Adapun identitas umum dari laboratorium UPT PPISHP DKI Jakarta yaitu
sebagai berikut:
Perikanan DKI-Jakarta.
Email: labmutu_dki@yahoo.com
Status Tanah dan Bangunan : Milik Pemda Provinsi DKI Jakarta Bersertifikat
Jenis Komoditi yang Diuji : Udang, Ikan (Tuna, Cakalang, Kakap, Meka,
Sertifikasi Hasil Perikanan Provinsi DKI Jakarta, baik secara struktural (Peraturan
Gubernur Nomor 138 tahun 2010), maupun fungsional (Surat Keputusan Manajer
Puncak ) merupakan satu rangkaian yang saling berkaitan, bertanggung jawab dalam
Unit Pelaksanaan Teknik (UPT) Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil
DKI dibawah binaan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta dan secara
teknis di bawah binaan BKIPM dan Ditjen P2HP, Kementerian Kelautan dan
Perikanan. UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil Perikanan DKI-Jakarta
merupakan salah satu bagian dari pengembangan nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi dan mutu hasil perikanan, baik untuk memenuhi kebutuhan
pangan dan gizi bahan baku industri maupun ekspor hasil perikanan sekaligus
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat nelayan atau petani melalui
(KAN) sejak tahun 1997 dan telah diakreditasi kembali dengan nomor : LP-018-IDN
yang berlaku sampai dengan tanggal 20 Februari 2017.Saat ini sedang proses
Akreditasi Lembaga Inspeksi ISO/IEC 17020 : 2012 dan telah di Assesmen oleh Tim
Unit Pelaksanaan Teknik UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil
Perikanan memberikan layanan kepada kustemer dalam hal pengujian mutu terhadap
bahan baku, bahan pembantu, bahan tambahan dan produk akhir hasil perikanan
melalui metode pengujian meliputi tahap : pengambilan sampel sesuai dengan SNI
Tugas UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil Perikanan DKI-
Perikanan.
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanan Anggaran (DPA) UPT Pusat Produksi
termasuk sistem produksi, dokumen, penujian produk, asal dan tujuan, input
evaluasi alat dan penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).
v. Pelaksanaan publikasi kegiatan UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi
Hasil Perikanan.
w. Pengolahan kepegawaian, keuangan dan barang.
x. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan.
y. Penyiapan bahan laporan dinas kelautan dan pertanian yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi
Hasil Perikanan.
z. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi UPT Pusat
Pusat Produksi Inspeksi dan Sertifikasi Hasil Perikanan memiliki visi yaitu,
Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan Hasil Perikanan Provinsi DKI Jakarta
Adapun misi dari Pusat Produksi Inspeksi dan Sertifikasi Hasil Perikanan yaitu,
kepentinganperikanan.
1. Persiapan Contoh
2. Pengkayaan
kepadatan populasi contoh. Inkubasi pada suhu 36C 1C selama 16 jam - 24 jam.
Tanpa mengocok tabung, ambil 1 ose dari setiap tabung yang positif (keruh)
pada setiap pengenceran sedalam 1 cm dari permukaan cairan dan goreskan ke dalam
TCBS agar. Inkubasikan TCBS agar pada suhu 36C 1C selama 18 jam -24 jam.
Amati keberadaan V. cholerae pada TCBS agar. Koloni V. cholerae besar, permukaan
halus, agak datar, bagian tengah buram, dan bagian pinggir terang, berwarna kuning
(sukrosa positif).
4. Pemurnian
Secara hati-hati ambil 3 koloni terduga atau lebih dari setiap TCBS agar,
goreskan ke dalam T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5 % (total mengandung NaCl
sebanyak 2 %). Inkubasikan selama 18 jam 24 jam pada suhu 360C 10C.
A. Uji oksidasi
Goreskan 1 ose dari T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5 % atau medium lain yang
tidak memfermentasikan karbohidrat ke dalam cawan Petri yang berisi TSA agar.
Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 18 jam 24 jam. Teteskan 2 3 tetes
pereaksi oksidase pada koloni bakteri dan amati hasil reaksinya. Reaksi positif
ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru tua pada koloni. Uji oksidase dapat juga
dari T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5 % ke atas permukaan kertas oksidase
menggunakan tusuk gigi (jangan menggunakan ose yang terbuat dari nikel atau
krom). Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru tua secara cepat.
Goreskan 1 ose dengan cepat dari T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5% ke dalam
cawan petri yang berisi TSA dengan rapat. Letakkan disk 0/129 10 g dan 150 g
pada goresan yang paling rapat dan inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 18 jam
terbentuknya zona di sekitar disk (S), sedangkan reaksi resisten ditandai dengan
g dan 150 g.
C. Triple Sugar Iron (TSI) agar dan Kliger Iron Agar (KIA)
Inokulasikan koloni dari T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5% dengan cara
menggores agar miring dan menusuk agar tegak media TSI agar dan KIA.
Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 18 jam 24 jam. V. cholerae menghasilkan
asam (warna kuning) pada agar miring, asam (warna kuning) pada agar tegak dan
tidak menghasilkan gas serta H2S. reaksi vibrio spp dalam beberapa media agar
V. cholerae K A A (K jarang) A
V. mimicus K A K (A jarang) A
V. parahaemolyticus K A K A
V. alginolyticus K A A A
K adalah alkaline
A adalah asam
Tabel. 1 Reaksi Vibrio spp dalam beberapa media agar miring yang berbeda
D. Uji ONPG
Untuk uji ONPG, gunakan kultur dari TSI atau media lain yang mengandung
lactose. Inokulasikan 1 ose kultur dari TSI ke dalam tabung yang berisi 0.5 ml larutan
physiological saline. Masukkan 1 disk ONPG lalu inkubasikan pada suhu 360C 10C
% dengan kultur T1N1 agar atau TSA + 1.5% NaCl. Tambahkan mineral oil steril
kuning (reaksi asam) pada tabung yang tidak ditambahkan dengan mineral oil,
tabung yang di tambahkan mineral oil. Asam mengubah media dari warna hijau
menjadi kuning.
E. Pewarnaan Gram
Buat pewarnaan gram dari setiap koloni terduga V. cholerae. Kultur diambil
dari TSA miring yang telah diinkubasikan selama 24 jam. Bakteri V. cholerae
reaksi V. cholerae yang khas (tabel 1). Goreskan kembali kultur dari T 1N1 agar atau
TSA + 1.5% NaCl ke TSA dan TSB. Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 18
jam 24 jam.
Inokulasikan 1 ose dari TSA + NaCI 1,5 % ke dalam media Urea. Inkubasikan
pada suhu 36C 1C selama 18 jam. Reaksi positif ditunjukan dengan perubahan
warna media dari orange menjadi merah muda. Vibrio cholerae tidak mempunyai
dekarboksilase
Inokulasikan kultur dari TSA 1.5% NaCl ke dalam 3 tabung media dasar
dalam 1 tabung control media dasar dekarboksilase yang tidak mengandung asam
Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 4 hari. Lakukan pengamatan setiap hari.
mengubah media menjadi ungu cerah (reaksi positif). Sedangkan reaksi fermentasi
glukosa menghasilkan asam dan mengubah media menjadi warna kuning (reaksi
negatif). Tabung control yang tidak mengandung asam amino berubah menjadi warna
kuning. V. cholerae menghasilkan reaksi negatif pada arginin, sedangkan pada media
lysine dan ornithin menghasilkan reaksi positif dan ornithin Decarboxylase positif.
ditambahkan NaCl 0%, 1%, 3%, dan 6% (T 1N0, T1N1, T1N3). Inkubasikan pada suhu
360C 10C, selama 18 jam 24 jam. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya
kekeruhan yang menunjukkan pertumbuhan. V. Cholerae dalam media T1N0 dan T1N3
(Tabel 2).
Inokulasikan 1 ose dari TSB yang telah diinkubasikan selama 24 jam kedalam
TSB yang telah dihangatkan dalam waterbath 42 0C. Inkubasikan pada suhu 420C
dalam waterbath selama 24 jam. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya kekeruhan
yang menunjukkan adanya pertumbuhan. V. cholerae mampu tumbuh pada suhu 420C
(tabel 2).
E. Uji Voges-Proskauer
Inokulasikan 1 ose dari TSA + 1.5 NaCl kedalam MR-VP Broth inkubasikan pada
suhu 360C 10C selama 2 hari. Pindahkan 1 ml dari setiap MR-VP broth yang
Tambahkan 0.6 ml larutan alpha naphtol dan 0.2 ml KOH 40 % lalu kocok.
Tambahkan sedikit kristal keratin untuk mempercepat reaksi. Kocok kembali dan
diamkan selama 2 jam. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna merah
muda sampai merah mirah delima (ruby) pada media V. cholerae menghasilkan reaksi
variabel.
Inokulasikan 1 ose dari TSA + 1.5 NaCl kedalam masing-masing 1 tabung Purple
Broth Base yang mengandung sucrose, lactose, D-mannitol, mannose, arabinosa atau
2 cm. Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 4 hari 5 hari dan lakukan
pengamatan setiap hari. Reaksi positif fermentasi karbohidrat menghasilkan asam dan
7. Uji serologi
Ambil 1 ose kultur dari T1N1 agar atau TSA + 1.5% NaCl yang telah
diinkubasikan selama 16 jam 24 jam dan letakkan di atas gelas preparat. Tetesi
denagn larutan saline 0.85% dan emulsikan. Letakkan 1 tetes antiserum Poly
demi sedikit dengan suspensi koloni sampai tercampur sempurna. Lakukan kontrol
kiri dan ke kanan dan amati reaksi penggumpalan pada latar belakang yang gelap
sebagai berikut:
Positif apabila terjadi penggumpalan pada larutan kultur dan tidak terjadi
kontrol.
8. Interpretasi Hasil
4 Oksidase Positif
7 VP Variabel
T1N0 = positif
T1N6 = negatif
11 ONPG Positif
Laporkan ada atau tidak vibrio cholerae berdasarkan uji biokimia dan serologi.
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja selama melakukan analisa maka
d) Bersihkan meja kerja sebelum dan sesudah malakukan analisa dengan bahan
desinfektan;
Hasil dari pengujian Vibrio cholerae pada ikan tuna beku disajikan pada tabel
berikut:
Hasil pengujian Vibrio cholerae pada ikan tuna ( Thunnus sp. ) beku disajikan
pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengujian Vibrio cholerae pada ikan tuna ( Thunnus sp. ) beku
Dari hasil magang didapatkan bahwa hasil dari pengujian Vibrio cholerae
pada sampel ikan tuna beku yang dilakukan di PPISHP Provinsi DKI Jakarta adalah
negatif sesuai dengan SNI 01-2332.4-2006. Ikan tuna yang diuji adalah ikan tuna
yang akan diekspor. Hasil negatif dari pengujian Vibrio cholerae pada ikan tuna beku
adalah karena dari pihak perusahaan sudah menetapkan HACCP sehingga tidak
Dasar dari suatu proses higine adalah kebersihan yang sangat penting
diterapkna karena dapat mencegah bakteri yang timbul dari kondisi yang kotor
Tujuan dari HACCP dalam industry pangan adalah untuk mencegah terjadinya