Anda di halaman 1dari 6

MATERI PRAKTEK KERJA YANG AMAN DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA

INDUSTRI

KELAS : X TKJ

PRAKTEK KERJA YANG AMAN

Kerja yang aman adalah kerja yang mengutamakan keselamatan.

Cara bekerja dengan aman dan nyaman yang harus diperhatikan pekerja :

1. Pelatihan Staff
Satu-satunya cara untuk dapat mengurangi kecelakaan kerja adalah dengan terus menerus
memberikan penyuluhan atau program pelatihan kepada semua pekerja.
2. Pekerja yang Kompeten
Karyawan yang memiliki keahlian khusus dan tambah kompeten adalah karyawan yang
dapat dikatakan mendukung kemajuan perusahaan juga.
3. Selalu menggunakan alat keselamatan kerja sesuai standar
Peraturan penggunaan alat keselamatan kerja harus wajib dipatuhi. Bahkan jika ada
karyawan yang tidak menggunakan alat keselamtan kerja atau tidak mematuhi standar kerja
dapat langsung diberikan surat peringatan.
4. Memberikan rambu-rambu
Karyawan yang paling safety pun harus terus memperhatikan rambu-rambu dalam
bekerja. Bukan mengingatkan, tapi, melatih kembali hal-hal yang berkaitan dengan
kecelakaan kerja.
5. Perlengkapan kerja harus full service
Jika perusahaan ingin mengurangi tingkat kecelakaan di perusahaannya, perusahaan harus
memberikan fasilitas penuh. contoh, memberikan sepatu safety yang berkualitas,
memberikan jaket safety yang berkualitas, memberikan helm yang berkualitas dan lain-lain.
6. Tempat atau area kerja selalu dalam keadaan bersih
faktor lain yang menyebabkan kecelakaan kerja adalah fakor kebersihan. Jika lingkungan
kerja bersih maka secara otomatis fikiran para pekerja akan bersih juga. hal ini sangat
berkaitan jika kita kaitakn dengan faktor psikologis.
7. Berikan reward kepada karyawan
Perusahaan selalu memberikan penghargaan kepada karyawan-karyawan yang rajin dan
selalu mematuhi aturan keselamatan agar dapat meningkatkan semangat dalam menjaga
dan memperhatikan keselamatan kerja bagi karyawan lainnya.
BUDAYA KERJA INDUSTRI

Budaya kerja adalah tindakan atau aktifitas dalam menerapkan suatu pandangan hidup
sebagai nilai-nilai yang menjadikan sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang telah dibudayakan
dalam industri. Tujuan dari budaya kerja industri adalah untuk mengubah sikap dan juga perilaku
yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa
yang akan datang.

Manfaat budaya kerja industri :

1. Meningkatkan jiwa gotong royong


2. Meningkatkan kebersamaan
3. Saling terbuka satu sama lain
4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5. Meningkatkan rasa kekeluargaan
6. Membangun komunikasi yang baik
7. Meningkatkan produktivitas kerja
8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar

Budaya kerja terdiri dari :

1. Sikap
Sikap didefinisikan sebagai pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak
menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa (Robbins, 2007: 45).
2. Norma subyektif
Norma yang berkembang dalam kelompok kerja dapat mempengaruhi perilaku pekerja yang
merasa bahwa dia bagian dari anggota kelompok tersebut.
3. Persepsi Kontrol
Persepsi kontrol ialah persepsi pekerja yang merasa memiliki kemampuan diri untuk dapat
melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu terkait dengan melaksanakan peraturan
dengan baik.
4. Sistem K3
Sistem K3 merupakan sistem dokumentasi formal untuk pengendalian potensi sumber bahaya
yang berisiko kecelakaan.
5. Tekanan kerja
Tekanan kerja dalam hal ini dikembangkan berdasarkan referensi keyakinan dan perilaku
kelompok dalam lingkungan kerja yang dianggap penting untuk dapat menyetujui,
mendukung atau mempengaruhi terbentuknya perilaku tertentu.
6. Intensi
Intensi niat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan
suatu budaya.
7. Perilaku tugas pokok
Perilaku tugas pokok berupa tindakan proses pelaksanaan prosedur operasi terstandar secara
teknis, seperti pemakaian alat pelindung diri pada saat melakukan kerja.
8. Perilaku kontrol
Perilaku kontrol ialah persepsi responden yang merasa memiliki kemampuan diri untuk dapat
melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu terkait dengan melaksanakan peraturan
dengan baik.

Budaya 5S

Budaya 5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif
yang digunakan untuk usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus
mengoptimalkan kinerja perusahaan secara menyeluruh (Masaaki Imai, 2012:68). Budaya 5S
merupakan proses perubahan prilaku di tempat kerja dengan menerapkan penataan, kerapian,
kebersihan, kedisiplinan dan perawatan. Tempat kerja merupak pencerminan perlakuan dan sikap
pekerja.

Budaya 5S merupakan istilah yang berasal dari jepang, yaitu: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
dan Shitsuke, sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan 5R, yaitu: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
serta Raji

Keuntungan dari penerapan budaya 5S ialah tercapainya peningkatan efisiensi, perbaikan,


pelayanan, keuntungan serta keselamatan.

Tujuan penerapan budaya 5S mensejahtrakan tenaga kerja sehingga pada saat keadaan bersih
akan memunculkan kenyamana, disiplin, penangulangi kejadian, kerjasama, serata perawatan alat
kerja agar menambah usia kerja peralatan.

a. Seiri
Seiri merupakan langkah pertama dalam melaksanakan budaya 5S, yaitulmembuang,
memisahkan, menyingkirkanjbarang yang tidak dipergunakan ke tempatkpenyimpanan
atauPpembuangan sesuai kebutuhan yang akan dipergunakan
b. Seiton
adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna agar
mudah dicari, dan aman, serta diberi indikasi
c. Seiso
Seiso Setelah menjadi rapi, langkah selanjutnya adalah membersihkan lingkungan
kerja meliputi tempat kerja, ruangan kerja, dan peralatan kerja.
d. Seiketsu
Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso. Seiketsu dapat
juga disebut perawatan, tahap perawatan merupakan penjagaan lingkungan kerja yang
sudah rapi dan bersih dapat di tentukan sesuai standar kemudian distandarisasi
e. Shitsuke
Shitsuke adalah tahapan untuk membentuk kebiasaan yang benar dan dalam keadaan
selamat, serta membentuk kedisiplinan pribadi meliputi suatu kebiasaan dan penerapan
program 5S yang sudah dijalankan

Keselarasan bengkel

Keselarasan bengkel didefinisikan sebagai kondisi dimana dilakukan penyeimbangan antara


beban kerja dan tekanan pekerjaan. Penyeimbangan itu dilakukan untuk melindungi kesehatan
individu sehingga memiliki dampak meningkatkan produktivitas kerja.

Dasar pemikiran-pemikiran Keselarasan bengkel dibagi menjadi sembilan pokok bahasan


sebagai berikut:

a. Penanganan material
Penanganan material secara garis besar penanganan ini tentang cara mengorganisasi
bahan, caraOpenanganan dan pengangkutanUbahan yangUlebih pendek,Pkegiatan
pengangkutanObahan lebihIsedikit dan efisien
b. Perkakas
Perkakas atau handtool yang digunakan sebagai alat bantu kerja banyak digunakan di
dalam bengkel listrik. Perkakas merupakan alat yangodalam
penggunaannyapmengandalkan tenagaomanusia.
c. Desain tempat Kerja
Disain tempat kerja adalahpsuatu lokasipyang di tempatippekerja untuk
melakukanopekerjaannya (Tarakawa, 2012: 36). Desain tempatokerja yang dimaksud
adalah desain lingkungan, tugas, dan peralatan yang digunakan.
d. Keselamatan mesin
Keselamatan mesin merupakan sebuah tindakan menambahkan alat atau sesuatu yang
dapat menghindarkan pekerja dari potensi bahaya yang berasal dari mesin (Sinay, 2006:
87).
e. Pencahayaan
Situasi dengan cahaya yang baik akan lebih menguntungkan daripada dalam cahaya
yang redup atau remang.
f. Pengendalian zat berbahaya
Penggunaan bahan yang berpotensi menimbulkan bahaya sebaiknya dihindari. Hal
tersebut karena dapat memberikan potensi bahaya terhadap pekerja. Apabila terdapat
bahan berbahaya yang digunakan, sebaiknya diganti dengan bahan yang lebih aman atau
jumlahnya dikurangi.

g. Jaminan kesejahtraan
Perlindungan terhadap kondisi lingkungan menjadi hal pokok dalam penguasaan
ergonomi. Lingkungan yang baik akan membuat produktivitas lebih meningkan. Pekerja
juga akan lebih nyaman dalam pekerja. Perlindungan lingkungan ini dapat dilakukan
dengan menghemat air, mengurangi bahan kimia yang digunakan, serta mendaur ulang
(Tawakami, 2006: 109).
h. Fasilitas Kesejahtraan
Fasilitas kesejahteraan berkaitan dengan kesehatan individu. Fasilitas kesejahtraan
dibuat untuk menimalkan kelelahan memelihara pendidikan pekerja. Contohnya Mulai
dari disediakan air minum, fasilitas sanitasi (untuk membersihkan diri), tempat istirahat,
tempat makan/kantin, fasilitas transport, jaminan sosial, fasiltas olahraga, dan fasilitas
keshatan pada pertolongan kecelakaan kerja.
i. Organisasi Kerja
Organisasi kerja di sekolah sangat berbeda dengan industri. Di industri organisasi
kerja meliputi pembagian tugas kerja, supervisi, sistem pelatihan pekerja baru, pembagian
waktu kerja, pengelolaan sumber daya manusia (pekerja), dan struktur kepimpinan dalam
industri

Anda mungkin juga menyukai