Anda di halaman 1dari 16

BAB IV HASIL

4.1 Keadaan Umum Lokasi Magang

4.1.1 Identitas Umum Laboratorium

Adapun identitas umum dari laboratorium UPT PPISHP DKI Jakarta yaitu

sebagai berikut:

Nama Laboratorium :UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil

Perikanan DKI-Jakarta.

Alamat : Jl. Raya Pluit Permai No. 1 Penjaringan Jakarta

Utara. Telp 021 6684224. fax 021 6692291

Email: labmutu_dki@yahoo.com

Status Tanah dan Bangunan : Milik Pemda Provinsi DKI Jakarta Bersertifikat

Nomor 35 Tahun 1985.

Status Akreditasi Terakhir : Akreditasi Nomor LP -018 IDN Tanggal berlaku

21 Feb 2013 s/d 20 Feb 2017.

Jenis Komoditi yang Diuji : Udang, Ikan (Tuna, Cakalang, Kakap, Meka,

Layur, Kerapu, Tenggiri, dan lain-lain).

Negara Tujuan : USA, Australia, UE, Asia, Korea, Malaysia,

Singapura. Afrika, dll).


4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Unit Pelaksaan Teknik Pusat Produksi Inspeksi dan

Sertifikasi Hasil Perikanan Provinsi DKI Jakarta, baik secara struktural (Peraturan

Gubernur Nomor 138 tahun 2010), maupun fungsional (Surat Keputusan Manajer

Puncak ) merupakan satu rangkaian yang saling berkaitan, bertanggung jawab dalam

melaksakan sistem manajemen mutu.

4.1.3 Profil PPISHP

Unit Pelaksanaan Teknik (UPT) Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil

Perikanan DKI-Jakarta secara operasional merupakan Unit Pelaksana Teknis PEMDA

DKI dibawah binaan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta dan secara

teknis di bawah binaan BKIPM dan Ditjen P2HP, Kementerian Kelautan dan

Perikanan. UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil Perikanan DKI-Jakarta

merupakan salah satu bagian dari pengembangan nasional yang bertujuan untuk

meningkatkan produksi dan mutu hasil perikanan, baik untuk memenuhi kebutuhan

pangan dan gizi bahan baku industri maupun ekspor hasil perikanan sekaligus

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat nelayan atau petani melalui

peningkatan pendapatan serta peningkatan ikan secara hiegenis.


UPT PPISHP telah mendapatkan Akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional

(KAN) sejak tahun 1997 dan telah diakreditasi kembali dengan nomor : LP-018-IDN

yang berlaku sampai dengan tanggal 20 Februari 2017.Saat ini sedang proses

Akreditasi Lembaga Inspeksi ISO/IEC 17020 : 2012 dan telah di Assesmen oleh Tim

dari KAN pada tanggal 13 14 Mei 2014.

Unit Pelaksanaan Teknik UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil

Perikanan memberikan layanan kepada kustemer dalam hal pengujian mutu terhadap

bahan baku, bahan pembantu, bahan tambahan dan produk akhir hasil perikanan

melalui metode pengujian meliputi tahap : pengambilan sampel sesuai dengan SNI

2326:2010 (sesuai Metode Pengambilan Contoh Produk Perikanan) atau

menyesuaikan persyaratan Negara Importir.

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium UPT PPISHP

Tugas UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil Perikanan DKI-

Jakarta adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanan

Anggaran (DPA) UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil

Perikanan.
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanan Anggaran (DPA) UPT Pusat Produksi

Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil Perikanan.


c. Pelaksanaan pengujian dan pengendalian standarisasi mutu serta keamanan

pangan hasil perikanan dan kelautan.


d. Penyusunan standarisasi pengujian mutu hasil perikanan.
e. Pelaksanaan pemberian informasi dalam bidang standarisasi mutu dan

keamanan pangan hasil perikanan dan kelautan.


f. Penyediaan, pemeliharaan, perawatan dan kalibrasi peralatan pengujian

laboratorium dan pengolahan hasil perikanan.


g. Pengambilan contoh terhadap bahan baku, bahan pembantu, bahan tambahan,

produk akhir, kemasan, serta pengecekan kelayakan peralatan yang digunakan

dalam proses pengujian dan pengolahan.


h. Pelaksanaan pengujian laboratorium secara organoleptik, kimia, fisika, dan

mikrobiologi terhadap bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, kemasan

serta pengecekan kelayakan peralatan yang digunakan.


i. Pelaksanaan pengujian terhadap produk impor hasil perikanan.
j. Pelaksanaan pelayanan pelatihan dan pembinaan pengujian mutu dan

pengolahan hasil perikanan.


k. Pelaksanaan sistem jaminan mutu hasil perikanan.
l. Penerbitan sertifikat mutu hasil perikanan.
m. Pengawasan persyaratan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan pada

proses produksi, pengolahan dan distribusi.


n. Pelaksanaan pengawasan sistem mutu dan keamanan hasil perikanan.
o. Pelaksanaan audit internal sistem mutu laboratorium.
p. Pelaksanaan surveillance dan monitoring pada kegiatan proses produksi,

pengolahan dan distibusi.


q. Pelaksanaan pengawasan penerapan Hazard Analysis Critical Control Point

(HACCP) pada proses produksi pengolahan dan distribusi.


r. Pelaksanaan penilaian dan pengawasan penerapan Good Handling Practices

(GHDP), Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP) dan Good

Distribution Practice (GDP) kegiatan perikanan.


s. Pelaksanaan penilaian dan pengawasan persyaratan dasar (pre-requisite

program), Good Manufacturing Practice (GMP) pada unit pengolahan dan

Good Laboratory Practices (GLP).


t. Pelaksanaan inspeksi pada unit produksi atau pengolahan dan menejer

termasuk sistem produksi, dokumen, penujian produk, asal dan tujuan, input

dan output dalam rangka melakukan verifikasi.


u. Pelaksanaan verifikasi dan validasi alpikasi metode prosedur, testing dan

evaluasi alat dan penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).
v. Pelaksanaan publikasi kegiatan UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi

Hasil Perikanan.
w. Pengolahan kepegawaian, keuangan dan barang.
x. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan.
y. Penyiapan bahan laporan dinas kelautan dan pertanian yang terkait dengan

pelaksanaan tugas dan fungsi UPT Pusat Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi

Hasil Perikanan.
z. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi UPT Pusat

Produksi Inspeksi Dan Sertifikasi Hasil Perikanan.

4.1.5 Visi dan Misi

Pusat Produksi Inspeksi dan Sertifikasi Hasil Perikanan memiliki visi yaitu,

Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan Hasil Perikanan Provinsi DKI Jakarta

Terdepan Dan Terpercaya.

Adapun misi dari Pusat Produksi Inspeksi dan Sertifikasi Hasil Perikanan yaitu,

1. Mengendalikan sistem jaminan mutu komoditi hasil perikanan tangkap,budidaya,

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.

2. Memberikan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan tangkap,

budidaya,pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.


3. Memberikanan pelayanan prima bagi pelaku usaha dan pemangku

kepentinganperikanan.

4. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi sumberdaya manusia otoritas

kompeten provinsi DKI Jakarta.

4.2 Pengujian Vibrio cholerae pada Ikan Tuna Beku

4.2.1 Prosedur Analisis

1. Persiapan Contoh

Timbang secara aseptis 25 g kemudian tambahkan 225 ml larutan Alkaline

Pepton Water (APW). Homogenasi selama 2 menit - 3 menit. Homogenat ini

merupakan larutan dengan pengenceran 1: 10.

2. Pengkayaan

Siapkan 1 set pengenceran dengan cara melarutkan 1 ml Homogenat yang telah

disiapkan kedalam 9 ml APW. Lakukan pengenceran sesuai dengan pendugaan

kepadatan populasi contoh. Inkubasi pada suhu 36C 1C selama 16 jam - 24 jam.

Goreskan larutan pengkayaan (APW) ke TCBS agar.

3. Isolasi Vibrio cholerae

Tanpa mengocok tabung, ambil 1 ose dari setiap tabung yang positif (keruh)

pada setiap pengenceran sedalam 1 cm dari permukaan cairan dan goreskan ke dalam

TCBS agar. Inkubasikan TCBS agar pada suhu 36C 1C selama 18 jam -24 jam.

Amati keberadaan V. cholerae pada TCBS agar. Koloni V. cholerae besar, permukaan
halus, agak datar, bagian tengah buram, dan bagian pinggir terang, berwarna kuning

(sukrosa positif).

4. Pemurnian

Secara hati-hati ambil 3 koloni terduga atau lebih dari setiap TCBS agar,

goreskan ke dalam T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5 % (total mengandung NaCl

sebanyak 2 %). Inkubasikan selama 18 jam 24 jam pada suhu 360C 10C.

5. Uji Biokimia Pendahuluan

A. Uji oksidasi

Goreskan 1 ose dari T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5 % atau medium lain yang

tidak memfermentasikan karbohidrat ke dalam cawan Petri yang berisi TSA agar.

Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 18 jam 24 jam. Teteskan 2 3 tetes

pereaksi oksidase pada koloni bakteri dan amati hasil reaksinya. Reaksi positif

ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru tua pada koloni. Uji oksidase dapat juga

dilakukan dengan menggunakan kertas oksidase denagn cara menggoreskan koloni

dari T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5 % ke atas permukaan kertas oksidase

menggunakan tusuk gigi (jangan menggunakan ose yang terbuat dari nikel atau

krom). Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru tua secara cepat.

B. Uji sensitifitas terhadap 0/129 vibriostat

Goreskan 1 ose dengan cepat dari T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5% ke dalam

cawan petri yang berisi TSA dengan rapat. Letakkan disk 0/129 10 g dan 150 g
pada goresan yang paling rapat dan inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 18 jam

24 jam. Amati pertumbuhan di sekitar disk. Reaksi sensitive ditunjukkan dengan

terbentuknya zona di sekitar disk (S), sedangkan reaksi resisten ditandai dengan

adanya pertumbuhan di sekeliling disk (R). V. cholerae sensitive terhadap 0/129 10

g dan 150 g.

C. Triple Sugar Iron (TSI) agar dan Kliger Iron Agar (KIA)

Inokulasikan koloni dari T1N1 agar atau TSA + NaCl 1.5% dengan cara

menggores agar miring dan menusuk agar tegak media TSI agar dan KIA.

Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 18 jam 24 jam. V. cholerae menghasilkan

asam (warna kuning) pada agar miring, asam (warna kuning) pada agar tegak dan

tidak menghasilkan gas serta H2S. reaksi vibrio spp dalam beberapa media agar

miring yang berbeda dapat dilihat pada tabel 1.


KIA TSI
Bakteri Agar Agar
Agar miring Agar tegak
miring tegak

V. cholerae K A A (K jarang) A

V. mimicus K A K (A jarang) A

V. parahaemolyticus K A K A

V. alginolyticus K A A A

V. vulnificus K atau A A K (jarang) A

A. hydrophilia K atau A A K atau A A

P. shigeloides K atau A A K atau A A

Sumber : BAM, FDA, 1998


CATATAN :

K adalah alkaline

A adalah asam
Tabel. 1 Reaksi Vibrio spp dalam beberapa media agar miring yang berbeda

D. Uji ONPG

Untuk uji ONPG, gunakan kultur dari TSI atau media lain yang mengandung

lactose. Inokulasikan 1 ose kultur dari TSI ke dalam tabung yang berisi 0.5 ml larutan

physiological saline. Masukkan 1 disk ONPG lalu inkubasikan pada suhu 360C 10C

selama 20 menit dengan 1 jam. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya

warna kuning pada media dalam tabung.

D. Uji Oksidatif Fermentatif (OF)

Inokulasikan 2 tabung ke dalam media OF yang telah ditambahkan glukosa 1

% dengan kultur T1N1 agar atau TSA + 1.5% NaCl. Tambahkan mineral oil steril

setinggi 1 cm 2 cm ke dalam salah satu tabung. Inkubasikan pada suhu 36 0C 10C

selama 1 hari - 2 hari. Reaksi oksidatif ditunjukkan dengan terbentuknya warna

kuning (reaksi asam) pada tabung yang tidak ditambahkan dengan mineral oil,

sedangkan reaksi fermentatif ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning pada

tabung yang di tambahkan mineral oil. Asam mengubah media dari warna hijau

menjadi kuning.

E. Pewarnaan Gram

Buat pewarnaan gram dari setiap koloni terduga V. cholerae. Kultur diambil

dari TSA miring yang telah diinkubasikan selama 24 jam. Bakteri V. cholerae

termasuk gram-negatif, berbentuk batang pendek atau koma.


6. Uji Biokimia Lanjutan

Lanjutkan pengujian apabila pada uji biokimia pendahuluan di atas ditemukan

reaksi V. cholerae yang khas (tabel 1). Goreskan kembali kultur dari T 1N1 agar atau

TSA + 1.5% NaCl ke TSA dan TSB. Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 18

jam 24 jam.

A. Uji hidrolisis Urea

Inokulasikan 1 ose dari TSA + NaCI 1,5 % ke dalam media Urea. Inkubasikan

pada suhu 36C 1C selama 18 jam. Reaksi positif ditunjukan dengan perubahan

warna media dari orange menjadi merah muda. Vibrio cholerae tidak mempunyai

kemampuan dalam menghidrolisis Urea (reaksi negatif).

B. Uji Arginin dihydrolase, lysine dekarboksilase, dan ornithin

dekarboksilase

Inokulasikan kultur dari TSA 1.5% NaCl ke dalam 3 tabung media dasar

dekarboksilase yang masing-masing mengandung arginin, lysine dan ornithin serta ke

dalam 1 tabung control media dasar dekarboksilase yang tidak mengandung asam

amino. Tambahkan masing-masing tabung dengan mineral oil setinggi 1 cm 2 cm.

Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 4 hari. Lakukan pengamatan setiap hari.

Reaksi dekarboksilase terhadap asam amino menghasilkan pH alkaline dengan

mengubah media menjadi ungu cerah (reaksi positif). Sedangkan reaksi fermentasi

glukosa menghasilkan asam dan mengubah media menjadi warna kuning (reaksi

negatif). Tabung control yang tidak mengandung asam amino berubah menjadi warna
kuning. V. cholerae menghasilkan reaksi negatif pada arginin, sedangkan pada media

lysine dan ornithin menghasilkan reaksi positif dan ornithin Decarboxylase positif.

C. Uji toleransi terhadap garam

Inokulasikan kultur dari TSB ke dalam masing-masing tryptone Broth 1 % yang

ditambahkan NaCl 0%, 1%, 3%, dan 6% (T 1N0, T1N1, T1N3). Inkubasikan pada suhu

360C 10C, selama 18 jam 24 jam. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya

kekeruhan yang menunjukkan pertumbuhan. V. Cholerae dalam media T1N0 dan T1N3

(Tabel 2).

D. Uji pertumbuhan pada suhu 420C

Inokulasikan 1 ose dari TSB yang telah diinkubasikan selama 24 jam kedalam

TSB yang telah dihangatkan dalam waterbath 42 0C. Inkubasikan pada suhu 420C

dalam waterbath selama 24 jam. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya kekeruhan

yang menunjukkan adanya pertumbuhan. V. cholerae mampu tumbuh pada suhu 420C

(tabel 2).

E. Uji Voges-Proskauer

Inokulasikan 1 ose dari TSA + 1.5 NaCl kedalam MR-VP Broth inkubasikan pada

suhu 360C 10C selama 2 hari. Pindahkan 1 ml dari setiap MR-VP broth yang

menunjukkan pertumbuhan ke dalam tabung reaksi ukuran 13 mm x 100 mm steril.

Tambahkan 0.6 ml larutan alpha naphtol dan 0.2 ml KOH 40 % lalu kocok.

Tambahkan sedikit kristal keratin untuk mempercepat reaksi. Kocok kembali dan
diamkan selama 2 jam. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna merah

muda sampai merah mirah delima (ruby) pada media V. cholerae menghasilkan reaksi

variabel.

F. Uji fermentasi karbohidrat

Inokulasikan 1 ose dari TSA + 1.5 NaCl kedalam masing-masing 1 tabung Purple

Broth Base yang mengandung sucrose, lactose, D-mannitol, mannose, arabinosa atau

cellebiose. Tambahkan masing-masing tabung dengan mineral oil steril setinggi 1 cm

2 cm. Inkubasikan pada suhu 360C 10C selama 4 hari 5 hari dan lakukan

pengamatan setiap hari. Reaksi positif fermentasi karbohidrat menghasilkan asam dan

mengubah media menjadi kuning (tabel 2)

7. Uji serologi

Ambil 1 ose kultur dari T1N1 agar atau TSA + 1.5% NaCl yang telah

diinkubasikan selama 16 jam 24 jam dan letakkan di atas gelas preparat. Tetesi

denagn larutan saline 0.85% dan emulsikan. Letakkan 1 tetes antiserum Poly

Hikojima Inaba-Ogawa disamping suspensi koloni. Campurkan anti serum sedikit

demi sedikit dengan suspensi koloni sampai tercampur sempurna. Lakukan kontrol

dengan menggunakan larutan saline dan antiserum. Goyangkan campuran tersebut ke

kiri dan ke kanan dan amati reaksi penggumpalan pada latar belakang yang gelap

sebagai berikut:

Positif apabila terjadi penggumpalan pada larutan kultur dan tidak terjadi

penggumpalan pada larutan kontrol.


Negatif apabila tidak terjadi penggumpalan baik pada larutan kultur maupun larutan

kontrol.

8. Interpretasi Hasil

Tabel 2 Karakteristik minimal uji biologi untuk identifikasi V. cholerae

No Jenis Uji Interpretasi hasil


.

1 Morfologi Gram-negatif, bentuk batang atau koma

Agar miring: asam (kuning)


2 TSI
Agar tegak: asam (kuning)

Oksidatif / fermentative (media Oksidatif positif dan


3
OF) fermentative positif

4 Oksidase Positif

5 Agrinin Dehidrolase Negatifif

6 Lysine Dekarboksilase Positif

7 VP Variabel

8 Pertumbuhan pada suhu 420C Positif

T1N0 = positif

9 Halophilik T1N3 = positif

T1N6 = negatif

10 Fermentasi Sucrosa Positif

11 ONPG Positif

12 Fermentasi Arabinose Negatif

13 Sensitiitas terhadap O/129 Sensitif (S) terhadap 10 g dan 150 g


9. Pelaporan Hasil

Laporkan ada atau tidak vibrio cholerae berdasarkan uji biokimia dan serologi.

10. Keamanan Dan Keselamatan Kerja

Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja selama melakukan analisa maka

perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan analisa;

b) Gunakan jas lab dan masker selama melakukan analisa;

c) Lakukan analisa di dalam laminar air flow;

d) Bersihkan meja kerja sebelum dan sesudah malakukan analisa dengan bahan

desinfektan;

e) Bersihkan segera contoh yang tercecer dan mengandung bakteri dengan

menggunakan bahan desinfektan;

f) Media yang sudah digunakan disterilkan terlebih dahulu sebelum dicuci.

4.2.2 Hasil Pengujian Vibrio cholerae pada Ikan Tuna Beku

Hasil dari pengujian Vibrio cholerae pada ikan tuna beku disajikan pada tabel

berikut:

Hasil pengujian Vibrio cholerae pada ikan tuna ( Thunnus sp. ) beku disajikan
pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengujian Vibrio cholerae pada ikan tuna ( Thunnus sp. ) beku

No Tanggal Kode Sampel Standar Hasil

1 14-01-2016 97.MS.TN Negatif Negatif

2 14-01-2016 111.1.MB.TN Negatif Negatif

3 14-01-2016 110.MB.TN Negatif Negatif

4 15-01-2016 127.MB.TN Negatif Negatif

5 19-01-2016 193.MB.TN Negatif Negatif

Dari hasil magang didapatkan bahwa hasil dari pengujian Vibrio cholerae

pada sampel ikan tuna beku yang dilakukan di PPISHP Provinsi DKI Jakarta adalah

negatif sesuai dengan SNI 01-2332.4-2006. Ikan tuna yang diuji adalah ikan tuna

yang akan diekspor. Hasil negatif dari pengujian Vibrio cholerae pada ikan tuna beku

adalah karena dari pihak perusahaan sudah menetapkan HACCP sehingga tidak

terdapat bakteri Vibrio cholerae pada ikan tuna.

Dasar dari suatu proses higine adalah kebersihan yang sangat penting

diterapkna karena dapat mencegah bakteri yang timbul dari kondisi yang kotor

sehingga mencegah terjadinya kontaminan.

Tujuan dari HACCP dalam industry pangan adalah untuk mencegah terjadinya

bahaya sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen pada pasar ekspor.

Anda mungkin juga menyukai