Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

KONVERSI ENERGI

POMPA SENTRIFUGAL

Nama : Benridho Rizkynawan


NPM : 3331180064
Kelompok :5

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2021
ABSTRAK

Pompa sentrifugal merupakan rangkaian alat mekanis pemindah fluida yang


digunakan dengan cara gaya sentrifugal yaitu pergerakan impeller. Seluruh
impeller berputar dalam rumah pompa (casing) dengan kecepatan tinggi, sehingga
memberikan percepatan pada fluida yang dialirkan. Energi yang ditransfer dari
motor penggerak ke impeller menghasilkan percepatan sentrifugal yang di
konversi menjadi energi kinetik dan energi tekan untuk mengalirkan fluida.
Tujuan dari praktikum ini adalah memahami karakteristik kerja dari pompa
sentrifugal serta memahami hubungan antara head pompa dan kapasitas dari
pompa sentrifugal yang disusun secara single, seri, dan pararel. Hubungan Δh
dengan Q pada pompa pada pompa single dan seri, yaitu Head yang didapatkan
lebih besar seri dibandingkan dengan single, namun ada penurunan di head
pengujian ke 4. Dan kapasitasnya sedikit lebih besar seri dibandingkan single
.Hubungan Δh dengan Q pada pompa Single dan paralel, yaitu head yang
dihasilkan lebih besar paralel dan kapasitasnya pun sedikit lebih besar paralel.
Hubungan Δh dengan Q pada pompa Single, seri, dan paralel, yaitu head yang
dihasilkan lebih besar pada seri

Kata Kunci : Fluida, Pompa, Sentrifugal

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat, nikmat, dan anugerah-Nya sehingga Laporan Praktikum Konversi Energi
ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlihat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Konversi
Energi ini, terkhusus kepada:
1. Asisten Laboratorium Konversi Energi
2. Orang tua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami berjalan
dengan baik
3. Dan seluruh teman-teman yang berkenan membantu hingga laporan
praktikum Konversi Energi ini dapat terselesaikan.
Demikianlah Laporan Praktikum Konversi Energi kami buat dengan
sepenuh hati. Tidak lupa kritik dan saran kami harapkan agar laporan ini dapat
menjadi lebih baik.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku
penulis. Terima kasih.

Cilegon , Mei 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR ISTILAH DAN SIMBOL.................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Praktikum.....................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan...............................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal......................................4
2.2 Klasifikasi Pompa Sentrifugal..................................................................6
2.3 Bagian-Bagian Utama Pompa Sentrifugal................................................7
2.4 Kavitasi...................................................................................................10
2.5 NPSH (Net Positive Suction Head).........................................................12
2.6 Efisiensi Pompa......................................................................................14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir...........................................................................................15
3.2 Prosedur Pengujian.................................................................................16
3.3 Alat dan Bahan yang digunakan.............................................................16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Data Percobaan...................................................................17
4.1.1 Perhitungan Pompa Single.............................................................17
4.1.2 Perhitungan Pompa Seri.................................................................18
4.1.3 Perhitungan Pompa Paralel............................................................20
4.2 Tabel dan Grafik Hasil Perhitungan.......................................................21

iv
4.2.1 Perbandingan Δh dan Q antara Pompa Single dan seri..................21
4.2.2 Perbandingan Δh dan Q antara Pompa Single dan Paralel............22
4.2.3 Perbandingan Δh dan Q antara Pompa Singel, Seri dan Paralel....23
4.3 Analisa Data............................................................................................23
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................25
5.2 Saran.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Blanko Percobaan
- Tugas Tambahan

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Kerja......................................................................................5


Gambar 2.2 Pompa Aliran Radial.........................................................................6
Gambar 2.3 Pompa Aliran aksial..........................................................................6
Gambar 2.4 Bagian Pompa Sentrifugal................................................................8
Gambar 2.5 Jenis-Jenis Impeler............................................................................9
Gambar 2.6 Rumah Pompa.................................................................................10
Gambar 2.7 NPSH ( Net Positive Suction Head )...............................................12
Gambar 3.1 Diagram Alir...................................................................................15
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Seri.......22
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Paralel. .22
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single, Seri, dan
Paralel....................................................................................................................23

vi
DAFTAR TABEL

Tabel. 4.1 Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Seri......................22


Tabel. 4.2 Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Paralel.................22
Tabel. 4.3 Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single, Seri dan Paralel.........23

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam dunia industri, pompa memegang peranan yang sangat penting,
dimana pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Penggunaan dan pemilihan jenis pompa disesuaikan dengan kebutuhan
yang diperlukan.
Di dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap terdapat banyak sekali
jenis pompa yang digunakan, salah satunya adalah pompa yang digunakan untuk
mengalirkan air yang berasal dari pengembunan atau pendinginan uap di
kondensor atau yang disebut dengan air kondensat menuju ke deaerator yang
berguna untuk menghilangkan oksigen terlarut di dalam air kondensat. Pompa
yang digunakan untuk mengalirkan air kondensat dari kondensor menuju ke
dalam deaerator disebut dengan pompa air kondensat.
Pompa air kondensat biasanya beroperasi secara periodik dan mempunyai
suatu tank untuk menampung air kondensat, pompa ini akan beroperasi apabila air
kondensat telah mencapai titik tertinggi tank kemudian pompa akan mengalirkan
air kondensat hingga mencapai titik terendah dari tank. Pompa air kondensat harus
mempunyai tekanan yang mencukupi agar dapat mengalirkan air kondensat dari
kondensor ke deaerator. Dengan demikian, dapat digunakan pompa dengan jenis
pompa sentrifugal, hal ini dikarenakan pompa sentrifugal mempunyai aliran yang
konstan dan dapat dinaikkan headnya dengan menyusun pompa secara seri atau
dengan pompa bertingkat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah dalam praktikum kali ini adalah:
a. Bagaimana karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun
single, seri dan paralel?
b. Bagaimana hubungannya antara head pompa dan kapasitas dari pompa
sentrifugal yang disusun secara single, seri dan paralel?
1.3 Tujuan Praktikum
Percobaan berikut dilakukan menggunakan alat pengujian TQ H32 dengan
varian single, seri, paralel, dengan tujuan:
a. Memahami karakteristik kerja dari pompa sentrifugal yang disusun
secara single, seri dan paralel.
b. Memahami hubungan antara head pompa dan kapasitas dari pompa
sentrifugal yang disusun secara single, seri, dan paralel.
Dengan ketentuan pengujian sebagai berikut :
a. Pompa disusun secara single dengan kecepatan yang ditentukan.
b. Pompa disusun secara seri dengan kecepatan yang berbeda.
c. Pompa disusun secara paralel dengan kecepatan yang berbeda.

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun susunan atau sistem penulisan laporan praktikum seperti berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I Pendahuluan membahas tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan praktikum, sistematika penulisan.

BAB II TINJUAN PUSTAKA


Pada Bab II Tinjauan Pustaka membahas tentang pengertian dan
prinsip kerja pompa sentrifugal, klasifikasi pompa sentrifugal, bagian –
bagian utama pompa sentrifugal, kavitasi, NPSH (Net positive Suction
Head), dan efisiensi pompa.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM


Pada Bab III Merodologi Praktikum membahas tentang diagram
alir praktikum, prosedur pengujian, alat dan bahan yang digunakan.

BAB IV PEMBAHASAN
Pada Bab IV Pembahasan membahas tentang perhitungan data
percobaan meliputi perhitungan pompa single, perhitungan pompa seri,

2
perhtungan pompa paralel, tabel dan grafik hasil perhitungan meliputi
perbandingan ∆h dan Q antara pompa single dan seri, perbandingan ∆h
dan Q antara pompa single dan paralel, perbandingan ∆h dan Q antara
pompa single seri dan paralel, dan analisa data.

BAB V PENUTUP
Pada Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang
diperoleh selama praktikum.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal merupakan alat perpindahan fluida dengan
menggunakan gaya sentrifugal yang diakibatkan gerak impeller. Seluruh impeller
berputar dalam rumah pompa (chasing) dengna kecepatan tinggi, sehingga
memberikan percepatan pada fluida yang dialirkan. Energi yang ditransfer dari
motor penggerak ke impeller menghasilkan percepatan sentrifugal yang di
konversi menjadi energi kinetik danenergi tekan untuk mengalirkan fluida. Tinggi
tekan (head) yang dicapai suatu pompa tergantung dari putaran, diameter dan
bentuk lengkungan impeller, karena tinggi tekan pompa terbatas maka dengna
menghubungkan beberapa impeller yang berurutan pada satu poros, akan
diperoleh tinggi tekan yang lebih besar.
Pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri, hal ini disebakan oleh
konstruksinya. Pompa ini tidak memiliki check valve, sehingga dalam keadaan
diam, cairan mengalir kembali ke bejana yang diisap. Bila pompa dioperasikan
dalam keadaan kosong, vakum yang dihasilkan tidak cukup untuk menghisap
fluida yang dialirkan masuk ke rumah pompa. Pompa sentrifugal pada saat mulai
dipakai harus di penuhi fluida, hal ini diakukan dengan jalan membuka valve
discharge. Dengan cara ini fluida dapat mengalir kembali dari saluran discharge.
Perhatian seksama harus diberikan bila pada sisi tekanan ada bantalan gas diatas
cairan yang bertekanan. Penyimpangan manometer yang besar menunjukkan
bahwa terdapat bantalan udara dalam pompa yang mengakibatkan pompa bekerja
tak beraturan. Bantalan dapat dibuang dengan jalan :
a. Mengeluarkan udara dari pompa
b. Menyetel pompa, hingga cairan mengalir kembali.
c. Mendinginkan cairan
Pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja
poros menjadi energi fluida. Dalam hal ini pompa sentrifugal disebut juga mesin
kerja sedangkan impeler pompa berfungsi memberikan kerja kepada fluida
sehingga energi yang dikandungnya menjadi tambah besar. Selisih energi per
satuan berat atau head total zat cair antara pipa hisap (suction) dan pipa keluar
(discharge) pompa disebut head total pompa.
Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik
dari poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi
kinetik dan tekanan pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa
bekerja pompa membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya
impeler menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida yang
mengalir terhisap masuk ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan
percepatan sedemikian rupa dan terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida
mengalir keluar dari impeler dengan kecepatan tertentu. Kecepatan keluar fluida
ini selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi energi tekanan di dalam
rumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul tergantung pada besarnya kecepatan
fluida.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja


(Sumber: etsworlds.id)

Dari uraian diatas jelas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energi
mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang
menyebabkan perubahan head tekanan, head kecepatan dan head potensial pada zat cair
yang mengalir secara terus-menerus. Pada keliling luar kipas, zat cair mengalir dalam
rumah pompa dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Dalam rumah pompa zat cair
disalurkan sedemikian rupa, sehingga terdapat perubahan kecepatan kedalam tekanan
yang sempurna. Oleh karena ini, kolom zat cair dalam saluran kempa digerakkan.

5
2.2 Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal memiliki berbagai jenis klasifikasi, contohnya sebagai
berikut:
1. Berdasarkan bentuk impelernya
a. Pompa aliran radial
Pompa aliran radial mempunyai impeler yang membuang cairan ke
dalam rumah spiral yang secara berangsur – angsur berkembang. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan cairan sehingga dapat
dirubah menjadi tekanan statis. Pompa radial mempunyai kontruksi
yang mengakibatkan zat cair keluar dari impeler arah alirannya akan
tegak lurus dengan poros pompa.

Gambar 2.2 Pompa Aliran Radial


(Sumber: eprints.undip.ac.id)

b. Pompa aliran aksial


Pompa aliran aksial menghasilkan tekanan tinggi oleh propeller akibat
aksi pengangkatan baling – baling pada cairan. Diameter sisi buang
sama besar dengan diameter sisi masuk. Pompa aksial mempunyai
kontruksi yang mengakibatkan zat cair keluar dari impeler arah
alirannya akan sejajar dengan poros pompa.

Gambar 2.3 Pompa Aliran Aksial


(Sumber: fdokumen.com)

6
c. Pompa aliran radial dan aksial (aliran campur)
Pompa aliran campuran menghasilkan tinggi tekanan atau head
sebagian oleh pengangkatan baling-baling pada cairan. Arah aliran
berbetuk kerucut mengikuti bentuk impelernya. Diameter sisi buang
baling-baling lebih besar dari diameter sisi masuk.
d. Peripheral
Cairan pada jenis ini diatur oleh baling-baling impeller dengan
kecepatan yang tinggi selama hampir satu putaran di dalam saluran
yang berbentuk cincin. Energi ditambahkan ke cairan dalam sejumlah
impuls.
2. Berdasarkan bentuk rumah pompa
a. Pompa volut, pompa dengan rumah berbentuk volut
Pada pompa ini diperlihatkan sebuah impeller mengeluarkan cairan ke
dalam rumah berbentuk spiral, untuk mengurangi secara proporsional
kecepatan cairan. Dengan demikian, sebagian energi kecepatan cairan
diubah ke bentuk energi tekanan.
b. Pompa difuser, pompa dengan rumah berbentuk diffuser
Sudu-sudu pengaur stasioner mengelilingi impeler dalam pompa jenis
diffuser. Saluran yang membesar bertahap ini mengubah arah aliran
cairan dan mengubah energi kecepatan kepada head tekan.
3. Berdasarkan jumlah aliran yang masuk
a. Pompa satu aliran masuk.
b. Pompa dua aliran masuk.
4. Berdasarkan posisi poros
a. Pompa horizontal, Pompa poros horizontal mempunyai poros dengan
posisi mendatar.
b. Pompa vertikal, Pompa poros tegak mempunyai poros dengan posisi
tegak.

2.3 Bagian-Bagian Utama Pompa Sentrifugal


Bagian-Bagian dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

7
Gambar 2.4 Bagian Pompa Sentrifugal
(Sumber: docplayer.info)

Impeller dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain
dipasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh
dua buah bantalan. Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah
yang ditembus poros, untuk mencegah air membocor keluar atau udara masuk
dalam pompa.
a. Impeller
Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya
pada air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa
kecepatan dan tekanan. Di dalam rumah siput, kecepatan air secara
berangsur-angsur diubah menjadi tekanan statis. Jenis-jenis impeler
ditunjukkan pada gambar 2.3. Jenis-jenis impeler yaitu:
 Impeller Tertutup
Disebut sebagai impeller tertutup karena baling-baling di
dalamnya tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeller ini
banyak digunakan pada pompa air dengan tujuan mengurung air agar
tidak berpindah dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler
jenis ini memiliki kelemahan pada kesulitan yang akan didapat jika
terdapat rintangan atau sumbatan.
 Impeller Terbuka dan Semi Terbuka

8
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka
kemungkinan adanya sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini
memungkinkan adanya pemeriksaan impeller dengan mudah.
Namun, jenis impeler ini hanya dapat diatur secara manual untuk
mendapatkan setelan terbaik.
 Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang
lebih padat ataupun berserabut dari fluida cair, impeller vortex dapat
menjadi pilihan yang baik. Pompa jenis ini 50% kurang efisien dari
rancangan konvensionalnya.

Gambar 2.5 Jenis – Jenis Impeller


(Sumber: uripgumulya.com)

b. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.4. Rumah pompa
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Berfungsi sebagai pengarah fluida yang dilemparkan impeler. Akibat
gaya sentrifugal yang menuju pompa tekan, sebagian energi kinetik
fluida diubah menjadi tekanan.
2. Menutup impeler pada penghisapan dan pengiriman pada ujung dan
sehingga berbentuk tangki tekanan.
3. Memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang
torak dan impeler.

9
Gambar 2.6 Rumah Pompa
(Sumber: id.sricbd.com)

c. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros
pompa dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Poros pompa datar atau horizontal
 Poros pompa tegak atau vertical

d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)


Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada
sambungan yang bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan
keausan waring ring) yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin
perapat.

2.4 Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida
dapat menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut.
Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena
fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung
yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudut.

10
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap
zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa
maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi.
Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi
isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di
dalam pompa dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus
dalam jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga
menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai
akibat dari tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara
terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka
kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a. Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang
mengalir dipompakan.
b. Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
c. Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan impeler
pada poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran
(whirl) terhadap aliran.
Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi, apabila kecepatan
putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran dan debit dari
impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner pembantu itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam pemasangan runner pembantu ini diperlukan pertimbangan yang
sungguh- sungguh sebelum pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan
penyebabnya yaitu:
1. Suction cavitation (kavitasi pada suction)

11
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSH A (NPSH aktual). Aturan
umumnya adalah NPSH A minimal harus sama atau lebih besar dari NPSH R
(NPSH yang dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan yang
besar antara NPSH A dengan NPSH R dapat menyebabkan resiko kerusakan pada
pompa terutama pada air yang relatif dingin (kurang dari 150 ºF).
2. Recirculation Cavitation
Recirculation Cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang rendah
pada pompa. Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction side dan
discharge side dimana bisa terjadi pada saat yang bersamaan ataupun terpisah.
Keduanya terjadi akibat fenomena yang sama yaitu aliran balik pada jarak yang
berdekatan satu sama lain.

2.5 NPSH (Net Positive Suction Head)


Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif
yang terdapat pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi
akan terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah
tekanan uap jenuhnya. Untuk menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak
ada satu bagian dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih
rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Dalam
hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan yang memegang peranan. Pertama,
tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa dipasang. Kedua,
tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di dalam pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan
dalam satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi,
NPSH dapat dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

Gambar 2.7 NPSH ( Net Positive Suction Head )


(Sumber: springerpumps.com)

12
a. NPSH yang Tersedia
Merupakan head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa
(ekuivalen dengan tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan
tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut. Pada pompa yang mengisap zat
cair dari tempat terbuka dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair
seperti diperlihatkan pada gambar 2.1, maka besarnya NPSH yang tersedia
adalah:

....................................................................... (2.1)
Keterangan:
hsv = NPSH yang tersedia (m)
Pa = Tekanan atmosfer (N/m2)
Pv = Tekanan uap jenuh (N/m2)
γ = Berat jenis cairan (N/m3)
hs = Head isap statis (m)
hι = Head losses (m)
dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair
yang dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat cair
yang dihisap.
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia
merupakan tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah
dikurangi tekanan uap. Besarnya tergantung pada kondisi luar pompa dimana
pompa tersebut dipasang.
Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar, maka P a
menyatakan tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam
tangka tertutup tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan
tekanan uap jenuhnya, maka Pa = Pv, sehingga :

.............................................................................. (2.2)
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki lebih
tinggi daripada sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan
untuk mendapatkan harga atau NPSH yang positif (+).

13
b. NPSH yang Diperlukan
Tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di suatu titik dekat
setelah sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya lebih rendah
daripada tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan kerugian head di
nosel isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang
menyempit, dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang
masuk pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih
tinggi daripada tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama
dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan.Agar pompa
dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan
sebagai berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan.

2.6 Efisiensi Pompa


Untuk mendapatkan nilai efisiensi pada pompa, didapatkan rumus
sebagai berikut:
Q.∆ p
η= ...................................................................................................(2.3)
w
Keterangan:
η : efisiensi pompa (%)
Q : Debit (m3/s)
∆p : pout – pin (Pa)
W : Daya Pompa (Watts)

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir


Adapun Diagram alir digunakan pada praktikum Pompa Sentrifugal adalah
sebagai berikut

Mulai
Literatur

Menyiapkan alat dan bahan

Menyalakan Mesin Pompa Sentrifugal

Mensetting susunan, pump speed dan


tekanan

Mengkalibrasi ketinggian awal

Menyalakan switch kemudian memutar


katup sambil menyalakan stopwatch

Tidak
Pengambilan
data

Ya

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)


3.2 Prosedur Pengujian
Adapun prosedur pengujian pada praktikum Pompa Sentrifugal adalah
sebagai berikut
1. Menyeting katup untuk ketelitian pengujian pompa.
2. Menyeting kecepatan pompa yang diinginkan.
3. Menyalakan switch dengan menekan tombol hijau pada penyangga.
4. Menyeting laju aliran pengiriman dengan menyetel pintu katup pada sisi
luar pompa. Itu mempermudah untuk memulai dengan membuka pintu
katup secara penuh.
5. Membaca tekanan pengiriman pada semua pompa melalui switch p1 atau
p2
6. Membaca perubahan ketinggian pada pipework energy losses.
7. Membaca volume air pada bak penampungan.
8. Memasukkan hasilnya kedalam blanko pengujian.
9. Mengulangi untuk beberapa laju aliran yang berbeda selama katup
pengontrol tertutup rapat.
10. Mengukur perbedaan tinggi antara permukaan air di dalam reservoir dan
saluran masuk pompa. Hitung tekanan yang masuk (Pin).
11. Menghitung debit pada masing-masing percobaan.
12. Menghitung dan kelompokkan efisiensi seluruhnya dari pompa.
13. Membuat grafik antara kenaikan tekanan dengan laju aliran.
14. Membuat grafik hubungan antara efisiensi dengan debit.

3.3 Alat dan Bahan yang digunakan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Pompa Sentrifugal
adalah sebagai berikut:
1. HID Volumetric Hydraulic Bench.
2. H32 Pipework
3. TeQuipment H32 Series and Parallel Pump Test Set

16
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Data Percobaan


Berikut adalah perhitungan dari percobaan pompa sentrifugal dengan
berbagai varian percobaan

4.1.1 Perhitungan Pompa Single


Percobaan ke 1 dengan varian pompa sentrifugal single dan
kecepatan pompa 1850 rev/menit.
a. Perhitungan Debit (Q)
V 1 1,52 L
Q 1= = =0,076 L/ s = 7,6 . 10-5 m3/s
t1 20 s
V 2 6,8 L
Q 2= = =0,17 L/s = 1,7 . 10-4 m3/s
t2 40 s
V 3 11,6 L
Q 3= = =0,193 L /s = 1,93 . 10-4 m3/s
t3 60 s
V 4 15,6 L
Q 4= = =0,195 L/s = 1,95 . 10-4 m3/s
t4 80 s

b. Perhitungan Head Total ( Hf )


∆ h=¿ h 0 + hmitre + helbow + henlarge + hcontraction + hbend
∆ h1=¿ 100+95+60+(-10) +40 + 30 = 315 mm = 0,315 m
∆ h2=¿ 100+92+60+(-35) +70 + 35 = 322 mm = 0,322 m
∆ h3=¿ 100+101+60+(-30)+70+35 = 336 mm = 0,336 m
∆ h 4=¿ 100+87+55+(-30)+70+35= 317 mm = 0,317 m

c. Perhitungan Pin
∆h1 0,135 2
Pin1= −0,125. ( Q1 )2 = −0,125 ( 7,6.10−5 ) =0,0135 ¯¿ =
10 10
1350 Pascal
∆ h2 0,322
Pin2= −0,125. ( Q 2 )2= −0,125(1,7.10−4 )2=0,0322 ¯¿
10 10
=3.220 Pascal
∆ h3 0,336
Pin3= −0,125. ( Q 3 )2= −0,125 (1,93.10−4 )2=0,0336 ¯¿ =
10 10
3.360 Pascal
∆h4 0,317
Pin4 = −0,125 . (Q 4 )2= −0,125(1,95.10−4 )2=0,0317 ¯¿ =
10 10
3.170 Pascal

d. Perhitungan Efisiensi
∆ P1=P out −P¿ =50000 – 1350=48.650 Pa
∆ P2=P out −P¿ =50000 – 3.220=46.780 Pa
∆ P3 =P out −P¿ =50000 – 3.360=46.640 Pa
∆ P 4=Pout −P ¿=50000 – 3.170=46.830 Pa
Q. ΔP 7,6× 10−5 . 48650
 1= = × 100% = 3,5%
W 105
Q. ΔP 1,7 ×10− 4 . 46780
 2= = × 100% = 7,5%
W 105
Q. ΔP 1,93× 10−4 . 46640
 3= = × 100% = 8,5%
W 105
Q. ΔP 1,95× 10−4 . 46830
 4= = × 100% = 8,6%
W 105

4.1.2 Perhitungan Pompa Seri


Percobaan ke 2 dengan varian pompa sentrifugal Seri dan
kecepatan pompa 1150 rev/menit & 1150 rev/menit .

a. Perhitungan Debit (Q)


V 1 1,72 L
 Q1 = = = 0,086 L/S = 8,6 × 10−5 m3/s
t1 20 S
V 2 7,6 L
 Q2 = = = 0,19 L/S = 1,9 × 10−4 m3/s
t2 40 S
V 3 12,64 L
 Q3 = = = 0,21 L/S = 2,1 × 10−4 m3/s
t3 60 S
V 4 16,4 L
 Q4 = = = 0,27 L/S = 2,7 × 10−4 m3/s
t4 80 S

18
b. Perhitungan Head Total (Hf)
 ∆ h1 = 100 + (435 – 325) + (260 – 190) + (170 – 210) + (210 –
130) + (120 – 75) = 365mm = 0,365m
 ∆ h2 = 100 + (429 – 328) + (260 – 200) + (180 – 220) + (220 –
140) + (125 – 85) = 341mm = 0,341m
 ∆ h3 = 100 + (440 – 335) + (270 – 200) + (180 – 220) + (220 –
140) + (130 – 90) = 355mm = 0,355m
 ∆ h4 = 100 + (455 – 350) + (270 – 210) + (190 – 230) + (230 –
150) + (135 – 95) = 345mm = 0,345m

c. Perhitungan Tekanan Masuk (Pin)


Δh1 0,365 m
 Pin1 = – 0,125. ¿ = – 0,125 . ¿ ¿
10 10
= 0,0364 Bar = 3640 Pa
Δh1 0,341m
 Pin1 = – 0,125. ¿ = – 0,125 . ¿ ¿
10 10
= 0,0341 Bar = 3410 Pa
Δh1 0,355 m
 Pin1 = – 0,125. ¿ = – 0,125 . ¿ ¿
10 10
= 0,0354 Bar = 3540 Pa
Δh1 0,345 m
 Pin1 = – 0,125. ¿ = – 0,125 . ¿ ¿
10 10
= 0,0344 Bar = 3440 Pa

d. Perhitungan Efisiensi
ΔP1 = 50000 – 3640 = 46360 Pa
ΔP1 = 50000 – 3410 = 46590 Pa
ΔP1 = 50000 - 3540 = 46460 Pa
ΔP1 = 50000 – 3440 = 46560 Pa
Q. ΔP 8,6 ×10−5 . 46360
 1= = × 100% = 2,847%
W 140
Q. ΔP 1,9× 10−4 . 46590
 2= = × 100% = 6,322%
W 140

19
Q. ΔP 2,1× 10−4 . 46460
 3= = × 100% = 6,969%
W 140
Q. ΔP 2,7 ×10−4 . 46560
 4= = × 100% = 8,979%
W 140

20
4.1.3 Perhitungan Pompa Paralel
Percobaan ke 3 dengan varian pompa sentrifugal Paralel dan
kecepatan pompa 1150 rev/menit & 750 rev/menit
1. Perhitungan Debit (Q)
V 1 3,2 L m3
 Q 1= = =0.16 =1,6 ×10−4
t 1 20 s s
V 2 7,6 L m3
 Q 2= = =0.19 =1,9 ×10−4
t 2 40 s s
V 3 12,64 L m3
 Q 3= = =0.210 =2,1 ×10−4
t3 60 s s
V 4 16,4 L m3
 Q4 = = =0,205 =2,05 ×10−4
t4 80 s s
2. Perhitungan Head Total

∆ h1=100+ ( 400−310 ) + ( 250−190 )+ (170−200 ) + ( 200−135 ) + ( 125−85 )=325 mm=0,3


∆ h2=100+ ( 405−305 ) + ( 240−185 )+ ( 165−200 ) + ( 200−130 ) + ( 120−80 )=330 mm=0,3


∆ h3=100+ ( 410−310 ) + ( 250−190 ) + ( 170−205 )+ (205−135 ) + ( 120−80 )=335 mm=0,3


∆ h 4=100+ ( 410−320 ) + ( 255−200 )+ ( 180−215 ) + ( 215−135 ) + ( 130−95 )=325 mm=0,3

3. Perhitungan Tekanan Masuk (Pin)


∆ h1 2 0.325 −4 2
 P¿1 = −0,125 . ( Q 1 ) = −0,125 . ( 1,6× 10 )
10 10
¿ 0.0325 ¯¿ 3250 Pa
∆ h2 2 0.330 −4 2
 P¿2 = −0,125 . ( Q 1 ) = −0,125 . ( 1,9× 10 )
10 10
¿ 0.0330 ¯¿ 3300 Pa

21
∆ h3 2 0.335 −4 2
 P¿3 = −0,125 . (Q 1 ) = −0,125 . ( 2,1× 10 )
10 10
¿ 0.0335 ¯¿ 3350 Pa
∆ h4 2 0.325 −4 2
 P¿ 4= −0,125 . (Q 1 ) = −0,125 . ( 2,05 ×10 )
10 10
¿ 0.0325 ¯¿ 3250 Pa
Note :1 bar = 100.000 Pa

4. Perhitungan Efisiensi
 ∆ P1=P out −Pin1=45000 – 3250=41750 Pa

Q . ∆ p 1,6 × 10−4 .41750


η1 = = × 100 %=6,072%
W 110
 ∆ P2=P out −Pin1=45000 – 3300=41700 Pa

Q . ∆ p 1,9 ×10−4 .41700


η2 = = ×100 %=7,203 %
W 110
 ∆ P3 =P out −Pin1=45000 – 3350=41650 Pa

Q . ∆ p 2,1×10−4 .41650
η3 = = ×100 %=7,951 %
W 110
 ∆ P 4=Pout −Pin 1=45000 – 3250=41750 Pa

Q. ∆ p 2,055 ×10−4 .41750


η 4= = ×100 %=7,781 %
W 110

4.2 Tabel dan Grafik Hasil Perhitungan


Berikut ini adalah Tabel dan Grafik dari percobaan pompa sentrifugal
dengan berbagai varian percobaan

4.2.1 Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Seri


Tabel 4.1 Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Seri
Single Seri
∆h (m) Q (m3/s) ∆h (m) Q (m3/s)
0,315 0,000076 0.365 0.000086
0,322 0,00017 0.341 0.00019
0,336 0,000193 0.355 0.00021
0,317 0,000195 0.345 0.000205

22
0.37
0.37
0.36 0.36
0.35 0.35
0.34

∆h ( meter)
0.34
0.33 0.34
0.32
0.32
0.31
0.32 0.32
0.3
0.29
0 0 0 0

Q (m³/s)

Single Seri

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Seri

4.2.2 Perbandingan Δh dan Q antara Pompa Single dan


Paralel
Tabel 4.2 Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Paralel
Single Paralel
∆h (m) Q (m3/s) ∆h (m) Q (m3/s)
0,315 0,000076 0,325 0,00016
0,322 0,00017 0,330 0,00019
0,336 0,000193 0,335 0,00021
0,317 0,000195 0,325 0,000205

0.34
0.34
0.34
0.33 0.34
0.33
0.33 0.33
∆h ( meter)

0.33
0.32 0.32
0.32 0.32
0.32
0.31
0.31
0.3
0 0 0 0

Q (m³/s)

Single Paralel

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single dan Paralel

23
4.2.3 Perbandingan Δh dan Q antara Pompa Single, Seri, dan
Paralel
Tabel 4.3 Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single, Seri dan Paralel
Single Seri Paralel
∆h ∆h ∆h
Q (m3/s) Q (m3/s) Q (m3/s)
(m) (m) (m)
0.31 0.00007 0.36 0.00008 0.32
0.00016
5 6 5 6 5
0.32 0.34 0.33
0.00017 0.00019 0.00019
2 1 0
0.33 0.00019 0.35 0.33
0.00021 0.00021
6 3 5 5
0.31 0.00019 0.34 0.00020 0.32 0.00020
7 5 5 5 5 5

0.37
0.37
0.36 0.36
0.35 0.34 0.35
∆h ( meter)

0.34
0.34
0.33 0.33 0.34
0.33 0.33
0.32
0.32
0.31
0.32 0.32
0.3
0.29
0 0 0 0

Q (m³/s)

Single Seri Paralel

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Δh dan Q antara pompa Single, Seri, dan
Paralel

4.3 Analisa Data


1. Hubungan Δh dengan Q pada pompa single dan seri, yaitu Head yang
didapatkan lebih besar seri dibandingkan dengan single, namun ada
penurunan di head pengujian ke 4. Dan kapasitasnya sedikit lebih besar
seri dibandingkan single

24
2. Hubungan Δh dengan Q pada pompa Single dan paralel, yaitu head yang
dihasilkan lebih besar paralel dan kapasitasnya pun sedikit lebih besar
paralel.
3. Hubungan Δh dengan Q pada pompa Single, seri, dan paralel, yaitu head
yang dihasilkan lebih besar pada seri.
4. Head terbesar

25
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Pompa Sentrifugal yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pompa sentrifugal merupakan rangkaian alat mekanis pemindah fluida
yang digunakan dengan cara gaya sentrifugal yaitu pergerakan
impeller. Seluruh impeller berputar dalam rumah pompa (casing)
dengan kecepatan tinggi, sehingga memberikan percepatan pada fluida
yang dialirkan. Energi yang ditransfer dari motor penggerak ke
impeller menghasilkan percepatan sentrifugal yang di konversi
menjadi energi kinetik dan energi tekan untuk mengalirkan fluida
2. Hubungan Δh dengan Q pada pompa pada pompa single dan seri,
yaitu Head yang didapatkan lebih besar seri dibandingkan dengan
single, namun ada penurunan di head pengujian ke 4. Dan
kapasitasnya sedikit lebih besar seri dibandingkan single
3. Hubungan Δh dengan Q pada pompa Single dan paralel, yaitu head
yang dihasilkan lebih besar paralel dan kapasitasnya pun sedikit lebih
besar paralel.
4. Hubungan Δh dengan Q pada pompa Single, seri, dan paralel, yaitu
head yang dihasilkan lebih besar pada seri.

5.2 Saran
Adapun saran yang perlu dilakukan dalam percobaan selanjutnya
yaitu sebagai berikut:
1. Memperbaiki alat yang ada di laboratorium, agar praktikan bisa melihat
cara kerja mesin tersebut walaupun dalam keadaan praktikum online.
2. Membuatkan video penjelasann tentang modul yang berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA

Alkonusa, “Pengertian Pompa Sentrifugal dan Prisnip Kerjanya”


www.alkonusa.com/news/pengertian-pompa-sentrifugal-dan-prinsip-
kerjanya/ [Diakses tanggal 27 Mei 2021]
Anonym, https://pintarelektro.com/pengertian-pompa-sentrifugal/ [Diakses
tanggal 27 Mei 2021]
Anonym, “Pengertian Pompa Sentrifugal”
https://www.duniapembangkitlistrik.com/2017/11/pengertian-pompa-
sentrifugal-dan.html [Diakses tanggal 27 Mei 2021]
Anonym, “Kavitasi” www.etsworlds.id/2020/03/apa-yang-dimaksud-kavitasi-
pada-pompa.html [Diakses tanggal 27 Mei 2021]
Anonym, https://mikhamarthen.wordpress.com/2011/01/18/cara-menghitung-
net-positive-suction-head-npsh-pompa. [Diakses tanggal 27 Mei 2021]
LAMPIRAN
BLANGKO PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

NAMA : Benridho Rizkynawan

NPM : 3331180064

KELOMPOK :5

TANGGAL : 28 Mei 2021

Catatan:

Tugas Tambahan :

1. Apa saja faktor yang mempengaruhi efisiensi pompa ?


2. Apa saja material pipa dan aplikasinya ?
3. Apa yang dimaksud dengan diagram moody dan bagaimana cara membacanya ?
4. Apa yang dimaksud Loss Coefficient ?

Asisten

ACC Blangko

28 Mei 2021 Pukul 13.00 WIB


Novreza Pratama
NPM. 3331160009

29
BLANGKO PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

Operation: Single
Pump Speed: 1850 rev/min
Time (sec) Kuantitas (L) Pout 1 (bar)   Pout 2(bar)   ∆ P

20 1,52 - 0,5 -

40 6,8 - 0,5 -

60 11,6 - 0,5 -

80 15,6 - 0,5 -

Differential Piezometer Head ∆ h (mm)

h'0 Mitre Elbow Enlarge Contraction Bend


(Ketinggia
n Awal) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

100 385 290 240 180 170 180 170 130 110 80

100 387 295 240 180 160 195 200 130 115 80

100 400 299 240 180 170 200 200 130 120 85

100 385 298 240 185 170 200 200 130 120 85

30
BLANGKO PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

Operation: Series
Pump Speed: 1150 rev/min & 1150 rev/min
Time (sec) Kuantitas (L) Pout 1 (bar)   Pout 2(bar)   ∆ P

20 1,72 1 0,5 0,5

40 7,6 1 0,5 0,5

60 12,64 1 0,5 0,5

80 16,4 1 0,5 0,5

Differential Piezometer Head ∆ h (mm)

h'0 Mitre Elbow Enlarge Contraction Bend


(Ketinggia
n Awal) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

100 435 325 260 190 170 210 210 130 120 75

100 429 328 260 200 180 220 220 140 125 85

100 440 335 270 200 180 220 220 140 130 90

100 455 350 270 210 190 230 230 150 135 95

31
BLANGKO PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

Operation: Parallel
Pump Speed: 1150 rev/min & 750 rev/min
Time (sec) Kuantitas (L) Pout 1 (bar)   Pout 2(bar)   ∆ P

20 3,2 0,45 0,45 0,45

40 7,6 0,45 0,45 0,45

60 12,64 0,45 0,45 0,45

80 16,4 0,45 0,45 0,45

Differential Piezometer Head ∆ h (mm)

h'0 Mitre Elbow Enlarge Contraction Bend


(Ketinggia
n Awal) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

100 400 310 250 190 170 200 200 135 125 85

100 405 305 240 185 165 200 200 130 120 80

100 410 310 250 190 170 205 205 135 120 80

100 410 320 255 200 180 215 215 135 130 95

32
TUGAS TAMBAHAN

1. Apa Saja Faktor yang mempengaruhi efisiensi pompa?


Jawab:
a. Kavitasi secara umum, salah satu syarat agar pompa sentrifugal tahan lama dan
mudah dioperasikan adalah tidak adanya kavitasi. Saat terjadikavitasi, pompa
tidak hanya tidak mampu memenuhi tugasnya untuk memompa cairan tetapi juga
mengalami kerusakan internal seperti kebocoran dari seal dan casing . Singkatnya,
kavitasi adalah suatu kondisi abnormal yang dapat menyebabkan penurunan
produksi, kerusakan peralatan dan bahkan terlukanya pekerja.
b. Pengurangan kapasitas pompa pembentukan gelembung menyebabkan
peningkatan volume sehingga mengurangi ruang yang tersedia untuk cairan dan
oleh karena itu mengurangi kapasitas pompa.

2. Apa saja material pipa dan aplikasinya?


Jawab:
Dari sekian jenis pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu :
a. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)
b. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)
Bahan-bahan pipa secara umum :
Bahan-bahan pipa yg dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yg
dapat dibagi secara umum sebagai berikut:
 Carbon steel
 Carbon Moly
 Galvanees
 Ferro Nikel
 Stainless Steel
 PVC (Paralon)
 Chrom Moly
Sedang bahan-bahan pipa secara khusus dapat dikelompokkan sebagai berikut :
 Vibre Glass

33
 Aluminium (Aluminium)
 Wrought Iron (besi tanpa tempa)
 Cooper (Tembaga)
 Red Brass (kuningan merah)
 Nickel cooper = Monel ( timah tembaga)
 Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom)
Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik
perpipaan dan hal ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian
sebagai berikut :
 Perpipaan untuk pembangkit tenaga
 Perpipaan untuk industri bahan migas
 Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
 Perpipaan untuk pengangkutan minyak
 Perpipaan untuk proses pendinginan
 Perpipaan untuk tenaga nuklir
 Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas
Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas perlu
pula diketahui Jenis aliran temperatur, sifat korosi, Faktor gaya serta kebutuhan
lainnya dari aliran serta pipanya.

3. Apa yang dimaksud dengan diagram moody dan bagaimana cara membacanya?
Jawab :
Diagram Moody adalah diagram yang digunakan untuk memperoleh nilai gesekan
pipa (f) dan dapat dilakukan dengan mengetahui beberapa parameter seperti
berikut :
a. Material Pipa, untuk mengetahui nilai kekasaran pipa (epsilon atau e)
b. Diameter Pipa (D)
c. Bilangan Reynold (Re)
Cara membaca diagram moody yaitu engan melihat diagram Moody itu
menunjukkan bahwa sudut kanan atas benar-benar turbulent dan bagian atas kiri
adalah laminar.Untuk menentukan faktor gesekan, nilai kekasaran relatif dari pipa

34
dapat dilihat di sebelah kanan. Kemudian cari Reynolds number di bagian bawah,
tarik keatas sampai memotong, sebelah kiri akan didapatkan nilai faktor gesekan.
dan jenis aliran apakah turbulen ataukah laminar

4. Apa yang dimaksud Loss Coefficient ?


Jawab:
Nilai loss coefficient adalah adalah angka tak berdimensi (koefisien karakteristik)
untuk menghitung kerugian head (HL) (lihat Kehilangan tekanan)

35

Anda mungkin juga menyukai