Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN NON-TRAUMA “RESPIRATORY FAILURE”

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Yang dibina oleh Ns. Ginanjar Sasmito Adi, M.Kep., Sp. Kep. MB

Oleh :

Rhezty Nur Apridiana B (2111011090)

Putri Mitha Dwi Lestari (2111011100)

Gian Winata Pradana P (2111011112)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Maret, 2024
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
A. Alogaritma Penanganan Respiratory Failure
B. Initial Assessment
Initial assessment atau penilaian awal merupakan suatu siklus penilaian
yang dilakukan dengan cepat untuk menangani pasien gawat dan kritis yang
diikuti dengan tindakan resusitasi (Khairari, 2021) . Initial assessment
digunakan untuk mengetahui dan melihat kondisi awal pasien secara tepat dan
cepat sehingga dengan adanya initial assessment penanganan pasien dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Tindakan initial assessment dimulai
dengan mengidentifikasi identitas pasien, melakukan triase dan setelah itu
dilanjutkan dengan tindakan survey primer yaitu penilaian pada ABCDE
(Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure). Langkah-langkah
penatalaksanaan initial assessment menurut
Harlon Simbolon & Untung Sudharmono, 2021
sebagai berikut:

1. Airway
Hal ini dinilai dengan mengajukan pertanyaan. Jika pasien dapat
berbicara dengan koheren, pasien responsif, dan jalan napas terbuka.
Apabila pasien mampu merespon dengan suara normal maka jalan napas
itu normal (paten). Tanda-tanda adanya obstruksi jalan napas atau jalan
napas yang terganggu yaitu adanya suara stridor, sesak napas (kesulitan
bernapas), respirasi paradox, penurunan tingkat kesadaran dan adanya
suara mendengkur. Penanganan untuk masalah Airway adalah dengan
melakukan Head tilt and chin lift, jaw thrust, pemberian oksigen, dan
suction.
2. Breathing
Penilaian yang perlu dilakukan dalam tahap penilaian pernapasan
yaitu frekuensi pernafasan, adanya retraksi dinding dada, perkusi dada,
auskultasi paru serta oksimetri (97%- 100%). Penanganan dalam masalah
pernapasan dengan memberikan posisi yang nyaman, menyelamatkan
jalan napas, pemberian bantuan napas dengan oksigen serta ventilasi bag
valve mask dan dekompresi dada pada pneumothorax.
3. Circulation
Pada penilaian sikulasi ini menitikberatkan pada penilaian tentang
sirkulasi darah yang dapat dilihat dengan penilaian sebagai berikut : warna
kulit, capillary refill time <2 detik, palpasi denyut nadi (60-100) x/menit,
Auskultasi jantung (sistolik 100-140 mmHg) dan Penilaian EKG.
Penanganan masalah sirkulasi yaitu menghentikan pendarahan,
mengangkat kaki lebih tinggi dari kepala, akses intravena dan pemberian
cairan infuse.
4. Disability
Penilaian untuk disability adalah untuk menilai bagaimana tingkat
kesadaran, dapat dengan cepat dinilai menggunakan metode AVPU: A
(alert) atau kewaspadaan, V (voice responsive) atau respon suara, P (pain
responsive) atau respon rasa nyeri dan U (unresponsive) atau tidak
responsif. Penanganan masalah disability yaitu tangani jalan napas,
manajemen pernapasan, manajemen sirkulasi, pemulihan posisi,
manajemen glukosa untuk hipoglikemia.
5. Exposure
Dalam penilaian exposure hal-hal yang diperhatikan yaitu eksposur
kulit dan keadaan suhu tubuh. Penanganan masalah exposure adalah
dengan memberikan perawatan untuk mengatasi trauma dan cari penyebab
utamanya.

C. Resusitasi
Komponen dasar penanganan sepsis dan syok sespsis yaitu dengan
resusitasi awal, pemberian vasopressor, pemantauan dan dukungan terhadap
hemodinamik, pemberian antibiotik, kontrol sumber infeksi, tatalaksana
diagnostik (pemeriksaan radiologi dan kultur) dan tatalaksana
suportif (ventilasi, dialisis dan transfusi) (Irvan, Febyan, & Suparto, 2018).
Sedangkan pada SSC 2021, komponen dasar penatalaksanaan sepsis dan
syok sepsis meliputi skrining dan penanganan awal, infeksi, manajemen
hemodinamik, ventilasi dan penetalaksanaan tambahan (transfusi darah,
kontrol glukosa, pemberian vitamin C, terapi bikarbonat, dialisis)
(Muzalifah & Mirwanti, 2023)
Resusitasi gagal napas melibatkan beberapa langkah:
1. Kaji status pernapasan pasien: Evaluasi pola pernapasan pasien, laju
pernapasan, kedalaman, dan kerja pernapasan. Carilah tanda-tanda
gangguan pernapasan, seperti sesak napas, batuk, atau nyeri dada
2. Periksa oksigenasi dan ventilasi: Kaji saturasi oksigen pasien
menggunakan oksimetri nadi. Jika saturasi oksigen rendah, berikan
suplementasi oksigen sesuai kebutuhan
3. Evaluasi kondisi keseluruhan pasien: Periksa tanda-tanda syok, seperti
tekanan darah rendah, detak jantung cepat, atau perubahan status
mental. Ini mungkin menunjukkan kegagalan pernapasan yang lebih
parah atau kondisi mendasar yang mempengaruhi fungsi pernapasan
pasien
4. Identifikasi penyebab yang mendasarinya: Tentukan penyebab
kegagalan pernapasan, seperti infeksi, penggunaan narkoba, trauma,
atau kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) atau asma
5. Perawatan suportif: Berikan perawatan suportif yang tepat, seperti
suplementasi oksigen dan ventilasi non-invasif, untuk
mempertahankan oksigenasi dan ventilasi yang memadai
6. Pantau dan sesuaikan perawatan: Terus pantau status pernapasan
pasien dan sesuaikan perawatan sesuai kebutuhan, seperti
meningkatkan suplementasi oksigen atau mengubah ke ventilasi
invasif jika ventilasi non-invasif tidak efektif
7. Konsultasi dan rujukan: Konsultasikan dengan spesialis, seperti ahli
paru atau dokter perawatan kritis, sesuai kebutuhan untuk manajemen
lebih lanjut dan rujukan ke unit perawatan intensif jika perlu
8. Ingat, strategi manajemen spesifik akan tergantung pada penyebab
kegagalan pernapasan.(Mina et al., 2022)
D. Manajemen Emergency
E. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien respiratory failure
berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) PPNI, 2017
adalah:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
(edema interstisial) - D.0001
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolus kapiler menyebabkan kolaps alveoli - D.0003
3. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi -
D.0022
4. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hyperglikemi -
D0002
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen - D.0056
6. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan -
D.0019

F. Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Harlon Simbolon, & Untung Sudharmono. (2021). PELAKSANAAN INITIAL ASSESMENT PADA
PASIEN TRAUMA OLEH MAHASISWA PERAWAT PROGRAM PROFESI UNIVERSITAS
ADVENT INDONESIA. Jurnal Kesehatan, 9(2), 8–13. https://doi.org/10.55912/jks.v9i2.28
Khairari, N. D. (2021). The Initial Assessment of Nurse Knowledge to Response Time
in Traffic Accident Case. Media Keperawatan Indonesia, 4(2), 127.
https://doi.org/10.26714/mki.4.2.2021.127-132
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.
Mina, B., Newton, A., & Hadda, V. (2022). Noninvasive Ventilation in Treatment
of Respiratory Failure-Related COVID-19 Infection: Review of the
Literature. Canadian Respiratory Journal, 2022.
https://doi.org/10.1155/2022/9914081
Muzalifah, A., & Mirwanti, R. (2023). Penatalaksanaan Gangguan Perfusi
Jaringan Pada Pasien Dengan Syok Sepsis Di Icu : a Case Report. SENTRI:
Jurnal Riset Ilmiah, 2(7), 2644–2655.
https://doi.org/10.55681/sentri.v2i7.1127

Anda mungkin juga menyukai