Anda di halaman 1dari 5

‫إَّن الـَح ْم َد ِهّلِل‬

Segala puji bagi Allah ‫ﷻ‬

‫َنـْح َم ُد ُه َو َنْس َتِع ْيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُرُه‬،


Hanya kepadanya lah kita selalu memuji, meminta pertolongan dan bertaubat dari dosa” kita

‫َو َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُر وِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َسِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‬


Dan hanya kepadanyalah kita meminta untuk dijauhkan dari keburukan” diri kita Dan dari segala dosa yg
pernah kita lakukan

‫َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفاَل ُم ِض َّل َلُه‬،


Barang siapa yg telah Allah ‫ ﷻ‬berikan petunjuk maka tidak akan pernah sesat selamanya

‫َو َم ْن ُيْض ِلْل َفاَل َهاِدَي َلُه‬


Dan barang siapa yang Allah ‫ ﷻ‬sesatkan maka tidak akan petunjuk selamanya

‫َو َأْش َهُد َأن َّال ِإَلَه ِإَّال هللا َو ْح َدُه اَل َش ِرْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُم ـَح َّم دًا َعْبُد ُه َو َرُس وُله‬
Dan saya bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah ‫ ﷻ‬dan saya bersaksi bahwa muhammad
benar”hamba juga utusannya

‫قال هللا تعالى‬


‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْسِلُم وَن‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah ‫ ﷻ‬sebenar-benar takwa kepada-Nya dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.
Lalu pada surah An nissa’ surah ke 4 ayat 1

‫َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َنْفٍس َو اِح َد ٍة َو َخ َلَق ِم ْنَها َز ْو َج َها َو َبَّث ِم ْنُهَم ا ِرَج ااًل َك ِثيًر ا َو ِنَس اًء‬
‫َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذ ي َتَس اَء ُلوَن ِبِه َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع َلْيُك ْم َرِقيًبا‬
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah ‫ ﷻ‬yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanYa Allah ‫ ﷻ‬menciptakan isterinya; dan dari pada keduanYa Allah ‫ ﷻ‬memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah ‫ ﷻ‬dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. SesungguhnYa Allah ‫ ﷻ‬selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Lalu pada surah Al Ahkzab surah ke 33 ayat ke 70

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah ‫ ﷻ‬dan katakanlah perkataan yang benar,
Lalu pada ayat ke 71
‫ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو َرُس وَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًزا َع ِظ يًم ا‬
NiscaYa Allah ‫ ﷻ‬memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.
Dan barangsiapa mentaati Allah ‫ ﷻ‬dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.

‫َأَّم ا َبْعُد‬
‫ فِإَّن َأَص َدَق اْلَح ِد يِث ِكَتاُب ِهَّللا‬،
Kita tahu sebaik baik rujukan ummat islam dalam segala lini kehidupan, terutama ibadah adalah
kitabullah Al-Qur’an

‫ َو َخ ْيَر اْلَهْد ِي َهْد ُي ُم َح َّم ٍد َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬،


Dan sebaik-baik petunjuk setelah Al-Qur’an adalah petunjuk nabi muhammad

‫ َو َش َّر اُألُم وِر ُم ْح َد َثاُتَها‬،


Dan seburuk-buruk perbuatan, terutama dalam ibadah yg tidak pernah ada rujukan wahyunya, Al-Qur’an
dan sunnah
‫ َو ُك َّل ُم ْح َد َثٍة ِبْدَع ٌة‬،
Semua perbuatan yang tidak ada rujukan dalam wahyu, Al-Qur’an dan sunnah dikenal dengan perbuatan
baru dalam agama
‫ َو ُك َّل ِبْدَع ٍة َض الَلٌة‬،
Dan setiap perbuatan baru tersebut akan membawa pelakunya pada kesesatan

‫َو ُك َّل َض الَلٍة ِفي الَّناِر‬


Dan setiap kesesatan pasti akan membawa pelakunya ke dalam api NERAKA

Jamaah jumat rahimani wa rahimakumullah


Kita diperintahkan untuk menjaga lisan. Di antara ayat yang menganjurkan hal ini adalah firman
Allah Ta’ala,
‫) َم ا َيْلِفُظ ِم ْن َقْو ٍل ِإاَّل َلَد ْيِه َرِقيٌب‬17( ‫ِإْذ َيَتَلَّقى اْلُم َتَلِّقَياِن َع ِن اْلَيِم يِن َو َع ِن الِّش َم اِل َقِع يٌد‬
)18( ‫َع ِتيٌد‬
“(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18).
Ingat, semuanya akan dicatat, termasuk ucapan lisan kita.

Apa saja dosa yang dikarenakan oleh lisan?


Pertama: Berdusta
Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َع َلْيُك ْم ِبالِّص ْد ِق َفِإَّن الِّص ْد َق َيْهِد ى ِإَلى اْلِبِّر َو ِإَّن اْلِبَّر َيْهِد ى ِإَلى اْلَج َّنِة َو َم ا َيَز اُل الَّرُجُل‬
‫َيْص ُدُق َو َيَتَح َّرى الِّص ْد َق َح َّتى ُيْك َتَب ِع ْنَد ِهَّللا ِص ِّديًقا َو ِإَّياُك ْم َو اْلَك ِذَب َفِإَّن اْلَك ِذَب َيْهِد ى‬
‫ِإَلى اْلُفُجوِر َو ِإَّن اْلُفُجوَر َيْهِد ى ِإَلى الَّناِر َو َم ا َيَز اُل الَّرُجُل َيْك ِذ ُب َو َيَتَح َّرى اْلَك ِذَب َح َّتى‬
‫ُيْك َتَب ِع ْنَد ِهَّللا َك َّذ اًبا‬
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan
pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa
berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada
kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan
berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim, no. 2607)

Kedua: Ghibah
Ghibah kata Imam Nawawi adalah menyebutkan kejelekan orang lain di saat ia tidak ada saat
pembicaraan. (Syarh Shahih Muslim, 16: 129).
Dalam Al-Adzkar (hlm. 597), Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Ghibah adalah
sesuatu yang amat jelek, tetapi tersebar di khalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan
seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, tetapi yang
diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang
diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri,
pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya,
kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melakui lisan, tulisan,
isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« ‫ ِقيَل‬.» ‫ َقاَل « ِذ ْك ُرَك َأَخ اَك ِبَم ا َيْك َر ُه‬. ‫ َقاُلوا ُهَّللا َو َر ُسوُلُه َأْع َلُم‬.» ‫َأَتْد ُروَن َم ا اْلِغ يَبُة‬
‫َأَفَر َأْيَت ِإْن َك اَن ِفى َأِخ ى َم ا َأُقوُل َقاَل « ِإْن َك اَن ِفيِه َم ا َتُقوُل َفَقِد اْغ َتْبَتُه َو ِإْن َلْم َيُك ْن ِفيِه‬
‫» َفَقْد َبَهَّتُه‬
“Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia
berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.”
Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau
telah memfitnahnya.” (HR. Muslim, no. 2589)

Ketiga: Namimah (Suka Mengadu Domba)


Imam Nawawi berkata, “Namimah adalah menukil perkataan orang lain dengan tujuan untuk
membuat kerusakan. Namimah inilah sejelek-jelek perbuatan.”
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
melewati salah satu sudut kota Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang
sedang diazab di kubur. Beliau pun bersabda,
‫ َو َك اَن اآلَخ ُر َيْمِش ي‬،‫ َك اَن َأَح ُدُهَم ا َال َيْسَتِتُر ِم ْن َبْو ِلِه‬،‫ َبَلى‬،‫ َو َم ا ُيَع َّذ َباِن ِفي َك ِبيٍر‬، ‫ُيَع َّذ َباِن‬
‫ِبالَّنِم يَم ِة‬
“Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, tetapi sesungguhnya itu
perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak menutupi diri ketika kencing. Adapun orang
yang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah).” (HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no.
292).

Keempat: Mengejek Orang Lain (Istihza’)


Allah Ta’ala berfirman,
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَل َيْسَخ ْر َقْو ٌم ِم ْن َقْو ٍم َع َس ى َأْن َيُك وُنوا َخ ْيًرا ِم ْنُهْم َو اَل ِنَس اٌء ِم ْن‬
‫ِنَس اٍء َع َس ى َأْن َيُك َّن َخ ْيًرا ِم ْنُهَّن‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang
lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al-Hujurat: 11)

Sifat melecehkan dan meremehkan termasuk dalam kategori sombong sebagaimana sabda
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫اْلِكْبُر َبَطُر اْلَح ِّق َو َغ ْم ُط الَّناِس‬


“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim, no. 91).
Meremehkan orang lain adalah suatu yang diharamkan karena bisa jadi yang diremehkan lebih mulia di
sisi Allah seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:713).

Kelima: Suka Berdebat


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َأْبَغ ُض الِّر َج اِل ِإَلى ِهَّللا اَألَلُّد اْلَخ ِص ُم‬
“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, no.
4523; Muslim, no. 2668). Yang dimaksud orang yang paling dibenci di sini adalah orang yang berdebat
dengan cara yang keras.

Dengan kita mengetahui banyaknya dosa yang diakibatkan oleh lisan, tentu pasti kita pernah atau
masih melakukan dosa lisan, jangan sampai kita meninggal dalam keadaan lisan yang buruk, yang
menyebabkan semua pahala kita habis dan bahkan bertukar dengan keburukan orang yang kita jelek-
jelekan maka dari itu
Bertaubatlah kita kepada Allah: (1) menyesal, (2) berhenti dan kembali taat, (3) bertekad tidak
mau mengulangi lagi, (4) minta kehalalan dari orang yang dizalimi, menyebut kebaikan orang yang
dicela, dan bertaubat kepada Allah. Semoga Allah memberikan taufik pada kita semua untuk menjaga
lisan. semoga Allah ampuni kesalahan kita karena sebab lisan kita

‫ َو َنَف َع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن اآْل َياِت َو اْل حكمة‬،‫َب اَر َك هللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن ؤ السنة‬.

‫َأُقْو ُل َق ْو ِلْي هذا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم َف اْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِحْي ُم‬.
alhamdulillah, alhamdulilahil azizil ghafffar al waahidul qahhar wasshalata wassalam ala
nabiyina musthafal mukhtar wa ala alihi adhhar wa shahabatihil abrar,

‫َأَّم ا َبْعُد‬
‫ِإَّن الَّلَه َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ۚ َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْسِليًم ا‬

‫ َو َباِرْك َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِل‬. ‫ ِإَّنَك َح ِم ْيٌد َمِج ْيٌد‬، ‫الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم‬
‫ ِإَّنَك َح ِم ْيٌد َمِج ْيٌد‬، ‫ُم َح َّم ٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم‬

‫اللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْسِلِم ْيَن َو المْسِلَم اِت َو المْؤ ِمِنْيَن َو المْؤ ِم َناِت اَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَألْمَو اِت ِإَّنَك َسِمْيٌع َقِرْيٌب ُمِج ْيُب الَّدْع َوِة‬
Ya Allah ‫ﷻ‬, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan perempuan, kaum muslimin laki-laki dan
perempuan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat
yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa

‫َرَّبَنا اْغ ِفْر َلَنا َو ِلَو اِلَدْيَنا َو اْر َح ْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبْو نَا ِص َغاًر ا‬

Wahai Rabbb kami, ampunilah kami, orang tua kami, serta berilah rahmat kepada keduanya,
sebagaimana mereka mendidik kami di waktu kecil.”

‫َرَّبَنا َهْب َلَنا ِم ْن َأْز َو اِج َنا َو ُذ ِّرَّياِتَنا ُقَّر َة َأْع ُيٍن َو اْج َعْلَنا ِلْلُم َّتِقيَن ِإَم اًم ا‬

Wahai Rabbb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang
hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa

‫َرَّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآْل ِخَرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
Wahai Rabbb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari
siksa neraka

‫َو اْلَح ْم ُد هلل َرِّب اْلَعاَلِم ْيَن‬

Anda mungkin juga menyukai