Filda Mawaddah - Bintang Katai Putih
Filda Mawaddah - Bintang Katai Putih
FILDA MAWADDAH
NIM: 22175005
Dosen Pembimbing:
Dr. Ahmad Fauzi, M.Si
Dr. Ramli, M.Si
DEPARTEMEN FISIKA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mekanika
statistik. Judul dari makalah ini yaitu “Sistematik Literature Review : Analisis
Karakteristik Bintang Dalam Tinjauan suhu. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah mekanikas statistik Program Pasca Sarjana
Kependidikan Fisika di Jurusan Fisika Universitas Negeri Padang.
Penulisan makalah ini diambil dari berbagai sumber, baik buku maupun
internet serta membuat gagasan dari sumber-sumber tersebut. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ahmad Fauzi, M.Si dan Dr. Ramli,
M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah mekanika statistik..
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
++
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bintang katai putih, yang merupakan sisa-sisa bintang bermassa rendah
hingga menengah seperti Matahari kita, memainkan peran penting dalam
memajukan pemahaman tentang mekanika statistik. Benda-benda langit ini sangat
padat, dengan massa yang sebanding dengan Matahari tetapi dikompresi menjadi
volume kira-kira seukuran Bumi. Mereka menawarkan sifat unik yang memberikan
wawasan berharga tentang mekanika statistik dan degenerasi kuantum.
Dalam bidang mekanika statistik, bintang katai putih berfungsi sebagai
contoh menarik dari gas Fermi yang merosot. Menurut prinsip pengecualian Pauli,
fermion, seperti elektron, tidak dapat menempati keadaan kuantum yang sama
secara bersamaan. Ketika katai putih menjadi lebih padat, elektron dipaksa ke
keadaan energi yang lebih tinggi, menghasilkan peningkatan energi kinetik mereka.
Efek mekanika kuantum ini melawan gaya gravitasi, mencegah kontraksi bintang
lebih lanjut. Akibatnya, katai putih mencapai keadaan kesetimbangan sebagai
sistem yang merosot, di mana tekanan yang diberikan oleh elektron yang merosot
menyeimbangkan gaya gravitasi.
Mekanika statistik katai putih juga mencakup konsep batas Chandrasekhar,
dinamai Subrahmanyan Chandrasekhar. Batas ini menetapkan batas atas untuk
massa katai putih yang stabil. Hal ini ditentukan oleh sifat mekanik kuantum
elektron, terutama keadaan energi maksimum mereka yang dikenal sebagai energi
Fermi (Kennett, 2020). Batas Chandrasekhar adalah sekitar 1,4 kali massa
Matahari. Jika katai putih melebihi batas ini, ia tidak dapat lagi menahan gravitasi
dan mengalami keruntuhan lebih lanjut, yang mengarah ke peristiwa bencana yang
disebut supernova Tipe Ia.
Studi tentang bintang katai putih dari perspektif mekanika statistik
memungkinkan para ilmuwan untuk mengeksplorasi beragam subjek, termasuk
evolusi bintang, sisa-sisa, dan fisika materi yang merosot. Benda-benda kompak ini
bertindak sebagai laboratorium penting untuk menyelidiki interaksi mendasar dan
perilaku materi dalam kondisi ekstrem. Dengan mengungkap mekanika statistik
yang mengatur katai putih, kita mendapatkan wawasan berharga tentang batas-batas
stabilitas, sifat-sifat sistem yang merosot, dan interaksi menawan antara mekanika
kuantum dan gravitasi di kosmos yang luas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari studi ini yaitu :
1. Apa pengaruh suhu terhadap warna, ukuran, dan kecerahan bintang?
2. Bagaimana perbedaan suhu mempengaruhi spektrum emisi bintang?
3. Apakah ada pola atau hubungan tertentu antara suhu bintang dengan usia atau
tahap evolusi mereka?
4. Apa dampak suhu bintang terhadap keberadaan planet di sekitarnya?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari studi ini yaitu :
1. Menganalisis hubungan antara suhu dan karakteristik bintang, termasuk warna,
ukuran, dan kecerahan.
2. Mempelajari pengaruh suhu terhadap spektrum emisi bintang dan memahami
bagaimana perbedaan suhu mempengaruhi komposisi kimia bintang.
3. Meneliti apakah ada pola atau hubungan antara suhu bintang dengan tahap
evolusi atau usia mereka.
4. Memahami dampak suhu bintang terhadap keberadaan dan kondisi planet di
sekitarnya, termasuk kemungkinan kehidupan ekstraterestrial.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari studi ini antara lain:
E. Ruang Lingkup
Analisi studi ini berdasarkan berkaitan dengan varibel mekanika statistic
diantaranya: energi dan kapasitas panas, tekanan gas fermi, entropi gas fermi,
fluktuasi angka, pandangan lain ketergantungan suhu pada termodinamika properti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam mekanika statistik, suhu bintang kerdil adalah parameter
fundamental yang menentukan distribusi energi di antara partikel penyusunnya.
Bintang kerdil dapat diperlakukan sebagai sistem partikel, seperti proton, neutron,
dan elektron, dalam kesetimbangan termal. Suhu mencerminkan energi kinetik rata-
rata partikel-partikel ini. Menurut distribusi Maxwell-Boltzmann, partikel dalam
sistem pada suhu yang lebih tinggi memiliki energi dan kecepatan rata-rata yang
lebih tinggi. Dalam kasus bintang kerdil, suhu yang lebih tinggi dikaitkan dengan
bintang yang lebih masif dan bercahaya, seperti raksasa biru. Temperatur yang lebih
rendah adalah karakteristik bintang yang kurang masif dan lebih dingin, seperti
katai merah. Mekanika statistik memberikan wawasan tentang perilaku dan sifat
partikel di dalam bintang kerdil berdasarkan distribusi suhunya.
Massa bintang kerdil adalah parameter penting yang menentukan struktur
dan propertinya dari perspektif mekanika statistik. Massa memengaruhi jumlah
total partikel di dalam bintang dan, akibatnya, perilaku statistik partikel tersebut.
Massa juga memengaruhi energi potensial gravitasi di dalam bintang dan
stabilitasnya secara keseluruhan. Bintang kerdil bermassa lebih tinggi memiliki
jumlah partikel yang lebih besar, yang mengarah ke kepadatan yang lebih tinggi
dan gaya gravitasi yang lebih besar. Massa yang meningkat ini menghasilkan
interaksi yang lebih kuat antara partikel dan dapat menyebabkan perilaku kolektif
yang berbeda dibandingkan dengan bintang kerdil bermassa lebih rendah.
Mekanika statistik menawarkan alat dan teknik untuk menganalisis sifat statistik
partikel dan perilaku kolektifnya dalam bintang kerdil dengan massa yang
bervariasi.
Gravitasi memainkan peran sentral dalam model mekanika statistik bintang
kerdil. Gaya gravitasi antar partikel menentukan keseluruhan distribusi partikel dan
energinya di dalam bintang. Bintang kerdil bermassa lebih tinggi memiliki gaya
gravitasi yang lebih kuat, menyebabkan kompresi materi bintang yang lebih besar.
Kompresi ini menyebabkan suhu, tekanan, dan kepadatan yang lebih tinggi di inti
bintang. Mekanika statistik memberikan wawasan tentang keadaan kesetimbangan
partikel di bawah pengaruh gravitasi, memungkinkan penentuan sifat seperti profil
kerapatan radial dan distribusi energi di dalam bintang. Interaksi antara gravitasi,
interaksi partikel, dan kesetimbangan termal merupakan aspek kunci dari model
mekanika statistik untuk memahami perilaku dan karakteristik bintang kerdil.
Bintang, sebagai benda langit, terhubung secara rumit dengan berbagai
fenomena fisik dan menunjukkan berbagai karakteristik yang menarik. Salah satu
aspek kuncinya adalah produksi energi dan kapasitas panas mereka. Bintang deret
utama, seperti Matahari kita, menghasilkan energi melalui fusi nuklir di intinya, di
mana atom hidrogen bergabung membentuk helium, melepaskan sejumlah besar
energi dalam proses tersebut. Kapasitas panas bintang-bintang ini dipengaruhi oleh
massa dan komposisinya, dengan bintang yang lebih besar dan lebih masif biasanya
memiliki kapasitas panas yang lebih tinggi. Sebaliknya, benda padat seperti katai
putih dan bintang neutron memiliki sifat energi dan kapasitas panas yang unik.
Katai putih adalah sisa-sisa bintang bermassa rendah hingga sedang dan memiliki
kerapatan tinggi, menyebabkan tekanan degenerasi elektron yang mencegah
keruntuhan gravitasi lebih lanjut (Van Horn, 1979). Objek-objek ini memiliki
kapasitas panas yang lebih rendah dibandingkan dengan bintang deret utama karena
ukurannya yang kecil dan kepadatan yang tinggi. Sebaliknya, bintang neutron
sangat padat dan dihasilkan dari runtuhnya bintang masif. Kapasitas energi dan
panasnya ditentukan oleh interaksi antara neutron dan partikel lain di interiornya.
Menjelajahi produksi energi dan kapasitas panas dari berbagai jenis bintang
memberikan wawasan penting tentang evolusi, umur, dan proses fisik yang
mengatur perilaku mereka.
Tekanan gas Fermi merupakan faktor penting dalam memahami perilaku
dan sifat bintang. Bintang, sebagai benda langit yang sangat besar, mengalami gaya
gravitasi yang sangat besar yang dapat menyebabkan keruntuhannya jika tidak
dilawan. Tekanan yang diberikan oleh gas Fermi, terdiri dari fermion yang sangat
energik dan padat seperti elektron, memberikan penyeimbang yang penting
terhadap gaya gravitasi, mencegah bintang runtuh karena beratnya sendiri. Tekanan
gas Fermi adalah hasil dari prinsip eksklusi Pauli, yang menyatakan bahwa tidak
ada dua fermion yang menempati keadaan kuantum yang sama. Saat densitas dan
energi gas Fermi meningkat, tekanan juga meningkat, berkontribusi pada integritas
struktural dan stabilitas bintang. Memahami tekanan gas Fermi di dalam bintang
sangat penting untuk memahami dinamika internal, keseimbangan gravitasi, dan
umur panjang keseluruhan di arena kosmik yang luas.
Entropi gas Fermi memainkan peran penting dalam studi bintang dan sifat
termodinamikanya. Bintang, sebagai sistem yang sangat kompleks dan dinamis,
menunjukkan peningkatan entropi bertahap dari waktu ke waktu, yang
mencerminkan ketidakteraturan dan keacakan yang terus meningkat dalam struktur
internalnya. Entropi gas Fermi di dalam bintang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk suhu, distribusi energi, dan jumlah partikel, seperti elektron. Perubahan
suhu dapat menyebabkan perubahan entropi gas Fermi, yang pada gilirannya
berdampak pada perilaku termodinamika bintang secara keseluruhan. Memahami
entropi gas Fermi di bintang sangat penting untuk mendapatkan wawasan tentang
proses evolusi mereka, mekanisme transportasi energi, dan keseimbangan
keseluruhan antara produksi energi dan disipasi dalam benda langit ini. Selain itu,
mempelajari entropi gas Fermi memungkinkan pemahaman yang lebih dalam
tentang interaksi antara statistik kuantum, mekanika statistik, dan astrofisika
bintang.
Perspektif lain tentang bintang adalah ketergantungan suhu mereka pada
sifat termodinamika. Suhu memainkan peran mendasar dalam membentuk berbagai
aspek perilaku dan karakteristik bintang. Saat suhu bintang berubah, hal itu
memengaruhi sifat termodinamika utama seperti energi, kapasitas panas, entropi,
dan fluktuasi. Misalnya, produksi energi di dalam bintang sangat bergantung pada
suhu, dengan reaksi fusi nuklir menjadi lebih kuat pada suhu yang lebih tinggi.
Demikian pula, kapasitas panas sebuah bintang, yang menentukan kemampuannya
untuk menyerap dan mempertahankan panas, bervariasi menurut suhu. Memahami
ketergantungan suhu dari sifat termodinamika memberikan wawasan tentang proses
internal dan dinamika bintang, termasuk pembangkitan energi, stabilitas, dan
evolusinya. Selain itu, menyelidiki bagaimana suhu memengaruhi sifat
termodinamika yang berbeda meningkatkan pemahaman kita tentang interaksi yang
rumit antara astrofisika, mekanika statistik, dan fisika kuantum dalam lingkungan
bintang yang kompleks.
BAB III
PEMBAHASAN
Boshkayev, K., Luongo, O., Muccino, M., & Quevedo, H. (2021). Static and
rotating white dwarf stars at finite temperatures Static and rotating white
dwarf stars at finite temperatures.
Chavanis, P.-H. (2021). The self-gravitating Fermi gas in Newtonian gravity and
general relativity. ArXiv Preprint ArXiv:2112.02654.
Pei, T.-H. (n.d.). The Net Positive Charges And Additional Pressure of The White
Dwarf Star.
Pei, T.-H. (2022). The Highly Accurate Relation Between the Radius and Mass of
the White Dwarf Star From Zero to Finite Temperature. Frontiers in
Astronomy and Space Sciences, 8, 243.
Tomaschitz, R. (2018). White dwarf stars exceeding the Chandrasekhar mass limit.
Physica A: Statistical Mechanics and Its Applications, 489, 128–140.
Van Horn, H. M. (1979). The physics of white dwarfs. Phys. Today, 32, 23.
Zohuri, B., Behgounia, F., & Moghaddam, M. J. (2021). Thermal Physics and
Statistical Mechanics Driven Inertial Confinement Fusion (ICF) Inducing a
Controlled Thermonuclear Energy. Journal of Energy and Power
Engineering, 15, 20–38.