Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan yang diampu oleh Ibu Asran, S.Si., M.Pd.
OLEH KELOMPOK 1:
Jumarna A1I122017
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
"Keprofesian Bidang Kekepalasekolahan" ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok.
Terima kasih juga diucapkan kepada Ibu Asran, S.Si., M.Pd. selaku dosen
pengampu pada mata kuliah “Profesi Kependidikan”.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1. 1 Latar Belakang...............................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1. 3 Tujuan............................................................................................2
1. 4 Manfaat..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
2. 6 Peningkatan Mutu..........................................................................33
3. 1 Kesimpulan.................................................................................... 51
3. 2 Saran..............................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 52
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Rumusan Masalah
1
5. Apa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang kepala
sekolah yang berkualifikasi?
6. Bagaimana upaya peningkatan mutu yang perlu dilakukan oleh seorang
kepala sekolah?
7. Apa peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam mengelola
sekolah?
1. 3 Tujuan
1. 4 Manfaat
1. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan fungsi kepala
sekolah dalam pengelolaan sekolah.
2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kepala sekolah sebagai pejabat
formal dalam lembaga pendidikan.
3. Memberikan panduan mengenai kriteria, kompetensi, dan persyaratan
kepala sekolah yang berkualifikasi.
2
4. Memotivasi kepala sekolah untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah mereka.
5. Menyediakan informasi yang berguna bagi pihak terkait dalam
pengelolaan sekolah, seperti Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
berbuat serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Sebagai
educator, kepala sekolah harus mampu menginisiasi pengajaran tim, moving
class, pengem bangan sekolah bertaraf internasional, kelas unggulan, dan
mengadakan program akselerasi bagi siswa yang cerdas di atas normal.
5
antusiasme, keakraban, dan asas integritas. Kepala sekolah juga perlu
memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, yang
diwujudkan dengan penyusunan program, menorganisasikan personalia,
memberdayakan guru dan tenaga kependidikan, serta mendayagunakan
sumber daya sekolah secara unggul. Untuk itu, sebagai manajer kepala
sekolah harus mampu mendelegasikan tugas, mengalokasikan pekerjaan.
menetapkan standar kualitas, memonitor hasil, mengontrol biaya, dan lain-
lain.
6
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih cermat melak-
sanakan pekerjaannya. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala
sekolah terhadap tenaga kependidikan khususnya guru, disebut supervisi
klinis, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan
kualitas pembelajaran melalui pembelajaran efektif.
7
administrasi dan pengawasan. Sebagai pemimpin, kepala harus memiliki sifat
yang jujur, percaya diri, bertanggung jawab, berani mengambil risiko dan
keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan. Pada sisi lain,
sebagai pemimpin kepala sekolah harus mampu: memperkuat tim sebagai
kekuatan pembangun, menggabungkan positif individualitas, berfokus pada
detail pekerjaan, menerima tanggungjawab, membangun hubungan
antarpribadi, menjaga keterbukaan, memelihara sifat progresif, bangga dan
menghagai prestasi kerja tim, menantang perubahan, dan tanpa berkompromi
terhadap kualitas. Kepala Sekolah sebagai Inovator
8
fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan
penyediaan pelbagai sumber belajar melalui pengembangan sentra belajar.
9
perseptif. Kemapuan kewirausahaan ini sangat dipentingkan dalam rangka
mencari terobosan baru pengembangan sekolah.
Selama menduduki jabatan, kepala sekolah berhak atas: (1) gaji serta
penghasilan dan pendapatan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2)
10
akses kedudukan dalam jenjang kepangkatan tertentu, (3) hak kenaikan gaji
atau pangkat, (4) kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, (5)
memperoleh kesempatan untuk pengembangan diri. (6) penghargaan atau
fasilitas, (7) dapat diberi teguran oleh atasannya karena sikap, perbuatan serta
perilakunya yang dirasakan dapat menggangu tugas dan tanggung jawab
sebagai kepala sekolah, dan (8) dapat dimutasikan atau diberhentikan dari
jabatan kepala sekolah karena hal-hal tertentu.
11
2. Budaya sekolah
3. Administrasi sekolah
4. Komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat
5. Sikap keteladanan, kejujuran, keadilan, dan etika profesi
6. Lingkungan politik, sosial, hukum, ekonomi, dan budaya
7. Program instruksional
8. Implementasi kebijakan.
12
d. Memiliki kemampuan kepimpinanan dan kewirausahaan di bidang
pendidikan.
13
b. Merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah
c. Menentukan fungsi-fungsi (komponen-komponen) sekolah yang
diperlukan untuk mencapai setiap sasaran sekolah
d. Melaksanakan analisis atas kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
terhadap setiap fungsi dan faktor-faktornya
e. Memilih dan menentukan alternatif-alternatif pemecahan setiap
persoalan
f. Merencanakan kegiatan sekolah
g. Menyusun rencana dan program pengembangan sekolah
h. Menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan rencana
pengembangan sekolah
i. Membuat target pencapaian hasil untuk setiap program sesuai dengan
waktu yang ditentukan (milestone)
14
b. Memberikan pengarahan dan penugasan kepada staf atas dasar tugas
dan fungsi staf yang bersangkutan
15
e. Merumuskan hasil analisis data monitoring dan evaluasi
f. Mengendalikan kegiatan sekolah agar tidak menyimpang dari rencana
g. Memperbaiki kinerja sekolah berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
16
c. Melaksanakan pemberdayaan sekolah
d. Menilai tingkat keberdayaan sekolah
17
e. Menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk
menciptakan kreativitas dan inovasi
f. Mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa/
keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru
g. Memberikan rewards atas hasil-hasil kreativitas warga sekolah
h. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan warga
sekolah
11. Kompetensi Komunikasi dan Kerja Sama dalam Pekerjaan
a. Menjelaskan arti dan fungsi komunikasi dalam pekerjaan
b. Menerapkan komunikasi yang efektif dalam pekerjaan
c. Menjelaskan arti dan fungsi kerjasama dalam pekerjaan
d. Menerapkan kerjasama antarstaf dalam pekerjaan
e. Memanfaatkan Bahasa Inggris dalam Pekerjaan
f. Menggunakan bahasa Inggris untuk memahami literatur
asing/memperluas wawasan kependidikan
18
d. Menggunakan komputer terutama untuk word processor dan spread
sheet (Contoh: Microsoft Word, Excel) dalam manajemen sekolah
19
d. Mefasilitasi pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan
e. Memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan
f. Menilai kinerja guru dan tenaga kependidikan
g. Mengembangkan sistem pengupahan, ganjaran positif, dan dan
hukumam yang mampu menjamin kepastian dan keadilan
h. Melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karir
i. Memotivasi tenaga kependidikan
j. Membina hubungan kerja yang harmonis
k. Memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi
personel sekolah
l. Melakukan analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga
kependidikan
m. Memiliki apresiasi, empati, dan simpati terhadap tenaga kependidikan
n. Mengelola konflik
20
b. Menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orangtua siswa dan
sumbangan lain yang tidak mengikat
c. Mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada aktivitas
yang menghasilkan (income generating activities)
d. Mengelola akuntansi keuangan sekolah (cash in and cash out)
e. Membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari
penyandang dana
f. Melaksanakan sistem pelaporan penggunaan keuangan
21
20. Kompetensi Mengelola Sistem Informasi Sekolah
a. Mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi,
serta sistem pelaporan.
b. Mengembangkan pangkalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan,
ketenagaan, fasilitas, dan sebagainya)
c. Mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk merencanakan program
pengembangan sekolah
d. Menyiapkan pelaporan secara sistematis, realistis dan logis
e. Mengembangkan SIM berbasis computer
22
d. Memahami esensi bermain sambil belajar dan belajar melalui bermain
(Khusus Kepala TK)
23
g. Memahami konsep pengembangan manajemen Memahami konsep dan
struktur kurikulum yang diberlakukan (misal: Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, KTSP)
24
29. Memahami Konsep dan Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS)
a. Memahami dan menghayati hakikat otonomi pendidikan
b. Memahami dan menghayati hakikat pendidikan berbasis masyarakat
(community based education).
c. Memahami dan menghayati arti, tujuan dan karakteristik manajemen
berbasis sekolah (school based management)
d. Memahami kewenangan sekolah dalam kerangka otonomi pendidikan
e. Memahami, menghayati, dan melaksanakan tahap-tahap implementasi
manajemen berbasis sekolah
f. Mengevaluasi tingkat keberhasilan manajemen berbasis sekolah.
25
b. Berakhlak mulia
c. Suka menolong
d. Berempati terhadap orang lai
e. Memiliki rasa sayang yang tinggi
f. Bekerja tanpa mengutamakan pamrih
26
f. Konsistensi antara ucapan dan perbuatan
g. Memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan tugas
Berbeda dengan hasil kajian akademik di atas, pada tabel 3 di bahawah ini
disajikan standar kompetensi kepala sekolah versi Permen No. 13 tahum 2007,
tanggal 17 Juli 2007.
DIMENSI
NO. KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. Kepribadian 1.1. Berakhlak mulia,
mengembangkan budaya dan tradisi
akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas di
sekolah/madrasah.
1.2. Memiliki integritas kepribadian
27
sebagai pemimpin.
1.3. Memiliki keinginan yang kuat
dalam pengembangan diri sebagai
kepala sekolah/madrasah
1.4. Bersikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi
1.5. Mengendalikan diri dalam
menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah/madrasah.
1.6. Memiliki bakat dan minat jabatan
sebagai pemimpin pendidikan
2. Manajerial 2.1. Menyusun perencanaan
sekolah/madrasah untuk berbagai
tingkatan perencanaan
2.2. Mengembangkan organisasi
sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan
2.3. Memimpin sekolah/madrasah dalam
rangka pendayagunaan sumber daya
sekolah/madrasah secara optimal
2.4. Mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah/ madrasah
menuju organisasi pembelajaran
yang efektif
2.5. Menciptakan budaya dan iklim
sekolah/madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran siswa.
2.6. Mengelola guru dan staf dalam
rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal
2.7. Mengelola sarana dan prasarana
28
sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal
2.8. Mengelola hubungan
sekolah/madrasah dan masyarakat
dalam rangka pencarian dukungan
ide, sumber belajar, dan pembiayaan
sekolah/ madrasah.
2.9. Mengelola siswa dalam rangka
penerimaan siswa baru, dan
penempatan dan pengembangan
kapasitas siswa.
2.10. Mengelola pengembangan
kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah
dan tujuan Pendidikan nasional.
2.11. Mengelola keuangan sekolah/
madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
2.12. Mengelola ketatausahaan sekolah/
madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/
madrasah.
2.13. Mengelola unit layanan khusus
sekolah/madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan
siswa di sekolah/madrasah.
2.14. Mengelola sistem informasi
sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
29
2.15. Memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah/madrasah.
2.16 Melakukan monitoring, evaluasi,
dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/ madrasah dengan
prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
3. Kewirausahaan 3.1. Menciptakan inovasi yang
berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
3.2. Bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah/madrasah
sebagai organisasi pembelajar yang
efektif.
3.3. Memiliki motivasi yang kuat
untuk sukses dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah/madrasah.
3.4. Pantang menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah.
3.5. Memiliki naluri kewirausahaan
dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah/madrasah
sebagai sumber belajar siswa.
4 Supervisi 4.1. Merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
30
4.2. Melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
4.3. Menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme
guru.
5 Sosial 5.1. Bekerja sama dengan pihak lain
untuk kepentingan sckolah/madrasah
5.2. Berpartisipasi dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan.
5.3. Memiliki kepekaan sosial terhadap
orang atau kelompok lain.
31
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-
tingginya 56 tahun;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-
kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajal
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
32
d. Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
adalah sebagai berikut:
Berstatus sebagai guru SMA/MA;
Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan
Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan Pemerintah.
e. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK) adalah sebagai berikut:
Berstatus sebagai guru SMK/MAK:
Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK; dan
Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan Pemerintah.
f. Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB)
adalah sebagai berikut:
Berstatus sebagai guru pada satuan Pendidikan SDLB/
SMPLB/SMALB;
Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/
SMALB; dan
Memiliki sertifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan Pemerintah.
33
Ketika administrator sekolah yang profesional membuka tawaran dan
mampu menggaransi mutu, apakah sekolah pemerintah atau swasta, pilihan
pilihan masyarakat akan makin banyak. Kesadaran mereka membayar biaya
pendidikan tidak lagi ditentukan oleh berapa besar yang yang harus disetor ke
kas sekolah, melainkan berapa baik mutu produk dan jasa yang dibeli untuk
dibandingkan dengan sekolah lain. Untuk merespons makin bervariasinya
kebutuhan dan tuntutan masyarakat, sekolah-sekolah harus tampil secara
diferensiatif, dalam makna mampu berbeda secara unggul dibandingkan
dengan sekolah lain.
34
ditemukan sejumlah kendala mayornyha, yang oleh Eugene Schaffer dkk.
(1997) diidentifikasi sebagai berikut: (1) kemampuan keuangan yang tidak
memadai, (2) kepemimpinan kepala sekolah yang tidak kompeten, (3)
komitmen guru yang rendah, (4) persepsi negatif dari masyarakat, (5)
penataan staf, (6) kurikulum, (7) konflik politik dan rasial, (8) keterbatasan
fasilitas, dan (9) komunikasi yang tidak kondusif.
35
Ketika disepakati bahwa kecenderungan kekinian menempatkan sekolah
sebagai fokus utama reformasi pendidikan, berarti Pemda, DPRD,Dinas
Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dewan
Pendididikan, dan Komite Sekolah dapat mendorong dan memberi peluang
dan fasilitas bagi sekolah-sekolah untuk tampil otonom secara lebih
luas.Dinas Pendidikan khususnya, ambil peran besar dalam membuat skema
kerja agar prakarsa reformasi sekolah bisa berakselerasi. Jika Dinas
Pendidikan gagal ambil peran dalam memberi dorongan, reformasi
pendidikan persekolahan akan mengalami sumbatan. Ketersumbatan itu dapat
bersumber dari kegagalan dalam pengembangan staf, sistem pengangkatan
dan mutasi kepala sekolah secara manasuka, dan kurikulum sekolah tidak
mendukung ke arah reformasi.
36
Kepala sekolah yang profesional memiliki kemampuan kuat dalam
memberdayakan Komite Sekolah. Kehadiran Komite Sekolah merupakan
wujud nyata untuk mewadahi patisipasi masyarakat. Kepala sekolah sebagai
administrator sangat berkepentingan dengan kehadiran Komite Sekolah
karena melalui merekalah partisipasi masyarakat dapat dioptimasi.
37
Sekolah/Madrasah merupakan insan yang otonom, yang hanya tunduk pada
anggaran dasar dan kaidah-kaidah yang mereka kembangkan sendiri.
38
Dalam Kepmendiknas No. 044/U/2002 disebutkan mengenai tujuan,peran,
dan fungsi Dewan Pendidikan. Dilihat dari dimensi tujuan,pembentukan
Dewan Pendidikan didasari atas tiga tujuan utama. Pertama.mewadahi dan
menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
dan program pendidikan. Kedua, meningkatkan tanggung jawab dan
peranserta aktif dari seluruh lapisan masyakat dalam penyelenggaraan
pendidikan. Ketiga, menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel,
dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu.
39
Keempat, memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada
pemerintah daerah mengenai: (a) kebijakan program pendidikan dan
kepelatihan; (b) kriteria kinerja daerah dalam bidang pendidikan dan
kepelatihan; (c) kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor, pelatih,
widyaiswara, dan kepala satuan pendidikan dan kepelatihan; (d) kriteria
fasilitas pendidikan dan kepelatihan; dan (e) hal-hal lain yang terkait dengan
pendidikan dan kepelatihan. Kelima, mendorong orang tua dan masyarakat
berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan
pemerataan pendidikan. Keenam, melakukan evaluasi dan pengawasan
terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan dan
kepelatihan.
40
Dilihat dari sisi peran. Komite Sekolah/Madrasah mempunyai empat peran
utama. Pertama, pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan
dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. Kedua,
pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
Ketiga, pengontrol (controlling agency) dalam fangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
Keempat, mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di
satuan pendidikan.
41
Tabel 4 dan Tabel 5 di bawah ini. Indikator ini disajikan dengan beberapa
penambahan, sehingga tidak sepenuhnya persis dengan yang dikeluarkan di
tingkat departemen.
42
c. Memberikan pertimbangan tentang
pemilihan strategi pembelajaran kepada
Dinas Pendidikan
d. Memberikan pertimbangan tentang evaluasi
pendidikan kepada Dinas Pendidikan
e. Memberi pertimbangan kepada Dinas
Pendidikan mengenai alternatif strategi
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya pendidikan
f. Memberikan pertimbangan mengenai
muatan lokal kepada Dinas Pendidikan
g. Memberi pertimbangan mengenai
programprogram unggulan daerah dan
sekolah kepada Dinas Pendidikan
h. Memberikan pertimbangan tentang
pemilihan strategi pembelajaran kepada
Dinas Pendidikan
i. Memberikan pertimbangan tentang
evaluasi pendidikan kepada Dinas
Pendidikan
j. Memberi pertimbangan kepada Dinas
Pendidikan mengenai alternatif strategi
efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya pendidikan
3. Pemberdayaan a. Memberikan pertimbangan mengenai
Sumber Daya kualifikasi guru
b. Memberikan pertimbangan mengenai
pengangkatan guru dan kepala sekolah
c. Memberikan pertimbangan tentang rotasi
tenaga guru dan kepala sekolah
d. Memberikan pertimbangan terhadap
43
standar teknis sekolah
e. Memberikan pertimbangan mengenai
sumber-sumber anggaran
f. Memberi pertimbangan mengenai prioritas
penggunaan anggaran
g. Memberi pertimbangan kepada Dinas
Pendidikan untuk melakukan prakarsa
pemberdayaan sekolah
B. Badan pendukung /supporting agency
1. Pengelolaan Sumber a. Membantu usaha perbaikan kondisi
Daya ketenagaan di sekolah-sekolah
b. Mengidentifikasi tenaga ahli dalam
masyarakat untuk mendukung sumber daya
pendidikan di daerah
c. Mobilisasi tenaga ahli dalam masyarakat
untuk meningkatkan sumber daya
Pendidikan di daerah
d. Mobilisasi guru sukarelawan untuk
menanggulangi kekurangan guru
e. Mobilisasi tenaga kependidikan non guru
untuk menanggulangi kekurangan guru.
2. Pengelolaan sarana a. Membantu perbaikan kondisi sarana dan
dan prasarana prasarana pendidikan yang ada
program b. Mobilisasi bantuan sarana dan prasarana
dari masyarakat
c. Mengkoordinasikan dukungan sarana dan
prasarana dari masyarakat
d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan
masyarakat
3. Pengelolaan anggaran a. Membantu kondisi anggaran pendidikan di
sumber daya sekolah-sekolah
44
b. Mobilisasi dukungan masyarakat dalam
hal anggaran pendidikan
c. Mengkoordinasikan dukungan masyarakat
dalam hal anggaran pendidikan
d. Mengkoordinasi dukungan masyarakat
terhadap pendidikan dalam bentuk non-
uang
e. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan
masyarakat dalam hal anggaran
pendidikan
C. Badan pengontrolan/controlling agency
1. Mengontrol a. Mengontrol proses pengambilan keputusan
Perencanaan Pendidikan dilingkungan Dinas Pendidikan
Pendidikan b. Mengontrol kualitas kebijakan di
lingkungan Dinas Pendidikan
c. Mengontrol proses perencanaaan
Pendidikan di lingkungan Dinas
Pendidikan
d. Mengontrol kualitas perencanaan
Pendidikan di lingkungan Dinas
Pendidikan
e. Mengontrol kualitas program pendidikan
2. Mengontrol a. Mengontrol organisasi pelaksana
pelaksanaan program pendidikan
pendidikan b. Mengontrol penjadwalan program
c. Mengontrol alokasi dana pelaksanaan
program
d. Mengontrol sumber-sumber daya
pelaksanaan program
e. Mengontrol partisipasi sekolah dan
masyarakat terhadap pelaksanaan program
45
3. Memantau luaran a. Memantau angka partisipasi pendidikan
pendidikan b. Memantau angka mengulang kelas
c. Memantau angka bertahan
d. Membantu angka transisi
e. Memantau hasil Ujian Nasional
4. Memantau dampak
a. Memantau pertumbuhan ekonomi daerah
pendidikan
b. Memantau ketenagakerjaan di daerah
c. Memantau kondisi sosial budaya di daerah
D. Badan penghubung /mediator agency
1. Perencanaan program a. Menjadi penghubung antara Pendidikan
dengan masyarakat.
b. Menjadi penghubung antara dinas
Pendidikan
c. Menjadi penghubung antara Pendidikan
dengan sekolah
d. Menjadi penghubung antara Dinas
Pendidikan dengan eksekutif
e. Menjadi penghubung antara Dinas
Pendidikan dengan dunia usaha/industri.
f. Mengidentifikasi aspirasi pendidikan
dalam masyarakat
g. Membuat usulan kebijakan dan program
pendidikan kepada Pemerintah Daerah
2. Pelaksanaan program a. Mensosialisasikan kebijakan dan program
pendidikan kepada masyarakat
b. Memfasilitasi berbagai masukan kebijakan
kepada Dinas Pendidikan
c. Menampung pengaduan dan keluhan
terhadap kebijakan dan program
pendidikan
46
d. Mengkomunikasikan pengaduan dan
keluhan masyarakat terhadap instansi
terkait dalam bidang pendidikan.
3. Pengelolaan sumber a. Mengidentifikasi kondisi sumber daya di
daya sekolah-sekolah
b. Mengidentifikasi sumber-sumber daya
masyarakat
c. Memobilisasi bantuan masyarakat untuk
pendidikan
d. Mengkoordinasikan bantuan masyarakat.
47
pembelajaran kepada guru
c. Memberi masukan mengenai strategi
efisiensi pengelolaan sumber daya
3. Pengelolaan a. Identifikasi sumber daya pendidikan dan
sumber daya masyarakat
b. Memberikan pertimbangan tentang tenaga
kependidikan yang dapat diperbantukan di
sekolah
c. Memberikan pertimbangan tentang sarana
dan prasarana yang dapat diperbantukan di
sekolah
d. Memberikan pertimbangan tentang
anggaran yang dapat di manfaatkan di
sekolah
B. Badan pendukung/supporting agency
1. Pengelolaan sumber a. Memantau kondisi ketenagaan Pendidikan
daya di sekolah
b. Mobilisasi guru sukarelawan untuk
menanggulangi kekurangan guru di
sekolah
c. Mobilisasi tenaga kependidikan non guru
untuk mengisi kekurangan guru di sekolah
2. Pengelolaan sarana a. Membantu kondisi sarana dan prasarana
dan prasarana yang ada di sekolah
program b. Mobilisasi bantuan sarana dan prasarana
di sekolah
c. Mengkoordinasi dukungan sarana dan
prasarana sekolah
d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan
sarana dan prasarana sekolah
3. Pengelolaan anggaran a. Memantau kondisi anggaran pendidikan di
48
sumber daya sekolah
b. Memobilisasi dkungan terhadap anggaran
pendidikan di sekolah
c. Mengkoordinasikan dukungan terhadap
anggaran pendidikan di sekolah
d. Mengevaluasi pelaksanaan dukungan
anggaran di sekolah
C. Badan pengontrolan/controlling agency
1. Mengontrol a. Mengontrol proses pengambilan
perencanaan keputusan di sekolah
Pendidikan b. Mengontrol kualitas kebijakan di sekolah
c. Mengontrol proses perncanaaan
Pendidikan di sekolah
d. Pengawasan terhadap kualitas
perencanaan sekolah
e. Pengawasan terhadap kualitas program
sekolah
2. Mengontrol a. Memantau organisasi sekolah
pelaksanaan program b. Memantau penjadwalan program sekolah
pendidikan c. Memantau alokasi anggaran untuk
pelaksanaan program sekolah
d. Memantau sumber daya pelaksanaan
program sekolah
e. Memantau partisipasi pemangku
kepentingan pendidikan dalam
pelaksanaan program sekolah
3. Memantau luaran
a. Memantau hasil ujian akhir
pendidikan
b. Memantau angka partisipasi sekolah
c. Memantau angka mengulang sekolah
d. Memantau angka bertahan sekolah
49
D. Badan penghubung/mediator agency
1. Perencanaan program a. Menjadi penghubung antara Komite
Sekolah/Madrasah dengan masyarakat.
Komite Sekolah/Madrasah dengan
sekolah.dan Komite Sekolah dengan
Dewan Pendidikan
b. Mengidentifikasi aspirasi masyarakat
untuk perencanaan pendidikan
c. Membuat usulan kebijakan dan program
pendidikan kepada sekolah.
2. Pelaksanaan program a. Mensosialisasikan kebijakan dan program
sekolah kepada masyarakat
b. Memfasilitasi berbagai masukan kebijakan
program terhadap sekolah
c. Menampung pengaduan dan keluhan
terhadap kebijakan dan program sekolah
d. Mengkomunikasikan pengaduan dan
keluhan masyarakat terhadap sekolah.
3. Pengelolaan sumber a. Mengidentifikasi kondisi sumber daya di
daya sekolah
b. Mengidentifikasi sumber-sumber daya
masyarakat
c. Memobilisasi bantuan masyarakat untuk
pendidikan di sekolah
d. Mengkoordinasikan bantuan masyarakat.
50
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
3. 2 Saran
Saran kami setelah selesainya makalah ini kami masih berharap banyak
belajar kepada para pembaca selain itu , ketika kami di hadapkan untuk menjadi
seorang kepala sekolah khususnya keprofesian dalam berbagai bidangnya
yaitu ; 1) Terus Tingkatkan Pendidikan dan Kualifikasi, 2) Bangun Keterampilan
Manajerial, 3) Aktif dalam Pengembangan Profesional, 4)Terapkan Prinsip
Etika, 5) Berkomunikasi dengan Baik, 6) Fokus pada Pengembangan Sekolah, 7)
Kelola Sumber Daya dengan Bijak, 8) Pertahankan Keberagaman dan Inklusi, 9)
Jalin Hubungan yang Baik, dan 10) Evaluasi Kinerja secara Teratur. Dengan
komitmen untuk terus belajar, kualifikasi yang kuat, etika yang baik, dan
keterampilan kepemimpinan yang efektif, kita dapat menjadi seorang kepala
sekolah yang memimpin dengan baik dan berkontribusi positif dalam dunia
pendidikan
51
DAFTAR PUSTAKA
52