Dalam buku Indonesian Culture (2009) karya Rahmad Widiyanto, pasar tradisional
merupakan pasar yang berkembang di masyarakat dengan pedagang asli pribumi.
Pasar tradisional biasanya muncul dari kebutuhan masyarakat umum yang
membutuhkan tempat untuk menjual barang yang dihasilkan. Sedangkan
konsumen yang membutuhkan barang tertentu untuk kebutuhan hidup sehari-
hari bisa mendapatkannya di situ.
Pasar tradisional dimiliki, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah daerah. Tempat
usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama. Sebagian besar barang dan
jasa ditawarkan adalah produksi lokal.
Kota Bekasi mempunyai 11 pasar tradisional, yaitu Pasar Kranji Baru, Pasar
Harapan Jaya, Pasar Bantargebang, Pasar Jatiasih, Pasar Bintara, dan Pasar Wisma
Asri. Selanjutnya, Pasar Atrium Pondokgede, Pasar Baru Bekasi, Pasar Teluk
Buyung, Pasar Kranggan, dan Pasar Family Mart. Pasar ini tak ubahnya pasar
tradisional yang menyediakan aneka kebutuhan pokok, mulai dari beras, sayuran,
ikan, daging sapi, daging ayam, hingga bahan pangan lainnya.
Kewenangan Pengelolaan
Dijelaskan pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :
53/M-Dag/Per/12/2008 Tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern, ditetapkan bahwa Kepala
Daerah dalam hal ini Wali Kota bertanggungjawab atas pasar tardisional, melalui
dinas terkait, yaitu Dinas Perindustrrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bekasi.
Sementara itu, aktifitas perekonomian sebagai denyut nadi kehidupan harus tetap
berjalan ditengah pandemi.
III. Definition
Dari paparan diatas, maka timbul pertanyaan :
1. Bagaimana pasar tradisional tetap beraktifitas ditengah pandemi Covid 19?.
2. Bagaimana konsumen memenuhi kebutuhan ekonominya?
3. Bagaimana aktifitas ekonomi bisa tetap berlangsung?
IV. Analisa Situasi
Analisa SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT mengatur
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama kegiatan ke dalam daftar
yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan
data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Strengths
1) Tempat Transaksi
2) Banyak penjual berbagai jenis kebutuhan pokok
3) Banyak pembeli
Weaknesses (kelemahan)
1) Dalam situasi seperti ini, sangat rawan untuk tetular Corona karena tingkat
interaksi yang ketat
2) Tempat berkurumannya banyak orang, sehingga tidak sesuai dengan protokol
kesehatan pencegahan Covid 19 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Opportunities (peluang)
1) Bisa menyelenggarakan transaksi di manapun juga
2) Penjual yang masih mempunyai stok barang dagangan dalam jumlah besar
3) Pemasok yang masih aktif mendistribusikan barang
4) Pembeli yang masih terus menerus memenuhi kebutuhan hidupnya
Threats (ancaman)
Mudah tertular penyakit Corona
V. Goal
Terjaminnya kelangsungan hidup dan aktifitas ekonomi warga Bekasi
VI. Objectives
1. Menjaga aktifitas jual-beli di Pasar Bekasi dengan cara online
2. Menciptakan kebiasaaan jual beli online di masyarakat
3. Mengajak masyarakat beraktifitas ekonomi dengan tetap menerapkan secara
ketat protokol kesehatan pencegahan Covid 19
4. Asosiasi
Serikat pekerja, perkumpulan tukang panggul, perkumpulan-perkumpulan
yang setiap hari bersinggungan dengan aktifitas di pasar
5. Konsumen
Para pembeli yang rutin berbelanja di pasar tradisional. Biasanya ibu rumah
tangga untuk keperluan sehari-hari dirumah, atau pedagang eceran di
kampung-kampung. Mereka membeli untuk dijual kembali.
6. Ojek Pangkalan
Jasa pengantar roda dua, baik untuk orang maupun barang yang bisa ditemui
disekitar pasar. Biasanya rutin memiliki pelanggan.
7. Ojek Online
Jasa pengantar roda dua, baik untuk orang maupun barang. Tidak
mempunyai langganan karena pemesanan berdasarkan order online.
Keuntungannya bisa lebih cepat karena bisa diorder dari mana saja.
8. Masyarakat umum
Warga yang kebetulan melintas, warga yang tidak rutin berbelanja dipasar,
warga yang hanya sesekali saja berbelanja di pasar.
VIII. Strategy
Strategi lahir dari perencanaan, “strategi” berasal dari kata bahasa Yunani
“strategos” yang menunjuk pada keseluruhan peran komando seperti sebuah
komando umum militer. Strategi menentukan lingkup dan arah suatu
pengembangan organisasi yang kompetitif (Butterick, 2012: 153).
United State Public Affairs Council (Regester & Larkin, 2003:44-46) menyatakan
bahwa fungsi-fungsi yang dibutuhkan bagi manajemen issue
adalah pengidentifikasian berbagai issue dan tren, mengevaluasi dampak mereka
dan menempatkan prioritas, menetapkan posisi suatu perusahaan,
merancang tindakan dan respon dari perusahaan untuk membantu mendapatkan
posisi tersebut serta mengimplementasikan rencana.
a. Publication (publikasi)
Pengelola pasar dan manajemen menyebarkan informasi dan gagasan pada
khalayak tentang pentingnya menjaga kestabilan ekonomi dengan cara
berbelanja secara online.
b. Event (acara)
Dengan menghindari acara tatap muka, PR harus mengadakan acara yang
sifatnya membagikan informsi pada khalayak tentang alih fungsi pasar dari
tatap muka menjadi online.
c. News (Pesan/Berita)
PR memberikan informasi untuk dikomunikasikan kepada khalayak secara
tidak langsung melalui spanduk-spanduk dan pamflet. Informasi ini berupa
menjelaskan situasi pandemi saat ini dan upaya semua pihak supaya kegiatan
ekonomi dapat berjalan dengan baik. Informasi yang disampaikan bertujuan
agar dapat diterima oleh khalayak dan mendapatkan respon yang positif.
d. Identity (Citra)
Pemerintah Kota Bekasi harus meyakinkan warga bahwa pasar masih tetap
beraktifitas, meskipun dengan cara yang berbeda, demi memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Key message dalam PR adalah pesan utama yang ingin disampaikan oleh
organisasi. Sebuah organisasi wajib memiliki key message karena itu merupakan
bentuk sederhana dari strategi organisasi atau hal-hal yang perlu diketahui
masyarakat tentang fokus organisasi.
Key message dapat menjadi jembatan antara organisasi dan masyarakat. Ketika
pesan tersebut relevan dengan target audiens, mereka dapat mengikuti, bahkan
mendukung tujuan organisasi.
Secara jangka panjang, potensi audiens untuk setia pada organisasi tersebut juga
akan semakin besar. Selain itu, key message juga berguna untuk menarik
perhatian masyarakat yang belum menjadi audiens organisasi, menarik media
untuk memberitakan organisasi, dan menarik pihak lain agar menjalin kerja sama
dengan organisasi.
1. Unik
Setiap organisasi atau bahkan campaign wajib mencari hal yang berbeda dan
unik. Key message akan menegaskan hal apa yang membedakan sebuah
organisasi dengan organisasi lainnya. Dengan begitu, key message organisasi
akan menonjol, mudah diingat, dan dipahami oleh masyarakat dan audiens.
Tim dapat merumuskan sebuah pesan yang singkat dan unik, misalnya :
“Belanja dari Rumah”. “Belanja Sambil Duduk Di Teras”.
Para pembeli yang menjadi target utama pasar di Bekasi adalah masyarakat
bawah. Untuk itu diperlukan pesan yang merakyat dan mengena.
Jika ada suatu kondisi khusus yang dihadapi organisasi, key message tidak akan
berubah begitu saja. Hal yang biasa dilakukan adalah mengubah cara
penyampaiannya.
Pada masa pandemi Covid-19, tidak semua organisasi bisa memaksakan key
message layaknya menjalankan kegiatan atau campaign seperti biasanya.
Namun, organisasi bisa memodifikasi key message seperti menambahkan hal
yang relevan dengan keadaan saat ini tetapi tetap sesuai dengan tujuan utama
organisasi. Dengan begitu, organisasi tetap dengan key message-nya sembari
menyesuaikan diri dengan kondisi tertentu agar lebih relevan.
5. Mudah disesuaikan
Tim Pasar Bekasi juga harus membuat key message yang umum dan mudah
diturunkan ke berbagai campaign atau kegiatan. Walaupun sebuah organisasi
memiliki kegiatan yang berbeda-beda, key message yang kuat akan dengan
mudah disesuaikan. Tim akan membuat kegiatan yang umumnya sejalan
dengan visi dan targetnya.
Berikan jawaban yang lugas dan pasti atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun pada langkah pertama. Usahakan jawabannya tepat dan tidak berubah
meski ditanyakan oleh pihak / orang lain.
Diagram 1
Struktur Langkah-Langkah Penyampaian Pesan Tim Pasar Bekasi
X. Agenda Kegiatan
1. Sebelum Kegiatan
1) Pembentukan tim pelatihan pada pedagang
2) Pembekalan materi pada pedagang
3) Pelatihan dengan cara online kepada pedagang tentang tata cara penjualan
online
4) Merumuskan materi tata cara pembelian online
5) Pembentukan tim sosialisasi dan informasi
6) Pembekalan materi kepada tim sosialisasi dan informasi
7) Pembentukan tim kerjasama
8) Pembekalan materi kepada tim kerjasama
9) Membuat jadwal kegiatan
10) Pembentukan tim evaluasi
2. Kegiatan
1) Menjelaskan pada khalayak tentang Covid 19 melalui media massa dengan
menggunakan siaran pers. Bisa juga menggunakan broadcast aplikasi
perpesanan sehingga masif menyebar. Sebenarnya hal ini sudah banyak
informasi yang masuk ke masyarakat dari berbagai sumber. Jadi, tim sebaiknya
menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dengan point-point yang
berkaitan dengan aktifitas warga di pasar. Misalnya: “Cuci tangan sebelum
belanja”, “Cuci tangan setelah belanja”. Targetnya khalayak paham tentang
bahaya Covid 19 dan langkah-langkah pencegahannya.
2) Menjelaskan pada khalayak tentang aktifitas ekonomi ditengah pandemi
melalui media massa dan PR. Bisa dengan menggunakan siaran Pers, spanduk,
pamflet. Targetnya khyalayak paham bahwa aktifitas ekonomi harus tetap
berjalan
3) Menjelaskan pada khalayak tentang protokol kesehatan di masa pandemi
melalui media masa. Bisa menggunakan siaran Pers, keliling dari titik ke titik.
Targetnya masayarakat paham hal-hal yang masih boleh dan tidak boleh
dilakukan di masa pandemi.
4) Mengenalkan pada khalayak sebuah cara belanja baru dengan cara tidak
bertatap muka melalui media masa dan melalui PR. Siaran pers, pembuatan
pamflet, penyebaran. Masyarakat tahu ada cara belanja dengan tidak perlu
datang ke pasar secara langsung.
5) Menjelaskan pada khalayak tentang sistem belanja online. Melalui media masa
dan PR. Bisa dengan siaran pers dan melalui grup grup aplikasi perpesanan
singkat. Targetnya masyarakat paham tentang tatacara belanja online.
6) Menjelaskan pada khalayak tentang pasar di Bekasi melalui media masa. Bisa
dengan PR dan siaran Pers. Bisa juga melalui grup grup aplikasi perpesanan
singkat. Masyarakat mengetahui lokasi terdekat untuk berbelanja secara
geografis.
7) Menjelaskan pada khalayak tentang penutupan pasar di Bekasi melalui media
masa dan PR. Bisa dengan cara siaran Pers. Melalui grup grup aplikasi
perpesanan singkat. Masyarakat mengetahui pasar-pasar mana yang tutup dan
masih buka.
8) Menjelaskan pada khalayak tentang dasar hukum penutupan pasar di Bekasi.
Melalui media masa, melalui PR dan siaran Pers. Melalui grup grup aplikasi
perpesanan singkat. Masyarakat mengetahui dasar hukum penutupan pasar.
9) Menjelaskan pada khalayak bahwa pasar tetap beraktifitas dengan cara online.
Melalui media masa dan PR, dengan cara siaran Pers atau melalui grup grup
aplikasi perpesanan singkat. Masyarakat tahu pasar masih melayani pembeli
dengan cara online.
10) Menjelaskan pada khalayak tentang tata cara berbelanja online di pasar
Bekasi. Melalui media masa dan PR. Bisa dengan cara siaran pers atau melalui
grup grup aplikasi perpesanan singkat. Masyarakat tahu tata cara teknis
berbelanja online di pasar Bekasi.
11) Menjelaskan pada stakeholder lain: asosiasi, pemasok dan masyarakat luas
yang berkepentingan bahwa pasar melayani penjualan online. Bisa melalui
media masa dan PR. Dengan cara siaran pers. Bisa melalui grup grup aplikasi
perpesanan singkat. Stakeholder lain tahu bahwa pasar melayani penjualan
online.
12) Mengajak masyarakat dan stakeholder lain untuk meramaikan pasar dengan
cara online. Melalui media masa dan PR. Dengan cara Siaran Pers dan grup
grup aplikasi perpesanan singkat. Masyarakat dan stakeholder lain beramai-
ramai melakukan belanja online di pasar Bekasi
XI. Evaluation
Menurut A.D Rooijakkers, pengertian evaluasi adalah suatu usaha atau proses
dalam menentukan nilai-nilai. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan
sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran
untuk keperluan pengambilan keputusan.
Pemerintah Kota Bekasi secara rutin dan berkala melakukan kontrol dan
menetapkan target pada tingkat tingkat tertentu untuk mengetahui tingkat
kesulitan yang dialami tim. Jika ternyata didapat kekurangan pada tim, maka
bisa dilakukan pelatihan ulang.
3) Untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode, media, dan
sumber daya lainnya dalam melaksanakan suatu kegiatan.
4) Sebagai umpan balik dan informasi penting bagi pelaksana evaluasi untuk
memperbaiki kekurangan yang ada dimana hal tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan dalam mengambil keputusan di masa mendatang.
Seluruh kekurangan diperbaiki untuk kemudian diberikan perbaikan-perbaikan
supaya lebih baik dalam pelaksanaan.
Tahapan Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi terdapat beberapa tahapan penting yang saling
mendukung satu sama lainnya. Mengacu pada pengertian evaluasi, adapun
tahapan-tahapan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah kota Bekasi menentukan topik evaluasi, yaitu kegiatan penentuan
topik yang akan dievaluasi. Bisa dimulai dari topik pembentukan tim, topik
penggunaan media, topik sasaran, topik target, topik penggunaan sumber daya
yang dipunyai dan didayagunakan.
2. Pemerintah Kota Bekasi merancang kegiatan evaluasi, yaitu kegiatan
mendesain proses evaluasi sehingga dalam pelaksanaannya tidak melewatkan
hal-hal yang penting.
3. Pemerintah Kota Bekasi melakukan pengumpulan data, yaitu kegiatan
mengumpulkan dan mencatat setiap informasi sesuai dengan perencanaan
berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
4. Tim Evaluasi secara teknis melakukan pengolahan dan analisis data, yaitu
kegiatan mengolah informasi dengan cara mengelompokkan data agar lebih
mudah dalam melakukan analisis, serta menentukan tolak ukur waktu sebagai
hasil evaluasi.
5. Tim evaluasi melakukan pelaporan hasil evaluasi kepada penanggungjawab,
yaitu pemerintah kota Bekasi, yaitu membuat laporan hasil evaluasi agar
diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan
XII. Timeline
Berikut adalah tabel time line sosialisasi belanja online di pasar Bekasi
Menjelaskan pada
khalayak tentang
aktifitas ekonomi
ditengah pandemi
Menjelaskan pada
khalayak tentang
protokol kesehatan
di masa pandemi
Mengenalkan pada
khalayak sebuah
cara belanja baru
yang tidak bertatap
muka
Menjelaskan pada
khalayak tentang
sistem belanja
online
Menjelaskan pada
khalayak tentang
pasar di Bekasi
Menjelaskan pada
khalayak tentang
penutupan pasar di
Bekasi
Menjelaskan pada
khalayak tentang
dasar hukum
penutupan pasar di
Bekasi
Menjelaskan pada
khalayak bahwa
pasar tetap
beraktifitas dengan
cara online
Menjelaskan pada
khalayak tentang
tata cara berbelanja
online di pasar
Bekasi
Menjelaskan pada
stakeholder lain
yang
berkepentingan
bahwa pasar
melayani penjualan
online
Mengajak
masyarakat dan
stakeholder lain
untuk meramaikan
pasar dengan cara
online
XIII. Budget
Berikut adalah gambaran biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bekasi dalam
rangka kebijakan belanja online di Pasar Bekasi
Pra Kegiatan
1) Pembentukan tim pelatihan pada pedagang : Rp. 2.000.000
2) Pembekalan materi pada pedagang : Rp. 30.000.000
3) Pelatihan dengan cara online kepada pedagang tentang tata cara penjualan online :
Rp. 100.000.000
4) Merumuskan materi tata cara pembelian online : Rp.5000.000
5) Pembentukan tim sosialisasi dan informasi : Rp. 2.000.000
6) Pembekalan materi kepada tim sosialisasi dan informasi : Rp. 10.000.000
7) Pembentukan tim kerjasama : Rp. 2.000.000
8) Pembekalan materi kepada tim kerjasama: Rp. 10.000.000
9) Membuat jadwal kegiatan : Rp. 500.000
10) Pembentukan tim evaluasi : Rp. 2.000.000
Wicaksono. (2011). Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, Dan Jam Kerja Terhadap
Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak. Universitas Diponegoro : Semarang
Branco, Manuel Castelo dan Lúcia Lima Rodriguez, (2007), “Positioning Stakeholder
Theory within the Debate on Corporate Social Responsibility”, EJBO (Electronic Journal
of Business Ethics and Organization Studies), Vol. 12, No. 1
Regester, Michael, Judi Larkin. (2003). Risk Issues and Crisis Management in Public
Relations. New Delhi : Crest Publishing House.
Nova, Firsan. (2011). Crisis Public Relatons Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Butterick, Keith. (2012). Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada