Anda di halaman 1dari 94

PENYUSUNAN DOKUMEN

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

DIREKTORAT MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Padang, 26 Mei 2023


Prinsipnya

Kerjakan apa
Dokumen
yang tertulis

Tulis apa yang Rekam


dikerjakan Implementasi
DOKUMEN

Dokumen bukti
Dokumen Regulasi
pelaksanaan kegiatan
• Kebijakan (SK) • Bukti tertulis pelaksanaan
• Pedoman/ Panduan
• Pedoman/Manual Mutu
kegiatan / rekam kegiatan
• Standar Operasional Prosedur • Dokumen pendukung
(SOP) lainnya : ijazah, sertifikat
• Kerangka acuan Program & pelatihan, SIP, STR, surat
Kegiatan
perizinan, dll
• Rencana Kerja Lima Tahun
• Perencanaan Tingkat Puskesmas • Rekam Medik
(RUK, RPK)
Penataan Dokumen dan Dokumentasi

KEBIJAKAN

PEDOMAN/
KERANGKA ACUAN PANDUAN
KEGIATAN
(KAK)
SPO
KERJAKAN YANG DITULIS

TULIS APA YANG DIKERJAKAN


IMPLEMENTASI TULIS APA YANG DIKERJAKAN

REKAM/
BUKTI IMPLEMENTASI
Pokok Pikiran
Kebijakan Pedoman Panduan

Adalah peraturan/surat
§ Kumpulan ketentuan
keputusan yang ditetapkan
dasar yang memberi arah § Petunjuk dalam
kepala FKTP yang merupakan
langkah-langkah yang melakukan kegiatan
garis besar yg bersifat
harus dilakukan.
mengikat dan wajib
§ Merupakan dasar untuk
§ Panduan disusun
dilaksanakan oleh untuk 1 (satu)
menentukan dan
penanggung jawab maupun kegiatan
melaksanakan kegiatan.
pelaksana
§ Mengatur beberapa hal
Kerangka Acuan Kegiatan
§ Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oleh
FKTP.

§ Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai dengan Standar


Akreditasi, antara lain: tiap Kegiatan UKM, Program orientasi SDM, Program
Peningkatan Mutu Puskesmas Dan Keselamatan Pasien, kegiatan pelatihan
(antara lain pelatihan petugas unit gawat darurat) dan sebagainya.
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis

yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas

organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa

dilakukan (Permenpan No. 035 tahun 2012).


Tujuan dan Manfaat SOP

Tujuan SOP Manfaat SOP

Agar berbagai proses kerja rutin • Memenuhi persyaratan


terlaksana dengan efisien, efektif, standar pelayanan Puskesmas
konsisten/ seragam dan aman, • Mendokumentasi langkah-
dalam rangka meningkatkan langkah kegiatan
mutu pelayanan melalui • Memastikan staf Puskesmas
pemenuhan standar yang memahami bagaimana
berlaku. melaksanakan pekerjaannya.
KETENTUAN

Jika ada Jika tidak ada, khusus


perda/perbup/perwali untuk SOP dapat
mengacu pada regulasi
atau bentuk regulasi
lainnya seperti
lainnya tentang tata Kepmenpan atau
naskah dinas, maka pedoman penyusunan
mengacu pada dokumen akreditasi oleh
peraturan tersebut Kemenkes
Apa Saja Dokumen yang disiapkan terkait
Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan
Dalam Standar Akreditasi Puskesmas

?
DOKUMEN MFK

1. Kebijakan
2. SOP
3. Kerangka Acuan
4. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Pahami Instrumen Elemen Penilaian
Elemen penilaian (EP) dinilai dengan menggunakan metode Regulasi (R), atau
Dokumen (D), atau Observasi (O), atau Wawancara (W), atau Simulasi (S), atau
kombinasi, BIASA DISEBUT RDOWS dengan arti sebagai berikut:

Dokumen adalah bukti proses kegiatan atau


Regulasi adalah dokumen
pelayanan yang dapat berbentuk berkas
pengaturan yang disusun oleh
rekam medis, laporan dan atau notulen
Puskesmas yang dapat berupa
rapat dan atau hasil audit/supervisi dan/atau
kebijakan, pedoman, panduan,
ijazah dan bukti dokumen pelaksanaan
prosedur, kerangka acuan, dll
kegiatan lainnya
Pahami Instrumen Elemen Penilaian

Wawancara, adalah kegiatan


Observasi, adalah bukti tanya jawab yang dilakukan oleh
kegiatan yang surveior yang ditujukan kepada
didapatkan dinas kesehatan, Kepala
berdasarkan hasil puskesmas penanggung jawab,
penglihatan/pengamata koordinator, pelaksana
n yang dilakukan oleh puskesmas, pengunjung, pasien,
surveior keluarga, lintas sektor, dll

Simulasi, adalah peragaan kegiatan yang dilakukan oleh


pelaksana puskesmas yang diminta oleh surveior
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.1
Disusun dan diterapkan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
yang meliputi manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas, manajemen
bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3, manajemen kedaruratan dan
bencana, manajemen pengamanan kebakaran, manajemen alat kesehatan,
manajemen sistem utilitas, dan pendidikan MFK.
Pokok Pikiran
d
KRITERIA c
1.4.1 Program MFK perlu
disusun setiap tahun dan
b Puskesmas menyusun diterapkan
dan menerapkan program
manajemen fasilitas dan
a keselamatan (MFK) untuk
Pemenuhan kemudahan
dan keamanan akses bagi menyediakan lingkungan
orang dengan yang aman bagi
Puskesmas mempunyai kewajiban
keterbatasan fisik, pengguna layanan,
untuk mematuhi ketentuan peraturan
misalnya penyediaan pengunjung, petugas dan
perundang-undangan yang terkait
ramp, kursi roda, hand rail, masyarakat
dengan bangunan, prasarana,
peralatan dan menyediakan dan lain-lain harus
lingkungan yang aman bagi dilakukan.
pengguna layanan, pengunjung,
petugas, dan masyarakat termasuk
pasien dengan keterbatasan fisik
diberikan akses untuk memperoleh
pelayanan.
Elemen Penilaian (1)
Terdapat petugas yang bertanggung jawab
dalam MFK serta tersedia program MFK yang
ditetapkan setiap tahun berdasarkan
identifikasi risiko (R)
Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per a
triwulan terhadap pelaksanaan program
Puskesmas menyediakan akses yang
MFK (D)
mudah dan aman bagi pengguna layanan
e b dengan keterbatasan fisik (O, W)

Disusun daftar risiko (risk register) yang Dilakukan identifikasi terhadap area-area
mencakup seluruh lingkup program MFK (D) berisiko (D, W)
d c
Elemen Penilaian (1)
c. Dilakukan identifikasi terhadap area-area berisiko (D, W)
R D O W S
Elemen Penilaian (1)
d. Disusun daftar risiko (risk register) yang mencakup seluruh lingkup program MFK (D)

R D O W S

Akan disampaikan
bersamaan dengan
penjelasan Manajemen
Resiko
Elemen Penilaian (1)
e. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per triwulan terhadap pelaksanaan
program MFK (D)
R D O W S

pikiran
d) Program MFK perlu disusun setiap tahun dan
diterapkan. Program MFK meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1.manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas,
2.manajemen bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3,
3.manajemen kedaruratan dan bencana,
4.manajemen pengamanan kebakaran,
5.manajemen alat kesehatan,
6.manajemen sistem utilitas, dan
7.pendidikan MFK
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.2
Puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen keselamatan dan
keamanan fasilitas.
Pokok Pikiran
h. Apabila terdapat renovasi maka a. Manajemen keselamatan dan
dipastikan tidak mengganggu pelayanan keamanan fasilitas dirancang untuk
dan mencegah penyebaran infeksi. mencegah terjadinya cedera pada
pengguna layanan, pengunjung,
petugas dan masyarakat, seperti
g. Dilakukan inspeksi fasilitas untuk tertusuk jarum, tertimpa bangunan atau
menjamin keamanan dan gedung roboh, dan tersengat listrik.
keselamatan.
b. Manajemen keselamatan dan
f. Kode darurat yang diperlukan KRITERIA keamanan fasilitas perlu
ditetapkan dan diterapkan, minimal: direncanakan untuk mencegah
1.4.2 terjadinya kejadian kekerasan fisik
kode merah dan biru.
maupun cedera akibat lingkungan
e. Pemberian tanda pengenal untuk pengunjung, fisik yang tidak aman seperti
petugas serta pekerja alih daya merupakan upaya penculikan bayi, pencurian, dan
untuk menyediakan lingkungan yang aman. . kekerasan pada petugas.

c. Manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas perlu


d. Area yang berisiko keamanan dan kekerasan didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan
fisik perlu diindentifikasi dan dibuatkan peta untuk fasilitas untuk mendukung keamanan fasilitas seperti
pemantauan dan meminimalkan terjadinya insiden penyediaan closed circuit television (CCTV), alarm, alat
dan kekerasan fisik pada pengguna layanan, pemadam api ringan (APAR), jalur evakuasi, titik kumpul,
pengunjung, petugas, dan masyarakat. rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda-tanda pintu
darurat.
Elemen Penilaian (1)
d
c
Dilakukan
b pemantauan terhadap
Dilakukan simulasi
pekerjaan konstruksi
terhadap kode
terkait keamanan dan
a darurat secara berkala
Dilakukan inspeksi pencegahan
(D, O, W, S)
fasilitas secara penyebaran infeksi (D,
Dilakukan identifikasi terhadap berkala yang meliputi O, W).
pengunjung, petugas dan bangunan, prasarana
pekerja alih daya (outsourcing) dan peralatan (R, D,
(R, O, W) O, W).
R D O W S

b)
Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala
yang meliputi bangunan, prasarana dan
peralatan (R, D, O, W).
R D O W S

Dilakukan simulasi
terhadap kode darurat
secara berkala (D, O, W, S)
R D O W S

Dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan konstruksi


terkait keamanan dan pencegahan penyebaran infeksi
(D, O, W).
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
Penilaian dan Pengendalian Risiko Infeksi atau Infection
Control Risk Assessment (ICRA) adalah merupakan
suatu sistem pengontrolan pengendalian infeksi yang
terukur dengan melihat kontinuitas dan probabilitas
aplikasi pengendalian infeksi di lapangan, berbasiskan
hasil yang dapat dipertanggungjawabkan

Penilaian Risiko Infeksi Pada Fasilitas dan Bangunan


(ICRA Konstruksi) adalah Pengkajian risiko infeksi terkait
fasilitas pelayanan kesehatan khususnya bangunan baik
untuk konstruksi baru ataupun renovasi, dan lain-lain

Tujuan
Mengurangi dampak infeksi spesifik atau masalah yang
muncul selama konstruksi, renovasi yang dilakukan
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
Langkah Penilaian Risko Infeksi Kontruksi (ICRA Konstruksi)

(i) Bentuk Tim, Multidisiplin


(ii) Tentukan type konstruksi
(iii) Identifikasi tingkat risiko
(iv) Tentukan kelas kewaspadaan dan intervensi
(v) Rekomendasi Tim PPI Berdasarkan Kelas ICRA Renovasi
Ketua

Sekreatris

Anggota Anggota Anggota


Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(ii) Tentukan type konstruksi
• Type A: kegiatan renovasi/konstruksi dengan risiko rendah misalnya
pemindahan plafon, pengecatan (tapi bukan plesteran). Aktivitas yang tidak
menghasilkan debu
• Type B: kegiatan renovasi skala kecil, durasi pendek dengan risiko debu
minimal misalnya pemotongan dinding plafon dimana penyebaran debu dapat
dikontrol
• Type C: kegiatan pembongkaran gedung dan renovasi gedung yang
menghasilkan debu yang banyak dan tinggi misalnya konstruksi
pembongkaran dan pembangunan dinding baru, mengangkat penutup lantai
• Type D: kegiatan pembangunan proyek konstruksi dan pembongkaran gedung
dengan skala besar misalnya konstruksi baru atau pembangunan gedung
baru.
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(iii) Identifikasi tingkat risiko di sekitar kegiatan konstruksi
• Risiko rendah contoh renovasi pada area perkantoran.
• Risiko sedang contoh area rawat jalan, tempat pendaftaran, apotik
• Risiko tinggi pada pelayanan pasien dengan kondisi rentan misalnya:
ruang pelayanan kesehatan gigi dan mulut, ruang tindakan, ruang IGD,
ruang perawatan pasien, laboratorium
• Risiko sangat tinggi dengan area pelayanan pasien dengan imunitas
rentan misalnya di ICU dan unit luka bakar (tidak tersedia di FKTP)
Infection Control Risk Assessment (ICRA)

(iv) Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi


Infection Control Risk Assessment (ICRA)

(iv) Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi

Caranya:
• Tarik garis lurus sesuai tingkat risiko pasien ke arah type
kontruksi yang sesuai, kolom dimana ketemu kedua garis
menunjukkan kelas intervensi.
• Jika ketemu pada kolom kelas yang terdapat dua nilai maka
diambil yang tertinggi.
Infection Control Risk Assessment (ICRA)

(iv) Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi


Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(v) Rekomendasi Tim PPI Berdasarkan Kelas ICRA Renovasi
Kelas I
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan
selesai
Kelas II
• Menyediakan sarana penghalang penyebaran debu ke udara (contoh:
pemasangan terpal plastik, dan lain-lain).
• Memberikan kabut air (penyemprotan) pada permukaan lingkungan kerja
untuk menghalangi dan mengendalikan debu selama proyek konstruksi
berlangsung.
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai.
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(v) Rekomendasi Tim PPI Berdasarkan Kelas ICRA Renovasi

Kelas III
• Membuat penghalang debu dengan menutup area masuknya debu secara
rapat (misalnya menggunakan lakban pada sela-sela pintu, jendela, dan
lain-lain).
• Menutup ventilasi udara.
• Menutup sistem pengaturan aliran udara (AC, Exhaust, kipas angin, dan
lain-lain).
• Limbah konstruksi ditempatkan dalam tempat ertutup rapat dan segera
dibuang serta dilakukan pembersihan.
• Setelah selesai pekerjaan semua debu di bersihkan dari seluruh
permukaan.
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(v) Rekomendasi Tim PPI Berdasarkan Kelas ICRA Renovasi
Kelas IV
• Buat pembatas area kerja dan harus dipasang sampai proyek selesai serta
dibersihkan.
• Menutup jendela pada area perawatan pasien yang dinilai rentan untuk
meminimalkan masuknya spora jamur yang dihasilkan oleh pekerjaan bangunan di
dekatnya.
• Jika penyedot debu digunakan, pastikan mereka memiliki filter efisiensi tinggi.
• Mengisolasikan (menutup rapat) sistem pengaturan aliran udara (AC, kipas angin,
exhaust)) di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem saluran udara ke dalam
ruangan pasien.
• Mengangkut puing-puing dalam kantong atau tempat tertutup rapat, atau menutupi
puing-puing dengan kain basah.
• Jangan mengangkut puing-puing melalui area perawatan pasien tetapi melalui pintu
keluar yang berbeda.
Contoh Surat Izin Kerja PPI
dan Pengawasan ICRA
Konstruksi
Contoh Soal
1. Puskesmas A akan
melakukan perbaikan
plavon yang jebol di area
ruang tunggu pasien,
yang berdekatan dengan
ruang tindakan,
pendaftaran dan
laobratorium

2. Buatlah rekomendasi Tim


ICRA sebelum pekerjaan
renovasi dikerjakan
Langkah Penilaian Risko Infeksi Kontruksi (ICRA Konstruksi)

(i) Bentuk Tim

Ketua

Sekreatris

Anggota Anggota Anggota


Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(ii) Tentukan type konstruksi
Type A:
• kegiatan renovasi/konstruksi dengan risiko rendah
• misalnya pemindahan plafon, pengecatan (tapi bukan
plesteran).
• Aktivitas yang tidak menghasilkan debu
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(iii) Identifikasi tingkat risiko di sekitar kegiatan konstruksi
• Risiko rendah contoh renovasi pada area perkantoran.
• Risiko sedang contoh area rawat jalan, tempat pendaftaran, apotik
• Risiko tinggi pada pelayanan pasien dengan kondisi rentan misalnya:
ruang pelayanan kesehatan gigi dan mulut, ruang tindakan, ruang IGD,
ruang perawatan pasien, laboratorium
• Risiko sangat tinggi dengan area pelayanan pasien dengan imunitas
rentan misalnya di ICU dan unit luka bakar (tidak tersedia di FKTP)
Infection Control Risk Assessment (ICRA)

(iv) Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi


Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(v) Rekomendasi Tim PPI Berdasarkan Kelas ICRA Renovasi

Kelas I
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan
selesai
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya
beracun (B3), pengendalian dan pembuangan limbah B3 dilakukan berdasarkan
perencanaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pokok Pikiran
WHO telah mengidentifikasi B3 Puskesmas perlu
serta limbahnya dengan menginventarisasi B3 yang
kategori sebagai berikut: meliputi lokasi, jenis, dan jumlah
Bahan berbahaya beracun infeksius, patologis dan B3 serta limbahnya yang disimpan.
(B3) dan limbah B3 perlu anatomis, farmasi, bahan kimia, Daftar inventaris ini selalu
diidentifikasi dan logam berat, kontainer dimutakhirkan sesuai dengan
dikendalikan secara aman. bertekanan, benda tajam, perubahan yang terjadi di tempat
genotoksik/sitotoksik, dan penyimpanan.
radioaktif.

a. b c
KRITERIA
1.4.3
f. e d

Dalam pengelolaan limbah Pengelolaan limbah B3 sesuai


Tersedia instalasi standar, mencakup pemilahan,
B3, Puskesmas dapat
pengolahan air limbah pewadahan dan
bekerja sama dengan
(IPAL) sesuai dengan penyimpanan/tempat
pihak ketiga sesuai
ketentuan peraturan penampungan sementara,
dengan ketentuan
perundang-undangan. transportasi serta pengolahan
peraturan perundang-
undangan. akhir.
Elemen Penilaian (1)
Dilakukan inventarisasi B3 dan
a
limbah B3 (D)

b Dilaksanakan manajemen B3 dan


limbah B3 (D)

Tersedia IPAL sesuai


c dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan (D, O)
Apabila terdapat tumpahan
dan/atau paparan/pajanan B3
d dan/atau limbah B3, dilakukan
penanganan awal, pelaporan,
analisis, dan tindak lanjutnya (D,
O, W)
Contoh Daftar Inventaris
a. Dilakukan inventarisasi B3 dan limbah B3 (D)
Manajemen B3 dan limbah B3 meliputi
a. Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 harus sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. (b) Pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan B3 harus sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. Sistem pelabelan B3 harus sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. (d) Sistem pendokumentasian dan perizinan B3 harus sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Penanganan tumpahan dan paparan B3 harus sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
f. Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan/atau paparan harus sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Pembuangan limbah B3 yang memadai harus sesuai peraturan perundang-undangan;
dan
h. Penggunaan alat pelindung diri (APD) harus sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Elemen Penilaian (1)
R D O W S
R D O W S
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi
manajemen kedaruratan dan bencana.
Pokok Pikiran
g. Hasil dari kegiatan debriefing
didokumentasikan.
a. Potensi terjadinya bencana di daerah
berbeda antara daerah yang satu dan
yang lain.
f. Debriefing adalah sebuah reviu
yang dilakukan setelah simulasi
bersama peserta simulasi dan b. Puskesmas ikut berperan aktif
observer yang bertujuan untuk dalam upaya mitigasi dan
KRITERIA penanggulangan bila terjadi bencana,
menindaklanjuti hasil dari simulasi. 1.4.4 baik internal maupun eksternal.

e. Setiap pegawai wajib mengikuti


pelatihan/ lokakarya dan simulasi c. Strategi untuk menghadapi bencana perlu
pelaksanaan manajemen kedaruratan disusun
. sesuai dengan potensi bencana
dan bencana yang diselenggarakan yang mungkin terjadi berdasarkan hasil
minimal setahun sekali agar siap jika penilaian kerentanan bahaya (HVA).
sewaktu-waktu terjadi bencana.

d. Kesiapan menghadapi bencana disusun dan


disimulasikan setiap tahun secara internal atau
melibatkan komunitas secara luas.
Elemen Penilaian (1)
a b
Dilakukan identifikasi risiko
terjadinya bencana internal dan
Dilaksanakan manajemen
eksternal sesuai dengan letak
kedaruratan dan bencana (D, W)
geografis Puskesmas dan
akibatnya terhadap pelayanan (D)

c d
Dilakukan simulasi dan evaluasi
tahunan terhadap manajemen Dilakukan perbaikan terhadap
kedaruratan dan bencana yang manajemen kedaruratan dan
telah disusun, dan dilanjutkan bencana sesuai hasil simulasi dan
dengan debriefing setiap selesai evaluasi tahunan (D)
simulasi. (D, W)
Elemen Penilaian (1)
HVA
• Hazard Vulnerability Analysis.
• Asesmen Risiko bencana menggunakan format
• terstruktur.
• Identifikasi yang melakukan HVA-asesmen risiko bencana
(pihak RS, Pemadam, BPBD, dll)
• Identifikasi bencana internal dan eksternal yang besar termasuk
insiden epidemik yang berisiko tinggi terjadi.
• HVA dilakukan setiap tahun.
HVA
HVA
BENCANA ALAM
SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)
PROBABILITY PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK
HUMAN IMPACT
EVENT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
Community/
Likelihood this will Possibility of death Physical losses and Interuption of Time, effectivness,
Preplanning Mutual Aid staff and Relative threat*
occur or injury damages services resouces
supplies

0 = N/A 1 0 = N/A 1 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 1 0 = N/A 1 0 = N/A


= Low 2 = Low 2 1 = Low 1 = Low = High 2 = = High 2 = 1 = High 2
SCORE = Moderate 3 = Moderate 3 2 = Moderate 2 = Moderate Moderate 3= Moderate 3 = = Moderate 3 0 - 100%
= High = High 3 = High 3 = High Low or none Low or none = Low or none

2 3 3 3 3 3 2 63%
Gempa Bumi
Banjir 2 3 0 0 1 2 2 30%
Kebakaran 1 3 3 3 3 2 2 30%
Angin Badai 1 3 2 2 3 3 2 28%
Tanah Longsor 1 3 0 0 1 3 2 17%
Wabah 1 3 0 0 1 3 2 17%
Kekeringan 1 3 0 0 0 0 0 6%
Gunung Meletus 0 3 0 0 0 3 2 0%
Tsunami 0 3 0 0 0 0 0 0%
0 0 0 0 0 0 0%
AVERAGE SCORE 0.44 1.50 0.31 0.31 0.56 1.00 0.75 4%

*Threat increases with percentage.


7 RISK = PROBABILITY * SEVERITY
71 0.04 0.15 0.25
HVA
BENCANA TEKNOLOGI
TECHNOLOGIC EVENTS
SEVERITY = (MAGNITUDE -
MITIGATION)
PROBABILITY HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK
EVENT IMPACT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
Community/
Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of Time, effectivness,
Preplanning Mutual Aid staff and Relative threat*
occur death or injury and damages services resouces
supplies

0 = N/A 1 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 1 0 = N/A 1= 0 = N/A


= Low 2 1 = Low 1 = Low 1 = Low = High 2 = High 2 = 1 = High 2=
SCORE = Moderate 3 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate Moderate 3= Moderate 3= Moderate 3= 0 - 100%
= High 3 = High 3 = High 3 = High Low or none Low or none Low or none

Kegagalan Genset 2 3 1 3 2 2 2 48%


Kegagalan Sistem Informasi 2 1 1 3 2 1 2 37%
Kegagalan Alrm Kebakaran 1 3 1 3 3 2 2 26%
Kebakaran Internal 1 3 3 2 2 1 2 24%
Kegagalan Listrik 1 3 1 3 1 2 2 22%
Kekurangan Pasokan 1 3 1 3 2 1 2 22%
Kekuranga Air 1 2 1 3 2 1 2 20%
Kegagalan Gas Medis 1 3 1 2 2 1 2 20%
Ledakan Bahan Berbahaya (B3) 1 3 1 2 2 1 2 20%
Kegagalan Komunikasi 1 1 1 2 2 2 2 19%
Kekurangan Bahan Bakar 1 1 1 2 2 1 2 17%
Kegagalan Transportasi 1 1 1 2 1 1 2 15%
Petir 0%

AVERAGE SCORE 0.63 1.26 0.68 1.42 1.11 0.74 1.16 7%

*Threat increases with percentage.


12 RISK = PROBABILITY * SEVERITY
121 0.07 0.21 0.35
HVA

BENCANA AKIBAT ULAH MANUSIA


HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL
HUMAN RELATED EVENTS

SEVERITY = (MAGNITUDE -
MITIGATION)
PROBABILITY HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK

EVENT IMPACT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE


Community/
Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of Time, effectivness,
Preplanning Mutual Aid staff Relative threat*
occur death or injury and damages services resouces
and supplies
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 1 0 = N/A 1 0 = N/A
1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = Low = High 2 = = High 2 = 1 = High 2
SCORE 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate Moderate 3 = Moderate 3 = = Moderate 3 0 - 100%
3 = High 3 = High 3 = High 3 = High Low or none Low or none = Low or none

Trauma 3 3 1 3 2 1 2 67%
Infeksi 2 3 1 3 2 1 2 44%
Terorisme 1 2 2 1 3 2 2 22%
Huru hara 1 2 2 1 2 2 2 20%
Bentrok Antar
1 1 1 1 3 2 2 19%
Golongan
Situasi
1 1 1 1 3 2 2 19%
Penyanderaan
Penculikan Bayi di
1 2 0 3 1 1 2 17%
RS

AVERAGE 1.00 1.40 0.80 1.30 1.60 1.10 1.40 14%

*Threat increases with percentage.


10 RISK = PROBABILITY * SEVERITY
76 0.14 0.33 0.42
HVA

BENCANA AKIBAT BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN
HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL
EVENTS INVOLVING HAZARDOUS MATERIALS
SEVERITY = (MAGNITUDE -
MITIGATION)
PROBABILITY HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK
EVENT IMPACT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
Time, Community/
Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of
Preplanning effectivness, Mutual Aid staff Relative threat*
occur death or injury and damages services
resouces and supplies
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = High 1 = High 1 = High
SCORE 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 3 2 = Moderate 2 = Moderate
0 - 100%
3 = High 3 = High 3 = High 3 = High = Low or none 3 = Low or none 3 = Low or none
Ledakan bahan kimia 1 3 2 2 3 1 0 20%

Tumpahan Bahan 1 2 1 1 1 1 0 11%


Berbahaya Skala Besar
Paparan Radiasi 1 3 0 0 1 0 0 7%
Tumpahan Bahan
1 1 0 0 1 1 0 6%
Berbahaya Skala Kecil

AVERAGE 0.44 1.00 0.33 0.33 0.67 0.33 0.00 2%

*Threat increases with percentage.


RISK = PROBABILITY * SEVERITY
4
24 0.02 0.15 0.15
Elemen Penilaian (1)
R D O W S
Manajemen kedaruratan dan bencana perlu disusun dalam upaya
menanggapi kejadian bencana, baik internal maupun eksternal yang
meliputi:
a) identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi
menggunakan Hazard Vulnerability Assessment (HVA),
b) menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
c) strategi komunikasi jika terjadi bencana,
d) manajemen sumber daya,
e) penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
f) identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen konflik yang
mungkin terjadi pada saat bencana, dan
g) peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat yang
tersedia.
Contoh Bukti Pelaksanaan
Program Manajemen dan Kedaruratan
R D O W S
Elemen Penilaian (1)
R D O W S
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.5
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi
manajemen pengamanan kebakaran termasuk sarana evakuasi.
Pokok Pikiran
a b c

Yang dimaksud dengan sistem Puskesmas harus


proteksi adalah penyediaan menetapkan larangan
Setiap fasilitas kesehatan proteksi kebakaran baik secara
aktif maupun pasif. Proteksi
merokok di lingkungan
termasuk Puskesmas
kebakaran secara aktif, Puskesmas, baik bagi
mempunyai risiko
contohnya APAR, sprinkler, petugas, pengguna
terhadap terjadinya detektor panas, dan detektor layanan, maupun
kebakaran, sehingga asap, sedangkan proteksi pengunjung. Larangan
manajemen pengamanan kebakaran secara pasif,
tersebut wajib dipatuhi
kebakaran perlu disusun. contohnya: jalur evakuasi, pintu
darurat, tangga darurat, dan dan harus dipantau
tempat titik kumpul aman. pelaksanaannya
Elemen Penilaian (1)

a b c d

Dilakukan Dilakukan inspeksi, Dilakukan simulasi Ditetapkan kebijakan


manajemen pengujian dan dan evaluasi larangan merokok
pengamanan pemeliharaan tahunan terhadap bagi petugas,
kebakaran (D, O, terhadap alat deteksi manajemen pengguna layanan,
W) dini, alarm, jalur pengamanan dan pengunjung di
evakuasi, serta kebakaran (D, W, S) area Puskesmas (R)
keberfungsian alat
pemadam api (D, O)
Elemen Penilaian (1)
Elemen Penilaian (1)

manajemen pengamanan kebakaran akan berisi:


a. frekuensi inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistem proteksi dan
penanggulangan kebakaran secara periodik sesuai peraturan yang
berlaku,
b. jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan bebas hambatan,
c. proses pengujian sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran
dilakukan selama kurun waktu 12 bulan, dan
d. edukasi kepada staf terkait sistem proteksi dan cara evakuasi pengguna
layanan yang efektif pada situasi kebakaran.
(kriteria 1.4.1)
Contoh Bukti Pelaksanaan Program
Elemen Penilaian (1)
R D O W S
Elemen Penilaian (1)
R D O W S

Bisa berupa form yang berisi


kegiatan, laporan, evaluasi dan
tindak lanjut
Contoh
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.6
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan program untuk
memastikan semua peralatan kesehatan berfungsi dan mencegah terjadinya
ketidaktersediaan dan kegagalan fungsi alat kesehatan.
Pokok Pikiran
a. Tujuan manajemen alat kesehatan:
f. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan oleh (1) memastikan bahwa semua alat
pihak yang kompeten sesuai dengan kesehatan tersedia dan dilakukan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
kegiatan pemeliharaan dan
kalibrasi secara berkala,
e. Pemeriksaan alat kesehatan yang (2) memastikan bahwa individu yang
dilakukan petugas meliputi: kondisi alat, melakukan pengelolaan alat
ada tidaknya kerusakan, kebersihan, kesehatan memiliki kualifikasi
status kalibrasi, dan fungsi alat. KRITERIA
yang sesuai dan kompeten, dan
1.4.6 (3) memastikan operator yang
d. Agar tidak terjadi keterlambatan atau mengoperasikan peralatan
gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan kesehatan tertentu telah terlatih
harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan
sesuai dengan kompetensi yang
siap digunakan saat diperlukan. Manajemen
dibutuhkan
alat kesehatan meliputi kegiatan
pemeriksaan dan kalibrasi secara .
berkala, sesuai dengan panduan produk b. Penggunaan Aplikasi Sarana,
tiap alat kesehatan. Prasarana, dan Alat Kesehatan
(ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan
c. Data sarana, prasarana, dan alat untuk memastikan pemenuhan
kesehatan di Puskesmas harus diinput terhadap standar sarana, prasarana,
dalam ASPAK dan divalidasi oleh dinas dan alat kesehatan.
kesehatan daerah kabupaten/kota untuk
menjamin kebenarannya.
Elemen Penilaian (1)

a) Dilakukan inventarisasi alat


kesehatan sesuai dengan
ASPAK (R).

b) Dilakukan pemenuhan kompetensi


bagi staf dalam mengoperasikan alat
kesehatan tertentu (D, W).

c) Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi


terhadap alat kesehatan secara
periodik (R, D, O, W).
R D O W S
Contoh
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.7
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan untuk memastikan semua
sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan dan
kegagalan fungsi sistem utilitas.
Pokok Pikiran
a. Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas
medik, dan sistem penunjang lainnya
h. Air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti uji
seperti genset, panel listrik, perpipaan air,
kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan
dan lainnya.
peraturan perundang-undangan.

g. Sistem air, listrik, gas medik dan sistem


penunjang lainnya perlu diperiksa dan KRITERIA b. Dalam memberikan pelayanan
dipelihara untuk menjaga ketersediaannya kesehatan pada pengguna layanan,
dalam mendukung kegiatan pelayanan. 1.4.7 dibutuhkan ketersediaan listrik, air, dan
gas medik, serta sistem penunjang
lainnya yang sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas.

f. Puskesmas harus menyediakan sumber


air, listrik dan gas medik beserta
.
cadangannya selama 7 hari 24 jam.
c. Sumber air adalah sumber air bersih dan air
minum.

e. Penggunaan gas medik dan vakum medik di


fasilitas pelayanan kesehatan melalui : sistem gas
medis, tabung gas medis, oksigen konsentrator d. Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk
pengganti jika terjadi kegagalan air dan/atau listrik.
portable.
Elemen Penilaian (1)

a) Dilakukan inventarisasi sistem


utilitas sesuai dengan ASPAK (D).

b) Dilaksanakan manajemen sistem utilitas


dan sistem penunjang lainnya (R, D).

c) Sumber air, listrik, dan gas medik beserta


cadangannya tersedia selama 7 hari 24 jam
untuk pelayanan di Puskesmas (O).
Elemen Penilaian (1)
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) bagi petugas.
Pokok Pikiran
a

Dalam rangka meningkatkan


pemahaman, kemampuan, dan b
keterampilan dalam pelaksanaan
manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) perlu dilakukan pendidikan c
petugas agar dapat menjalankan peran Pendidikan petugas dapat berupa
mereka dalam menyediakan edukasi, pelatihan, dan in house
lingkungan yang aman bagi pasien, training/workshop/lokakarya.
petugas, dan masyarakat.
Pendidikan petugas sebagaimana
dimaksud tertuang dalam rencana
pendidikan manajamen fasilitas dan
keselamatan.
Elemen Penilaian (1)

a) Ada rencana pendidikan manajemen fasilitas dan


keselamatan bagi petugas (R)

b) Dilakukan pemenuhan pendidikan manajemen


fasilitas dan keselamatan bagi petugas sesuai
rencana (D, W).

c) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan


pelaksanaan pemenuhan pendidikan manajemen
fasilitas dan keselamatan bagi petugas (D, W).
R D O W S

Bisa dengan sertifikat


atau surat keterangan
Bisa berupa form yang berisi
kegiatan, laporan, evaluasi dan
tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai