Anda di halaman 1dari 44

PROBLEMATIKA PEMAHAMAN AGAMA ISLAM

DALAM NASKAH SERAT KADIS

( Kajian Filologi Dan Analisis Isi )

Oleh:

Nasrun Salim Siregar, S.Th.I.


NIM: 1420510082

TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister Dalam Ilmu Agama Islam

Program Studi Agama dan Filsafat

Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab

YOGYAKARTA

2016
ABSTRAK

Kebudayaan suatu Bangsa ternilai dengan banyak peninggalannya, dan di


antara warisan peninggalan tersebut adalah manuskrip. Serat kadis (PB. F. 6. I43)
adalah salah satu manuskrip yang menjadi bukti sejarah karya ulama terdahulu,
manuskrip berbahasa Arab yang membahas lima pokok ajaran agama Islam, yakni
akidah, syariat, filsafat syahadat, rukun Iman dan Islam serta sifat Allah dan rasul-
Nya. Manuskrip tersebut merupakan pemahaman masyarakat terhadap ajaran
Islam, yang kini menjadi koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Dengan
kajian filologi, manuskrip yang sudah sangat lama dan terkesan tidak bermanfaat
dikaji kembali agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Penelitian ini merupakan kajian filologi yang menjadikan manuskrip kuno
berbahasa Arab sebagai objek kajiannya dengan menggunakan metode landasan.
Penelitian kajian filologi termasuk dalam kategori penelitian pustaka ( library
reseaach ) yakni peneliti melakukan pendataan yang berkaitan dengan
pembahasan kajian filologi ini. Begitu halnya, kajian filologi ini disempurnakan
dengan analisis isi terhadap beberapa pembahasan teks yang menurut peneliti
perlu pengkajian ulang, seperti pernyataan bahwa syariat Muhammad menghapus
seluruh syariat sebelumnya, rukun shalat menurut mazhab Syafi’i terdiri dari
delapan belas perkara dan sifat wajib rasul hanyalah siddi>q, tabli>g dan ama>nah.
Kajian filologi ini menyelamatkan manuskrip serat kadis (PB. F. 6. I43),
salah satu dari ribuan manuskrip Arab yang membahas ajaran agama Islam
terhindar dari kepunahannya. Dengan analisis isi, yakni dengan melakukan
perbandingan terhadap beberapa karya ulama yang berkaitan dengan pembahasan,
peneliti menyimpulkan bahwa syariat Muhammad tidaklah menghapus seluruh
syariat sebelumnya, dan rukun shalat menurut mazhab Syafi’i terdiri dari tiga
belas perkara, serta sifat wajib rasul adalah siddi>q, tabli>g, ama>nah, dan fat}a>nah.
Kata Kunci : Manuskrip, Filologi, Landasan, Ajaran Agama Islam,
Analisis Isi.

vii
MOTTO

Had We sent down this Qur’an on a mountain, verily, thou wouldst have seen it
humble itself and cleave asunder
for fear of God

# Hadapi Dengan Senyuman

viii
PERSEMBAHAN

Karya sederhana penulis pendosa,


yang tak tahu apa-apa

Buat ayah dan mamak tercinta

Kakanda juga abangda

Sohebe – sohebe saya

Serta pecinta filologi di seluruh jagad


raya

“cinta naskah - cinta budaya – cinta bangsa dan negara”


KATA PENGANTAR

‫الحود هلل الذي ال إله إال هى العزيز الغفار وخلق اإلًساى هي صلصال كالفخار وخلق الجاى‬
‫هي هارج هي ًار ويتىب علي عبده كل ليل وًهار ثن الصالة والسالم علي رسىله الوختار‬
‫هىالوختار بيي األخيار وسيد البشز وعلي أله وأصحابه األطهار‬

Segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Dia, dengan rahmat, ijin dan

ridha-Nya penelitian ini dapat diselesaikan sebaik mungkin. Shalawat serta salam

terhadap baginda Nabi Muhammad SAW, duta Ilahi sebagai suri tauladan seluruh

manusia di muka bumi.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebanyak-

banyaknya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan, baik moril,

materil, arahan, motivasi maupun kritik demi terselesaikannya penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya mereka, tiadalah daya peneliti dan

penelitian tak akan pernah terselesaikan serta gelar yang diraih mustahil mampu

digapai. Oleh karenanya, peneliti sampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada:

1. Sang motivator utama, tanpanya peneliti tak akan pernah merasakan

nikmatnya kehidupan, Ayah dan Umak, yaitu Drs. H. Maradong

Siregar, S.Pd.I, beserta bidadarinya yang menjadi pelita di setiap

kegelapan peneliti Hj. Nur Insan Hasibuan, You are my life.

2. Bapak Prof. Dr. H. Machasin, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

x
3. Bapak Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D, selaku Direktur

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Ibu Ro’fah, BSW., M.A., Ph.D dan Ahmad Rafiq, M.Ag,. MA,.Ph.D,

selaku ketua dan sekretaris Program Magister (S2).

5. Bapak Dr. Uki Sukiman, M.Ag, selaku pembimbing yang terus

memberi bimbingan, saran, semangat bahkan kritik di tengah

kesibukan aktifitasnya, demi terselesaikannya penelitian sebaik

mungkin serta menjadi karya yang memiliki kontribusi nyata dalam

khazanah keilmuan.

6. Bapak Dr. Maharsi, M.Hum, selaku dosen yang memiliki keahlian dan

kompetensi dengan kajian peneliti, yakni filologi, serta menjadi

sahabat diskusi peneliti demi tercapainya penelitian yang baik.

7. Bapak-bapak dosen Program Pascasarja UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, yang telah berjasa dan berbagi berbagai wawasan

keilmuan dan pengalaman selama peneliti belajar di Pascasarjana.

8. Kakanda dan abangda tercinta, Amnah Hayati Siregar, Am.Ked, Amir

Hidayah Siregar, S.E.I, dan Khairul Arif Siregar, L.C.

9. Seluruh dewan guru pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, yang

telah memberikan kunci dan semangat keilmuan, serta seluruh warga

Ikatan Keluarga Ar-Raudhatul Hasanah (IKRH) se-Jawa, yang menjadi

sohebe-sohebe peneliti, selama di Yogyakarta, bahkan hadir di saat

suka dan duka baik secara langsung maupun tidak, di antaranya adalah

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ........................................................... iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ................................................................. iv

PENGESAHAN .............................................................................................. v

NOTA DINAS PEMBIMBING..................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................. 6

D. Kajian Pustaka .......................................................................... 7

E. Kerangka Teori ......................................................................... 9

F. Metode Penelitian ..................................................................... 16

G. Sistematika Pembahasan .......................................................... 18

BAB II : INVENTARISASI DAN DESKRIPSI NASKAH

A. Inventarisasi Naskah ................................................................ 19

B. Deskripsi Naskah...................................................................... 24

C. Ringkasan Isi Naskah ............................................................... 29

xiii
BAB III : SUNTINGAN TEKS

A. Pertanggungjawaban dan Pedoman Transliterasi..................... 32

B. Suntingan Teks, Transliterasi dan Terjemah ............................ 40

BAB IV : ANALISIS ISI

A. Apakah Syariat Nabi Muhammad Menghapus Seluruh Syariat

Sebelumnya ? ........................................................................... 121

B. Rukun Shalat .......................................... ................................. 132

C. Sifat Wajib Rasul .............................................................. ....... 141

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 152

B. Saran ......................................................................................... 155

DAFTAR PUSTAKA

CURRICULUM VITAE

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak abad ke-3 Sebelum Masehi, filologi sudah dikenal di kota

Iskandariyah. Pada waktu itu ahli filologi berusaha meneliti teks-teks lama yang

berasal dari bahasa Yunani dengan menemukan bentuk yang asli dan bebas dari

kesalahan penulisan serta mengetahui tujuan penulisannya 1. Begitu halnya di

Indonesia, sebenarnya penelitian filologi sudah banyak dilakukan, terutama oleh

Sarjana Eropa, khususnya sarjana Belanda, sekitar abad ke – 19 telah meneliti

naskah-naskah nusantara, seperti Batak, Karo, Jawa, Sunda dan lain sebagainya.

Hal ini wajar terjadi, mengingat Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan

Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan

kebudayaan tinggi yang dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan

meninggalkan banyak hal warisan kebudayaan, di antaranya adalah naskah-naskah

kuno.

Dewasa ini, kebudayaan Indonesia yang dikenal adalah penjelmaan dari

perkembangan kebudayaan Nusantara yang diwarnai oleh nilai-nilai agama yang

ada, seperti Kristen, Hindu, Budha dan Islam. Oleh karena itu, dapat dinyatakan

bahwa datangnya agama, seperti halnya Islam ke Indonesia memberi perubahan

baru dalam sejarah masyarakat Nusantara. Bersamaan dengan masuknya Islam di

1
Elis Suryani NS, Filologi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2012), hlm. 24.

1
2

Nusantara, yang pada awalnya sejarah Islam di Kepulauan Melayu – Indonesia

tampak sangat problematis dan rumit. Pijnappel2, menyatakan bahwa sumber

Islam di Kepulauan Melayu – Indonesia adalah Anak Benua India, Persia dan

Arab, yang akhirnya sejumlah ahli sejarah menyetujui pendapatnya.

Pada abad ke-17, tahapan perkembangan Islam di Indonesia sangat krusial

setelah proses konversi secara besar-besaran pada abad sebelumnya3. Pada abad

itu jugalah, para penuntut ilmu Indonesia mulai banyak berdatangan ke Haramain

guna mencapai ajaran agama yang murni dari sumbernya. Para ulama kemudian

menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam serta sebahagian kembali ke Indonesia

untuk mendakwahkan agama Islam sebenarnya.4 Kemudian, dari para ulama

tersebut hadir karya-karya monumental mengenai ajaran agama Islam dalam

bahasa Arab tentang tauhid, kalam, tafsir, fikih, tasawwuf5, dan lain sebagainya

yang kini menjadi koleksi berbagai museum, koleksi pribadi, serta koleksi

perpustakaan, bahkan banyak naskah Nusantara yang berada di Eropa.

Naskah yang merupakan warisan budaya bangsa, menurut Nabilah Lubis

bahwa jumlahnya yang kini berada di Perpustakaan Nasional Jakarta terdapat

10.000 naskah dalam berbagai aksara, dan 1000 naskah di antaranya merupakan

2
Seorang ahli sejarah berkebangsaan Belanda dari Universitas Leiden.
3
Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, (Bandung : Mizan,
2002), hlm 109.
4
Ibid., hlm 61.
5
Nabilah Lubis, Menyingkap Intisari Segala Rahasia Syekh Yusuf Al-Taj Al-Makassari,
(Bandung : Mizan, 1996), hlm 11-12.
3

naskah berbahasa Arab6, namun hingga kini peminat studi naskah berbahasa Arab

sangat jauh dari perhatian.

Kata naskah, yang dalam bahasa Arab dikatakan nuskhah, merupakan

padanan bahasa Indonesia untuk kata „manuskrip‟ yang berasal dari bahasa Latin,

yakni : manu dan scriptus, yang secara etimologi bermakna tulisan tangan (written

by hand). Dengan demikian, manuskrip yang sering disingkat menjadi MS untuk

naskah tunggal dan MSS untuk naskah jamak merupakan dokumen yang ditulis

tangan secara manual di atas sebuah media seperti papyrus, kertas, daun lontar,

kulit binatang dan lain sebagainya.7

Serat Kadis, merupakan salah satu naskah kuno yang kini dapat ditemukan

di Museum Sonobudoyo, terdapat empat naskah dengan judul yang sama, tiga

terdapat di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, dua berbahasa Arab dan lainnya

berbahasa Jawa, serta satu naskah terdapat di Balai Bahasa Yogyakarta dengan

bahasa Arab. Sementara itu, naskah Serat Kadis tersebut mengkaji perihal ajaran

agama Islam, dari sisi aqidah, syariah, filosofis syahadat, Iman dan Islam serta

sifat Allah dan rasul-Nya berdasarkan hukum akal.

Secara umum, ajaran agama Islam tidak dapat dilepaskan terhadap kelima

pembahasan di atas. Pertama, aqidah merupakan patokan utama keislaman

seseorang, rusak akidahnya maka rusaklah serangkain agamanya secara total.

Secara etimologi akidah berasal dari bahasa Arab, yaitu al-‘aqdu yang berarti

6
Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta : Forum Kajian
Bahasa dan Sastra Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996). Hlm 3.
7
Fathurrahman, Oman, dkk, Filologi dan Islam Indonesia, (Jakarta : Puslitbang Lektur
Keagamaan, 2010), hlm 4.
4

ikatan, sedangkan secara terminologi akidah adalah iman yang teguh dan pasti,

yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya 8. Kedua, syariat

adalah hukum dalam ajaran agama Islam, walau menurut beberapa ahli perlunya

pembaharuan dalam memandang syariah demi mencapai ajaran yang bermaslahat

di seluruh zaman,9 namun pengkajian syariat karya-karya terdahulu tetap

diperlukan demi memperdalam pemahaman. Ketiga, syahadat menurut beberapa

ahli menjadi perhatian besar dalam Islam, karena syahadat merupakan syarat

memasuki pintu Islam yaitu syahadat melalui perbuatan hati yang penuh

keyakinan dan pengakuan dengan lisan. Bahkan tidak ada manfaat dalam segala

hal kecuali dengan kesaksian atas syahadat.10 Keempat, iman11 dan islam12

merupakan dua hal yang saling berdampingan, karena bukti keimanan seseorang

ternilai dari sikapnya akan melaksanakan ajaran Islam. Kelima, sifat Allah13 dan

8
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, terj. Tim
Pustaka Imam asy-Syafi‟I, (Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2006), hlm. 27.
9
Syariat merupakan salah satu dari tujuh pilar kehidupan, bila akal menjadi tolak ukur
ilmiah, dan fitrah menjadi tolok ukur jiwa, maka syariah merupakan tolok ukur bagi kedua tolok
ukur tersebut; akal dan fitrah. Lihat M. Ratib an-Nabulsi, 7 Pilar Kehidupan, terj. Muhammad
Muhtadi, (Jakarta: Gema Insani, 2010), hlm. xxxiii. Sementara itu, menurut Sahal Mahfudh bahwa
syariat Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Allah yang di dalam fiqih social menjadi
kompenen ibadah dan mengatur hubungan antara sesama manusia dalam bentuk mu‘asyarah, serta
kompenen fiqih tersebut merupakan teknis operasional dari lima tujuan prinsip dalam syariat
Islam. Begitu halnya, menurutnya perlu penggalian fiqih dan pengembangan fiqih menuju fiqih
yang kontekstual. Lihat, Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta : LKiS, 1994), hlm. 5-
49.
10
Hafizh Ahmad Al-Hakami, Benarkan Aqidah Ahlusunnah wal Jamaah, terj. Abu Fahmi
dan Ibnu Marjan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994), hlm. 74.
11
Iman adalah perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin. Iman dapat bertambah
melalui ketaatan dan berkurang akibat kemaksiatan. Lihat Hafizh Ahmad Al-Hakami, Benarkan
Aqidah Ahlusunnah wal Jamaah, terj. Abu Fahmi dan Ibnu Marjan, (Jakarta : Gema Insani Press,
1994), hlm. 73.
12
Islam adalah agama yang diwahyukan kepada Muhammad berupa iman dan amal. Iman
menyerupai akidah dan ushul yang dipondasi oleh syariat Islam. Iman dan amal atau akidah dan
syariat keduanya saling berhubungan dengan yang lain, ibaratkan hubungan buah dengan pohon
atau hubungan musabbab dengan sebab dan kesimpulan dengan pendahuluan. Lihat Sayid Sabiq,
Akidah Islam, terj. Sahid HM, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1996), hlm. 31.
13
Setiap zat mempunyai sifat, keduanya merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Zat mutlak tidak terikat oleh hukum apapun, sehingga aktivitasnya sesuai dengan
5

rasul-Nya merupakan bagian dari keimanan yang harus diketahui oleh setiap

mukallaf demi mencapai keimanan yang lebih baik dan sempurna.

Mengenal kembali ajaran Islam dalam naskah Serat Kadis, pada

hakikatnya lebih tepat dilakukan dengan studi filologi. Sebagaimana menurut Edi

S. Ekadjati yang dikutip Saleh Partaonan Daulay bahwa studi atas naskah lama

idealnya dilakukan terlebih dahulu secara filologi, kemudian suntingan filolog

tersebut dijadikan objek atau bahan studi ilmu-ilmu lain sesuai dengan kajian

naskahnya.14

Berangkat dari uraian dan penjelasan di atas, peneliti ingin meneliti lebih

lanjut tentang naskah tersebut. Demi mengenal ajaran Islam Indonesia di masa

lalu serta pelestarian naskah-naskah kuno, yang merupakan tanggung jawab

akademik serta harus diemban oleh para peneliti di masa kini. Melalui kajian

filologis yang dilakukan, setidaknya naskah Serat Kadis dapat terselamatkan dari

kemungkinan kepunahanya bahkan masyarakat banyak dapat lebih mudah

membaca dan memahaminya. Selanjutnya, peneliti menganalisis isi naskah

perihal syariat nabi Muhammad menghapus seluruh syariat sebelumnya, rukun

shalat dalam mazhab Syafi‟i dan sifat wajib rasul.

kehendak yang keluar dari dirinya. Zat mutlak disebut pencipta sedangkan jirim, jisim dan jisim
latif disebut ciptaan. Maka perbedaan sifat pencipta dan ciptaan sangat jauh, sejauh mata dan
cakrawala yang tak mungkin bertemu. Zat mutlak penuh dengan kesempurnaan, sedangkan ciptaan
mempunyai sifat keterbatasan dan kekurangan. Lihat Muhammad Rafiq, Kepercayaan Islam,
(Yogyakarta : Alma‟arif, 1981), hlm. 28 – 30.
14
Saleh Partaonan Daaulay, Taj Al-Salam Karya Bukhari Al-Jauhari Sebuah Kajian
Filologi dan Refleksi Filosofis, (Jakarta : Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan
Litbang dan Diklat, 2011), hlm. 7.
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan-permasalahan pokok yang dibahas dalam penilitian ini, yakni

sebagai berikut :

1. Bagaimana inventarisasi dan deskripsi naskah Serat Kadis (PB.F.6.

I43) yang terdapat di museum Sonobudoyo?

2. Bagaimana transliterasi dan terjemah naskah Serat Kadis (PB.F. 6. I43)

dalam bahasa Indonesia?

3. Bagaimana problematika pemahaman kajian agama dalam naskah

perihal syariat sebelum Muhammad, rukun shalat dalam mazhab

Syafi‟i dan sifat wajib rasul dalam naskah Serat Kadis (PB. F. 6. I43)?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa tujuan

pokok penelitian ini antara lain adalah :

1. Melacak dan mengetahui inventarisasi serta deskripsi naskah Serat

Kadis.

2. Memperoleh transliterasi dan terjemah naskah tersebut dalam bahasa

Indonesia.
7

3. Mengetahui problematika pemahaman agama Islam dalam naskah, yakni

perihal syariat sebelum Muhammad, rukun shalat dalam mazhab Syafi‟i

dan sifat wajib rasul.

Sementara, kegunaan yang akan diperoleh dari penelitian ini antara lain

adalah :

1. Menyelamatkan naskah, yang merupakan warisan Budaya dan Ulama

terdahulu agar terhindar dari kepunahannya.

2. Memperkaya refrensi bahan kajian dalam ilmu agama Islam.

3. Memberikan sumbangan pengetahuan filologi Arab, yakni mengkaji

naskah kuno yang tertulis dalam bahasa Arab.

D. Kajian Pustaka

Pengkajian naskah kuno dengan filologi berbahasa Jawa dan Melayu pada

saat ini sudah agak subur, bahkan peminatnya terus bertambah, berbeda dengan

naskah Arab masih kurang memperoleh perhatian yang memadai. Sejumlah

penelitian tersebut tertulis dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi. Adapun

beberapa penelitian tersebut yang menjadi kajian pustaka peneliti adalah :

Pertama, Roro Fatikhin, mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam

Negeri Yogyakarta, menulis tesis dengan judul Isra’ Mi’raj Rasul Dalam Naskah

Perpustakaan Masjid Agung Surakarta (Kajian Filologi Arab), tulisan tersebut

merupakan kajian penelitian filologi yang menjadikan manuskrip kuno berbahasa

Arab sebagai objek kajiannya dengan metode landasan, serta dianalisis


8

menggunakan teori Strukturalisme Robert Stanton, untuk mencapai makna yang

komprehensif.

Kedua, Saleh Partaonan Daulai, mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, menulis disertasi berjudul Taj Al-Salatin Karya

Bukhari Al-Jauhari: Sebuah Kajian Filologi Dan Refleksi Filosofis, pada tahun

2007, tulisan tersebut merupakan kajian penelitian filologi terhadap naskah Taj

Al-Salatin serta mencoba mengungkapkan unsur-unsur filsafat politik kenegaraan

yang terdapat di dalamnya, yang kini dapat ditemukan dalam edisi buku,

diterbitkan oleh Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang

Lektur dan Khazanah Keagamaan pada bulan Oktober 2011.

Ketiga, Kamran As‟at Irsyady, mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, menulis tesis berjudul Fath Gafir al-

Khatiyyah ‘ala Kawakib al-Jahiliyyah fi Nazam al-Jurumiyyah karya Syaikh

Nawawi al-Bantani, tulisan tersebut merupakan kajian filologi terhadap naskah

yang berisi tentang komentar Syaikh Muhammad Nawawi atas Nazm al-

Jurumiyah susunan Syaikh „Abdussalam an-Nabrawi, serta mengeksplorasi poin-

poin dari teks tersebut dengan pendekatan Hermeneutika Friedrich Schleirmacher.

Setelah melakukan penelusuran kajian pustaka, peneliti menyimpulkan

bahwa pembahasan yang setema dengan penelitiannya belum pernah dibahas.

Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti naskah Serat Kadis (PB. F. 6. I43) dengan

pendekatan filologi serta melakukan analisis isi. Penelitian ini diharapkan dapat
9

melindungi naskah-naskah warisan leluhur serta mengetahui problematika

pemahaman ajaran agama Islam pada masa dulu melalui naskah tersebut.

E. Kerangka Teori

Untuk menjawab permasalahan serta mencapai tujuan penelitian, maka

metode penelitian akan dilaksanakan melalui dua tahap kajian, yaitu kajian

filologi dan analisis isi.

a. Filologi

Filologi berasal dari kata Yunani philos yang berarti cinta dan logos yang

berarti kata. Bentukan dua kata tersebut menjadi cinta kata atau senang bertutur.

Secara etimologis, kata filologi berasal dari philologia yang pada awalnya berarti

kegemaran berbincang-bincang, yang kemudian maknanya meluas menjadi cinta

kepada kata, perhatian terhadap sastra dan akhirnya menjadi studi ilmu sastra.

Istilah filologi memiliki beberapa pengertian, salah satunya adalah filologi

sebagai studi teks. Yakni, suatu studi yang melakukan kegiatannya dengan

melakukan kritik terhadap teks. Dengan pengertian ini, filologi dikenal sebagai

studi tentang seluk beluk tekstologi. Begitu halnya di Belanda, filologi dikenal

sebagai ilmu pengetahuan studi teks sastra atau budaya yang berhubungan dengan

latarbelakang budaya teks tersebut. Sementara di Inggris, filologi merupakan ilmu

dan studi bahasa ilmiah yang disandang oleh linguistic pada masa sekarang,
10

namun apabila studinya dikhususkan pada teks-teks tua, filologi memilki

pengertian semacam linguistic historis.15

Filologi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tahqiq an-nushus,

sebagaiana Az-Zamakhsyari menyatakan bahwa tahqiq sebuah teks bertujuan

untuk mendapatkan hakekat makna sesungguhnya yang terkandung dalam naskah

tersebut. Begitu halnya, dapat dikatakan bahwa tahqiq merupakan usaha dan

upaya untuk menampilkan karya klasik dalam bentuk yang baru serta lebih mudah

dipahami oleh pembaca. Objek penelitian filologi adalah tulisan tangan yang

menyimpan berbagai ungkapan pikiran sebagai hasil budaya bangsa masa lampau.

Semua bahan tulisan tangan itu disebut naskah „handschrift‟ atau juga dikenal

dengan istilah manuskrip, yang dalam bahasa Arab disebut makhthuthah atau

nushus.

Dalam penelitian naskah tersebut, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, antara lain adalah meneliti kebenaran pengarang naskah tersebut,

meneliti kebenaran isi perihal kesesuaiannya dengan mazhab ataupun aliran

pengarangnya, meneliti kebenaran materi, dan memberi penjelasan tentang hal-hal

yang kurang jelas.16 Sementara itu, Stuart Robson berpendapat ada dua hal yang

menjadi tugas utama seorang filolog, yaitu memaparkan isi teks dan

menjelaskannya.17

15
Elis Suryani NS, Filologi, ibid., hlm 3.
16
Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta : Forum Kajian
Bahasa dan Sastra Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996). Hlm. 16.
17
Stuart Robson, Principles Of Indonesian Philology, (Netherlands : Foris Publication
Holland, 1988) hlm.11.
11

Demi tercapainya hal di atas, diperlukan metode. Metode sebagaimana

diketahui adalah cara atau sistem kerja. Metodelogi dalam filologi merupakan

teknik atau instrumen yang dilakukan dalam penelitian filologi. Menurut Suryani,

penetapan metode kajian filologi berdasarkan atas keadaan naskah, yakni naskah

tunggal „codex uniqus‟ atau naskah banyak „codex multus‟.18

Naskah tunggal adalah keadaan naskah yang ditemukan hanya satu dan

tidak memungkinkan dilakukannya perbandingan, serta pengkajian naskah

tersebut dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu : Pertama, metode edisi

diplomatis „editio diplomatica‟, yakni menerbitkan satu naskah dengan seteliti

mungkin tanpa melakukan perubahan. Metode edisi ini adalah hasil diproduksi

fotografis atau disebut dengan facsimile. Begitu halnya, metode ini dianggap

paling murni, dikarenakan tidak adanya unsur campur tangan dari pihak editor,

namun dari segi praktis kurang membantu pembaca. Kedua, metode edisi standar

„editio critica‟, yakni menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-

kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedangkan ejaannya disesuaikan dengan

ketentuan yang berlaku. Di antara perbaikan yang setidaknya harus dilakukan

adalah perbaikan kata, perbaikan kalimat, penggunaan huruf besar, fungtuasi dan

pemberian komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks. Begitupun halnya,

segala usaha perbaikan harus disertai pertanggungjawaban dengan metode rujukan

yang tepat.19

18
Elis Suryani NS, Filologi, ibid., hlm 77.
19
Ibid., hlm 77 - 78.
12

Sementara itu, naskah yang ditemukan dalam keadaan berjumlah banyak,

dapat dikaji secara filologi dengan beberapa metode sebagai berikut, yaitu :

Pertama, metode intuitif yaitu suatu metode yang bertahan sampai abad ke-19,

metode ini dilakukan dengan mengambil dan mengkaji naskah tertua, sedangkan bahasan

yang sukar dipandang tidak jelas dan tidak benar akan diperbaiki berdasarkan naskah lain
20
dengan menggunakan akal sehat, selera baik dan pengetahuan luas. Kedua, metode

objektif, yaitu metode penelitian secara sistematis hubungan kekeluargaan antara

naskah-naskah sebuah teks atas dasar perbandingan naskha yang mengandung

kekhilafan bersama. Begitu halnya dengan memperhatikan kekeliruan-kekeluruan

bersama dalam naskah tertentu, dapat ditentukan silsilah naskah. Kemudian

dilakukanlah kritik teks yang sebenarnya. Sementara itu, metode objektif yang

sampai pada silsilah naskah disebut metode stema. Metode objektif dianggap sangat

penting karena pemilihannya berdasarkan objektivitas selera baik dan akal sehat dapat
21
dihindari . Ketiga, metode gabungan, yaitu metode yang digunakan apabila nilai

naskah menurut filolog semuanya hampir sama dan perbedaannya tidak besar. Pada

umumnya, naskah yang banyak itu merupakan saksi atas bacaan yang betul. Apabila

ditemukan hal yang meragukan, maka dilakukan pertimbangan lainnya, seperti

kesesuaian dengan norma tata bahasa, jenis sastra, keutuhan cerita, factor-faktor literer

lain dan latar belakang pada umumnya. Begitu halnya, dengan metode ini teks yang

disunting merupakan teks baru, yaitu merupakan teks gabungan bacaan dan semua naskah
22 23
yang masih ada. Keempat, metode landasan, yakni suatu metode filologi

dengan melandaskan kajian terhadap salah satu naskah terbaik. Metode ini

20
Ibid., hlm. 78 – 79.
21
Ibid., hlm. 79
22
Ibid., hlm. 79.
23
Ibid., hlm 79.
13

digunakan jika menurut peneliti terdapat satu naskah yang diyakini lebih unggul

kualitasnya disbandingkan dengan naskah-naskah yang diperiksa dari sudut bahasa,

kesustraan, sejarah dan lain sebagainya, maka dapat dinyatakan sebagai naskah yang

paling baik. Oleh karena itu, naskah tersebut dipandang lebih baik untuk dijadikan

landasan edisi. Metode ini juga disebut metode lengger atau metode induk.

Sementara itu, varian-varian lainnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan

penunjang, serta varian-varian yang terdapat pada naskah lain yang setema

dipaparkan dalam aparat kritik sebagai bahan pembanding yang menyertai

penyajian suatu naskah.24

b. Analisis Isi

Analisis isi (content analysis), dalam analisis isi terdapat bermacam-

macam batasan. Secara ringkas, analisis isi adalah teknik untuk mengumpulkan

dan menganalisis isi dari teks.25 Begitu juga halnya, analisis isi dapat dinyatakan

sebagai penilitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu

informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.

Analisis isi dipelopori oleh Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik

symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis kemudian

memberikan interpretasi.26 Konsep analisis isi pada hakikatnya jauh lebih tua dari

namanya, yaitu jauh sebelum teknik ini dikenalkan dengan nama content analysis,

para sosiolog, sejarawan dan kritikus sastra telah menggunakan content analysis.

24
Ibid., hlm 79 – 80.
25
Bambang Setiawan, dkk. Metode Penelitian Komunikasi, cet. ke-5, ( Tanggerang :
Universitas Terbuka, 2012), hlm. 6.3.
26
Ibid., hlm. 6.11.
14

Karangan termashur di antaranya adalah karya Max Weber, Thomas, Znaniecki

dan Sorokin.27

Analisis isi pada mulanya banyak mengandalkan sumber-sumber data,

seperti surat kabar, laporan-laporan diplomatik, jurnal dan lain sebagainya.

Penggunaan analisis isi semakin lama semakin meningkat, hal ini tampak dari

teknik-teknik yang diperlukan makin bertambah, secara frekuensi dan

keterampilannya. Menurut Bambang, pada 20 tahun terakhir, analisis ini

dipergunakan secara luwes untuk melakukan pengujian hipotesis pada berbagai

materi oleh sejumlah disiplin ilmu.28

Analisis isi yang dimaksud oleh peneliti adalah memahami isi teks serta

perihal yang terkandung dalam teks, dan bukanlah analisis dengan metode yang

banyak berkembang saat ini, seperti semiotika, wacana, framing, naratif,

hermeneutika dan lainnya. Barelson, sebagaimana dikutp oleh Eriyanto

mendefinisikan bahwa analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan

secara objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang

tampak. Begitupun halnya Weber, menyatakan bahwa analisis isi adalah sebuah

metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat

inferensi yang valid dari teks. Sementara itu, Neuendorf, menyatakan bahwa

analisis isi adalah sebuah peringkasan (summarizing), kuantifikasi dari pesan yang

didasarkan pada metode ilmiah (di antaranya objektif-intersubjektif, reliabel,

valid, dapat digeneralisasikan, dapat direplikasi dan sebagai pengujian hipotesis)

27
Ibid., hlm. 6.4.
28
Ibid., hlm. 6.5.
15

serta tidak dibatasi untuk jenis variable tertentu atau konteks di mana pesan

dibentuk dan ditampilkan.29

Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan.

McQuail dalam buku Mass Communication Theory, sebagaimana dikutip oleh

Kriyantono, mengatakan bahwa tujuannya antara lain adalah : (1).

Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi, (2). Membuat

perbandingan antara isi media dengan realitas social, (3). Isi media merupakan

refleksi dari nilai-nilai social dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat,

(4). Mengetahui fungsi dan efek media, (5). Mengavaluasi media performance,

dan (6) Mengetahui apakah ada bias media.30 Sementara itu, Andi Bulaeng

menambahkan kegunaannya, antara lain adalah : (1). Sebagai bahan

mengklasifikasikan pengutaraan lambang-lambang, dan (2). Sebagai alat

penetapan ketentuan analisis dalam laporan pengamat ilmiah.31

Begitupun halnya, analisis isi dalam penelitian ini merupakan kajian

mengenai kandungan naskah, dengan melakukan komparasi atau perbandingan isi

naskah terhadap keilmuwan yang tersebar pada pemahaman kalangan masyarakat

yang tertulis di berbagai karya-karya ulama baik kitab tafsir ataupun kitab-kitab

lainnya seperti fiqih, aqidah dan artikel. Sementara itu, diharapkan kajian analisis

isi ini menambah wawasan para penggiat kajian Islam, mengenai pemahaman

29
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, cet. ke-2, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 15.
30
Rahmat Kristyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. Ke-2, (Jakarta : Kencana,
2007), hlm. 229 – 230.
31
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta : Andi,
2004), hlm. 164.
16

keagamaan pada masa lalu dan sekarang, baik yang sesuai maupun adanya

perbedaan pendapat.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori library research (kajian pustaka)

yang merupakan suatu penelitian dengan membaca, menelaah serta mengkaji

beberapa literature atau bahan yang berkaitan dengan judul penelitian.32 Begitu

halnya, sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sekunder.

Sumber primer penelitian ini adalah naskah kuno (manuskrip) yang berjudul Serat

Kadis (PB. F. 6. I43), dan terdapat di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta.

Sementara sumber sekundernya adalah buku, artikel serta tulisan-tulisan lainnya

yang berkaitan dengan pembahasan dalam naskah yang diteliti.

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan memenuhi tiga langkah

metodis yang ditawarkan oleh Sudaryanto, yaitu metode pengumpulan data,

metode analisis data dan metode pemaparan hasil analisis data.33

a. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan prosedur secara sistematik dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Penulis, dalam penelitian

ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan

32
Dudung Abdur Rahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta, 2003), hlm. 7.
33
Sudaryanto, Metode Linguistik,cet.2, (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press:
1988) hlm. 57.
17

menelaah laporan yang tersedia.34 Berhubung data primer penelitian ini

merupakan naskah kuno maka penulis menelitinya langsung ke tempat

naskah dilestarikan, yakni museum Sonobudoyo, Yogyakarta.

b. Metode Analisis Data

Setelah meneliti dan mengumpulkan data relevan, tahap selanjutnya adalah

menganalis data yang telah terkumpul untuk mencapai hasil penelitian

yang lebih sempurna, antara lain adalah : (1). Menginventarisasi naskah

dan mendeskripsikannya, selain itu penulis juga menggunakan metode

cakap35 yakni melakukan wawancara terhadap pengelola naskah mengenai

naskah tersebut. (2). Menyalin teks naskah menggunakan metode

landasan. (3). Mentranslaterasi teks naskah ke huruf latin dengan

mengikuti pedoman transliterasi yang menjadi panutan penulis. (4).

Menerjemahkan teks naskah sebaik mungkin ke dalam bahasa Indonesia.

(5). Menganalisis kajian naskah tentang syariat sebelum nabi Muhammad,

rukun shalat dan sifat wajib Rasul.

c. Pemaparan Hasil Analisis Data

Setelah melakukan berbagai metode sebelumnya, maka dalam tahap ini

peneliti memaparkan hasil penelitian dalam bentuk laporan tertulis, yaitu

dalam bentuk tesis dengan mengikuti pedoman penulisan tesis di

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

34
Ahmad Tahzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 66.
35
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, metode dan tekniknya, (Jakarta :
PT Rajagrafindo Persada, 2015), hlm. 95.
18

G. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini meliputi :

Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori,

metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua adalah inventarisasi dan deskripsi naskah yang meliputi

inventarisasi naskah, deskripsi naskah dan ringkasan isi naskah.

Bab ketiga adalah suntingan teks yang mencakup pertanggungjawaban

penulis terhadap perubahan suntingan teks, pedoman transliterasi, suntingan

naskah, transliterasi naskah dan terjemah naskah.

Bab keempat adalah analisis isi naskah Serat Kadis mengenai syariat

sebelum nabi Muhammad, rukun shalat dalam mazhab Syafi‟i dan sifat wajib

Rasul.

Bab kelima adalah penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian filologi dan analisis isi terhadap naskah serat kadis yang

ditemukan peniliti di Mesuem Sonobudoyo, Yogyakarta, yakni naskah yang

membahas perihal lima pokok ajaran agama Islam, antara lain akidah, syariat,

filsafat syahadat, Iman dan Islam serta sifat Allah dan rasul-Nya berdasarkan

hukum akal, sebagaimana telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, peniliti

menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kajian filologi yang dilakukan peneliti terhadap naskah serat kadis

koleksi Museum Sonobudoyo, merupakan analisis dengan metode

landasan, yakni melandasakan kajian dan analisis terhadap naskah

tersebut dikarenakan ia merupakan naskah terbaik di antara naskah

lainnya serta demi mencapai naskah yang tidak terlalu jauh dengan

naskah aslinya.

2. Proses penyuntingan yang dilakukan peneliti terhadap naskah tersebut

secara umum tidak begitu menemukan hambatan secara signifikan,

walaupun peneliti harus berusaha menemukan kata-kata yang benar

terhadap beberapa kata dalam naskah yang tertulis salah di dalam

naskah.

3. Teks naskah serat kadis berisi pembahasan ajaran agama Islam, yang

terdiri dari akidah, syariat, filsafat syahadat, Iman dan Islam serta sifat

Allah dan rasul-Nya berdasarkan hukum akal. Akidah dalam naskah

152
153

tersebut merupakan akidah agama Islam yang mencakup dan

menjelaskan rukun Iman, serta menyandarkan pembahasannya

terhadap pernyataan Syaikh Abu Lais As-Samarqandi. Begitu halnya,

ajaran syariat dalam naskah tersebut merupakan syariat berdasarkan

mazhab Imam Syafi‟i yang merupakan salah satu mazhab muktabar

dalam aliran ahlu sunnah wa jamaah, serta kajian pembahasannya

adalah meliputi syahadat, bersuci, shalat, zakat, puasa ramadan, dan

haji. Sementara itu, filosofis syahadat dalam naskah ditinjau dari aspek

susunan kata-kata syahadat, misalnya mengapa kata-kata negasi „tidak‟

didahulukan. Adapun Iman dan Islam merupakan pembahasan yang

disandarkan terhadap hadis kedatangan Jibril AS mengajarkan perihal

agama kepada rasulullah beserta sahabatnya. Sedangkan sifat Allah

dan rasul-Nya berdasarkan hukum akal, menyatakan bahwa sifat Allah

dan rasul-Nya terdiri dari sifat wajib, mustahil dan jaiz, serta

keterangan sebagai bukti adanya sifat-sifat tersebut.

4. Ajaran agama Islam yang dipaparkan di dalam naskah merupakan

pemahaman masyarakat pada saat naskah tersebut ditulis, di antara

pemahaman ajaran agama Islam dalam naskah tersebut terdapat

problematika, yaitu bahwa seluruh syariat sebelum nabi Muhammad

terhapus dengan hadirnya syariat nabi Muhammad dan rukun shalat

menurut mazhab Imam Syafi‟i terdiri dari delapan belas perkara serta

sifat wajib rasul hanyalah tiga, yakni siddi>q, tabli>g dan ama>nah.
154

5. Problematika pemahaman ajaran agama tersebut dianalisis dengan

analisis isi, yakni membandingkan serta mengkaji berbagai buku

lainnya mengenai pembahasan setema. Analisis isi tersebut

menyimpulkan bahwa penghapusan dan pembatalan syariat sebelum

nabi Muhammad itu tidak secara menyeluruh dan rinci serta hanya

menghapus syariat yang bertentangan dengan syariat nabi Muhammad,

karena masih banyak hukum-hukum syariat sebelum syariat nabi

Muhammad yang masih berlaku bagi umat nabi Muhammad. Begitu

halnya dalam pemahaman rukun shalat, berdasarkan analisis di atas

peneliti menyimpulkan bahwa rukun shalat dalam mazhab Syafi‟i yang

muktabar terdiri dari tiga belas perkara serta menyatakan bahwa

thuma‟ninah include kedalam rukun yang ia harus dilakukan dengan

thuma‟ninah dan tidak berdiri sendiri menjadi suatu rukun

sebagaimana dinyatakan di dalam naskah tersebut. Adapun perbedaan

jumlah rukun tersebut adalah disebabkan perbedaan penyikapan ahli

fikih terhadap hadis „hadi>s\ul-musi>’ fi> sala>tihi’ . Sementara itu, sifat

wajib rasul sepatutnya terdiri dari s}iddi>q, ama>nah, tabli>g dan fat}a>nah.

Hal ini dikarenakan ketidak mungkinannya seorang rasul hadir

membawa risalah tanpa adanya kecerdasan, namun mampu

memberikan perubahan dan menjelaskan serta melaksanakan tugas

Allah dengan baik dan bijaksana.

6. Problematika pemahaman agama Islam dalam naskah di atas

merupakan kontribusi teoritis terhadap khazanah keilmuan, baik dalam


155

khazanah ilmu ushul fikih, fikih dan akidah. Begitu halnya, susunan

salinan naskah berdasarkan sub tema, transliterasi dan terjemahan

merupakan kontribusi praktis penelitian.

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian di atas, terdapat beberapa saran dan

rekomendasi yang dapat diberikan, yaitu adalah :

1. Kepada pihak yang berwenang agar lebih melestarikan dan mencintai

naskah-naskah Nusantara yang terdapat di berbagai museum baik

dalam Negeri maupun di luar Negeri, yang merupakan bukti sejarah

dan agar selamat dari kepunahannya, serta berupaya untuk

menerbitkan dan mempublikasikan naskah-naskah hasil filologi

tersebut.

2. Kepada filolog agar melakukan kajian-kajian filologi terhadap naskah

lainnya untuk melestarikan naskah ulama-ulama Nusantara yang di

antara karyanya kini tersimpan di berbagai perpustakaan di Timur

Tengah dan Leiden, maupun di kawasan nusantara, termasuk Malaysia.

3. Kepada peniliti di bidang lainnya, agar mengkaji naskah yang telah

ditahqiq ini dari sudut pandang dan basis keilmuan masing-masing

untuk menambah khazanah keilmuan dalam bidang akademik.


156

Daftar pustaka

Abduh, Muhammad, Risalah Tauhid, terj. Firdaus, Jakarta : Bulan Bintang, 1976.

Alu Bassam, Abdullah bin Abdurrahman, Syarah Hadits Pilihan, terj. Kathur
Suhardi, Jakarta : Dar Al-Falah, 2002.

Arsyad, Natsir, Seputar Rukun Iman dan Rukun Islam, Bandung : Mizan, 1992,
hlm. 22.

Ayub, Hasan, Fikih Ibadah Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah


Rasulullah, terj. Abdurrahim, Jakarta : Cakra Lintas Media, 2010.

Azra, Azyumardi, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, Bandung :


Mizan, 2002.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih
Ibadah, terj. Kamran As‟at Irsyadi, dkk. Jakarta : Bumi Aksara, 2013.

Al-„Ajami, Abul Yazid Abu Zaid, Akidah Islam Menurut Empat Mazhab, terj.
Faisal Saleh dan Umar Mujtahid, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2012.

Bakri, Nazar, Fiqh Dan Ushul Fiqh, Jakarta : RajaGrafindo, 1996.

Al-Bagdad, Mahmud Al-Alusi, Ruh al-Ma‘ani, jil. Ke-9, Lebanon : Dar Kutub
Al-Ilmiyyah, 2009.

Al-Baghawi, Abu Muhammad Al-Husain bin Mas„ud bin Muhammad bin Al-
Farra‟I, At-Tahzib Fi Fiqh Al-Imam Asy-Syafi’I, Lebanon : Dar Al-Kutub
Al-Ilmiyyah, 1997.

Adz-Dzakiey, Hamdani Bakran, Prophetic Intelligence, Yogyakarta : Al-Manar,


2008.

Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta : Andi,


2004.

Dahlan, Abdul Rahman, Ushul Fiqh, cet-2. Jakarta : Amzah,.


157

Daulay, Saleh Partaonan, Taj Al-Salam Karya Bukhari Al-Jauhari Sebuah Kajian
Filologi dan Refleksi Filosofis, (jakarta : Puslitbang Lektur dan Khazanah
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat, 2011).

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi


dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, cet. ke-2, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2013

Fathurrahman, Oman, dkk, Filologi dan Islam Indonesia, (Jakarta : Puslitbang


Lektur Keagamaan, 2010

Fatih, Mukhlisul, Pengetahuan Islam Anak Muslim, Yogyakarta : Badan


Koordinator TKA-TPA DIY, 2011.

Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-Hari, cet.1, Jakarta : Gema Insani Press, 2005.

Al-Farisi, Abdurrahman Abdul Wahab, Soal Jawab Ibadah dan Muamalah,


Jakarta : Gema Risalah, 1996.

Al-Ghazali, Abu Hamid, Mukhtasar Ihya Ulumuddin, cet. ke-1, Lebanon, Dar Al-
Fikri, 1993

Haroen, Nasrun, Ushul Fiqh I, cet. ke-1, Jakarta : Logos, 1996.

Hawa, Said, Ar-Rasul salla Allahu ‘alaihi wa sallam, Qahirah : Maktabah


Wahbah, tt.

Al-Hakami, Hafizh Ahmad, Benarkan Aqidah Ahlusunnah wal Jamaah, terj. Abu
Fahmi dan Ibnu Marjan, Jakarta : Gema Insani Press, 1994

Al-Hakami, Hafizh Ahmad, 200 Tanya Jawab Akidah Islam, terj. As‟ad Yasin,
Jakarta : Gema Insani, 1998.

Al-Hanafi, Sodruddin Ali bin Muhammad bin Abi Al-„Izz, Syarhu at-
Thahawiyyah fi al-‘Aqidah As-Salafiyyah, Qahirah : Dar Al-Hadis, 2000.

Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, terj.
Tim Pustaka Imam asy-Syafi‟I, Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2006
158

Khalaf, Abdul Wahab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, terj. Talchah Mansoer,


Bandung : Risalah, 1983.

Al-Khatib, Muhammad ‟Ajjaj, Ushul Al-Hadis ’Ulumuhu wa Musthalahatuhu,


Beirut : Dar al-Fikr, 1975.

Kristyantono, Rahmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, cet. Ke-2, (Jakarta :


Kencana, 2007

Lubis, Nabilah, Menyingkap Intisari Segala Rahasia Syekh Yusuf Al-Taj Al-
Makassari, (Bandung: Mizan, 1996

-------------------- Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta : Forum


Kajian Bahasa dan Sastra Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996)

Mahfudh, Sahal, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta : LKiS, 1994.

Mahmud, Ali Abdul Halim, Karakteristik Umat Terbaik, Jakarta : Gema Insani,
1996.

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, metode dan tekniknya,


Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2015

Makluf, Lois, Al-Munjid Fi al-Lughah Wa al-‘Alam, cet. ke-43, Lebanon : Dar Al-
Masyriq, 2007.

Manzhur, Ibnu, Lisanul Arab, juz ke-10, cet. ke-3, Lebanon : Dar Ihya‟ At-Turas
Al-Arabiy, tt.

-------------------, Lisanul Arab, juz ke-2, cet. ke-3, Lebanon : Dar Ihya‟ At-Turas
Al-Arabiy, tt.

Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, terj. Masykur A.B, dkk.
Jakarta : Lentera, 1999. Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar
Perbandingan Mazhab, cet. ke-4, Jakarta : Gaung Persada, 2011.

Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir Kamus Arab – Indonesia, Surabaya :


Pustaka Progresif, 2002.

Nasution, Lahmuddin, Fiqih 1, tt : Logos, tt.


159

An-Nabulsi, M. Ratib, 7 Pilar Kehidupan, terj. Muhammad Muhtadi, (Jakarta:


Gema Insani, 2010

An-Nawawi, Mahya ad-Din Yahya ibn Syaraf Abi Zakariya, Raudah Talibin
‘Umdah Al-Muftin, tt : Dar al-Fikri, tt.

Qardawi, Yusuf, Fiqih Perbedaan Pendapat Antar Sesama Muslim, terj. Aunur
Rafiw Shaleh Tamhid, Jakarta : Rabbani, 1991.

Al-Qari, Ali bin Sultan Muhammad, Mirqah al-Mafatih, Jil. Ke-1, Lebanon : Dar
Kutub Al-Ilmiyyah, 2007.

Rafiq, Muhammad, Kepercayaan Islam, Yogyakarta : Alma‟arif, 1981

Rahman, Dudung Abdur, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia


Kalam Semesta, 2003.

Rahman, Fazlur, Al-Islam, Bandung : Pustaka, 1984.

Ar-Rastaqi, Muhammad Suma‟I Sayyid Abdurrahman, Perbandingan Pendapat


Lama dan Pendapat Baru Imam Asy-Syafi’i, terj. Misbah, Jakarta : Pustaka
Azzam, 2013.

Razaq, Abdul, Tafsir Abdul Razaq, jil. ke-3, Lebanon : Dar Kutub al-Ilmiyyah,
1999.

Ridha, Muhammad Rasyid, Al-Manar, Beirut : Dar al-Ma‟arif, tt.

Sabiq, Sayid, Akidah Islam, terj. Sahid HM, Surabaya, Al-Ikhlas, 1996.

As-Samarqandi, Abu Lais Nasr bin Muhammad bin Ibrahim, Tafsir Bahr al-Ulum,
juz. Ke-1, Lebanon, : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1971.

As-Samarqandi, Abu Lais Nasr bin Muhammad bin Ibrahim, Tafsir Bahr al-Ulum,
juz. Ke-2, Lebanon, : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1971.

Ash-Shabuni, Muhammad Ali, Kenabian Dan Para Nabi, terj, Arifin Jamian
Maun, Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1993
160

--------------------------------------, Membela Nabi, terj. As‟ad Yasin, Jakarta : Gema


Insani, 1992

Setiawan, Bambang, dkk. Metode Penelitian Komunikasi, cet. ke-5, Tanggerang :


Universitas Terbuka, 2012.

Sudaryanto, Metode Linguistik,cet.2, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,


1988.

Suryani NS, Elis, Filologi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2012.

Suyatno, Dasar-Dasar Ilmu Fiqh Dan Ushul Fiqh, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2011.

Al-Syafi‟I, Abu Abdillah Muhammad, Fathul Qarib, terj. Imron Abu Amar,
Kudus : Menara, 1982.

Syah, Ismail Muhammad, Fislafat Hukum Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992.

Asy-Syami, Umar Muhammad Barkah Al-Baqa‟I, Faid AlIlah Al-Malik Fi Halli


Alfaz Umdah As-Salik Wa Uddah An-Nasik, jil. Ke-1, Lebanon : Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyyah, 1971.

Syarifuddin, Amir, Garis-Garis Besar Ushul Fiqh, Jakarta : Kencana, 2012.

Syamsuddin, Amir, Ushul Fiqh 2, cet. ke-5, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2009.

Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh 1, cet. ke-5, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2009.

Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras, 2009

Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih, Buku Induk Akidah Islam, terj. Izzudin
Karimi, cet. VI, Jakarta : Darul Haq, 2012.

Wahid, Ramli Abdul, Kamus Lengkap Ilmu Hadis, Medan : Perdana Publishing,
2011.
161

Yasien, Khalil, Muhammad Di Mata Cendikiawan Barat, terj. Salim Bsyarahil,


Jakarta : Gema Insani Press, 1989.

Zarkasyi, Imam, Pelajaran Fiqh 1, cet. ke-24, Ponorogo : Trimurti Press, 2013.

Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh Al-Islamiyyah Wa Adillatuhu, jilid ke-2, Lebanon, Dar


Al-Fikri Al-Mu„asir, 1997.

Zuhri, Pengantar Studi Tauhid, Yogyakarta : Suka Press, 2013.


162

CURRICULUM VITAE

NAMA : Nasrun Salim Siregar S.Th.I

JENIS KELAMIN : Laki-Laki

TTL : Kabanjahe, 17 April 1992

ALAMAT : Jl. Samura, Gg Madrasah, No 3, Kec Kabanjahe,


Kab. Tanah Karo, Sumatera Utara.

Alamat sekarang : Jl. Wuluh No 13, Papringan, Yogyakarta.

NO HP : 089669167299

PENDIDIKAN FORMAL :

1. SDN 040450 Kabanjahe, Tanah Karo, Sumatera Utara, Th. 1998-2004


2. M.Ts.Swasta Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, Sumatera Utara,
Th. 2004- 2007.
3. M.A.Swasta Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, Sumatera Utara,
Th. 2007-2010
4. Intsitut Agama Islam Negeri Medan, Sumatera Utara, Jurusan Tafsir
Hadis, Program S1, Th. 2010- 2014.
5. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, konsentrasi Ilmu Bahasa Arab,
Program Magister Pascasarjana, Th. 2014- sekarang.

PENDIDIKAN NON FORMAL :

1. Kursus Mahir Dasar Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, di bumi


perkemahan Sibolangit, Sumatera Utara, Th. 2008.
2. Pembelajaran Bahasa Arab, ‘Daurah al-Lugah al-‘Arabiyyah lil-
Mu‘allimi>n al-Lugah al-‘Arabiyyah’ di Pondok Pesantren Darun Najah
Jakarta Selatan, Th. 2010.
163

PENGALAMAN ORGANISASI :

1. Panitia Kursus Mahir Dasar Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, di bumi


Perkemahan Sibolangit, Sumatera Utara, Th. 2009.
2. Pengurus Organisasi Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Th. 2009 –
2010.
3. Wakil Ketua Seminar Nasional bertema JIL, di IAIN Medan,
Sumatera Utara, Th. 2011.
4. Ketua Ikatan Keluarga Raudhatul Hasanah, Medan, angkatan ke-19,
Th. 2010 – 2012.
5. Wakil Ketua Ikatan Keluarga Raudhatul Hasanah IAIN, Medan, Th.
2012-2014.
6. Panitia tournament futsal IKRH CUP, di Institut Agama Islam Negeri,
Medan, Th. 2013.
7. Wakil Sekretaris Takmir Masjid Al-Huda, Jl. Wuluh, Papringan,
Yogyakarta, Th. 2014 – sekarang.
8. Wakil Direktur TPA Masjid Al-Huda, Jl. Wuluh, Papringan,
Yogyakarta, Th. 2014- sekarang.

PENGHARGAAN DAN BEASISWA :

1. Juara MTQ cabang Tafsir Bahasa Arab, tingkat Kabupaten Deli


Serdang, Th. 2014.
2. Juara II MTQ cabang Tafsir Bahasa Arab, tingkat kampus IAIN,
Medan, Th. 2014.
3. Beasiswa Depag Medan Th. 2010 – 2014 (free pembayaran uang
kuliah selama S1).

Anda mungkin juga menyukai