Anda di halaman 1dari 14

STUDI KASUS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI,

PENDIDIKAN DAN KESEHATAN


TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA

MAKALAH

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Konsep Keperawatan Komunitas

Yang dibina oleh Ns. Sri Wahyuni A. M.kep, Sp.kep.Kom.

Oleh :

Silviana Ziqro ( 2111011089 )

Putri Mitha Dwi Lestari ( 2111011095 )

Meritania Nurittama ( 2111011099 )

Gian Winata Pradana Putra ( 2111011112 )

Joan Franco Abrar Dzulfi Zaidhane ( 2111011114 )

Popy Nur Istiani ( 2111011117 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Oktober,2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya,
sehingga penulis sampailah pada tahap penyelesaian tugas makalah yang bejudul “Studi Kasus
Kemiskinan Dalam Kependudukan” terselesaikannya tugas makalah ini, karena dukungan baik,
pendapat, dan tenaga yang telah diberikan oleh rekan yang sudah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Ns. Sri Wahyuni
A. M.kep, Sp.kep.Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Komunitas yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah yang disusun.

Penulis menyadari makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mohon maaf apa bila ada kesalahan dalam penulisan kata kata yang disusun dlam makalah
ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... II


DAFTAR ISI................................................................................................................................ III
A. Study Kasus ............................................................................................................................ 1
B. Istilah Asing Dalam Kemiskinan.......................................................................................... 1
1. Permasalahan Multidimensional .......................................................................................... 1
2. Kemiskinan Absolut............................................................................................................. 1
3. Kemiskinan Relatif .............................................................................................................. 2
4. Kemiskinan Kultural ............................................................................................................ 2
5. Kemiskinan Struktural ......................................................................................................... 2
6. Fluktuasi ............................................................................................................................... 2
7. Inflasi ................................................................................................................................... 3
C. Kisi-kisi pertanyaan “pengaruh upah minimum provinsi, pendidikan dan kesehatan
terhadap kemiskinan di Indonesia” ............................................................................................ 3
D. Dampak atau masalah kemiskinan ...................................................................................... 4
1. Kemiskinan Absolut............................................................................................................. 4
2. Kemiskinan Relatif .............................................................................................................. 4
3. Kemiskinan Kultural ............................................................................................................ 5
4. Kemiskinan Struktural ......................................................................................................... 5
E. Strategi untuk mengatasi masalah ....................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 9

III
A. Study Kasus

Tingkat kemiskinan di kabupaten Bengkayang pada tahun 2017 meningkatkan sebesar 7,51
kemudian pada tahun 2020 angka kemiskinan turun menjadi 6.62 (Deffri et al., 2022).
Namun, angka tersebut masih tergolong tinggi dan menjadi perhatian utama bagi
pemerintah yang disertai dengan kenaikan harga bahan pokok secara terus-menerus. Hal
ini berdampak pada pembangunan daerah dan ekonomi. Angka kemiskinan yang sulit
diturunkan dipengaruhi oleh rendahnya upah minimun, rendahnya pendidikan dan kualitas
SDM, serta rendahnya derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Namun, jika upah
minimun dinaikkan, hal ini bisa mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam
skala besar (Islami & Anis, 2019). Perawat komunitas kemudian mempersiapkan program
prevensi kasus untuk mencegah penyakit epidemik akibat kemiskinan dan menekan angka
kemiskinan yang terjadi dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor .

B. Istilah Asing Dalam Kemiskinan

1. Permasalahan Multidimensional
Multi artinya lebih dari satu, multidimendional berarti suatu keadaan atau
permasalahan lebih dari satu(banyak). Dalam permasalahan kemiskinan yang bersifat
multidimensional ini disebabkan oleh banyak faktor yang tidak hanya menjadi domain
bidang ekonomi saja, tetapi juga politik, sosial, budaya dan sistem sosial lainnya
(Adawiyah, 2020).

2. Kemiskinan Absolut
Menurut Jacobus et al., 2018 kemiskinan absolut adalah ketika pendapatan
seseorang atau sekelompok orang berada di bawah garis kemiskinan dan tidak
mencukupi untuk memenuhi standar kebutuhan pangan, sandang, kesehatan,
perumahan, dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, berada dalam
kondisi cukup baik. Garis kemiskinan didefinisikan sebagai rata-rata pengeluaran atau
konsumsi atas kebutuhan dasar yang diperlukan untuk memenuhi standar kesejahteraan.
Bentuk kemiskinan absolut ini paling sering digunakan sebagai konsep untuk

1
2

menentukan atau mendefinisikan kriteria yang digunakan seseorang atau sekelompok


orang untuk dianggap miskin.

3. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif mengacu pada suatu bentuk kemiskinan yang diakibatkan
oleh dampak kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh lapisan
masyarakat dan menimbulkan perbedaan pendapatan atau ketimpangan standar
kesejahteraan. Daerah yang belum terjangkau oleh program pembangunan biasanya
disebut daerah tertinggal (Tri Yunarni et al., 2019).

4. Kemiskinan Kultural
Menurut Tri Yunarni et al., 2019 kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang
mengacu pada sikap, gaya hidup, nilai, orientasi sosial budaya seseorang atau
masyarakat yang tidak sejalan dengan etos kemajuan masyarakat modern. Kebiasaan
seperti ini dapat berupa sifat malas, pemboros atau tidak pernah hemat, kurang kreatif
dan relatif pula bergantung pada pihak lain.

5. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah suatu bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh
buruknya akses terhadap sumber daya dan biasanya terjadi dalam tatanan sosial budaya
atau sosial politik yang tidak mendukung pengentasan kemiskinan. Bentuk kemiskinan
ini terkadang disertai unsur diskriminatif (Jacobus et al., 2018).

6. Fluktuasi
Menurut Abdullah, 2020 fluktiasi adalah gejala yang menunjukkan turun-
naiknya suatu harga. Fluktuasi kemiskinan Mengacu pada perubahan tingkat
kemiskinan dari waktu ke waktu. Fluktuasi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti perubahan ekonomi, kebijakan pemerintah, atau bencana alam. Dalam
konteks ini, kedalaman kemiskinan dapat diukur dengan menelusuri perubahan proporsi
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dari waktu ke waktu. Fluktuasi
3

kemiskinan dapat memberikan informasi penting mengenai efektivitas program


pemerintah dan upaya pengentasan kemiskinan.

7. Inflasi
Inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan
secara terus menerus. Inflasi merupakan suatu kondisi dimana harga barang dan jasa
naik, biasanya dalam jangka waktu yang relatif singkat (Salim & Fadilla, 2021). Dalam
konteks kemiskinan, inflasi dapat memperburuk kondisi kemiskinan, karena kenaikan
harga barang dan jasa dapat mempersulit masyarakat miskin untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya, seperti pangan, sandang, dan perumahan. Hal ini dapat terjadi
karena inflasi dapat melemahkan daya beli uang sehingga masyarakat miskin tidak lagi
memiliki cukup uang untuk membeli barang dan jasa yang sama seperti sebelumnya.
Oleh karena itu, inflasi dapat menjadi salah satu faktor yang memperparah kemiskinan
(Nurrohmah, 2019).
C. Kisi-kisi pertanyaan “pengaruh upah minimum provinsi, pendidikan
dan kesehatan terhadap kemiskinan di Indonesia”

No. PERTANYAAN
1. Apa yang menjadi penyebab peningkatan upah minimum provinsi tidak selalu
diiringi oleh penurunan angka kemiskinan?
2. Bagaimana maksud dari kesehatan menjadi ukuran kesejahteraan rakyat yang
dapat berhubungan dengan kualitas kehidupannya.?
3. Bagaimana bisa pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia?
4. Bagaimana cara pemerintah menangani kasus kemiskinan yang terjadi di
negara berkembang seperti Indonesia?
5 Mengapa kesehatan yang baik akan berpengaruh negatif terhadap tingkat
kemiskinan?
6. Mengapa variabel angka harapan hidup tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penduduk miskin?
7. Seberapa besar upah minimum provinsi, pendidikan, dan kesehatan secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia?
8. Seberapa besar faktor PHK yang terjadi sehingga menyebabkan peningkatan
angka kemiskinan di Indonesia?

3
D. Dampak atau masalah kemiskinan

Kasus Kemiskinan tersebut memiliki dampak negatif yang sangat signifikan bagi
kesehatan individu bahkan masyarakat secara umum. Namun ada beberapa dampak
kesehatan yang mungkin timbul dari Kemiskinan adalah:

1. Kemiskinan Absolut
Menurut penelitian dari jurnal tersebut karena Jumlah penduduk miskin di
Indonesia mengalami fluktuasi. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2009 yakni
sebesar 6,96 persen. Penyebab turunnya angka kemiskinan ini adalah pengeluaran per
kapita per bulan untuk rumah tangga lapisan terbawah terus tumbuh dan bantuan sosial
dari pemerintah yang terus meningkat. Peningkatan upah buruh dan harga eceran
beberapa bahan pokok juga menjadi penyebab turunnya angka kemiskinan.

Peningkatan ini terjadi karena kenaikan harga bahan bakar minyak pada
November 2014, inflasi periode September 2014 ke Maret 2015 terekam tinggi, dan
harga beras juga mengalami peningkatan. Faktor lain yang menyebabkan kemiskinan
meningkat pada tahun ini disebabkan oleh lesunya perekonomian global yang
mengakibatkan produksi pangan menurun sehingga menyebabkan harga barang-barang
naik yang mengakibatkan inflasi meningkat.

2. Kemiskinan Relatif
Hal ini mungkin disebabkan oleh fenomena yang memperlihatkan bahwa
peningkatan pada upah minimum cenderung diikuti oleh terjadinya Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK). PHK pada gilirannya akan menyebabkan meningkatnya jumlah
pengangguran. Hal ini tentunya akan meningkatkan angka kemiskinan.

Pada perusahaan besar yang sudah dilengkapi dengan teknologi yang canggih,
penggunaan teknologi akan lebih efektif daripada memberikan kenaikan upah pada
tenaga kerja. Saat upah mengalami peningkatan, perusahaan cenderung akan
mengurangi tenaga kerja dan lebih menggunakan teknologi yang canggih. Hal ini akan

4
5

berdampak pada meningkatnya pengangguran, sehingga kemiskinan bukan teratasi


melainkan kemiskinan akan meningkat.

3. Kemiskinan Kultural
Menurut penelitian dari jurnal yang saya ambil Kesehatan merupakan gambaran
tingkat kesejahteraan seseorang dengan melihat kualiatas kehidupannya. Kesehatan
seseorang merupakan hal yang penting, karena tingkat kesehatan merupakan modal bagi
seseorang untuk mendapat pekerjaan yang layak selain dari kemampuan dan skill yang
dimilikinya. Tingginya tingkat kesehatan akan menyebabkan produktifitas seseorang
akan meningkat. Hal ini juga berpengaruh pada pendapatan yang akan diterimanya.
Pendapatan yang tinggi dapat mengakibatkan seseorang mampu meningkatkan
konsumsi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menurunkan angka
kemiskinan.

4. Kemiskinan Struktural
Menurut penelitian dari jurnal terebut yaitu Berdasarkan hasil analisis data,
dinyatakan bahwa pendidikan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
kemiskinan di Indonesia dengan koefisien regresi -0,96. Hal ini berarti apabila
pendidikan meningkat satu persen maka akan menurunkan kemiskinan di Indonesia
sebesar 0,96 persen.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan.


Pendidikan sebagai proses budaya akan tumbuh dan berkembang menjadi nilai-nilai
dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Melalui pendidikan, seseorang akan
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman. Tingginya tingkat pendidikan akan
meningkatkan ilmu pengetahuan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Dengan tingkat
pendidikan yang tinggi, dapat meningkatkan produktifitas seseorang untuk mendapat
pekerjaan yang bagus. Hal ini tentu akan menguntungkan seseorang dengan
mengharapkan pendapatan yang didapat juga akan lebih tinggi. Saat pendapatan
seseorang tinggi, tentunya akan dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak supaya
terhindar dari kemiskinan.
E. Strategi untuk mengatasi masalah

Dalam kasus ini telah dibahas mengenai masalah kemiskinan yang terjadi karena
rendahnya upah minimum provinsi , pendidikan, serta kesehatan masyarakat. Kemiskinan
sendiri disebabkan oleh adanya inflasi terus menenrus, turunnya perekonomian global,
serta rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Hal ini jelas
berhubungan dengan rendahnya kualitas pendidikan sehingga SDM tidak memiliki
kualitas yang sesuai untuk bekerja dan menyebabkan angka pengangguran meningkat.
(Islami & Anis, 2019)

Program penanggulangan kemiskinan tidak hanya diampu oleh salah satu perangkat
daerah, tapi merupakan kerja bersama dan kolaborasi dari banyak organisasi. Didukung
dengan pendataan yang tepat, agar pelaksanaan program juga semakin tepat sasaran. Salah
satu strategi penurunan kemiskinan yang penting selain mengurangi beban pengeluaran
adalah dengan meningkatkan pendapatan seperti peningkatan akses permodalan,
peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran, pengembangan keterampilan dan
layanan usaha, serta pengembangan kewirausahaan, kemitraan, dan
keperantaraan.(Murdiyana & Mulyana, 2017)

Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

1. Lintas Program

 Pemerintah memberikan bantuan social dan subsidi


 Pemerintah meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan masyarakat
 Pemerintah membangun infrastuktur pelayanan dasar untuk negara dan masyarakat
 Pemerintah daerah berupaya melakukan penanggulangan kemiskinan dengan tata
kelola pemerintahan yang baik.
 Meningkatkan upah minimum, bertujuan untuk meningkatkan taraf kelayakan hidup
masyarakat dam konsumsi masyarakat sehingga akan memunculkan banyak usaha
baru
 Mengurangi jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

6
7

 Pemerintah Daerah memberikan dukungan kepada pelayanan kesehatan di


puskesmas dan memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan

2. Lintas Sektor

 Adanya kerja sama semua sector/ instansi untuk pemberdayaan masyarakat


 Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat
melaksanakan kordinasi dan perumusan kebijakan, pemantauan, evaluasi dan
pengendalian, serta penyusunan prakarsa strategis pembangunan nasional.
 Pelayanan public diberikan secara prima kepada masyarakat miskin dan orang tidak
mampu
 Dinas Sosial memperhatikan data informasi terkait jumlah dan keberadaan
masyarakat penyandang masalah kesejahteraan social
 Dinas Tenaga Kerja menyelenggarakan program dan pelatihan kerja
 Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM memberikan dukungan
berupa pemodalan dan peralatan usaha
 Dinas Pendidikan membuat program yang mengutamakan pada peningkatan
kemampuan, keterampilan, dan keahlian kerja bagi anak didik. Serta berkoordinasi
dalam pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), skrening kesehatan /
penjaringan kesehatan anak sekolah, serta melakukan penyuluhan terkait kesehatan
dan pemberatasan penyakit menular.
 Dinas Kesehatan membuat program untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat dan memperhatikan kinerja setiap instansi kesehatan.
 Kepolisian berkoordinasi dalam penanganan kecelakaan, kejadian kekerasan/
kejadian lain memerlukan pemeriksaan / penanganan kesehatan, contoh :
kecelakaan,pembunuhan, meninggal mendadak di tempat kerja dll
 Bidang pengkaderan PKK Berkoordinasi dalam kegiatan posyandu balita, Posyandu
Lansia, Posbindu, Jumantik, survey perumahan dan lingkungan dan sebagai
penggerak peran serta masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat
 Adanya Kolaborasi Multistakeholder yang bekerja dalam penyusunan rencana aksi
bersama, pemberdayaan masyarakat, penguatan kebijakan dan regulasi, peningkatan
8

akses dan kualitas layanan dasar, investasi dan inovasi finansial, peningkatan literasi
dan kesadaran, serta evaluasi dan pembelajaran yang dilakukan secara
berkesinambungan.(Hayumna, 2020)
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2020). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1st ed.). Sandro Jaya.

Adawiyah, S. (2020). KEMISKINAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA. KHIDMAT


SOSIAL:Journal of Social Service, 1(1), 43–50.

Jacobus, E. H., Kindangen, P., & Walewangko, E. N. (2018). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI SULAWESI
UTARA. Jurnal Pembangunan Ekonomi, 19(3), 86–103.

Nurrohmah, A. (2019). Pengaruh Tingkat Kesehatan dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat
Kemiskinan (Periode 2008-2017). Universitas Islam Negeri Serang Banten.

Salim, A., & Fadilla. (2021). Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Ekonomi Sharia:Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Ekonomi Syariah, 2(1),
17–28.

Tri Yunarni, B. R., Mintasrihardi, M., & Setiawati, Y. (2019). Efektivitas Program Keluarga
Harapan (PKH) Dalam Mengurangi Angka Kemiskinan (Studi: Desa Daha
Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu). JIAP (Jurnal Ilmu Administrasi Publik),
7(2), 193. https://doi.org/10.31764/jiap.v7i2.1276

Deffri, D., Tjondro, H. A., Firman, F., & Riki, H. (2022). Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat
Kemiskinan (Studi Kasus Kabupaten Bengkayang). EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah
Ekonomi Dan Bisnis, 10(1), 229–236. https://doi.org/10.37676/ekombis.v10i1.1774

Hayumna, D. (2020). HASIL PELAKSANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBAGAI


PROGRAM PEMERINTAH (Study Kasus Penanganan Kemiskinan di Kecamatan
Semanding Kabupaten Tuban Tahun 2020).

Islami, N., & Anis, A. (2019). Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Pendidikan Dan Kesehatan
Terhadap Kemiskinan Di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Pembangunan, 1(3), 939.
https://doi.org/10.24036/jkep.v1i3.7721

Murdiyana, M., & Mulyana, M. (2017). Analisis Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Di


9
10

Indonesia. Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja, 10(1), 73–96.


https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.384

Anda mungkin juga menyukai