Skripsi
Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)
Oleh:
Ali Saputra
NIM: 1112033100016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Tuhan semesta alam,
Tuhan yang maha pengasih di alam dunia dan Tuhan yang maha penyayang di
alam akhirat kelak. Tuhan yang selalu memberikan karunia dan nikmat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat dan
nanti. Amin.
Penulis ucapkan syukur kepada Allah Swt. atas selesainya penulisan dan
ii
iii
penulis.
di surga firdaus sana dan kepada Ibu Anah yang cinta dan kasih
amaliyah ibu.
mendoakan penulis.
(Ali Saputra)
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah.................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................... 6
D. Tinjauan Pustaka................................................................ 7
E. Metodelogi Penelitian......................................................... 9
F. Sistematika Penulisan......................................................... 12
BAB II PERJALANAN SPIRITUAL SYEKH ZULFIQAR
AHMAD
A. Riwayat Hidup.................................................................... 13
B. Guru Spiritual (Mursyid).................................................... 21
C. Jalan Spiritual (Tarekat)..................................................... 22
D. Karya-Karya Syekh Zulfiqar Ahmad................................. 23
BAB III PENGERTIAN MAHABBAH (CINTA)
A. Mahabbah (Cinta).............................................................. 25
1. Secara Etimologi............................................................ 26
2. Secara Terminologi........................................................ 27
B. Pandangan al-Qur’an tentang Mahabbah (Cinta)............... 31
C. Mahabbah (Cinta) Menurut Rabiah al-Adawiyah.............. 34
BAB IV CARA MERAIH MAHABBAH (CINTA) KEPADA ALLAH
MENURUT SYEKH ZULFIQAR AHMAD
A. Mahabbah (Cinta) Menurut Syekh Zulfiqar Ahmad 38
B. Prinsip-prinsip Meraih Mahabbah (Cinta) Kepada Allah.. 41
C. Murid dan Murad............................................................... 51
D. Tanda-tanda dan Krakteristik Pecinta Allah yang Tulus... 52
iv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 57
B. Saran-saran......................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 60
LAMPIRAN
v
PEDOMAN TRANSILITERASI HURUF ARAB LATIN
2012/2013.
2 ب B Be
3 ت T Te
4 ث Ts te dan es
5 ج J Je
7 خ Kh ka dan ha
8 د D De
10 ر R Er
11 ز Z Zet
12 س S Es
13 ش Sy es dan ye
vi
vii
19 غ Gh ge dan ha
20 ف F Ef
21 ق Q Ki
22 ك K Ka
23 ل L El
24 م M Em
25 ن N En
26 و W We
27 ه H Ha
28 ء ´ Apostrof
29 ي Y Ye
Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri
dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
1 َ A Fathah
2 ِ I Kasrah
3 ِ U Dammah
viii
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
1 ﻯ− Ai Fathah
2 و− Au Kasrah
Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
Kata Sandang
Kata yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال
dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti oleh huruf syamsiyyah, maupun
Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab yang dilambangkan
dengan sebuah tanda ( ّ ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. akan tetapi, hal ini
tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata
ix
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الض رورةtidak
Ta Marbûṯah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh 1 dibawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti
oleh kata sifat (na’t) lihat contoh 2. Namun jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti
kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat
contoh 3).
Contoh:
1 طريقة Ṯarîqah
Huruf Kapital
alihaksara ini huruf kapital ini juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain
untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama
diri, dan lain-lain. Penting diperhtikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang,
maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan
x
huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî, bukan Abû
Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih
aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak
tebal (bold). Jika menurut EYD. Judul ini ditulis dengan cetak miring, maka
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari
berasal dari bahasa Arab. misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd
PENDAHULUAN
yang disebut Seyyed Hossein Nasr sebagai krisis spiritual. Hal ini terjadi
karena sains dan teknologi yang dibangun atas pandangan sekuler, khususnya
Dengan kata lain dampak negatif yang terjadi tidak lain merupakan efek
belakangan dan pencemaran jiwa manusia yang bermula pada saat manusia
1
Moh. Toriquddin, Sekularitas Tasawuf, Membumikan Tasawuf dalam Dunia Modern,
(Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 64
2
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 264
1
2
manusia yang tidak menyertakan hal yang esensial dari manusia sendiri.
Manusia modern telah membakar tangan mereka dalam api yang mereka
tidak pada “pusat spiritualitas dirinya”. Untuk bisa melihat realitas secara utuh
manakala berada pada titik ketinggian dan titik pusat. Manusia bisa
nya (mata hati) sehingga mereka tidak bisa memahami hakikat keberadaanya
maka apapun yang diraih manusia modern yang berada dipinggir eksistensi
Knowledge) yang tidak utuh. Pengetahuan yang demikian tidak akan dapat
3
Tri Astutik Haryati, “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,” Jurnal IAIN
Pekalongan 8, no. 2 (November 2011): h. 316
4
Syamsuri, “Tasawuf dan Terapi Krisis Modernisme: Studi Kritis Terhadap Pemikiran
Seyyed Hossein Nasr,” Refleksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin IV, no. 2 (2002): h. 22
5
Haryati, “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,”
3
demikian menjadi wajar jika peradaban modern yang dibangun selama ini
tidak menyertakan hal yang paling esensial dalam kehidupan manusia, yaitu
dimensi spiritual.7
karenanya mereka terperosok dalam posisi terjepit yang pada gilirannya akan
6
Syamsuri, “Tasawuf dan Terapi Krisis Modernisme: Studi Kritis Terhadap Pemikiran
Seyyed Hossein Nasr,” h. 23
7
Haryati, “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,” h. 317
8
Haryati, “Modernisasi dalam Perspektif Seyyed Hossein Nasr,” h.318
9
Encung, “Tradisi dan Modernitas Perspektif Seyyed Hossein Nasr,” Teosofi: Jurnal
Tasawuf dan Pemikiran Islam 2, no. 1 (Juni 2012): h. 208
4
teguh pada janji Allah dan mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan
Istilah tasawuf belum ada pada zaman Nabi Muhammad Saw. dan
yang menjadi landasan dalam ajaran tasawuf. muncul istilah tasawuf sekitar
segera menular di kalangan masyarakat luas. Dari aspek ini, dorongan yang
paling kuat adalah sebagai reaksi terhadap gaya sekular yang berawal dari
jalan menuju illahi dan takut kepada-Nya. Sehingga tasawuf menjadi sebuah
sufi. Dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan menghindari kecintaan
pada duniawi.12
Tokoh populer yang mewakili dalam ajaran tasawuf yakni Hasan al-
melalui doktrin al-zuhd, al-khauf, dan al-raja’. Selain tokoh ini, juga Rabiah
10
Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf,(Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet 10, h. 147
11
H.A. Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1999), h. 235
12
Muhammad Solihin dan Rosihin Anwar, Ilmu Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2008)
h. 58
13
H.A. Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 233
5
Adawiyah harus dilakukan, ajaran cinta kepada Allah Swt. karena merupakan
kebutuhan saat ini di mana manusia modern telah melupakan Allah Swt.
maju ini ada seorang tokoh sufi abad ke-20 yaitu Syekh Zulfiqar Ahmad.
Lahir pada tanggal 1 April 1953 di Jhang (Punjab, Pakistan). Dia pensiun
dini sebagai tenaga ahli kelistrikan pada umur empat puluh tahun dan
tersebut diberikan oleh gurunya yakni Syekh Gulam Habib. Syekh Zulfiqar
14
Syekh Zulfiqar Ahmad, “Syekh Zulfiqar Ahmad,” Artikel diakses dari
https://www.tasawwuf.co/about-shaykh/shaykh-zulfiqar-ahmed-db/ diakses pada Kamis, 18
Oktober 2018 pukul 10:54
15
Syekh Zulfiqar Ahmad, “Syekh Zulfiqar Ahmad,”
6
Syekh Zulfiqar Ahmad tentang Konsep Mahabbah , karena yang paling tepat
Ahmad?”
Aqidah dan Filsafat Islam dan untuk dapat mengetahui konsep mahabbah
(cinta) Syekh Zulfiqar Ahmad . Sedangkan manfaat penelitian ini antara lain:
tasawuf.
D. Tinjauan Pustaka
Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadits tahun 2001. Dalam skripsi tersebut
kecenderungan manusia suka pada keindahan, karena Allah adalah yang Maha
Indah. Dengan kata lain bahwa skripsi tersebut hanya membahas cinta seorang
tersebut memaparkan tiga konsep cinta dalam pemikiran Ibnu ‘Arabi yaitu:
cinta alami, cinta spiritual dan cinta kudus. Dari sini dapat diketahui bahwa
dalam skripsi tersebut hanya menjelaskan konsep cinta Ibnu Arabi dan lebih
Dengan demikian dapat diketahui bahwa skripsi tersebut lebih dekat pada
telaah filsafat.
menurut beliau ajaran cinta ada dua yaitu; pertama cinta karena rindu, ini
tercermin pada aksi untuk senantiasa merasakan cinta hanya kepada Sang
Khaliq Swt. Kecintaan Rabi’ah al-Adawiyyah kepada Tuhan yang tidak takut
sosial, cinta pada tahap ini tercermin dari tahapan tawakkal, dari Ridla, Sabar
dan khusus pada Rabi’ah al-Adawiyyah cinta pada tahapan ini membawa
skripsi tersebut menjelaskan hubungan antara cinta dan akal, dimana orang
yang bercinta sering tak berakal dan orang yang berakal belum tentu mampu
pengertian dan makna cinta yang dihubungkan dengan Ittihad, hulul, wahdat
al-wujud yang pada garis besarnya bahwa cinta adalah pengarah antara hamba
penulis akan menegaskan tidak ada kesamaan dengan beberapa skripsi di atas.
Syekh Zulfiqar Ahmad. Sumber data yang saya ambil dari buku Cinta Abadi
Para Kekasaih Allah, sebagai karya besar dari Syekh Zulfiqar Ahmad,
E. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
data adalah:
Zulfiqar Ahmad.
16
Mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mencari data dan informasi, dengan
bantuan materi yang ada diperpustakaan. Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: Rineka
Cipta, 1992), h. 63
17
Metode deskriptif adalah metode secara umum mencoba memberikan penjelasan secara
menyeluruh tentang suatu obyek untuk memperjelas sebuah kajian tertentu. Consevela G. Sevilla,
Pengantar Metode Penelitian, Penerjemah Alimudin Tawu, (Jakarta: UI-Press, 1993), h. 24
10
dijadikan bahan refrensi dan literatur dalam penulisan skripsi ini. Yang
terutama adalah Cinta Abadi Para Kekasaih Allah, sebagai karya besar
mengenai mahabbah.
berikut:
Bandung.
11
mengenai Mahabbah.
Tekhnik analisis data yang penulis gunakan ialah deskripsi analisis. Pada
tekhnik ini, penulis akan menggambarkan baik secara global maupun rinci
2012/2013.
18
Saifudin Anwar, MA. Metode Penelitian, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 1998), h.
91
19
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1997), hlm 36-
62
12
F. Sistematika Penulisan
berikut:
riwayat hidup, guru spiritual (mursyid), jalan spiritual (tarekat) , dan karya
Bab III (Pengertian Mahabbah (Cinta)) terdiri dari empat sub bab:
Adawiyah.
A. Riwayat Hidup
seorang tenaga ahli listrik lalu pensiun dini dari jabatannya sebagai seorang
tenaga ahli listrik pada usia empat puluh tahun untuk mengabdikan diri
sepenuhnya pada agama. Ini adalah bukti cinta yang mendalam kepada Allah
(Punjab, Pakistan). Ia dilahirkan dari kedua orang tua yang sangat taat dalam
dilakukan sebelum matahari terbit. ibunya juga seorang wanita yang sangat
Syekh Zulfiqar Ahmad menulis cerita tentang ibunya, “Pada suatu malam, ia
tidur di tempat tidur ibunya. Ketika Syekh Zulfiqar Ahmad terbangun dan
melihat ibunya tidak ada di tempat tidur. Ternyata ibunya sedang duduk di
berdoa dengan suara yang keras dan mengeluarkan air mata. Syekh Zulfiqar
Ahmad berkata, “Saya tidak pernah melihat siapapun yang menangis lebih
dari ibu saya di tahajud.” Dan di dalam doa ibunya nama Syekh Zulfiqar
1
Shaykh Zulfiqar Ahmad, “Syekh Zulfiqar Ahmad,” Artikel diakses dari
https://www.tasawwuf.co/about-shaykh/shaykh-zulfiqar-ahmed-db/ diakses pada Kamis, 18
Oktober 2018 pukul 10:54
13
14
Ahmad disebut dan membuat dirinya bahagia.” Syekh Zulfiqar Ahmad juga
memiliki kakak laki-laki yg bernama Malik Ahmad Ali, yang sangat berperan
dengan ketat dan penuh kasih untuk menjaga dirinya dari pergaulan bebas.2
Pada masa kecil, ketika kelas lima Syekh Zulfiqar Ahmad sudah
mulai ikut dalam kegiatan Jamaah Tabligh. Ia juga belajar bahasa Arab dan
BSC, ia juga mempelajari beberapa buku hadits. Selama periode ini, ketika ia
Saw. Karena ia merasa dirinya masih banyak kekurangan dari apa yang dia
pelajari.3
terinspirasi, kisah Sari As-Saqathi dan Jarjani oleh Syekh Maulana Zakarya.
menggunakan waktu ini untuk membaca Subhanallah tujuh puluh kali.” Oleh
karena itu jarjani berhenti memakan roti dan hanya bertahan dengan makan
beberapa selai gandum kering.” Dan karena kisah ini Syekh Zulfiqar Ahmad
membaca Subhanallah siang dan malam serta ia mengurangi tidur dan makan.
2
Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys
Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”
3
Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys
Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”
15
Pada suatu hari, sebuah pandangan rahmat Allah turun kepada Syekh
shalat tahajud dia tertidur, dan dia melihat di dalam mimpinya Sayidina Abu
Bakar Siddiq meletakkan dua jari dihati Syekh Zulfiqar Ahmad dan berkata
Allah... Allah... Allah. lalu ia terbangun, tiba-tiba ada getaran ditubuh dan
detak jantungnya cepat tetapi lembut jelas terasa di hati. Ketika itu menjadi tak
Zulfiqar Ahmad diminta untuk menulis surat kepada Wali Allah Syekh Babu
Jee Abdullah. setelah beberapa hari, dia menjawab bahwa “hatimu telah
pemandu spiritual. Allah Swt. akan menunjukkan ratusan ribu orang arah
menuju jalan yang benar melalui dirimu. Jika kamu tidak bergabung dengan
Setelah Syekh Zulfiqar Ahmad mendiskusikan kembali surat itu dengan Syekh
4
Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys
Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”
5
Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys
Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”
16
akan sangat sulit. Syekh Zawwar Hussein Shah menjawab bahwa untuk
sumpah perusahaan telah dibuat tidak ada. Seperti yang diceritakan oleh
Syekh Zulfiqar Ahmad, berita ini memberi kehidupan baru baginya. Setelah
seorang manusia yang dibuat oleh Syekh Wajeehuddin kalau tidak saya adalah
hewan.”6
dimana dia biasa menghabiskan waktu tujuh jam sehari untuk melakukan
dirumah seorang teman dan setiap harinya dia mendatangi perusahaan Syekh
hari, Syekh Zulfiqar Ahmad kembali kerumah dimana ia mulai bekerja selain
menyelesaikan hafalan Qur’an serta belajar bahasa Arab dan pelajaran agama.
Sumpah kedua, Setelah kematian Syekh Zawwar Husein Shah, desakan upaya
Syekh Ghulam Habib.7 Pada akhirnya Syekh Zulfiqar Ahmad dibimbing oleh
dirinya.
6
Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys
Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”
7
Shaykh Hafiz Muhammad Ibrahim Naqshabandi, “Brief Introduction of Legendrys
Scholar Hazrat Moulana Zulfiqar Naqshabandi Mujadidi,”
17
memberikan ceramah dengan bahasa inggris dan urdu. diantara negara yang
bukti cintanya yang mendalam kepada Allah, dedikasi tanpa kompromi untuk
menjadi pecinta Allah Swt. dan banyak yang terus maju mengejar Islam klasik
belajar dan menjadi ahli agama. Murid-muridnya berasal dari orang awam
diri kepada Allah. karena cinta kepada Allah adalah tujuan yang paling hakiki.
Ia tak ingin manusia tertawan oleh cinta terhadap dunia materi yang di mana
terjadi pada masa sekarang ini. Manusia terbuai oleh cinta duniawi yang
8
Shaykh Zulfiqar Ahmad,” Biographical Sketch of Syakh Zulfiqar Ahmad,” Artikel
diakses dari https://www.facebook.com/ShaykhZulfiqarAhmad/photos/biographical-sketch-of-
shaykh-zulfiqar-ahmad-damat-barakatuhumeducational-curric/740916709255057/ diakses pada
Jum’at, 7 September 2018 pukul 14:30
9
Shaykh Zulfiqar Ahmad, “Syekh Zulfiqar Ahmad,”
18
tentang cinta kepada Allah Swt. untuk menghibur hati mereka. Namun, yang
sebenarnya adalah bahwa dalam Pengadilan Raja Cinta (Allah), tidak ada hal-
jasmani dan terserap pasrah mengikuti apa saja yang dinginkan oleh
nafsunya. Dahulu di mana dada mereka senantiasa bersinar seperti bara api
yang memerah yang membakar karena cinta kepada Allah Swt. yang intens,
namun sekarang tidak lain dari pada sekedar abu. Manusia menjadi tidak
kenal dengan realitas batin hakikat ibadah. Mereka menghadiri shalat, tetapi
tidak hadir dalam semangat. Mereka menahan diri untuk tidak makan dan
minum selama puasa, namun mereka tidak sepenuhnya menahan diri dari
dosa. Kondisi puasa mereka meluas hingga perut mereka, namun gagal dalam
10
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, Penerjemah Munir (Bandung:
Marja, 2002) h. 12
11
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 107
12
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h.12
13
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 108
19
Ahmad kita berbeda dengan para pendahulu (aslaf) mereka pencari Allah
Swt. dan kita pencari dunia materi. Perbedaannya jauh bagaikan langit dan
bumi, mereka membinasakan nafsu mereka, sedang kita tunduk kepada nafsu
kita. Mereka adalah orang-orang yang berjuang di jalan lurus, sementara kita
secara pasif mendekatkan diri kepada kuburan. Mereka sangat baik dan
terbuka satu sama lain, sementara kita memiliki kebencian dan iri hati satu
kehilangan segala kehormatan. Hati mereka penuh dengan cinta kepada Allah
Swt, sementara hati kita hampa dari cinta semacam itu. Kondisi kita yang
memalukan ini telah mencapai jurang sedemikian dalam sehingga doa orang-
orang shaleh kita pun kehilangan pengaruh, kecuali mereka yang diterima
karena mereka jauh dari Tuhan dan dengan sungguh-sungguh berdoa agar
14
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 108
15
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 109
16
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 109
17
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 109
20
beribadah, dan lebih sedikit lagi yang menggunakan waktu ini untuk menarik
hanya untuk bersenang-senang dan hiburan, lalu digunakan untuk tidur dan
buka hingga jam dua malam. Ketika jam dua dan waktu shalat tahajud mulai,
orang-orang ini segera tidur dan kemudian ketinggalan shalat subuh. Banyak
yang dia dapatkan untuk menjaga keamanan lebih besar dibanding nilai shalat
tahajud, padahal Allah menjanjikan pemberian dan tawaran yang lebih besar
mengisi hati seseorang dengan cahaya spiritual. Namun kita perlu bersyukur
18
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 110
21
kepada Allah Swt. karena masih ada sebagian orang yang bersedih dengan
pembimbing dalam dunia tarekat, yang telah memperoleh izin atau ijazah dari
guru mursyid di atasnya yang tersambung sampai kepada guru mursyid pendiri
tarekat yang menyambung sampai Rasulullah Saw. Untuk mentalqin zikir atau
laqab tersebut karena perjalanannya yang luas keliling dunia untuk mengabdi
pada agama dan banyak muridnya yang tersebar diseluruh dunia. Dia adalah
hadits sangat luas. Banyak ulama yang hebat juga telah memberi kesaksian
19
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 111
20
Syekh Abdur Rahim Naqshabandi Mujadidi, “Biografi Syekh Ghulam Habib,” artikel
diakses dari http://khanqah-e-habibiya.com/Biography.html diakses pada Jum’at, 28 September
2018 pukul 19:14
22
syekh yang menjadi mursyidnya, dan ini amatlah penting agar dapat diketahui
keyakinan, dan agama. Sedangkan, menurut istilah bahwa tarekat adalah jalan
atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengamalkan ilmu
Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.21 Syekh Zulfiqar Ahmad otorisasi secara resmi
lima ajaran yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah. Ajaran yang pertama
21
H.A. Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqshabandiah, (Jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1996),
cet. 2, h. 6
Shaykh Zulfiqar Ahmad, “Syakh Zulfiqar Ahmad,”
22
Vivin Dwi Fatmala, “Imam Rabbani Syaikh Ahmad al-Faruqi al-Sirhindi,” Artikel
23
adalah metode zikir, dimulai dari sepuluh lataif (jamak dari latifa), secara
diantaranya milik ‘Alam al-Amr adalah Qalb, Ruh, Sirr, Khafi, dan Akhfa, dan
lima lagi dari ‘Alam al-Khalq adalah Nafs dan empat elemen (api, udara, air,
dan bumi). Dari ajaran kesepuluh dan seterusnya adalah metode muraqabah
Memandu para pencari di jalan spiritual untuk menjadi lebih dekat dengan
Karya-karya Syekh Zulfiqar Ahmad lebih dari dua puluh judul buku,
dan buku pertama beliau ialah “Love For Allah” yang diterbitkan dalam
“Cinta Abadi Para Kekasih Allah”. Awal inspirasi Syekh Zulfiqar Ahmad
membuat sebuah tulisan atau buku Love For Allah adalah saat melakukan
surat seorang teman. Karena suratnya ditulis dengan kata-kata yang benar-
benar indah, muncul pikiran dalam hatinya: jika seorang pencari (murid) dapat
25
Talib Ghaffari, “Pelajaran dari Tarekat Naqsyabandi Mujadidi.” Artikel diakses dari
http://maktabah.org/blog/?p=227 diakses pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 22:50
24
maka Faqir ini juga harus menulis sesuatu bagi kekasihnya tentang cinta
yang diletakkan di atas kertas, arus pikirannya terus mengalir tanpa henti.
Karena Disatu sisi, ada sejumlah pertemuan untuk dihadiri dan banyak orang
untuk ditemui dan, disisi lain, tidak adanya waktu dan ketatnya perjalanan.
26
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 11
27
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h.12
28
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 12
BAB III
A. Mahabbah (Cinta)
1. Secara Etimologi
mengatakan mahabbah lawan dari al-Baghd, yakni cinta lawan dari benci.
Mahabbah dapat pula diartikan al-Wadud yang berarti sangat kasih atau
penyayang.1
sayang sekali, b) kasih sekali, c) ingin sekali, berharap sekali, rindu, makin
kata “al-habâb” yang berarti “air meluap ketika hujan deras turun”.
merindukan kekasih.4
1
Badrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, (Serang: A-Empat, 2015) h. 71
2
KBBI, pencarian ‘cinta’ diakses dari https://kbbi.web.id/cinta diakses pada Minggu, 1
Oktober 2018 pukul 20:29
3
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia,
1993), h. 366
4
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Raudhatul Muhibbin: Taman Orang-orang yang Jatuh
Cinta dan Memendam Rindu, Penerjemah Fuad Syaifudin Nur (Jakarta: Qisthi Press, 2011) h. 25
25
26
kata “hubb” yang berarti bejana besar yang dapat dipakai untuk memuat
berbagai macam benda sampai penuh sehingga tidak ada ruang lagi untuk
kata “hubb” yang berarti empat batang kayu yang digunakan untuk
seorang pecinta selalu siap memikul beban apapun demi sang kekasih
hatinya diliputi dengan kecintaanya, dan tak ada yang dapat mengisi
hatinya kecuali yang dicinta. Dirinya ingin menyatu dengan yang dicinta
2. Secara Terminologi
dapat dilukiskan dengan suatu gambaran dan tidak dapat dibatasi dengan
5
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Raudhatul Muhibbin: Taman Orang-orang yang Jatuh
Cinta dan Memendam Rindu, h. 26
6
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Raudhatul Muhibbin: Taman Orang-orang yang Jatuh
Cinta dan Memendam Rindu, h. 26
7
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf: Sebuah Kajian Tematik, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2016), h. 55
27
wujud itu sendiri, karena pada dasarnya definisi hanya berlaku untuk ilmu.
lubuk hati para pengagungnya. Tak ada yang dapat diutarakan kecuali
perasaan cinta itu sendiri. Tak ada yang dapat dibicarakan tentangnya
demikian, kaum sufi tetap menguraikan tentang makna cinta dalam segala
bentuk keterbatasannya.
paling tinggi karena setelah derajat itu tak ada lagi kecuali hanya buah dari
cinta itu sendiri yang selalu selaras dengannya, Seperti: kerinduan, damai,
dan ridla. Adapun maqamat-maqamat yang ada sebelum cinta adalah tak
8
Syekh ‘Abdul Qadir ‘Isa, Cetak Biru Tasawuf: Spiritualitas Ideal dalam Islam,
Penerjemah Tim Ciputat Press (Ciputat: Ciputat Press, 2007), h.257
9
Syekh ‘Abdul Qadir ‘Isa, “Cetak Biru Tasawuf: Spiritualitas Ideal dalam Islam,”
Penerjemah Tim Ciputat Press (Ciputat: Ciputat Press, 2007), h.257
28
kebahagian dari iradah. Iradah itu tidak berkaitan kecuali apa yang dapat
Hal ini dapat dilihat dari ucapannya, “Barang siapa yang mencintai sesuatu
10
Badrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, h. 64
11
Rahmi Damis, “Al-Mahabbah dalam Pandangan Sufi,” Artikel diakses dari
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sls/article/view/4693/4246 diakses pada Rabu. 17
Oktober 2018 pukul 14:14
12
Badrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, h. 64
29
kepada-Nya.”13
(Allah).”15
melawan pada-Nya.
13
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ihsan, Penerjemah Zaimul
Am,(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007), h. 33
14
Imam al-Qusyairi, Risalah Qusyairiyah, Penerjemah Ma’ruf Zariq dan Ali Abdul
Hamid, (Jakarta: Darul Khair, 1998), h. 479
15
Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet 10, h. 203
30
nya termasuk pada pengertian pertama. Sejalan dengan itu, menurut Abu
16
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010),
cet 12, h. 55
31
mahabbah adalah suatu keadaan jiwa yang mencintai Allah dan tak ada
Ketahuilah umat itu sependapat jika cinta kepada Allah Swt. itu wajib
yang ditetapkan dengan dalil qath’i (pasti). Dan, bagaimana diwajibkan apa
yang tidak ada wujud baginya. Juga bagaimana kecintaan itu ditafsirkan
dengan taat, dan taat itu mengikuti kecintaan serta buahnya. Maka tidak boleh
17
Abu Nashr as-Sarraj, Al-Luma’ rujukan lengkap ilmu tasawuf, Penerjemah Wasmukan
dan Samson Rahman (Surabaya: Risalah Gusti, 2014) h. 121
32
menaati orang yang dicintai. dan, yang menunjukkan atas ketetapan kecintaan
ٍ ِ
ُف يَأْتِي اللَّهُ بَِق ْوم يُ ِحبُّ ُه ْم َويُ ِحبُّونَه ِِ ِ
َ َآمنُوا َم ْن يَ ْرتَ َّد م ْن ُك ْم َع ْن دينه ف
َ س ْو َ ين
ِ َّ
َ يَا أَيُّ َها الذ
يم ِ قُل إِ ْن ُك ْنتم تُ ِحبُّو َن اللَّه فَاتَّبِعونِي يحبِب ُكم اللَّه وي ْغ ِفر لَ ُكم ذُنُوب ُكم واللَّه غَ ُف
ٌ ور َرح
ٌ ُ َ ْ َ ْ ْ ََ ُ ُ ْ ْ ُ ُ َ ُْ ْ
18
Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin: Zuhud, Cinta, dan Kematian, (Jakarta: Republika
Penerbit, 2013), h. 191
33
para hamba sebelum cinta mereka kepada-Nya. Sedangkan pada surah Ali
cinta-Nya kepada para hamba. Dan pada surah al-Baqarah/2: 165, Allah
mereka.19
Menurut Imam al-Qusyairi, cinta adalah suatu hal yang mulia. Allah
beriman sangat cinta kepada Allah, hal itu merupakan bagian dari tuntutan
iman yang nyata dan besar tentang mahabbah terhadap Allah, mahabbah
dianugerahkannya.”21
Dalam surah al-Maidah/5: 54, Said Hawa menafsirkan ayat ini terkait
makna mahabbah, “Di dalam maksud ayat tersebut, Allah meridai amal mereka
terhadap ketetapan Allah, di samping itu mereka berprilaku pada jalan yang
19
Abu Nashr as-Sarraj, Al-Luma’ rujukan lengkap ilmu tasawuf, h.118
20
Imam al-Qusyairi, Risalah Qusyairiyah, h. 475
21
Septiawadi, Tafsir Sufistik: Said Hawa dalam Al-Asas fi Al-Tafsir, (Jakarta: Lectura
Press, 2013), h. 239
34
disukainya.”22
dipandang sebagai pelopor tasawuf mahabbah dan dikenang sebagai “Ibu Para
Sufi Besar (The Mother of The Grand Master). Bukan hanya itu, karena
hebat ini menjadi simbol cinta spiritual dan sufistk, yang pemikiran dan sejarah
tokoh sufi perempuan hanya Rabiah al-Adawiyah yang paling banyak ditulis
dan dikaji oleh orang, baik dari kalangan sesama sufi maupun para penyair.
Seperti, Abu Amr al-Jahizh (Bayan wa al-Tibyan), Abu Thalib al-Makki (Qut
dalam doanya ia tidak mau meminta hal-hal yang bersifat materi dari Tuhan. Ia
betul-betul hidup dalam keadaan zuhud dan hanya ingin berada dekat pada
22
Septiawadi, Tafsir Sufistik: Said Hawa dalam Al-Asas fi Al-Tafsir, h.247
23
Muhammad Muhibbuddin, Kitab Cinta Ulama Klasik Dunia, (Yogyakarta: Araska,
2018), h. 20
35
Tuhan. Pada akhirnya Tuhan baginya merupakan zat yang dicintai dan
berawal dari ajaran khauf (takut) dan raja’ (berharap), Lalu dikembangkan oleh
Rabiah al- Adawiyah ketingkat Mahabbah. Cinta suci yang murni itu lebih
sebelah tangannya dan air ditangannya yang sebelah lagi sambil berlari dengan
cepat. Orang-orang bertanya kepadanya ihwal arti dari perbuatannya itu dan
menyiramkan air ke dalam neraka, agar kedua hijab (yang menjadi penghalang
untuk melihat Allah secara benar) sama sekali akan hilang bagi mereka yang
beribadah, dan tujuan mereka menjadi pasti, serta hamba-hamba Allah akan
bisa melihat-Nya tanpa disertai perasaan khauf dan raja’.” Aku beribadah
kepada Allah bukan karena takut neraka dan bukan karena ingin surga. Aku
bukankah beribadah kepada Allah adalah tugas kita. Dia layak disembah tanpa
24
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 55
25
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 56
26
Margaret Smith, kala Tuhan “Jatuh Cinta”: Biografi Ringkas dan Ajaran-ajaran Para
Kekasih Allah, Penerjemah Nuruddin Hidayat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2007), h. 24
36
paling baik bagi seorang hamba untuk mendekati Allah? Rabiah al-Adawiyah
menangis dan menjawab: “Bagaimana bisa orang seperti aku ditanya hal
seperti itu? Cara yang paling baik bagi seorang hamba untuk mendekati Allah
adalah bahwa dia harus tau bahwa dia tidak boleh mencintai apapun di dunia
cintaku kepada Tuhan tidak meninggalkan ruang kosong dalam diriku untuk
rasa benci kepada setan.” Ia pun pernah ditanya tentang cintanya kepada Nabi
diutamakan olehnya: Allah atau cinta? Jawabnya tentu saja Allah. Kenapa?
27
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 56
28
Abdurrahman as-Sulami, Sufi-sufi Wanita: Tradisi yang Tercadari, Penerjemah Ahsin
Mohammad (Bandung: Pustaka Hidayah, 2004), h. 90
29
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, h. 58
37
Nya dan tak ada lagi ruang dihatinya untuk mencintai selain Allah. cinta suci
30
Muhammad Muhibbuddin, Kitab Cinta Ulama Klasik Dunia, h. 15
BAB IV
rindu ingin bertemu Kekasih.1 Sebagian para ulama sufi juga mengatakan
bahwa cinta adalah kecenderungan yang abadi dalam hati yang dimabuk rindu.
Seorang pecinta yang sedang dimabuk rindu, tiada yang dia harapkan kecuali
untuk tertarik kepada sesuatu yang lain. Cintanya kepada Allah telah menutup
kesempurnaan Dzat Allah, tanpa motivasi lain hanya Allah. Allah telah
1
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 23
2
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, Cinta Abadi Para Kekasih
Allah, Penerjemah Munir (Bandung: Marja, 2002), h. 20
38
39
mata cintanya kepada Allah. ia tidak peduli dengan surga dan neraka,
kesenangan surga dan lainnya. Maka tidak ada tujuan yang paling hakiki yang
sudah dipenuhi oleh Allah dan tidak ada selain-Nya, tak ada yang dapat
jiwanya telah dipenuhi oleh cinta ilahiyah, maka tidak ada yang lain di dalam
menghapus segala sesuatu kecuali Allah Swt. dari hati pecinta yang tulus.
hatinya tidak memiliki ruang bagi yang lain selain Allah Swt. terkait dengan
hal itu, ia mengutip perkataan Hadrat Syibli rah. “Cinta (mahabbah) disebut
cinta karena ia menghapus segala sesuatu dari hati kecuali kekasih.”4 Hati
3
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 21
4
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 23
40
segala sesuatu yang bukan Allah didalam hatinya, karena hanya Allah yang
sifat kemanusiaan (nasut) yang ada pada diri seorang pecinta, segala sesuatu
hidup dan jiwa raganya hanya untuk Allah, bahkan dia rela untuk
segalanya hanya Allah, selain Allah salah dan palsu. Apapun kenikmatan
dunia ini tiada artinya jika dibandingkan dengan Allah. Syekh Zulfiqar Ahmad
mengatakan:
5
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 20
6
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 23
7
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 21
41
pergi dengan kemuliaan dunia dan akhirat. Hal itu dikarenakan Nabi
َحب
َ ال َْم ْرءُ َم َع َم ْن أ
Ahmad, dapat dipahami bahwa mahabbah adalah hasrat cinta yang sangat
tertarik kepada sesuatu yang lain dan tidak memberikan ruang sedikitpun
untuk yang lain selain Allah Swt. dan ia menghapus sifat-sifat yang dimiliki
dan menggantikan dengan sifat Kekasih. Dan dia melakukan semua hal itu
dengan perjuangan dan pengorbanan untuk bisa bertemu dengan Allah Swt.
benih cinta-Nya di hati setiap manusia saat penciptaan mereka. karena itulah
setiap manusia dilahirkan dalam kondisi awal (fitrah) berislam. Jika cinta
8
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 23
42
kepada Allah yang inheren ini dihilangkan dari manusia, yang tersisa hanyalah
kebinatangan. Tidak ada yang pantas ada dalam kehidupan yang temporal ini
kecuali cinta Allah Swt.9 Cinta kepada Allah adalah tujuan yang hakiki (‘isyq
haqiqi), cinta kepada selain-Nya adalah palsu (‘isyq majazi) karena ditujukan
Seorang pencari (salik) yang ingin meraih cinta kepada Allah Swt.
Allah. Mencintai Allah bukan hal yang mudah, harus ada usaha keras dari
seorang pencari untuk meraih cinta kepada Allah. Syekh Zulfiqar Ahmad
Allah”, ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan, agar dengan itu
dia bisa sampai pada derajat seorang hamba yang betul-betul mencintai-Nya,
dan bisa menempuh jalan yang dilalui oleh orang-orang mulia. di antara
prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan agar kita bisa meraih cinta kepada
Allah adalah:
khazanah, karena itu tidak dapat diperoleh jika seseorang tidak aktif
mencarinya.10
9
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, Penerjemah Munir (Bandung:
Marja, 2002), h. 16
10
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 113
43
yang mengaku cinta, sebatas pengakuan saja itu hal mudah, tetapi
pembuktian pengakuan itu hal yang sulit. Maka dari setiap pencari
sungguh-sungguh.
mengatakan:12
sehingga hanya ada Allah yang ada di dalam hatinya. Syekh Zulfiqar
11
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 114
12
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 114
13
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 114
44
bahwasanya:
14
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 114
15
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 115
45
seorang pencari.
Akhirat
Ahmad mengatakan:
Allah Swt.
hatinya kosong dari keinginan yang didiktekan oleh nafsu yang hina.
3. Memperbanyak Tahlil
ampuh bagi seorang pencari untuk dapat meraih cinta kepada Allah,
mengatakan:
illallah secara terus menerus dan hatinya telah bersih dari segala
18
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 115
47
dengan lidah.
diam, tanpa bernafas, dan tanpa gerakan tubuh, seperti yang diajarkan
oleh para penguasa jalan mulia ini. nafi berarti negasi dan mengacu
pada bagian pertama “la ilaha” (tidak ada Tuhan), dan atbhāt berarti
pencari harus fokus pada makna dari kata-kata mulia ini. Ketika
selain Allah Swt. kalimat “La ilaha illallah” yang dibaca olehnya
mengungkapkan:
4. Merenung (Fikr)
mencapai cinta kepada Allah Swt. Menurut metode dzikir ini, pencari
19
Talib Ghaffari, “Pelajaran dari Tarekat Naqsyabandi Mujadidi.” Artikel diakses dari
http://maktabah.org/blog/?p=227 diakses pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 22:50
20
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 117
48
berikut ini:
dalam hati.22
21
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 116
Talib Ghaffari, “Pelajaran dari Tarekat Naqsyabandi Mujadidi.”
22
49
tindakan (shadiqin)
juga akan menjadi pecinta. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan
يحا َخبِي َثة ِ َوإ ِ َّما أَنْ َت، ِير إ ِ َّما أَنْ ُي ْح ِر َق ثِ َيا َب َك
ً ج َد ِر ِ َو َنافِ ُخ ا ْلك، َط ِّي َب ًة
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat
seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual
minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau
bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi
(percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau
tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”
bertemen dengan orang buruk kita akan ikut buruk atau terkena imbas
dari keburukannya.
21 berikut:
yang utuh dari seorang pencari (salik) serta siap mengorbankan apa saja demi
tenaga ini dan akhirnya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
23
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 117
24
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 118
51
pada usaha dan ibadahnya sendiri. Kedua disebut murad (yang dicari),
Muhammad Saw. Nabi Musa As. adalah pecinta Allah (muhibbullah), sedang
Swt. dibukit Sinai. Allah Swt. didalam al-Qur’an surah /7: 143 berikut:
وس ٰى لِ ِم ي قَ اتِنَ ا
َ َُولَم ا َج اءَ م
ِى بِع ب ِد ه ِ
ْ َ ٰ َس َر
ْ ح ا َن ال ذ ي أ
َ ْسُ ب
dijemput untuk bertemu Allah Swt. Dari keduanya kita dapat melihat
25
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h.123
26
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h.123
52
perbedaan antara murid dan murad, yang diperintahkan untuk menemui dan
kenikmatan cinta (‘isyq) yang sebenarnya tercapai. Ketika pecinta tahu bahwa
yang tulus, maka dapat dilihat dari tanda-tandanya. Seorang pecinta yang tulus
yang tulus ditemukan di wajahnya yang bersinar dan akhlaknya yang mulia,
27
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 124
28
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 125
29
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 125
30
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 127
53
َ ِادتْ ُه ْم إ
يمانًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَتَ َوكلُو َن َ آيَاتُهُ َز
ketika asma Allah disebut di hadapan mereka, hati mereka bergetar. dibacakan
ayat-ayat Allah, iman mereka bertambah kuat. Dan mereka adalah orang yang
dan ia tetap tidak terpengaruh oleh glamornya dunia.32 Objek-objek dunia juga
tidak memberikan arti penting dibandingkan dengan ridha Allah Swt. dunia
yang rusak ini tidak memiliki arti. ia tidak memperhatikan sesuatu apapun
selain kekasihnya. Hatinya telah kosong dari cinta segala sesuatu selain Allah
cinta dalam hati pecinta yang tulus pun menumbuhkan semangat dan dimensi.
Tidak ada batasan bagi keindahan Allah Swt. dan tidak ada batasan bagi
pecinta yang intens. Dengan demikian, tidak ada lagi kemungkinan untuk
tertarik oleh yang lain.34 Syekh Zulfiqar Ahmad mengutip perkataan seorang
penyair bahwasanya:
31
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 128
32
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 129
33
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 129
34
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 66
54
cinta, seluruh kehidupan pecinta mengikuti hukum syariat dan sunnah Nabi
Muhammad Saw memotong dan memakan ini?” tak satu pun ulama yang
dan kuning. Latihan spiritual yang intens dan ketaatan yang berlebihan sering
35
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 67
36
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 129
55
adalah mata yang selalu basah dengan air mata, karena kegelisahan hati
Pecinta yang tulus tidak dikalahkan oleh kenikmatan yang rakus, sebaliknya ia
wali berbicara hanya sesuai keperluan. Jika tidak demikian, ibadah mereka
yang akan tetap diam. Karakteristik pecinta yang tulus ke enam adalah tidur
yang tulus rindu bercakap-cakap akrab dengan kekasihnya. Tidak ada waktu
yang lebih baik kecuali di kegelepan malam. Karena itu, menjadi kebiasaan
pecinta untuk bangun malam shalat tahajud agar senang dengan rahasianya
dan menarik Kekasih melalui keluh kesah dan air mata. Terlepas dari
ibadahnya setiap malam, pecinta yang tulus tidak pernah merasa telah
Ahmad mengatakan:
37
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 131
38
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 67
56
dengan hati. adapun yang dapat mengetahui selain sang pecinta itupun hanya
orang terdekatnya, dan orang itu mengetahui dari sikap prilaku diri seorang
pecinta seperti melaksanakan perintah Allah baik yang wajib maupun sunnah
39
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 67
40
Syekh Zulfiqar Ahmad, Cinta Abadi Para Kekasih Allah, h. 68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah kondisi hati dimana pecinta rindu ingin bertemu Kekasih. Ia melewati
cinta dan rindu kepada Allah telah menjadi motivasi di dalam hidupnya dan
dirinya senang.
seorang pecinta. Hatinya selalu menolak untuk tertarik kepada sesuatu yang
lain. Ia juga telah menghapus segala sesuatu dihatinya kecuali Allah, hatinya
tidak memiliki ruang bagi yang lain karena hanya Allah yang boleh mengisi
hidup dan jiwa raganya hanya untuk Allah, bahkan dia rela untuk
57
58
B. Saran-saran
Karena cinta kepada Allah harus ada pada diri manusia, seperti yang dikatakan
oleh Syekh Zulfiqar Ahmad, “Jika cinta kepada Allah yang inheren ini
dihilangkan dari manusia, yang tersisa hanyalah kebinatangan. Tidak ada yang
pantas ada dalam kehidupan yang temporal ini kecuali cinta Allah Swt.” cinta
kepada Allah adalah tujuan yang hakiki (‘isyq haqiqi), cinta kepada selain-Nya
adalah palsu (‘isyq majazi) karena ditujukan demi pemenuhan nafsu hina
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Qadir ‘Isa, Syaikh Abdul’. Cetak Biru Tasawuf Spiritualitas Ideal dalam
Islam, Penerjemah Tim Ciputat Press, Ciputat: Ciputat Press, 2007.
60
Rivay Siregar, H.A. Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1999.
Smith, Margaret. Kala Tuhan “Jatuh Cinta”: Biografi Ringkas dan Ajaran-
ajaran Para Kekasih Allah, Penerjemah Nuruddin Hidayat,
Bandung: Pustaka Hidayah, 2007.
Jurnal
61
Syamsuri, “Tasawuf dan Terapi Krisis Modernisme: Studi Kritis Terhadap
Pemikiran Seyyed Hossein Nasr,” Refleksi: Jurnal Ilmu-Ilmu
Ushuluddin IV, no. 2 (2002): h. 19-43.
Web
62
Lampiran 1
Silsilah Sanad
Silsilah sanad keguruan dari Syekh Zulfiqar Ahmad sebagai mata
rantai dengan guru-gurunya, yaitu:
1. Rasulullah Saw.
2. Sayidina Abu Bakar Ash-Siddiq r.a
3. Sayidina Salman al-Farisi r.a
4. Sayidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash-Siddiq r.a
5. Imam Ja’far Ash-Shadiq r.a
6. Syekh Abu Yazid Al-Busthami
7. Syekh Abu Hasan Ali bin Abu Ja’far Al Kharqani q.s
8. Syekh Abul Qasim Gorgani q.s
9. Syekh Abu Ali Al-Fadl bin Muhammad Ath-Thusi Al
Farmadhi q.s
10. Syekh Abu Yaqub Yusuf Al-Hamdany q.s
11. Syekh Abdul Khaliq Al-Ghajdawani q.s
12. Syekh Muhammad Arif Riwgari q.s
13. Syekh Mahmud Al-Injir Al-Faghnawy q.s
14. Syekh Ali Ar-Ramitany q.s
15. Syekh Muhammad Baba As-Samasi q.s
16. Sayyid Amir Kulal bin Sayyid Hamzah q.s
17. Syekh Muhammad Baha’uddin al-Naqshaband q.s
18. Syekh Muhammad Ala’uddin Attar q.s
19. Syekh Yaqub Al-Jarkhi q.s
20. Syekh Nashiruddin Ubaidullah Al-Ahrar q.s
21. Syekh Muhammad Az-Zahid q.s
22. Syekh Darwish Muhammad q.s
23. Syekh Muhammad Al-Khawajiki Al-Amkani q.s
24. Syekh Muhammad Al-Baqibillah q.s
25. Syekh Ahmad Al-Faruqy As-Sirhindy
26. Syekh Muhammad Ma’shum q.s
27. Syekh Muhammad Syaifuddin q.s
28. Syekh Muhammad Muhsin q.s
29. Syekh Nur Muhammad Al-Badwany q.s
30. Syekh Mirza Mazhar q.s
31. Syekh Ghulam Ali q.s
32. Syekh Abu Sa’id Al-Faruqi q.s
33. Syekh Ahmad Sa’id Al-Faruqi q.s
34. Syekh Haji Dost Muhammad Kandhari q.s
35. Syekh Muhammad Usman Damani q.s
36. Syekh Sirajuddin q.s
37. Syekh Muhammad Fazal Ali Qureshi
38. Syekh Muhammad Abdul Malik q.s
39. Syekh Ghulam Habib q.s
40. Syekh Zulfiqar Ahmad