Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS JONGGOL
Jalan Pasar Lama No. 127 Jonggol Kec. Jonggol Kab. Bogor - 16830
Telp. (021) 89931150 – 89931741
Email : puskesmasjonggol@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PUSKESMAS JONGGOL

A. PENDAHULUAN
Setiap sarana kesehatan wajib melaksanakan pelayanan kesehatan
kerja sesuai dengan yang tercantum pada pasal 23 UU kesehatan No 36
tahun 2009 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.03/MEN/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja, serta Peraturan Menteri
Kesehatan No 52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Sedangkan untuk pelayanan keselamatan
kerja, pada prinsip nya berkaitan erat dengan kebijakan puskesmas terkait
sarana, prasarana dan peralatan kerja.

B. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan. Untuk itu, pengelola tempat kerja wajib
melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, penanganan penyakit, dan pemulihan
kesehatan pada pekerja.
Fasyankes sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan salah
satu tempat kerja yang memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja baik pada SDM Fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes. Potensi bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja di Fasyankes meliputi bahaya fisik, kimia,
biologi, ergonomi, psikososial, dan bahaya kecelakaan kerja. Potensi bahaya
biologi penularan penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit
merupakan risiko kesehatan kerja yang paling tinggi pada Fasyankes yang
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Selain itu adanya penggunaan
berbagai alat kesehatan dan teknologi di Fasyankes serta kondisi sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi standar keselamatan akan menimbulkan
risiko kecelakaan kerja dari yang ringan hingga fatal.
WHO pada tahun 2000 mencatat kasus infeksi akibat tertusuk jarum
suntik yang terkontaminasi virus diperkirakan mengakibatkan Hepatitis B.
sebesar 32%, Hepatitis C sebesar 40%, dan HIV sebesar 5% dari seluruh
infeksi baru. Panamerican Health Organization tahun 2017 memperkirakan 8-
12% SDM Fasyankes sensitif terhadap sarung tangan latex.
Di Indonesia berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan tahun
1987-2016 terdapat 178 petugas medis yang terkena HIV AIDS. Penelitian
yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan pada tahun 1998 menunjukkan bahwa 85% suntikan
imunisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan ternyata tidak aman (satu
jarum dipakai berulang) dan 95% petugas kesehatan mencoba ketajaman
jarum dengan ujung jari. Selain itu dari hasil penelitian Start dengan Quick
Investigation of Quality yang melibatkan 136 Fasyankes dan 108 diantaranya
adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), menunjukkan bahwa
hampir semua petugas Puskesmas belum memahami dan mengetahui
tentang kewaspadaan standar.
Hasil penelitian lain di wilayah Jakarta Timur yang dilakukan oleh Sri
Hudoyo (2004) menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan petugas menerapkan
setiap prosedur tahapan kewasdapaan standar dengan benar hanya 18.3%,
dengan status vaksinasi Hepatitis B pada petugas Puskesmas masih rendah
yaitu 12,5%, dan riwayat pernah tertusuk jarum bekas yaitu 84,2%.
Kasus terjadinya kecelakaan kerja yang fatal pada Fasyankes pernah
beberapa kali terjadi seperti kasus tersengat listrik, kebakaran, terjadinya
banjir, bangunan runtuh akibat gempa bumi dan kematian petugas kesehatan
karena keracunan gas CO di Fasyankes.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan peningkatan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja di Fasyankes. Selain itu
berdasarkan peraturan perundang-undangan terdapat hak bagi setiap orang
untuk mendapatkan perlindungan atas risiko terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja, demikian juga bagi SDM Fasyankes, pasien,

2
pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan
Fasyankes.
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan ini diharapkan
Fasyankes dapat menyelenggarakan K3 di Fasyankes secara
berkesinambungan sehingga tujuan dari upaya keselamatan dan kesehatan
kerja dapat tercapai dengan baik.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk
pekerja, aman dan sehat untuk pasien, pengunjung, masyarakat dan
lingkungan sekitar Puskesmas. Sehingga proses pelayanan di Puskesmas
berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus :
1. Memberikan acuan kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam
menyelenggarakan K3 di Fasyankes.
2. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas.
3. Meningkatkan profesionalisme dalam hal Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) untuk manajemen, pelaksana dan pendukung program.
4. Terpenuhi syarat-syarat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
setiap unit kerja.
5. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
6. Terselenggaranya program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Puskesmas secara optimal dan menyeluruh.
7. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Puskesmas.

D. TATA NILAI KEGIATAN


Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Petugas
Pukesmas Jonggol sesuai dengan tata nilai puskesmas yaitu Responsif
terhadap permasalahan petugas dalam melayani pasien, Adil terhadap
petugas maupun pasien yang dilayani, Mantap dalam memberi perlindungan

3
petugas, menjamin keamanan petugas saat member pelayanan pasien,
Harmonis dalam menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Pokok :
1. Sosialisasi SOP yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
2. Penempelan cara pemakaian alat di setiap alat yang ada di puskesmas
Rincian Kegiatan :
1. Sosialisasi tentang cara menjaga kebersihan tangan
2. Sosialisasi tentang penggunaan alat pelindung diri
3. Sosialisasi tentang penanganan jika terkena cairan tubuh pasien maupun
tertusuk jarum
4. Sosialisasi tentang penanganan sampah dan limbah berbahaya
5. Penempelan cara pemakaian alat di setiap alat yang ada di puskesmas
F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
- Penyuluhan kepada seluruh karyawan puskesmas tentang kesehatan dan
keselamatan kerja
- Setiap peralatan yang berada di puskesmas diberi petunjuk pemakaian
yang ditempel dengan jelas
G. SASARAN
- 100% Dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, bidan, analis
laboratorium, petugas obat, sanitarian, petugas kebersihan di Puskesmas
Kemlagi mengerti tentang cara menjaga kebersihan tangan, kapan dan
cara menggunakan alat pelindung diri, cara menangani jika t erciprat cairan
tubuh, bahan berbahaya maupun tertusuk jarum, cara menangani sampah
dan limbah berbahaya
- 100% peralatan di puskesmas telah ditempeli cara pemakaian yang jelas
H. HAK DAN KEWAJIBAN SASARAN
Hak sasaran :
1. Mendapat informasi tentang program kesehatan dan keselamatan kerja
2. Mendapat perlindungan saat melakukan pekerjaan
Kewajiban sasaran :
1. Melaksanakan tugas sesuai standar operasional prosedur
2. Melaporkan jika ada kejadian yang berhubungan dengan kejadian
kecelakaan kerja

4
I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan lokasi Penanggung Pelaksana Waktu Keterangan


Jawab
Sosialisasi Ruang Poli Riah Yusuf Tim K3 Sabtu, Waktu
menjaga Gigi Terkait Kegiatan
kebersihan Pelayanan disesuaikan
tangan, APD Kesehatan
Sosialisasi Ruang IGD Dicky Tim K3 Jumat, Waktu
menjaga Terkait Kegiatan
kebersihan Pelayanan disesuaikan
tangan, APD, Kesehatan
tentang
penanganan jika
terkena cairan
tubuh pasien
maupun tertusuk
jarum
Sosialisasi Ruang Dicky Tim K3 Rabu,, Waktu
menjaga Laboratori Infeksi Kegiatan
kebersihan um Terkait disesuaikan
tangan, APD, Pelayanan
penanganan jika Kesehatan
terkena cairan
tubuh pasien
maupun tertusuk
jarum
Sosialisasi Ruang Indriati Tim K3 Kamis, Waktu
menjaga Perawatan Infeksi Kegiatan
kebersihan Kebidanan Terkait disesuaikan
tangan, APD, Pelayanan
penanganan jika Kesehatan
terkena cairan

5
tubuh pasien
maupun tertusuk
jarum
Sosialisasi Ruang Riah Yusuf Tim K3 Sabtu, Waktu
Menjaga Apotik Infeksi Kegiatan
Kebersihan Terkait disesuaikan
tangan Pelayanan
Kesehatan
Sosialisasi Ruang Indriati Tim K3 Rabu, Waktu
menjaga KIA/KB Infeksi Kegiatan
kebersihan Terkait disesuaikan
tangan, APD, Pelayanan
penanganan jika Kesehatan
terkena cairan
tubuh pasien
maupun tertusuk
jarum
Sosialisasi Ruang Dicky Tim K3 Senin, Waktu
menjaga Rawat Infeksi Kegiatan
kebersihan Inap Terkait disesuaikan
tangan, APD, Pelayanan
penanganan jika Kesehatan
terkena cairan
tubuh pasien
maupun tertusuk
jarum
Sosialisasi Dapur Riah Yusuf Tim K3 Sabtu, Waktu
menjaga Infeksi Kegiatan
kebersihan Terkait disesuaikan
tangan Pelayanan
Kesehatan

6
J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Laporan KPC(Kejadian Potensi Cidera), KNC(Kejadian Nyaris Cidera),
KTC(Kejadian Tidak Cidera), KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) per bulan
Hasil pengisian kuesioner tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dilakukan 1 tahun sekali

K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan K3 di Fasyankes yang
dilakukan per semester meliputi:
1. Jumlah SDM Fasyankes adalah jumlah SDM yang bekerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
2. Jumlah SDM Fasyankes yang sakit yaitu jumlah SDM Fasyankes yang
sakit.
3. Jumlah kasus penyakit umum pada SDM Fasyankes yaitu jumlah kasus
pada SDM Fasyankes yang terdiagnosis penyakit umum, seperti flu,
batuk, diare dan lain-lain (yang tidak berhubungan dengan pekerjaan)
baik penyakit menular maupun tidak menular dalam pencatatan 1 SDM
Fasyankes bisa lebih dari 1 kasus penyakit.
4. Jumlah kasus dugaan penyakit akibat kerja pada SDM Fasyankes yaitu
jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja termasuk penyakit terkait kerja. Penyakit terkait kerja
adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab dengan
faktor pekerjaan dan atau lingkungan kerja memegang peranan bersama
dengan faktor risiko lainnya.
5. Jumlah kasus penyakit akibat kerja pada SDM Fasyankes yaitu jumlah
kasus penyakit akibat kerja pada SDM Fasyankes yang dibuktikan
dengan diagnosis klinis Penyakit Akibat Kerja.
6. Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja pada SDM Fasyankes yaitu jumlah
semua kecelakaan yang terjadi pada SDM Fasyankes yang berhubungan
dengan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat kerja dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
7. Jumlah Kasus kejadian hampir celaka (near miss) pada SDM Fasyankes
yaitu suatu kejadian insiden yang hampir menimbulkan cedera atau

7
celaka seperti terpeleset, kejatuhan benda, namun tidak mengenai
manusia.
8. Jumlah hari absen SDM Fasyankes karena sakit yaitu jumlah hari kerja
hilang SDM Fasyankes karena sakit.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Jonggol

dr. H. Suparno
NIP. 197602162008011006

Anda mungkin juga menyukai