Anda di halaman 1dari 45

THE ESSENCE OF

ETHNOMATHEMATICS
AND ETHNOMODELLING
Rabu, 11 Oktober 2023
Dosen Pengampu: Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si.
Anggota Kelompok

Ni Desak Made Maitryana Dwiyanti


2113011046/5C
Ni Luh Komang Trisna Jayanti Merin Ika Nur Aldalia
2113011021/ 5D 2113011049/5D

Aa Fikri Widuri Putra Ida Ayu Gede Widicahyani Komang Deena Prasanti Dewi
2310210007/5C 2113011091/5C 2113011022/5D
Topik Bahasan
“matematika yang
dipraktekkan di antara
kelompok budaya dan dapat
D'Ambrosio (1997) diidentifikasi, seperti
masyarakat suku, kelompok
buruh, anak-anak dari
Mathema kelompok usia tertentu,
Ethno Tics dan kelas profesional”
Proses terjemahan dan
elaborasi masalah dan Ethnomodelling dapat
pertanyaan yang digunakan untuk
diambil dari sistem mengeksplorasi sistem
yang merupakan bagian pengetahuan matematika
Bassanezi dari kehidupan sehari- dialogis global.
hari anggota kelompok
budaya tertentu.
Contoh Penggunaan
Dalam penggunaan ethnomatematics mereka
mengembangkan model-model matematika yang
mencerminkan pengetahuan mereka tentang
geometri untuk mengukur sudut-sudut dan panjang-
panjang yang diperlukan dalam membangun
piramida.
Penggunaan ethnomatematics yang mereka
terapkan adalah matematika untuk
menghitung waktu dengan presisi tinggi,
termasuk siklus astronomi yang kompleks.
Dalam penggunaan ethnomatematics, mereka
menciptakan pola-pola dan simetri dalam seni mereka,
seperti penggunaan geometri dalam pembentukan
pola-pola simetris yang rumit.
Candi ini merupakan contoh penggunaan
ethnomatematics dalam konteks budaya dan sejarah.
Candi Ceto memiliki berbagai elemen arsitektur yang
menggambarkan berbagai bentuk geometri, seperti
segi empat, segi lima, segi enam, dan lainnya.
Ethnomatematics memainkan peran penting dalam
pembuatan Klepon. Dalam proses pembuatannya,
matematika digunakan untuk menghitung proporsi
bahan, seperti tepung ketan dan gula merah,
sehingga Klepon memiliki rasa yang seimbang.
Motif Obar Motif Sawat Riwog

Motif Bunga Setaman

Ethnomatematics dalam Batik Indramayu dapat


diidentifikasi melalui pemahaman yang mendalam
tentang penggunaan pola-pola geometri.
Contoh Penggunaan
Ethnomathematics memungkinkan masyarakat memahami, menghormati,
dan melestarikan sistem angka serta konsep matematika sebagai bagian
integral dari identitas budaya mereka.

Ethnomodelling menjaga teknik konstruksi tradisional dan desain


budaya dalam bentuk model, melestarikan keterampilan seni, arsitektur,
dan kerajinan lokal.
Membantu siswa terhubung dengan materi pelajaran, meningkatkan
motivasi belajar, dan memberikan pemahaman mendalam tentang
aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari dan budaya mereka.

Ethnomodelling mengajarkan siswa hubungan antara model matematika


dalam seni, arsitektur, dan kerajinan tradisional, membangun koneksi
antara matematika dan seni budaya.
Pemecahan masalah melibatkan konsep matematika, teknik hitung, dan
sistem angka tradisional dalam budaya masyarakat. Siswa dan peneliti
memahami cara masyarakat di masa lalu menyelesaikan masalah
matematika dan pengaruh budaya pada pendekatan mereka.

Ethnomodelling menunjukkan penggunaan model matematika dalam seni


dan kerajinan tradisional, menggambarkan kreativitas dan inovasi
matematika dalam desain dan konstruksi budaya.
Penggunaan Ethnomathematics dan Ethnomodelling memperdalam
pemahaman matematika dalam konteks budaya dan sejarah,
memperkuat identitas budaya, dan mendorong kolaborasi
antarbudaya.

Dalam mendorong kolaborasi, terjadi pertukaran pengetahuan


antar budaya dan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan dan
kesamaan dalam penggunaan matematika di berbagai budaya.
Pemahaman sistem angka, teknik hitung, dan konsep matematika
tradisional di berbagai budaya menginspirasi matematikawan
menciptakan model inklusif dan relevan. Model-model ini mencerminkan
keragaman cara berpikir matematika global.

Ethnomodelling memperkenalkan teknik matematika seni dan kerajinan


tradisional, memicu inovasi dalam model geometris, simetri, dan prinsip
desain. Ini berdampak pada ilmu seperti sains, teknologi, dan seni rupa.
Bagaimana mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam pengajaran di dalam kelas.
penolakan guru terhadap perubahan paradigma pembelajaran mengharuskan adanya
pemahaman substantif terkait etnomatematika dalam berbagai pelatihan guru.

Kurikulum matematika tradisional mungkin tidak dapat memberikan ruang


implementasi dari sudut pandang etnomatematis. Integrasi ethnomatematika ke
dalam kurikulum standar memiliki kendala dalam mengintegrasikan konsep-konsep
etnomatematika ke dalam struktur kurikulum yang sudah ada

Guru dan lembaga pendidikan mungkin resisten terhadap pendekatan baru yang
melibatkan ethnomatematik dan juga Kurangnya sumber daya dan materi
pembelajaran yang mendukung pengajaran ethnomatematika dan pelatihan
khusus.
Pengembangan model matematika yang mencerminkan kearifan lokal dan kultural dapat
menjadi kompleks. Model-model matematika formal juga mungkin menjadi hambatan.
Penerapan matematika formal dapat menjadi sulit untuk menggambarkan kearifan lokal
dengan akurat.

Memastikan bahwa model ethnomatematika memiliki validitas dan dapat digeneralisasi


untuk berbagai konteks. Model harus mampu beradaptasi dengan perubahan
kontekstual dan dinamika komunitas, serta dapat diubah atau dimodifikasi agar tetap
relevan di berbagai situasi.

Kesulitan mengintegrasikan ethnomodelling ke dalam kurikulum matematika formal.


Integrasi ethnomodelling memerlukan penyesuaian dan bisa bertentangan dengan
struktur kurikulum yang ada. kurangnya pemahaman atau menilai rendah konsep
ethnomodelling juga menjadi tantangan dalam mengintegrasikannya ke dalam
pendidikan matematika formal.
PENERAPAN ETHNOMATHEMATICS
DALAM KONTEKS PENDIDIKAN
MATEMATIKA DI INDONESIA
Penerapan Ethnomathematics

Bishop (1994) mengungkapkan bahwa semua pendidikan


matematika merupakan proses interaksi budaya dan setiap siswa
mengalami budaya dalam prosesnya.

Pendekatan etnomatematika merupakan sebuah pendekatan


pembelajaran matematika yang dipengaruhi atau didasarkan budaya
serta yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan sesuai
dengan kebudayaan setempat sebagai pondasi dalam membangun
konsep sehingga diyakini akan dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi (Heryan, 2018).
Contoh Nyata Penerapan
Ethnomathematics

Sistem Penghitungan
Tradisional Suku Dayak

Kalender Jawa

Uang Tradisional
Contoh Nyata Penerapan
Ethnomathematics

Pola Motif Batik

Pengukuran dan Desain


Arsitektur Tradisional

Sistem Pertanian Tradisional


Contoh etnomatematika adalah penjelasan bangun-bangun datar pada
geometri yang dikaitkan dengan benda-benda budaya di sekitar pemukiman
siswa. Bisa motif batik, ornamen rumah adat, atau mungkin benda
berbentuk geometris yang dibuat oleh masyarakat setempat. Pada gambaer
berikut mengaitkan bangun elips dengan corak batik gaya Pekalongan.
Peran Ethnomathematics Dalam Penerapan
Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013

Tahapan Pembelajaran Berbasis


Etnomatematika

Tahap Explorasi Tahap Pemetaan Tahap Explanasi Tahap Refleksi


(Exploration) (Mapping) (Explanation) (Reflextion)
Etnomatematika memfasilitasi peserta didik Etnomatematika mampu memberikan

untuk mampu mengkonstruksi konsep kompetensi afektif yang berupa

matematika dengan pengetahuan awal yang terciptanya rasa menghargai, nasionalisme

sudah mereka ketahui karena melalui dan kebanggaan atas peninggalan tradisi,

lingkungan siswa sendiri. seni dan kebudayaan bangsa

Etnomatematika menyediakan lingkungan Etnomatematika mendukung


pembelajaran yang menciptakan motivasi kemampuankemampuan siswa sesuai
yang baik dan menyenangkan serta bebas dari dengan harapan implementasi pendekatan
anggapan bahwa matematika itu menakutkan. saintifik.
PENERAPAN ETHNOMODELLING
DALAM KONTEKS PENDIDIKAN
MATEMATIKA DI INDONESIA
Pengembangan
Meningkatkan Pemberdayaan Pengembangan Model Memelihara Warisan
Kemampuan Berpikir
Relevansi Matematika Budaya Lokal Matematika Lokal Budaya
Kritis

Konektivitas antara Peningkatan Pengembangan Kontribusi pada


Peningkatan Minat
Sekolah dan Pemahaman Model Pembelajaran Pengembangan
dan Motivasi
Masyarakat Multikultural Inovatif Kurikulum
Contoh Nyata Penerapan
Ethnomodelling

Pengembangan Model Pembelajaran


Matematika Noken Papua Menghitung Melalui Lagu

Menggunakan Batik untuk Pameran Model


Pembelajaran Geometri Matematika Lokal

Pengembangan Model Padi


dan Sistem Pengukuran Model Pembuatan Tenun

Tradisional
Manfaat Ethnomathematics

Pengakuan Budaya Peningkatan

dan Keanekaragaman Relevansi

Mendorong
Pengembangan
Pengembangan Penggalian
Keterampilan Abstraksi
Pemahaman Pengetahuan Lokal
Multikultural
Manfaat Ethnomodelling

Pengembangan Pembelajaran Mengaitkan Abstraksi


Model Matematika Kontekstual dengan Konteks

Peningkatan Minat Menghubungkan Sekolah Mengembangkan

dalam Matematika dengan Masyarakat Lokal Kreativitas Siswa


Ethnomathematics

Menghargai
Keanekaragaman Budaya
Kesulitan Implementasi

Meningkatkan Relevansi

Kurangnya Materi
Peningkatan Pemahaman
Ethnomodelling

Keterbatasan Sumber
Konteks yang Relevan
Daya

Keterlibatan Siswa Tidak Selalu Cocok

Pengembangan
Kemampuan Pemecahan Evaluasi yang Rumit

Masalah
PENUTUP
Ethnomathematics dan Ethnomodelling adalah dua konsep yang penting
dalam menghormati dan memahami peran budaya dalam matematika dan
pemodelan matematika. Ethnomathematics menyoroti berbagai cara
berpikir dan praktik matematika dalam berbagai budaya, sementara
ethnomodelling mengembangkan model matematika yang lebih sesuai
dengan konteks budaya dan sosial tertentu. Kedua konsep ini memiliki
potensi untuk meningkatkan relevansi, penghargaan, dan partisipasi
komunitas dalam matematika dan pemodelan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai