Anda di halaman 1dari 19

DOUBLE PIPE EXCHANGERS : COUNTER FLOW

Peralatan heat transfer digunakan untuk proses perpindahan panas. Alat penukar akan
memperoleh panas antara dua arus proses. Steam dan air pendingin dipergunakan sebagai
fluida. Heater digunakan untuk memanaskan fluida dan steam digunakan untuk tujuan ini,
sedangkan pada proses refinari minyak, maka minyak digunakan sebagai fluida pemanas.
Cooler digunakan untuk mendinginkan fluida proses, air merupakan media pendingin utama.
Condenser adalah pendingin berfungsi untuk menghilangkan panas laten dan juga panas
sensibel. Reboiler digunakan untuk menyediakan panas yang dibutuhkan pada proses distilasi
sebagai panas laten. Evaporator digunakan untuk memekatkan larutan dengan menguapkan
airnya. Jika ada fluida lain selain air maka disebut sebagai vaporizer.

Double Pipe Exchanger

Gambar double pipe exchanger yang ada dalam industri dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Double pipe exchanger

Bagian yang penting dari alat ini adalah dua set pipa konsentris, 2 connecting Tee, sebuah
return head dan return bend.Dua pipa dalam panjang dihubungkan dengan return bend dan
biasnya terbuka tidak menghasilkan permukaan perpindahan panas yang efektif. Ketika
keduanya disusun menjadi dua lengan seperti pada gambar 1. Maka kesatuan itu disebut
hairpin. Double pipe exchanger sering digunakan karena dapat dirangkai dengan mudah
dengan berbagai fitting pipa standar dan menghasilkan permukaan perpindahan panas yang
murah. Ukuran standar Tee dan return head ada pada tabel 6.1

1
Doubel pipe exchanger secara umum disusun dengan panjang efektif 12, 15 atau 20 ft.
Panjang efektif merupakan jarak antara masing-masing lengan dimana proses tarnsfer panas
terjadi dan tidak termasuk pipa dalam yang terbuka diujung-ujungnya.

Kerugian penggunaan double pipa exchanger adalah jumlah permukaan heat transfer yang
kecil jika hanya terdiri dari satu hairpin. Jika dibutuhkan permukaan yang luas , maka harus
digunakan banyak hairpin, hal ini harus dipertimbangkan mengenai ruang serta kemungkinan
kebocoran. Double pipe exchanger digunakan untuk proses perpindahan panas yang
membutuhkan permukaan lebih kecil atau sama dengan 100-200 ft2 .

Prosedur Perhitungan untuk Double Pipe Exchanger

Perhitungan terdiri dari ho , hio, untuk memperoleh Uc. UD dihitung dengan menggunakan
persamaan Fourier Q = UD A Δt.

Pertama menentukan fluida mana yang akan ditempatkan dianulus dan di pipa dalam. Hal ini
dapat dilihat dari luas area jenis pipa yang digunakan, jika menggunakan pipa standar IPS
dapat dilihat pada tabel 6.2. Luas area yang besar ditempati fluida dengan mass velocity lebih
besar.

Kondisi Proses yang dibutuhkan:

Fluida panas : T1, T2, W, c, s, atau ρ, µ, k, ΔP, Rdo, Rdi

Fluida dingin : t1, t2, w, c, s, atau ρ, µ, k, ΔP, Rdo, Rdi

Diameter pipa harus diberikan atau diasumsikan

Tahap perhitungannya sebagai berikut:

1). Dari T1, T2, t1, t2 , periksa neraca panas Q menggunakan c pada Tmean dan tmean,

Q  WCT1  T2   wct 2  t1 

2
Kehilangan panas karena radiasi dari exchanger tidak begitu besar dibandingkan dengan
beban panas yang dipindah didalam exchanger.

2). LMTD, diasumsikan counterflow

3). Tc, tc . Jika cairan bukan fraksi minyak ataupun hidrokarbon, caloric temperatur tidak
dapat ditentukan dengan dengan Fig. 17 dan persamaan (5.28) dan (5.29). Perhitungan Uc
harus dilakukan untuk fluida panas dan dingin akhir sehingga diperoleh Uh dan Uc , dari salah
satunya dapat diperoleh Kc. Fc diperoleh dari Fig. 17 atau persamaan (5.27). Jika kekentalan
fluida dingin akhir tidak lebih dari 1 centipoise, range suhu tidak lebih dari 50-1000 F, serta
perbedaan suhu lebih kecil dari 500 F, maka aritmetic mean T1 dan T2 serta t1 , t2 dapat
menggantikan Tc dan tc untuk evaluasi sifat fisik. Untuk fluida unviscous ϕ=(μ/µw)0,14
diasumsikan = 1.

Inner pipa

4). Flow area, a p  D 2 / 4, ft 2

5). Mass velocity, G p  w / a p , lb /( hr )( ft 2 )

Contoh Perhitungan :

Example 6.1.

Doble pipe Benzene-toluene exchanger

Diinginkan untuk memanaskan benzen dingin sebanayk 9820 lb/hr dari 80 menjadi 120 0F
dengan menggunakan toluene panas yang akan menjadi dingin dari 1600 F menjadi 1000 F.
Spesifik gravity untuk benzen dan toluen pada suhu 680F berturut-turut 0,88 dan 0,87. Sifat –
sifat fluida yang lain dapat dilihat pada appendix. Faktor fouling sebesar 0,001 harus
dihasilkan dari arus dan allowable pressure drop masing-masing arus sebesar 10 psi.
Sejumlah hairpin dengan panjang 20 ft dari pipa IPS 2 x 1 ¼ . Berapa jumlah hairpin yang
dibutuhkan.

Penyelesaian:

1). Neraca Panas

80  120
Benzen , t av   100 0 F c  0,425Btu / lb.0 F
2

Q  9820 x 0,425120  80)  167.000Btu / hr 

160  100
Toluen, Tav   130 0 F c  0,44 Btu / lb.0 F
2

3
167.000
W  6330 lb / hr
0,44160  100

Harga c dapat dilihat pada fig. 2 appendik.

2). LMTD

Fluida panas Fluida dingin Beda


160 Higher temp 120 40 Δt2
100 Lower temp 80 20 Δt1
20 Δt2 - Δt1

t 2  t1 20
LMTD    28,8 0 F
t 2 40
2,3 log 2,3 log
t1 20

3). Caloric temperatur: dari kedua arus menunjukan viskositas tidak begitu besar pada suhu
akhir (kurang dari 1 centipoise). Range suhu dan perbedaan suhu sedang. Asumsi nilai (μ/μ w)
=1

Periksa tabel 6.2 terlihat flow area untuk inner pipe lebih besar dari annulus. Letakan arus
yang lebih besar (benzen) dalam inner pipe.

Hot fluid, annulus ,toluen

4’). Flow area

D2 = 2,067/12= 0,1725 ft (2,067 adalah ID untuk pipa IPS 2 inch, tabel 11


appendiks)

D1 = 1,66/12 = 0,138 ft (1,66 adalah OD untuk pipa IPS 1 ¼ inch, tabel 11


appendiks)

aa = π (D22 – D12)/4

= π (0,17252 – 0,1382)/4 = 0,00826 ft2

De = (D22 – D12)/D1 ft

De = (0,17252 – 0,1382)/0,138 = 0,0762 ft

5’) Mass velocity, Ga = W/aa = 6330/0,00826 = 767.000 lb/ hr.ft2

6’) Pada suhu 1300 F , harga μ = 0,41 cp (fig. 14 appendiks)

0,41 cp = 0,41 x 2,42 = 0,99 lb/ ft. Hr

4
Da G a 0,0762 x 767.000
Bilangan Reynold dihitung Rea    59.000
 0,99

7’) jH = 167 (fig. 24 appendiks)

8’) Pada suhu 1300 F , harga c = 0,44 Btu/lb.0F. (Fig. 2 appendiks)

k = 0,086 Btu/ (hr)(ft2)(0F/ft) (Tabel. 4 appendiks)

 c 
1/ 2 1/ 2
 0,44 x 0,99 
     1,725
 k   0,085 
0,14
k  c    
1/ 2
0,085
ho  j H      167 x x 1,725 x 1
9’) Da  k   W  0,0762
 323 Btu /( hr )( ft 2 )( 0 F )

Cold fluid: inner pipe, benzene

4). D = 1,38/12 = 0,115 ft

Flow area, ap = π D2 /4 = (π. 0,1152)/4 = 0,0104 ft2

5) Mass velocity, Gp = W/ap = 9820/0,0104 = 943.000 lb/ hr.ft2

6) Pada suhu 1000 F , harga μ = 0,50 cp (fig. 14 appendiks)

0,50 cp = 0,50 x 2,42 = 1,21 lb/ ft. Hr

Da Ga 0,115 x 943.000
Bilangan Reynold dihitung Rep    89.500
 1,21

7) jH = 236 (fig. 24 appendiks)

8) Pada suhu 1000 F , harga c = 0,425 Btu/lb.0F. (Fig. 2 appendiks)

k = 0,091 Btu/ (hr)(ft2)(0F/ft) (Tabel. 4 appendiks)

 c 
1/ 2 1/ 2
 0,425 x 1,21 
     1,78
 k   0,091 
0 ,14
  
 c 
1/ 2
k 0,091
hi  j H      236 x x 1,78 x 1
9) Da  k  W  0,115
 333 Btu /( hr )( ft 2 )( 0 F )

10) Koreksi hi pada permukaan OD

5
ID 1,38
hio  hi x  333 x  276
OD 1,66

Lanjut ke anulus

11) Clean overall coefficient, Uc :

hio ho 276 x 323


Uc    149 Btu /( hr )( ft 2 )( 0 F )
hio  ho 276  323

12) Design overall coefficient, UD :

1 1
  Rd
UD Uc

Rd = 0,002 (disoal)

1 1
  0,002  U D  115 Btu /( hr )( ft 2 )( 0 F )
U D 149

Kesimpulan

323 h outside 276


Uc 149
UD 115

13) Permukaan yang dibutuhkan

Q 167.000
Q  U D . A.t A   50,5 ft 2
U D .t 115 x 28,8

Dari tabel 11 terlihat bahwa untuk pipa standar IPS ukuran 1 ¼ inch mempunyai external
surface sebesar 0,435 ft2 tiap ft nya. Sehingga dibutuhkan panjang :

50,5/0,435 = 116 lin ft

Dapat dipenuhi dengan menyambung secara seri 3 buah hairpin dengan masing-masing
panjang 20 ft.

14) Luas permukaan aktual yang tersedia 120 x 0,435 = 52,2 ft2. Faktor kekotoran menjadi
lebih besar dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Actual design coefficient menjadi :

167.000
UD   111 Btu /( hr )( ft 2 )( 0 F )
52,2 x 28,8

6
U c  U D 149  111
Rd    0,0023 (hr )( ft 2 )( 0 F ) / Btu
U cU D 149 x 111

Pressure drop

Annulus, toluene

1’) D’a untuk pressure drop berbeda dengan Da untuk perpindahan panas

Da'  ( D2  D1 )  (0,1725  0,138)  0,0345 ft

Da' Ga 0,0345 x 707.000


Re 
'
  26.800

a
0,99

0,264
f  0,0035   0,0071
26.8000,42
Spesifik gravity toluen s = 0,87 (tabel 6 appendiks)

ρ = 62,5 x 0,87 = 54,3

4 fG a2 L 4 x 0,0071 x767.000 2 x 120


2’) Fa    23,5 ft
2 g 3 Da' 2 x 4,18 x 10 x 54,33 x 0,0345

G 767.000
3’) V    3,92 fps
3600  3600 x 54,3

V3  3,92 2
F1  3 '   3 x  0,7 ft
 2g  2 x 32,2

Pa 
23,5  0,754,3  9,2 psi
144

Allowable ΔPa =10,0 psi

Inner pipe, benzen

1) Re p  89.500

7
0,264
f  0,0035   0,0057
89.5000,42
Spesifik gravity benzen s = 0,88 (tabel 6 appendiks)

ρ = 62,5 x 0,88 = 55

4 fp 2p L 4 x 0,0057 x948.000 2 x 120


2) Fp    8,3 ft
2 g 3 p
'
2 x 4,18 x 10 x 553 x 0,115

8,3 x 55
Pp   3,2 psi
144

Allowable ΔPp =10,0 psi

Latihan:

7,000 lb/hr of aniline is to be heated from 100 to 150 0F by cooling 10,000 lb/hr of toluene
with an initial temperature of 185 0F in 2 by 1 in IPS double pipe hairpin exchanger 15 ft
long. Pressure drops of 10 psi are alloabke and a dirt factor of 0.005 is required. a) how many
hairpin sections are required? b). What is the final dirt factor?

8
I,2 PARAREL – COUNTERFLOW:

SHELL AND TUBE EXCHANGER

Pendahuluan

Elemen Turbular.

Jika dibutuhkan luas permukaan bidang perpindahan yang besar, maka hal ini dapat dipenuhi
dengan peralatan perpindahan panas jenis shell and tube.

Alat shell and tube merupakan alat perpindahan panas dengan perluasan sebuah tube ke
dalam sebuah lembaran tube dan membentuk segel yang tidak bocor pada kondisi operasi.
Dapat dilihat pada gambar 7.1. dan 7.2

Heat encanger tube berperan sebagai pipa kondensor. Diameter luar tube merupakan diameter
luar aktual dalam satuan inch dengan tolensi ukuran yang sangat ketat. Bahan tube dapat
terbuat dari steel, copper, 70-30 copper-nickel, alumunium bronze, alumunium dan stainless
steel. Ada beberapa ukuran ketebalan berdasar BWG atau gage. Ukuran tube dapat dilihat
pada tabel 10 Appendiks dengan ukuran diameter luar yang umum adalah ¾ dan 1 inch.

Tube pitch . Letak tube dapat berbentuk square atau trianguler , seperti pada Fig. 7.3. Square
pitch mempunyai keuntungan bahwa tube mudah dibersihkan dan penurunan tekanan kecil
(pressure drop kecil). Tube pitch merupakan jarak terdekat center ke center antara dua tube.

9
Shell dibuat dari pipa steel dengan diameter IPS nominal sampai dengan 12 in (tabel 11).
Diatas 12 in dan termasuk 24 in, diameter luar aktual dan diameter pipa nominal adalah sama.
Ketebalan dinding standar untuk shell dengan diameter dalam 12 sampai 24 in adalah 3/8 in,
dapat dioperasikan pada tekanan sampai 300 psi.

Stationary Tube-sheet Exchanger. Jenis exchanger shell and tube yang paling sederhana
adalah fixed atau stationary tube-sheet exchanger. Bagian-bagian yang terpenting adalah shell
(1) yang dilengkapi dengan 2 nozlle dan mempunyai tube sheet(2) di kedua ujungnya yang
berperan sebagai flange untuk menempelnya dua channel (3) dan berturut-turut tutup
chanelnya(4).

Baffle. Koefisien perpindahan panas lebih tinggi jikacairan dijaga pada kondisi turbulen.
Kondisi turbulen diluar pipa kecil dapat diperoleh dengan memberikan baffle. Jarak tengah
baffle ke baffle lainnya disebut baffle pitch atau baffle spacing. Ukuran baffle spacing tidak
lebih besar dari diameter dalam shell.

10
11
Perhitungan untuk Shell and Tube Exchanger 1-2 Exchanger

Hot fluid : T1, T2, W, c, s, μ, k, Rd, ΔP

Cold Fluid :t1, t2, w, c, s, μ, k, Rd, ΔP

Untuk exchanger , data –data berikut harus diketahui

Shell side tube side

ID jumlah dan panjang

Baffle space OD, BWG dan pitch

Pass Pass

(1) Neraca panas , Q=WC(T1-T2)=wc(t2-t1)


(2) True temperatur difference Δt:
T  T2 t t
R 1 , S 2 1
LMTD, t 2  t1 T1  T2

Δt = LMTD x FT (FT dari Fig. 18)

(3) Caloric temperatur Tc dan tc ( lihat example 5.6 hal 97)

Hot fluid:shell side

(4’) Flow area, as=ID x C’B/144 PT, ft 2 (Eq. 7.1)

(5’) Mass velocity , Gs = W/as , lb/(hr)(ft2) (Eq. 7.2)

(6’) Diperoleh De dari Fig. 28 atau hitung dengan Eq. 7.4

Diperoleh μ pada Tc, (lb/ft. hr)= cp x 2,42

Res=De Gs/μ

(7’) Cari jH dari Fig. 28

(8’) Pada Tc cari c, (Btu/(lb)(0F)) dan k, Btu/(hr)(ft2)(0F/ft)

Hitung (cμ/k)1/2

k  c 
1/ 2

(9’) ho  j H D  k  s

(10’) suhu dinding tube , tw

12
ho /  s
t w  tc  Tc  t c 
hio / i  ho /  s

(11’) cari μw dan ϕs = (μ/μw)0,14 Fig. 24

ho s
(12’) koefisien koreksi ,
ho 
ho

Cold fluid: tube side

Jumlah tube x flow area / tube


(4) Flow area, at  jumlah pass
at=Nt x a’t/144 n, ft 2 (Eq. 7.48)

(5) Mass velocity , Gt = W/at , lb/(hr)(ft2) (Eq. 7.2)

(6) Diperoleh D dari tabel 10, ft

Diperoleh μ pada Tc, (lb/ft. hr)= cp x 2,42

Ret=De Gt/μ

(7) Cari jH dari Fig. 24

(8) Pada Tc cari c, (Btu/(lb)(0F)) dan k, Btu/(hr)(ft2)(0F/ft)

Hitung (cμ/k)1/2

k  c 
1/ 2

(9) hi  j H   t
D k 

hio hi ID
 x
(10)  t OD
t

(11) suhu dinding tube , tw

ho /  s
t w  tc  Tc  t c 
hio / i  ho /  s

cari μw dan ϕt = (μ/μw)0,14 Fig. 24

hiot
hio 
(12) koefisien koreksi , hio

(13) clean overall coeficient Uc:

13
hio ho
Uc 
hio  ho

(14) Desain overall coefficient UD , cari external surface /lin ft a’’ dari appendix Tabel 10

Heat transfer surface, A=a’’LNt , ft2

Q
UD  Btu /( hr )( ft 2 )( 0 F )
A t

(15) Dirt factor Rd

Uc U D
Rd  (hr )( ft 2 )( 0 F ) / Btu
U cU D

Jika faktor kekotoran Rd sama atau lebih dari yang dibutuhkan, lanjutkan perhitungan
pressure drop.

Pressure drop
(1’) Untuk Res pada (6’) cari f , ft2/in2 Fig. 29
(2’) Jumlah Crosses, N+1=12L/B
fG s2 Da ( N  1)
(3’) P  psi
5,22 x1010 De s s
s

(1) Untuk Ret pada (6) cari f , ft2/in2 Fig. 26


fGt2 Ln
(2) Pt  5,22 x1010 D 
s t

4n V 2 62,5
P
(3’) T
 psi
s 2 g ' 144

Example 7.3. Perhitungan sebuah exchanger kerosene-crude oil

42 0 API kerosen sebanyak 43.800 lh/hr meninggalkan dasar kolom distilasi pada 390 0 F a
dan akan didinginkan menjadi 200 0F dengan menggunakan 34 0 Api Mid-continen crude
dengan laju alir 149.000 lb/hr, dari penyimpanan dengan suhu awal 100 0F dipanaskan
menjadi 170 0 F. Presure drop yang diperbolehkan dikedua arus sebasar 10 psi, menurut tabel
12 faktor kekotoran sebesar 0,003 harus terpenuhi.Untuk keperluan ini dipergunakan
exchanger dengan inside diameter 21 ¼ in dan outside diameter 1 in, 158 tube, 13 BWG
tube, panjang 16’0’’ dengan lay out square pitch 1 ¼ in. Bundle disusun 4 pass dan baffle
spacing 5 in. Apakah desain exchanger sesuai? Bagaimana dengan faktor kekotoran?

Penyelesaian:

Shell side Tube side

ID = 21 ¼ in Jumlah dan panjang = 158 , 16’0’

14
Baffle space = 5 in OD, BWG, pitch = 1 in, 13 BWG, 1 ¼ in square

Pass =1 pass =4

(1) Neraca Panas

(2) Δt

15
16
17
GAS

Perhitungan proses pemanasan atau pendinginan suatu gas berbeda dengan sistem cair-cair.
Hubungan antara koefisien film gas dan penurunan tekanan yang diijinkan merupakan hal
yang sangat penting pada tekanan operasi sistem, dimana untuk fluida yang tidak mampat
adalah tidak penting. Nilai koefisien film gas secara umum lebih rendah daripada cairan
dengan mass velocity yang sama.

Viskositas gas berkisar anatara 0,015 sampai 0,025 centipoise atau sekitar 1:10 sampai 1:50
nilai viskositas cairan yang paling encer.

Contoh:

Perhitungan suatu aftercooler compressor amonia

Suatu amonia kering pada 83 psi dan laju 9872 lb/jam, keluar dari suatu kompresor pada 245
0
F dan diumpankan ke reaktor pada 93 0F menggunakan pendingin air dari 85 sampai 95 0F
dengan laju alir 78500 lb/jam. Pressure drop yang diijinkan 2,0 psi untuk gas dan 10 untuk
air.

Untuk hal tersebut digunakan1,2 exchanger dengan ID 23 ¼ in dengan jumlah tube 364, 16
BWG panjang 8’0”, 15/14 in triangular pitch, bundle didesain untuk 8 pass dan space baffle
12 in. Hitunglah faktor kekotoran dan pressure dropnya.

Penyelesaian:

18
19

Anda mungkin juga menyukai