Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN STRATEGI PASAR TRADISIONAL DI BEKASI

PADA MASA PANDEMI COVID 19


: Menjaga Kelangsungan Aktifitas Ekonomi Warga Dengan Cara Belanja Online

I. Informations on The Organization


Pasar Tradisional merupakan pasar di mana kegiatan penjual dan pembelinya
dilakukan secara langsung dalam bentuk eceran dalam waktu sementara atau
tetap dengan tingkat pelayanan terbatas.

Dalam buku Indonesian Culture (2009) karya Rahmad Widiyanto, pasar tradisional
merupakan pasar yang berkembang di masyarakat dengan pedagang asli pribumi.
Pasar tradisional biasanya muncul dari kebutuhan masyarakat umum yang
membutuhkan tempat untuk menjual barang yang dihasilkan. Sedangkan
konsumen yang membutuhkan barang tertentu untuk kebutuhan hidup sehari-
hari bisa mendapatkannya di situ.

Menurut Wicaksono dkk. (2011) pasar tradisional merupakan tempat bertemunya


penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli
secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.

Pasar tradisional memiliki beberapa fungsi bagi perekonomian daerah, yaitu:


sebagai sumber retribusi daerah, sebagai tempat pertukaran barang, sebagai
pusat pengembangan ekonomi rakyat, sebagai pusat perputaran uang daerah,
sebagai lapangan pekerjaan.

Pasar tradisional memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya: Adanya sistem tawar-


menawar antara penjual dan pembeli.

Pasar tradisional dimiliki, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah daerah. Tempat
usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama. Sebagian besar barang dan
jasa ditawarkan adalah produksi lokal.

Kota Bekasi mempunyai 11 pasar tradisional, yaitu Pasar Kranji Baru, Pasar
Harapan Jaya, Pasar Bantargebang, Pasar Jatiasih, Pasar Bintara, dan Pasar Wisma
Asri. Selanjutnya, Pasar Atrium Pondokgede, Pasar Baru Bekasi, Pasar Teluk
Buyung, Pasar Kranggan, dan Pasar Family Mart. Pasar ini tak ubahnya pasar
tradisional yang menyediakan aneka kebutuhan pokok, mulai dari beras, sayuran,
ikan, daging sapi, daging ayam, hingga bahan pangan lainnya.

Kewenangan Pengelolaan
Dijelaskan pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :
53/M-Dag/Per/12/2008 Tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern, ditetapkan bahwa Kepala
Daerah dalam hal ini Wali Kota bertanggungjawab atas pasar tardisional, melalui
dinas terkait, yaitu Dinas Perindustrrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bekasi.

II. Latar Belakang


Situasi pasar tradisional
Pasar sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual, serta tempat transaksi
yang paling riil menjadikan sebagai lokasi paling rawan yang memungkinan
penyebaran virus Corona.

Untuk itu pemerintah menetapkan pasar ditutup, berdasarkan Keputusan


Presiden No 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona
Disease (Covid-19). Kemudian ditekankan kembali melalui surat edaran Gubernur
Jawa Barat No. 400 tahun 2020. Dipertajam dengan Surat Edaran Wali Kota
Bekasi No 443 / 2024 / Setda Kesos tentang peningkatan kewaspadaan terhadap
risiko penularan insfeksi corona virus.

Dalam surat edaran nomor 5111.2/2193/disdagperin yang ditandatangani Wali


Kota Bekasi tertanggal 22 Maret 2020, aktivitas pedagang kaki lima yang berada di
trotoar pasar tradisional bakal ditutup. Ketetapan tersebut akan berlaku mulai
tanggal 23 Maret 2020.

Sementara itu, aktifitas perekonomian sebagai denyut nadi kehidupan harus tetap
berjalan ditengah pandemi.

III. Definition
Dari paparan diatas, maka timbul pertanyaan :
1. Bagaimana pasar tradisional tetap beraktifitas ditengah pandemi Covid 19?.
2. Bagaimana konsumen memenuhi kebutuhan ekonominya?
3. Bagaimana aktifitas ekonomi bisa tetap berlangsung?
IV. Analisa Situasi

Issue Life Cycle of Pasar Bekasi

Analisa SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT mengatur
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama kegiatan ke dalam daftar
yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.

Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal.


Hal-hal yang dapat dikontrol dan dapat berubah. Contohnya termasuk siapa yang
ada di tim, paten dan properti intelektual, lokasi, kedudukan, jabatan.
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang
mempengaruhi aktifitas. Hal-hal yang diluar kekuasaan untuk bisa dirubah.

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan
data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.

SWOT Analysis Pasar Bekasi Di Tengah Pandemi

Strengths
1) Tempat Transaksi
2) Banyak penjual berbagai jenis kebutuhan pokok
3) Banyak pembeli

Weaknesses (kelemahan)
1) Dalam situasi seperti ini, sangat rawan untuk tetular Corona karena tingkat
interaksi yang ketat
2) Tempat berkurumannya banyak orang, sehingga tidak sesuai dengan protokol
kesehatan pencegahan Covid 19 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Opportunities (peluang)
1) Bisa menyelenggarakan transaksi di manapun juga
2) Penjual yang masih mempunyai stok barang dagangan dalam jumlah besar
3) Pemasok yang masih aktif mendistribusikan barang
4) Pembeli yang masih terus menerus memenuhi kebutuhan hidupnya

Threats (ancaman)
Mudah tertular penyakit Corona

V. Goal
Terjaminnya kelangsungan hidup dan aktifitas ekonomi warga Bekasi

VI. Objectives
1. Menjaga aktifitas jual-beli di Pasar Bekasi dengan cara online
2. Menciptakan kebiasaaan jual beli online di masyarakat
3. Mengajak masyarakat beraktifitas ekonomi dengan tetap menerapkan secara
ketat protokol kesehatan pencegahan Covid 19

VII. Key Stakeholders


Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok dengan
kepentingan terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Branco et al
2007). Stakeholder is a person who has something to gain or lose through the
outcomes of a planning process, programme or project (Dialogue by Design 2008).

Pemangku kepentingan mencakup semua pihak yang terkait dalam pengelolaan


terhadap sumberdaya. Menurut Witold Henisz guru besar pada Sekolah Bisnis
Wharton, termasuk semua orang dari politisi lokal dan nasional dan tokoh atau
pemimpin masyarakat, penguasa, kelompok paramiliter, LSM dan badan-badan
internasional.

Pemangku kepentingan dalam konteks ini adalah:


1. Pemerintah Kota Bekasi
Walikota sebagai kepala daerah, melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, bertanggungjawab dan mempunyai wewenang dalam hal
pengelolaan pasar di wilayahnya. Bagaimana mekanisme yang terjadi di
pasar, apa kebijakannya, dan segala hal yang terjadi di pasar menjadi
tanggungjawab pemerintah.

2. Pedagang Pasar Tradisional


Salah satu pihak yang paling berkepentingan dengan pasar adalah adanya
penjual. Mereka yang menyewa kios, lapak, toko dan menggelar
dagangannya ditempat tersebut.
3. Pemasok
Para penyuplai barang-barang dagangan untuk didistribusikan ke pedagang-
pedagang di pasar

4. Asosiasi
Serikat pekerja, perkumpulan tukang panggul, perkumpulan-perkumpulan
yang setiap hari bersinggungan dengan aktifitas di pasar

5. Konsumen
Para pembeli yang rutin berbelanja di pasar tradisional. Biasanya ibu rumah
tangga untuk keperluan sehari-hari dirumah, atau pedagang eceran di
kampung-kampung. Mereka membeli untuk dijual kembali.

6. Ojek Pangkalan
Jasa pengantar roda dua, baik untuk orang maupun barang yang bisa ditemui
disekitar pasar. Biasanya rutin memiliki pelanggan.

7. Ojek Online
Jasa pengantar roda dua, baik untuk orang maupun barang. Tidak
mempunyai langganan karena pemesanan berdasarkan order online.
Keuntungannya bisa lebih cepat karena bisa diorder dari mana saja.

8. Masyarakat umum
Warga yang kebetulan melintas, warga yang tidak rutin berbelanja dipasar,
warga yang hanya sesekali saja berbelanja di pasar.

VIII. Strategy
Strategi lahir dari perencanaan, “strategi” berasal dari kata bahasa Yunani
“strategos” yang menunjuk pada keseluruhan peran komando seperti sebuah
komando umum militer. Strategi menentukan lingkup dan arah suatu
pengembangan organisasi yang kompetitif (Butterick, 2012: 153).

United State Public Affairs Council (Regester & Larkin, 2003:44-46) menyatakan
bahwa fungsi-fungsi yang dibutuhkan bagi manajemen issue
adalah pengidentifikasian berbagai issue dan tren, mengevaluasi dampak mereka
dan menempatkan prioritas, menetapkan posisi suatu perusahaan,
merancang tindakan dan respon dari perusahaan untuk membantu mendapatkan
posisi tersebut serta mengimplementasikan rencana.

Menggunakan Strategi Publik Relation

a. Publication (publikasi)
Pengelola pasar dan manajemen menyebarkan informasi dan gagasan pada
khalayak tentang pentingnya menjaga kestabilan ekonomi dengan cara
berbelanja secara online.
b. Event (acara)
Dengan menghindari acara tatap muka, PR harus mengadakan acara yang
sifatnya membagikan informsi pada khalayak tentang alih fungsi pasar dari
tatap muka menjadi online.

Dari acara ini kemudian dikembangkan lagi menjadi:


 Regular Event, acara yang sifatnya digelar secara rutin
 Special Event, kegiatan khusus dan dilaksanakanya pada momen-momen
tertentu;
 Moment Event, kegiatan yang bersifat momentum.

c. News (Pesan/Berita)
PR memberikan informasi untuk dikomunikasikan kepada khalayak secara
tidak langsung melalui spanduk-spanduk dan pamflet. Informasi ini berupa
menjelaskan situasi pandemi saat ini dan upaya semua pihak supaya kegiatan
ekonomi dapat berjalan dengan baik. Informasi yang disampaikan bertujuan
agar dapat diterima oleh khalayak dan mendapatkan respon yang positif.

d. Identity (Citra)
Pemerintah Kota Bekasi harus meyakinkan warga bahwa pasar masih tetap
beraktifitas, meskipun dengan cara yang berbeda, demi memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

e. Community Ivolvement (Hubungan dengan Khalayak)


Pemerintah Kota Bekasi harus selalu membangun relasi yang dibangun
dengan khalayak (stakeholder, stockholder, media, masyarakat).

Menggunakan Strategi Media


1. Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat
Perkembangan masyarakat modern, seperti sekarang ini telah menciptakan
relasi ketergantungan antara masyarakat dengan media. Hal ini pula yang
menyebabkan perkembangan media massa begitu tinggi.

Pemerintah kota Bekasi harus memanfaatkan berbagai media yang ada di


wilayahnya demi optimalisasi tujuan kegiatan.

2. Sebagai kekuatan pembentukan opini publik


Dalam situasi, ketika masyarakat diombang-ambingkan oleh berbagai kabar,
media menjadi kekuatan penentu dalam perubahan. Media mampu
membentuk, memberi fokus dan mempercepat opini publik. Sehingga ada
dictum yang mengataklan media menciptakan, tetapi juga menghancurkan
citra

Pemerintah Kota Bekasi harus memanfaatkan media untuk membentuk opini


publik bahwa pemerintah masih eksis dan terus melayani kebutuhan
warganya.
IX. Key Messages

Butterick (2012) mengungkapkan bahwa “sebuah strategi PR adalah pendekatan


menyeluruh bagi sebuah kampanye atau program, dan penjelasan rasional di
belakang program taktis, serta akan didikte dan ditentukan oleh persoalan yang
muncul dari analisis dan penelitian”.

Key message dalam PR adalah pesan utama yang ingin disampaikan oleh
organisasi. Sebuah organisasi wajib memiliki key message karena itu merupakan
bentuk sederhana dari strategi organisasi atau hal-hal yang perlu diketahui
masyarakat tentang fokus organisasi.

Key message dapat menjadi jembatan antara organisasi dan masyarakat. Ketika
pesan tersebut relevan dengan target audiens, mereka dapat mengikuti, bahkan
mendukung tujuan organisasi.

Secara jangka panjang, potensi audiens untuk setia pada organisasi tersebut juga
akan semakin besar. Selain itu, key message juga berguna untuk menarik
perhatian masyarakat yang belum menjadi audiens organisasi, menarik media
untuk memberitakan organisasi, dan menarik pihak lain agar menjalin kerja sama
dengan organisasi.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat key


message, yaitu sebagai berikut.

1. Unik
Setiap organisasi atau bahkan campaign wajib mencari hal yang berbeda dan
unik. Key message akan menegaskan hal apa yang membedakan sebuah
organisasi dengan organisasi lainnya. Dengan begitu, key message organisasi
akan menonjol, mudah diingat, dan dipahami oleh masyarakat dan audiens.

Tim dapat merumuskan sebuah pesan yang singkat dan unik, misalnya :
“Belanja dari Rumah”. “Belanja Sambil Duduk Di Teras”.

2. Relevan dengan audiens


Sebelum membuat key message, organisasi harus tahu siapa audiens yang
ditargetkannya. Kemudian, key message harus dibuat serelevan mungkin
dengan audiens. Relevansi akan membangun kedekatan antara organisasi
dengan masyarakat karena mereka merasa memiliki visi yang sama. Hal ini
yang menjadi dasar kepercayaan masyarakat terhadap organisasi.

Para pembeli yang menjadi target utama pasar di Bekasi adalah masyarakat
bawah. Untuk itu diperlukan pesan yang merakyat dan mengena.

3. Sejalan dengan tujuan utama organisasi


Setiap organisasi tentu memiliki tujuan utama yang sudah ditetapkan sejak
awal berdiri. Key message harus dibuat sejalan dengan tujuan utama
organisasi, jangan sampai keduanya berbeda arah atau bertolak belakang.
Dengan begitu, pesan utama kemudian dapat diturunkan menjadi pesan-pesan
lainnya yang selaras dan mengukuhkan posisi organisasi.

Tujuan dari kegiatan ini adalah mengaktifkan kegiatan perekonomian warga,


dengan tetap memperhatikan ptotokol kesehatan pencegahan covid 19.

4. Key message yang konsisten


Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya dalam membuat key message adalah
konsistensi. Ketika kita menyampaikan pesan yang sama terus-menerus,
masyarakat dan audiens akan lebih mudah mengingatnya.

Key message organisasi umumnya berhubungan dengan strategi dan bersifat


jangka panjang. Usahakan membuat key message yang umum agar dapat
dengan mudah diaplikasikan dalam pesan-pesan lain sesuai
dengan campaign atau kegiatan tertentu.

Jika ada suatu kondisi khusus yang dihadapi organisasi, key message tidak akan
berubah begitu saja. Hal yang biasa dilakukan adalah mengubah cara
penyampaiannya.

Pada masa pandemi Covid-19, tidak semua organisasi bisa memaksakan key
message layaknya menjalankan kegiatan atau campaign seperti biasanya.
Namun, organisasi bisa memodifikasi key message seperti menambahkan hal
yang relevan dengan keadaan saat ini tetapi tetap sesuai dengan tujuan utama
organisasi. Dengan begitu, organisasi tetap dengan key message-nya sembari
menyesuaikan diri dengan kondisi tertentu agar lebih relevan.

5. Mudah disesuaikan
Tim Pasar Bekasi juga harus membuat key message yang umum dan mudah
diturunkan ke berbagai campaign atau kegiatan. Walaupun sebuah organisasi
memiliki kegiatan yang berbeda-beda, key message yang kuat akan dengan
mudah disesuaikan. Tim akan membuat kegiatan yang umumnya sejalan
dengan visi dan targetnya.

Key message disampaikan secara terstruktur dengan urutan langkah sebagai


berikut:

Langkah # 1 : Mulailah Dengan Jawabannya Terlebih Dahulu


Untuk berkomunikasi secara terstruktur dengan khalayak, kita harus mulai dengan
jawaban atas pertanyaan umum terlebih dahulu, dan kemudian daftarkan
argumen kita.

Dalam membangun dan mengembangan kebijakan soal belanja online di Pasar


Bekasi, pertanyaan-pertanyaan yang akan mucul adalah :

1. Bagaimana cara pengendalian Covid 19?


2. Apakah pasar akan di tutup selamanya?
3. Kapan pasar akan di buka normal seperti dulu sebelum ada Covid 19?
4. Aqpa itu belanja online?
5. Bagaimana cara belanja online
6. Apakah setiap barang yang kita beli saat belanja online sama kualitasnya
dibandingkan denganm saat kita belanja biasa?
7. Apakah kita bisa memlih barang yang kita sukai saat belanja online?
8. Apakah kita bisa memilih pedagang langganan kita saat belanja online?
9. Apakah bisa dilakukan tawar menawar saat kita belanja online?
10. Apakah belanja online lebih mahal atau lebih murah daripada belanja biasa?
11. Siapa nanti yang akan mengantar saat belanja online tersebut?
12. Apakah ongkos saat mengantar belanja online dibebankan kepada kita
sebagai pembeli?
13. Apa kuntunganya dengan saya belanja online?
14. Apakah harus dengan uang pas saat membayar?
15. Bagaimana cara membayar bayar dagangan saat saya belanja online?
16. Kalau harus pakai rekening bank, bagaimana caranya kalau saya tidak memiliki
rekening bank?

Langkah # 2 : Sampaikan Argumen kita


Khalayak akan secara alami mulai mengelompokkan dan merangkum argumen
kita untuk mengingatnya. Jadi, kita dapat membantu mereka untuk membuat
argumen secara keseluruhan untuk lebih efektif dan mudah diingat oleh mereka.

Berikan jawaban yang lugas dan pasti atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun pada langkah pertama. Usahakan jawabannya tepat dan tidak berubah
meski ditanyakan oleh pihak / orang lain.

Langkah # 3 : Jekaskan Ide-Ide Secara Logis


Kita perlu memastikan bahwa ide-ide yang kita sampaikan mempunyai
kepentingan yang sama, dan logis.

Dalam merumuskan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang


diberikan oleh khalayak, tim harus memberikan jawaban atas dasar kepentingan
khalayak, bukan kepentingan tim, dalam hal ini kepentingan pemerintah Kota
Bekasi. Hindari kalimat-kalimat :
- Karena Pemerintah
- Supaya Pemerintah
- Demi Pemerintah

Gunakan kalimat-kalimat yang mengedepankan kepentingan khalayak luas,


seperti kalimat-kalimat :
- Demi supaya masyarakat
- Demi supaya penjual dan pembeli
- Demi keselamatan masyarakat secara umum
Berikut adalah diagram piramida untuk memudahkan tim membuat langkah-
langkah penyampaian ide secara taktis dan stretgis :

Diagram 1
Struktur Langkah-Langkah Penyampaian Pesan Tim Pasar Bekasi

X. Agenda Kegiatan

Berikut adalah tabel agenda kegiatan tim pasar Bekasi

Tabel 01. Agenda Kegiatan Tim Pasar Bekasi

Tujuan Khusus Strategi Kegiatan Sasaran Target


Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Masyarakat o Khalayak paham
pada khalayak massa, broadcast, umum Kota tentang
tentang Covid aplikasi pemasangan Bekasi bahayanya Covid
19 perpesanan, spanduk, 19
media penyebaran
publikasi pamflet.
spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Masyarakat o khyalayak paham
pada khalayak massa, broadcast, umum Kota bahwa aktifitas
tentang aplikasi pemasangan Bekasi ekonomi harus
aktifitas perpesanan, spanduk, tetap berjalan
ekonomi media penyebaran
ditengah publikasi pamflet.
pandemi spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Masyarakat o Masayarakat
pada khalayak massa, broadcast, umum Kota paham hal-hal
tentang aplikasi pemasangan Bekasi yang masih boleh
protokol perpesanan, spanduk, dan tidak boleh
kesehatan di media penyebaran dilakukan di masa
masa pandemi publikasi pamflet. pandemi
spanduk,
pamflet
Mengenalkan Melalui media Siaran pers, o Masyarakat o Masyarakat tahu
pada khalayak massa, broadcast, umum Kota ada cara belanja
sebuah cara aplikasi pemasangan Bekasi dengan tidak
belanja baru perpesanan, spanduk, perlu datang ke
yang tidak media penyebaran pasar secara
bertatap muka publikasi pamflet. langsung
spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Konsumen, o Masyarakat
pada khalayak massa, broadcast, warga sekitar paham tentang
tentang sistem aplikasi pemasangan pasar, tatacara belanja
belanja online perpesanan, spanduk, masyarakat online
media penyebaran umum Kota
publikasi pamflet. Bekasi
spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Konsumen, o Masyarakat
pada khalayak massa, broadcast, warga sekitar mengetahui loaksi
tentang pasar aplikasi pemasangan pasar, terdekat untuk
di Bekasi perpesanan, spanduk, masyarakat berbelanja secara
media penyebaran umum Kota geografis
publikasi pamflet. Bekasi
spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Konsumen, o Masyarakat
pada khalayak massa, broadcast, warga sekitar mengetahui
tentang aplikasi pemasangan pasar, pasar-pasar mana
penutupan perpesanan, spanduk, masyarakat yang tutup dan
pasar di Bekasi media penyebaran umum Kota masih buka
publikasi pamflet. Bekasi
spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Konsumen, o Masyarakat
pada khalayak massa, broadcast, warga sekitar mengetahui dasar
tentang dasar aplikasi pemasangan pasar, hukum
hukum perpesanan, spanduk, masyarakat penutupan pasar
penutupan media penyebaran umum Kota
pasar di Bekasi publikasi pamflet. Bekasi
spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Konsumen, o Masyarakat tahu
pada khalayak massa, broadcast, warga sekitar pasar masih
bahwa pasar aplikasi pemasangan pasar, melayani pembeli
tetap perpesanan, spanduk, masyarakat dengan cara
beraktifitas media penyebaran umum Kota online
dengan cara publikasi pamflet. Bekasi
online spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Konsumen, o Masyarakat tahu
pada khalayak massa, broadcast, warga sekitar tata cara teknis
tentang tata aplikasi pemasangan pasar, berbelanja online
cara berbelanja perpesanan, spanduk, masyarakat di pasar Bekasi
online di pasar media penyebaran umum Kota
Bekasi publikasi pamflet. Bekasi
spanduk,
pamflet
Menjelaskan Melalui media Siaran pers, o Asosiasi, o Stakeholder lain
pada massa, broadcast, paguyupan, tahu bahwa pasar
stakeholder aplikasi pemasangan pemasok meklayani
lain yang perpesanan, spanduk, penjualan online
berkepentingan media penyebaran
bahwa pasar publikasi pamflet.
melayani spanduk,
penjualan pamflet
online
Mengajak Melalui media Siaran pers, o Konsumen, o Masyarakat dan
masyarakat dan massa, broadcast, warga sekitar stakeholder lain
stakeholder aplikasi pemasangan pasar, beramai-ramai
lain untuk perpesanan, spanduk, masyarakat melakukan
meramaikan media penyebaran umum Kota belanja online di
pasar dengan publikasi pamflet. Bekasi pasar Bekasi
cara online spanduk,
pamflet

Berikut ini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan :

1. Sebelum Kegiatan
1) Pembentukan tim pelatihan pada pedagang
2) Pembekalan materi pada pedagang
3) Pelatihan dengan cara online kepada pedagang tentang tata cara penjualan
online
4) Merumuskan materi tata cara pembelian online
5) Pembentukan tim sosialisasi dan informasi
6) Pembekalan materi kepada tim sosialisasi dan informasi
7) Pembentukan tim kerjasama
8) Pembekalan materi kepada tim kerjasama
9) Membuat jadwal kegiatan
10) Pembentukan tim evaluasi

2. Kegiatan
1) Menjelaskan pada khalayak tentang Covid 19 melalui media massa dengan
menggunakan siaran pers. Bisa juga menggunakan broadcast aplikasi
perpesanan sehingga masif menyebar. Sebenarnya hal ini sudah banyak
informasi yang masuk ke masyarakat dari berbagai sumber. Jadi, tim sebaiknya
menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dengan point-point yang
berkaitan dengan aktifitas warga di pasar. Misalnya: “Cuci tangan sebelum
belanja”, “Cuci tangan setelah belanja”. Targetnya khalayak paham tentang
bahaya Covid 19 dan langkah-langkah pencegahannya.
2) Menjelaskan pada khalayak tentang aktifitas ekonomi ditengah pandemi
melalui media massa dan PR. Bisa dengan menggunakan siaran Pers, spanduk,
pamflet. Targetnya khyalayak paham bahwa aktifitas ekonomi harus tetap
berjalan
3) Menjelaskan pada khalayak tentang protokol kesehatan di masa pandemi
melalui media masa. Bisa menggunakan siaran Pers, keliling dari titik ke titik.
Targetnya masayarakat paham hal-hal yang masih boleh dan tidak boleh
dilakukan di masa pandemi.
4) Mengenalkan pada khalayak sebuah cara belanja baru dengan cara tidak
bertatap muka melalui media masa dan melalui PR. Siaran pers, pembuatan
pamflet, penyebaran. Masyarakat tahu ada cara belanja dengan tidak perlu
datang ke pasar secara langsung.
5) Menjelaskan pada khalayak tentang sistem belanja online. Melalui media masa
dan PR. Bisa dengan siaran pers dan melalui grup grup aplikasi perpesanan
singkat. Targetnya masyarakat paham tentang tatacara belanja online.
6) Menjelaskan pada khalayak tentang pasar di Bekasi melalui media masa. Bisa
dengan PR dan siaran Pers. Bisa juga melalui grup grup aplikasi perpesanan
singkat. Masyarakat mengetahui lokasi terdekat untuk berbelanja secara
geografis.
7) Menjelaskan pada khalayak tentang penutupan pasar di Bekasi melalui media
masa dan PR. Bisa dengan cara siaran Pers. Melalui grup grup aplikasi
perpesanan singkat. Masyarakat mengetahui pasar-pasar mana yang tutup dan
masih buka.
8) Menjelaskan pada khalayak tentang dasar hukum penutupan pasar di Bekasi.
Melalui media masa, melalui PR dan siaran Pers. Melalui grup grup aplikasi
perpesanan singkat. Masyarakat mengetahui dasar hukum penutupan pasar.
9) Menjelaskan pada khalayak bahwa pasar tetap beraktifitas dengan cara online.
Melalui media masa dan PR, dengan cara siaran Pers atau melalui grup grup
aplikasi perpesanan singkat. Masyarakat tahu pasar masih melayani pembeli
dengan cara online.
10) Menjelaskan pada khalayak tentang tata cara berbelanja online di pasar
Bekasi. Melalui media masa dan PR. Bisa dengan cara siaran pers atau melalui
grup grup aplikasi perpesanan singkat. Masyarakat tahu tata cara teknis
berbelanja online di pasar Bekasi.
11) Menjelaskan pada stakeholder lain: asosiasi, pemasok dan masyarakat luas
yang berkepentingan bahwa pasar melayani penjualan online. Bisa melalui
media masa dan PR. Dengan cara siaran pers. Bisa melalui grup grup aplikasi
perpesanan singkat. Stakeholder lain tahu bahwa pasar melayani penjualan
online.
12) Mengajak masyarakat dan stakeholder lain untuk meramaikan pasar dengan
cara online. Melalui media masa dan PR. Dengan cara Siaran Pers dan grup
grup aplikasi perpesanan singkat. Masyarakat dan stakeholder lain beramai-
ramai melakukan belanja online di pasar Bekasi

XI. Evaluation
Menurut A.D Rooijakkers, pengertian evaluasi adalah suatu usaha atau proses
dalam menentukan nilai-nilai. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan
sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran
untuk keperluan pengambilan keputusan.

Menurut Norman E. Gronlund (1976), evaluasi adalah suatu proses yang


sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan-tujuan organisasi telah dicapai.

Tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui seberapa baik tingkat penguasaan seseorang terhadap


kompetensi yang telah ditetapkan.

Pemerintah kota Bekasi secara rutin dan berkala mengevaluasi, sampai


sejauhmana tim bekerja. Apakah target telah tercapai. Apakah tim menguasai
materi jual beli online. Apakah pedagang sudah mengetahui cara berjualan
online. Apakah pembeli sudah memahami cara membeli dengan online.

2) Untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami seseorang dalam


kegiatannya sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan
memberikan remedia teaching.

Pemerintah Kota Bekasi secara rutin dan berkala melakukan kontrol dan
menetapkan target pada tingkat tingkat tertentu untuk mengetahui tingkat
kesulitan yang dialami tim. Jika ternyata didapat kekurangan pada tim, maka
bisa dilakukan pelatihan ulang.

3) Untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode, media, dan
sumber daya lainnya dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Pemerintah Kota Bekasi melakukan penilaian apakah penggunaan media,


penggunaan aplikasi perpesanan singkat, penggunaan pamflet efektif dalam
rangka mengenalkan dan membiasakan masyarakat untuk melakukan aktifitas
ekonomi yang baru bagi mereka.

4) Sebagai umpan balik dan informasi penting bagi pelaksana evaluasi untuk
memperbaiki kekurangan yang ada dimana hal tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan dalam mengambil keputusan di masa mendatang.
Seluruh kekurangan diperbaiki untuk kemudian diberikan perbaikan-perbaikan
supaya lebih baik dalam pelaksanaan.

Tahapan Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi terdapat beberapa tahapan penting yang saling
mendukung satu sama lainnya. Mengacu pada pengertian evaluasi, adapun
tahapan-tahapan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah kota Bekasi menentukan topik evaluasi, yaitu kegiatan penentuan
topik yang akan dievaluasi. Bisa dimulai dari topik pembentukan tim, topik
penggunaan media, topik sasaran, topik target, topik penggunaan sumber daya
yang dipunyai dan didayagunakan.
2. Pemerintah Kota Bekasi merancang kegiatan evaluasi, yaitu kegiatan
mendesain proses evaluasi sehingga dalam pelaksanaannya tidak melewatkan
hal-hal yang penting.
3. Pemerintah Kota Bekasi melakukan pengumpulan data, yaitu kegiatan
mengumpulkan dan mencatat setiap informasi sesuai dengan perencanaan
berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
4. Tim Evaluasi secara teknis melakukan pengolahan dan analisis data, yaitu
kegiatan mengolah informasi dengan cara mengelompokkan data agar lebih
mudah dalam melakukan analisis, serta menentukan tolak ukur waktu sebagai
hasil evaluasi.
5. Tim evaluasi melakukan pelaporan hasil evaluasi kepada penanggungjawab,
yaitu pemerintah kota Bekasi, yaitu membuat laporan hasil evaluasi agar
diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan

XII. Timeline

Berikut adalah tabel time line sosialisasi belanja online di pasar Bekasi

Tabel 02. Timeline sosialisasi Belanja Online di Pasar Bekasi

Aktifitas Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desem


ber
Menjelaskan pada
khalayak tentang
Covid 19

Menjelaskan pada
khalayak tentang
aktifitas ekonomi
ditengah pandemi

Menjelaskan pada
khalayak tentang
protokol kesehatan
di masa pandemi

Mengenalkan pada
khalayak sebuah
cara belanja baru
yang tidak bertatap
muka

Menjelaskan pada
khalayak tentang
sistem belanja
online
Menjelaskan pada
khalayak tentang
pasar di Bekasi

Menjelaskan pada
khalayak tentang
penutupan pasar di
Bekasi

Menjelaskan pada
khalayak tentang
dasar hukum
penutupan pasar di
Bekasi

Menjelaskan pada
khalayak bahwa
pasar tetap
beraktifitas dengan
cara online

Menjelaskan pada
khalayak tentang
tata cara berbelanja
online di pasar
Bekasi

Menjelaskan pada
stakeholder lain
yang
berkepentingan
bahwa pasar
melayani penjualan
online

Mengajak
masyarakat dan
stakeholder lain
untuk meramaikan
pasar dengan cara
online

XIII. Budget

Berikut adalah gambaran biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bekasi dalam
rangka kebijakan belanja online di Pasar Bekasi

Pra Kegiatan
1) Pembentukan tim pelatihan pada pedagang : Rp. 2.000.000
2) Pembekalan materi pada pedagang : Rp. 30.000.000
3) Pelatihan dengan cara online kepada pedagang tentang tata cara penjualan online :
Rp. 100.000.000
4) Merumuskan materi tata cara pembelian online : Rp.5000.000
5) Pembentukan tim sosialisasi dan informasi : Rp. 2.000.000
6) Pembekalan materi kepada tim sosialisasi dan informasi : Rp. 10.000.000
7) Pembentukan tim kerjasama : Rp. 2.000.000
8) Pembekalan materi kepada tim kerjasama: Rp. 10.000.000
9) Membuat jadwal kegiatan : Rp. 500.000
10) Pembentukan tim evaluasi : Rp. 2.000.000

Total Pra Kegiatan : Rp. 163.500.000

Berikut adalah tabel biaya untuk melakukan agenda:

Tabel 03. Biaya untuk melakukan kegiatan Tim Pasar Bekasi


Aktifitas Anggaran
Menjelaskan pada khalayak tentang Covid Rp. 25.000.000
19

Menjelaskan pada khalayak tentang Rp. 25.000.000


aktifitas ekonomi ditengah pandemi

Menjelaskan pada khalayak tentang Rp.25.000.000


protokol kesehatan di masa pandemi

Mengenalkan pada khalayak sebuah cara Rp. 50.000.000


belanja baru yang tidak bertatap muka

Menjelaskan pada khalayak tentang sistem Rp. 50.000.000


belanja online
Menjelaskan pada khalayak tentang pasar Rp. 25.000.000
di Bekasi
Menjelaskan pada khalayak tentang Rp. 50.000.000
penutupan pasar di Bekasi

Menjelaskan pada khalayak tentang dasar


hukum penutupan pasar di Bekasi

Menjelaskan pada khalayak bahwa pasar Rp. 100.000.000


tetap beraktifitas dengan cara online

Menjelaskan pada khalayak tentang tata Rp. 200.000.000


cara berbelanja online di pasar Bekasi

Menjelaskan pada stakeholder lain yang Rp. 75.000.000


berkepentingan bahwa pasar melayani
penjualan online

Mengajak masyarakat dan stakeholder lain Rp. 300.000.000


untuk meramaikan pasar dengan cara
online
Jumlah Rp. 925.000.000

Jumlah keseluruhan : Rp. 1.088.500.000


Daftar Pustaka

Wicaksono. (2011). Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, Dan Jam Kerja Terhadap
Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak. Universitas Diponegoro : Semarang

Branco, Manuel Castelo dan Lúcia Lima Rodriguez, (2007), “Positioning Stakeholder
Theory within the Debate on Corporate Social Responsibility”, EJBO (Electronic Journal
of Business Ethics and Organization Studies), Vol. 12, No. 1

Regester, Michael, Judi Larkin. (2003). Risk Issues and Crisis Management in Public
Relations. New Delhi : Crest Publishing House.

Nova, Firsan. (2011). Crisis Public Relatons Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Butterick, Keith. (2012). Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada

Rahmat Wijayanto, Indonesia Culture, Jakarta, Elex Media Computindo

Ad. Rooijakkers (1991). Mengajar dengan Sukses. PT. Grasindo: Jakarta.

Norman E. Gronlund (1976). Measurement and Evaluation in Teaching .Amazon.


Publisher: Collier Macmillan

Anda mungkin juga menyukai