Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan berkelanjutan adalah asuhan kebidanan yang

dilakukan mulai Antenatal Care (ANC), Intranatal Care (INC), Postnatal Care

(PNC), dan Bayi Baru Lahir secara berkelanjutan pada pasien. Ukuran yang

dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity

care) dalam suatu negara atau daerah pada umumnya ialah kematian

maternal (maternal mortality). Menurut defenisi World Health Organization

“kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam

waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas

dari tuanya kehamilan dan tindakan yangdilakukan untuk mengakhiri

kehamilan.(Saifuddin, 2017).

Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan

masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia.Di negara miskin

sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan oleh masalah yang

berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut World Health

Organization (WHO) tahun 2017, Angka Kematian Ibu (AKI) dalam masa

kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 210 per 100.000 kelahiran hidup dan

Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Kemudian,

menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun

2017 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 290 per

100.000 kelahiran hidup dan AKB 23 per 1.000 kelahiran hidup. Tetapi di

Indonesia sendiri sebenarnya mempunyai target 102 kematian per 100.000

kelahiran hidup. AKI dan AKB merupakan ukuran penting dalam menilai

1
2

keberhasilan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di suatu Negara

( Manuaba, 2016).

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI menurun

dari 359 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012 menjadi 305 per 100.000

kelahiran hidup tahun 2015 dan kembali menetap menjadi 305 per 100.000

kelahiran hidup tahun 2018 . Sedangkan AKB menurun dari 34 per 1000

kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup tahun 2012

dan kembali turun menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup tahun 2017 (Profil

Kesehatan, 2018)

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku pada tahun

2016 yaitu cakupan ibu hamil sebesar 48,326, cakupan ibu hamil K4 59,67%,

cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan 27,71%, cakupan

neonatal jumlah 11,726, cakupan BBL yang mendapat IMD kurang dari 1 jam

jumlah 31,6% lebih dari 1 jam jumlah 6,1%, cakupan bumil resiko KEK jumlah

63,2 jiwa (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2016)

Jumlah bayi yang lahir hidup sepanjang tahun 2016 sebanyak 659 orang,

cakupan (kunjungan neonatus 1) sebanyak 659 orang (71%), dan cakupan

kunjungan neonatus lengkap sebanyak 735 orang (80%). Jumlah ibu nifas

sebanyak 661 orang dan semuanya mendaptkan pelayanan kesehatan oleh

tenaga kesehatan dan mendapatkan Vitamin A (Profil Dinas Kesehatan

Provinsi Maluku, 2016)

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 5,536 orang, yang

menjadi peserta keluarga berencana baru sebanyak 154 orang (9,3%),

sedangkan yang merupakan peserta keluarga berencana aktif sebanyak

3,616 orang (65%). Jenis kontrasepsi yang digunakan antara lain IUD
3

sebanyak 30 orang (0,54%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 15 orang

(0,27%), Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 40 orang (0,72%), implant

sebanyak 36 orang (0,65%), kondom sebanyak 2 orang (0,03%), suntik

sebanyak 91 orang (1,65%), dan pil sebanyak 108 orang (1,95%). Jumlah

rujukan 28 orang yang terbagi atas maternal 25 orang (2%) dan neonatal 3

orang (0%) (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2016)

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan

Tanimbar untuk Januari-Desember 2015, menunjukkan adanya 2 kasus

kematian ibu melahirkan. Sedangkan kematian neonatus pada periode

Januari-Desember 2015 masih cukup tinggi yaitu sebanyak 66 kematiaS.ahun

2016 Angka Kematian Ibu dari data yang dikumpulkan Bidang Kesehatan

Keluarga terdapat 6 kasus dari 2.082 kelahiran hidup.Pada tahun 2017 AKI di

Kota Saumlaki 0 dari kelahiran hidup.Tahun 2018 periode Januari-Desember

menunjukan adanya 2 kasus kematian ibu melahirkan.Sedangkan kematian

neonatus yaitu sebanyak 30 kasus kematian.

Angka kematian Ibu (AKI) di Kota Saumlaki mengalami peningkatan pada

tahun 2016 bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2015. Tahun 2016

Angka Kematian Ibu dari data yang dikumpulkan Bidang Kesehatan Keluarga

terdapat 6 kasus dari 3.292 kelahiran hidup. Pada tahun 2017 AKI Kabupaten

Kepulauan Tanimbar 0 dari kelahiran hidup dan pada tahun 2018 AKI di Kota

Saumlaki 2 dari kelahiran hidup. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2018 AKI

mengalami peningkatan (Profil Kabupaten Kepulauan Tanimbar, 2018).

Data yang diperoleh dari Puskesmas Saumlaki pada tahun 2017,

cakupan ibu hamil yang melakukan kunjungam K1 sebanyak 617 orang

(75%), cakupan K4 sebanyak 489 orang (59%), ibu hamil dengan resiko tinggi
4

(RISTI) sebanyakl 108 orang (65%), ibu hamil dengan kekurangan energy

kronik (KEK) sebanyak 64 orang (35%). Jumlah ibu bersalin yang ditolong

oleh tenaga kesehatan (Nakes) 503 orang (64%), dan yang tidak ditolong oleh

tenaga kesehatan (PN Non Nakes) 51 orang (6%), hal ini membuktikan bahwa

sebagian besar persalian di tolong oleh tenaga kesehatan. Jumlah bayi yang

lahir hidup sepanjang tahun 2017 sebanyak 481 orang. Jumlah ibu nifas

sebanyak 505 orang dan sebagian besar mendapatkan pelayanan kesehatan

oleh tenaga kesehatan dan mendapatkan Vitamin A. Peserta KB aktif

sebanyak 1501 orang, KB yang sering digunakan adalah KB suntik dan

implant, dan dilihat dari tahun ketahun tidak ada seorang pun yang

menggunakan KB MAL.

Tahun 2018, cakupan ibu hamil yang melakukan kunjungan K1 sebanyak

920 orang (93,6%), cakupan K4 sebanyak 866 orang (90%), ibu hamil dengan

resiko tinggi (RISTI) sebanyak 204 orang. Jumlah ibu bersalin yang ditolong

oleh tenaga kesehatan (Nakes) 870 orang (89%).Jumlah bayi baru lahir hidup

sepanjang tahun 2018 sebanyak 875 orang. Jumlah ibu nifas sebanyak 870

orang dan mendapatka pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan dan

mendapatkan Vitamin A. Peserta KB aktif sebanyak 5576 orang, KB yang

sering digunakan adalah KB suntik dan implant. Sedangkan jumlah kematian

di Puskesmas Saumlaki yaitu AKI berjumlah 4 orang dan AKB 6 orang (Profil

Puskesmas Saumlaki, 2018)

Sebenarnya AKI dan AKB dapat ditekan melalui pelayanan asuhan

kebidanan secara komprehensif yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan

sayang bayi yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Melalui

asuhan komprehensif faktor risiko yang terdeteksi saat awal pemeriksaan


5

kehamilan dapat segera ditangani sehingga dapat mengurangi faktor risiko

pada saat persalinan, nifas, dan pada bayi baru lahir, denganberkurangnya

faktor risiko tersebut maka kematian ibu dan bayi dapatdicegah.

Berdasarkan hasil survei yang telah penulis lakukan pada Ny. S. maka

penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan secara berkesinambungan

(continuity care) mulai dari masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas,

masa interval serta perawatan bayi baru lahir serta melakukan

pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin ,

nifas, neonatus dan KB di Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa Kabupaten

Kepulauan Tanimbar

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka, dapat rumusan masalah pada

laporan tugas akhir ini adalah “Bagaimanakah Pendokumentasian Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny. S. GIII PII A0 di Praktek Mandiri Bidan

Adelfi Telussa Kabupaten Kepulauan Tanimbar”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu

hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan metode

pendokumentasian SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu hamil Ny. S. GIII

PII A0 Komprehensif pada Ny. S. GIII PII A0 di Praktek Mandiri Bidan

Adelfi Telussa Kabupaten Kepulauan Tanimbar


6

b. Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu bersalin Ny. N.

GIII PII A0 Komprehensif pada Ny. S. GIII PII A0 di Praktek Mandiri

Bidan Adelfi Telussa Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

c. Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada BBL, By. Ny. S. di

Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

d. Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu nifas Ny. N. di

Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

e. Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif KB Pada Ny. S. di Praktek

Mandiri Bidan Adelfi Telussa Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

D. Manfaat penulisan

1. Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan masukan

untuk menambah wawasan tentang kasus yang diambil.

2. Aplikatif

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi institusi kesehatan

dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan komprehensif.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan untuk

menambah referensi yang dapat dijadikan acuan bagi mahsiswa dalam

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir, neonatus dan KB.


7

c. Bagi Masyarakat

Diaharapkan masyarakat berperan serta dan aktif membantu tenaga

kesehatan dalam melakukan asuhan kebidanan baik kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan neonatus serta KB.

E. Keaslian Penulisan

Tabel 1. Perbedaan Keaslian Penulisan

No Penelitian Judul penelitian Desain Hasil Penelitian


tahun Penelitian
1. Germana Asuhan Studi Asuhan Setelah melakukan
Gleko (2018) Kebidanan Komprehensif Asuhan Kebidanan
Komprehensif Komprehensif penulis
pada Ny. Y.L di dapat mengetahui
wilayah kerja pelaksanaan asuhan
Puskesmas denganKomprehensif
Saumlaki pada Ny. Y.L tidak
menemukan
perbedaan.

Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa ada perbedaan studi kasus ini dengan studi

kasus sebelumnya. Perbedaan dengan studi kasus yang dilakukan oleh penulis

adalah pada

1. Waktu, tempat dan subjek penelitian, pada studi kasus ini penulis

menggunakan Moetode desain penelitian studi kasus komprehensif, di

Praktek Mandiri Bidan Adelfi Telussa Saumlaki, tahun 2021 pada Ny S. GIII

PII A0.

Anda mungkin juga menyukai