Anda di halaman 1dari 21

PENGELOLAAN SUPERVISI PENDIDIKAN

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pengelolaan
Pendidikan

Dosen Pengampu :

Drs. H. Jamaluddin, M. Pd
Imelda Helsy, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 1
Aida Ainayya Qotrunnada (1192080003)
Imron Nurjaman (1192080033)
Safira Zalika Alhusna (1192080059)

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Sholawat serta salam mudah-mudahan senantiasa terlimpah curahkan kepada baginda kita yakni
Rasulullah Saw..
Makalah yang berjudul “Pengelolaan Supervisi Pendidikan” disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang diampu oleh Drs.
H. Jamaluddin, M. Pd. dan Imelda Helsy, M.Pd. Makalah ini berisikan tentang penjelasan
mengenai supervise dalam pengelolaan pendidikan.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati meminta kesediaan pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun
agar kami dapat memperbaiki makalah ini kedepannya. Kami harap semoga makalah yang kami
susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Bandung, 03 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Pengertian Pengelolaan Supervise Pendidikan ............................................................ 3
B. Tujuan Pengelolaan Supervise Pendidikan .................................................................. 6
C. Prinsip Pengelolaan Supervise Pendidikan .................................................................. 7
D. Fungsi Pengelolaan Supervise Pendidikan .................................................................. 8
E. Tipe-Tipe Pengelolaan Supervise Pendidikan ............................................................. 9
F. Jenis-Jenis Pengelolaan Supervise Pendidikan .......................................................... 11
G. Objek Pengelolaan Supervise Pendidikan ................................................................. 12
H. Langkah-Langkah Pengelolaan Supervise Pendidikan .............................................. 14
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17
B. Saran .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangannya kualitas pendidikan tentu tak lepas dari proses peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Dengan menyadari pentingnya proses peningkatan sumber
daya manusia, maka pemerintah bersama sekolah terus berupaya mewujudkan amanat
tersebut dengan berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana
pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kepandidikan lainnya.
Pengawas satuan pendidikan lebih mengarahkan untuk memiliki serta memahami
bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan menteri
tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor merupakan orang yang
profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah harus mampu
meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja sesorang, sebagai pemimpin sekolah harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh
yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugasnya secara efektif
sehingga kinerja mereka akan lebih baik.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan pelayanan
supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam
kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat
melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan,
menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak,
melainkan memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan
usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan
mutu pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
1
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar
dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan supervisi pendidikan?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi pengelolaan supervisi pendidikan?
3. Apa saja tipe-tipe pada pengelolaan supervisi pendidikan?
4. Apa saja jenis-jenis pengelolaan supervisi pendidikan?
5. Bagaimana langkah-langkah pada pengelolaan supervisi pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dari pengelolaan supervisi pendidikan.
2. Mengetahui tujuan dan fungsi pengelolaan supervisi pendidikan.
3. Mengetahui tipe-tipe pada pengelolaan supervisi pendidikan.
4. Mengetahui jenis-jenis pengelolaan supervisi pendidikan.
5. Mengetahui langkah-langkah pada pengelolaan supervisi Pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Supervise Pendidikan


Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision. Dimana yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan
secara keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Secara sematik
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah
perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajardan belajar dan
belajar pada khususnya. Secara Etimologi (asal–usul), supervisi diambil dalam perkataan
bahasa Inggris “Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar yang di sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah
satunya usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di
sekolah. Dalam usaha meningkatkan sumber daya pendidikan merupakan guru merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus di bina dan dikembangkan terus menerus, oleh
karena itu supervisi pendidikan sangat penting dalam lingkungan pendidikan karena dengan
adanya supervisi guru atau pendidik selalu berupaya dan akan selalu terus menerus
mengembangkan diri.
Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara
kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar
lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Beberapa
pengertian supervisi para ahli diantaranya :
1. Mc Nerney (1951:1) melihat supervisi itu sebagai suatu prosedur memberi arah serta
mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.

2. Burton dan Bruckner (1955:1) menurut mereka : supervisi adalah suatu teknik pelayanan
yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Kimball Wiles menjelaskan supervisi adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki
situasi belajar mengajar di sekolah yang lebih baik.
4. Good Carter, Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah
dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-gurudan merevisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan
3
mengajar.
5. Boardman Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan
membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual
maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan
tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat
demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm
masyarakat modern.
6. Wilem Mantja (2007) Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor
(jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua
tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid)
dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan
untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.
7. Purwanto (1987) supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
8. P. Adams dan Frank G. Diskey, suvervisi adalah program yang berencana untuk
memperbaiki pengajaran.
Inti dari suvervisi pada kahekatnya adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar.
Program ini dapat berhasil bila supervisor memiliki keterampilan (skill) dan cara kerja yang
efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan lainnya). Dari
beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran adalah usaha suvervisor
untuk membantu gur meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih
mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta memperbaiki
pembelajaran.

Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan


atau penilikan.Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan
penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas,
pimpinan– terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya
memeriksa dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut
inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
- Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya.
- Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan atau
digarisakan.
- Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak

4
- Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis.
- Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah
Melihat apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi
sifatnya lebih human, manusiawi.Kegiatan supervisi bukan mencari – cari kesalahan tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian
yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg
masih negatif untuk diupayakan menjadi positif,&melihat mana yang sudah positif untuk
ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.Pengawasan dan pengendalian juga merupakan
tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

B. Tujuan Pengelolaan Supervise Pendidikan


Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva,
1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi
adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut
mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan
proses belajar mengajar.
Tujuan supervisi pendidikan adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar ke
arah yang lebih baik. N.A.Ametembun (1981), merumuskan tujuan supervisi pendidikan
sebagai berikut :
1. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang
sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu.
2. Membantu kepala sekolah dan guru-guru mengadakan diagnosa secara kritis terhadap
aktivitas-aktivitas dan kesulitan mengajar belajar, serta menolong merencanakan
perbaikan.
3. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta
didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.
4. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya

5
terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif serta memperbesar kesediaan untuk
tolong menolong.
5. Membesar ambisi guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang
profesinya.
6. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat dalam
pengembangan program-program pendidikan.
7. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan yang tidak wajar dan
kritik-kritik yang sehat dari masyarakat.
8. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam
konteks tujuan aktivitas perkembangan peserta didik.
9. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik.
10. Mengembangkan "esprit de corps" guru-guru yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan
antara guru-guru

C. Prinsip Pengelolaan Supervise Pendidikan


Prinsip-prinsip supervisi pendidikan adalah kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau
dijadikan landasan dalam melakukan kegiatan supervisi.
1. Prinsip ilmiah atau scientific
Dalam menghadapi masalah hendaknya supervisor bersikap “scientific”. Ini berarti
bahwa ia harus mendengarkan masalah yang dihadapi guru dengan penuh perhatian,
mengumpulkan data, kemudian mengolahnya dan akhirnya menarik kesimpulan serta
mengambil keputusan. Supervisi membantu guru-guru dalam mempersiapkan pelajaran yang
diberikan, dalam menggunakan alat pelajaran, serta menyusun tes bagi siswa secara efektif. Ia
dengan setia berusaha memperbaiki metode dan cara penggunaanya, sehingga teori itu dapat
menjadi efektif.
2. Prinsip demokratis
Menjunjung tinggi azas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat, sanggup
menerima pendapat orang lain. Dengan prinsip demokratis ini dapat tercipta kerukunan yang
erat antara kedua belah pihak, hubungan kekeluargaan yang baik, kesatuan fikiran dan tujuan.
Prinsip demokratis juga dapat diartikan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru.
Meskipun di kantor guru berperan sebagai bawahan, tetapi tidak ada kesenjangan sosial antara
guru dengan supervisor. Guru dapat memunculkan pendapat atas ide-ide atau gagasan terbaru
yang dimilikinya. Keputusan-keputusan maupun pendapat dari supervisor juga dapat diterima
dengan baik oleh guru. Sehingga tujuan supervisi pendidikan dapat tercapai.
3. Prinsip kooperatif,

6
Kerjasama seluruh staf dalam kegiatan pengumpulan data, analisa data, dan perhatian
dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Kepala Sekolah sebagai supervisor harus
menghargai kepribadian guru. Dalam pembicaraan-pembicaraan bersama ia memberi
kesempatan kepada guru-guru untuk melahirkan pikiran, perasaan dan pendapatnya. Dalam
suasana yang demikian terpupuklah kerja sama yang baik antara pimpinan dengan yang
dipimpin. Guru-guru saling membantu dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif,
Membina dan mendorong guru untuk aktif menciptakan suasana agar setiap orang bebas
untuk mengembangkan potensi dirinya. Supervisor harus menyadari bahwa setiap guru pasti
mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu hendaklah ia berusaha memberikan
dorongan kepada guru-guru untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan itu dan menciptakan
sesuatu yang baru demi kepentingan anak didik mereka. Kekurangan-kekuranganya
dibicarakan dengan guru yang bersangkutan atau dalam kelompok bersama mereka mencari
jalan keluar untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan itu.

D. Fungsi Pengelolaan Supervise Pendidikan

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan meningkatkan situasi
belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet A. Sahertian memberikan 8
fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
2. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
7. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota staf
8. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja secara efektif, maka
kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi supervisi menurut Ametembun terdiri
dari:

1. Penelitian (research)

7
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

2. Penilaian (evaluation)
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa
besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes,
penetapan standar, penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil
penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
3. Perbaikan (improvement)
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan
maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam
menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu
dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan
merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah
prosedur mengajar yang baru.
4. Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada
guru-guru tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran,
pembinaan ini dapat dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop,
seminar, observasi, konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.
5. Pengembangan (development)
Fungsi Pengembangan jika kekurangan prestasi antar personil sekolah dan
tenaga pendidik maka diperlukannya pemberian pengembangan dan penyuluhan untuk
meningkatkanmutu pendidikan.

E. Tipe-Tipe Pengelolaan Supervise Pendidikan


1. Tipe Inspeksi
Tipe ini merupakan tipe supervisi yang mewajibkan supervisor turun melihat langsung
hal-hal yang dikerjakan targer supervisi. Kegiatan supervisi yang menggunkan tipe ini,
apabila target supervisi melakukan dalam aktifitas kerjanya, supervisor dapat
menginformasikannya secara langsung kepada target supervisi agar langsung
menyadari kesalahannya dalam proses untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Ketika supervisor menjalankan tipe ini, maka yang harus diperhatikan adalah:
a. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi maupun keluarga

8
b. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak.
c. Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya.
d. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan saran
dari bawaannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini target supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya.
Sebab yang dutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga supervisor
tidak begituintens daslam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan target supervisi.
Selain itu apabila kita menggunakan tipe inii, supervisor tidak boleh memaksakan
kemauannya (otoriter) kepadaorang-orang yang disupervisi. Supervisor juga diharuskan
memberikan argumentasi atau alasan yang rasional tentang tindakan-tindakan serta
instruksinya. Hendaknya tidak menonjolkan jabatan atau kekuasaannya agar tidak
menghambat kreativitas bawahannya.

3. Tipe Coersive

Tipe coersive (paksaan) supervisor dalam melaksanakan tugasnya turut campur


dalam mengembangkan pendidiknya. Tipe supervisi seperti ini diperuntukan bagi para
pendidik dan tenaga kependidikan yang masih lemah daslam memahami tugas dan
tanggung jawabnya. Tipe seperti ini “terpaksa” dilakukan karena pendapat A. Sitohang
yang menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia masih sangat
dibutuhkan. Karena ternyata dari hasil penelitian menunjukan masih banyak kekurangan
dan kelemahan yang masih harus diperbaiki, terutama dalam bidang pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan target organisasi. Dalam hal ini
adalah seperti lembaga pendidikan Islam. Dengan adanya tipe ini, diharapkan problem
seperti ini akan cepat teratasi.

4. Tipe Training and Guidance

Tipe training and guidance (pelatihan dan pendampingan) merupakan tipe


supervisi yang menekankan keefektifan target supervisi. Kegiatan supervisi
dilaksanakan dengan berbasis kepada pengembangan minat dan bakat target supervisi.
Tipe training and guidance inicocok digunakan apabila target supervisi masih belum
berpengalaman dalam melaksanakan tugas keprofesian pendidikan. Namun, tipe ini
dapat diterapkan kepada target supervisi yang telah berpengalaman. Agar tipe training
and guidance ini dapat dijalankan secara efektif, maka supervisor hendaknya juga
menyiapkan berbagai macam sikap yang bersinergi dengan tugasnya. Maka beberapa
9
sikap yang dibutuhkan supervisor tersebut antara lain:
a. Supervisor hendaknya bersikap positif terhadap segala macam persepsi baik yang
positif maupun negatif kepada dirinya.
b. Supervisor dituntut untuk dapat memimpin organisasi profesi pengawas untuk
dapat meningkatkan kinerjanya dalam hal pengawasan dan pemantauan baik
secara institusional(satuan pendidikan) maupun personal (pendidikan dan tenaga
kependidikan).
c. Supervisor hendaknya memiliki sikap yang superl dalam berkomunikasi kepada
segenap stakeholders pendidikan. Sikap yang aktif, efektif dan menyenangkan
dalam berkomunikasi akan memperlancar tugas supervisi. Sehinggak pencapaian
target akan terealisasi dengan tepat.
d. Supervisor harus bersikap berani terhadap usaha intimidasi atau tekanan dari
pihak lain dalam menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan.
e. Supervisor dituntut bertanggung jawab atas hasil supervisi terhadap satuan
pendidikan yang dibinanya. Pertanggungjawaban atas hasil kerja merupakan
indikasi bahwa supervisor melakukan pembinaan dan pengawasan dengan baik
kepada satuan pendidikanyang dibinanya.
5. Tipe Demokratis
Keterlibatan target supervisi sangat diandalkan dalam tipe supervisi demokratis. Hal
utama yang ingin dituju adalah adanya kerjasama pembinaan antara supervisor dan
target supervisi. Langkah ini dilakukan agar target supervisi ikut merasakan sendiri
terhadap programsupervisi yang dijalankan kepadanya. Untuk itu, supervisor tidak boleh
boleh bersifat otoriter dalam menjalankan kegiatan supervisi. Keseluruhan tipe supervisi
demokratis ini difokuskan ke dalam satuan pendidikan meliputi manajemen kurikulum
pembelajaran; kesiswaan; sarana prasarana; ketenagaan; keuangan; hubungan sekolah
dengan masyarakat dan layanan khusus.

F. Jenis-Jenis Pengelolaan Supervise Pendidikan


1. Supervisi Umum atau Supervisi Pengajaran.
Supervisi umum yaitu supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan
pengajaran, seperti kegatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kantor-kantor pendidikan dan sebagainya. Sedangkan supervisi pengajaran adalah
kegiatan-kegiatan kepengewasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi, kondisi
baik personil maupun materil yang memugkinkan terciptanya situasi belajar-mengajar
10
yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
2. Supervisi Klinis
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan
kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar
mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara
memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut. Supervisi klinis adalah supervisi
yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari
tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intesif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang
rasional. Adapun ciri-ciri supervisi klinis menurut La sulo adalah sebagai berikut :
Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan, bukan perintah atau
intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di supervisi diusulkan oleh guru atau calon guru
yang akan disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama antar guru dan
supervisior (Nawawi, 1994).
Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai ketrampilan mengajar
secaraterintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa ketrampilan tertentu saja.
Instrumen supervisi dikembangkan disepakati bersama antara supervisor dan guru
berdasarkan kontrak. Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif. Meskipun
supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrumen
observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/calon guru diminta terlebih
dahulu menganalisis penampilannya.
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau
menga-rahkan. Supervisi berlangsung dalam suasana terbuka dan supervisi
berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi balikan.
Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan
perbaikan ketrampilan mengajar
3. Pengawasan Melekat dan Pengawasan Fungsional
Di dalam dunia pendidikan di Indonesia istilah supervisi disebut juga pengawasan
atau kepengawasan. Pengawasan melekat adalah suatu pengawasan yang memang
sudah melekat menjadi tugas dan tanggung jawab semua pimpinan. Oleh karena itu
setiap pemimpin adalah juga sebagai pengawas, maka kepengawasan yang dilakukan
itu disebut pengawasan melekat. Dengan pengawasan melekat yang efektif dan efisien
dapat dicegah sedini mungkin terjadinyapemborosan, kebocoran, dan penyimpangan
dalam penggunaan wewenang, tenaga, uang, dan perlengkapan milik negara sehingga

11
dapat terbina aparat pendidikan yang tertib, bersih, dan berdaya guna.

Tujuan pengawasan melekat adalah untuk mengetahui apakah pimpinan unit kerja
dapatmenjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat padanya dengan
baik sehinggabila ada penyelewengan, pemborosan, dan korupsi pimpinan unit kerja
dapat mengambil tindakan koreksi sedini mungkin. Pengawasan fungsional adalah
kegiatan-kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi
jabatanya sebagai pengawas.

Sebagai contoh konkret tentang pengawasan fungsional dapat dilihat dalam


struktur organisasi Departemen P dan K dalam struktur tersebut khususnya di
lingkungan inspektorat jenderal terdapat delapan inspektorat yang masing-masing
dipimpin oleh seorang inspektur. Khusus mengenai kepala sekolah mempunyai dua
fungsi kepengawasan sekaligus, yaitu pengawasan melekat dan pengawasan
fungsional. Kepala sekolah harus menjalankan pengawasan melekat karena ia adalah
pimpinanunit atau lembaga yang paling bawah di lingkungan Departemen P dan K.
Dan ia pun harus menjalankan atau berfungsi sebagai pengawas fungsional, karena
kepala sekolah adalah juga sebagai pengawas atau supervisor yang membantu tugas
penilik atau pengawas dari Kanwil, khususnya dalam bidang supervisi pengajaran.

G. Objek Pengelolaan Supervise Pendidikan


Menurut Piet A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
- Pembinaan kurikulum
- Perbaikan proses pembelajaran
- Pengembangan Staff
- Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru. (Maryono, 2011)
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.
1. Pembinaan Personil
a. Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari
supervisipendidik-an tersebut. Dan sebgai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah
juga perludisupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi pendidikan
bahwa kepalasekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka
kepala sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya meningkatkan kualitas
profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan
12
tugasnya sebagai kepala sekolah.Tidak jauh berbeda dengan supervisi kepada guru,
kepala sekolah disupervisi oleh seorang pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir
sama dengan supervisi guru. Namun ada perbedaan jika guru pada pelaksanaan
pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagaimana iamampu melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah ditetapkan seperti
pengelolaan dan manajemen sekolah.

b. Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujung tombak pelaksanaan
pembelajaran,dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh supervisor
yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru. (Iskandar, 2009) Guru perlu
meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang
pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan proses
kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi.

Yakni dengan cara pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh


supervisor kepada guru bisa berupa pembinaan secara individu maupun secara
kelompok. Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda
dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan guru harus disesuaikan
dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu guru juga dituntut
mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara benar dan baik, guna
menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun point-point yang menjadi supervisi guru
antara lain adalah:Kinerja Guru, KBM Guru, Karakteristik Guru, Administrasi Guru dll.

c. Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan
atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru,
namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan
administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas terhadap
pimpinan atau kepala sekolah.
d. Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang
salingterkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan kegitan
belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang
dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam
tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai

13
supervisornya.
2. Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana yaitu
semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3
kelompok besar yaitu:

- Bangunan dan perabotan sekolah

- Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.

- Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang


menggunakan alatpenampil.

H. Langkah-Langkah Pengelolaan Supervise Pendidikan


Proses atau langkah-langkah supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan
ketika melakukan supervisi. Secara umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan
melalui tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan, yaitu
mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu disupervisi. Identifikasi dilaksanakan dengan
menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman dari aspek kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru agar supervisi lebih efektif dan tepat sasaran.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan supervisi adalah:

a. mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf;


b. mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan;
c. mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan;
d. menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya;
e. menetapkan teknik yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan profesional guru.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan pendidik. Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan
pemberian bantuan dari supervisor kepada guru agar pelaksanaan supervisi dapat efektif
sesuaidengan perencanaan yang ditetapkan harus ada follow up untuk melihat keberhasilan
14
proses danhasil pelaksanaan supervisi, sehingga kegiatan evaluasi perlu dilaksanakan.
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil
pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi
supervisiditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi.
Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program
perencanaan berikutnya. Setelah ketiga langkah atau prosedur di atas telah diselesaikan
selanjutnya ada proses tindak lanjut, dimana bentuk tindak lanjut supervisi akademik dapat
dilakukan melalui kegiatan pembinaan. Kegiatan pembinaan terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Pembinaan Langsung
Menurut Sahertian (2000) pembinaan dengan pendekatan langsung berarti supervisor
memberikan arahan langsung. Dengan demikian pengaruh supervisor lebih dominan.
Kegiatanpembinaan langsung yang dilakukan setelah kepala sekolah selesai melakukan
observasipembelajaran adalah pertemuan pasca observasi. Pada pertemuan ini kepala
sekolah memberi umpan balik kepada pendidik untuk membantu mengembangkan
perilaku guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dari umpan balik itu pula
dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, tidak
menonjolkan otoritas, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki
penampilan dan kinerjanya.
2) Pembinaan Tidak Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan
dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi. Sahertian (2000) menyatakan
bahwa perilaku supervisor dalam pendekatan tidak langsung adalah mendengarkan,
memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah.Beberapa
jenis komponen yang dapat dipilih kepala sekolah dalam membina guru untuk
meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Menggunakan buku pedoman/petunjuk bagi guru dan bahan pembantu guru
lainnya secara efektif.
- Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka pelajari
selamabimbingan teknis profesional/inservicetraining.
- Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki.
- Menggunakan metodologi pengajaran yang luwes (fleksibel).
- Merespon kebutuhan dan kemampuan individual peserta didik.
- Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran.

15
- Membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikirkritis,
menyelesaikanmasalah dan pengambilan keputusan.
- Mengevaluasi peserta didik dengan lebih akurat/teliti/seksama.
- Bekerjasama/berkolaborasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
- Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dankreatifitas
layananpembelajaran.

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa Pelaksanaan supervisi di sekolah selalu
berkaitan dengan tipe manajemen pendidikan di sekolah. Dalam manajemen pendidikan di
sekolah yang demokratis akan mampu menciptakan lingkungan hidup yang demokratis dimana
para guru sebagai pribadi-pribadi ikut serta dalam mengatur sekolah dan program pengajaran
yang demokratis. Disamping itu penggunaan prosedur yang demokratis akan membuat personel
sekolah lebih kooperatif dan memberi semangat korps karena kebanyakan personel sekolah
menginginkan untuk ikut dalam perencanaan kebijaksanaan sekolah.
Supervisi pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru meningkatkan
kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih mampu mengatasi berbagai masalah
pembelajaran yang muncul serta memperbaiki pembelajaran. Supervisi pendidikan memiliki
fungsi memajukan dan mengembangkan pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di
lakukan oleh seorang guru berlangsung dengan baik dan efektif. Tujuan supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu
meningkatkan kualitas kinerjanya, tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan sekaligus pemimpin sekolah
perlu menggunakan manajemen pendidikan yang demokratis ini karena dengan demikian
kepala sekolah akan banyak dibantu dengan datangnya saran-saran yang berharga dari anak
buahnya (para guru) dan kepala sekolah yang bijaksana pasti mampu memilih pikiran-pikiran
yang terbaik yang berasal dari guru.

B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, maka dapat dirumuskan saran – saran sebagai berikut :
a. Bagi penulis penulis yang akan mengangkat tema ini, cobalah lakukan observasi dengan
menyebarkan angket mengenai keberhasilan supervisor mensupervisi guru demi mengukur
sejauh mana keberhasilan kepala sekolah dalam perannya sebagai supervisor.
b. Bagi semua pembaca yang merupakan guru dan calon guru, tingkatkan kualitas gaya ajar
kita, demi terciptanya kegiatan supervise pendidikan yang efektif dan efisien
c. Bagi semua masyarakat pendidikan , khususnya para orang tua, diharapkan dapat berperan
aktif memantau kondisi anaknya, khususnya dalam hal prestasi belajar anak, hal ini dapat
membantu supervisor dalam mensupervisi guru – guru.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ary H. Gunawan, 1996. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta:


Rineka Cipta. Bumi Aksar
Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta:
Depdiknas. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Depdiknas.
Kristiawan, M., at all. 2019. Supervisi Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta
Maryono. 2011. Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Piet.a sahertian. 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.
Prof. Drs. Piet. A. Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Purwanto, N. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutarsih, Cicih dan Nurdin. 2010. Pengelolaan Pendidikan: Bab 14. Supervisi Pendidikam.
Bandung
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
TIM DOSEN MKPP UPI. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Tasikmalaya : UPI Kampus
Tasikmalaya.

18

Anda mungkin juga menyukai