Hubungan Pengetahuan Siswa Tentang Dampak Rokok Terhadap Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 44

HUBUNGAN PENGETAHUAN

SISWA TENTANG DAMPAK ROKOK


TERHADAP KESEHATAN DENGAN
PERILAKU MEROKOK SISWA DI
SAN 1 GUNUNG TULEH PASAMAN
BARAT
TAHUN 2023
Oleh
ISHARNI

1912142010035
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan fase antara masa
kanak-kanak dan dewasa dalam rentang usia
antara 10 hingga 19 tahun ( WHO, 2022).
Remaja menurut UU Perlindungan Anak
adalah seseorang yang berusia antara 10-18
tahun dan merupakan kelompok penduduk
Indonesia dengan jumlah yang cukup
besar (hampir 20% dari jumlah penduduk).
Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi, baik dari perubuhan fisik

maupu psiologis Perubahan fisik dan hormonal pada masa

remaja menyebabkan terjadinya suatu ketegangan atau menyebabkan

munculnya stressor akibat adanya proses adaptasi terhadap kondisi yang

baru (Annisavitry & Budiani, 2017). Ketika remaja tidak mampu mengatasi

konflik yang dihadapi secara konstruktif, maka konflik tersebut akan diikuti

dengan emosi yang bersifat negatif yang tidak sesuai dengan prinsip moral

sebagai upaya adaptasi terhadap terjadinya konflik, sehingga perilaku

remaja menjadi tidak terkendali. Selain itu, perilaku remaja yang tidak

terkendali dapat menyebabkan terhambatnya pencapaian tugas

perkembangan remaja (Yunalia & Etika, 2020).


Menurut Risma (2018) masalah kenakalan remaja muncul dalam berbagai

jenis tingkah laku yang menyimpang. Kenakalan remaja seperti; merokok di

sekolah, minum-minuman keras, balapan liar, mengambil uang orang tua,

membolos sekolah, minggat dan berkelahi yang terjadi saat ini merupakan

fenomena yang sangat memprihatinkan. Berbagai perubahan yang terjadi di

lingkungan sekitarnya memiliki andil dalam membentuk gaya atau sikap

remaja yang demikian. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin

lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembanganya yang

ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering

mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nekotin (Laventhal dan

Cleary dalam Mc Gee, 2015).


Fenomena merokok dikalangan remaja
tergolong tinggi, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyebutkan, sekitar 21 juta
remaja berusia 13-15 tahun menjadi
perokok pada 2020. Angka tersebut terdiri
dari 15 juta perokok remaja laki-laki dan 6
juta perokok remaja perempua.Berdasarkan
Riset Nasional Dasar Kesehatan (2018),
perilaku merokok pada kalangan remaja
meningkat menjadi 9,1%.
Hasil survey Riset Kesehatan dasar menunjukkan Provinsi Sumatera

Barat merupakan empat besar provinsi penyumbang tertinggi angka

perokok aktif di Indonesia (26,9%). Untuk Kota Padang dengan angka

24,09%. Perilaku merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif

bagi remaja baik dari segi kesehatan, ekonomi, sosial dan psikologis.

Dilihat dari efek negatif bagi kesehatan, efek bahan kimia yang

terkandung dalam rokok seperti nikotin, CO (karbon monoksida) dan tar

akan merangsang kerja sistem saraf pusat dan detak jantung untuk

mempercepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain.


Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2019), pada
remaja usia 12- 15 tahun menunjukkan terdapat
hubungan antara pengetahuan dan motivasi dengan
perilaku merokok (p=0,002). Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan annisa dkk., (2018) pada mahasiswa
fakultas kedokteran dimana terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan bahaya rokok dengan perilaku
merokok (p=0,016)
Berdasaran latar belakang diatas peneliti tertarik
untuk melakuan penelitian tentang “ Hubungan
Pengetahuan Siswa Tentang Dampak Rook Terhadap
Kesehatan dengan Perilaku Merokok Siswa di SMAN
1 Gunung Tuleh Pasaman Barat karena belum pernah
dilakukan di Pasaman Barat terutama di SMAN 1
Gunung Tuleh dan data yang peneliti peroleh dari
guru BK SMAN 1 Gunung Tuleh Pasaman Barat
didapatkan sebagian besar siswa yang kedapatan
merokok dari 142 orang siswa didapatkan 32 kasus
siswa yang kedapatan merokok diantaranya 4 orang
dari siswa kelas XI dan 28 orang lainnya dari kelas
XII. Hal ini membuat keinginan peneliti semakin
tinggi untuk melakukan penelitian tentang judul yang
telah peneliti uraikan diatas
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang

menjadi rumusan masalah di dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan

Pengetahuan Tentang Dampak Rokok Bagi

Kesehatan dengan Perilaku Merokok Siswa

di SMAN 1 Gunung Tuleh Pasaman Barat”?


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya Hubungan Tentang Dampak Rokok Bagi Kesehatan dengan

Perilaku Merokok Siswa di SMAN 1 Gunung Tuleh Pasaman Barat tahun2023.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden yaitu siswa kelas yang merokok di SMAN 1

Gunung Tuleh.

b. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan siswa tentang dampak rokok bagi

kesehatan di SMAN 1 Gunung Tuleh.

c. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku merokok siswa di SMAN 1 Gunung Tuleh.

d. Mengetahui hubungan pengetahuan siswa tentang dampak rokok bagi kesehatan

dengan perilaku merokok siswa di SMAN 1 Gunung Tuleh.


BAB II
TIJAUAN PUSATAKA

A. Rokok

1. Defenisi Rokok
Rokok adalah salah satu hasil olahan tembakau dengan
menggunakan bahan ataupun tanpa bahan tambahan.
Rokok berbentuk silinder dari kertas berukuran sekitar
120 milimeter dengan diameter sekitar 10 milimeter yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah
(Nururahman, 2014).
B. Komposisi Rokok
 Nikotin
 Tar
 Karbon monoksida
 Arsenic
 Formic Acid
 Acrolein
 Hydrogen Cyanide
 Nitrous Oksida
Dampak Rokok Terhadap Kesehatan
 Stroke
 Kanker
 Impotensi
 Jantung
 Kelainan sperma
 Kanker paru
 Pengaruh terhadap telinga, hidung dan
tenggorokan
 Pengaruh terhadap otak
B. Teori Perilaku
1. Defenisi Perilaku
Menurut Sarwono dalam Haryati (2018) Perilaku
manusia merupakan hasil daripada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata
lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya
2. Konsep Perilaku

Perilaku dari sudut pandang biologis adalah sebuah bentuk aktivitas

dari seorang individu. Pada dasarnya, perilaku manusia merupakan

suatu aktivitas dari manusianya sendiri. Faktor keturunan merupakan

konsep yang mendasari dalam perkembangan perilaku seorang individu.

Lingkungan merupakan sebuah kondisi atau sebuah tempat untuk

perkembangan dari perilaku itu sendiri. Proses pembelajaran (learning

process) terjadi apabila terdapat pertemuan antara faktor keturunan

dengan factor lingkungan sehingga terbentuknya suatu perilaku

(Wawan dan Dewi, 2018).


2. Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku
 Faktor Predisposisi
Pengetahuan, sikap dan tradisi masyarakat tentang
perihal kesehatan, sosial ekonomi, tingkat pendidikan
dan sebagainya merupakan faktor predisposisi terhadap
sebuah perilaku
 Faktor Pemungkin

Ketersediaan sarana prasarana kesehatan untuk


masyarakat seperti air bersih, sarana pembuangan
limbah, saluran air yang baik, ketersediaan pangan dan
sebagainya tercakup dalam faktor pemungkin
 Faktor Penguat
Faktor-faktor yang mencakup lingkup ini antara lain
adalah sikap dan perilaku dari orang yang memiliki
pengaruh di masyarakat seperti ketua RT, imam masjid
setempat dan para petugas kesehatan.
C. Perilaku Merokok
1. Aspek-aspek perilau merokok
 Frekuensi
 Lamanya berlangsung
 Intensitas

2. Faktor Yang Mempengaruhi


 Faktor Internal
 Faktor Eksternal
Perilaku Merokok Pada Masa
Remaja
Perilaku merokok pada remaja dipengaruhi
oleh perasaan negative banyak orang yang
merokok untuk perasaan negative dalam
dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas,
gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.
Mereka menggunakan rokok bila perasaan
tidak enak terjadi sehingga dapat terhindar
dari perasaan yang tidak enak (Muta’din,
2016).
D. PENGETAHUAN
1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.

Pengetahuan juga diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri

sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa maupun

lingkungan. (Notoadmodjo dalam Kholid, 2019).


Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)

b. Memahami (comprehension)

c. Aplikasi (application)

d. Analisis (analysis)

e. Sintesis (synthesis)

f. Evaluasi (evaluation)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan
• Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga

terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

• Informasi, seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak akan

menambah pengetahuan yang lebih luas.

• Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah di lakukan seseorang akan

menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.Budaya,

tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan

kepercayaan.

• Sosial ekonomi, yakni kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan

hidupnya.Usia, semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh

juga akan semakin bertambah.


Cara Memperoleh Pengetahuan
 Cara coba salah
 Cara kekuasaan atau otoritas
 Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur melalui proses tanya jawab (wawancara)

dan atau menggunakan kuesioner yang berisi materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian. (Notoatmodjo, 2015). Menurut

Notoatmodjo tingkat kedalaman pengetahuan dibagi menjadi:

a. Pengetahuan baik diraih apabila skor > 75%-100%.

b. Pengetahuan cukup diraih apabila skor > 55%-75%.

c. Pengetahuan rendah diraih apabila skor ≤ 55%.


Konsep Remaja
Menurut WHO (2022) remaja merupakan fase
antara masa kanak-kanak dan dewasa dalam
rentang usia antara 10 hingga 19 tahun.
Sedangkan pada Peraturan Menteri Kesehatan
RI N0.25, remaja merupakan penduduk dalam
rentang usia antara 10 hingga 18 tahun
(Kemkes.go.id, 2018).
Hubungan pengetahuan remaja tentang dampak rokok terhadap
kesehatan dengan perilaku merokok siswa

Merokok Menurut hasil penelitian Zenabu (2019) tentang hubungan antara pengetahuan tentang

bahaya rokok dengan kejadian merokok pada siswa SMA Negeri 8 Surakarta, pada 120

responden menunjukan hasil bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 108 responden (90%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 12 responden (10%) dan

dalam penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa siswa yang merokok yaitu sebanyak responden.

Hubungan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok terhadap suatu tindakan yang dilakukan.

Dengan pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang melakukan kebiasaan merokok

terhadap suatu tindakan yang dilakukan. Dengan pengetahuan akan menimbulkan kesadaran

seseorang melakukan kebiasaan merokok yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2021) faktor yang mempengaruhi

intensi merokok pada remaja adalah tindakan untuk mengurangi, alasan

kesehatan, alasan ekonomi, dukungan keluarga, larangan merokok, efikasi diri.

Persepsi faktor penghambat seseorang berhenti merokok diantaranya adalah

factor fisiologis (pusing, gelisah, peningkatan berat badan), teman yang

merokok, oraang tua yang juga perokok, adanya iklan produk rokok yang

menyebabkan seseorang ingin merokok (Kumboyono, 2020). Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh (Dimas dkk, 2020) di SMKN 1 Ambon, dari

jumlah sampel penelitian sebanyak 198 pelajar dengan tingkat pengetahuan

baik (90,6%), dan 55 pelajar memiliki perilaku yang buruk (79, 4%)
Kerangka Teori
BAB III
Kerangka Konsep
1. Menurut (Nursalam, 2018) kerangka konsep penelitian adalah
abstraksi dari suatu realitas sehingga dapat dikomunikasikan dan
membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel yang
akan diteliti. Kerangka konsep adalah model konseptual yang
berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting
untuk masalah. Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai
berikut:

Variabel Independen Variebel Dependen


Pengetahuan SiswaTentang
Dampak Rokok Bagi
Perilaku Merokok
Kesehatan
Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiono (2014) hipotesis adalah jawaban sementara tehadap

rumusan masalah. Karena sifat masih sementara, maka perlu dibuktikan

kebenarannya melalui data empiris yang terkumpul.

 Ha : Ada hubungan Pengetahuan Siswa Tentang Dampak Merokok

Bagi Kesehatan dengan Perilaku Merokok Siswa di SMAN 1 Gunung

Tuleh.Tahun 2023

 Ho : Tidak ada hubungan Pengetahuan Siswa Tentang Dampak

Merokok Bagi Kesehatan dengan Perilaku Merokok Siswa di SMAN 1

Gunung Tuleh Tahun 2023


BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif analitik
dengan desain peneltian Cross Sectional, yaitu
penelitian yang dilakukan pada satu atau periode
tertentu dengan pengamatan objek studi dilakukan
dalam waktu yang bersamaan (Prasetyo, 2019).
Penelitian akan dilakukan untuk melihat hubungan
tingkat pengetahuan siswa tentang dampak
merokok bagi kesehatan dengan perilaku merokok
siswa di SMAN 1 Gunung Tuleh Tahun 2023.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMAN 1 Gunung Tuleh

Pasaman Barat tahun 2023 dan dilakukan pada bulan Juli

2023. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional

yaitu penelitian yang dilakukan pada satu atau periode

tertentu dengan pengamatan objek studi dilakukan dalam

waktu yang bersamaan (Prasetyo, 2019).


Populasi

Menurut Nursalam (2018) Populasi dalam penelitian ini adalah

subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas XI – XII

SMAN 1 Gunung Tuleh tahun 2023 yang berjumlah 142

orang.

Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dari sebagian populasi dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2015).

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik total sampling, dengan jumlah sampel 142 orang.


Defenisi Operasional
F.Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data (instrumen) yang digunakan pada
penelitian ini adalah lembar kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan. Kuesioner merupakan daftar
pertanyaan yang menjadi pedoman untuk membantu
responden dalam memberikan tanggapan atau respon dan
disusun untuk mendapatkan data yang diinginkan oleh peneliti
(Notoatmojo, 2015). Dalam penelitian ini, menggunakan
kuesioner dengan data demografi seperti nama, umur dan
kelas. Setelah itu berupa pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan siswa tentang dampak merokok bagi kesehatan.
Kuesioner dikembangkan sendiri melalui teori dan konsep
dengan multiple choise dengan tiga alternatif jawaban yaitu :
a, b dan c dan responden hanya memilih satu diantaranya.
Etika Penelitian

 Lembar Persetujuan
 Tanpa Nama
 Kerahasiaan
 Menghormati keadilan dan
inklusivitas
 Balancing Harms and Benefits
Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
 Data Primer

Data primer dikumpulkan dengan melakukan


pengisian kuesioner yang telah disediakan peneliti.
 Data Sekunder

Data sekunder adalah data penunjang untuk


mendapatkan data responden. Pada penelitian ini
data didapatkan dari guru Bk SMAN 1 Gunung
Tuleh.
Prosedur Pengumpulan Data
 Pengambilan Surat izin penelitian.
 Mengadakan survey pendahuluan.
 Menentukan sampel peneltian.
 Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden dan
didampingi peneliti.
 Setelah data terkumpi; dan jumlah sampel
terpenuhi, data diperiksa kembali dan ditabulasi
ke master tabel.
 Dilakukan pengolahan data melalui SPSS.
Teknik Pengolahan Data
a. Memeriksa Data
Melakukan pemeriksaan data dan dari hasil
jawaban kuesioner dan hasil observasi mengenai
kelengkapan mengisi jawaban. Editing data
dilakukan agar seluruh data dapat diolah dengan
baik, sehingga mendapat output yang merupakan
gambaran jawaban pertanyaan penelitian yang
berkaitan dengan kelengkapan pengisian jawaban
dan kejelasan hasil pengisian kuesioner
b. Pemberian Kode (coding)
Setelah semua lembar observasi diedit dan
disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau
coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi dua angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (entry)
Setelah semua data, yaitu lembar observasi dari
masing-masing responden terisi, dan sudah melewati
pengkodingan, maka langkah selanjutnya yaitu
memasukkan data agar dapat dianalisa. Pemprosesan
data dilakukan secara manual dengan menggunakan
master tabel dan base computer
d. Mentabulasika Data (tabulating)

Data kemudain diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok dan

dipindahkan ke dalam table distribusi frekuensi.

e. Pembersihan Data (cleaning)

Bila data dari setiap sumber tau responden selesai

dimasukkan,perlu di cek kembali untuk melihat kemunginan

adanya kesalahan kode. Jika ata yang diammbil belum lengkap

maka sampel dianggap gugur dan diambil sampel baru.


Analisa Data
 Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu
variabeL atau analisa yang dilakukan tiap variabeL dari hasil
peneltian (Notoadmodjo, 2015). Analisa univariat
merupakan penyajian dalam bentuk satu variabel dengan
menggunakan distribusi frekuensi dan persentase (%) dari
masing-masing item secara komputerisasi dengan
menggunakan SPSS.. Analisis univariat pada penelitian ini
dilakukan untuk menggambarkan variabel penelitian, berupa
tingkat pengetahuan tentang dampak rokok bagi kesehatan.
Data ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
 Analisa Bivariat
Analisi bivariat digunakan untuk mnguji
hipotesa dan melihat bagaimana hubungan
tingkat pengetahuan siswa tentang dampak
rokok bagi kesehatan dengan perilaku
merokok siswa SMAN 1 Gunung Tuleh. Analisa
bivariat dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel
yang meliputi variabel bebas dan variabel
terikat menggunakan chi square (x2) dengan
tingkat kepercayaan 0,5% atau α = 0,05
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai