Anda di halaman 1dari 8

RESUME LITERASI LINGKUNGAN

“FAKTOR FISIK LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS DAN


FAKTOR PENENTU”

OLEH :
Filda Mawaddah (22175005)

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Desnita, M.Si
Pakhrur Razi, S.Pd., M.Si.,Ph.D

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS


MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan juga merupakan sistem kompleks yang dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan merupakan ruangtiga dimensi,
dimana makhluk hidupnya sendiri merupakan salah satu bagiannya. Lingkungan bersifat
dinamis berubah setiap saat. Perubahan yang terjadi dari faktor lingkungan akan
mempengaruhi makhluk hidup dan respon makhluk hidupterhadap faktor tersebut yang
akan berbeda-beda menurut skala ruang dan waktu,serta kondisi makhluk hidup.Faktor-
faktor lingkungan mempengaruhi suatu organisme secara sendiri- sendiri atau kombinasi
dari berbagai faktor. Pengaruhnya dapat menentukan kehadiran atau keberadaan dan
proses kehidupan makhluk hidup. Terdapat berbagai prinsip yang mendasari hubungan
makhluk hidup dengan lingkungannya, seperti makhluk hidup tidak dapat hidup pada
lingkungan yang hampa udara; segala sesuatu yang dapat mempengaruhi makhluk hidup
akan membentuk lingkungan atau faktor lingkungan yang terdiri dari faktor lingkungan
abiotik dan lingkungan biotik. Setiap jenis, individu, kelompok atau umur makhluk hidup
dipengaruhi atau membutuhkan faktor lingkungan yang berbeda- beda.
Komponen-komponen lingkungan terdiri dari faktor-faktor lingkungan fisika-kimiawi
dan biologi, seperti energi, tanah, gas-gas atmosfir, tumbuhan hijau, manusia atau
dekomposer.

B. Faktor Fisik Lingkungan


1. Air
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup (Samekto,dkk 2010). Air
dapat berubah wujud menjadi cair, es dan uap air. Perubahan fisik bentuk air tergantung
dari lokasi dan kondisi alam (Kodoatie.2010). Air merupakan substansi kimia dengan
rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen dengan rumus H2
yang terikat dengan kovalen pada satu atom oksigen dengan rumus kimia O2
(Suniati.2015).
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi dengan sebagian besar terdapat di
laut dan pada lapisan-lapisan es di kutub, serta sisanya terdapat pada awan, hujan,
sungai, muka air tawar, dan uap air. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak
mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas
permukaan tanah(runoff, meliputi mata air, sungai)menuju laut. Badan air terbesar
terdapat di laut sebesar 97% dan 3% sisanya adalah air tawar yang digunakan sebagai
penunjang kehidupan sehingga air bersih menjadi kebutuhan dasar manusia
(Wicaksono,dkk 2019).
Menurut Mitri (2010) dalam Peureulak (2009) air laut adalah air yang berasal
dari laut atau samudera yang memiliki kadar garam rata-rata 3,5%, artinya dalam 1 liter
air laut terdapat 35 gram garam. Perbedaan utama antara air laut dan air tawar adalah,
adanya kandungan garam dalam air laut, sedangkan pada air tawar tidak mengandung
garam. Menurut Lyman dan Fleming dalam Peureulak (2009) garam yang terkandung
didalam air laut yaitu: NaCl (68,1%), HgCl2(14,4%), NaSO4 (11,4%), KCl (3,9%),
CaCl2 (3,2%), NaHCO3 (0,3%), KBr
(0,3%), lain-lain (0,1%).

2. Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat
yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Termometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah
termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti
untuk mengukur (Indarwati,dkk 2019).
Untuk dapat mengkuantitatifkan hasil pengukuran suhu dengan menggunakan
termometer maka diperlukan angka-angka dan skala-skala tertentu. Penetapan skala
yang terpenting adalah penetapan titik tetap bawah dan titik tetap atas sebagai titik
acuan pembuatan skala-skala dalam termometer. Untuk penetapan titik tetap bawah
sebuah termometer pada umumnya dipilih titik beku air murni pada tekanan normal,
yaitu suhu campuran antara es dan air murni pada tekanan normal. Sedangkan
penetapan titik tetap atas sebuah termometer umumnya dipilih titik didih air murni,
yaitu suhu ketika air murni mendidih pada tekanan normal.
Setidaknya terdapat empat macam skala termometer yang biasa digunakan,
yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Titik tetap bawahuntuk skala Celcius
dan Reamur ditetapkan pada skala 0°C dan 0°R, sedangkan untuk Fahrenheit ditetapkan
pada skala 32°F. Ketiga skala titik tetap bawah untuk masing-masing skala termometer
ini diambil dari titik beku air murni (titik lebures murni) pada tekanan normal. Adapun
titik tetap atas ketiga skala ini berbeda- beda, dimana untuk Celcius ditetapkan pada
100°C, untuk Reamur ditetapkan pada 80°R, dan untuk Fahrenheit ditetapkan pada
212°F.

3. Aliran dan Tekanan Tanah


a. Aliran dan Tekanan
Menurut (Suwarsono & Kurniati, 2001) keberadaan aliran yang bertindak
sebagai faktor pembatas adalah media atmosfer dan hidrosfer tempat makhluk hidup
berdiam hampir tidak pernah diam. Contoh: perbedaan makhluk hidup sungai dan
danau yang sering disebabkan oleh adanya arus yang deras pada sungai. Tanaman
dan hewan mempunyai batas toleransi terhadap arus.\
Di permukaan bumi, sungai, laut, lapisan udara, dan bahkan di dalam bumi
terjadi aliran. Aliran dapat berupa cairan atau gas. Bagian dalam dan permukaan
bumi dapat mengalami aliran spontan, seperti air yang mengalir dari hulu ke muara
sungai. Semua angin adalahpergerakan udara dari daerah dengan kepadatan partikel
lebih tinggi ke daerah dengan kepadatan partikel lebih rendah.
Jumin, (1992) mendeskripsikan bahwa matahari punya peran besar di dalam
siklus tersebut, terutama dalam hal penguapan. Dijelaskan oleh Jumin bahwa: ”Air
yang jatuh ke permukaan bumi, sebagian mengalir pada permukaan tanah, menuju
sungai, danau, atau laut. Sebagian lagi akan merembes ke dalam tanah, yang disebut
infiltrasi. Air infiltrasibergerak terus menuju lapisan tanah lebih dalam dan kemudian
berkumpul menjadi air tanah bebas (ground water). Aliran air pada permukaan tanah
menuju sungai, danau, dan laut kadang tidak terjadi secara langsung, tapi mengendap
dulu di puncak gunung berbentuk salju atau es atau berbentuk uap air yang terbawa
oleh angin.
Jumin melanjutkan dengan mengatakan bahwa siklus air dipermukaan selalu
tidak seimbang. Kecepatan penguapan, perpindahan uap air, kondensasi, dan
presipitasi semuanya berdampak padanya. Konsekuensi akibat distribusi air yang
tidak merata di permukaan bumi, terjadi defisit air di beberapa bagian sementara di
bagian lain melimpah, bahkan terjadi banjir.
Jumin menyatakan bahwa 97,5% air dunia ada di lautan, 1,75% salju di kedua
kutub dan di puncak gunung, 0,7% di darat (di sungai, danau, dan lokasi lain seperti
lahan pertanian), dan 0,02% di atmosfer sebagai uap air.
b. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup hampir semua organisme khusus bagi
mikroba tanah dan tanaman, tanah merupakan faktor utama yang berperan
dalam siklus hidup. Tanah berasal dari lapisan kulit bumi yang dilapukkan oleh
organisme hidup sehingga dapat dikatakan bahwa tanah bukan hanya faktor
lingkungan bagi organisme akan tetapi jugamerupakan hasil kerja organisme
(Ritnawati et al., 2023).
4. Cahaya
Dalam kehidupan sehari-hari kita telah mengenal beberapa jenis cahaya, seperti
cahaya matahari dan cahaya lampu. Cahaya penting dalam kehidupan, sebab tanpa
adanya cahaya tidak mungkin ada kehidupan. Jika bumi tidak mendapat cahaya dari
matahari, maka bumi akan gelap gulita dan dingin sehingga tidak mungkin ada
kehidupan.
Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dalam kondisi tertentu
dapat berkelakuan seperti suatu partikel. Gelombang elektromagnetik merupakan
gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat,sehingga cahaya dapat
merambat tanpa memerlukan medium. Oleh karena itu, cahaya matahari dapat sampai
ke bumi dan memberi kehidupan di dalamnya. Cahaya merambat dengan sangat cepat,
yaitu dengan kecepatan 3 × 108 m/s, artinya dalam waktu satu sekon cahaya dapat
menempuh jarak 300.000.000 m atau 300.000 km. (Sunardi, 2012).
5. Materi dan Energi
Istilah energi berasal dari bahasa Yunani, yaitu energia yang berarti ativitas
(energos yang berarti aktif) (Sutarno, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pengertian energi, yakni sebagai berikut27: Ener.gi n Fis kemampuan untuk melakukan
kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang dapat
digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan
bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari); tenaga
(Nasional, 2008).
Menurut (Odum, 1997) energy didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat
melakukan pekerjaan. Sedangkan menurut (Suwarsono & Kurniati, 2001) Energi yang
dimaksud terdiri dari energi kimia, potensial, dan panas. Ekosistem terutama berkaitan
dengan pergerakan energi dari satu sumber ke sumber lainnya melalui rantai makanan,
matahari.
6. Kelembaban
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara atau
atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer karena adanya
penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun dari air tanah.
Disamping itu terjadi pula dari proses transpirasi, yaitu penguapan dari
tumbuhtumbuhan. Sedangkan banyaknya air di dalam udara bergantung kepada banyak
faktor, antara lain adalah ketersediaan air, sumber uap, suhu udara, tekanan udara, dan
angin5) . Uap air dalam atmosfer dapat berubah bentuk menjadi cair atau padat yang
akhirnya dapat jatuh ke bumi antara lain sebagai hujan.
7. Gas-Gas Atmosfer
Atmosfer didefinisikan sebagai campuran gas-gas yang mengelilingi bumi pada
segala sisinya. Atmosfer bersifat aktif (bergerak), dapat dimampatkan, dan dapat
mengembang. Proses pendinginan dan pemanasan permukaan bumi yang selalu
berubah menurut waktu dan tempat menyebabkan suhu, kerapatan, dan tekanan
atmosfer akan berubah (Ritnawati et al., 2023).
8. Garam Biogenic
Garam biogenik adalah elemen esensial dan garam-garam yang terlarut yang
sangat berguna bagi kehidupan. Garam-garam yang terlarut dalam air, seperti karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K), kalsium
(Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi keberlanjutan
organisme tertentu (Widodo et al., 2021).
Makhluk hidup membutuhkan makronutrien dan mikronutrien dalam bentuk
garam terlarut. Pada unsur tanah dan air, garam memiliki peran pembatas yang
signifikan (Odum, 1997).
Garam nitrogen dan fosfor adalah nutrisi penting yang juga berfungsisebagai
pembatas utama kehidupan. Hutchinson, yang dikutip oleh (Odum, 1997), mengklaim
bahwa meskipun organisme hidup memiliki lebih sedikit fosfor dalam tubuhnya
dibandingkan zat lain, jika kebutuhan kecil ini tidak terpenuhi, kelainan akan
berkembang pada makhluk tersebut(Advinda, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Hardian, Y., Nuha, A. A., & Prayustiko, B. (2019). Pemanfaatan Cangkang Kerang
Darah Sebagai Campuran Agregat Beton Tahan Air Laut. Prosiding SNST
Fakultas Teknik, 1(1).

Indarwati, S., Respati, S. M. B., & Darmanto, D. (2019). Kebutuhan Daya Pada Air
Conditioner Saat Terjadi Perbedaan Suhu Dan Kelembaban. Majalah Ilmiah
Momentum, 15(1).

Jumin, H. B. (1992). Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologis. Rajawali Pers.

Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2010). Tata Ruang Air. Penerbit Andi.

Mitri, A. R. A. (2010). Pengaruh Penambahan Styrofoam Pada Beton Aspal Yang


Terendam Air Laut (Doctoral Dissertation, Uajy).

Nasional, I. D. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa.

Odum, E. P. (1997). Ecology: A bridge between science and society. Sinauer Associates
Incorporated.

Ramli, D. (1989). Ekologi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi

Ritnawati, R., Sidabukke, S. H., Muslimah, M., Soputra, D., Kadir, M., Erdawaty, E.,
Simarmata, M. M., Zulharnah, Z., Arbit, N. I. S., Rachim, F., Iswahyudi, I., &
Kunusa, W. R. (2023). Ekologi dan Lingkungan. YayasanKita Menulis.

Samekto, C., & Winata, E. S. (2010, June). Potensi Sumber Daya Air Di Indonesia. In
Seminar Nasional: Aplikasi Teknologi Penyediaan Air Bersih Untuk
Kabupaten/Kota Di Indonesia (Pp. 1-20).

Suniati, S., & Hendrajaya, L. (2015). Fisika Air Sebagai Peradaban Manusia.
EKSPERIMENTAL, 221.

Susana, T. (2003). Air Sebagai Sumber Kehidupan. Oseana, 28(3), 17-25.

Sutarno, S. (2013). Sumber Daya Energi. Graha Ilmu.


Suwarsono, H., & Kurniati, M. (2001). Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. PT. Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai