Kerjakan apa
Dokumen
yang tertulis
Dokumen bukti
Dokumen Regulasi
pelaksanaan kegiatan
• Kebijakan (SK) • Bukti tertulis pelaksanaan
• Pedoman/ Panduan
• Pedoman/Manual Mutu
kegiatan / rekam kegiatan
• Standar Operasional Prosedur • Dokumen pendukung
(SOP) lainnya : ijazah, sertifikat
• Kerangka acuan Program & pelatihan, SIP, STR, surat
Kegiatan
perizinan, dll
• Rencana Kerja Lima Tahun
• Perencanaan Tingkat Puskesmas • Rekam Medik
(RUK, RPK)
Penataan Dokumen dan Dokumentasi
KEBIJAKAN
PEDOMAN/
KERANGKA ACUAN PANDUAN
KEGIATAN
(KAK)
SPO
KERJAKAN YANG DITULIS
REKAM/
BUKTI IMPLEMENTASI
Pokok Pikiran
Kebijakan Pedoman Panduan
Adalah peraturan/surat
§ Kumpulan ketentuan
keputusan yang ditetapkan
dasar yang memberi arah § Petunjuk dalam
kepala FKTP yang merupakan
langkah-langkah yang melakukan kegiatan
garis besar yg bersifat
harus dilakukan.
mengikat dan wajib
§ Merupakan dasar untuk
§ Panduan disusun
dilaksanakan oleh untuk 1 (satu)
menentukan dan
penanggung jawab maupun kegiatan
melaksanakan kegiatan.
pelaksana
§ Mengatur beberapa hal
Kerangka Acuan Kegiatan
§ Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan oleh
FKTP.
organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
?
DOKUMEN MFK
1. Kebijakan
2. SOP
3. Kerangka Acuan
4. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Pahami Instrumen Elemen Penilaian
Elemen penilaian (EP) dinilai dengan menggunakan metode Regulasi (R), atau
Dokumen (D), atau Observasi (O), atau Wawancara (W), atau Simulasi (S), atau
kombinasi, BIASA DISEBUT RDOWS dengan arti sebagai berikut:
Kriteria 1.4.1
Disusun dan diterapkan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
yang meliputi manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas, manajemen
bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3, manajemen kedaruratan dan
bencana, manajemen pengamanan kebakaran, manajemen alat kesehatan,
manajemen sistem utilitas, dan pendidikan MFK.
Pokok Pikiran
d
KRITERIA c
1.4.1 Program MFK perlu
disusun setiap tahun dan
b Puskesmas menyusun diterapkan
dan menerapkan program
manajemen fasilitas dan
a keselamatan (MFK) untuk
Pemenuhan kemudahan
dan keamanan akses bagi menyediakan lingkungan
orang dengan yang aman bagi
Puskesmas mempunyai kewajiban
keterbatasan fisik, pengguna layanan,
untuk mematuhi ketentuan peraturan
misalnya penyediaan pengunjung, petugas dan
perundang-undangan yang terkait
ramp, kursi roda, hand rail, masyarakat
dengan bangunan, prasarana,
peralatan dan menyediakan dan lain-lain harus
lingkungan yang aman bagi dilakukan.
pengguna layanan, pengunjung,
petugas, dan masyarakat termasuk
pasien dengan keterbatasan fisik
diberikan akses untuk memperoleh
pelayanan.
Elemen Penilaian (1)
Terdapat petugas yang bertanggung jawab
dalam MFK serta tersedia program MFK yang
ditetapkan setiap tahun berdasarkan
identifikasi risiko (R)
Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per a
triwulan terhadap pelaksanaan program
Puskesmas menyediakan akses yang
MFK (D)
mudah dan aman bagi pengguna layanan
e b dengan keterbatasan fisik (O, W)
Disusun daftar risiko (risk register) yang Dilakukan identifikasi terhadap area-area
mencakup seluruh lingkup program MFK (D) berisiko (D, W)
d c
Elemen Penilaian (1)
c. Dilakukan identifikasi terhadap area-area berisiko (D, W)
R D O W S
Elemen Penilaian (1)
d. Disusun daftar risiko (risk register) yang mencakup seluruh lingkup program MFK (D)
R D O W S
Akan disampaikan
bersamaan dengan
penjelasan Manajemen
Resiko
Elemen Penilaian (1)
e. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per triwulan terhadap pelaksanaan
program MFK (D)
R D O W S
pikiran
d) Program MFK perlu disusun setiap tahun dan
diterapkan. Program MFK meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1.manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas,
2.manajemen bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3,
3.manajemen kedaruratan dan bencana,
4.manajemen pengamanan kebakaran,
5.manajemen alat kesehatan,
6.manajemen sistem utilitas, dan
7.pendidikan MFK
STANDAR 1.4
Kriteria 1.4.2
Puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen keselamatan dan
keamanan fasilitas.
Pokok Pikiran
h. Apabila terdapat renovasi maka a. Manajemen keselamatan dan
dipastikan tidak mengganggu pelayanan keamanan fasilitas dirancang untuk
dan mencegah penyebaran infeksi. mencegah terjadinya cedera pada
pengguna layanan, pengunjung,
petugas dan masyarakat, seperti
g. Dilakukan inspeksi fasilitas untuk tertusuk jarum, tertimpa bangunan atau
menjamin keamanan dan gedung roboh, dan tersengat listrik.
keselamatan.
b. Manajemen keselamatan dan
f. Kode darurat yang diperlukan KRITERIA keamanan fasilitas perlu
ditetapkan dan diterapkan, minimal: direncanakan untuk mencegah
1.4.2 terjadinya kejadian kekerasan fisik
kode merah dan biru.
maupun cedera akibat lingkungan
e. Pemberian tanda pengenal untuk pengunjung, fisik yang tidak aman seperti
petugas serta pekerja alih daya merupakan upaya penculikan bayi, pencurian, dan
untuk menyediakan lingkungan yang aman. . kekerasan pada petugas.
b)
Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala
yang meliputi bangunan, prasarana dan
peralatan (R, D, O, W).
R D O W S
Dilakukan simulasi
terhadap kode darurat
secara berkala (D, O, W, S)
R D O W S
Tujuan
Mengurangi dampak infeksi spesifik atau masalah yang
muncul selama konstruksi, renovasi yang dilakukan
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
Langkah Penilaian Risko Infeksi Kontruksi (ICRA Konstruksi)
Sekreatris
Caranya:
• Tarik garis lurus sesuai tingkat risiko pasien ke arah type
kontruksi yang sesuai, kolom dimana ketemu kedua garis
menunjukkan kelas intervensi.
• Jika ketemu pada kolom kelas yang terdapat dua nilai maka
diambil yang tertinggi.
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
Kelas III
• Membuat penghalang debu dengan menutup area masuknya debu secara
rapat (misalnya menggunakan lakban pada sela-sela pintu, jendela, dan
lain-lain).
• Menutup ventilasi udara.
• Menutup sistem pengaturan aliran udara (AC, Exhaust, kipas angin, dan
lain-lain).
• Limbah konstruksi ditempatkan dalam tempat ertutup rapat dan segera
dibuang serta dilakukan pembersihan.
• Setelah selesai pekerjaan semua debu di bersihkan dari seluruh
permukaan.
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
(v) Rekomendasi Tim PPI Berdasarkan Kelas ICRA Renovasi
Kelas IV
• Buat pembatas area kerja dan harus dipasang sampai proyek selesai serta
dibersihkan.
• Menutup jendela pada area perawatan pasien yang dinilai rentan untuk
meminimalkan masuknya spora jamur yang dihasilkan oleh pekerjaan bangunan di
dekatnya.
• Jika penyedot debu digunakan, pastikan mereka memiliki filter efisiensi tinggi.
• Mengisolasikan (menutup rapat) sistem pengaturan aliran udara (AC, kipas angin,
exhaust)) di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem saluran udara ke dalam
ruangan pasien.
• Mengangkut puing-puing dalam kantong atau tempat tertutup rapat, atau menutupi
puing-puing dengan kain basah.
• Jangan mengangkut puing-puing melalui area perawatan pasien tetapi melalui pintu
keluar yang berbeda.
Contoh Surat Izin Kerja PPI
dan Pengawasan ICRA
Konstruksi
Contoh Soal
1. Puskesmas A akan
melakukan perbaikan
plavon yang jebol di area
ruang tunggu pasien,
yang berdekatan dengan
ruang tindakan,
pendaftaran dan
laobratorium
Ketua
Sekreatris
Kelas I
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan
selesai
STANDAR 1.4
Kriteria 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya
beracun (B3), pengendalian dan pembuangan limbah B3 dilakukan berdasarkan
perencanaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pokok Pikiran
WHO telah mengidentifikasi B3 Puskesmas perlu
serta limbahnya dengan menginventarisasi B3 yang
kategori sebagai berikut: meliputi lokasi, jenis, dan jumlah
Bahan berbahaya beracun infeksius, patologis dan B3 serta limbahnya yang disimpan.
(B3) dan limbah B3 perlu anatomis, farmasi, bahan kimia, Daftar inventaris ini selalu
diidentifikasi dan logam berat, kontainer dimutakhirkan sesuai dengan
dikendalikan secara aman. bertekanan, benda tajam, perubahan yang terjadi di tempat
genotoksik/sitotoksik, dan penyimpanan.
radioaktif.
a. b c
KRITERIA
1.4.3
f. e d
Kriteria 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi
manajemen kedaruratan dan bencana.
Pokok Pikiran
g. Hasil dari kegiatan debriefing
didokumentasikan.
a. Potensi terjadinya bencana di daerah
berbeda antara daerah yang satu dan
yang lain.
f. Debriefing adalah sebuah reviu
yang dilakukan setelah simulasi
bersama peserta simulasi dan b. Puskesmas ikut berperan aktif
observer yang bertujuan untuk dalam upaya mitigasi dan
KRITERIA penanggulangan bila terjadi bencana,
menindaklanjuti hasil dari simulasi. 1.4.4 baik internal maupun eksternal.
c d
Dilakukan simulasi dan evaluasi
tahunan terhadap manajemen Dilakukan perbaikan terhadap
kedaruratan dan bencana yang manajemen kedaruratan dan
telah disusun, dan dilanjutkan bencana sesuai hasil simulasi dan
dengan debriefing setiap selesai evaluasi tahunan (D)
simulasi. (D, W)
Elemen Penilaian (1)
HVA
• Hazard Vulnerability Analysis.
• Asesmen Risiko bencana menggunakan format
• terstruktur.
• Identifikasi yang melakukan HVA-asesmen risiko bencana
(pihak RS, Pemadam, BPBD, dll)
• Identifikasi bencana internal dan eksternal yang besar termasuk
insiden epidemik yang berisiko tinggi terjadi.
• HVA dilakukan setiap tahun.
HVA
HVA
BENCANA ALAM
SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)
PROBABILITY PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK
HUMAN IMPACT
EVENT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
Community/
Likelihood this will Possibility of death Physical losses and Interuption of Time, effectivness,
Preplanning Mutual Aid staff and Relative threat*
occur or injury damages services resouces
supplies
2 3 3 3 3 3 2 63%
Gempa Bumi
Banjir 2 3 0 0 1 2 2 30%
Kebakaran 1 3 3 3 3 2 2 30%
Angin Badai 1 3 2 2 3 3 2 28%
Tanah Longsor 1 3 0 0 1 3 2 17%
Wabah 1 3 0 0 1 3 2 17%
Kekeringan 1 3 0 0 0 0 0 6%
Gunung Meletus 0 3 0 0 0 3 2 0%
Tsunami 0 3 0 0 0 0 0 0%
0 0 0 0 0 0 0%
AVERAGE SCORE 0.44 1.50 0.31 0.31 0.56 1.00 0.75 4%
SEVERITY = (MAGNITUDE -
MITIGATION)
PROBABILITY HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK
Trauma 3 3 1 3 2 1 2 67%
Infeksi 2 3 1 3 2 1 2 44%
Terorisme 1 2 2 1 3 2 2 22%
Huru hara 1 2 2 1 2 2 2 20%
Bentrok Antar
1 1 1 1 3 2 2 19%
Golongan
Situasi
1 1 1 1 3 2 2 19%
Penyanderaan
Penculikan Bayi di
1 2 0 3 1 1 2 17%
RS
Kriteria 1.4.5
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi
manajemen pengamanan kebakaran termasuk sarana evakuasi.
Pokok Pikiran
a b c
a b c d
Kriteria 1.4.6
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan program untuk
memastikan semua peralatan kesehatan berfungsi dan mencegah terjadinya
ketidaktersediaan dan kegagalan fungsi alat kesehatan.
Pokok Pikiran
a. Tujuan manajemen alat kesehatan:
f. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan oleh (1) memastikan bahwa semua alat
pihak yang kompeten sesuai dengan kesehatan tersedia dan dilakukan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
kegiatan pemeliharaan dan
kalibrasi secara berkala,
e. Pemeriksaan alat kesehatan yang (2) memastikan bahwa individu yang
dilakukan petugas meliputi: kondisi alat, melakukan pengelolaan alat
ada tidaknya kerusakan, kebersihan, kesehatan memiliki kualifikasi
status kalibrasi, dan fungsi alat. KRITERIA
yang sesuai dan kompeten, dan
1.4.6 (3) memastikan operator yang
d. Agar tidak terjadi keterlambatan atau mengoperasikan peralatan
gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan kesehatan tertentu telah terlatih
harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan
sesuai dengan kompetensi yang
siap digunakan saat diperlukan. Manajemen
dibutuhkan
alat kesehatan meliputi kegiatan
pemeriksaan dan kalibrasi secara .
berkala, sesuai dengan panduan produk b. Penggunaan Aplikasi Sarana,
tiap alat kesehatan. Prasarana, dan Alat Kesehatan
(ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan
c. Data sarana, prasarana, dan alat untuk memastikan pemenuhan
kesehatan di Puskesmas harus diinput terhadap standar sarana, prasarana,
dalam ASPAK dan divalidasi oleh dinas dan alat kesehatan.
kesehatan daerah kabupaten/kota untuk
menjamin kebenarannya.
Elemen Penilaian (1)
Kriteria 1.4.7
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan untuk memastikan semua
sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan dan
kegagalan fungsi sistem utilitas.
Pokok Pikiran
a. Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas
medik, dan sistem penunjang lainnya
h. Air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti uji
seperti genset, panel listrik, perpipaan air,
kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan
dan lainnya.
peraturan perundang-undangan.
Kriteria 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) bagi petugas.
Pokok Pikiran
a