Anda di halaman 1dari 34

TUGAS PENGENALAN PROSES & ALAT INDUSTRI KIMIA

MAKALAH ALAT TRANSPORTASI FLUIDA (POMPA)

Penulis 1 : Tri Marsela (3335220052)


Penulis 2 : Alya Tri Desmawati (3335220057)
Penulis 3 : Tiara Chantiqueca Putri (3335220062)
Penulis 4 : Nazwa Adita Amru (3335220067)
Penulis 5 : Agnes Indira Putri Prameswari (3335220072)
Kelompok : 11
Tanggal : 25 November 2022
Dosen : Nufus Kanani, ST., M.Eng

JURUSAN TEKNIK KIMIA – FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON – BANTEN

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Nufus Kanani, ST., M.Eng
sebagai dosen pengampu mata kuliah pengenalan proses dan alat industry kimia
yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Cilegon, 25 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian dan fungsi alat secara umum .....................................................1

2. Klasifikasi dan jenis-jenis alat beserta fungsinya .......................................3

3. Perhitungan ...............................................................................................15

4. Gangguan-gangguan .................................................................................22

5. Gambar Pompa..........................................................................................25

6. Video Cara Kerja Pompa ..........................................................................28

PENUTUP ..............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 klasifikasi pompa..................................................................................3

Gambar 2.2 Bagian-bagian reciprocating pump ......................................................4

Gambar 2.3 pompa gear .......................................................................................... 5

Gambar 2.4 prinsip screw pumps .............................................................................7

Gambar 2.5 komponen vane pump ........................................................................11

Gambar 2.6 Pompa Aksial .....................................................................................13

Gambar 2.7 Pompa Sentrifugal ..............................................................................25

Gambar 2.8 Pompa Air Aquarium .........................................................................25

Gambar 2.9 Pompa Sentrifugal ..............................................................................25

Gambar 2.10 Pompa roda gigi luar ........................................................................26

Gambar 2.11 Pompa Roda gigi dalam ...................................................................26

Gambar 2.12 Lobe Pump........................................................................................26

Gambar 2.13 Three-scrow Pum .............................................................................27

Gambar 2.14 Vane Pump .......................................................................................27

Gambar 2.15 Pompa Kerja Tunggal.......................................................................27

Gambar 2.16 Pompa Kerja Ganda .........................................................................27

Gambar 2.17 Pompa Torak Silinder Tunggal ........................................................27

Gambar 2.18 Pompa torak silinder ganda ..............................................................28

iv
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian dan Fungsi Alat Secara Umum


Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan
dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
tersebut, kenaikan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-
hambatan pengaliran, hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa
perbedaan tekanan perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Dengan kata
lain, pompa bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi
kinetik. Energi mekanik yang diberikan alat tersebut digunakan untuk
meningkatkan kecepatan, tekanan, atau elevasi (ketinggian).
Pada umumnya pompa digerakkan oleh motor, mesin atau sejenisnya.
Banyak faktor yang menyebabkan jenis dan ukuran pompa serta bahan
pembuatnya berbeda, antara lain jenis dan jumlah bahan cairan tinggi dan jarak
pengangkutan serta tekanan yang diperlukan dan sebagainya.
Spesifikasi sebuah pompa bisa dinyatakan berdasarkan jumlah fluida yang
dapat dialirkan per energi angkat (head) dan satuan (kapasitas). Berikut adalah
spesifikasi pompa berdasarkan rumus- rumus yang digunakan:
1. Kapasitas (Q) merupakan volume pada fluida yang bisa dialirkan dalam
satuan waktu. Dalam pengujian pompa,, volume fluida diukur
menggunakan ventumeter, Adapun satuan dari kapasitas (Q) adalah m3/s,
liter/s, atau ft3/s.
2. Putaran (n) dalam pompa merupakan poros (impeller) pompa yang
dinyatakan dalam satuan rpm (revolusi per menit) yang diukur
menggunakan alat yang bernama tachometer.
3. Torsi (T) merupakan ukuran kekuatan atau gaya yang menyebabkan objek
berputar sekitar sumbu. Torsi yang digunakan oleh pompa menggunakan
4. dynamometer dan hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momentum
(L). Adapun satuan dari torsi (T) adalah Nm.

1
5. Daya (P) pada pompa dibagi menjadi dua yaitu daya poros dari motor listrik
dan daya air yang dihasilkan dari pomp aitu sendiri. Adapun satuan dari
daya (P) adalah Watt.
6. Efisiensi merupakan perbandingan antara daya poros motor listrik dengan
daya air yang dihasilkan dari sebuah pompa.

Dalam suatu pabrik atau industri, selalu dijumpai keadaan dimana bahan-
bahan yang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu
tempat penyimpanan ke tempat pengolahan maupun sebaliknya.

Pemindahan ini dapat juga dimaksudkan untuk membawa bahan yang akan
diolah dari sumber dimana bahan itu diperoleh. Kita tahu bahwa cairan dari
tempat yang lebih tinggi akan sendirinya mengalir ke tempat yang lebih rendah,
tetapi jika sebaliknya makan perlu dilakukan usaha untuk memindahkan atau
menaikkan fluida, alat yang umum digunakan adalah pompa.

Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses yang membutuhkan


tekanan hidraulik yang besar, hal ini impeller dijumpai antara lain pada
peralatan-peralatan berat, dalam operasi mesin-mesin peralatan berat
membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah,
akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa, maka fluida akan naik dari
kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge
akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.

Pemindahan fluida dengan menaikkan tekanan pada pompa adalah untuk


mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi, antara lain:

1. Hambatan Kecepatan
Hambatan ini terjadi karena aliran fluida di dalam tabung atau pipa
mempunyai kecepatan tertentu, maka pompa harus memberikan tekanan
yang diinginkan.
2. Hambatan Gesekan
Hambatan ini terjadi pada gesekan sepanjang pipa-pipa yang dilaluinya.

2
2. Klasifikasi dan Jenis – Jenis Alat

Pompa diklasifikasikan menurut prinsip dan cara kerjanya. Pompa tersebut


secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Klasifikasi pompa

2.1 Pompa Perpindahan Positif (Positif Displacmnet Pump)

Pompa perpindahan positif bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu


pada volume fluida tetap dari sisi inlet menuju ke sisi outlet pompa. Kelebihan
dari pengguanaan pompa jenis ini ialah dapat menghasilkan power density
(gaya persatuan berat) yang lebih berat serta memberikan perpindahan fluida
yang tetap atau stabil pada setiap putarannya.

3
Pompa perpindahan positif memiliki tipe yang lebih bervariasi dari pada
pompa dinamik. Secara general pompa perpindahan positif dibagi menjadi
dua yaitu jenis pompa rotary dan jenis reciprocating.

1) Pompa Reciprocating (pompa torak)


Pompa ini menggunakan piston yang bergerak maju mundur sebagai
komponen kerjanya, serta mengarahkan aliran fluida kerja hanya ke satu
arah dengan check valve. Pompa reciprocating ini memiliki rongga kerja
yang meluas pada saat menghisap fluida dan akan mendorong dengan
mempesempit rongga kerja tersebut. Check valve digunakan untuk
mengatur arah aliran fluida sehingga akan terjadi proses pemompaan yang
seimbang. Berikut ini adalah gambar dari pompa reciprocating. Jadi
pompa ini berguna untuk menghisap dan mendorong cairan untuk
memindahkannya ke suatu tempat. Piston pump atau pompa reciprocating
ini biasanya digunakan untuk perairan. Sistem pergerakan ini hampir sama
seperti pada pergerakan piston kendaraan pada umumnya.

Gambar 2.2 Bagian-bagian reciprocating pump

Keterangan:
a. Motor : bagian penggerak (power end) yang terdiri dari
poros engkol dan batang engkol.
b. Gear : Roda gigi
c. Seal : Katup penyekat / katup penahan.

4
d. Piston : Silinder berbentuk huruf T horisontal.
e. Solvent in : tempat fluida masuk.
f. Check Valves : Katup isap pada bagian bawah dan katup buang
pada bagian atas.
g. Solvent out : tempat fluida keluar.

2) Pompa Rotary (pompa putar)


Pompa rotary ini memindahkan fluida kerja melalui mekanisme rotary
dengan jalan menimbulkan efek vakum sehingga dapat menghisap fluida
kerja dari sisi inlet, dan memindahkannya ke sisi outlet. Terperangkapnya
udara di dalam rotary, secara natural pompa ini akan mengeluarkan udara
tersebut. Jenis pompa rotary antara lain pompa roda gigi, pompa screw
dan pompa kipas.
Sebagai ganti pelewatan cairan pompa sentrifugal, pompa rotari akan
merangkap cairan, mendorongnya melalui rumah pompa yang tertutup.
Hampir sama dengan piston pompa torak akan tetapi tidak seperti pompa
torak (piston), pompa rotari mengeluarkan cairan dengan aliran yang
lancar (smooth).
Macam-macam pompa rotary yaitu sebagai berikut:

a. Gear pumps
Sebuah pompa rotary yang simple dimana fluida ditekan
dengan menggunakan dua roda gigi. Prinsip kerjanya saat antar

5
roda gigi bertemu penghisapan fluida kemudian berputar dan
diakhiri saat roda gigi akan berpisah sehingga fluida terlempar
keluar.
Gambar 2.3 pompa gear

Keterangan:

1. Driver Gear:
Driver Gear terhubung ke penggerak utama. Berputar
menggunakan kekuatan dari penggerak utama.
2. Driven Gear Atau Idle Gear:
Roda gigi yang digerakkan menyatu dengan roda gigi
penggerak dan berputar saat roda gigi penggerak
berputar.
3. Casing:
Baik roda gigi penggerak maupun roda gigi yang
digerakkan dikemas di dalam casing gear pump.
4. Bagian Inlet Atau Sisi Hisap:
Ini adalah bagian di gear pump di mana cairan
memasuki gear pump. Cairan bertekanan rendah
memasuki pompa dari Bagian Inlet.
5. Bagian Outlet Atau Sisi Debit:
Ini adalah bagian di gear pump di mana cairan
bertekanan dikirim ke area yang diperlukan. Cairan
bertekanan tinggi mengalir keluar dari pompa dari
Bagian Outlet.
6. Penggerak utama:
Dalam gear pump, penggerak utama digunakan untuk
memberikan daya ke poros tempat roda gigi penggerak
dipasang. Ini bisa berupa Motor Listrik atau Mesin I.C
atau bisa berupa tenaga kerja manual.

6
7. KatupPengaman atau Katup Pelepas:
Katup pengaman atau katup pelepas dipasang di sisi
pelepasan sehingga jika terdapat tekanan berlebih maka
dapat dilepaskan. Ini akan mencegah pompa agar tidak
rusak.

b. Screw pumps
Pompa ini menggunakan dna ulir yang bertemu dan berputar
untuk menghasilkan aliran min sesuai dengan yang diinginkan.
Pompa term ini digunakan untak menangani cairan yang
mempunyai viskositas tinggi, heterogen, sensifif terhadap
geseran dan cairan yang mudah berbusa. Cara kerja screw pumps
adalah zat cair masuk pada lubang isap, kemudian akan ditekan
di ulir yang mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk ulir
tersebut, zat cair akan masuk ke ruang antara ulir-ulir, ketika ulir

berputar, zat cair tenlorong ke arah lubang pengeluaran.


Gambar 2.4 prinsip screw pumps

Keuntungan Screw Pumps

• Efisiensi total tinggi.

• Kemampuan hisap tinggi.

• Aliran konstan dan lancar.

7
• Desain sederhana.

• Pompa dapat beroperasi tanpa valve.

Kekurangan Screw Pumps

• Harga relative lebih mahal.

• Untuk tekanan tinggi, memerlukan elemen pompa


yang panjang

• Desain dilengkapi dengan sebuah screw pemaksa


Dan gurdi (bar).

• Dilengkapi dengan hopper dengan panjang hingga 3


meter.

c. Rotary Vane Pumps


Memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll,
yang menggunakan rotor silindrik yang berputar secara
harmonis menghasilkan tekanan udara tertentu. Prinsip kerjanya
baling-baling menekan lnbang rumah pompa oleh gaya
sentrifugal bila motor diputar. Fluida yang terjebak diantara dua
bolang-baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi
buang pompa.

8
Gambar 2.5 Komponen Vane Pump

Keterangan:

• RotorRotor berfungsi sebagai penggerak sudu-sudu pada


vane.

• Shaft Shaft berfungsi sebagai penggerak utama.

• Housing pump Casing berfungsi sebagai rumah pompa.

• Vanes Vanesberfungsi sebagai sudut ganda yang dapat


ditekan satu sama yang lain dan ditempatkan pada alur-alur
yang diatur secara radial

2.1 Pompa Dinamik (Dynamic Pump)

Pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa sentrifugal,


pompa aksial dan pompa spesial efek atau pompa pengaruh khusus. Pompa-
pompa ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan
mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui perubahan penampang
aliran fluida. Jenis pompa ini biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih
rendah dari pada tipe pompa perpindahan positif, tetapi memiliki biaya yang
rendah untuk perawatannya. Pompa dinamik juga bisa beroperasi pada
kecepatan yang tinggi dan debit aliran yang juga tinggi.

9
Berikut jenis-jenis pompa dinamik.

1) Pompa pengaruh khusus (Spesial Effect Pump)

Pompa ini sering digunakan untuk kebutuhan industri. Pompa


yang termasuk dalam spesial effect pump yaitu jet (eductor), gas Lift,
hydraulic ram dan elektromagnetic. Pompa jet digunakan untuk
mengkonversi energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi
gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat
menghisap di sisi suction.
Gas lift pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di
dalam sebuah kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu
yang menyebabkan turunnya berat hidrostatik dari fluida tersebut
sehingga reservoir dapat mengangkatnya ke permukaan. Pompa
elektromagnetic adalah pompa yang menggerakan fluida logam
dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetic.

2) Pompa Aksial
Pompa aksial adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk
mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi
dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah
aliran yang sejajar dengan sumbu porosnya. Prinsip kerja pompa
aksial adalah energy mekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak
ditransmisikan melalui polos impeller untuk menggerakkan impeller
pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial yang mendorong
fluida sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja
tersebut.

10
Gambar 2.6 Pompa Aksial

Keterangan:

- Inlet Pompa. Bagian ini menjadi sisi inlet fluida untuk masuk
ke pompa. Pada pompa aksial vertikal, sisi inlet ini berbentuk
corong (biasa disebut Suction Bell) dengan tujuan untuk
mengurangi kerugian hidrolik head.
- Impeller. Impeller menjadi bagian utama dari pompa ini.
Desainnya mirip dengan baling-baling pada kapal laut. Impeller
ini berfungsi untuk menimbulkan gaya aksial yang ditransferkan
ke fluida kerja.
- Difuser. Casing pompa aksial juga seperti pompa sentrifugal
yang berbentuk difuser. Fungsinya adalah untuk menurunkan
kecepatan pompa dan menaikkan tekanan kerjanya. Namun
desainnya tidak seekstrim volute casing pompa sentrifugal,
karena peningkatan tekanan outlet pompa aksial yang terlalu
tinggi dapat menimbulkan vibrasi dan mengurangi umur kerja
pompa aksial.
- Poros. Berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor listrik ke
impeller.
11
- Guide Bearing. Berfungsi untuk menahan posisi poros agar
tetap berada di garis sumbu kerjanya. Bearing atau bantalan ini
memerlukan sistem lubrikasi yang harus selalu dijaga agar
terhindar dari kenaikan temperatur.
- Stuffing Box. Adalah sistem sealing yang berfungsi sebagai
pembatas antara poros dengan casing agar terhindar dari
kebocoran.

3) Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller dan
saluran inlet ditengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat
impeller berputar, fluida mengalir menuju casing disekitar impeller
sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk
menurunkan kecepatan
aliran fluida sementara kecepatan putar impeller tetap tinggi.
Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga
fluida dapat menuju titik outlet nya.

Tujuannya adalah mengubah energi penggerak utama (motor


listrik atau turbin) menjadi kecepatan atau energi kinetik dan
kemudian enegj tekan pada fluida yang sedang dipompakan.
Perubahan energi terjadi karena dua bagian utama pompa, impeller
dan vofuir atau direr. Impeller adalah bagian berputar yang mengubah
energi dari penggerak menjadi energi kinetik.

12
Gambar 2.7 Pompa Sentrifugal

Keterangan:

Komponen yang bergerak

1. Shaft (Poros), bagian ini berfungsi untuk meneruskan momen putar


dari penggerak selama pompa dalam kondisi beroperasi,
komponen ini

berfungsi juga sebagai dudukan impeler dan bagian yang bergerak


lainnya.

2. Impeller, berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa


menjadi energi kecepatan pada fluida yang dipompakan secara
continue (terus menerus). Dengan adanya proses ini maka saluran
suction (hisap) akan bekerja secara maksimal dan terus menerus
sehingga tidak ada kekosongan fluida dalam rumah pompa.

3. Shaft sleeve, berfungsi untuk melindungi shaft dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. komponen ini bisa sebagai internal
bearing, leakage joint dan distance sleever.

13
4.Wearing ring, komponen ini dipasang pada casing (wearing ring
casing) dan impeller (wearing ring impeller). Fungsi utama dari
komponen ini yaitu untuk meminimalisir terjadinya kebocoran
akibat adanya celah antara casing dengan impeller.

Komponen yang tidak bergerak

1. Casing (rumah pompa), merupakan bagian terluar pompa sebagai


pelindung elemen yang berada di dalamnya, tempat kedudukan
diffuser, inlet nozzle, outlet nozzle dan sebagai pengarah aliran
dari impeller yang akan mengubah energi kecepatan menjadi
energi tekan.

2. Base plate, berfungsi sebagai tempat dudukan seluruh komponen


pompa.

3. Diffuser, alat ini dilekatkan pada pipa dengan menggunakan baut,


fungsi dari alat ini ialah mengarahkan aliran pada stage berikutnya
dan merubah energi kinetik pada fluida menjadi energi tekanan.

4. Wearing ring casing, alat ini dipasang pada casing untuk mencegah
kebocoran yang terjadi akibat adanya celah pada casing dan
impeller.

5.Stuffing box, pada umunya memiliki fungsi sebagai tempat


kedudukan beberapa mechanical packing yang mengelilingi shaft
sleeve. Fungsi dari alat ini ialah mencegah kebocoran pada daerah
dimana pompa menembus casing seperti udara yang dapat masuk
ke dalam pompa dan cairan yang keluar dari dalam pompa.

6. Discharge nozzle, yaitu tempat keluarnya cairan yang bertekanan


dari dalam pompa

14
3. Perhitungan

Berikut ini merupakan macam-macam perhitungan mengenai pompa :

1) Head Pompa

Head pompa adalah energi per satuan berat fluida yang diberikan oleh
pompa sehingga fluida tersebut dapat mengalir dari suction ke discharge.
Head pompa disini meliputi :

a) Head Statis
Head statis meliputi :
• Pressure Head : Merupakan energi yang terdapat pada fluida akibat
perbedaan tekanan antara suction seservoir dengan discharge
reservoir.
• Elevation Head : Merupakan head yang disebabkan oleh adanya
perbedaan ketinggian dari permukaan fluida di suction reservoir
dengan permukaan fluida di discharge reservoir dengan sumbu
pompa sebagai acuannya. Ada dua macam instalasi pada pipa
suction, yaitu : Suction Head.
Apabila suatu instalasi pipa suction dimana permukaan fluida
terletak di atas sumbu pompa. Besarnya elevation head adalah :
𝐻𝑎 = 𝐻𝑑 − 𝐻𝑠
Dan apabila suatu instalasi pipa suction dimana permukaan fluida
terletak di bawah sumbu pompa. Besarnya elevation head adalah :
𝐻𝑎 = 𝐻𝑑 + 𝐻𝑠
Dimana :
Hd = Head discharge (m)
Hs = Headsuction (m)

b) Head Dinamis

15
Head dinamis merupakan head pompa yang terdiri dari :
• Velocity Head : Merupakan head yang disebabkan oleh adanya
perbedaan kecepatan fluida di suction reservoir dengan di discharge
reservoir.
• Head Loss : adalah suatu kerugian aliran yang terjadi sepanjang
saluran pipa, baik itu pipa lurus, belokan, saringan, katup dan
sebagainya. Head loss dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
o Head Loss Mayor
Merupakan suatu kerugian aliran yang disebabkan oleh adanya
gesekan antara fluida dengan dinding saluran pipa lurus. Besarnya
head loss mayor dapat dihitung menggunakan persamaan Darcy-
Weysbah sebagai berikut :
𝐿 𝑉2
𝐻1 = 𝑓. .
𝐷 2. 𝑔
Dimana :
f = Koefisien kerugian gesek
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter dalam pipa (m)
V = Kecepatan aliran fluida (m/s)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/𝑠 2 )

Besarnya koefisien gerak (f) dapat diketahui dari jenis aliran


yang terjadi. Untuk aliran laminer, besarnya koefisien gesek (f)
dapat dihitung dengan persamaan :
64
𝑓=
𝑅𝑒

Untuk aliran turbulen, besarnya koefisien gesek (f) dapat


dihitung dengan persamaan Darcy. Rumus ini berlaku atas dasar
kerugian head untuk panjang pipa ratusan meter dengan
persamaan :

16
0,0005
𝑓 = 0,020 +
𝐷
Dimana :
D = Diameter dalam pipa (m)
Atau dapat dicari melalui Moody Diagram dengan menarik
𝜀
garis harga 𝑅𝑒 diplotkan harga Relative Roughness (𝐷).

Adapun perhitungan Reynold Number untuk mengetahui


aliran laminer dimana aliran fluida jenis ini akan terjadi apabila
kecepatan fluida yang mengalir melalui pipa rendah, maka
gerakan alirannya akan konstan (steady) baik besarnya maupun
arahnya pada sembarang titik yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
𝜌.𝑉.𝐷 𝑉.𝐷
𝑅𝑒 = atau 𝑅𝑒 =
𝜇 𝑣

Dimana :
𝜌 = Densitas fluida (kg/𝑚3 )
𝑉 = Kecepatan aliran fluida (m/s)
𝐷 = Diameter dalam pipa (m)
𝜇 = Viskositas dinamik (kg/m𝑠 3 )
𝑣 = Viskositas kinematik (𝑚2 /𝑠)

o Head Loss Minor


Kerugian aliran yang disebabkan oleh adanya gesekan yang
terjadi pada komponen tambahan (aksesoris) seperti elbow, katup,
fitting dan lain sebagainya sepanjang jalur perpipaan. Besarnya
head loss minor tergantung dari koefisien tahanan (f) aksesoris
yang digunakan dengan rumus sebagai berikut :
𝑉2
𝐻 = 𝑓.
2. 𝑔
Dimana :
f = Koefisien kerugian gesek

17
V = Kecepatan aliran fluida (m/s)

g = Percepatan gravitasi (9,8 m/𝑠 2 )

2) Head Total Pompa

Merupakan penjumlahan dari head statis dengan head dinamis. Head ini
menyatakan besarnya kerugian yang harus diatasi oleh pompa dari seluruh
komponen-komponen yang ada.

Head total pompa dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

𝑉2
𝐻𝑡𝑜𝑡 = ℎ𝑎 + ∆ℎ𝑝 + 𝐻1 +
2𝑔

Dimana :

Htot = Head total pompa (m)

ha = Head statis total (m)

∆ℎ𝑝 = Perbedaan tekanan yang bekerja pada permukaan air (m)

h1 = berbagai kerugian head pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m)

𝑉2
= Head kecepatan keluar (m)
2𝑔

g = Percepatan gravitasi (9,8 m/𝑠 2 )

3) Net Positive Suction Head (NPSH)

Head isap positif net (NPSH) merupakan ukuran dari head suction
terendah yang memungkinkan bagi cairan untuk tidak mengalami kavitasi.
Ada dua macam NPSH, yaitu :

a) Net Positive Suction Head Avaible (NPS𝐻𝐴 )


NPS𝐻𝐴 dapat dirumuskan :

18
𝑃𝑎 𝑃𝑣
ℎ𝑠𝑣 = − − ℎ𝑠 − ∑ 𝐻𝐿 𝑠
𝛾 𝛾
Dimana :
ℎ𝑠𝑣 = NPSH yang tersedia pada instalasi (m kolom air)
𝑃𝑎
= Tekanan absolut di atas permukaan cairan pada suction
𝛾

reservoir (m kolom air)


𝑃𝑣
= Tekanan uap cairan yang dipompa pada temperatur
𝛾

pemompaan (m kolom air)


ℎ𝑠 = Head isap statis (m kolom air)
∑ 𝐻𝐿 𝑠 = Head loss pada pipa isap (m kolom air)

b) Net Positive Suction Head Require (NPS𝐻𝑅 )


NPS𝐻𝑅 dapat dirumuskan :
𝐻𝑠𝑣𝑛 = 𝜎 × 𝐻𝑛
Dimana :
𝐻𝑠𝑣𝑛 = NPSH yang dibutuhkan (m)
𝜎 = Koefisien kavitasi
𝐻𝑛 = Head total (m)
Agar pompa tidak mengalami kavitasi, NPS𝐻𝐴 harus lebih besar
dari
NPS𝐻𝑅

4) Daya Pompa

Daya pompa adalah besarnya energi per satuan waktu atau kecepatan
melakukan kerja. Ada macam-macam daya, yaitu :

a) Daya hidrolik (Hydraulic Horse Power)

19
Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan
untuk mengalirkan sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan
rumus :
𝜌. 𝑔. 𝑄. 𝐻𝑝
𝑃=
η
Dimana :
P = Daya pompa (watt)
𝜌 = Densitas fluida (kg/𝑚3 )
𝑔 = Percepatan gravitasi (9,8 m/𝑠 2 )
𝑄 = Debit aliran fluida (𝑚3 /𝑠)
𝐻𝑝 = Head pompa (m)
η = Efisiensi pompa

Atau dengan Hydraulic Horse Power dinyatakan :


𝑄×𝐻×𝛾
𝐻𝐻𝑃 =
75
Dimana :
HHP = Daya hidrolik pompa (Hp)
Q = Kapasitas pompa (𝑚3 /𝑠)
H = Total head pompa (m)
𝛾 = Berat spesifik cairan (kg/𝑚3 )

b) Daya Poros Pompa (Break Horse Power)


Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang
sesungguhnya adalah lebih besar daripada daya hidrolik. Besarnya daya
poros sesungguhnya adalah sama dengan efisiensi pompa atau dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝐻𝐻𝑃 𝑄×𝐻×𝛾
𝐵𝐻𝑃 = atau 𝑁𝑃 =
η𝑝 75×η𝑝

Dimana :

20
BHP atau NP = Break Horse Power
HHP = Hydraulic Horse Power
η𝑝 = Efisiensi optimum pipa
c) Daya Penggerak (Driver)
Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan efisiensi
mekanis (efisiensi transmisi) yang dapat dihitung dengan rumus :
𝐵𝐻𝑃 (1 + 𝛼)
𝑁𝑑 =
η𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠
Dimana :
Nd = Daya penggerak (HP)
BHP = Break Horse Power (HP)
η𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 = Efisiensi transmisi dari gear box, belt, rantai atau kopling
(0,75 ÷ 0,95)
𝛼 = Faktor cadangan (untuk motor induksi = 0,1 ÷ 0,2 )
5) Efisiensi Pompa
Efisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output
dan input atau perbandingan antara HHP pompa dengan BHP pompa yang
dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑃𝑜𝑢𝑡 𝐻𝐻𝑃
η= atau η =
𝑃𝑖𝑛 𝐵𝐻𝑃

Dimana :

Pout = Daya pompa output

Pin = Daya pompa input

HHP = Hydraulic Horse Power

BHP = Break Horse Power

Harga efisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga efisiensi


pompa yang didapat dari pabrik pembuatnya. Efisiensi pompa
merupakan perkalian dari beberapa efisiensi, yaitu :

21
η𝑝 = ηℎ × η𝑉 × η𝑚

Dimana :

η𝑝 = Efisiensi pompa

ηℎ = Efisiensi hidrolis

η𝑉 = Efisiensi volumetris

η𝑚 = Efisiensi mekanis

4. Gangguan – Gangguan
Kavitasi merupakan salah satu masalah yang seringkali ditemukan pada
pompa sentrifugal. kavitasi pada pompa dapat menimbulkan berbagai macam
kerugian dan menganggu kinerja pompa serta dapat merusak pompa itu sendiri
jika tidak ditangani dengan benar.
Fenomena Kavitasi biasanya terjadi pompa sentrifugal karena jenis pompa
ini memanfaatkan perubahan tekanan untuk menciptakan mekanisme untuk
menghisap dan menyalurkan fluida. Dimana ruang hampa udara (vakum) yang
dihasilkan oleh impeler akan menghisap cairan (suction) kemudian
mendorongnya keluar (discharge). Namun pada beberapa kasus fenomena
kavitasi seringkali ditemukan pada Pompa submersible namun hal tersebut
sangat jarang terjadi.
Jenis-Jenis Kavitasi Pada Pompa :
Terdapat dua jenis kavitasi yang terjadi pada pompa yaitu kavitasi
suction dan kavitasi discharge
1.) Kavitasi Suction (kavitasi isap)
Kavitasi suction terjadi Ketika pompa berada di bawah tekanan yang
rendah atau pada kondisi vakum yang tinggi. Pada kasus kavitasi isap,
kondisi tekanan rendah atau vakum tinggi membuat cairan yang masuk
menghasilkan aliran yang rendah. Sehingga gelembung udara akan
terbentuk disekitar mata impeller. Ketika cairan tersebut bergerak ke sisi

22
discharge pompa, gelembung-gelembung udara akan terkompresi
menjadi cairan dan menghasilkan ledakan pada permukaan impeller.

Sebuah impeller yang terkena efek kavitasi isap akan terdapat


bongkahan atau lubang kecil yang tampak seperti spons. Kavitasi hisap
pada pompa sentrifugal dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
saringan yang tersumbat, pengisapan yang terlalu tinggi, cairan yang
terlalu
panas hingga titik penguapan dan pompa beroperasi pada bagian
kurva BEP pompa yang terlalu kekanan.
2) Kavitasi Discharge (kavitasi pelepasan)
Kavitasi Discharge ata pelepasan terjadi ketika tekanan keluar pada
pompa sangat tinggi. Dimana pompa beroperasi kurang dari 10 persen
dari titik efisiensi terbaik (Best Efficiency Point). Tekanan yang tinggi
pada discharge pompa menghambat aliran cairan yang keluar dari
pompa, sehingga menyebabkan cairan bersirkulasi di dalam pompa.
Cairan yang mengalir di antara impeller dan housing dengan kecepatan
yang sangat tinggi menyebabkan kekosongan pada dinding housing dan
pembentukan gelembung.
Seperti halnya pada kavitasi isap, ledakan gelembung tersebut dapat
memicu gelombang kejut yang intens, sehingga dapat menyebabkan
keausan pada ujung impeler dan rumah pompa, bahkan dapat
menyebabkan poros impeller putus. Kavitasi discharge pada pompa
sentrifugal dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu penyumbatan
pada saluran discharge pompa, penyumbatan saringan atau saringan
yang tersumbat, pompa beroperasi pada bagian kurva BEP pompa yang
terlalu kekiri, dan desain perpipaan yang buruk.

Langkah penanganan dan pencegahan yang harus dilakukan dengan


melakukan pemeriksaan antara lain :

23
1) Memeriksa filter pompa
penyumbatan pada saluran suction atau saluran discharge dapat
menyebabkan ketidakseimbangan tekanan di dalam pompa. Oleh karena
itu pemeriksaan secara berkala perlu dilakukan agar tidak terjadi
penyumbatan pada filter atau penyaring yang dapat mengganggu kinerja
pompa.
2) Mengevaluasi kinerja pompa dengen referensi kurva pompa
Perlunya mengetahui kinerja pompa untuk memastikan pompa
beroperasi dengan baik yaitu dengan mengukur tekanan operasi dan laju
aliran cairan pompa dengan menggunakan alat pengukur tekanan dan
flowmeter untuk memahami di mana pompa beroperasi sesuai dengan
refernsi pada kurva pada titik efisiensi terbaiknya.
3) Evaluasi desain saluran perpipaan
Saluran perpipaan merupakan media penyaluran cairan sebelum
masuk atau kelua pompa. Jika terdapat jalur atau desain pipa yang tidak
tepat sehingga mempengaruhi laju aliran serta tekanan pada cairan. Oleh
karena itu perlu melakukan evaluasi pada saluran perpipaan pada pompa
yang mengalami gejala kavitasi dan memastikan jalur yang dibutuhkan
cairan untuk mencapai dan dari pompa ideal untuk kondisi
pengoperasian pompa.

24
5. Gambar Pompa

Gambar 2.8 Pompa Air Aquarium


(Sumber:http://indarluhsepdyanuri.blogspot.co.id/2016/01/definisi-pompa-
Sentrifugal.html)

Gambar 2.9 Pompa Sentrifugal


(Sumber : Sularso, 2000)

Gambar 2.10 Pompa roda gigi luar


(Sumber : William dan Arthur Akers, 1990)

25
Gambar 2.11 Pompa Roda gigi dalam
(Sumber : William dan Arhur, 1990)

Gambar 2.12 Lobe Pump


(Sumber : William dan Arthur, 1990)

Gambar 2.13 Three-scrow Pum


(Sumber : William dan Arthur, 1990)

26
Gambar 2.14 Vane Pump
(Sumber : William dan Arthur, 1990)

Gambar 2.15 Pompa Kerja Tunggal


(Sumber : William dan Arthur, 1990)

Gambar 2.16 Pompa Kerja Ganda


(Sumber : William & Arthur, 1990)

Gambar 2.17 Pompa Torak Silinder Tunggal


(Sumber : William dan Arthur, 1990)

27
Gambar 2.18 Pompa torak silinder ganda
a. Swashplate pump
b. Bent – axis pump
(Sumber : William dan Arthur, 1990)

6. Video Cara Kerja Pompa

https://www.youtube.com/watch?v=BaEHVpKc-1Q&ab_channel=Lesics

28
PENUTUP

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari
satu tempat ke tempat yang lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut,
kenaikan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
pengaliran, hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan
perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Pada umumnya pompa digerakkan oleh
motor, mesin atau sejenisnya. Banyak faktor yang menyebabkan jenis dan ukuran
pompa serta bahan pembuatnya berbeda, antara lain jenis dan jumlah bahan cairan
tinggi dan jarak pengangkutan serta tekanan yang diperlukan dan sebagainya.
Spesifikasi sebuah pompa bisa dinyatakan berdasarkan jumlah fluida yang dapat
dialirkan per energi angkat (head) dan satuan (kapasitas).

Pompa memiliki beberapa jenis yaitu pompa perpindahan positf yang terbagi
menjadi pompa reciprocating, pompa rotary, pompa pengaruh khusus dan pompa
dinamik yang terbagi menjadi pompa pengaruh khusus, pompa aksial, pompa
sentrifugal. Kavitasi merupakan salah satu masalah yang seringkali ditemukan pada
pompa sentrifugal. Jenis-Jenis Kavitasi Pada Pompa : kavitasi suction dan kavitasi
discharge.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://indarluhsepdyanuri.blogspot.co.id/2016/01/definisi-pompa-Sentrifugal.html

Sularso, 2001. Pompa dan kompreso. 2000,7

William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydraulics, 1990,100

William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydraulics, 1990,97

William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydraulics, 1990,100

William Wolansky & Arthur Akers, Modern Hydraulics, 1990,102

30

Anda mungkin juga menyukai