Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

FIELD CAPACITY

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 INDRALAYA :

ANGGELA (06091182126007)
DEA TRISANDINI (06091282126039)
HASLINDA (06091082126044)
KEZIA ARDIAN ANJALI (06091282126051)
LISNA NEPRIANI (06091282126046)
PUTRI AYU NUR ROHMAH (06091282126054)
TRI SEPTIANA (06091182126002)

DOSEN PENGAMPU :

Drs. KHOIRON NAZIP, M.Pd


Drs. DIDI JAYA SANTRI, M.Si
NIKE ANGGRAINI, S.Pd., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Ekologi
Tumbuhan dengan judul “Field Capacity” tepat pada waktunya guna memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Praktikum Ekologi Tumbuhan.

Kelancaran penulisan dan penyusunan Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan ini


tidak terlepas dari bantuan pihak lain, yang ikut mengarahkan sekaligus mendukung proses
pembuatan Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan ini hingga selesai. Oleh karena itu, kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam terkhusus kepada :
1. Kepada Drs. Khoiron Nazip, M.Pd., Drs. Didi Jaya Santri, M.Si., Nike Anggraini,
S.Pd., M.Sc., selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Ekologi Tumbuhan
yang telah membantu dan memberikan pengarahan seputar pelaksanaan praktikum
serta pembuatan dan penyusunan laporan.
2. Kepada orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung segala kegiatan yang
kelompok 2 lakukan dalam pelaksanaan praktikum serta pembuatan laporan ini
sehingga terselesaikan dengan baik.
3. Dan seluruh anggota kelompok 2 yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan
praktikum dan penyusunan laporan ini hingga selesai.

Demikian Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan ini kami buat dengan sepenuh hati.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat ketidaksempurnaan, untuk itu
kami mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari Bapak/ibu dosen
maupun pembaca. Kami berharap semoga ini dapat bermanfaat dan memotivasi kita semua.

Indralaya, 20 Februari 2023

Kelompok 2 Indralaya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah memiliki peranan penting bagi kehidupan makhluk hidup. Makhluk

hidup tidak dapat berpijak jika tidak ada tanah. Tanah adalah bagian permukaan

kulit bumi yang merupakan tempat kegiatan organisme. Manusia dan hewan darat

melakukan kegiatan seperti hidup, tumbuh dan berkembang, dan kegiatan lainnya di

atas tanah. Tanaman juga membutuhkan tanah sebagai media tumbuh tanaman.

Tanah menyediakan air dan unsure hara yang baik bagi tanaman.

Tanah juga memiliki peranan penting dalam siklus hidrologi. Dalam siklus

hidrologi, air hujan yang jatuh mencapai tanah akan mengalami infiltrasi. Infiltrasi

adalah peristiwa dimana air bergerak melalui celah-celah dan pori-pori serta batuan

yang ada dibawah tanah yang dapat bergerak secara vertikal dan horizontal di

bawah permukaan tanah hingga ke sistem air permukaan.

Tanah tidak hanya sebagai media pertumbuhan bagi tanaman, tetapi juga

sebagai media pengatur air. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke

dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah.

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanahseperti pada proses

pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara

larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak

hara ke akar-akar tanaman.

Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian besartergantung pada kemampuan

tanah menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima ke bawah. Berdasarkan

gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air

tanah dibedakan menjadi: air higroskopis, air kapiler dan air gravitasi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada praktikum ini meliputi :
1. Bagaimana konsep field capacity?
2. Bagaimana proses field capacity?
3. Bagaimana kegunaan field capacity?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka laporan praktikum ini ditulis dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep field capacity
2. Mengetahui proses field capacity
3. Mengetahui kegunaan field capacity untuk mengetahui volume kapasitas tanah
guna menahan air secara maksimum

1.4 Manfaat
Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu memahami mengenai
konsep field capacity, memahami proses field capacity, serta memahami kegunaan
field capacity untuk mengetahui volume kapasitas tanah guna menahan air secara
maksimum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah
untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air,
drainase, penetrasi akar tanaman, tata udara dan pengikatan unsure hara, semuanya sangat
erat kaitannnya dengan sifat fisik tanah. Intinya, tanah adalah suatu system yang terdiri dari
tiga fase, yaitu padat, cair dan gas. Fase padat terdiri dari mineral dan bahan organic. Fase
cair adalah larutan yang mengisi ruang-ruang diantara fase padat. Ruang yang tidak terisi fase
cair ditempati oleh gas (Pairunan et al. 1985).
Tanah memiliki masa, yang dimaksudkan disini adalah berat tanah. Berat jenis butiran
adalah berat dari satu satuan volume fase padat tanah. Volume butiran tanah yang sama
dengan jumlah air yang diganti tempat oleh tanah dapat dihitung. Sementara berat isi adalah
berat (massa) satu satuan volume tanah kering, umumnya dinyatakan dalam gr/cm 3. Disini,
kerapatan limbak (bulk density) juga mempengaruhi tingkat temperature dan kelembaban
tanah. Hal ini dikarenakan semakin besar ruang porinya maka akan semakin kecil kerapatan
limbaknya. Kandungan bahan organic juga berperan dalam pengembangan struktur.
Air terdapat di dlam tanah karena ditahan/diserap oleh massa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air adalah zat atau materi
atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan
untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup, sehingga sangat essensial
(Hardjowigeno, 1993).
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-
istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang
kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang
menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud
dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu
105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi
maka air tanah dibedakan menjadi :
1. Air Higroskopis
Air higraskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,
sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan selaput
tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan
pada tegangan antara 31-10.000 atm (pF 4,0 – 4,7).
2. Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan
adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini bergerak ke samping atau ke
atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori makro,
ditahan pada tegangan antara 1/3 – 15 atm (pF 2,52 – 4,20). Air kapiler dibedakan
menjadi:
a. Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi
turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau
setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi sudah
turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah mengandung air yang
optimum bagi tanaman karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro
seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan
tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.
b. Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan
menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai
layu dan jika hal ini dibiarkan maka tanaman akan mati. Pada titik layu
permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu
permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.
3. Air Gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah
meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah
dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi masam dan
miskin unsur hara (Hardjowigeno, 1993).
Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seluruh
proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media air. Air dalam
kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai keperluan seperti keperluan rumah
tangga, pertanian, ransportasi bahkan sampai industri. Air sebagai pelarut universal,
memiliki kemampuan ntuk melarutkan berbagai zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair
dari berbagai larutan, asa padat dan juga mikroorganisme. Oleh karena itu air banyak
sekali mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar
diperoleh dalam keadaan murni. Apabila kandungan berbagai zat tersebut tidak
mengganggu kesehatan manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan tercemar
apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air, dimana kandungan berbagai zat sudah
melebihi ambang batas. Ambang batas kadar zat dalam air berbeda-beda untuk jenis air
sesuai peruntukannya. Misalnya kadar zat untuk air minum berbeda ambang batasnya
dengan kadar suatu zat untuk industri (Saridevi et all, 2013).
Menurut Hanafiah dan Sutherland (2007), koefisien air tanah yang merupakan
koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan
tanaman, terdiri dari:
1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi dimana seluruh ruang pori tanah terisi oleh
air.
2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai
menipis sehingga tegangan antar air-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya
gravitasi.
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah
lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas dan mempertahankan
turgornya.
4. Koefisien higroskopis adalah kondisi dimana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya
matrik tanah.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan di lingkungan sekitar Laboratorium Kebun Botani
Kampus FKIP UNSRI Inderalaya. Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 16
Februari 2023 pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Dalam pelaksanaan praktikum ini, digunakan beberapa alat-alat sebagai berikut :
1. Timbangan Analitik
2. Oven
3. Botol Plastik
4. Cawan Petri

3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini antara lain :
1. Tanah Pasir
2. Tanah Kering
3. Air Aquades

3.3 Langkah Kerja


1. Masukkan pasir ke dalam botol plastik sebanyak 1/3 bagian
2. Masukkan tanah di atas pasir hingga memenuhi 2/3 volume botol
3. Pelan-pelan sirami tanah dengan air sampai terlihat ada tetesan air keluar dari
tanah
4. Tutup botol dengan plastik
5. Beri 2 titik lubang pada plastik
6. Timbang berat cawan petri
7. Ambil sebagian tanah lembab yang berada di atas pasir dan timbang beratnya
8. Catat berat tanahnya
9. Masukkan cawan berisi tanah ke dalam oven dan keringkan selama 24 jam
pada suu 1050C
10. Setelah itu matikan oven dan diamkan 20 menit. Ambil cawan petri
11. Catat berat cawan dan tanah.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan

Massa Massa tanah + cawan Petri Massa tanah


cawan petri
Sebelum di Setelah di Sebelum di Setelah di
(A) oven (B) oven (C) oven oven

35,23 gr 134,5 gr 119,6 gr 99,27 gr 84,37 gr

4.2 Analisis Data


100( B−C)
% Kapasitas Lapang =
(C− A)
100(134 , 5−119 , 6)
=
(119 ,6−35 , 23)
1490
=
84 , 37
= 17,66 %

Dengan melihat hasil dengan menggunakan rumus perhitungan di atas maka


dapat dikatakan bahwa persentase kapasitas lapang pada tanah yang diujikan
adalah sebesar 17,66 %

4.3 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: UNILA.

Hanafiah, K dan Sutherland, R.A. 2007. “Spatial variability of 137Cs and influence of

sampling on estimates of sediment redistribution”, Catena, 21, Page:57 – 71.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Aka Press.

Indranada dan Zapata, F. 2002, ”Handbook for the assessment of soil erosion and

sedimentology using environmental radionuclide". Vienna, Austria: Joint FAO/IAEA

Division, IAEA. Page: 97 - 106.

Saridevi, et all. 2013. “Perbedaan Sifat Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan

Lahan di Tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol”. E-Jurnal Agroekoteknologi

Tropika. Vol. 2 No. 4: 215-217.


LAMPIRAN

1. Alat dan Bahan

2. Penyiapan Alat dan Bahan Peraga


3. Hasil

4. Anggota Kelompok 2

Pertanyaan:

1. Setelah melakukan percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan tentang kapasitas
lapang tanah ? bagaimana cara menghitung persentase Field capacitynya?

Jawab :
Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya
drainase. Kapasitas lapang adalah kondisi ketika komposisi air dan udara di dalam tanah
berimbang. Selama air di dalam tanah masih lebih tinggi daripada kapasitas lapang maka
tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air kapiler selalu dapat mengganti kehilangan air
karena proses evaporasi. Bila kelembaban tanah turun sampai di bawah kapasitas lapang maka
air menjadi tidak bergerak.

Cara menghitung persentase field capacitynya yaitu dengan mengurangkan massa cawan petri
dan tanah sebelum di oven dengan massa cawan petri dan tanah setelah di oven, kemudian
dikalikan dengan seratus, lalu hasilnya dibagi dengan massa tanah setelah di oven. Hasil inilah
yang menunjukkan persentase kapasitas lapang atau persentase field capacitynya. Jika
100( B−C)
dituliskan yaitu sebagai berikut. % Kapasitas Lapang = , dengan A adalah massa
(C− A)
cawan petri, B adalah massa cawan petri + tanah sebelum di oven, dan C adalah massa cawan
petri + tanah setelah di oven.

Anda mungkin juga menyukai