Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam

menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

pada sektor kesehatan (Kemenkes RI, 2010). Tinggi rendahnya AKI di suatu

dijadikan sebagai indikator yang menggambarkan besarnya masalah

kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dan sumber daya di suatu

(Kementerian Kesehatan RI, 2011). AKI merupakan salah satu target yang

telah ditentukan dalam tujuan Silver Development Goals (SDG’s) yang kelima

yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Target yang akan dicapai sampai tahun

2015 adalah mengurangi sampai . risiko jumlah kematian ibu. Pemerintah

khususnya Kementrian Kesehatan (Kemenkes) masih dituntut bekerja keras

menurunkannya hingga tercapai target MDG’s yang kelima yaitu menurunkan

AKI menjadi 102 dari 100.000 pada tahun 2015 (Depkes, 2010)

United Nations International Children’s Emergency Found (UNICEF)

(2012) menyatakan bahwa setiap tahun hampir 10.000 wanita meninggal

karena masalah kehamilan dan persalinan. Kehamilan sebagai keadaan yang

fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan

janin (Mansjoer, 2001). Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibu

meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1% diantaranya

dikarenakan oleh pre eklampsia dan eklampsia (Manuaba, 2007).


2

Menurut WHO bahwa pervalensi ibu hamil di seluruh dunia yang

mengalami anemia sebesar 41,8%. WHO memperkirakan jumlah penderita

anemia di seluruh dunia mendekati angka 2 milyar dan 50% dari jumlah

tersebut berhubungan dengan defisiensi zat besi (WHO, 2011). Pada tahun

2014 prevalensi anemia pada wanita menunjukkan bahwa 38% atau 32,4%

juta wanita hamil mengalami anemia. Pada tahun 2015 prevalensi anemia

menunjukan penurunan sebesar 23% wanita yang mengalami anemia (WHO,

2015). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

(Hb) < 11 gr% pada trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar

hemoglobin < 10,5 gr%. Anemia kehamilan di sebut “potentional danger to

mother and child” (potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah

anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam

pelayanan kesehatan (Bobak, 2005; Manuaba, 2010). Penyebab anemia pada

ibu hamil adalah kekurangan zat besi dalam tubuh. Anemia defisiensi zat besi

merupakan anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi, asam folat dan

vitamin B12 di karenakan asupan yang tidak adekuat atau ketersediaan zat

besi yang rendah. (Alleyne M, Horne MD, & Miller JL, 2008; Brown LS,

2010).

Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi karena pada

kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan

produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah

merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam

proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit


3

sehingga penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi

(Cunninggham et al., 2013; Winkjosatro H, 2009).

Pengaruh anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal jika tidak segera

di atasi di antaranya dapat menyebabkan keguguran, partus prematus, inersia

uteri, partus lama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan serta syok.

Sedangkan pengaruh anemia terhadap hasil kosepsi diantaranya dapat

menyebabkan keguguran, kematian janin dalam kandungan, kematian janin

waktu lahir, kematian perinatal tinggi, prematuritas dan cacat bawaan

(Agarwal KN, Gupta V, & Agarwal S, 2013; Kalaivani, 2009; Melku M, Assis

Z, Alem M, & Enawgaw B, 2014).

Anemia kehamilan dapat dipengaruhioleh gravida. Hasil penelitian

Ridayanti (2012), menyebutkan bahwa ibu hamil primigravida yang

mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6% sedangkan ibu multigravida yang

mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal tersebut disebabkan ibu

primigravida belum mempunyai pengalaman untuk menjaga kesehatan

kehamilan dari kehamilan sebelumnya karena baru pertama kali hamil (Farsi

Y et al., 2011)

Status ekonomi juga dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Liow (2012), bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pendapatan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa, anemia pada ibu hamil lebih besar

dialami oleh keluarga yang berpandapatan rendah dibandingkan dengan

keluarga yang berpendapatan tinggi. Pendapatan berkaitan erat dengan status

ekonomi. Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya


4

pembelian makanan sehari-hari sehingga mengurangi jumlah dan kualitas

makanan ibu perhari yang berdampak pada penurunan status gizi. (Thompson

B, 2008). Kebutuhan zat besi ibu hamil pada trimester I relatif sedikit yaitu 0,8

mg sehari, kemudian meningkat tajam pada trimester II-III hingga 6,3 mg

sehari. Konsumsi tablet Fe sangat di anjurkan untuk ibu hamil karena dapat

meningkatkan zat besi (WHO, 2012).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, prevalensi ibu

hamil dengan anemia di Indonesia sebesar 37,1%. Menurut Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) tahun 2015 angka ibu hamil dengan anemia di Indonesia

yaitu sebesar 40%. Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Propinsi

Sumatera Barat berdasarkan Survei Pemantauan Status Gizi (PSG) yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Propinsi kasus kejadian anemia pada ibu

hamil sebanyak 43.1%. Sedangkan dari 11 Kecamatan yang ada di Kota

Padang pada Puskesmas Ambacang mengalami kasus anemia terbanyak yakni

sebesar 22,1%.

Setelah peneliti melalukan survei awal di Puskesmas Ambacang dimana

dari 10 ibu hamil yang ditemui, 7 responden ibu hamil mengalami anemia dan

3 responden ibu hamil tidak mengalami anemia. Hal ini dikarenakan dua

faktor yaitu ekonomi keluarga yang kurang, dan rata-rata ibu multigravida.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik menuangkan

kedalam sebuah karya tulis ilmiah dengan judul “Hubungan status ekonomi

dan gravida dengan kejadian anemia pada Ibu hamil di Puskesmas

Ambacang”
5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan status ekonomi dan gravida

terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Ambacang

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status

ekonomi dan gravida terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Ambacang

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah untuk:

a. Mengetahui distribusi frekuensi status ekonomi ibu hamil di

Puskesmas Ambacang

b. Mengetahui distribusi frekuensi gravida pada ibu hamil Puskesmas

Ambacang.

c. Mengetahui hubungan status ekonomi dan gravida terhadap kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Ambacang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk

melakukan identifikasi faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu

hamil, serta dapat dipergunakan untuk memberikan upaya promotif dan

preventif pada masyarakat mengenai kejadian anemia pada ibu hamil


6

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan

mengenai berhubungan status ekonomi dan gravida dengan kejadian anemia

pada ibu hamil

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan acuan bagi peneliti lain untuk

meneliti tentang anemia pada ibu hamil secara lebih mendalam.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan

pendekatan crossectional. Variabel independent yang diteliti adalah status

ekonomi,dan gravida, sedangkan variabel dependent dalam penelitian ini

adalah kejadian anemia. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu

hamil di Ambacang Jumlah sampel 65 orang. Kegiatan penelitian ini

dilaksanakan pada Januari-Mei 2017. Intrumen yang digunakan adalah status

ekonomi dan gravida pada ibu hamil dan uji statistik yang digunakan adalah

uji chi square.


7

F. Keaslian Penelitian

No Judul, Nama dan tahun Sasaran Variabel yang diteliti Metode Hasil
1 Hubungan antara Anemia pada kehamilan merupakan masalah karena Karakteristik sesuatu yang khas atau mencolok dari survey Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karkateristik ibu hamil mencermin kan nilai kesejahteraan sosial ekonomi seseorang ataupun sesuatu hal. ciri-ciri karakteristik analitik karakteristik umur dengan anemia (p=
dengan kejadian anemia masyarakat dan berpengaruh sangat besar terhadap individu yang terdiri dari demografi seperti jenis 0,079), pendidikan dengan anemia
di puskesmas Tuminting sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan kelamin, umur, serta status sosial, tingkat (p=0,012), pendapatan keluarga dengan
Kota Manado, Liza survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi anemia (p=0,002), paritas dengan anemia
Stepyani tahun 2016 dilakukan pada bulan agustus – oktober tahun 2016 di (pendapatan) (p=0,178).
Puskesmas Tuminting Kota Manado

2 Hubungan Anemia Dan Karakteristik ibu hamil yang anemia dan hubungannya distribusi karakteristik ibu hamil yang anemia dan Analitik Hasil jumlah ibu hamil anemia dengan
Karakteristik Ibu Hamil dengan anemia dalam kehamilan hubungannya dengan anemia dalam kehamilan. dengan kadar Hb 7-9,9 gr% sebanyak 76,9%.
Di Puskesmas Alianyang pendekat Kelompok usia terbanyak adalah
Pontianak, Nurhayati an cross kelompok usia reproduksi sehat sebanyak
Nasyidah (2011) sectional 74,4%. Kelompok gravida terbanyak
adalah multigravida sebanyak 52,6%.
Kelompok usia kehamilan terbanyak pada
trimester II sebanyak 52,6%. Kelompok
jarak kehamilan terbanyak pada
kelompok hamil pertama kalinya
sebanyak 44,9%. Kelompok tingkat
pendidikan terbanyak pada tingkat rendah
sebanyak 56,4%. Kelompok total
pendapatan keluarga terbanyak pada total
pendapatan rendah sebanyak 53,8%.
Kelompok frekuensi ANC terbanyak pada
K1 sebanyak 30,8%. Kelompok tingkat
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada
tingkat cukup sebanyak 53,8%
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kejadian Anemia

1. Pengetian

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,

baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya.

Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran

(abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan otot

rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan

karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik

saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat (<4 gr%)

dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat

menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro,

2007).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr

% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2

(Cunningham. F, 2005). Anemia yang paling sering dijumpai dalam

kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya

asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan

kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar

dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar

40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak


9

kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan.

Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan

zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun

menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk

menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya

(Mardliyanti, 2006).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr

% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

wanita tidak hamil, terjadi karena hemodulasi, terutama pada trimester 2

(Cunningham. F, 2005). Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester I dan III atau kadar lebih

kecil 10,5 gr % pada trimester II (Cunningham,, 2005). Anemia pada

kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, menurut WHO

kejadian anemia hamil berkisar antara 20 % sampai dengan 89 % dengan

menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Hb 9 – 10 gr % disebut anemia

ringan. Hb 7 – 8 gr % disebut anemia sedang. Hb < 7 gr % disebut anemia

berat (Manuaba, 2010).

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah

(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak

mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan

(Wasnidar, 2007:30).
10

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,

baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya.

Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran

(abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan otot

rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan

karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik

saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat (<4 gr%)

dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat

menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro,

2007)

2. Anemia Fisiologi Dalam Kehamilan

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami

hemodelusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 %

yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah

peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 %

(Manuaba, 2010).

3. Patofisiologi

Anemia adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kekurangan zat

besi dan biasanya terjadi secara bertahap (Zulhaida Lubis, 2003).

a. Stadium 1

Kehilangan zat besi melebihi ukuran, menghabiskan cadangan dalam

tubuh terutama disumsum tulang.

b. Stadium 2
11

Cadangan zat besi yang berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan

membentuk sel darah merah yang memproduksi lebih sedikit

c. Stadium 3

Mulai terjadi anemia kadar hemoglobin dan haemotokrit menurun

d. Stadium 4

Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi

dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah

merah baru yang sangat kecil (Mikrositik)

e. Stadium 5

Semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia maka timbul

gejala - gejala karena anemia semakin memburuk (Anonim, 2004). Ibu

hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel

darah merah dan membentuk sel darah merah, janin dan plasenta.

Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan

kebutuhan Fe dan zat besi (Zulhaida Lubis, 2003).

4. Faktor Resiko Anemia dalam kehamilan

Selama kehamilan terjadi hemodilusi (hydremi kehamilan), yang

dapat mengakibatkan anemia secara fisiologis pada ibu hamil. Tubuh

mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah darah meningkat

sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan

besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin. Hemoglobin adalah protein

dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke sel-sel lain dalam

tubuh. Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi

dengan bayinya. Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30% lebih


12

banyak dari pada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat

besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan

untuk membuat darah ekstra. Banyak wanita mengalami defisiensi besi

pada trimester kedua dan ketiga. Ketika tubuh membutuhkan lebih banyak

zat besi dibandingkan dengan yang telah tersedia, maka dapat berpotensi

terjadinya anemia (Proverawati, 2011).

Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama

kehamilan jika: (1) mengalami dua kemailan yang berdekatan, (2) hamil

dengan lebih dari satu anak, (3) sering mual dan munta kaerna sakit pagi

hari, (4) tidak mengkonsumsi cukup zat besi, (5) mengalami menstruasi

berat sebelum kehamilan, (6) hamil saat masih remaja, (7) kehilangan

banyak darah (misalnya dari cedera atau selama operasi) (Proverawati

2011).

Penyebab paling umum dari anemiapada kehamilan adalah faktor

gizi terutama kekurangan konsumsi protein dan zat besi. Selain faktor

tersebut anemia juga dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari dalam diri

individu dan faktor sosial budaya (James, 2007). Faktor yang berasal dari

dalam individu adalah faktor karakteristikyang melekat pada diri ibu

sendiri seperti usia ibu saat hamil, pendidikan ibu, suku, pekerjaan,

jumlah anak yang dilahirkan, status gizi. Sedangkan faktor sosial budaya

seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tindakan.

5. Gajala dan tanda Anemia

Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya,

kelelahan, kelelahan, kelemahan, pusing, dispnea ringan dengan tenaga).


13

Gejala dan tanda lain mungkin termasuk pucat dan jika terjadi anemia

berat, akan mengalami takikardi atau hipotensi. Anamia meningkatkan

resiko kelahiran prematur dan infeksi ibu pospartum. Banyak gejala

anemia selama kehamilan juga gejela (1) merasa lelah atau lemah, (2) kulit

pucat progresif dari kulit, (3) denyut jantung cepat, (4) sesak napas, (5)

konsentrasi tergangunggu (Proverawati 2011)

6. Diagnosa

Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah karena

kekurangan zat besi (Anemia Defisiensi Besi). Penyebabnya biasanya

asupan makanan tidak memadai (terutama pada anak perempuan remaja),

kehamilan sebelumnya atau kehilangan normal secara berulang zat besi

dalam darah haid (yang setiap bulan dan dengan demikian mencegah

penyimpnan zat besi) (Proverawat, 2011)

Biasanya pemerikasanaan Hct adalah < 30% dan MCV adalah < 79

fl. Penurunan kadar besi dan feritin serum dan peningkatan tranferin

mengkonfirmasikan diagnosisi

7. Pengobatan

Pemberian Ferrous sulfat peroral 325 mg sekali/hari. Satu tablet

ferrous diminim pada siang haru 325-mg, biasanya cukup efektif.

Peningkatan dosis sering menyebabkan efek samping pada saluran

pencernaan, terutama sebelit, dan satu dosis menghambat penyerapan

doses berikutnya sehingga mengurangi persentase asupan. Sekitar 20%

wanita hamil tidak cukup menyerap zae besi tambahan, beberapa dari

mereka memerlukan terapi parenteral, biasanya deksrtan besi. Beberapa


14

nama dagang misalanya IMFERON 100 mg mg IM setiap hari dengan

total > 1000 mg selama 3 minggu . Hct atau HB diukur mingguan untuk

menentukan respon, jika suplement zat besi tidak efektif, harus dicurigai

kekurangan folat yang terjadi bersaaan. Neonatus dari ibu dengan anemia

kekurangan zat besi biasanya memiliki dan kebutuhan untuk awal

suplemen zat besi (Proverawat, 2011)

8. Pencegahan Anamia

Pencegahan anemia pada ibu hamil mengkonsumsi nutrisi yang

baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang

hamil atau mencoba menjadi hamil. Makan makanan yang tinggi

kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, seral,

telur dan kacang tanah) dapat membantu memaksimalkan bahwa tubuh

menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik,

pemberian vitamin untuk mamastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam

besi dan folat, pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi

setiap hari, jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat

diobati dengan mengambil suplement zat besi dan pastikan bahwa wanita

hamil dicek pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan

anemia ((Proverawati 2011)

Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu,

wanita hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama

kehamilan bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi

hemoglobin ibu, atau untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Ibu

yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak
15

mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi

kembali simpanan zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga

suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Depkes,

2008)

B. Status Ekonomi

1. Pengertian

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan

seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi,

gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya.

Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup

keluarga. Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di

masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat

dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok. Dan

dapat dilihat pada indikator sebagai berikut:

a. Kurang : <Rp 647.500,-

b. Cukup : > Rp 647.500,-s/d Rp 1000.000,-

c. Baik :> Rp 1000.000,-

sumber Arisman, (2007).

Status ekonomi yang baik dan status sosial yang baik sangat

mempengaruhi seorang ibu dalam memilih makanannya (Arisman, 2007).

Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan

dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi

kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan


16

tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin

terpantau (Proverawati, 2009;Asfuah, 2009).

2. Hubungan Status Ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil

Antara pertumbuhan ekonomi dengan kesehatan terdapat hubungan

yang erat, orang yang mempunyai status kesehatan yang baik

memungkinkan untuk menghasilkan jasa yang bernilai ekonomi tinggi,

sebaliknya orang yang memiliki status kesehatan yang buruk akan

kehilangan waktu yang bisa mengakibatkan kerugian tinggi pula

(Adisaswito, 2012).

C. Gravida

1. Devinisi Gravida

Gravida adalah wanita hamil (Dorland, 2002).Gravida merupakan

salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan

notasi G-P-Ab, di mana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P

menyatakan jumlah paritas, dan Ab menyatakan jumlah abortus.

2. Klasifikasi Gravida

Berdasarkan jumlahnya, kehamilan seorang wanita dapat dibedakan

menjadi:

a. Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya

(Dorland, 2002). Status paritasnya G1 P0Ab0

b. Multigravida adalah seorang perempuan yang telah hamil beberapa

kali. Juga ditulis gravida II, III, dst., bergantung pada jumlah

kehamilan (Dorland, 2002).

3. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan


17

Beberapa perubahan fisiologi selama kehamilan adalah:

a. Sistem Kardiovaskular

Estrogen dan progesteron menyebabkan relaksasi otot polos pembuluh

darah sehingga terjadi vasodilatasi menurunkan resistensi vaskular

perifer sebesar 20% (Heidemann, 2005).Pada minggu ke-5 cardiac

outputakan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi

resistensi vaskular sistemik. Peningkatan cardiac output selama

kehamilan tidak akan menyebabkan kenaikan tekanan darah kecuali

jika terjadi preeklampsia (Williams, 2010).

b. Sistem Respirasi

Selama kehamilan, ventilasi meningkat sejak trimester pertama. Total

peningkatan adalah 40% (Williams, 2010). Frekuensi pernapasan

hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volum

tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit

akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan ini

mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir

seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo,

2008).

c. Sistem Genitourinari

Aliran darah ginjal dan GFR (Glomerulus Filtration Rate) meningkat

10- 20% sebelum menstruasi.Jika terjadi kehamilan, corpus luteum

menetap dan perubahan hemodinamik ini berlangsung terus. Pada usia

16 minggu gestasi, level GFR 55% di atas ambang wanita tidak hamil

(Williams, 2010).
18

4. Hubungan status ekonomi dan gravida terhadap kejadian anemia


pada ibu hamil

Pendapatan berkaitan erat dengan status ekonomi yang mana hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Krainanis (2011) menjelaskan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara status ekonomi

dengan kejadian anemia dengan nilai p = 0,003 di UPTDK

Puskesmas Desa Baru.

Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya

lokasi dan untuk pembelian makanan sehari-hari sehingga mengurangi

jumlah dan kualitas makanan ibu perhari yang berdampak pada

penurunan status gizi. Gangguan gizi yang umum pada perempuan

adalah anemia, karena secara fisiologis mengalami menstruasi tiap

bulan. Sumber makanan yang diperlukan untuk mencegah anemia

umumnya berasal dari sumber protein yang lebih mahal, dan sulit

terjangkau oleh mereka yang berpenghasilan rendah. Kekurangan

tersebut memperbesar risiko anemia pada remaja dan ibu hamil serta

memperberat risiko kesakitan pada ibu dan bayi baru lahir. Anemia

berperan terhadap tingginya angka kematian ibu hamil dan semakin

meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan (Purwanto,

2012)

Penelitian yang dilakukan oleh Fifi M. Lion (2012) Hasil penelitian

yang telah diperoleh menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat

pendapatan keluarga dari ibu yang berada di Desa Sapa akan

mendorong kemampuan daya beli pangan dari keluarga dalam


19

memenuhi kebutuhan asupan zat gizi keluarga, semakin tinggi

pendapatan keluarga diharapkan semakin mampu keluarga untuk

memenuhi kebutuhan pangan dari setiap anggota keluarga tersebut

yang dalam hal ini termasuk ibu hamil yang merupakan salah satu

anggota keluarga yang rawan akan kebutuhan gizi.

D. Kerangka Teori
1. Kurang:<Rp647.500,
2. Cukup:>,Rp
1. Status 647.500,- s/d Rp
Ekonomi 1.000.000,
3. Baik:>Rp.1.000.000

Kajadian Anemia
pada ibu hamil
Primigravida
1. Gravida 3. Status

multigravid
a

E. Kerangka Konsep
Terjadinya anemia tersebut hanya sebagian yang diteliti sesuai dengan data

yang ada dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti. Data

tersebut merupakan data primer dari hasil kuisioner dan sekunder dari status

ibu di puskesmas maka variabel yang diginakan disesuaikan dengan data yang

ada. Sebagai variabel dependen adalah anamia pada ibu hamil. Sedangkan

variabel independen dilihat dari adalah status ekonomi,dan gravida,.

Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah:

Variabel Idependen Variabel Dependen

1. Status Ekonomi Kajadian Anemia pada ibu


2. Gravida Primigravida

Gambar 1 Kerangka Konsep


20

F. Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara Hasil Skala
ukur Ukur Ukur

1 Status Status ekonomi adalah Kuisioner Pengko 1. Kurang:<


Rp647.5
Odinal
Ekonomi keadaan ekonomi dean 00,-
keluarga diukur dengan pada 2. Cukup:>,R
jumlah rupiah Angket p
647.500,-
pendapatan/ s/d Rp
penghasilan 1.000.000
rata-rata perbulan, 3. Baik:>Rp.
1.000.000
berdasarkan upah
minimal rata-rata
Kabupaten Demak

2 Gravida Gravida merupakan Kuisioner Pengko 1.Primigr Odinal


salah satu komponen dean avida
dari status paritas yang pada 2.Multigr
sering dituliskan Angket avida
dengan notasi G-P-Ab,
di mana G menyatakan
jumlah kehamilan

BAB III
21

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross

Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2017 di

puskesmas Ambacang

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunti, 2010)

berdasarkan pengertian ini populasi dalam penelitian ini adalah dalam

penelitian ini adalah semua ibu hamil di Puskesmas Ambacang, berjumlah

183 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti,

dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2010). Supaya

jumlah sampel yang digunakan representative dengan populasi, maka

jumlah sampel yang digunakan dihitung dengan menggunakan rumus

tertentu Slovin( Notoatmodjo.2003).


22

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64,66 orang

dibulatkan menjadi 65 orang. Teknik sampel diambil dengan cara

purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri

atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun sampel

dalam penelitian ini adalah sebagaian ibu hamil yang mengalami anemia

berjumlah sebanyak 65 orang di puskesmas Ambacang:

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas Ambacang Puskesmas Ambacang

Kota Padang dan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2017 .

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah status sosial

ekonomi dan Gravida

2. Variabel Terikat

Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian anemia ibu

hamil.
23

E. Jenis Data

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan ibu

hamil yang meliputi status sosial ekonomi dan Gravida.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dengan cara mengutip langsung dari

rekam medis, buku KIA yang meliputi identitas, riwayat kehamilan,

riwayat persalinan, riwayat kesehatan

F. Teknik Pengumpulan Data

Data karakteristik ibu hamil diperoleh melalui wawancara dan penyebaran

kuisioner kepada ibu hamil yang meliputi ststus ekonomi dan gravida.

G. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul kemudian data akan diolah melalui beberapa

tahapan sebagai berikut:

1. Editing Data (penyunting data)

Pada tahap ini data yang telah terkumpul kemudian di edit terlebih dahulu

dengan cara diperiksa kelengkapan pengisian kuisioner dan menglarifikasi

jawaban dari siswi. Karena kesalahan dalam pengisian kuisioner akan

menghambat proses pengolahan data

2. Koding Data (pemberian kode)

Pada tahap ini data yang sudah di edit, akan diberikan kode pada setiap

variabel jawaban yang diberikan, misalnya dengan mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan, hal ini

dilakukan untuk memudahkan dalam proses pengolahan data.


24

a. Status Sosial Ekonomi

a. Kurang:<Rp647.500,-

b. Cukup:>,Rp 647.500,- s/d Rp 1.000.000,-

c. Baik:>Rp.1.000.000

b. Gravida

1) Primigravida Kode 1

2) Multigravida Kode 2

c. Anemia

1) Anemia Kode 1

2) Tidak anemia Kode 2

3. Entry Data (pemasukan data)

Data yang telah di edit dan diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam

komputer dengan menggunakan program komputerisasi dan diberikan skor

penilaian pada variabel-variabel yang dimasukkan.

4. Cleaning Data (pembersihan data)

Setelah data di entry data kemudian di cek dengan melihat distribusi

frekuensi dari variabel-variabel dan menilai dari aspek kelogisannya. Hal

ini dilakukan juga mengetahui ada atau tidaknya kesalahan dalam

pengenterian data.

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dua tahap yaitu :

1. Univariat
25

Analisa data yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskripsi secara univariat tentang status ekonomi dan

gravida yang meliputi nilai min, max, rata-rata, standar devisiasi dan

distribusi frekuensi.

2. Bivariat

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel independen

(katagorik) dengan variabel independen (katagorik) dapat digunakan Uji

Kai Kuadrat aatau Chi Square.


26

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal KN, Gupta V, & Agarwal. S. 2013. Kalaivani, 2009. Melku M, Assis Z,.
Alem M, & Enawgaw B, 2014.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka


Cipta
Atikah Provirawati. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Jakarta: Numed
Aziz Alimun Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika
Cunningham, F G,dkk., 2005. Obstetri Williams Volume I. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Data penduduk sasaran program


pembangunan kesehatan 2007-2011. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2008

Devi Kurniasan, dkk. 2015. Hubungan Usia, Paritas dan Diabetes Mellitus Pada
Kehamilan dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal Kesehatan
Holistik Vol 9, No.3 Juli 2015: 142-150

Http: //ridwanamiruddin. wordpress.com /2007/12/08/ hipertensi-dan Penyusunan


Skala Psikologis, Pustaka Mahal, Yogyakarta.

James Allington, Steven J. Spencer, Julius Klein, Meghan Buell, David J.


Reinkensmeyer, James Bobrow. (2011) Supinator Extender (SUE): A
Pneumatically Actuated Robot for Forearm/Wrist Rehabilitation after
Stroke. 33rd Annual International Conference of the IEEE EMBS Boston,
August 30 - September 3, 2011 Massachusetts USA.

Lubis, Zulhaida. 2005.Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi
Yang Dilahirkan. http://tumoutou.net.

G
Kusmirah, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta
Selatan: Salemba Medika
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta
: EGC

Mardliyati, E. 2006.Fortifikasi Garam dengan Zat Besi, Strategi Parktis dan


Efektif Menanggulangi Anemia Gizi Besi. http:// farmasi .ums.ac.id
/content/ artikel/200 80412/fortifikasi-garam-dengan-zat-besi-strategi-
praktis-dan-efektif--> fortifikasi.
27

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:


Rineka Cipta
Wasnidar, dkk. 2007. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info
Media

Wiku Adisasmito. 2012. Sistem Kesehatan.Jakarta: Raja Grafindo Persada

WHO. (2011). Top. 10. Causes of. Death. www. who. int/ mediacentre /factsheets
/fs310/en/ diakses 25 April 2014. GBD

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina

Anda mungkin juga menyukai