Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN USAHA PATUNGAN (JOINT VENTURE)

CV. TIRTA HUSADA PERKASA


Dengan
CV. ERA GLOBAL KONSTRUKSI

Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 8 bulan Juni tahun 2022, antara:
1. SUPRAPTO, 51 Tahun, Direktur CV. TIRTA HUSADA PERKASA yang didirikan berdasarkan
hukum Negara Republik Indonesia, yang berkedudukan di Dukuh Pucuk, Rt 002 / Rw 003, Desa Wagir
Lor; Kecamatan Ngebel; Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai
direktur berhak mewakili perusahaan menandatangani perjanjian. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA
2. EDI SUMARTONO, 49 Tahun, Direktur CV ERA GLOBAL KONSTRUKSI yang didirikan
berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jl. Perum Lively No. 14 Jl.
Tribusono, Cokromenggalan, Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai direktur
berhak mewakili perusahaan menandatangani perjanjian. Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai PARA
PIHAK.

Menimbang bahwa:
 PIHAK PERTAMA memiliki pengalaman perhotelan dan wisata serta Ivent organiser (IO)
 PIHAK PERTAMA memerlukan penguatan, pengembangan dan pemasaran usaha.
 PIHAK KEDUA memiliki reputasi yang baik dalam usaha bidang konstruksi.
 PIHAK KEDUA memiliki jaringan pengembangan yang luas.

Mengingat:
1. Memory of Understanding (MoU) antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA. Dengan ini
PARA PIHAK, sepakat untuk mengadakan perjanjian joint venture. Selanjutnya perjanjian ini disebut
dengan “Perjanjian Joint Venture”
2. PARA PIHAK akan bersama-sama membesarkan dan mengembangkan kawasan wisata “Tirto
Husodo” ke taraf Nasonal / Internasional.

Pasal 1
Maksud, Tujuan Dan Definisi
Maksud dan tujuan perjanjian kerjasama ini adalah PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerjasama
usaha membesarkan dan mengembangkan kawasan wisata “Tirto Husodo”.
Untuk menghindarkan perbedaan penafsiran tentang istilah-istilah yang mungkin timbul massalah dalam
perjanjian joint venture ini, maka istilah-istilah yang digunakan dalam perjanjian ini adalah ;
1. Perjanjian : adalah suatu peristiwa dimana PARA PIHAK berjanji atau PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA saling berjanji untuk membesarkan dan mengembangkan kawasan wisata “Tirto
Husodo”.
2. Joint venture : adalah suatu usaha kerjasama penanaman saham yang dilakukan antara penanaman
modal PIHAK PERTAMA dengan penanaman modal PIHAK KEDUA berdasarkan suatu perjanjian
/ kontrak.
3. Asset : dalam perjanjian ini adalah Bangunan, lahan wisata, sarana-prasarana operasional, dan asset
lainnya dalam rangka kerjasama ini tidak terbatas pada waktu tertentu sebagai hasil laba ditahan jika
ada dan jumlah kredit dari perusahaan modal ventura di kas Bank.
4. Mata uang : mata uang yang digunakan adalah dollar Amerika dan rupiah di Republik Indonesia.
dengan kurs $1,00 (satu dolar) senilai Rp 14.500,00 (empat belas ribu lima ratus rupiah).

Pasal 2
Modal Pemegang Saham
1. Modal patungan sebesar Rp. 11.400.000.000,00,- (dua belas milyar rupiah/12M). Modal tersebut
terbagi dalam 100 (seratus) saham seharga 114.000.000.00,- (seratus empat belas juta rupiah) per
saham.
2. Modal yang disetor (paid upcapital) 52 saham (52%) dimiliki oleh PIHAK PERTAMA, sedangkan
sisanya 47 saham (47%) dimiliki oleh PIHAK KEDUA.
3. Pada saat kerjasama ini disetujui, modal yang ditempatkan (issued capital) PIHAK PERTAMA adalah
52% sebesar Rp. 6.000.000.000,00,-(enam milyar rupiah) dan modal PIHAK KEDUA 47% sebesar
Rp 5.400.000.000,00 (lima milyar empat ratus juta rupiah) yang diserahkan pada saat penandatanganan
perjanjian ini.
4. Setoran PIHAK PERTAMA tidak dalam bentuk tunai tapi dalam bentuk asset wisata Tirto Husodo
senilai Rp. 6.00000.0.000,00,- (enam milyar rupiah).
5. Semua setoran saham dalam mata uang dollar dan rupiah, berdasarkan kurs pada saat kerjasama ini
dilakukan mengacu pada $1 USA = Rp 14.500,00 (empat belas ribu lima ratus rupiah).

Pasal 3
Pengalihan Penggantian Saham Pada Pihak Lain
1. Penyerahan Saham dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilakukan pada saat
dilaksanakan penandatanganan perjanjian joint venture ini, dimana harga saham didasarkan kepada
harga pasar yang disetujui oleh kedua belah pihak. Bila persetujuan ini tidak tercapai, harga saham itu
dinilai oleh dua penilai independen yang diangkat oleh masing-masing pihak. Jika dua penilai
independen itu tidak sepakat maka mereka mengangkat 1 (satu) penilai independen yang selanjutnya
ketiganya untuk menetapkan harga tersebut.
2. Penambahan modal dasar, jika salah satu pihak tidak ingin mengambil saham baru tersebut sesuai
dengan prosentasi kepemilikan sahamnya, maka tambahan saham tersebut harus ditawarkan kepada
partnernya.
3. Bahwa perjanjian Joint Ventura ini hanya berlaku bagi PARA PIHAK dan penggantinya yang berhak,
akan tetapi PARA PIHAK tidak dapat memindahkan hak dan kewajibannya dalam perjanjian Joint
Ventura ini secara langsung maupun tidak langsung ke pada pihak ketiga, tanpa persetujuan tertulis
lebih dahulu dari pihak lainnya dan perpindahan itu tidak dimungkinkan pada waktu pembangunan
perjanjian Joint Ventura ini.
1. Seandainya pihak yang lain sudah memberikan persetujuan untuk penggantian salah satu pihak dalam
perjanjian joint venture ini, penggantian itupun harus mendapat persetujuan kuasa pemerintah Republik
Indonesia.

Pasal 4
OBJEK PERJANJIAN
Objek Perjanjian kerjasama ini adalah berupa pengelolaan saham usaha membesarkan dan
mengembangkan kawasan wisata “Tirto Husodo”.
Pasal 5
Ruang Lingkup
Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini adalah:
1. PARA PIHAK akan bersama-sama membesarkan dan mengembangkan kawasan wisata “Tirto
Husodo” ke taraf Nasonal / Internasional.
2. Modal patungan PARA PIHAK adalah Rp. 11.400.000.000,00,- (sebelas milyar empat ratus juta
rupiah). Modal tersebut terbagi dalam 100 (seratus) saham seharga 114.000.000.00,- (seratus empat
belas juta rupiah) per saham.
3. Pada saat kerjasama ini disetujui, modal yang ditempatkan (issued capital ) PIHAK PERTAMA adalah
52% sebesar Rp. 6.000.000.000,00,-(enam milyar rupiah) dan modal PIHAK KEDUA 47% dari total
modal sebesar Rp 5.400.000.000,00 (lima milyar empat ratus juta rupiah) yang diserahkan pada saat
penandatanganan perjanjian ini.

Pasal 6
Hak Dan Kewajiban PARA PIHAK
1. PIHAK PERTAMA berkewajiban:
 Mendapat kewenangan untuk pengelolaan kawasan dan mengatur biaya operasional. wisata
“Tirto Husodo”
 Menyerahkan/mentransfer bagi hasil kepada PIHAK KEDUA setiap tanggal 8 Januari tahun
berikutnya.
 Membuat laporan kegiatan pengelolaan dan pengelolaan keuangan setiap 3 bulan sekali.
 Mengembalikan total modal dari PIHAK KEDUA 47% dari total modal pada saat perjanjian ini
berakhir dari PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK PERTAMA berhak :


 Menerima dana saham sebesar Rp 5.400.000.000,00 (lima milyar empat ratus juta rupiah) atau
47% (empat puluh tujuh persen) dari total modal yaitu Rp 11.400.000.000,00 (sebelas milyar
empat ratus juta rupiah) dari PIHAK KEDUA.
 Berwenang untuk membesarkan dan mengembang kawasan dan mengatur biaya operasional
wisata “Tirto Husodo”

3. PIHAK KEDUA berkewajiban :


 Menyerahkan saham sebesar Rp 5.400.000.000,00 (lima milyar empat ratus juta rupiah) atau
47% (empat puluh tujuh persen) dari total modal untuk saham PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA.
 Memberikan kewenangan kepada PIHAK PERTAMA untuk mengatur dan mengembangkan
kawasan wisata “Tirto Husodo” ke taraf Nasonal / Internasional

4. PIHAK KEDUA berhak :


 Memberi koreksi dan masukan selama dalam proses pengelolaan membesarkan dan
mengembangkan kawasan wisata “Tirto Husodo” pada kerjasama ini.
 Menerima laporan kegiatan pengelolaan dan pengelolaan keuangan setiap 3 bulan sekali.
 Menerima bagi hasil dari PIHAK PERTAMA setiap tanggal 8 Januari tahun berikutnya.
 Menerima total modal dari PIHAK PERTAMA sebesar 47% dari total modal pada saat perjanjian
ini berakhir
Pasal 8
Pelaksanaan
 PARA PIHAK bekerja sama dalam pengembanagan dan pemasaran kawasan wisata “Tirto
Husodo”
 Dana dikeluarkan sesuai dengan keperluan untuk pengembangan, pemasaran dan biaya
operasional lainnya yang dibukukan dengan tertib.
 Dana masuk sesuai dengan realitas dan dicatat/dibukukan dengan tertib.
 Modal patungan PARA PIHAK adalah Rp. 11.400.000.000,00,- (dua belas milyar rupiah/12M).
Modal tersebut terbagi dalam 100 (seratus) saham seharga 114.000.000.00,- (seratus empat belas
juta rupiah) per saham.
 Pada saat kerjasama ini disetujui, modal yang ditempatkan (issued capital) PIHAK PERTAMA
adalah 52% sebesar Rp. 6.000.000.000,00,-(enam milyar rupiah) dan modal PIHAK KEDUA
47% sebesar Rp 5.400.000.000,00 (lima milyar empat ratus juta rupiah) yang diserahkan pada saat
penandatanganan perjanjian ini.

Pasal 9
Bagi Hasil
PIHAK PERTAMA mendapatkan bagi hasil sebesar 52% keuntungan bersih dan PIHAK KEDUA
mendapatkan bagi hasil 47% keuntungan bersih.

Pasal 10
Jangka Waktu
1. Kecuali disetujui lain secara tertulis atau dinyatakan lain atau ditentukan lain dalam perjanjian joint
venture ini, berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, terhitung mulai perjanjian ini
ditandatangani, yaitu tanggal 8 Jini 2022 sampai dengan tanggal 8 Juni 2032.
2. Masa pengerjaan bangunan proyek pegembangan dilakukan selama 6 bulan setelah perjanjian ini
ditandatangani PARA PIHAK
3. Perhitungan keuntungan dimulai setelah bangunan proyek pengembangan selesai dikerjakan dan
difungsikan.

Pasal 11
Lisensi Paten dan Merek Dagang
Bahwa jika ada penemuan baru yang diperoleh oleh PIHAK PERTAMA atau oleh pekerjan-pekerjanya
atau rekan-rekannya selama berlakunya perjanjian joint venture ini, PIHAK PERTAMA akan
memperbolehkan PIHAK KEDUA untuk memakai paten tersebut tanpa pembayaran royalty apapun juga
kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 12
Kerahasiaan
Bahwa PARA PIHAK berusaha sebaik-baiknya menjaga kerahasiaan informasi, metode, tehnik-
pengetahuaan dan pengetahuan lainnya dalam menjalankan pengembangan Joint Ventura ini dan tidak
akan memberikan informasi dan pengetahuan tersebut kepada orang-orang yang tidak terlibat dalam
perjanian Joint Ventura ini.

Pasal 13
Tidak Bersaing
Bahwa PARA PIHAK tidak boleh bekerja sama dengan pihak lain untuk membuka perusahaan joint
venture yang lain untuk usaha-usaha yang sama, atau usaha yang menimbulkan persaingan usaha yang
sama di Indonesia.

Pasal 14
Wanprestasi (Default)
Kewajiban PIHAK KEDUA :
1. Tidak menyerahkan bagi hasil sesuai yang disepakati dalam perjanjian joint venture ini.
2. Tidak membuat laporan kegiatan dan pengelolaan keuangan yang disetujui dan disepakati dalam
perjanjian joint venture ini..dak menyeragkan bagi hasil kepada yang berhak.
3. Tidak melakukan alih tekhnologi (transfer of know-how).
4. Tidak mengurus perizinan kepada yang berwenang.

Kewajiban PIHAK KEDUA :


1. Apabila PIHAK KEDUA tidak menyetor modal yang disetujui dan disepakati dalam perjanjian joint
venture ini.
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak bekerjasama untuk operasional.

Pasal 15
Pemberitahuan
1. Apabila terjadi hal-hal berikut : salah satu pihak dapat memutuskan perjanjian ini dengan memberikan
pemberitahuan secara tertulis kepada pihak yang lain :
2. Salah satu pihak melanggar kewajiban material yang tercantum dalam perjanjian joint venture ini bukan
karena keadaan yang diluar kontrolnya dan gagal untuk memperbaiki pelanggarannya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah menerima pemberitahuan mengenai pelanggaran dan meminta perbaikan dari
pihak yang tidak bersalah.
3. Salah satu pihak telah menerima petisi untuk penyelesaian hukum, atau salah satu pihak telah membuat
kesepakatan dengan kreditornya, atau seorang likuidator telah ditunjuk untuk semua atau sebagian dari
aset dari pihak yang lain, atau adanya keputusan atau perintah yang diterbitkan yang berhubungan
dengan penyelesaian terhadap salah satu pihak.
4. Tindakan apapun dari PIHAK PERTAMA yang melanggar hukum atau tindakan yang bisa
mengakibatkan PIHAK KEDUA melanggar hukum yang berlaku.
5. PARA PIHAK setuju untuk mengenyampingkan hal pertimbangan yang diperlukan untuk
kelangsungan atau pengakhiran perjanjian joint venture ini.

Pasal 16
Ganti Rugi
PIHAK KEDUA dapat meminta ganti rugi sebagai akibat dari tindakan yang timbul atau yang
berhubungan dengan pelanggaran terhadap perjanjian joint venture ini oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK
KEDUA mempunyai hak-hak sebagai berikut :
1. Memutuskan seluruh atau sebagian dari perjanjian joint venture ini.
2. Mengkompensasikan modal ventura dengan pembayaran modal yang disetor dari PIHAK KEDUA
berdasarkan perjanjian joint venture ini atau yang lainnya.
3. Dalam hal PARA PIHAK terlambat untuk menyelesaikan pekerjaan atau terlambat memenuhi tujuan
yang telah ditentukan dalam perjanjian joint venture ini, PARA PIHAK setuju untuk dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari total nilai dana yang disetor untuk setiap hari
keterlambatan.
4. Setelah keterlambatan 50 (lima puluh) hari atau maksimal denda 10% (sepuluh persen) dari total nilai
dana yang harus dibayar, masing-masing PARA PIHAK berhak memutuskan perjanjian joint venture
ini.

Pasal 17
Force Majeur
1. Pihak yang tidak dapat memenuhi kewajibannya karena mengalami keadaan darurat tidak bisa
dimintakan ganti rugi.
2. Keadaan darurat adalah suatu keadaan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, pada waktu
perjanjian tersebut ditandatangani, atau suatu akibat yang tidak tertanggungkan, karena suatu peristiwa
yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya akan terjadi termasuk, tidak terbatas pada bencana alam,
pemogokan buruh, huru-hara, sabotase, banjir, pemberontakkan, dan juga keluarnya peraturan
pemerintah.
3. Pihak yang mengalami keadaan darurat harus memberitahukan hal itu kepada pihak lainnya dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya keadaan darurat. Setelah itu kedua belah pihak
harus bertemu untuk merundingkan bagaimana mengatasi akibat dari keadaan darurat tersebut.
4. Keadaan darurat tidak otomatis bisa membatalkan kontrak.

Pasal 18
Hukum Yang Berlaku
Perjanjian joint venture ini tunduk dan ditafsirkan menurut hukum negara Republik Indonesia.

Pasal 19
Penyelesaian Sengketa
Apabila PARA PIHAK tidak dapat mencapai persetujuan untuk menyelesaikan segala sengketa yang
timbul dari perjanjian joint venture ini, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, maka salah satu pihak dapat
menyerahkan sengketa tersebut kepada Badan Arbitrase dan tunduk pada peraturan Badan Arbitrase
Nasional Indonesia.

Pasal 20
Pengakhiran Perjanjian
PARA PIHAK dapat memutuskan perjanjian joint venture ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis
30 (tiga puluh) hari sebelumnya kepada pihak lain tanpa memberi alasan apapun. Kecuali ditentukan lain
dalam perjanjian joint venture ini, semua hak dan kewajiban dari PARA PIHAK berdasarkan perjanjian
joint venture ini pada akhirnya berhenti dan berakhir pada tanggal pemutusan perjanjian joint venture ini.
Namun demikian, pemutusan perjanjian joint venture ini tidak memutuskan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban yang ditimbulkan kedua belah pihak sampai dengan tanggal pemutusan. Kewajiban-kewajiban
dari PPU berdasarkan pasal 11 dan interpretasi atau pelaksanaannya dari perjanjian joint venture ini tetap
berlaku selama dan setelah jangka waktu dari perjanjian joint venture ini.

Pasal 21
Perubahan
Perjanjian joint venture ini setelah ditandatangani tidak dapat dirubah, ditambah, kecuali atas persetujuan
kedua belah pihak.

Pasal 22
Penutup
1. Perjanjian joint venture ini dibuat rangkap 2 (dua) asli masing-masing sama bunyinya di atas kertas
bermaterai cukup, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.
2. Perjanjian joint venture ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani bersama oleh PARA PIHAK.
3. Hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diatur kemudian oleh PARA
PIHAK berdasarkan kesepakatan bersama.

Ponorogo, 8 Juni 2022

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


CV. ERA GLOBAL CV TIRTA HUSADA
KONSTRUKSI PERKASA

Materai

EDI SUMARTONO SUPRAPTO


Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai