10 KARYA TERBAIK
SAYEMBARA MENULIS KRITIK FILM 2023
DEWAN KESENIAN JAKARTA
/1
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/2
10 Karya Terbaik
Penanggung Jawab
Ekky Imanjaya, Ketua Komite Film DKJ periode 2020-2023
Penyusun
Komite Film DKJ periode 2020-2023
Foto
Andi Maulana, Sendie Nurseptara S.
Diterbitkan oleh
Dewan Kesenian Jakarta
Jl. Cikini Raya No.73
Jakarta Pusat 10330
www.dkj.or.id
/3
Daftar Isi
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/4
/5
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Tentang
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/6
/7
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Pengantar
Ketua Komite Film
Upaya Menciptakan Benchmarking Kritik Film
Dari tahun ke tahun, dari dekade ke dekade, dunia kritik (dan ulasan)
film penuh dengan pasang surut problematika. Dari kualitas tulisan
yang hanya menulis ulang sinopsis dan plot (alih-alih mengelaborasi
formalisme/bahasa film dalam tulisannya), hingga kurangnya ruang
(khususnya di media cetak). Fenomena terkiwari di dunia maya, kini
para penulis bisa menganalisa film di blog atau media sosial masing-
masing, atau membuat situs sendiri yang didedikasikan untuk analisa
dan kajian film, tanpa khawatir atau tergantung koran atau majalah
cetak—walau tentu pada akhirnya timbul permasalahannya tersendiri.
Mulai dari quality control hingga pendapatan untuk keberlangsungan
website atau pun penulisnya. Semua memiliki dinamikanya masing-
masing.
/9
Sengaja Komite Film DKJ membatasi hanya pada kategori tulisan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 10
/ 11
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Pertanggungjawaban
Juri Asosiasi Pengkaji Film
Indonesia (KAFEIN)
Sayembara Menulis Kritik Film
2023
Jakarta, 15 Juni 2023
PENGANTAR:
Catatan dari Tim Juri Pengkaji Film Indonesia (KAFEIN)
Sebanyak 619 karya kritik film Indonesia telah diseleksi oleh tim juri
seleksi awal yang merupakan perwakilan dari KAFEIN (Asosiasi
Pengkaji Film Indonesia) yang terdiri atas Erina Adeline Tandian,
Dyah Ayu Wiwid Sintowoko, Debby Dwi Elsha, Hariyadi dan Heri
Purwoko. Tidak mudah untuk menyeleksi begitu banyak tulisan
dengan berbagai macam fokus film yang dikritik serta gaya penulisan
dengan jumlah kata yang sangat beragam. Setelah memilih dan
menilai karya serta diskusi yang intens akhirnya terpilihlah 32 karya
kritik yang dilengkapi dengan penilaian masing-masing juri. Dari
jumlah 32 tersebut, 30 merupakan daftar utama karya kritik pilihan
dan 2 merupakan daftar cadangan sesuai dengan masukan dari
Panitia.
/ 13
bahasa Indonesia yang baik dan benar, gaya bahasa yang komunikatif,
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
serta argumen dan analisis terstruktur tidak lebih dari dua puluh
persen dari keseluruhan karya yang masuk. Namun tidak semua
karya kritik disusun dengan bergaya tulisan populer karena terdapat
juga kritik dengan teknik penulisan publikasi ilmiah dengan standar
bahasa yang baku yang berdampak pada gaya bahasa yang kurang
komunikatif.
/ 14
Jumlah 619 karya kritik yang masuk setelah lolos penilaian
/ 15
7. Melihat Jenderal dari Bawah: Analisis Struktur Naratif dan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 16
22. Membayangkan Jakarta: Melalui Film Serigala Terakhir (2009):
/ 17
28.
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Proses Penjurian
Proses penjurian berlangsung secara daring melalui Zoom sebanyak
4 (empat) kali pada:
1. Selasa, 6 Juni 2023;
2. Sabtu, 10 Juni 2023;
3. Rabu, 14 Juni 2023; dan
4. Kamis, 15 Juni 2023.
619 karya yang lolos seleksi administratif awal oleh tim panitia
diserahkan kepada tim juri dari KAFEIN untuk dikerucutkan menjadi
30 besar. Kemudian, mekanismenya adalah setiap juri, yang terdiri
dari 5 (lima) orang, memilih 30-50 besar masing-masing untuk
menyusun daftar 30 besar yang telah disepakati bersama-sama.
/ 18
/ 19
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Profil Juri KAFEIN
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Debby Dwi Elsha
/ 21
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 22
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Erina Adeline Tandian
/ 23
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Hariyadi
Hariyadi telah tertarik dengan studi film sejak akhir tahun 2000-
an dan ini dapat dilihat dalam disertasinya yang berjudul Islamic
Popular Culture and The New Identities of Urban Muslim Young
People in Indonesia: The Case of Islamic Films and Islamic Self-
Help Books. Salah satu bagian dari tesis tersebut dipublikasikan
sebagai artikel di Jurnal Al-Jami’ah pada tahun 2013 dengan
judul Finding Islam in Cinema: Islamic Films and the Identity of
Indonesian Muslim Youths. Ia juga menulis sebuah notulensi
konferensi yang berjudul Female Agency in Contemporary
/ 24
Indonesian Horror Films. Terkait dengan ketertarikannya pada
Heri Purwoko
/ 25
31 Karya Terbaik
Sayembara Menulis Kritik Film
2023
1. Alana Putra
/ 27
13. Ikwan Setiawan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 28
25. Robbyan Abel Ramdhon
/ 29
Pertanggungjawaban
Dewan Juri Akhir
Sayembara Menulis Kritik Film
2023
Jakarta, 29 Juni 2023
Juri:
Eric Sasono
Seno Gumira Ajidarma
Yulia Evina Bhara
Juri tahap akhir yang terdiri dari Eric Sasono, Seno Gumira Ajidarma,
dan Yulia Evina Bahar, menilai 31 tulisan pilihan juri tahap seleksi,
yakni Kafein, dan memilih sepuluh besar tulisan terbaik yang akan
diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta serta tiga pemenang
Sayembara Kritik Film DKJ 2023.
Ada keragaman baik dari segi style atau gaya penulisan ,maupun dari
temuan nilai pada film yang dibahas. Ada kematangan dibandingkan,
/ 31
misalnya, dari masa 20 tahun lalu ketika industri film baru tumbuh dan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
para kritikus film saat itu masih meraba-raba dan tumbuh bersama
industrinya. Dalam keragaman itu, juri cukup kesulitan untuk menilai
apa yang dianggap bagus. Pada akhirnya, salah satu yang menjadi
penilaian pentingadalah aspek komunikasi atau keterbacaan
(readability). Aspek komunikatif juga penting bagi perkembangan
kritik itu sendiri,dan walau tidak seluruhnya, tapi telah tampak di
beberapa tulisan.
/ 32
Pemenang ketiga:
Pemenang kedua:
Skinned Performance: Body Horror Perempuan dalam Impetigore
karya Joko Anwar
oleh: Anton Sutandio.
/ 33
kritik estetika, dan bukankritik semiotika yang sekadar menafsir
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
makna dari film. Kritik estetika ini menilai pilihan-pilihan artistik film
dan apa makna politis dari pilihan-pilihan artistik itu. Selain itu, kritik
film ini memilih film yang telah lama diproduksi tapi melihatnya
dengan kebaruan masyarakat masa kini, sehingga terasa update dan
menyenangkan dibaca.
Pemenang Pertama:
Pintu Terlarang: Mengurai Trauma Melalui Estetika Queer
oleh: Catra Wardana
Tertanda,
Eric Sasono
Seno Gumira Ajidarma
Yulia Evina Bhara
/ 34
/ 35
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Profil Dewan Juri Akhir
–
Eric Sasono
Seno Gumira Ajidarma
Yulia Evina Bhara
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Eric Sasono
/ 37
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 38
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Yulia Evina Bhara
/ 39
10 Karya Terbaik
Sayembara Menulis Kritik Film
2023
Pintu Terlarang:
Catra Wardhana
/ 41
digunakan oleh pembuat film untuk memunculkan efek tertentu yang
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 42
sebagai seniman dan membuat harga jual karya-karyanya meroket.
/ 43
mereka “berbeda.” Sebuah situasi yang sangat bisa dipahami oleh
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 44
masyarakat sebagai non-normatif. Sederhananya, tubuh queer adalah
/ 45
Saat kembali ke Herosase dengan niat mengkonfirmasi kabar
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 46
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Gambar 1
/ 47
sebuah agensi yang tidak ia miliki sebagai anak korban kekerasan.
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 48
dengan cara menjadi diri sendiri dengan tidak menjadi diri sendiri,
/ 49
melodrama, ia melihat bahwa sosok ibu jahat dalam film melodrama
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
sering kali bisa ditafsirkan sebagai hybrid teks horor. Dalam Marnie
(1946), Alfred Hitchcock menyajikan konflik dengan karakter
ibu untuk membangun horor sekaligus efek melodrama. Marnie
menggabungkan antara simbol-simbol yang baku dalam genre
horor dengan narasi emosional melodrama. Sejalan dengan ide itu,
momen final berdarah yang mengungkap penyebab trauma Gambir
ternyata ibunya sendiri, merupakan contoh yang paripurna untuk
mengilustrasikan bagaimana nyawa dari estetika queer dalam film ini
adalah kombinasi antara konflik melodrama dan struktur narasi horor.
Gambar 2
/ 50
kini terlihat Gambir usia 10 tahun yang sedang bersembunyi. Melalui
Gambar 3
/ 51
anatomi melodrama adalah homoerotisisme dan disfungsionalitas
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 52
keberatan, dan membiarkan obrolan terus bergulir. Beberapa scene
Gambar 4 Gambar 5
Kontras dengan hal itu, di arena squash, kamera bergerak jauh lebih
dinamis mengimbangi gesitnya pergerakan Gambir. Secara progresif
gambar semakin shaky seiring dengan pukulan yang bertambah
kencang di setiap smes yang dilancarkan, menyugestikan aksi
penetrasi, seolah-olah Gambir mencoba untuk mendominasi Rio dan
memamerkan kegagahannya [Gambar 5]. Fakta bahwa dengan Rio
lah Gambir berhasil mematahkan asumsi “lemah” yang dituduhkan
/ 53
kepadanya, bukanlah satu-satunya insinuasi yang Joko buat sebagai
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Gambar 6
/ 54
Dalam menyusun tulisan ini, saya datang dengan kesadaran penuh
/ 55
Skinned Performance: Body Horror Perempuan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Abstrak
Pendahuluan
Pada awal November 2020, Panitia Seleksi Oscar Indonesia
memutuskan memilih Impetigore (Anwar, 2019b) untuk mewakili
Indonesia di Academy Awards ke-93 kategori International Feature
Film Award. Ketua panitia sekaligus sutradara ternama, Garin
Nugroho, menyatakan film tersebut telah memenuhi semua kriteria
teknis yang dipersyaratkan dan mengusung nilai-nilai lokal Indonesia.
/ 56
Anwar mengaku butuh waktu 10 tahun untuk mengembangkan film
/ 57
terus berlangsung dalam konteks masyarakat Indonesia.
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Impetigore harus dilihat lebih dari sekadar film body horror. Genre
horor sering menggunakan simbolisme untuk mengomentari
masyarakat, bahwa monster atau hantu berfungsi sebagai simbol
dari kecemasan sosial dan penonton akan diberikan petunjuk
/ 58
melalui visual sehingga mereka akan memahami pesan tersirat yang
/ 59
Baru dalam sinema horor Indonesia dalam empat dekade terakhir
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 60
Namun, Impetigore menawarkan tokoh perempuan yang berbeda,
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan interdisipliner yang
memadukan kajian film, kritik gender, dengan kajian mistisisme
wayang. Temuan-temuan tersebut diinterpretasikan sebagai alegori
berlapis terhadap perjuangan gender kaum terpinggirkan/lemah dan
konteks mistifikasi tubuh perempuan dalam masyarakat Indonesia
kontemporer.
/ 61
dan pengulitan perempuan, dan pementasan wayang yang berkaitan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Kerangka Teoritis
Genre horor hampir selalu menekankan tontonan tubuh: dalam film
horor, penonton dapat melihat tubuh diubah, bermutasi, dipotong,
dipenggal, dibakar, atau dihancurkan untuk memberikan pengalaman
mendalam dan meningkatkan ketegangan pengalaman pemutaran.
Body horror sebagai sub-genre telah ada selama hampir 70 tahun,
dan definisi paling dasarnya mengacu pada horor pada tubuh dan
bagaimana mereka berubah karena penyakit, eksperimen, penyebab
supernatural, atau ritual (Baker, 2000). Reyes mendefinisikan body
horror sebagai “keadaan jasmani yang tidak normal, dan serangan
terhadap tubuh” (Rapoport, 2020: 620), yang sejalan dengan konteks
body horror dalam Impetigore. Di Indonesia, hal serupa sudah terlihat
sejak tahun 1980-an, kebanyakan berfokus pada perusakan dan
degenerasi tubuh perempuan, yang mengindikasikan seperti apa
pandangan sinema Indonesia tentang tubuh perempuan pada saat
itu. Di antara begitu banyak perspektif tentang genre horor, penelitian
ini mengacu perspektif horor Robin Wood berdasarkan sudut
pandang psikoanalitik Freudian, yang melihat genre ini sebagai genre
uncanny, yaitu sesuatu yang akrab namun asing dan menakutkan
(Wood, 2003). Aspek uncanny dalam Impetigore mengacu pada
tubuh tanpa kulit dan tubuh yang dikuliti. Jay McRoy menyatakan,
“kulit, selaput yang memisahkan kita dari objek lain, berfungsi dalam
film horor ‘sekaligus sebagai titik kontak, tempat perlawanan, dan
metode pemindahan’ dari dalam ke luar” (Dudenhoeffer, 2014:
3). Ketika bagian dalam ditampilkan di layar tanpa bagian luar,
kecemasan, dan ketakutan akan hal-hal yang tidak wajar muncul.
Transformasi kulit sebagai selaput tipis menjadi wayang untuk
menampung fungsi mistis tertentu meningkatkan rasa ngeri terkait
tubuh.
/ 62
(Papadaki, 2019), khususnya yang bersifat seksual. Namun, Impetigore
Diskusi
Ada sejumlah riset dan buku yang membahas sub-genre body
/ 63
horror sejak masa keemasannya di tahun 1980-an. Beberapa artikel
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 64
mendominasi keseluruhan narasi.
/ 65
memisahkan bra dari konteks tubuh perempuan, tindakannya secara
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Dalam contoh lain, film ini menggambarkan isu-isu tabu seperti seks
dan visual yang vulgar tanpa membuatnya terlihat tidak senonoh atau
kasar. Pada adegan pembuka, Ratih dan Dina yang bekerja sebagai
petugas pintu tol, sedang berbicara satu sama lain melalui ponsel, dan
Rahayu mengeluh kepada Dini bahwa tetangganya memanggilnya
perek (kata gaul untuk pelacur) karena dia selalu pulang larut
malam. Menariknya, Rahayu tidak keberatan disebut perek jika dia
memang perek, padahal dia bukan. Pembicaraan kemudian beralih
ke bagaimana enaknya menjadi perek, bekerja hanya sekali di malam
hari dan mendapatkan banyak uang. Dialog kemudian bergeser
ke pembahasan ukuran penis. Dini mengatakan bahwa dia bisa
membedakannya dan mengklaim bahwa Rahayu tidak akan pernah
mengerti karena dia masih perawan. Seluruh dialog diucapkan
dengan santai seolah-olah topiknya tidak terlalu penting bagi
mereka. Dialog-dialog adegan pembuka ini secara tidak langsung
mencerminkan dinamika peran gender dalam masyarakat Indonesia
kontemporer ketika kedua perempuan secara terbuka membicarakan
seks di depan umum (kepada penonton) yang biasanya berada di
ranah laki-laki. Topik vulgar seperti itu belum pernah terdengar di film-
film horor populer Indonesia lainnya, atau setidaknya tidak dibicarakan
secara terbuka oleh para tokoh perempuannya.
/ 66
Contoh kedua terkait dengan visualisasi yang vulgar ketika Rahayu
/ 67
putranya. Belakangan terungkap bahwa Ki Saptadi berselingkuh
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 68
Mereka mewakili kaum terpinggirkan, dalam hal ini adalah tokoh
/ 69
lazim bagi seorang tokoh patriarki mengakui kesalahannya dan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 70
digambarkan seperti “mesin reproduksi” karena banyak dari mereka
/ 71
saat Rahayu dan Ratih bertemu dengan Tole, manusia tanpa kulit
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
yang tinggal sendiri di hutan. Pengulitan ketiga gadis cilik ini tidak
ditampilkan di layar tetapi penonton dapat melihat wayang sebagai
produk akhir yang terbuat dari kulit gadis-gadis tersebut.
/ 72
oleh kedua perempuan tersebut. Kedatangan dua perempuan
/ 73
Adegan kedua adalah saat Nyi Misni menipiskan dan menghaluskan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 74
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Gambar 6: Wayang sebagai produk akhir terbuat dari kulit Dini
Wayang Mistik
Impetigore memperkuat unsur superstisinya dengan memasukkan
pertunjukan tradisional Jawa yaitu pertunjukan wayang kulit, sebagai
aspek penting dari film. Wayang dikenal bersifat simbolis, mewakili
sifat orang-orang Jawa. Meskipun film tersebut tidak secara
eksplisit menyebutkan lokasi desa tersebut, namun kostum, nama,
pementasan wayang, dan dialek yang digunakan dalam film tersebut
semuanya menunjukkan bahwa lokasi tersebut adalah sebuah tempat
fiksi di Jawa Tengah. Berlatar belakang nilai-nilai tradisional Jawa,
film ini sangat mengingatkan penonton pada otoritas patriarki lama
rezim Orde Baru dengan kepercayaan kejawennya, yang secara halus
tercermin melalui kepercayaan penduduk desa. Kejawen merupakan
falsafah Jawa yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
diwujudkan dalam simbol dan ritual (Prakoso & Wilianto, 2020: 165).
Tujuan hidup orang Jawa adalah menemukan dan menciptakan
keseimbangan antara mikrokosmos dan makrokosmos (Mulyani,
2015: 2-3). Kejawen tidak terlepas dari ilmu kebatinan, yang disebut
kebatinan kejawen yang mengandung falsafah hidup, seni, budaya,
tradisi, ritual, budi pekerti, dan kebajikan orang Jawa (Ulya, 2019:
2). Seorang praktisi kejawen tingkat tinggi perlu mencegah dirinya
menyalahgunakan keterampilan untuk melakukan ilmu hitam/
mistisisme, seperti yang digambarkan dalam film ini. Tokoh antagonis,
Nyi Misni, menggunakan ilmu hitam untuk membalas dendam pada
tuan laki-lakinya, Ki Donowongso, yang memperkosanya. Kutukan
menimpa putri tuannya yang lahir tanpa kulit. Belakangan diketahui
/ 75
bahwa putrinya adalah Rahayu, sang protagonis. Sebagai imbalannya,
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Kulit menjadi motif utama film ini karena peristiwa yang terungkap
berkisar pada ketiadaan/keberadaan kulit. Halberstam berpendapat
bahwa “…kulit berfungsi sebagai bahan yang memisahkan bagian
dalam dari luar” (Dudenhoeffer, 2014: 3), bahwa ketika bagian dalam
menjadi bagian luar seperti bayi tanpa kulit, mereka berubah menjadi
uncanny atau monster; dengan demikian, menenggelamkan mereka
dianggap tindakan yang tepat. Kulit atau bagian luar menjadi aspek
yang sangat signifikan dalam cerita yang dapat mengembalikan
kenormalan dan keteraturan kembali. Itu menjelaskan mengapa
ayah Rahayu dan penduduk desa rela melakukan apa saja demi
kulit. Dalam masyarakat yang percaya takhayul dan sebagian besar
tidak berpendidikan, kelainan seperti bayi tanpa kulit tidak pernah
dilihat sebagai masalah medis tetapi mistik, sehingga memberi
tekanan lebih berat pada masyarakat. Di bawah otoritas patriarki, fisik
perempuan juga menjadi perhatian besar, mengingat keistimewaan
mereka, termasuk kulit, merupakan investasi untuk menjamin
kehidupan tradisional sebagai istri dan ibu. Seperti halnya wayang
yang ciri utamanya adalah kulit, begitu pula perempuan. Tanpa kulit,
wayang tidak akan berjiwa dan tidak lengkap. Tanpa kulit mulus dan
/ 76
cantik, wanita akan kesulitan mencari pasangan.
Dalam film, wayang dari kulit manusia yang baru harus digunakan
dalam pertunjukan ritual agar kekuatan mistiknya berlaku, karena
itu Ki Donowongso melakukan pertunjukan wayang mistik setelah
dia selesai membuat wayang dari kulit perempuan. Narasi yang
dipilih adalah Banjaran Jarasanda. Narasi wayang ini bercerita
tentang seorang raja dengan istri kembarnya. Setelah bertahun-
tahun tidak memiliki anak, kedua istri tersebut akhirnya hamil,
namun masing-masing hanya mengandung setengah dari bayinya
(Salim et al., 2020: 45). Narasi tersebut seakan-akan merefleksikan
kehidupan Ki Donowongso sendiri saat dia tidak memiliki anak
setelah bertahun-tahun menikah. Ketika istrinya akhirnya hamil, dia
melahirkan seorang bayi tanpa kulit. Namun setelah pertunjukan, kulit
Rahayu berangsur-angsur tumbuh dan menjadi gadis normal yang
menandakan keberhasilan ritual tersebut. Penggambaran seorang
dalang laki-laki yang dihormati namun mandul sangat menunjukkan
tantangan terhadap otoritas patriarki yang dalam hal ini tidak mampu
memberikan keturunan.
/ 77
wayang. Secara alami, perempuan muda memiliki kulit yang lebih
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
halus meskipun tidak ada aturan tentang jenis kulit manusia yang
digunakan untuk wayang. Ayah Rahayu melakukan ilmu hitam untuk
“memindahkan” kulit gadis kecil itu ke Rahayu. Kulit sebagai “bagian
luar” dipisahkan dari tubuh untuk ditransformasikan menjadi objek
yang membuat kulit menjadi “bagian dalam” sekaligus “bagian
dalam”dari wayang.
Kesimpulan
Mistifikasi tubuh (kulit) perempuan menjadi premis film yang melihat
tubuh atau bagiannya sebagai sarana untuk mencapai sesuatu yang
mistis/spiritual. Mistifikasi tubuh diperkuat melalui bagaimana kulit
/ 78
perempuan ditransformasikan menjadi karakter wayang yang spiritual
/ 79
Melalui mistifikasi tubuh perempuan dan pertunjukan wayang, film
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 80
Referensi
/ 81
Accessed March 9, 2021. https://doi.org/10.1080/01956051.2012.654521
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 82
Angkatan 2016.” Bachelor Thesis, Universitas Esa Unggul, 2020.
/ 83
International Conference on Art, Design, Education, and Cultural Studies,
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 84
/ 85
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Melihat Jenderal dari Bawah:
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
1
“[T]he search for implicit meanings should not leave behind the particular and
concrete features of a film. This is not to say that we should not interpret films. But we
should strive to make our interpretations precise by seeing how each film’s thematic
/ 86
Autobiography menghadirkan Purna sebagai mantan jenderal
Berkenalan
2
“[F]ilm ini [Autobiography] merupakan tafsir generasi baru atas riwayat panjang
kekuasaan yang dibangun lewat kekerasan di negeri ini [Indonesia].” (Irawanto, 2023)
3
Film ini saya tonton di CGV. Untuk kebutuhan analisis, saya mengunduh torrent-nya.
/ 87
umumnya. Rakib juga harus mengantar Purna setiap saat ke lokasi
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Menonton film ini sama dengan berkenalan dengan Rakib dan Purna.
Namun, cara kita berkenalan dengan Rakib berbeda dengan cara kita
mengenal Purna. Kita akan dengan mudah mengetahui latar belakang
Rakib ketimbang Purna. Di sinilah Makbul Mubarak memainkan
pengelolaan informasi tentang kedua tokoh sentralnya.
/ 88
bahwa sudut pandang dominan di sini adalah Rakib ketimbang Purna.
Gelap-hening
meanings are suggested by the film’s total system. In a film, both explicit and implicit
meanings depend closely on the relations between narrative and style.” (Brodwell dan
Thompson, 2008: 62)
4
Berdasarkan pencatatan saya, berikut ini merupakan 79 adegan (scene) dalam
Autobiography: (1) Kedatangan Purna | (2)
“Siapa bilang saya minum kopi?” | (3) Purna dalam bingkai emas | (4) Memasang
genset | (5) Pemasangan spanduk | (6)
“Bagus,” kata Purna | (7) Agus dan surat ibunya | (8) Rakib dan Purna makan di lantai II
Aula | (9) Rakib menabrak pagar masjid
| (10) “Kata maaf bisa menjadi hadiah,” kata Purna | (11) “Jangan gampang percaya,”
kata Amir | (12) “Anakmu baik banget
/ 89
diegetik untuk mewakili ketakutan Rakib. Perasaan takut Rakib dari
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
sama aku,” kata Purna | (13) Rakib diberikan seragam sersan | (14) Rakib dan Purna
bermain catur | (15) Rakib belajar menembak | (16) Rakib dan Purna menembak
Burung | (17) Vandalisme | (18) Rakib menemukan botol bir pecah | (19) “Keluarkan!!!”
kata Purna | (20) “Mana berani kamu dulu ngomong seperti ini sama saya?”
kata Purna | (21) Rakib menutup pagar dan berpikir | (22) “Bapak mau tahu siapa
pelakunya?” kata Rakib | (23) “Bantu aku yah!” kata Rakib | (24) Rakib dan Purna
memakan mie instan | (25) Minghisap ganja | (26) “Namanya Agus, dia sekolah di SMA
Gondang,” kata teman Rakib |
(27) “Sersan, itu yang pakai topi merah,” kata penjual | (28) Rakib mengikuti Agus | (29)
“Ini kamu yang bikin?” kata Rakib | (30)
Batu | (31) “Kita ngobrol di gudang,” kata Purna | (32) “Kamu tunggu diluar, Kib!” kata
Purna | (33) Rakib menunggu di teras |
(34) Rakib memeriksa gudang dan Agus sudah terkapar | (35) Rakib mengangkat
Agus ke mobil | (36) Perjalanan membawa Agus ke rumah sakit | (37) Rakib
menunggu, “Kamu keluarganya?” tanya suster | (38) Rakib masuk ke rumah | (39)
/ 90
Rakib yang tidak bisa tidur | (40) Rakib dan Purna membersihkan darah Agus |
Sampai di sini, kita bisa melihat bagaimana strategi visual dan auditif
membangun ketegangan dalam film ini. Selain itu, kita tahu ada
/ 91
ketakutan yang dirasakan Rakib dan masyarakat terhadap sosok
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 92
kantongnya. Pada menit 38.03, Purna malah menyuruh Rakib untuk
Pola tersebut tidak berlaku pada Purna, walaupun point of view yang
dominan adalah Rakib. Pada menit 34.01, Rakib dan Purna memegang
senapan. Purna mengarahkan bidikan Rakib ke arah sasarannya. Lalu,
bersama-sama, mereka menarik pelatuknya. Adegan penembakan
tidak disorot hingga selesai. Ketika mereka mengambil ancang-
ancang untuk menembak, cutaway mengambil alih. Kita disuguhkan
tiga mayat burung tergeletak di bangku belakang mobil. Burung itu
diberi alas kain putih yang sudah berbercak darah.
Pada menit 56.55, Purna dan Agus “berbicara” di gudang. Rakib tidak
diperbolehkan untuk ikut masuk. Tidak ada cutaway di sini. Namun,
yang disorot adalah Rakib yang sedang menunggu di teras. Kita tidak
diperlihatkan apa yang terjadi di “ruang penghakiman” itu. Beberapa
detik setelahnya, Purna keluar dan meminjam cas HP Rakib. Dengan
segera Rakib mengintip ke dalam gudang. Hal yang pertama Rakib
lihat adalah tetesan darah Agus.
/ 93
Seperti inilah pengelolaan informasi yang dimainkan oleh Makbul.
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Deretan pola yang dikelola oleh Makbul membimbing kita pada satu
pembahasan penting lainnya.
but also ideal, because they are projected over this arrangement of
characterizations, assessments, hierarchies. (Foucault, 1995: 148)
5
“During the 150 or 200 years that Europe has been setting up its new penal systems,
the judges have gradually, by means of a process that goes back very far indeed,
taken to judging something other than crimes, namely, the “soul” of the criminal.”
(Foucault, 1995: 19)
/ 94
yang dibuat melingkar. Sebuah konsep panoptikon yang membuat
6
“The exercise of discipline presupposes a mechanism that coerces by means of
observation”. (Foucault, 1995: 170)
/ 95
Pertautan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 96
yang dihadirkan Makbul. 7 Sebuah hubungan yang teratur dalam
Dari rentetan alur ini, kita tahu bahwa Rakib yang merasa diintimidasi,
diawasi, dan bahkan dipenjarakan mencoba untuk lepas dari jeratan
Purna. Kendati upaya melarikan dirinya digagalkan, Rakib akhirnya
memutuskan untuk membunuh Purna. Kematian Purna memberikan
kebebasan pada Rakib. Meskipun Rakib tampaknya justru terjerumus
untuk melanggengkan kekuasaan itu. Makbul menggunakan kisah
tragis ini dengan metode pertautan dan pembalikan plot agar kita
melihat betapa sulit untuk lepas dari jeratan kekuasaan. Bagi Makbul
dan seperti itulah adanya, kekuasaan bersifat terstruktur dan sirkulatif.
Terpaut dalam sistem ekonomipolitik dan akan diteruskan dari
generasi ke generasi.
Otobiografi
Banyak yang bingung tentang siapa sosok yang menjadi “oto” dalam
film biografi ini. Kebingungan itu tidak akan terjawab di tulisan ini. Kita
bisa mengidentifikasi alasan orang bertanya seperti itu. Rakib adalah
sorotan utama di film ini tapi kita menonton ini bukan untuk mengenal
Rakib, melainkan Purna. Sebab sepanjang film ini kita justru mencoba
mengenal Purna lebih jauh. Selain itu, kita tidak bisa mengakses isi
pikiran Purna, justru Rakiblah yang bisa kita akses. Namun, di sisi lain,
kita secara tidak sadar melihat mis-en-scene yang merupakan point
7
“Such similarities are called parallelism, the process whereby the film cues the
spectator to compare two or more distinct elements by highlighting some similarity.”
(Brodwell dan Thompson, 2008: 67)
/ 97
of view Purna. Terakhir, Autobiography sebagai judul memberi kesan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
8 “Is it possible to capture the essence of a life? The biographical picture, or biopic, is a
troublesome genre. Often cavalier in its handling of historical fact and mired in its own
sense of self-importance”. (Vidal, 2014: 1-2)
9
Ibid. h. 5.
/ 98
Daftar Pustaka
/ 99
You and I: Bukti Kemenangan Seni atas AI
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 100
manakala kita merasa dekat dan familier dengan kontennya.1
1
Nathan J. Robinson, “The Problem With AI Is the Problem With Capitalism”,
(https://jacobin.com/2023/03/ai-artificial-intelligenceart-chatgpt-jobs-capitalism,
diakses pada 15 Mei 2023)
2
Scott Roxborough, “Gianfranco Rosi on How He Became a ‘One Man Crew to
Make ‘Notturno’” (https://www.hollywoodreporter.com/news/oscars-20 -italy-
notturnogianfranco-rosi, diakses pada 4 April )
/ 101
seperti Fire at Sea3 (2016) dan, yang paling terakhir dan ambisius,
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Notturno4 (2021). Namun Rosi bisa dibilang menuntun kita ke hal yang
lebih luas: film-film yang secara umum meminta kesabaran penonton,
lantaran minimnya kesegeraan dan struktur cerita yang jelas seperti
dalam film-film fiksi tradisi Hollywood umum. Pelan tapi pasti,
sinema penuntut kesabaran tersebut menghadirkan intimasi yang
membuatnya berkesan dan menerbitkan empati penonton.
3
Peter Bradshaw, “Fire at Sea review - masterly and moving look at the migrant
crisis”, (https://www.theguardian.com/film/2016/jun/09/fireat-sea-review-masterly-
and-moving-look-at-the-migran t-crisis, diakses pada 8 April 2023)
4
Simran Hans, “Notturno review - a poetic critique of war in the Middle East”,
(https://www.theguardian.com/film/2021/mar/07/not turno-review-gianfranco-rosi-
middle-east-war-iraq-syri a-kurdistan-lebanon, diakses pada 8 April 2023)
/ 102
Partai Komunis Indonesia (PKI).
5
Steven Boone, “The Act of Killing”,
(https://www.rogerebert.com/reviews/the-act-of-killin g-2013, diakses pada 8 April
2023)
6
Glenn Kenny, “The Look of Silence”
(https://www.rogerebert.com/reviews/the-look-of-sile nce-2015, diakses pada 8 April
2023)
/ 103
Paruh Pertama Film
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
You and I dibuka oleh layar hitam yang diiringi suara-suara khas
sekitar permukiman, seperti riuh-rendah percakapan orang dan
petikan kicau burung. Beberapa detik kemudian, layar hitam berganti
menjadi sebuah bidikan (shot) dua perempuan lanjut usia di dalam
sebuah ruangan rumah. Kamera menunjukkan dua perempuan itu,
Kaminah dan Kusdalini, sedang membicarakan sebuah foto dan
memposisikan keduanya di bagian kanan sepertiga frame.
/ 104
penting dalam penerbitan empati tersebut. Kaminah diperlihatkan
/ 105
tinggal bersama oleh Kusdalini dan neneknya. Untuk menyambung
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 106
kini Kaminah dan Kusdalini, Fanny senantiasa mengingatkan bahwa
7
Yuliawati dan Prima Gumilang, “Gerwani, PKI, dan Kemelut Politik di Belakang Su-
karno”, (https://www.cnnindonesia.com/nasional/201609300 70733-20-162250/ger-
wani-pki-dan-kemelut-politik-dibelakang-sukarno, diakses pada 13 Februari 2023)
/ 107
yang mulai banyak memperlihatkan situasi luar-dalam rumah
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 108
Kamera membuka rangkaian adegan ketiga You and I dengan
8
Firda Janati, “Produksi Film Dokumenter You and I Butuh Waktu 4 Tahun”,
(https://www.kompas.com/hype/read/2021/04/13/1 71715466/produksi-film-
dokumenter-you-and-i-butuhwaktu-4-tahun?page=all, diakses pada 13 April 2023)
/ 109
tanggal 13 April 2021 tentang film ini).
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
9
Kristian Erdianto, “YPKP: Korban 1965 Kerap Mendapat Intimidasi dan Teror
dari Aparat”, (https://nasional.kompas.com/read/2016/05/09/160 12661/YPKP.
Korban.1965.Kerap.Mendapat.Intimidasi. dan.Teror.dari.Aparat, diakses pada 15 April
2023)
10
Hendri F. Isnaeni, “Pertemuan Penyintas 1965 Dibubarkan Kelompok Anti-
Demokrasi”, (https://historia.id/politik/articles/pertemuan-penyint as-1965-
dibubarkan-kelompok-anti-demokrasi-vQXda/ page/1, diakses pada 16 April 2023)
/ 110
Paruh kedua film
/ 111
sementara”11. Dalam pembangunan cerita film, suspensi adalah
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
“Suspensi berasal dari akar kata kerja ‘tahan’ atau menunda sesuatu.
Kita tahu bahwa sesuatu akan terjadi, tetapi kita tidak tahu kapan dan
bagaimana. Kecemasan atau tensi inilah yang mempertahankan daya
tarik sebuah film bagi penonton-mereka ingin tahu apa yang akan
terjadi setelahnya!”
11
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
“suspensi”,
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/suspensi, diakses pada 10 Mei 2023)
12
Brent Dunham, “Elements of Suspense - Building
Suspense with Film Technique”,
(https://www.studiobinder.com/blog/elements-of-sus pense/, diakses pada 16
Februari 2023)
/ 112
pertama film, bahwa “banyak orang yang tidak suka
Sebuah kelas ahli dari Fanny untuk pembuat film dokumenter, tentang
menghadirkan kejutan dalam struktur penceritaan.
Dalam tulisan ini, kesenyapan merujuk pada keadaan saat para tokoh
tidak banyak bergerak dan/atau tidak banyak saling berinteraksi
verbal. Momen reflektif bagi penonton, dan bisa jadi pula, reflektif bagi
tokoh yang difilmkan.
/ 113
pengaruh dari sakitnya Kusdalini pada hidup Kaminah?
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 114
Kaminah dan Kusdalini memang bersatu lagi di kehidupan di rumah.
/ 115
memandang di sebelah kiri. Ditopang tangan, posisi kepala Kaminah
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Refleksi
Mungkin, akan ada (dan bisa jadi telah ada di diri Kaminah) sebuah
dilema memaknai kenangan yang pernah dituliskan Rivai Aipin,
penyair Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang dibui di Pulau
Buru selama 14 tahun setelah peristiwa 1965, di puisi monumentalnya
Elegi13:
Dan soal “Mendegupkan hidup”: bukankah ini juga hasil dari intimasi
yang diletupkan sebuah karya seni?
You and I dan intimasinya yang luar biasa memang dibuat dan hadir
ke masyarakat sebelum dunia diliputi kegelisahan soal perkembangan
pesat AI, seperti sekarang ini. Namun untuk mencari tahu apa yang
hingga saat ini tidak bisa dihadirkan AI -- seperti intimasi yang
13
Chairil Anwar, Asrul Sani, dan Rivai Aipin, Tiga Menguak Takdir (Jakarta: Balai
Pustaka, 2013), hal. 19.
/ 116
dihasilkan karya seni berbasis proses lapangan mendalam --
14
Firda Janati, loc.cit.
/ 117
Voyeurism, Alkohol, dan Kuil Minerva:
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Wregas Bhanuteja
/ 118
Introduksi Medusa dan Mitologi dalam Penyalin Cahaya
Patung Medusa di Kuil Artemis di Corfu, Yunani. Kuil ini dibangun 580 tahun sebelum
Masehi. Ada ular menempel di tubuh Medusa, tidak hanya di kepalanya.
/ 119
bersuara mengenai dirinya sendiri. Cixous secara provokatif minta
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Di adegan ini saja, ada beberapa hal menarik yang bisa dibahas.
Pertama, soal Medusa itu sendiri. Penggunaan prop kepala Medusa
menjadi kunci cerita. Saat kepala itu menyorot ke Sur, di situ adalah
adalah simbol atas ‘penyerahan peran’. Momen tersebut menjadi
momen ketika peran Medusa teater sudah selesai, berpindah ke Sur,
Medusa baru di film ini. Terjadi perpindahan imaji saat Medusa yang
teatrikal dan mengerikan menjadi Medusa versi Wregas. Medusa
yang bersuara, seperti yang menjadi semangat Cixous.
Elemen lain adalah soal minuman keras, yang juga menjadi alat untuk
plot film ini melaju. Kawan-kawan Sur membujuk dia untuk minum,
hingga akhirnya Sur terbawa suasana dan ikut-ikutan mabuk. Minum
minuman keras, dianggap bukan kebiasaan baik di Indonesia. Bahkan
dianggap tabu. Tetapi di beberapa wilayah, minuman keras seperti
/ 120
Sopi atau Moke diapresiasi dan sempat jadi komoditas, seperti di
/ 121
Adegan ini memang kuat dan jadi episentrum cerita. Begitu
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Adegan ketika Sur lemas karena mengetahui kejadian sebenarnya lewat rekaman
CCTV. Adegan ini terjadi pas di setelah satu jam film berjalan dan film menyisakan 60
menit lagi.
/ 122
Penggambaran atau pembahasan kekerasan seksual di bagian
Di fase baru ini, motivasi Sur pun berubah. Dia tidak lagi perlu
mengkhawatirkan soal beasiswa. Sur pun sadar, tidak hanya ada
dua arah cahaya menyorotinya dari sudut berbeda. Sudut pertama
adalah kawan-kawan pestanya, yang menganggap mabuk adalah
biasa. Bagian dari selebrasi. Sudut lain adalah dari otorita kampus,
mengatakan mabuk adalah aib. Sorot ketiga datang dari sudut gelap,
dari sorot mata si Predator, yang ikut membujuk Sur untuk minum,
menyaru, serta menunggu waktu untuk memangsa Sur.
/ 123
maka kekerasan seksual juga harus diatur dalam definisi-definisi yang
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
lebih jelas, salah satu tujuan dibuatnya RUU TPKS. Hal ini agar pelaku
kekerasan seksual dari berbagai spektrum perlu diadili.
Kasus ini masih menjadi perbincangan sampai hari ini. Apakah seni
bisa mengalahkan privasi. Dalam keputusan Pengadilan Banding
Mahkamah Agung New York, Svenson tidak bersalah karena
digunakan untuk alasan seni. Foto yang diambil pun diambil dengan
metode yang tidak melanggar hukum, dan obyek foto ada di ruangan
/ 124
terbuka, terlihat dari luar meski ada di dalam ruangan. Namun, para
/ 125
digambarkan terpenggal dengan wajah kaku namun ular-ularnya
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Peter Paul Rubens melukis ini di tahun 1618. Oleh Peter, Medusa digambarkan
sebagai simbol sihir. Sihir apotropaik, yaitu sihir jahat yang digunakan untuk melawan
kejahatan. Sur merapal sihir apatropaik demi menghentikan kejahatan.
/ 126
takut dengan Sur yang kini ditemani korban lain, saudara-saudara
Ular di kepala Sur memang bukan ular harfiah. Ular itu adalah
kekuatan untuk gigih bersikeras untuk mengejar pelaku. Secara
simbol, ular itu juga hadir dalam diri Sur. Hadir dalam warna hijau yang
nyaris selalu melekat di tubuh Sur sepanjang film. Hijau adalah warna
yang sudah secara tradisional menempel di karakter ular, seperti
warna ular di lukisan Rubens. Seperti warna selendang Badarawuhi di
mitologi modern, KKN di Negeri Penari yang bisa menjelma menjadi
ular.
Hijau selain warna ular, juga merupakan simbol atas sifat alam itu
sendiri. Simbol kedamaian, seperti melihat rumput terbentang atau
hutan yang menutupi Bumi saat belum disentuh peradaban. Di buku
“Greek Color Theory and the Four Elements” tulisan J.L Benson,
dalam tradisi Yunani Kuno, jika diintrepretasikan secara metaforis,
hijau bisa digambarkan sebagai kecantikan atau kedamaian alam. Di
sisi lain, hijau juga identik dengan teror, warna ular. Ular yang selalu
dipersepsikan sebagai hewan yang mengerikan.
/ 127
warna hijau yang ambigu ini pas dengan ambiguitas atau ironi yang
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
sering muncul di film ini. Sebagai contoh, Sur yang menggunakan sihir
apotropaik, padahal dia sedang menyuarakan kebenaran. Ayah Sur
(Lukman Sardi) bisa protektif di satu sisi, malah tidak mau melindungi
anaknya saat momen krusial. Dan, masih banyak lagi.
Hijau ini juga menjadi warna dominan ketika Sur harus membuat
klarifikasi kalau apa yang viral selama ini tidak benar. Ambiguitas
menempel di karakter-karakter di adegan tersebut. Rama si Predator
mengenakan jubah hijau, tidak jelas dia penjahatnya atau bukan saat
itu. Anggun (Dea Panendra) memakai jubah hijau, tidak jelas apakah
dia masih mendukung Sur atau tidak. Dan, Sur masih mengenakan
hijau, entah dia membawa kedamaian atau menebar teror seperti
siluman ular.
Meski sudah dihakimi, Sur tidak berhenti bergerak. Kali ini dia dibantu
dua saudara Gorgon lain, Tariq (Jerome Kurnia) dan Farah (Lutesha).
Sur bersemangat untuk menyebar ketakutan lagi, kali ini fokus kepada
yang melanggar kuasa tubuhnya. Tidak hanya si predator, tetapi ke
mereka yang jadi pendukung tindakan menjijikannya. Semangat yang
sama juga dinyalakan dalam film The Accused (1988), dengan tokoh
utama Sarah Tobias diperankan Jodie Foster. Bahkan Sarah Tobias
juga mengejar mereka yang membiarkan perkosaan terhadap dirinya
terjadi. She takes no prisoner.
/ 128
terkait kejadian ini terjawab. Sayangnya, Penyalin Cahaya yang sudah
Epilog
/ 129
yang sama di ending. Kuat di bagian-bagian awal, film malah kurang
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
greget di bagian terakhir. Dari adegan fogging seperti tidak ada jeda,
langsung ke adegan Sur dan Farah ke kampus untuk mengambil
mesin foto kopi. Tidak ada penjelasan kenapa mereka memutuskan
untuk memakai mesin foto kopi. Adegan itu terjadi begitu saja.
Adegan akhir ini memang disutradari dengan baik. Namun, karena konteks ceritanya
tidak begitu kuat, adegan ini malah terlihat dibuat tanpa melalui keputusan matang.
Terburu-buru.
/ 130
yang ditebar di situ berantakan, tidak runut dan malah berisiko pesan
/ 131
media besar lebih suka mengangkat berita sensasional, bukan kasus
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 132
/ 133
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Qodrat Dan Iblis Yang Tidak Pernah Mati
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Pada tahun 1999, Seno Gumira Ajidarma pernah merilis sebuah buku
kumpulan cerpen yang berjudul Iblis Tidak Pernah Mati. Buku itu berisi
15 buah cerpen yang pernah ditulisnya di berbagai media massa.
Namun, dalam cerpen sebanyak itu, tidak dijumpai satupun kata
iblis yang dipergunakan sebagai judul cerpen. Kata iblis baru dapat
ditemukan dalam salah satu cerpen yang berjudul "Patung". Cerpen
ini menceritakan sebuah patung kusam yang teronggok di sebuah
pertigaan. Konon, dua ratus tahun lalu, patung ini adalah seorang
lelaki yang setia menanti kekasihnya, seorang pendekar wanita yang
sedang memburu iblis. Dengan samurainya, wanita itu berencana
untuk menebas dan menenteng kepala iblis sebagai hadiah
perkawinan mereka. Akan tetapi, selama masa penantian itu, sang
wanita ternyata tidak pernah datang untuk menjumpainya. Kesetiaan
yang ditunjukkan lelaki itu selama bertahun-tahun tampak sia-sia.
Ia ternyata menanti sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Bagaimana
mungkin iblis bisa mati? Bukankah iblis memang tidak pernah mati?
Ujar banyak orang.
/ 134
populer yang semakin marak. Dalam film horror, iblis dilawan dan
Tidak dapat dimungkiri bahwa konsep mengenai The Final Girl itu
semakin disukai dan berkembang dalam film-film horror kontemporer.
Alasannya, tokoh-tokoh The Final Girl menghancurkan stereotype
bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah dan korban yang
paling potensial. Tokoh-tokoh The Final Girl menunjukkan bahwa
tokoh perempuan dapat menjadi pahlawan tangguh yang dapat
menghancurkan musuh atau iblis yang paling menakutkan. Dengan
begitu, konsep mengenai The Final Girl ini memberikan inspirasi yang
sangat positif, terutama kepada penonton perempuan.
/ 135
teman dan keluarganya. Kehadiran The Final Girl itu menghadirkan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Dengan sadis, iblis itu memutar kepala Alif sehingga mati secara
mengenaskan di dalam pelukan Qodrat. Akibatnya, Qodrat yang
sebenarnya memiliki karomah atau anugerah untuk melakukan ruqyah
mulai bersikap dingin dan acuh tak acuh pada doa dan ibadah kepada
Allah. Ia didera oleh rasa bersalah karena tidak dapat menyelamatkan
anaknya. Kendati begitu, Assuala tidak hanya berhenti menyiksa
dan merusak mental Qodrat. Di penjara, melalui seorang sipir yang
dirasuki iblis itu, Qodrat bahkan nyaris mati karena digantung Assuala
dengan rantai besi yang besar. Akan tetapi, dalam kondisi kritis,
Qodrat justru menemukan jalan pencerahan. Ia menemukan mukjizat
dan sekaligus hidayah untuk kembali bangkit dari keterpurukannya.
Hal itu berarti bahwa ia sanggup bangkit lagi untuk bertempur
dengan Assuala, sang iblis terkutuk.
/ 136
Namun, pada kenyataannya, lawan dari Qodrat memang
Kendati dalam film Qodrat nafas religi Islam terlihat begitu kental
melalui sejumlah doa pengusiran setan yang berasal dari ayat-ayat
Al-Qur’an, film ini sebenarnya tidak sedang menghadirkan dirinya
sebagai film dakwah. Film ini, menurut hemat saya, justru sedang
mencari formula dan struktur narasi film horor yang berpijak pada
ajaran dan tradisi ruqyah yang sesuai dengan ajaran Islam. Berkaitan
/ 137
dengan dinamika kehidupan sosiologi masyarakat Indonesia, film
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 138
sedangkan iblis yang dipahami filsuf Abad Pertengahan disebut
/ 139
bertindak sesuai dengan aturan moral dengan memperjuangkan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Saya pikir, film Qodrat bisa hadir sebagai salah satu referensi naratif
yang dapat menawarkan social allegory dalam khazanah film horror
Indonesia kontemporer. Tentu saja, hal itu tidak berarti bahwa naratif
film Qodrat adalah satu-satunya naratif yang dapat menjadi juru
/ 140
bicara bagi perlawanan terhadap kejahatan kemanusiaan yang
/ 141
Melacak Pengaruh Estetika Realisme
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Bintang Panglima
MENGAPA ATAMBUA?
Film Atambua 39° Celsius (2012), garapan sutradara Riri Riza dan
produser Mira Lesmana dari rumah produksi Miles Films, merupakan
sebuah karya yang menarik dan efektif dalam mengangkat realita
sosial di perbatasan Timor Leste dan Indonesia pasca-referendum
1999. Salah satu keunikan film ini terletak pada pendekatan realis
yang digunakan, di mana bahasa Tetun (bahasa daerah Atambua)
menjadi bahasa utama yang digunakan oleh para karakter, dan aktor
non-profesional asal Atambua dipilih untuk memerankan peran-peran
tersebut.
/ 142
Dalam proses pembuatan film ini, Riri Riza benar-benar terjun ke
Film Atambua 39° Celsius merupakan kasus yang unik. Saya merasa
bahwa dibandingkan dengan beberapa film Indonesia lainnya yang
hanya mengadopsi beberapa elemen subtil sebagai bentuk inspirasi
dari neorealisme Italia, seperti penggambaran realita sosial dalam
Eliana, Eliana (2002, Riza) dan Puisi Tak Terkuburkan (2000, Nugroho),
film Atambua 39° Celsius (2012, Riza) memiliki kesan yang lebih kuat
dan terlihat secara jelas terinspirasi secara signifikan dari neorealisme
Italia.
/ 143
Selain itu, dibandingkan dengan film-film lain karya Riri Riza, seperti
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Laskar Pelangi (2008) dan Gie (2005), film Atambua 39° Celsius
belum pernah mendapatkan kajian yang memadai sebelumnya
(atau setidaknya sulit diakses). Ini merupakan hal yang disayangkan
mengingat keunikan film ini jika dibandingkan dengan karya-karya
Riza lainnya atau bahkan film-film Indonesia pada tahun 2010-an.
Terlebih lagi, dengan adanya keberadaan film ini di platform digital,
harapannya kajian ini dapat memicu diskusi yang lebih mendalam
tentang Atambua 39° Celsius, serta mendorong bahasan lebih lanjut
tentang realisme dalam film-film Indonesia.
/ 144
berbagai bidang ilmu seperti kimia, kelistrikan, geologi, psikologi,
/ 145
Dalam pembahasan ontologisnya, Bazin pernah menggunakan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
film Citizen Kane (1941) karya Orson Welles sebagai contoh untuk
menerapkan teori realisnya dengan pendekatan yang lebih estetis
dan teknis. Saya menemukan pendekatan ini menarik karena Bazin
tidak hanya memuji aspek naratif atau tema film tersebut, tetapi ia
lebih fokus pada kualitas sinematografi yang menurutnya efektif
dalam merepresentasikan realitas. Salah satu konsep yang dia
tekankan adalah profondeur de champ, yang merupakan gabungan
antara deep focus dan long-take.
/ 146
Dalam esai tersebut, Bazin menganggap estetika realisme sebagai
/ 147
Dalam hal pemilihan pemeran, Bazin berpendapat bahwa aktor
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Selain dua aspek tersebut, Bazin juga melihat bahwa film neorealisme
kerap menggali kondisi kelompok terpinggirkan dan kelas pekerja
bawah. Karakter dalam film-film neorealisme Italia sering kali
mengeksplorasi kehidupan sederhana dan menjadi konflik utama
dalam perjalanan hidup mereka.
Oleh karena itu, tiga elemen yang Bazin anggap menciptakan estetika
realisme adalah: 1. Penggunaan aktor non-profesional, 2. Pengambilan
gambar langsung di lokasi, dan 3. Subyek film adalah kelompok
terpinggirkan.
Oleh karena itu dalam esai ini, saya akan membahas serta
menguraikan tandatanda realisme berdasarkan elemen estetika
realisme yang disimpulkan dari berbagai tulisan Andre Bazin tentang
realisme ke dalam materi durasi 89 menit film Atambua 39° Celcius
(2012) karya sutradara Riri Riza.
PENGGUNAAN NON-AKTOR
/ 148
utama dari penulisan dan desain produksi ke pencarian momen
Namun, di sisi lain, ada Putri Moruk, seorang perempuan asal Timor,
yang telah memerankan peran dalam dua film lain setelah Atambua
39° Celsius, yaitu Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara (2016) dan Empu
/ 149
(2020). Menurut Bazin, hal ini bisa menimbulkan prakonsepsi dalam
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Hal ini sungguh menarik, karena urutan tahun rilis dalam filmografi
sang aktor kini kehilangan relevansinya. Aksesibilitas film tidak lagi
terbatas pada bioskop semata, melainkan telah meluas secara luas.
Oleh karena itu, penonton kini memiliki kebebasan untuk menonton
filmografi seorang aktor secara acak atau non-kronologis.
/ 150
kehidupan Petrus Bayleto, Gudino Soares, dan Putri Moruk di
/ 151
Riri Riza menyadari hal ini dan memilih aktor non-profesional untuk
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 152
kota Italia merupakan suatu hal yang fotogenik.
Ketika Bazin menulis esai yang menjelaskan hal ini, pembuat film
neorealis Italia menghadapi kendala dalam merekam gambar dan
suara secara bersamaan di lokasi alami. Menurut Bazin, meskipun
keterbatasan ini disebabkan oleh keterbatasan teknis pada waktu
/ 153
itu, hal ini secara langsung dapat menghilangkan esensi realisme
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
itu sendiri. Namun, masalah ini tidak ditemui oleh Riri Riza dalam
pembuatan film Atambua 39° Celcius. Pada masa produksi film
tersebut, perekaman suara telah dilakukan secara digital, sehingga
menjadi lebih praktis, bahkan saat dilakukan di kota pedalaman.
Namun, hal ini tidak menjadi masalah besar dalam film Atambua
39° Celcius, karena film tersebut didominasi oleh adegan eksterior
yang diambil dengan pencahayaan alami dari matahari. Penggunaan
cahaya alami memberikan nuansa otentik pada latar, membuat
gambar terlihat seperti kehidupan nyata. Bagi Bazin, pencahayaan
hanya memainkan peran kecil dalam mengekspresikan realisme,
karena permainan pencahayaan yang rumit biasanya dilakukan di
dalam studio, sedangkan pengambilan gambar dilakukan langsung
di lokasi. Oleh karena itu, fokus utamanya adalah bagaimana cahaya
matahari ditangkap secara autentik.
/ 154
diperankan oleh penduduk lokal.
Dalam esai berjudul Tout film est un documentaire social atau “Every
Film is a Social Documentary” yang diterbitkan pada Juli 1947, Bazin
menyatakan bahwa sinema, dalam arti tertentu, tidak bisa berbohong,
dan setiap film dapat dianggap sebagai sebuah dokumen sosial. Bagi
Bazin, film memiliki potensi sebagai alat dokumentasi yang mampu
menggambarkan sensibilitas massa. Film dapat merepresentasikan
kondisi sosial dengan jujur dan efisien.
/ 155
menyebabkan 300.000 orang harus mengungsi ke kota Atambua
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
(Deutsche Welle).
/ 156
MENGILHAMI KAJIAN PENGARUH ESTETIKA REALISME
/ 157
Indonesia yang berani mengeksplorasi estetika realisme, saya
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
DAFTAR BACAAN
Bazin, André. “An Aesthetic of Reality: Cinematic Realism and the Italian
School of the Liberation.” What Is Cinema?, First, vol. 2, University of California
Press, 2004, pp. 16–40.
---. “Every Film Is a Social Documentary.” Film Comment, vol. 44, no. 6, 2008,
pp.
40–41.
Footage, Jurnal. “Darah Dan Doa: Cita-Cita Filem Nasional Indonesia*.” Jurnal
Footage, 30 Mar. 2011, jurnalfootage.net/v4/darah-dan-doa-cita-cita-filem-
nasionalindonesia.
/ 158
Miles Films. “‘Atambua 39 Derajat Celsius’ Di Balik Layar 3.” IdFilmCenter,
/ 159
Tilik Dan Perempuan Dalam Perjalanan:
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Tergerak oleh tujuan yang kurang lebih sama, saya pun menyusun
tulisan ini demi melihat bagaimana film Indonesia masa kini
memandang perempuan sekaligus mencoba mencari jawaban atas
pertanyaan Sita Aripurnami. Bedanya, alih-alih membandingkan
beberapa film dalam jangka waktu tertentu, saya hanya akan memilih
/ 160
satu film tentang perempuan yang pernah sangat viral berkat apa
Kini, abad telah berganti. Waktu tiga dasawarsa lebih telah mengubah
dunia dan banyak hal di dalamnya berkat bantuan teknologi.
Perubahan dan percepatan terjadi di mana-mana, termasuk dalam
dunia sinema. Film telah menemukan bentuk, tema, bahkan media
baru. Maka, dikenallah film jenis mokumenter, film bertema feminis
atau gender, hingga film-film pendek yang diputar di Youtube.
/ 161
Kekritisan dan kesadaran akan banyak hal juga berbiak di mana-
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 162
menyuarakan persoalan perempuan, tapi menciptakan peran utama
/ 163
Begitupun, sejatinya karya seni memang harus berani menafsirkan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 164
empat indikator penilaian:
/ 165
Film Tilik lebih dari sekadar sebuah narasi yang, mengutip ucapan
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 166
Bu Tejo adalah istri Pak Tejo dan berasal dari keluarga dengan
/ 167
melahirkan stigma negatif terhadap perempuan.
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Bu Tejo: Eh, Yu Sam. Kira-kira, menurutmu, Dian itu pakai susuk atau
tidak. Kayaknya pakai deh, ya. Ya, kan?
Yu Sam: Bisa iya, bisa tidak. Dian kan memang dasarnya sudah cantik.
Jelas banyak orang yang suka, kan.
Dalam Tilik, hanya ada dua perempuan yang bibirnya berpoles lipstik
merah terang: Bu Tejo dan Dian. Bibir berlipstik merah adalah simbol
penaklukan sekaligus sensualitas. Dengan lipstik, kedua perempuan
ini sesungguhnya telah ditandai oleh kreatornya serupa dua boneka
yang siap dimainkan dan dihadap-hadapkan. Dua perempuan
ini mewakili pihak perempuan pendukung dan pihak perempuan
pemberontak; ibu-ibu penumpang truk, termasuk Bu Tejo, dan Dian.
Untuk menandai perbedaan posisi keduanya, penampilan kedua
belah pihak ini dibuat berbeda seratus delapan puluh derajat. Ibu-ibu
penumpang truk tampil berjilbab dan berpakaian tertutup, sementara
Dian tampil dengan setelan kerja berupa rok mini dan rambut panjang
tergerai. Dengan memanfaatkan pengetahuan umum masyarakat,
kreator sengaja menggunakan tanda-tanda keagamaan demi
menunjukkan perbedaan tingkat moral perempuan secara halus
/ 168
dan rapi. Alhasil, penampilan Dian adalah bahan penghakiman yang
Bu Tejo: Ada yang bilang kalau kerjanya Dian keluar masuk hotel gitu,
lho. Terus ke mall sama cowok segala. Kerjaannya apa, ya?
Sementara itu, Bu Lurah yang tidak pernah ditunjukkan
sosoknya di sepanjang film berada pada posisi yang tidak
jauh berbeda dari Dian. Dia berdiri berseberangan dengan
ibu-ibu penumpang truk hanya gara-gara statusnya sebagai
orang tua tunggal. Meskipun mempunyai posisi penting
dalam masyarakat, yaitu sebagai Bu Lurah, tapi statusnya
sebagai janda membuat fisiknya sertamerta menjadi bahan
penilaian dan penghakiman.
/ 169
laki-laki, tapi juga mendapatkan status istimewa dalam masyarakat
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
dan jika jatuh sakit tidak akan sendirian. Dalam adegan penutup Tilik,
berlatar sebuah mobil di tempat parkir Rumah Sakit, sang kreator
menyisipkan usaha terakhirnya untuk menstabilisasi perempuan
sebagai obyek.
Dian: Mas, sepertinya aku sudah tidak sanggup lagi hidup sembunyi
seperti ini...
Mantan suami Bu Lurah: Tenangkanlah pikiranmu. Kamu harus sabar.
Percayalah kepadaku.
Barbar
/ 170
Semesta Tilik adalah semesta laki-laki. Tatanan yang berlaku
Bu Tejo: Kenapa sih kita tidak naik bus? Malah naik truk
Yu Ning: Bus yang biasanya lagi dipakai semua. Tidak bisa kalau
dadakan. Ini saja alhamdulillah ada truknya Gotrek bisa
dadakan.
Bu Tejo: Tahu gitu kan aku bisa nelfon temannya bapaknya anak-anak
yang punya bus jadi tidak susah kayak gini
Yu Ning: Namanya juga darurat, Bu. Kalau nggak mau naik truk, nggak
apaapa, kok. Yang penting kita cepat sampai sana, sampai
rumah sakit. Terus mastiin keadan Bu Lurah. Kasihan Bu
Lurah. Siapa yang jaga di rumah sakit? Ngga punya siapa-
siapa. Ngga ada suami. Anak satu aja kayak gitu.
/ 171
Mendekati ujung film, peran Yu Ning yang hanya sebagai instrumen
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Memang, tidak ada kata “barbar” yang muncul dalam dialog Tilik,
tapi ia muncul dalam bentuk aksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) memaknai “barbar” sebagai “tidak beradab”. Adapun Tesaurus
Bahasa Indonesia karya Eko Endarmoko, menyandingkan kata
“barbar” dengan “biadab, keji, liar, primitif; vulgar.” Dari sejarahnya,
pemaknaan kata “barbar” yang kita kenal saat ini telah melenceng
jauh dari pengertian awalnya. Kendati begitu, kata “barbar” masih
menyimpan logika penaklukan yang tidak berubah di baliknya.
/ 172
Dalam sebuah adegan, Yu Ning dan Bu Tejo sedang bertengkar
/ 173
sanjungan. Kemenangan Bu Tejo dan ibu-ibu serombongnnya dalam
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 174
truk bisa berjalan kembali. Inilah salah satu pesan yang hendak
“Gerry, aku ini perempuan. Kami tidak mengatakan apa yang kami
inginkan! Tapi, kami berhak marah kalau kami tidak mendapatkannya.
Itulah yang membuat kami sangat menarik!” (Lydia dalam film Sliding
Doors, 1998)
Tilik lebih dikenal sebagai film pembawa pesan anti hoaks. Oleh
kreatornya, pesan tersebut dianggap perlu diusung di tengah
era digital seperti sekarang sehingga, “... menjadi rentan, menjadi
penting kenapa film ini harus diproduksi sekarang,” ujar Agung dalam
salah satu tayangan Youtube Revacana Films sebagaimana dikutip
Kompas.com (www.kompas.com/hype/read/2020/08/20/211657166/
film-tilik-berisipesan-lawan-hoaks-dari-masyarakat-di-era-digital).
Oleh penontonnya, Tilik diapresiasi sebagai film yang berhasil
menunjukkan realitas perempuan yang sesungguhnya.
“Ketika ibu-ibu di truk terlihat lebih natural daripada artis ftv,” puji @
tinalestary8466 dalam tayangan Tilik di Youtube.
“Bu Tejo adalah realita yang sangat sering ditemui...,” ungkap akun @
kirdessurya1296
“Perbanyak film nasional yang natural dan apa adanya kultur kita,”
sanjung @natalia3224.
“Tujuan dari adanya karya seni adalah untuk menghibur dan dinikmati.
Dan saya adalah salah satu penonton film pendek ini yang terhibur
dan menikmatinya,” tulis Oliviana Senja Novita dalam tulisan opininya
berjudul “Tilik” Adakah Nilai Edukasinya? (www.hayamwuruk.
org/2020/09/opini-tilik-adakah-nilai-edukasinya.html) Demikianlah
/ 175
dukungan yang diberikan masyarakat kepada Tilik, yang ironisnya
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 176
(Federici, 2020: 58).
Hanya ada empat sosok laki-laki yang hadir dalam Tilik: Gotrek si
sopir, Pak Polisi, Fikri anak Bu Lurah dan si bapak mantan suami
Bu Lurah. Keempatnya mempunyai peran sebagai pemegang
otoritas. Merekalah perpanjangan tangan Agung, sang kreator.
Hierarki kekuasaan keempat tokoh ini terlihat lewat kepatuhan dan
ketergantungan tokoh-tokoh perempuan yang berinteraksi dengan
mereka.
/ 177
Bu Tejo: Informasi internet itu benar. Ada fotonya. Ada gambarnya.
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
...
Bu Tri: Kalau menurutku, informasi tentang Dian itu berguna, Bu
Tejo.
Bu Tejo: Pinter berarti.
Bu Tri: Kalau hidupnya Dian berantakan, itu masalahnya dia. Yang
penting jangan merusak keluarga org lain
Yu Ning: Lah iya kalau informasinya benar. Kalau salah?
Bu Tri: Namanya internet itu bikinannya orang pintar. Nda mungkin
salah.
Ada-ada saja. Ya, kan, Bu Tejo?
Bu Tejo: Kalau bodoh ya nggak mungkin bisa bikin internet, lah
....
Bu Tejo: Makanya, Yu Ning, rajin-rajin baca berita dari internet, dong...
Biar kalau dajak ngomong nyambung.
...
Yu Sam: Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.
Bu Tejo: Aku ini tidak fitnah. Aku cuma pengen jaga-jaga aja... Jaga-
jaga kalau Dian itu emang perempuan nakal. Tukang godain
suami kita.
Yu Sam: Kalau gitu bisa jadi benar.
...
Bu Tejo: Jadi nyebarkan kabar yang ga jelas itu termasuk fitnah atau
tidak?
Ibu-ibu: Ya, ngga tau deh.
/ 178
perempuan (dan perempuan itu dipilih untuk kepentingannya).
Simpulan
Realitas adalah sesuatu yang memang benar terjadi, tapi itu tidak
selalu mesti sesuatu yang benar untuk dibiarkan terus terjadi, apalagi
diterima begitu saja sebagai sebuah kewajaran tanpak dikritisi.
Menyadari ini, setiap seniman atau kreator yang berdiri di hadapannya
mestilah bersikap kritis dengan tidak menerimanya begitu saja,
kecuali bagi dia yang merasa punya kepentingan atas realitas
tersebut.
/ 179
Sebagai film yang tidak mau repot-repot menengok ke belakang, alur
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Di akhir perjalanan film ini, apa yang tertinggal dari Tilik, selain kesan
dari pemandangan alam Yogyakarta dan sekitarnya, adalah rasa getir
dari karikatur perempuan dalam bingkai potret maskulin. Sepertinya,
tiba saatnya untuk menyadari bahwa tidak semua film berperspektif
perempuan benar-benar akan berdiri di sisi perempuan. Inilah
realitas. ***
DAFTAR PUSTAKA
Beauvoir, Simone. 2003. Second Sex: Fakta dan Mitos Yogyakarta: Pustaka
Promothea.
/ 180
Ismail, Taufik, dkk. 2020. Horison: Esai Indonesia 2. Jakarta: Horison.
“Ngobrol Bareng Sutradara Film ‘Tilik’ yang Membuat Netizen Murka Pada
Sosok Bu
Tejo”. Vice.com, 19 Agustus 2020, www.vice.com/id/article/m7j4gv/film-
pendek-tilik-peraih-piala-maya-2018-dankarakter-bu-tejo-viral-karena-
tayang-gratis-di-youtube
“Film Tilik Berisi Pesan Lawan Hoaks dari Masyarakat di Era Digital”. Kompas.
com,
20 Agustus 2020, www.kompas.com/hype/read/2020/08/20/211657166/
film-tilik-berisi-pesan-lawanhoaks-dari-masyarakat-di-era-digital
/ 181
Mudik: Terasing dan Hilang dalam Ritual yang Karib
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Fajar Martha
Mudik adalah peristiwa sosial skala besar yang lekat dengan cara
orang Indonesia berislam, yang dipicu urbanisasi masif sejak dekade
1970an. Ia juga melibatkan atau terkait dengan peristiwa-peristiwa
lain seperti takbir keliling, sungkeman, bagi-bagi angpau, ziarah kubur,
pamer baju atau kendaraan anyar, hingga reuni bertajuk Syawalan.
Islam tak menjadi entitas tunggal karena ia melebur dengan kondisi
kemasyarakatan di berbagai daerah.
Film produksi tahun 2019 ini pasti berbeda dengan Mencari Hilal
(Ismail Basbeth). Sama-sama film perjalanan yang dilakukan
menjelang Lebaran, Mencari Hilal riuh dengan simbol-simbol Islam
dan narasi perlawanan terhadap apa yang salah (di mata pembuat
film) dalam cara kita beragama dan bermasyarakat.
/ 182
Mudik dimulai dengan ketidaksiapan Aida (diperankan dengan amat
Tidak ada baju koko atau mukena baru. Tidak ada oleh-oleh untuk
saudara di rumah. Tidak ada makanan apa pun untuk bekal di
perjalanan. Baju-baju Aida kemas ke dalam koper dengan merawak.
Bahkan, Aida tak mempersiapkan dirinya dengan layak. Ia tak
memulas kosmetik jenis apa pun di wajahnya.
Raut wajah Aida dan Firman kumal, rambut keduanya pun kusut
masai. Mudik mereka jalani dengan enggan sembari menyeret
masalah pelik yang selama ini mengintai. Tatkala percakapan pertama
mereka adalah pertengkaran, perihal keadaan yang amat remeh,
penonton pun paham bahwa tak ada yang Islami dari mudik yang
mereka jalani.
Tak ada simbol Islam apa pun yang mereka bawa dan kenakan
sepanjang perjalanan (kecuali kerudung, yang Aida kenakan
sekenanya di satu adegan singkat). Islam dan keislaman mengitari
mereka, namun sama sekali tak mereka sentuh. Tidak ada
percakapan mengenai rencana sahur atau berbuka puasa.
Sepanjang perjalanan hanya sekali mereka salat, itu pun hanya Firman
yang melakukan. Ironisnya: salat justru menyingkap kotak pandora
yang selama ini Firman tutup rapatrapat. Alih-alih membawa berkah,
salat justru mengantar musibah.
Mudik memang bukan ritual peribadatan agama Islam, tapi siapa yang
berani menyangsikan signifikansi sosiokulturalnya di masyarakat kita?
Kegagalan menangani mudik dapat menjadikan presiden negara ini
sasaran tembak kritik oposisi.
/ 183
Mudik, yang sejatinya amat karib bagi umat Islam Indonesia, yang
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 184
untuk menengok dan mengurus Sugeng, yang tewas karena Aida
Mulanya tentu tak mudah. Sugeng adalah TKI yang sudah lima
tahun tak pulang kampung. Nahas, Santi-lah yang memohon
kepada si suami untuk pulang di Lebaran kali ini. Kematian
Sugeng meninggalkan kesedihan bagi tiga orang yang seluruhnya
perempuan: Santi, Gendis (anak perempuan mereka yang berusia 8
tahun), dan ibu Sugeng.
Hal itu setidaknya tergambar dalam dua adegan. Pertama saat Aida
mencari Santi di rumahnya, di mana ia memapasi seorang perempuan
yang sedang menjemur singkong di belakang rumah. Kedua, adegan
dua perempuan yang berjalan menggotong hasil bumi saat rembuk
kedua di pagi hari.
/ 185
Plot menjadi semakin intens saat Aida berhasil membujuk Santi untuk
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Para pemuka desa yang tidak puas baru bisa teratasi ketika disodori
Aida uang (yang jumlahnya tak sesuai dengan kesepakatan). Kita bisa
melihat ekspresi wajah Firman saat penyerahan amplop itu terjadi. Ia
tak mengetahui dua keputusan Aida: keputusan membayar pemuka
desa dengan uangnya sendiri dan kesepakatan yang ia buat dengan
Santi.
/ 186
Adriyanto mengkritik hal tersebut melalui tokoh Agus (Yoga Pratama),
Tak hanya dua lelaki yang masih hidup, otoritas Sugeng pun hancur in
absentia. Suami macam apa yang tega meninggalkan istri, anak dan
ibu di kampung tanpa sekali pun pulang selama lima tahun? Lelaki
macam apa yang membiarkan istrinya dibuahi lelaki lain?
Ketika Santi berkata “sekarang aku mesti bilang apa sama orang
kampung?” kala didekap Aida, sesaat lagi dia justru bersiasat
dengan pembunuh suaminya: Agus musti “dijebak” agar mau diajak
/ 187
menemui orang tua Santi. Ia ternyata memaksa Sugeng pulang agar
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Yusuf dan Ambar dalam 3 Hari untuk Selamanya (Riri Riza) melakukan
perjalanan darat ke Yogyakarta untuk memecahkan masalah Ambar,
yaitu menghadiri pernikahan kakaknya. Pun Me vs Mami (Ody C.
Harahap), saat Mami dan putrinya, Mira menjenguk nenek yang
sedang sakit di Padang.
/ 188
di Lebaran tahun 2023. Maka beruntunglah mereka yang
/ 189
Rindu Dendam di Layar Lebar: Machoisme, Trauma,
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
dan Rekonsiliasi
Anton Kurnia
“Hanya orang yang enggak bisa ngaceng yang bisa ngapain aja tanpa takut
mati.” —Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Di negeri kita sejarah film alias “gambar idoep” bermula sejak akhir
abad ke-19. Pada 5 Desember 1900, pukul tujuh malam, diputar
sebuah film di satu rumah di Tanah Abang yang kemudian dikenal
sebagai The Roijal Bioscope. Itu terjadi “hanya” lima tahun setelah
gambar bergerak pertama di dunia diputar di Café de Paris pada 28
Desember 1895 oleh Lumiere bersaudara. Sebagai perbandingan,
publik Italia baru dapat menikmati seni film pada 1905.
/ 190
Itu sebabnya, dalam perkembangannya film kerap digunakan sebagai
Sementara itu, seperti di bidang sastra saat buku para sastrawan kiri
masuk daftar hitam, dalam konteks perfilman nasional peristiwa 30
September 1965 juga berimbas pada pemberangusan karya para
sineas kiri yang tergabung di Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra)
/ 191
seperti Bachtiar Siagian, Basuki Effendi, dan Kotot Sukardi hingga
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Salah satu film mutakhir yang berani menyentuh soal-soal tabu adalah
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021) garapan Edwin.
Film itu antara lain menampilkan adegan perundungan seksual
oleh oknum tentara dan menyinggung kasus pembunuh misterius
(“petrus”) pada pertengahan 1980-an yang bisa digolongkan sebagai
state crime—kejahatan oleh negara yang membunuh para preman
melalui extra judicial killing (eksekusi mati tanpa melalui proses hukum
/ 192
terlebih dahulu) secara sistematis dengan dalih menjaga ketertiban
Setelah melahirkan Babi Buta yang Ingin Terbang (2008) yang kritis
sekaligus puitis, tetapi kemudian lebih banyak menggarap film-film
yang cenderung “aman” secara politis seperti Posesif (2017) dan
Aruna dan Lidahnya (2018), Edwin kembali melontarkan kritik sosial
yang keras lewat Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Film produksi Palari Films ini dibuat berdasarkan novel Eka Kurniawan
yang berjudul sama. Novel Eka dituturkan dengan berlumur humor
kelam seraya menggemakan kembali khazanah bacaan populer lokal
dari masa lalu, semacam cerita silat Kho Ping Hoo, cerita erotis Enny
Arrow, dan cerita horor Abdullah Harahap. Semua itu menjadi bacaan
lazim generasi yang tumbuh pada 1980-an dan 1990-an, berlatar
suasana represif rezim militeristis Soeharto. Edwin menggaungkan
kembali semua itu lewat skenario yang dia tulis bersama Eka
Kurniawan dalam sebuah sinema yang mengingatkan saya pada film-
film laga dari masa 1980-an saat sensor ketat Orba merajalela.
/ 193
dan memungutnya sebagai anak. Sementara, tahun 1989 adalah
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Tak hanya cerita cinta yang gelap (dark romance), film ini juga
menyinggung banyak hal: kerumitan hubungan lelaki-perempuan,
kesehatan mental, premanisme, kekejaman aparat negara, kekerasan
terhadap anak, serta penindasan kepada perempuan.
/ 194
Berikut ini adalah cuplikan dialog sarat informasi antara Ajo Kawir kecil
Tragedi itu juga menghantui sahabat Ajo, Tokek (Sal Priadi), yang
merasa bersalah karena ikut mengintip aksi cabul tersebut. Namun,
Tokek lolos dari perundungan karena keburu melarikan diri.
Masalah jadi pelik saat kemudian Ajo Kawir saling cinta dengan Iteung
(Ladya Cheryl), tukang pukul Pak Lebe yang berhasil dikalahkan Ajo
Kawir dalam duel seru. Walau mereka akhirnya menikah, Iteung yang
terobsesi penis akibat dilecehkan gurunya saat bocah, terpaksa
berselingkuh dengan Budi Baik (Reza Rahadian) yang berbudi buruk
meski dia tetap mencintai suaminya setengah mati. Iteung pun hamil
akibat perbuatan Budi. Rasa kecewa dan dendam akibat dikhianati
istri dilampiaskan Ajo Kawir dengan membunuh orang yang tak ada
sangkutpaut dengan urusan pribadinya. Akibatnya, Ajo dihukum bui.
Setelah bebas, dia menjalani hidup sebagai sopir truk antarkota yang
berumah di atas roda, serupa lirik lagu Metallica yang populer pada
1990-an: “Rover, wanderer, vagabond, call me what you will ... Where I
lay my head is home. Wherever I may roam …”
/ 195
yang unik, liar, dan digambarkan dengan detail mencekam, termasuk
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Judul film ini sesungguhnya diambil tulisan di bak belakang truk yang
disopiri Ajo Kawir. Bak belakang truk-truk antarkota memang lazim
digambari dan terkadang dibubuhi kalimatkalimat lucu, misalnya
“Pulang malu, gak pulang rindu” atau “Lupa namanya, ingat rasanya”.
Ini merupakan fenomena tersendiri yang menarik diteliti.
Di truk ini pula Ajo bertemu dengan sosok Jelita (Ratu Felisha),
perempuan buruk rupa, tapi bertubuh indah, yang memainkan peran
misterius dalam film ini. Menjelang kisah berakhir, Jelita membunuh
tokoh antagonis Paman Gembul (Piet Pagau) yang baru selesai
memancing di tepi laut. Penonton yang jeli dengan simbol-simbol
tersirat zaman Orba tentu akan segera memahami nuansa humor
satire adegan ini.
/ 196
Kritik atas “Machoisme”
/ 197
dari awal hingga akhir.
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Kredo yang diucapkan narator di bagian awal film setelah adegan Ajo
Kawir menang adu ketangkasan sepeda motor yang amat berbahaya
berbunyi sebagai berikut: “Hanya orang yang enggak bisa ngaceng
yang bisa ngapain aja tanpa takut mati.”
/ 198
Sebagai sosok lelaki di dalam kultur machoisme, Ajo juga pantang
/ 199
Dalam hubungan perempuan-lelaki pun Iteung tidak mau didikte oleh
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Selain itu, menarik bagi saya melihat bagaimana di film ini sosok
tentara seperti Si Kumis yang terbiasa menggunakan kekerasan
digambarkan takluk di tangan seorang perempuan. Ini sebuah
tindakan subversif yang cerdas. Cara brutal Iteung membunuh Kumis
dengan menyiksanya terlebih dulu menggunakan mata pancing
sebelum mematahkan lehernya dengan dingin mengingatkan saya
pada adegan sadistis dalam film-film Kim Ki-duk, terutama The Isle.
/ 200
Sementara itu, terkait trauma sejarah masa silam, sesungguhnya yang
/ 201
Profil Komite Film
Dewan Kesenian Jakarta
periode 2020-2023
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Ekky Imanjaya
(Ketua)
Ekky Imanjaya, Ph. D adalah peneliti, kritikus film Indonesia, dan dosen
tetap di Prodi Film Universitas Bina Nusantara. Ekky menjadi jurnalis
sejak 1999 hingga 2007, berawal dari majalah Suara Hidayatullah dan
tabloid Aliansi Keadilan. Fokus meliput dan menulis seputar film mulai
tahun 2000 di situs daring Astaga!Layar. Sebagai akademisi, Ekky
menulis di beberapa jurnal ilmiah dalam dan luar negeri, termasuk
Asian Cinema, Cinemaya, Jump Cut, Plaridel, dan Cine-Excess.
Ekky rajin mempresentasikan makalahnya, termasuk di salah satu
konferensi kajian film dan media terbesar di dunia, yaitu SCMS (2015)
dan MECCSA (2015).
/ 203
bersama Hikmat Darmawan. Saat ini Ekky merupakan dosen tetap
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Agni Ariatama
(Anggota)
/ 204
Cinematographers Society (ICS), anggota KFT, Wakil Ketua 2 Dewan
Hikmat Darmawan
(Anggota)
/ 205
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
/ 206
/ 207
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Kerabat Kerja
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Juri KAFEIN
Debby Dwi Elsha
Dyah Ayu Wiwid Sintowoko
Erina Adeline Tandian
Hariyadi
Heri Purwoko
Project Manager
Poetra R. Harindra
Koordinator Operasional
Devi Sarjani
/ 208
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Koordinator Teknis
Anies Wildani
Koordinator Publikasi
Nadilla Izzati
Media Sosial
F. Sena Pamudya
Desainer Grafis
Dita Safitri
Fotografer
Andi Maulana, Sendie Nurseptara S.
Videografer
Carlos William
/ 209
Ucapan Terima Kasih
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Eric Sasono
Hariyadi
Heri Purwoko
KAFEIN
Kineforum
PT Jakarta Propertindo
/ 210
/ 211
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Dokumentasi Foto
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Malam Anugerah
Sayembara Menulis Kritik Film
2023
Ekky Imanjaya, Ketua Komite Film memberi sambutan pada Malam Anugerah Sayembara
Menulis Kritik Film DKJ, yang menjadi bagian dari Malam Penutupan DKJ Fest 2023. Rabu, 5 Juli
2023, Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
/ 212
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
31 Besar yang hadir di zoom, live ditampilkan di Graha Bhakti Budaya,
/ 213
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Pemberian simbolik hadiah juara ke-3 Sayembara Menulis Kritik Film DKJ. Pemberian hadiah
oleh Juri Kafein, penerima hadiah diwakilkan oleh Harry Purwanto, Ketua Komisi Program DKJ.
/ 214
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Pemberian simbolik hadiah juara ke-2 Sayembara Menulis Kritik Film DKJ. Pemberian hadiah
oleh Ketua Komite Film DKJ, Ekky Imanjaya, penerima hadiah diwakilkan oleh Shuri Mariasih
Gietty Tambunan, Anggota Komite Film DKJ.
Juara pertama Sayembara Menulis Kritik Film DKJ, Catra Wardhana, hadir di dalam zoom.
/ 215
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Pemberian simbolik hadiah juara ke-1 Sayembara Menulis Kritik Film DKJ. Pemberian hadiah
oleh Ketua DKJ, penerima hadiah diwakilkan oleh Hikmat Darmawan, Wakil Ketua 1 DKJ dan
Anggota Komite Film DKJ.
/ 216
Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023
Foto bersama penerima Karya yang Menyentuh Perhatian Juri, Moses Parlindungan
Ompusunggu.
/ 217
www.dkj.or.id