturan serta penutupan.
I. Sertifikat
Sertifikat Pelatihan adalah surat tanda bukti seseorang telah mengikuti kegiatan.
2) Pembukaan
7
serta dilulis dengan hurut kapital.
b) Konsiderans
Huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:) nama peraturan sesuai dengan judul
(kepala) dan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
3) Batang Tubuh
4) Kaki
Kaki peraturan merupakan bagian akhir subtansi peraturan yang memuat
penandatangan penetapan peraturan, pengudangan pertauran yang terdiri atas
8
tempat dan tanggal penetapan , anam, jabatan, tanda tangan pejabat, dan
nama lengkap pejabat yang menandatangani.
5) Penandatangan
Peraturan Direktur ditandatangani oleh Direktur dan keabsahan salinan
dilakukan oleh Kepala Bagian Tata Usaha.Ditulis disebelah kanan margin.
1) Kepala
2) Pembukaan
a) Nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusan ditulis simetris di tengah
dengan huruf kapital.
b) Konsiderans
10
Diktum Menetapkan dicantumkan sesudah kata memutuskan, disejajarkan
ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat;
Huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:) nama peraturan sesuai dengan judul
(kepala) dan seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik.
Nama keputusdan sesuai dengan judul (kepala) keputusan seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
3) Batang Tubuh
a) Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam
diktum– diktum, misalnya : KESATU, dst:
b) Dicantumkan saat berlakunya keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan dan peraturan lainnya, dan :
c) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran keputusan, dan pada halaman
terakhir ditandatangani oleh pejabat menetapkan keputusan
4) Kaki
Kaki memuat nama tempat, tanggal, bulan dan tahun, nama jabatan, tanda
tangan dan stempel jabatan serta nama lengkap pembuat keputusan
5) Penandatangan
Surat Keputusan Direktur ditandatangani oleh Direktur dan keabsahan Salinan
dilakukan oleh Kepala Bagian Tata Usaha ditulis disebelah kanan margin.
11
a) Ruang tepi atas, apabila menggunakan kop naskah dinas, 2 spasi dibawah
kop, dan apabila tanpa kop naskah dinas sekurang – kurangnya 2 cm dari tepi
atas kertas.
b) Ruang tepi bawah, sekurang-kurannya 2cm dari tepi bawah kertas.
c) Ruang tepi kiri, sekurang-kurangnya 3cm dari tepi kiri kertas, batas ruang tepi
kiri tersebut diatur cukup lebar agar pada waktu dilubangi untuk kepentingan
penyimpanan dalam odner atau bendel tidak berakibat hilangnya salah satu
huruf / kata/ angka pada naskah dinas.
d) Ruang tepi kanan, sekurang-kurangnya 2cm dari tepi kanan kertas.
c. PEDOMAN / PANDUAN
Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman / panduan ini yaitu :
1. Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan peraturan / keputusan
Direktur / Pimpinan RS untuk pemberlakuan pedoman/panduan tersebut, bila
Direktur / Pimpinan RS diganti, peraturan/keputusan Direktur/Pimpinan RS untuk
pemberlakuan pedoman/panduan tidak perlu diganti. Peraturan/keputusan
Direktur/ Pimpinan RS di ganti bila memang ada perubahan dalam
pedoman/panduan tersebut.
2. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal 2-3 tahun sekali.
3. Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman/panduan untuk suatu
kegiatan/pelayanan tertentu maka RS dalam membuat pedoman/panduan wajib
mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan
tersebut.
4. Walaupun format baku sistematika pedoman/panduan tidak ditetapkan, namun
ada sistematika yang lazim digunakan sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja :
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum RS
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
BAB IV Struktur Organisasi RS
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan / Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
12
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan RS
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
d. PROSEDUR
13
Prosedur dibuat dalam bentuk dan susunan naskah dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO) sebagai berikut :
1. Kepala
a) Kepala sebelah kiri memuat :
1) Kop naskah standar prosedur operasional yang terdiri atas gambar logo,
nama dan alamat Rumah Sakit Daerah Kertosono
2) Tulisan STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL dicantumkan logo
Rumah Sakit ditulis dengan huruf capital.
2. Batang Tubuh
Batang tubuh standar prosedur operasional terdiri atas dari :
a. Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin
sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian
b. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata Kunci : “
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
……………………………………”
c. Kebijakan : berisi kebijakan Direktur / Pimpinan RS yang menjadi dasar
dibuatnya SPO tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO
tersebut, kemudian diikuti dengan peraturan / keputusan dari kebijakan terkait
14
d. Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah –
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu
e. Unit terkait : berisi unit – unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut.
Tujuan penyusunan SPO :
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten /
seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SPO :
1. Memenuhi persyaratan standar pelayanan RS / Akreditasi RS
2. Mendokumentasi langkah – langkah kegiatan
3. Memastikan Staf RS memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya
Tanggung Jawab :
1. Kepala Unit Kerja terkait bertanggungjawab untuk membuat rancangan awal
SPO berdasarkan perundangan terbaru dan Analisa kebutuhan
2. Perubahan dan pembuatan SPO harus diajukan Kepada Tim Sekretaris
Akreditasi untuk dilakukan pengecekan keterkaitan SPO yang diajukan
tersebut dengan dasar hukum / kebijaksanaan SPO yang sudah ada
3. Penarikan SPO yang sudah kadaluarsa atas evaluasi tim Sekretaris Akreditasi
JUDUL SPO
LOGO NAMA RS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
DAN ALAMAT
445/ /411.702/2022 1,2 dst 1/2 dst
Tanggal Terbit Ditetapkan :
SPO
Direktur
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Penjelasan :
Penulisan SPO yang harus tetap di dalam table / kotak adalah : logo, nama RS dan
alamat, judul SPO, SPO, No. Dokumen, No. Revisi, Halaman, Tanggal Terbit dan
Tanda Tangan Direktur RS, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan,
prosedur dan unit terkait boleh tidak diberi kotak / table.
15
Petunjuk Pengisian SPO
a. Kotak Heading :
Masing – masing kotak ( nama rumah sakit, judul SPO, No. Dokumen, No.
revisi, halaman, prosedur tetap, tanggal terbit, ditetapkan Direktur ) diisi sebagai
berikut :
1. Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman pertama
kotak heading harus lengkap, untuk halaman – halaman berikutnya kotak
heading dapat hanya memuat : Kotak Nama RS, Judul SPO, No. Dokumen,
No. Revisi dan Halaman.
2. Kotak RS diberi logo, nama RS dan alamat.
3. Judul SPO : diberi Judul/ nama SPO sesuai proses kerjanya.
4. Nomor Dokumen : di isi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku di
RS yang bersangkutan, yang dibuat sistematis agar ada keseragaman.
5. No. Revisi : diisi dengan status revisi, dianjurkan menggunakan angka.
Contoh : dokumen baru diberi angka 1, dokumen revisi pertama diberi angka
2 dan seterusnya.
6. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SPO tersebut. Misalnya : SPO terdiri dari 5 halaman, maka halaman
pertama 1/5, halaman kedua 2/5, dst………………. halaman terakhir 5/5.
7. SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan RS yaitu
Standar Prosedur Operasional.
8. Tanggal Terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut.
9. Ditetapkan Direktur : diberi tanda tangan Direktur dan nama jelasnya..
16
elemen penilaian pada standar akreditasi rumah sakit, minimal SPO – SPO
apa saja yang harus ada. SPO yang dipersyaratkan di elemen penilaian
adalah SPO minimal yang harus ada di rumah sakit. Sedangkan identifikasi
SPO dengan menggambarkan terlebih dahulu proses bisnis di unit kerja
adalah seluruh SPO secara lengkap yang harus ada di unit kerja tersebut
3. Didalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan dan mengapa.
4. SPO jangan menggunakan kalimat majemuk, subyek, predikat dan obyek
harus jelas, SPO tidak diperbolehkan menggunakan kata : atau, mungkin dan
kata lain yang menimbulkan makna ganda
5. SPO harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan bahasa yang
dikenal pemakai
6. SPO harus jelas ringkas dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO pelayanan
pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan
kenyamanan pasien. Untuk SPO profesi harus mengacu kepada standar
profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan IPTEK dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien.
7. Mengingat SPO merupakan Flow Charting dari proses kegiatan maka untuk
memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek, penulisan SPO adalah mulai
dengan membuat Flow Chart dari kegiatan yang dilaksanakan. Caranya
adalah membuat diagram kotak sederhana yang menggambarkan langkah
penting dari seluruh proses.
Contoh : diagram kotak untuk pembelian bahan yang digunakan di RS
PEMILIHAN PEMASOK
MENGKOMUNIKASIKAN PERSYARATAN
PENERIMAAN BARANG
PERIKSA BARANG
MENEMPATKAN DI GUDANG
17
Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan masing – masing
kotak dan dibuat alurnya.
Yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyusunan SPO :
1. Ada komitmen dari pimpinan RS yang terlihat dengan adanya dukungan
fasilitas dan sumber daya lainnya
2. Ada fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
menyusun SPO, jadi ada aspek pekerjaan dan aspek psikologis
3. Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang di susun dan disepakati
4. Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SPO
5. Ada sosialisasi SPO – SPO tersebut dan bila SPO tersebut rumit makan
untuk melaksanakan SPO tersebut perlu dilakukan pelatihan
18
kajian dan mengajukan ketetapan terhadap SPO tersebut kepada Direktur
Rumah Sakit Daerah Kertosono.
4. SPO di unit kerja harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat, mudah
diambil dan mudah dibaca oleh pelaksana.
5. Bagi rumah sakit yang sudah menggunakan e-file maka penyimpanan SPO
sebagai berikut:
Setiap SPO harus di print-out dan disimpan sebagai SPO asli.
SPO di unit kerja tidak perlu hard copy, SPO bisa dilihat di intranet di
rumah sakit.
Namun untuk SPO penanganan gawat darurat tetap harus dibuatkan hard
copynya.
20
f) Berdasarkan rekomendasi dari has ii evaluasi
3. Bila terjadi pergantian direktur/pimpinan RS, bila SPO memang masih sesuai
/ dipergunakan maka tidak perlu di revisi.
E. PROGRAM
a. Tujuan Program
Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan unit kerja sehingga tujuan program
dapat tercapai.
b. Sistematika / Format Program
Sistematika atau format program sebagai berikut :
Pendahuluan, Latar belakang, Tujuan umum dan tujuan khusus, Kegiatan pokok dan
rincian kegiatan, Cara melaksanakan Kegiatan, Sasaran, Skedul (Jadwal)
pelaksanaan kegiatan, Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dan
Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan.
Sistematika / format tersebut diatas adalah minimal, RS dapat menambah sesuai
kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi. Contoh penambahan : ditambah
point untuk pembiayaan/anggaran.
c. Petunjuk Penulisan
1. Pendahuluan :
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal - hal yang bersifat umum yang masih
terkait dengan program.
2. Latar belakang :
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
3. Tujuan umum dan tujuan khusus :
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan :
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program tersebut. Karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5. Cara melaksanakan kegiatan :
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok
dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara bisa dengan membentuk tim
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
6. Sasaran :
21
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program. Sasaran program menunjukkan hasil antara
yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Sasaran yang baik memenuhi
"SMART" yaitu :
BULAN
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim █
2 Rapat Tim █ █ █ █ █ █ █ █ █ █ █
22
3 Dst
a. Surat Biasa
Bentuk dan susunan surat dinas adalah sebagai berikut.
1) Kepala
a) Kop surat dinas terdiri dari gambar logo pemerintah daerah Kabupaten
Nganjuk, nama dan alamat rumah sakit serta logo Rumah Sakit Umum
Daerah Kertosono.
b) Tempat dan Tanggal pembuatan surat diletakkan di sebelah kanan atas;
c) Kata Kepada Yth ditulis tegak lurus di bawah kata Tempat dan Tanggal;
d) Nomor, Sifat, lampiran, dan Hal ditulis di sebelah kiri sejajar
dengan Yth; Penomoran naskah surat biasa
445/ 001 / 411.702/2022 Tahun penerbitan Surat Biasa
Kode Rumah Sakit
23
Kode Kabupaten Nganjuk
Nomor urut penerbitan Surat Biasa
Kode klasifikasi kearsipan Rumah Sakit yg mengacu
pada Salinan Peraturan Bupati Nganjuk No. 04 Th
2011 tentang Tata Kearsipan Pemerintah Kab.
Nganjuk.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri atas alinea pembuka, isi dan penutup.
3) Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a) nama jabatan;
b) tanda tangan;
c) nama lengkap;
d) stempel digunakan sesuai dengan ketentuan penggunaan;
e) tembusan, memuat nama jabatan pejabat penerima tembusan.
b. Surat Keterangan
Bentuk dan susunan surat keterangan adalah sebagai berikut :
1) Kepala
b) nama jabatan;
c) tanda tangan;
d) nama pejabat yang membuat surat keterangan, dan;
e) stempel jabatan/instansi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi bagian kaki terletak pada bagian
kanan bawah
c. Surat Perintah
1) Kepala
a) Kop surat perintah terdiri dari gambar logo pemerintah daerah Kabupaten
Nganjuk, nama dan alamat rumah sakit serta logo Rumah Sakit Daerah
Kertosono
b) Kata SURAT PERINTAH TUGAS dengan huruf kapital diletakkan ditengah
margin;
c) Nomor surat berada di bawah tulisan surat perintah; Penomoran surat
perintah :
25
Bagian kaki terdiri atas.
a) tempat dan tanggal surat perintah;
b) jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital,
diakhiri dengan tanda baca koma;
c) paraf bawahan langsung dari pejabat penanda tangan surat di sebelah kiri
nama jabatan penanda tangan;
d) tanda tangan pejabat yang memerintahkan;
e) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat;
f) stempel;
Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1) Jika perintah merupakan perintah kolektif, daftar pegawai yang diperintahkan
dimasukkan dalam lampiran yang terdiri atas kolom nomor unit. nama, jabatan,
dan keterangan.
2) Surat perintah tidak berlaku lagi setelah perintah dilaksanakan atau
masaberlakunya berakhir.
d. Surat Kuasa
Bentuk dan susunan surat kuasa adalah sebagai berikut :
1) Kepala
a) Kop surat kuasa terdiri dari gambar logo pemerintah daerah Kabupaten
Nganjuk, nama dan alamat rumah sakit serta logo Rumah Saklt Daerah
Kertosono;
Batang tubuh memuat nama, jabatan pihak pemberi kuasa dan penerima surat
kuasa serta objek yang dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a) tempat, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan;
b) tanda tangan dan nama jelas pihak pemberi kuasa dan penerima kuasa;
c) materai.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan :
e. Surat Undangan
1) Kepala
a) Kop naskah Surat Undangan terdiri dari gambar logo pemerintah daerah
Kabupaten Nganjuk, nama dan alamat rumah sakit serta logo Rumah Sakit
Umum Daerah Kertosono
b) Tempat, Tanggal, Bulan dan tahun ditulis di sebelah kanan ;
c) Kepada ditulis di sebelah kanan dan di bawah tempat, tanggal, bulan dan tahun.
Sebelum menulis nama pegawai atau orang yang dundang di tulis yang
terhormat dengan disingkat Yth.
d) Nomor SURAT UNDANGAN ditulis dengan huruf kapital . penomoran Surat
Undangan:
27
Kode klasifikasi kearsipan Rumah Sakit yg
mengacu pada Salinan Peraturan Bupati
Nganjuk No. 04 Th 2011 tentang Tata
Kearsipan Pemerintah Kab. Nganjuk.
e) Sifat
Sifat merupakan Kepentingan dari acara undangan tersebut yaitu :
Amat segera
Segera
Penting
Biasa
f) Lampiran
Lampiran di isi sesuai dengan lampiran yang dicantumkan diundangan
tersebut.
g) Hal
Hal di isi dengan Undangan
2) Batang Tubuh
Batang tubuh berisi dari Hari, Tanggal, Pukul, Tempat dan acara yang akan
dilaksanakan.
3) Penandatanganan
Surat Tugas ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kertosono dengan sebelumnya dimintakan persetujuan dari Ka.Bag.Tata
Usaha dengan diberi tanda paraf.
4) Ukuran dan Huruf
a) Ukuran Kertas yang digunakan adalah A4 70 grm (210 x297 mm)
b) Menggunakan huruf Arial 11
c) Spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan
f. Pengumuman
Bentuk dan susunan pengumuman adalah sebagai berikut :
1) Kepala
a) Kop surat terdiri atas logo Rumah Sakit Umum Daerah Kertosono.
b) Kata PENGUMUMAN dicantumkan di tengah margin dan ditulis dengan huruf
kapital.
c) Kata TENTANG dicantumkan di bawah pengumuman ditulis dengan huruf kapital.
d) Rumusan judul pengumuman ditulis dengan huruf kapital simetris di bawah
tentang.
28
e) Nomor Pengumuman berada di bawah tulisan Pengumuman dan diletakkan di
tengah margin. Penomoran Pengumuman sbb :
3) Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a) tempat dan tanggal penetapan;
b) jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri
dengan tanda baca koma;
c) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
g. Laporan
Bentuk dan susunan /aporan adalah sebagai berikut. :
1) Kepala
a) Kap surat terdiri atas logo Rumah Sakit Umum Daerah Kentosono.
b) Kata LAPORAN dicantumkan di tengah margin dan ditulis dengan huruf kapital.
29
(1) Umurn / Latar elakang
(2) Landasan Hukum
(3) Maksud dan Tujuan
b) Kegiatan yang dilaksanakan
e) Penutup
3) Kaki
Bagian kaki terdiri atas :
a) tempat dan tanggal penetapan;
b) jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri
dengan tanda baca koma;
c) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
d) nama lengkap yang menandatangani;
e) stempel
h. Lembar Disposisi
Lembar Disposisi terdiri
atas :
1) Kepala
a. Kop Disposisi terdiri atas logo Rumah Sakit Umum Daerah Kertosono.
b. Kata Lembar Disposisi dicantumkan di tengah margin dan ditulis
dengan huruf kapital.
c. Surat dari ditulis di margin kiri
d. No Surat ditulis di bawah kata Surat dari
e. Tanggal Surat di Tulis dibawah No. Surat
30
3) Catatan
Berisi catatan dari direktur dan paraf direktur.
a) nama jabatan pembuat pengantar,
b) tanda tangan,
c) nama dan
d) stempel jabatan/instansi.
4) Kaki
Bagian kaki terdiri atas :
a) tempat dan tanggal penerimaan,
b) nama jabatan penerima,
c) tanda tangan,
d) nama dan
e) stempel jabatan atau instansi.
2) Batang Tubuh
Diktum dimulai dengan kata Memerintahkan ditulis dengan huruf kapital
diletakkan di tengah margin, diikuti kata kepada di tepi kiri, serta nama dan
jabatan pegawai yang mendapat perintah. Di bawah kepada ditulis untuk
disertai tugas-tugas yang harus dilaksanakan
3) Kaki
Bagian kaki terdiri atas :
a) tempat dan tanggal surat perintah:
b) jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri
dengan tanda baca koma;
31
c) paraf bawahan langsung dari pejabat penanda tangan surat di sebelah kiri nama
jabatan penanda tangan;
d) tanda tangan pejabat yang memerintahkan;
e) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat;
4) Stempel
Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
a) Jika perintah merupakan perintah kolektif, daftar pegawai yang diperintahkan
dimasukkan dalam lampiran yang terdiri atas kolom nomor urut, nama, jabatan, dan
keterangan.
b) Surat perintah tugas tidak berlaku lagi setelah perintah dilaksanakan atau masa
berlakunya berakhir.
j. Daftar Hadir
Bentuk dan susunan daftar hadir adalah sebagai berikut :
1. Nomor
2. Nama
3. Jabatan
4. Tanda tangan
5. Keterangan
32
k. Notulen
Bentuk dan susunan notulen adalah sebagai berikut :
1) Kepala
a) Kap Surat Rumah Sa kit Urn um Daerah Kertosono.
b) Pada bagian tengah kertas berisi kata notulen yang ditulis dengan huruf kapital;
2) Batang Tubuh Notulen
a) Sidang / Rapat
b) Hari / Tanggal
c) Waktu Panggilan
d) Waktu Sidang / Rapat
e) Acara
f) Pimpinan Sidang / Rapat :
(1) Ketua
(2) Sekretaris
(3) Pencatat
g) Peserta Sidang / Rapat
h) Kegiatan Sidang / Rapat :
(1) Kata Pembukaan
(2) Pembahasan
(3) Penutup
3) Kaki notulen memuat :
Nama jabatan dan nama jelas penanda tangan Pimpinan Sidang /Rapat.
I. Sertifikat Pelatihan
Bentuk dan susunan sertifikat pelatihan terdiri
atas
1) Kepala yaitu tulisan " Sertifikat Pelatihan"
2) lsi Sertifikat Pelatihan berisi uraian kegiatan yang telah diikuti, nama peserta
pelatihan, termasuk waktu kegiatan dan tempat.
3) Bagian Akhir Sertifikat pelatihan terdiri atas:
a) Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
b) Nama jabatan dan instansi;
c) Tanda tangan;
d) Nama jelas.
33
PENGGUNAAN DAN KEWENANGAN
ATAS NAMA, UNTUK BELIAU, PELAKSANA TUGAS, PELAKSANA HARIAN DAN
PENJABAT
1. Atas nama yang disingkat a.n. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam hubungan
internal antara atasan kepada pejabat setingkat di bawahnya dan ketua tim di
lingkungan RSD Kertosono Kabupaten Nganjuk .
2. Untuk beliau yang disingkat u.b. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam
hubungan internal antara atasan kepada pejabat dua tingkat di bawahnya.
3. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dan ayat (2) tetap berada pada
pejabat yang melimpahkan wewenang dan pejabat yang menerima pelimpahan
wewenang harus mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang melimpahkan
wewenang.
NAMA NAMA
Pangkat Pangkat
NIP. NIP.
34
BAB IV
PENGENDALIAN NASKAH RUMAH SAKIT DAERAH
KERTOSONO
35
Khusus untuk dokumen Level 2 yang sudah berjalan, tidak( perlu diganti formatnya
sementara yang baru harus mengikuti aturan.
4.3 IDENTIFIKASI DOKUMEN
1. ldentifikasi untuk di Rumah Sakit Umum Daerah Kertosono menggunakan kode
pengelompokan ( Keputusan Bupati Nganjuk Nomor 10 Tahun 2002 tentang Tata
Kearsipan Pemerintah Kabupaten Nganjuk) sebagai berikut :
a. Masuk
1) Masuk lnteren
2) Masuk Eksteren
a) Kode 000 untuk Umum
b) Kode 005 untuk Undangan
c) Kode 100 untuk Pemerintahan
d) Kode 200 untuk Politik
e) Kode 300 untuk Keamanan / Ketertiban Umum
f) Kode 400 untuk Kesejahteraan Rakyat
g) Kode 500 untuk Perekonomian
h) Kode 600 untuk Pekerjaan Umum dan Ketenagaan
i) Kode 700 untuk Pengawasan
j) Kode 800 untuk Kepegawaian
k) Kode 893 untuk Pendidikan Non Reguler / Diklat I)
I) Kode 900 untuk Keuangan
3) Kerjasama / MOU
b. Keluar
1) Keluar lnteren
2) Keluar Eksteren
3) Surat Keputusan
Dokumen awal yang baru diterbitkan diberi nomor revisi "00". Bila terjadi revisi /
perubahan, nomor revisi / perubahannya naik satu hitungan.
2. Dokumen yang berasal dari luar Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk diidentifikasi
dalam Buku Agenda dan diberikan status pengendalian dokumen (Dokumen vital,
aktif dan in aktif)
36
4. Untuk dokumen in aktif, penggandaan dilakukan dengan persetujuan resmi Direktur
Rumah sakit.
5. Dokumen hanya diberikan kepada unit kerja yang berkepentingan dengan dokumen
tersebut dengan persetujuan Direktur Rumah sakit.
6. Penyimpanan dan pengendalian dokumen asli / master dilakukan oleh Agendaris.
7. Semua dokumen asli dicatat di dalam dokumen Buku Agenda
37
3. Atas perintah Direktur Rumah Sakit ketua Tim memerintahkan staf untuk
pemusnahan dokumen dengan pemerintah membuat berita acara pemusnahan,
formulir yang diisi oleh kepala unit masing masing dengan daftar tambahan dokumen
yang akan dimusnahkan.
38
BAB V
PENUTUP
Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah TULIS YANG DIKERJAKAN DAN KERJAKAN
YANG DITULIS DAN BISA DIBUKTIKAN, namun pad a penerapannya tidaklah semudah itu.
Penyusunan kebijakan, pedoman/panduan, standar prosedur operasional dan program selain
diperlukan komitmen Direktur/Pimpinan RS juga perlu staf yang mampu dan mau menyusun dokumen
akreditasi tersebut. Dengan tersusunnya Buku Panduan Penyusunan dokumen Akreditasi Rumah
Sakit diharapkan dapat membantu RS dalam menyusun dokumen-dokumen yang terkait dengan
akreditasi RS.
NAMA
Pangkat
NIP.
39
DAFTAR LAMPIRAN REGULASI
40