Anda di halaman 1dari 1

Nama: Angelica Saragih

Kelas : 10 TB

Mapel: B.indonesia, hikayat.

Putri Angkuh dan Kalung Permata

Di Jawa Barat, ada sebuah telaga yang diberi nama Telaga Warna. Pada saat cuaca sedang cerah,
telaga ini akan memantulkan warna- warni yang indah. Konon, Telaga Warna berasal dari air mata
Ratu Purbamanah.

Ratu Purbamanah dan Raja Suwartaiaya adalah pemimpin Kerajaan Kutatanggeuhan di Jawa
Barat. Mereka memerintah dengan arif dan sangat dicintai rakyatnya.

Mereka mempunyai seorang putri yang cantik, yaitu Gilang Rukmini. Orangtuanya sangat
memanjakan Gilang Rukmini, karena ia adalah anak satu- satunya. Hal ini membuat Gilang Rukmini
bersifat kurang baik. La akan marah dan bertindak kasar jika keinginannya tidak dipenuhi. Walau
begitu, orangtua dan rakyat tetap menghargai dan menyayanginya.

Ketika bagi Gilang Rukmini berusia 17 tahun, Raja mengadakan pesta untuknya. La mengundang
seluruh rakyat untuk datang. Rakyat pun memusyawarahkan hadiah yang akan diberikan kepada sang
Putri. Mereka mengumpulkan uang dan memanggil seorang pengrajin perhiasan yang terkenal. Lalu,
jadilah sebuah kalung bertahta permata warna-warni yang sangat indah.

Pesta di mulai, ketika Raja dan Ratu muncul untuk menyapa rakyatnya, mereka segera disambut
dengan gembira oleh rakyat. Begitupun ketika Gilang Rukmini muncul. Rakyat pun memberikan
hadiah yang mereka siapkan. Raja Suwartalaya membuka hadiah tersebut dan menemukan sebuah
kalung yang sangat indah.

“Putriku sayang, pakailah kalung ini, hadiah tanda cinta rakyat kepadarnu,” kata Raja kepada
putrinya.

“Kalung ini sangat cantik, Nak. Pakailah, kalau tidak rakyat akan kecewa,” ujar Ratu Purbamanah.

Gilang Rukmini menatap hadiah kalung itu dengan wajah sebal, “Apa yang indah dari kalung ini,
Ibunda? Bentuknya sangat kampungan dan tidak menarik. Aku malu memakainya!” Lalu, ia
menghempaskan kalung tersebut ke lantai, sehingga butir butir permatanya tercecer.

Semua tercengang melihat sikap Gilang Rukmini. Tiba-tiba terdengar suara tangis Ratu
Purbamanah. La sangat sedih dengan sikap anaknya yang angkuh itu. Tangisnya sangat memilukan
hati. Air mata sang Ratu terus mengalir. Karena derasnya air math itu, terbentuklah genangan. Tiba
tiba juga, muncullah mata air di halaman istana, makin lama genangan semakin tinggi dan akhinya
menenggelamkan seluruh Kerajaan Kutatanggeuhan menjadi sebuah telaga yang sangat indah. Pada
hari yang cerah, telaga itu memantulkan warna-warni yang indah yang konon berasal dari ceceran
kalung Gilang Rukmini yang masih berada di dasar telaga.

Amanah : janganlah menjadi orang sombong karena hal itu akan di benci oleh orang lain. Selain itu
hargailah jerih payah orang lain.

Anda mungkin juga menyukai