1 - Pengelolaan Supervisi Pendidikan
1 - Pengelolaan Supervisi Pendidikan
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pengelolaan
Pendidikan
Dosen Pengampu :
Drs. H. Jamaluddin, M. Pd
Imelda Helsy, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 1
Aida Ainayya Qotrunnada (1192080003)
Imron Nurjaman (1192080033)
Safira Zalika Alhusna (1192080059)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Sholawat serta salam mudah-mudahan senantiasa terlimpah curahkan kepada baginda kita yakni
Rasulullah Saw..
Makalah yang berjudul “Pengelolaan Supervisi Pendidikan” disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang diampu oleh Drs.
H. Jamaluddin, M. Pd. dan Imelda Helsy, M.Pd. Makalah ini berisikan tentang penjelasan
mengenai supervise dalam pengelolaan pendidikan.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati meminta kesediaan pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun
agar kami dapat memperbaiki makalah ini kedepannya. Kami harap semoga makalah yang kami
susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya kualitas pendidikan tentu tak lepas dari proses peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Dengan menyadari pentingnya proses peningkatan sumber
daya manusia, maka pemerintah bersama sekolah terus berupaya mewujudkan amanat
tersebut dengan berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana
pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kepandidikan lainnya.
Pengawas satuan pendidikan lebih mengarahkan untuk memiliki serta memahami
bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan menteri
tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor merupakan orang yang
profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah harus mampu
meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja sesorang, sebagai pemimpin sekolah harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh
yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugasnya secara efektif
sehingga kinerja mereka akan lebih baik.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan pelayanan
supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam
kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat
melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan,
menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak,
melainkan memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan
usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan
mutu pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
1
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar
dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan supervisi pendidikan?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi pengelolaan supervisi pendidikan?
3. Apa saja tipe-tipe pada pengelolaan supervisi pendidikan?
4. Apa saja jenis-jenis pengelolaan supervisi pendidikan?
5. Bagaimana langkah-langkah pada pengelolaan supervisi pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dari pengelolaan supervisi pendidikan.
2. Mengetahui tujuan dan fungsi pengelolaan supervisi pendidikan.
3. Mengetahui tipe-tipe pada pengelolaan supervisi pendidikan.
4. Mengetahui jenis-jenis pengelolaan supervisi pendidikan.
5. Mengetahui langkah-langkah pada pengelolaan supervisi Pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Burton dan Bruckner (1955:1) menurut mereka : supervisi adalah suatu teknik pelayanan
yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Kimball Wiles menjelaskan supervisi adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki
situasi belajar mengajar di sekolah yang lebih baik.
4. Good Carter, Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah
dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-gurudan merevisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan
3
mengajar.
5. Boardman Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan
membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual
maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan
tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat
demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm
masyarakat modern.
6. Wilem Mantja (2007) Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor
(jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua
tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid)
dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan
untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.
7. Purwanto (1987) supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
8. P. Adams dan Frank G. Diskey, suvervisi adalah program yang berencana untuk
memperbaiki pengajaran.
Inti dari suvervisi pada kahekatnya adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar.
Program ini dapat berhasil bila supervisor memiliki keterampilan (skill) dan cara kerja yang
efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan lainnya). Dari
beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran adalah usaha suvervisor
untuk membantu gur meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih
mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta memperbaiki
pembelajaran.
4
- Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis.
- Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah
Melihat apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi
sifatnya lebih human, manusiawi.Kegiatan supervisi bukan mencari – cari kesalahan tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian
yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg
masih negatif untuk diupayakan menjadi positif,&melihat mana yang sudah positif untuk
ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.Pengawasan dan pengendalian juga merupakan
tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
5
terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif serta memperbesar kesediaan untuk
tolong menolong.
5. Membesar ambisi guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang
profesinya.
6. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat dalam
pengembangan program-program pendidikan.
7. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan yang tidak wajar dan
kritik-kritik yang sehat dari masyarakat.
8. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam
konteks tujuan aktivitas perkembangan peserta didik.
9. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik.
10. Mengembangkan "esprit de corps" guru-guru yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan
antara guru-guru
6
Kerjasama seluruh staf dalam kegiatan pengumpulan data, analisa data, dan perhatian
dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Kepala Sekolah sebagai supervisor harus
menghargai kepribadian guru. Dalam pembicaraan-pembicaraan bersama ia memberi
kesempatan kepada guru-guru untuk melahirkan pikiran, perasaan dan pendapatnya. Dalam
suasana yang demikian terpupuklah kerja sama yang baik antara pimpinan dengan yang
dipimpin. Guru-guru saling membantu dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif,
Membina dan mendorong guru untuk aktif menciptakan suasana agar setiap orang bebas
untuk mengembangkan potensi dirinya. Supervisor harus menyadari bahwa setiap guru pasti
mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu hendaklah ia berusaha memberikan
dorongan kepada guru-guru untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan itu dan menciptakan
sesuatu yang baru demi kepentingan anak didik mereka. Kekurangan-kekuranganya
dibicarakan dengan guru yang bersangkutan atau dalam kelompok bersama mereka mencari
jalan keluar untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan itu.
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan meningkatkan situasi
belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet A. Sahertian memberikan 8
fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
2. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
7. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota staf
8. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja secara efektif, maka
kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi supervisi menurut Ametembun terdiri
dari:
1. Penelitian (research)
7
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
2. Penilaian (evaluation)
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa
besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes,
penetapan standar, penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil
penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
3. Perbaikan (improvement)
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan
maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam
menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu
dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan
merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah
prosedur mengajar yang baru.
4. Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada
guru-guru tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran,
pembinaan ini dapat dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop,
seminar, observasi, konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.
5. Pengembangan (development)
Fungsi Pengembangan jika kekurangan prestasi antar personil sekolah dan
tenaga pendidik maka diperlukannya pemberian pengembangan dan penyuluhan untuk
meningkatkanmutu pendidikan.
8
b. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak.
c. Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya.
d. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan saran
dari bawaannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini target supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya.
Sebab yang dutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga supervisor
tidak begituintens daslam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan target supervisi.
Selain itu apabila kita menggunakan tipe inii, supervisor tidak boleh memaksakan
kemauannya (otoriter) kepadaorang-orang yang disupervisi. Supervisor juga diharuskan
memberikan argumentasi atau alasan yang rasional tentang tindakan-tindakan serta
instruksinya. Hendaknya tidak menonjolkan jabatan atau kekuasaannya agar tidak
menghambat kreativitas bawahannya.
3. Tipe Coersive
11
dapat terbina aparat pendidikan yang tertib, bersih, dan berdaya guna.
Tujuan pengawasan melekat adalah untuk mengetahui apakah pimpinan unit kerja
dapatmenjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat padanya dengan
baik sehinggabila ada penyelewengan, pemborosan, dan korupsi pimpinan unit kerja
dapat mengambil tindakan koreksi sedini mungkin. Pengawasan fungsional adalah
kegiatan-kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi
jabatanya sebagai pengawas.
b. Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujung tombak pelaksanaan
pembelajaran,dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh supervisor
yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru. (Iskandar, 2009) Guru perlu
meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang
pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan proses
kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi.
c. Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan
atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru,
namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan
administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas terhadap
pimpinan atau kepala sekolah.
d. Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang
salingterkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan kegitan
belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang
dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam
tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai
13
supervisornya.
2. Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana yaitu
semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3
kelompok besar yaitu:
- Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.
15
- Membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikirkritis,
menyelesaikanmasalah dan pengambilan keputusan.
- Mengevaluasi peserta didik dengan lebih akurat/teliti/seksama.
- Bekerjasama/berkolaborasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
- Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dankreatifitas
layananpembelajaran.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa Pelaksanaan supervisi di sekolah selalu
berkaitan dengan tipe manajemen pendidikan di sekolah. Dalam manajemen pendidikan di
sekolah yang demokratis akan mampu menciptakan lingkungan hidup yang demokratis dimana
para guru sebagai pribadi-pribadi ikut serta dalam mengatur sekolah dan program pengajaran
yang demokratis. Disamping itu penggunaan prosedur yang demokratis akan membuat personel
sekolah lebih kooperatif dan memberi semangat korps karena kebanyakan personel sekolah
menginginkan untuk ikut dalam perencanaan kebijaksanaan sekolah.
Supervisi pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru meningkatkan
kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih mampu mengatasi berbagai masalah
pembelajaran yang muncul serta memperbaiki pembelajaran. Supervisi pendidikan memiliki
fungsi memajukan dan mengembangkan pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di
lakukan oleh seorang guru berlangsung dengan baik dan efektif. Tujuan supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu
meningkatkan kualitas kinerjanya, tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan sekaligus pemimpin sekolah
perlu menggunakan manajemen pendidikan yang demokratis ini karena dengan demikian
kepala sekolah akan banyak dibantu dengan datangnya saran-saran yang berharga dari anak
buahnya (para guru) dan kepala sekolah yang bijaksana pasti mampu memilih pikiran-pikiran
yang terbaik yang berasal dari guru.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, maka dapat dirumuskan saran – saran sebagai berikut :
a. Bagi penulis penulis yang akan mengangkat tema ini, cobalah lakukan observasi dengan
menyebarkan angket mengenai keberhasilan supervisor mensupervisi guru demi mengukur
sejauh mana keberhasilan kepala sekolah dalam perannya sebagai supervisor.
b. Bagi semua pembaca yang merupakan guru dan calon guru, tingkatkan kualitas gaya ajar
kita, demi terciptanya kegiatan supervise pendidikan yang efektif dan efisien
c. Bagi semua masyarakat pendidikan , khususnya para orang tua, diharapkan dapat berperan
aktif memantau kondisi anaknya, khususnya dalam hal prestasi belajar anak, hal ini dapat
membantu supervisor dalam mensupervisi guru – guru.
17
DAFTAR PUSTAKA
18