Matematika India Kuno Dan Veda
Matematika India Kuno Dan Veda
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatnya makalah kami yang berjudul “Matematika India Kuno dan Matematika Veda” dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Pada kesempatan kali ini, kami tak lupa mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang berperan dan telah membantu kami
dalam menyusun makalah ini, yaitu :
1. Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah
dan Etno Matematika.
2. Teman-teman dan pihak lain yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen maupun teman-teman terhadap
makalah kami. Kritik dan saran dari dosen maupun teman-teman sangat penulis hargai, baik
dari segi isi, sistematika, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan makalah ini sehingga
makalah ini pada akhirnya dapat dikembangkan dan disempurnakan bagi pembaca serta dapat
berguna bagi penulis dalam meningkatkan kemampuan menulis.
Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kata atau penulisan yang
kurang berkenan di hati para pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga
dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.
Penulis
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Matematika India atau juga bisa disebut Matematika Hindu muncul pada abad
ke-26 SM dan berakhir pada abad ke-14 M. Matematika India ini berkembang
setelah matematika China dan berakhir tepat sebelum munculnya matematika Eropa
abad pertengahan. Matematika India dimulai sejak munculnya sebuah peradaban
yang terletak di daerah aliran Sungai Indus. Peradaban ini biasa disebut Peradaban
Lembah Indus. Kota-kota yang mereka tempati kala itu diatur secara geometris.
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM-1800 SM, merupakan sebuah
peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra
yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai
Peradaban Harappa Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut
Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang
mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada
di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang
pernah mengalir.
India telah memiliki pengetahuan besar mengenai matematika. Angka nol
diciptakan oleh bangsa India kuno. Demikian juga sistem desimal. Matematika
Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra atau “tali dari sloka" (cord
of verses). Ini berkaitan dengan pembangunan altar tempat pemujaan dan upacara
korban. Formula dari Sulwa Sutra sifatnya empirik. Sesungguhnya, dikatakan bahwa
Sulwa Sutra mungkin merupakan pengaruh di belakanag perkembangan kemudian
dari geometri Yunani. Semua hal yang datang dari matematika India, angka nol
adalah yang paling menonjol.
Sekitar abad ke-15 SM bangsa India diusir oleh bangsa Arya yang datang dari
Asia Tengah. Selama kira-kira 1000 tahun bangsa Arya menyempurnakan tulisan
Hindu dan bahasa Sansekerta. Beberapa penulis agama juga memulis sejarah
matematika karena dalam pembangunan altar Budha direntangkan tali yang
menunjukkan pengenalan tigaan Pythagoras. Kemudian lahirlah matematika
Vedanta yang berkembang di India sejak Zaman Besi. Sekitar abad ke-9 SM, seorang
matematikawan bernama Shatapatha Brahmana mulai menemukan pendekatan nilai
Sejarah dan Etno Matematika │ 5
n, dan kemudian antara abad ke-8 dan ke-5 SM, Sulba Sutras memberikan tulisan-
tulisan geometri yang menggunakan bilangan rasional, bilangan prima, aturan tiga
dan akar kubik yaitu dengan menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari
seratus ribuan, memberikan metode konstruksi lingkaran dan perhitungan luasnya
menggunakan susunan persegi, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat serta
menggembangkan Tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan
bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan sistem
letak untuk bilangan. Angka India atau Argam Hindiyyah dimulai satu tempat
kosong untuk angka nol, ini terbukti telah dituliskan posisi itu pada Kitab Injil orang
India. Para ahli matematika India telah lama menemukan bilangan nol, tetapi belum
ada simbolnya. Kemudian Aryabrata menyebut bilangan nol dengan kata "kha",
Aryabrata telah memasukkan nol dalam sistem perhitungan bukan sekedar tempat
kosong. Konsep bilangan nol menggunakan satu tempat kosong di dalam pengaturan
bentuk tabel telah dikenal dan digunakan di India dari abad ke- 6. Naskah tertua yang
diketahui menggunakan nol adalah karya Jain dari India yang berjudul
Lokavibhaaga, berangka tahun 458.
Penggunaan simbol nol oleh orang India yang pasti adalah di Gwalior Tablet
Stone pada tahun 876. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan tembaga dengan
simbol "o" kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica mengatakan "Literatur Hindu
membuktikan bahwa bilangan nol mungkin telah dikenal di depan kelahiran Kristus,
tetapi tidak ada catatan yang ditemukan dengan simbol seperti itu di depan abad ke-
9". Ide-ide brilian dari matematikawan India selanjutnya dipelajari oleh
matematikawan Muslim dan Arab, Hal ini terjadi pada tahap-tahap awal ketika
matematikawan Al Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang
menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan
penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini
disebut sebagai Sistem Bilangan Desimal.
Gambar 2. 4 Aryabhata
Pada tahun 476 - 520 A.D, adalah ahli matematika Hindu pertama yang
dikenal dunia. Risalah atau tulisannya mengenai subyek ini adalah karya Hindu
yang pertama mengenai matematika murni, dan terdiri dari 33 sloka. la
menjelaskan mengenai sebab-sebab gerhana matahari dan bulan. Ia memberikan
Dalam Ifrah daftar sejumlah hipotesis yang telah diajukan. Pada dasarnya
hipotesis tersebut terdiri dari dua jenis. Salah satunya adalah bahwa angka-angka
berasal dari alfabet dengan cara yang mirip dengan angka Yunani yang
merupakan huruf awal dari nama-nama angka. Tipe kedua hipotesis adalah
bahwa mereka berasal dari sistem nomor sebelumnya dari jenis yang sama
dengan angka Romawi. Misalnya, angka Aram dari hipotesis 2 didasarkan pada
I (satu) dan X (empat) :
Ifrah memeriksa setiap enam hipotesis pada gilirannya dan menolak mereka,
meskipun orang harus mengatakan bahwa dalam beberapa kasus lebih
disebabkan karena kurangnya bukti positif daripada bukti negatif.
b. Angka Gupta
Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke Magadha
di timur laut India yang dimulai sejak awal abad 4 M sampai abad 6 M. Angka
Gupta dibangun dari angka Brahmi yang tersebar luas oleh kerajaan Gupta.
Jika kita perhatikan, dalam situasi ini, ketika diminta untuk membagi dengan
10, kita justru mengalikannya dengan 10. Ketika diminta untuk menambahkan 8,
kita sebaliknya menguranginya sebesar 8. Ketika diminta untuk menarik akar
kuadrat, kita justru mengkuadratkannya, dan seterusnya. Bentuk perhitungan
seperti ini adalah contoh dari metode inversi, yang dinamakan demikian karena
melibatkan tindakan yang berlawanan dengan informasi yang diberikan. Berikut
dan
adalah nol. Akan tetapi, suatu percobaan yang jenius dari orang pertama yang kita
tau mencoba untuk mengembangkan aritmatika pada angka negatif dan nol.
Pada 830 Mahavira menulis Ganita Sara Samgraha yang dibuat untuk
memperbaharui buku Brahmagupta. Ia menyatakan bahwa:
.... a number multiplied by zero is zero, and a number remain the same when
zero is substracted from it.
Artinya: Angka yang dikalikan nol hasilnya nol, dan angka akan tetap sama apabila
nol disubtraksikan dengan angka tersebut.
Bagaimanapun juga ia mencoba untuk memperbaiki pernyataan Brahmagupta
tentang pembagian nol yang terlihat banyak membuat kesalahan. Ia menulis:
A number remains unchanged when divided by zero.
Artinya: Angka akan tetap sama jika dibagi dengan nol.
Bhaskara menulis lebih dari 500 tahun setelah Brahmagupta. Ia menulis;
A quantity devided by zero becomes a fraction the denominator of which is zero.
This fuction is termed an infinite quantity. In this quantity consisting of that which
has zero for its divisor, there is no alteration, though many may be inserted or
extracted; as no change take place in the infinite and immutable God when worlds
dilihat pertama kali mungkin kita terbujuk untuk percaya Bhaskara benar, tetapi
tentu saja dia tidak benar. Apabila benar bahwa waktu nol adalah harus sejajar
dengan semua angka n, maka semua angka adalah sejajar. Matematika India tidak
menyimpulkan pada hal pembenaran bahwa sesuatu tidak dapat dibagi dengan nol.
Akan tetapi, Bhaskara juga mempunyai pernyataan yang benar seperti 02 = 0 dan 0
= 0.
Bangsa Maya yang hidup di Amerika Tengah, yang sekarang dikenal Meksiko
Selatan, Guetemala, dan Utara Belize. Pada tahun 665 mereka menggunakan sistem
angka nilai-tempat dengan nilai dasar 20 dengan menggunakan simbol 0.
∏ = 3,1416
5. Geometri
Basis dan inspirasi dari keseluruhan matematika India adalah geometri. Bekas-bekas
peninggalan awal pengetahuan geometri dari peradaban Lembah Indus dapat
ditemukan pada penggalian kota Harappa dan Mohenjo-daro, dimana terdapat bukti
berupa alat penggambar lingkaran yang berasal dari 2500 SM. Ilmu geometri yang
berasal dari India dapat diketahui melalui sebuah catatan konstruksi geometri para
pendeta Weda yang disebut Sulbasutra. Sulbasutra adalah panduan untuk
pembangunan altar-altar tersebut untuk pemujaan dan menjelaskan sejarah geometri
bangsa India. Altar-altar ini memiliki bentuk berbeda-beda tetapi berdiri di wilayah
yang sama. Sulbasutra berisi penjelasan verbal awal mengenai teorema Pythagoras
meskipun juga telah diketahui oleh bangsa Babilonia. Dalil-dalil Sutrasulba
berhubungan dengan pembagian gambargambar seperti garis lurus, persegi panjang,
lingkaran dan segitiga. Geometri Hindu terutama untuk keperluan praktek. Geometri
1. Kelebihan
Adapun Kelebihan dari Sistem Bilangan Matematika India Kuno, antara lain:
1) Notasi Desimal: Salah satu kelebihan utama sistem ini adalah penggunaan
notasi desimal. Angka-angka ditulis menggunakan angka Arab (0-9) dan
diatur dalam posisi berdasarkan tempat nilai (puluhan, ratusan, ribuan, dst.),
yang membuatnya sangat cocok untuk perhitungan aritmetika.
3. Perkalian Dimana Angka Awal Sama dan Angka Akhiran Jika Dijumlahkan
menjadi 10
Berikut cara pengerjaannya:
a. 𝑎𝑏 × 𝑎𝑐 , dengan 𝑏 + 𝑐 = 10
b. Hasil:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Matematika India atau juga bisa disebut Matematika Hindu muncul pada abad
ke-26 SM dan berakhir pada abad ke-14 M. Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan
bilangan nol dan penulisan sistem letak untuk bilangan. Penggunaan simbol nol oleh
orang India yang pasti adalah di Gwalior Tablet Stone pada tahun 876. Terdapat
beberapa tokoh penemu matematika india, salah satunya adalah Brahma Gupta. Pada
matematika india kuno terdapat beberapa perkembangan, terdapat sistem india kuno,
Sejarah angka Nol, terdapat Teknik Perhitungan Matematika India Kuno, dan terdapat
beberapa peninggalan Matematika india kuno.
Matematika Veda ditemukan kembali dari kitab suci India kuno antara 1911 dan
1918 terdapat 6 tokoh dalam matematika veda, salah satunya adalah Bharati Krishna
Tirthaji. Pada tahun 1981, ini disusun menjadi sebuah buku berjudul Pengantar
Ceramah di Veda Matematika. Pada matematika Veda terdapat sistem angka veda,
Teknik perhitungan matematika veda, dan terdapat peninggalan kitab veda.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis meyakini bahwa masih terdapat beberapa
kekurangan dan bahkan mungkin kekeliruan atau kesalahan yang terjadi di luar
keinginan dan kehendak penulis. Untuk itu, koreksi, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat koreksi, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan bagi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Kazamajonkuskus. (2011, Oktober 9). Daftar Penemuan Matematika. Dipetik September 28,
2023, dari Scribd: https://www.scribd.com/doc/68114434/daftar-penemuan-
matematika
Narayan, Avadesh. 1962. History of Hindu Mathematics: A source book. Bombay: Asia
Publishing House.