Kel 4 - Pengelolaan Peserta Didik
Kel 4 - Pengelolaan Peserta Didik
Disusun Oleh :
Erna Wati (1192080021)
Lutfi Siti N (1192080039)
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Terimakasih
kami ucapkan kepada Imelda Helsy, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini untuk menambah
wawasan tentang pengelolaan peserta didik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal
prioritas, seperti disatu sisi para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya,
disisi lain juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan ada
juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan-pilihan yang tepat atas
keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi peserta didik.
Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan baik.
Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut,
mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai peserta didik tersebut
menyelesaikan studi di sekolah tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, kami tertarik
membahas mengenai pengelolaan peserta didik dalam makalah ini, sebab sebagai calon
tenaga pendidik yang nantinya akan banyak menghabiskan keseharian berinteraksi dengan
peserta didik di sekolah dirasa sangat penting untuk dapat memahami dengan baik
pengelolaan peserta didik itu sendiri
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Peserta didik
Peserta didik, siswa, murid, dan pelajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar
dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari sutu lembaga
pendidikan (Alwi, 2007). Peserta didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Munurut
UU Sisdiknas, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar
dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin
mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun nonakademik, melalui
proses pembelajaran yang diselenggarakan (Hermino, 2013:165-167).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peserta didik
adalah individu yang secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan potensi dirinya
(jasmani dan rohani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang
atau tingkat dan jenis pendidikan tertentu.
3
subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan keterampilan. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung pada pengembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual,social emosional dan kejiwaan peserta didik, manajemen peserta
didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta
didik, mulai dari peserta didik itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah
(Hermino,2013: 165-167).
Manajemen peserta didik layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan,pengawasan,dan layanan peserta didik dikelas dan diluar kelas seperti
pengenalan, pendaftaran, dan pelayanan individual. Manajemen peserta didik juga dapat
diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut
masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen peserta didik merupakan
kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kepeserta didikan disekolah
(Indrawan.2015:8). Manajemen kesiswaan (peserta didik) menduduki tempat yang sangat
penting karena pusat layanan pendidikan sekolah adalah peserta didik. Keseluruhan aspek
manajemen pendidikan yang berkaitan dengan manajemen kurikulum, tenaga pendidik,
sarana prasarana, hubungan masyarakat, keuangan dan layanan khusus, seluruhnya
diarahkan pada peserta didik/siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar peserta didik
mendapatkan pelayanan terbaik guna menunjang prestasi mereka dalam proses
pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen peserta didik adalah layanan yang memusatkan
perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan peserta didik di kelas dan di luar kelas
seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah (Dian,2017:201-207).
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih
lanjut, proses pembelajaran dilembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan
teratur sehingga dapat meberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan (Tim Dosen.2014:206).
Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kepeserta didikan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur. Beberapa
4
ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi
lingkungan sekolah yang baik serta agar peserta didik dapat belajar dengan tertib sehingga
tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama dalam bidang
manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta didik,
kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin (Ariska,dkk.2015:828).
Tujuan khusus MPDBS adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan
minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Dengan terpenuhinya 1, 2, 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik
dan tercapai cita-cita mereka.
C. Fungsi Pengelolaan Peserta Didik
Menurut Tim Dosen (2014:206), Fungsi manajemen peseta didik adalah sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi kebutuhan dan segi-segi
potensi peserta didik lainnya.
Menurut Saifuddin (2018:57-58), fungsi manajemen peserta didik secara umum
adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi-potensi
individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.
Menurut Sunaengsih (2017:133), secara khusus, manajemen peserta didik berfungsi
sebagai berikut :
a. Fungsi yang berkenaan dengan perkembangan individualitas peserta didik, yaitu
agar peserta didik dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa
banyak terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi : kecerdasan, kemampuan
khusus dan kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan perkembangan fungsi sosial peserta didik, ialah
peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan teman sebayanya, dengan
orang tua, keluarga, dengan lingkungan social sekolahnya dan lingkungan social
masyarakat.
5
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik,
ialah agar peserta didik tersalur hobinya, kesenangan dan minatnya karena hal itu
dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis
kebutuhan yaitu penetapan peserta didik yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan
(sekolah). Analisis kebutuhan peserta didik yaitu penetapan peserta didik yang
dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi; (1) merencanakan jumlah peserta
didik yang akan diterima dengan pertimbangan daya tampung kelas/jumlah kelas yang
tersedia, serta pertimbangan rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid dan guru
adalah 1:30; (2) daya tampung kelas atau jumlah kelas yang tersedia. Jumlah peserta
didik dalam satu kelas (ukuran kelas) berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar antara
40-45 orang. Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjumlah 25-30 peserta
didik per satu kelas; (3) menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi
sekolah, minat dan bakat peserta didik, sarana dan prasarana yang ada, anggaran yang
tersedia dan tenaga kependidikan yang tersedia.
2. Rekruitmen peserta didik
6
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan
diterma atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
(sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang
dapat digunakan adalah (1) melalui tes atau ujian, yaitu tes psikotest, tes jasmani, tes
kesehatan, tes akademik, atau tes keterampilan; (2) melalui penelusuran bakat
kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon peserta didik
dalam bidang olahraga atau kesenian; (3) berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan
(sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan
dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokkan peserta didik yang
dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik
Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah melakukan pembinaan
dan pengembangan terhadap peserta didik. Keberhasilan kemajuan belajar peserta didik
serta prestasi yang ditempuh peserta didik, memerlukan data otentik yang dapat
dipercaya serta memiliki keabsahan. Karena kemajuan peserta didik merupakan faktor
yang sangat vital bagi kebutuhan perkembangan berlangsungnya proses pendidikan.
Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan para lulusan yang berkualitas. Tinggi
rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
pengaruh itu adalah penilaian yang dilakukan oleh para guru atau lembaga kependidikan.
Berarti pula bahwa penilaian-penilaian menurut keobjektifan dari penilai. Nilai kemajuan
peserta didik dilakukan dengan cara mengisi buku laporan pendidikan atau raport. Isi dari
raport tersebut adalah nilai-nilai bidang studi yang dipelajari peserta didik sesuai dengan
7
petunjuk kurikulum yang sudah diprogramkan bagi tujuan masing-masing lembaga
pendidikan. Raport yang berisikan kemajuan peserta didik mempunyai arti yang sangat
penting bagi kontrol kemajuan prestasi belajar peserta didik selama berada di sekolah
tersebut, sampai peserta didik itu tamat dan melanjutkan ke sekolah/jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik.
Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah
diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Setelah
peserta didik selesai mengikuti seluruh program pendidikan disuatu lembaga
pendidikan dan berhasil lulus ujian akhir, selanjutnya peserta didik tersebut diberikan
8
surat keterangan lulus atau sertifikat. Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara
formal hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun demikian,
diharapkan hubungan sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan (sekolah) bisa
memanfaatkan hasil-hasilnya. Lembaga pendidikan bisa menjaring berbagai informasi.
Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-
pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni, yang biasa disebut “reuni”. Bahkan
setiap lembaga pendidikan ada organisasi alumni, IKA (ikatan alumni) misalnya.
Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki teratas, artinya setiap
guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pelayanan peserta didik di sekolah, sebagai berikut :
a. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya;
b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bagi peserta didik baru tentang
kelas dan program studi;
c. Evaluasi dan pelaporan kemajuan peserta didik.
9
masing lembaga ini tergantung pada tingkatannya. Peserta didik yang dalam UUSPN No. 2
tahun 1989 dinyatakan ada hak dan kewajibannya yang harus dilaksanakan secara benar, dan
dapat dipertanggungjawabkan sebagai masukan dalam mewujudkan proses belajar mengajar
secara efektif. Terciptanya sekolah yang harmonis ditentukan oleh kualitas peserta didiknya;
apakah memiliki sikap tangung jawab (sense of responsibility) yang tinggi atau tidak. Ini
tergantung pada pelayanan guru secara langsung dan terjadi dari hari ke hari. Pengelolaan
peserta didik sebaiknya diarahkan pada (Tim MKPP, 2008):
a. Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak.
b. Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan dimana mereka
memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan secara langsung melalui proses
belajar mengajar.
c. Sikap mandiri dan disiplin, serta percaya bahwa dirinya memiliki potensi positif yang
dapat dikembangkan.
d. Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik.
e. Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration adalah layanan yang
memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan peserta didik di kelas
dan di luar kelas.
2. Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan.
3. Fungsi Manajemen Peserta Didik itu adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik
lainnya.
4. Tahapan pengelolaan peserta didik yaitu, (1) analisis kebutuhan peserta didik; (2)
rekruitmen peserta didik; (3) seleksi peserta didik; (4) orientasi calon peserta didik; (5)
penempatan peserta didik: (6) pembinaan dan pengembangan peserta didik; (7)
pencatatan dan pelaporan kemajuan peserta didik; serta (8) kelulusan dan alumni.
5. Dalam pelayanan peserta didik, guru memiliki peran yang menduduki tingkat teratas,
artinya setiap guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik untuk
memaksimalkan tercapainya tujuan pendidikan.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk mencermati dengan seksama makalah yang penulis
buat sebagai salah satu pengantar Pengelolaan Pendidikan. Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik dalam penulisan ataupun dalam isi. Jadi, kepada
pembaca dimohon untuk menggali lagi dari berbagai sumber sebagai pembanding dan untuk
menambah pengetahuan tentang pengelolaan peserta didik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abas, R Jati. 2012. Menuju Sekolah Mandiri. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Ariska, Ria Sita. 2015. Manajemen Kesiswaan. Jurnal Manajer Pendidikan. Vol.9. No.6.
Hasibuan, Malayu S. P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hoy, Wayne K, (2001), Educational Administration : Theory, Research and Practice Sixth
Edition, New York, McGraw Hill Companies
Imron, Ali. (2004). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang : Universitas
Negeri Malang. Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Indrawan, Irjus. 2015. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Deepubish.
Junaidi. 2015. Pelaksanaan Manajemen Peserta Didik Pada MAN Beringin Kota
Sawahlunto. Jurnal Al-Fiqrah.Vol.3 No.1.
Putra, Adi. 2016. Layanan Khusus Peserta Didik (Kesiswaan). Jurnal of Islamic Education
Management. ISSN: 2461-0674. Vol. 2 No. 2.
Sunaengsih, Cucun. dkk. 2017. Pengelolaan Pendidikan. Sumedang: UPI Sumedang Press.
Tim MKPP. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Tasikmalaya: UPI Kampus Tasikmalaya.
William A, (1949), Administration and The Pupil, New York: Hapers and Brother
12