Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN

BERBASIS APLIKASI POWER POINT PADA PEMBELAJARAN REFLEKSI


MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu: Prof. Dr. I Made Candiasa, M.T

Disusun Oleh:

Dede Purwanto

2310210002

5A Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MATEMATIKA

SINGARAJA 2023
METODE PENELITIAN

1. Model Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah penelitian yang di gunakan untuk
menghasilkan suatu produk. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ADDIE. Model Addie adalah salah satu proses pembelajaran yang
bersifat interaktif dengan tahapan-tahapan dasar pembelajaran yang efektif, dinamis
dan efisien, model ADDIE yang merupakan singkatan dari Analyze, Design,
Development, Implemention, Evaluation. Model ini dipilih karena sering digunakan
karena tahapan model ADDIE menggambarkan pendekatan sistematis untuk
pengembangan instruksional.
Adapun prosedur pengembangan produk dengan model ADDIE dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar 1. Tahapan model ADDIE.

2. Langkah – langkah Model Addie


Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran model ADDIE, terdiri
dari Lima langkah, yaitu :
a. Analysis (analisis)
Dala tahapan ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya
pengembangan bahan ajar dalam tujuan pembelajaran, beberapa analisis yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
 Analisis Kinerja : Dalam tahapan ini, mulai dimunculkan masalah dasar
yang dihadapi dalam pembelajaran.
 Analisis siswa : Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa
berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan perkembangannya. Analisis
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa yang beragam.
Hasil analisis siswa berkenaan dengan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif dapat dijadikan gambaran dalam mengembangkan bahan ajar
dalam pembelajaran. Beberapa poin yang perlu didapatkan dalam
tahapan ini diantaranya: 1) Karakteristik siswa berkenaan dengan
pembelajaran , 2) Pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki siswa
berkenaan dengan pembelajaran, 3) Kemampuan berpikir atau
kompetensi yang perlu dimiliki siswa dalam pembelajaran, 4) Bentuk
pengembangan bahan ajar yang diperlukan siswa agar dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan kompetensi yang
dimilikiAnalisis Pelajar (Siswa).
 Analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran :
Analisis materi berkenaan dengan fakta, konsep, prinsip dan prosedur
merupakan bentuk identifikasi terhadap materi agar relevan dengan
pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran. Dalam tahap ini, analisis
dilakukan dengan metode studi pustaka. Tujuan dari analisis fakta,
konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran adalah untuk
mengidentifikasi bagian-bagian utama materi yang akan diajarkan dan
disusun secara sistematik. Analisis ini dapat dijadikan dasar untuk
menyusuk rumusan tujuan pembelajaran.
 Analisis tujuan pembelajaran : Analisis tujuan pembejaran merupakan
langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan atau kompetensi
yang perlu dimiliki oleh siswa. Pada tahap ini, ada berapa poin yang
perlu didapatkan diantaranya: 1) Tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan, 2) Ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian,
tahapan ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan bahan ajar
dalam pembelajaran.
b. Design (perancangan)
Tahapan desain meliputi beberapa perencanaan pengembangan bahan
ajar diantaranya meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Penyusunan bahan ajar dalam pembelajaran kontektual dengan
mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk menentukan
materi pembelajaran berdasarkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur,
alokasi waktu pembelajaran, indikator dan instrumen penilaian siswa,
2) Merancang skenario pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar
dengan pendekatan pembelajaran,
3) Pemilihan kompetensi bahan ajar,
4) Perencanaan awal perangkat pembelajaran yang didasarkan pada
kompetensi mata pelajaran,
5) Merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi belajar dengan
pendekatan pembelajaran.
c. Development (pengembangan)
Pengenbangan dalam Model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan
produk dalam hal ini adalah bahan ajar. Langkah pengembangan dalam
penelitisn ini meliputi kegiatan membuat dan memodifikasi bahan ajar.
Dalam tahap desain telah disusun kerangka konseptual pengembangan bahan
ajar. Dalam tahap pengembangan kerangkangka konseptual tersebut
direalisasikan dalam bentuk produk pengembangan bahan ajar yang siap
diimplementasikan sesusi dengan tujuan. Dalam melakukan langkah
pengembangan bahan ajar, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai antara
lain adalah : 1) Memproduksi atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, 2) Memilih
bahan ajar terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
d. Implementation (Uji Coba Produk)
Pada tahapan implementasi dalam penelitian ini merupakan tahapan
untuk mengimplementasikan rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan
pada situasi yang nyata dikelas. Selama implementasi, rancangan bahan ajar
yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi
bahan ajar yang telah dikembangkan disampaikan sesuai dengan
pembelajaran. Seteleh diterapkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran
kemudian dilakukan evalusai awal untuk memberikan umpan balik pada
penerapan pengembangan bahan ajar berikutnya. Tujuan utama dalam
langkah implemtasi antara lain: 1) Membimbing siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran, 2) Menjamin terjadinya pemecahan masalah untuk
mengatasi persoalan yang sebelumnya dihadapi oleh siswa dalam proses
pembejaran, 3) Memastikan bahwa pada akhir pembelajaran, kemampuan
siswa meningkat.
e. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
memberikan nilai terhadap pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran.
Evalusi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evalusi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka
(mingguan) sedangkan evalusi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir
secara keseluruhan (semester). Evalusi sumatif mengukur kompetensi akhir
atau tujuan pembejaran yang ingin dicapai. Hasil evalusi digunakan untuk
memberikan umpan balik terhadap pengembangan bahan ajar. Kemudian
revisi dibuat sesuai dengan hasil evalusi atau kebutuhan yang belum dapat
dipenuhi oleh tujuan pengembangan bahan ajar. Evaluasi terhadap
pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
beberapa hal, yaitu : 1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara
keseluruhan, 2) Peningkatan kemampuan siswa yang merupakan dampak
dari keikutsertaan dalam kegiatan pembelajaran, 3) Keuntungan yang
dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa melalui
kegiatan pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Addie


a. Kelebihan Model Addie
Model pembelajaran ADDIE adalah keserderhanaan dan kejelasannya.
Ini memberikan kerangka yang jelas dan urutan langkah-langkah yang dapat
membantu kita mengatur dan mengelola proyek desain instruksional kita. Ini
juga memungkinkan kita untuk menyesuaikan dan memodifikasi model sesuai
dengan kebutuhan dan konteks spesifik kita, selama kita mengikuti logika umum
dan prinsip prosesnya. Keuntungan lain dari ADDIE yaitu fokusnya pada
evaluasi dan umpan balik. Hal inimendorong kita untuk mengevaluasi efektivita
dan efisiensi progam pelatihan kita disetiap fase dan melakukan perbaikan
berdasarkan data dan umpan balik yang kita kumpulkan.
b. Kekurangan Model Addie
Salah satu kekuran model ADDIE yaitu liniearitas dan kekakuannya.
Diasumsikan bahwa setiap fase telah selesai sebelum melanjutkan ke fase
berikutnya, dan tidak ada perubahan atau revisi selama proses tersebut. Hal ini
mungkin tidak realistis dan tidak praktis dalam beberapa situasi, terutama ketika
kita harus menghadapi perubahan persyaratan, kendala, atau harapan dari
pemangku kepentingan atau peserta didik. Kerugian lain ADDIE adalah
kurangnya panduan dan kekhusuan. Panduan ini tidak memberikan rincian atau
contoh yang cukup tentang cara melalkukan setiap tahapan,atau alat atau metode
apa yang digunakan. Hal ini memberikan banyak ruang untuk interpretasi dari
variasi yang dapat menyebabkan inkonsisten dan kebingungan.

4. Evaluasi Tahap Analisis


Evaluasi pada tahap analisis dimaksudkan untuk menguji kelayakan
materi dengan menggunakan uji ahli (expert review). Evaluasi pada tahap ini
berguna untuk mengetahui kecocokan kurikulum, kebenaran materi, tujuan
pembelajaran, asesmen pembelajaran, serta kesesuaiannya dengan karakteristik
peserta didik. Evaluasi dilakukan oleh dua orang pakar dari dosen Program Studi
Pendidikan Matematika dan satu orang guru matematika SD. Evaluasi dilakukan
dengan menggunakan Learning Object Review Instrument (LORI), yang
dikembangkan oleh Nesbit (2004). LORI terdiri dari dua bagian, yakni untuk
pengujian materi dan untuk pengujian desain. LORI untuk menguji hasil analisis
tampak seperti pada Tabel 3-1 berikut.
Tabel 3-1: Learning Object Review Instrument (LORI) untuk Uji Kelayakan Materi

No Aspek yang Dinilai Skor


1 2 3 4 5
A Kualitas Isi/Materi (Content Quality)
1. Kebenaran (Veracity)
2. Ketepatan (Accuracy)
3. Keseimbangan Presentasi Ide-Ide (Balanced
Presentation Of Ideas)
4. Sesuai dengan detai tingkatan (Appropriate
Level Of Detail)
B. Tujuan Pembelajaran (Learning Goal
Aligment)
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Sesuai dengan aktifitas pembelajaran
(Activities)
3. Sesuai dengan penilaian dalam pembelajaran
(Assesments)
4. Sesuai dengan karakteristik siswa (Learner
Characteristics)
C. Umpan Balik dan Adaptasi (Feedback and
Adaptation)
1. Konten adaptasi atau Umpan Balik dapat
dijalankan oleh pelajaran atau model pelajar
yang berbeda
D. Motivasi (Motivation)
1. Kemampuan memotivasi dan menarik
perhatian anak pelajar

(Nesbit, 2004)

5. Evaluasi Tahap Desain


Evaluasi desain mengacu pada keterkaitan yang konsisten dari setiap
komponen yang dikembangkan dengan karakteristik pembelajaran yang
diterapkan. Evaluasi dilakukan oleh dua orang pakar dari dosen Teknologi
Pendidikan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan Learning Object Review
Instrument (LORI), yang dikembangkan oleh Nesbit (2004). LORI untuk
menguji desain tampak seperti pada Tabel 3-2 berikut.
Tabel 3-2 Learning Object Review Instrument (LORI) untuk Uji Desain

No Aspek yang Dinilai Skor


1 2 3 4 5
A Desain Presentasi (Presentation Design)
1. Desain multimedia (visual dan audio) mampu
membantu dalam meningkatkan dan
mengefisienkan pembelajaran.
B. Interaksi Penggunaan (Interaction
Usability)
1. Kemudahan navigasi
2. Tampilan yang ditebak
3. Kualitas dari tampilan fitur bantuan
C. Aksesibilitas (Accessibility)
1. Kemudahan dalam mengakses
2. Desain dari kontrol dan format penyajian
untuk mengakomodasi berbagai pelajar
D. Penggunaan Kembali (Reusability)
1. Kemampuan untuk digunakan dalam berbagai
variasi pembelajaran dan dengan pelajar yang
berbeda.
E. Memenuhi Standar (Standards Compliance)
1. Taat pada spesifikasi standar internasional

(nesbit dkk, 2004)


Kelayakan materi dan desain dari Media Elektronik dapat dilihat dari
hasil analisis data angket. Analisis data dilakukan dengan menghitung rata-rata
skor jawaban dari masing-masing butir yang dinilai dan dilanjutkan dengan
mencocokan tingkat kriteria kelayakan yang digunakan melalui tabel kriteria
kelayakan. Berikut tingkat kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian
ini.
Tabel 3-3 Kriteria Kelayakan Media Elektronik

Skor Keterangan
4,20≤ X ≤ 5,00 Sangat Tinggi
3,40 ≤ X ≤ 4,20 Tinggi
2,60 ≤ X ≤ 3,40 Cukup Tinggi
1,80 ≤ X ≤ 2,60 Rendah
1,00 ≤ X ≤ 1,80 Sangat Rendah
(Mardapi, 2008)

6. Evaluasi Tahap Pengembangan


a. Uji satu – satu (Ones - to - one)
Bila media Digital sudah dinyatakan valid oleh pakar, maka dilanjutkan
dengan uji satu-satu (one-to-one) dengan melibatkan tiga orang siswa dengan
kemampuan bervariasi. Uji satu-satu dilakukan dengan teknik cognitive
walkthrough. Siswa diberi tugas untuk mencoba menggunakan Media Digital
dan diamati oleh guru dan pakar. Masalah yang dihadapi siswa direkam dan
dijadikan umpan balik sebagai pertimbangan untuk merevisi Media Dlektronik
yang dikembangkan.

b. Uji kelompok kecil (Small Group)


Pengujian berikutnya adalah uji kelompok kecil (small group) dengan
melibatkan 5-8 siswa. Uji kelompok kecil dilakukan oleh pakar dengan
pendekatan heuristik. Pakar mengevaluasi Media Digital dan memberikan
keputusan seperti berikut sesuai Severity Rating yang dirumuskan Nielsen
(2004).
Tabel 3-4: Severity Ratings

Severity Ratings
Rating Definisi
0 Don’t Agree, tidak terdapat permasalahan usability secara
keseluruhan. Sistem nyaman digunakan.
1 Cosmetic Problem, masalah yang tidak terlalu mempengaruhi
pengguna. Perbaikan tidak terlalu dibutuhkan jika waktu yang
dimiliki terbatas.
2 Minor Usability Problem, adanya potensi pengguna mengalami
kesulitan dalam melakukan aktivitas pada sistem. Dibutuhkan
perbaikan dengan tingkat prioritas rendah.
3 Major Usability Problem, Terdapat temuan masalah yang
mengganggu pengguna. Dibutuhkan adanya perbaikan dengan
prioritas tingkat tinggi.
4 Usability Catasthrope, ditemukannya kesalahan fatal. Perbaikan
wajib dilakukan sebelum sistem digunakan oleh pengguna.

c. Uji Lapangan (Field test)


Uji selanjutnya adalah uji lapangan (field test) guna menguji
kebergunaan (usability) dan efektivitas Media Elektronik. Uji lapangan
dilakukan pada akhir implementasi.

Anda mungkin juga menyukai