Anda di halaman 1dari 4

Soal nomer 1

1. Agar dapat dipercaya, kaum profesional harus membuat kepentingan klien menjadi
kepentingan mereka;
Tuntutan ini keluar dari hakikat kepercayaan. Kepercayaan adalah harapan orang yg percaya
bahwa orang yg dipercaya akan bertindak demi kebaikan orang yg memberi kepercayaan
2. Kesediaan bertindak juga perlu untuk mendapatkan kepercayaan;
Bukti paling baik yg profesional lakukan demi kebaikan klien adalah tindakan demi kebaikan
klien.
3. Kesediaan itu harus terbuka dan kontinu.
Kesediaan itu harus dipertahankan karena klien berharap kehendak baik profesional akan terus
berlangsung, bukan hanya dalam jangka waktu yg terbatas, tetapi selama dibutuhkan entah untuk
bantuan yg diberikan atau keputusan yg harus dibuat.
4. Kaum profesional harus kompeten;
Misalkan seorang dokter tidak harus dapat menyembuhkan segala macam tumor otak,
tetapi mereka harus mampu melaksanakan dengan baik prosedur yg dianggap membantu profesi,
atau berdasarkan pengetahuan tentang kesehatan dan pengalaman pada masa lampau mereka
mampu menyembuhkan pasien
5. Profesional juga harus dapat menuntut dari klien tingkat pertanggung-jawaban dan
disiplin diri;
Dokter tidak benar-benar dapat dipercaya jika pasien menolak menyampaikan informasi
yg diperlukan untuk membuat diagnosis yg baik
Soal nomer 2
Etika profesi polisi Indonesia adalah seperangkat prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur
perilaku anggota kepolisian dalam menjalankan tugas mereka. Etika ini bertujuan untuk
memastikan bahwa anggota polisi bertindak secara profesional, adil, dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas-tugas mereka demi kepentingan masyarakat.
Tanggung jawab profesi polisi Indonesia dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut:
1. Menjaga Keamanan: Polisi bertanggung jawab menjaga keamanan masyarakat.
Menegakkan Hukum: Polisi bertugas menegakkan hukum dan mencegah terjadinya
pelanggaran.
2. Melayani Masyarakat: Polisi melayani masyarakat dengan sikap ramah dan empatik.
3. Lalu Lintas dan Keselamatan: Polisi mengawasi lalu lintas jalan dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas.
4. Penyelidikan Kriminal: Polisi melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus kriminal.
5. Perlindungan Korban: Polisi memberikan perlindungan dan dukungan kepada korban
kejahatan.
6. Pencegahan Kriminalitas: Polisi terlibat dalam kegiatan pencegahan kriminalitas.
7. Kebijakan dan Penyuluhan: Polisi juga terlibat dalam merumuskan kebijakan keamanan
dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Soal nomer 3 (a)
1. Kasus Pelanggaran Kode Etik Polisi Kadiv Propam Polri dalam Kasus Dugaan
Pembunuhan Berencana Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv
Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo diduga melanggar kode etik dalam kasus dugaan
pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Terkait dugaan
pelanggaran kode etik Polri, Ferdy Sambo telah menjalani pemeriksaan oleh tim
Inspektorat Khusus (Irsus). Tim Irsus menduga Ferdy Sambo melakukan pelanggaran
etik karena tidak profesional dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) penembakan
Brigadir J.3 Salah satu bentuk ketidak profesionalan Ferdy Sambo yaitu pengambilan
dekoder kamera pengawas atau CCTV di pos jaga Kompleks Asrama Polri, Duren
Tiga, Jakarta Selatan. Selain itu, Ferdy Sambo yang diduga melanggar kode etik Polri
juga harus kehilangan jabatan sebagai Kadiv Propam Polri. Ferdy Sambo juga ditahan
selama 30 hari di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok karena dugaan pelanggaran kode
etik Polri.
2. Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Suntana mengungkapkan akan menindak tegas
anggotanya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika dan akan langsung
diproses hukum. Polisi itu yakni AKP Edi Nurdin Massa, mantan Kasat Narkoba
Polres Karawang. 7 Kasat Narkoba Polres Karawang AKP Edi Nurdin Massa (ENM)
ditangkap oleh Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri lantaran diduga
terlibat dalam jaringan peredaran narkoba. Direktur Tindak Pidana Narkoba
Bareskrim Polri, Brigjen Krisno H Siregar menyebut penangkapan Edi itu merupakan
hasil pengembangan kasus peredaran narkoba di tempat hiburan malam.

Soal nomer 3 (b)

1. Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy
Sambo diduga melanggar kode etik dalam kasus dugaan pembunuhan Brigadir
Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Terkait dugaan pelanggaran kode etik
Polri, Ferdy Sambo telah menjalani pemeriksaan oleh tim Inspektorat Khusus (Irsus).
Tim Irsus menduga Ferdy Sambo melakukan pelanggaran etik karena tidak
profesional dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) penembakan Brigadir J. Salah
satu bentuk ketidak profesionalan Ferdy Sambo yaitu pengambilan dekoder kamera
pengawas atau CCTV di pos jaga Kompleks Asrama Polri, Duren Tiga, Jakarta
Selatan. Ferdy Sambo juga diketahui telah kembali ditetapkan sebagai tersangka
terkait obstruction of justice atau menghalangi penyidikan Brigadir J. Dari penyidikan
kasus itu, Sambo telah melanggar kode etik dalam perkara kasus pembunuhan
berencana terhadap Brigadir J. Karena pelanggaran kode etik tersebut, Ferdy Sambo
ditahan selama 30 hari di Mako Brimob Jakarta sesuai dengan Perkap No 14 Tahun
2011 yang mengatur tentang bentuk hukuman yang dapat diberikan kepada anggota
polisi yang melanggar kode etik Polri. Sedangkan, sanksi administratif pelanggaran
kode etik Polri yang diberikan kepada Ferdy Sambo yaitu berupa rekomendasi
Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH) sebagaimana dimaksud dalam pasal
21 ayat (3) huruf a sampai dengan huruf d, dan huruf f diputuskan melalui Sidang
Komisi Kode Etik Polri (KKEP), setelah terlebih dahulu dibuktikan pelanggaran
pidananya melalui proses peradilan umum sampai dengan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
2. Kasat Narkoba Polres Karawang AKP Edi Nurdin Massa (ENM) ditangkap oleh
Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri lantaran diduga terlibat dalam
jaringan peredaran narkoba. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri,
Brigjen Krisno H Siregar menyebut penangkapan Edi itu merupakan hasil
pengembangan kasus peredaran narkoba di tempat hiburan malam. AKP Edi Nurdin
Massa disanksi sifatnya bukan Administratif sebagaimana dimaksud Pasal 108 ayat
(1) huruf a dan b Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2022 tentang Kode Etik Profesi Polri dan Komisi Kode Etik Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Adapun sanksi yang sifatnya Administratif sebagaimana
dimaksud Pasal 109 ayat (1) huruf e Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi Polri dan Komisi Kode Etik
Kepolisian Negara Republik Indonesia berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
(PTDH).
Soal nomer 4

Ketika menganalisis peraturan atau regulasi kode etik polisi, beberapa aspek yang penting untuk
diperhatikan antara lain:
1. Prinsip Etika: Peraturan atau regulasi tersebut akan menetapkan prinsip-prinsip etika
yang diharapkan dari anggota kepolisian, seperti integritas, profesionalisme, dan
pelayanan publik.
2. Pedoman Perilaku: Kode etik polisi akan menyediakan pedoman atau standar perilaku
yang harus diikuti oleh anggota kepolisian.
3. Tanggung Jawab Profesi: Peraturan atau regulasi akan menguraikan tanggung jawab yang
melekat pada profesi polisi.
4. Larangan dan Sanksi: Kode etik polisi juga akan mencantumkan larangan atau larangan
perilaku tertentu yang harus dihindari oleh anggota kepolisian.
5. Penyelesaian Sengketa Etika: Peraturan atau regulasi mungkin juga mencakup prosedur
atau mekanisme penyelesaian sengketa etika dalam kasus pelanggaran kode etik.
Analisis lebih mendalam peraturan atau regulasi kode etik polisi memerlukan akses langsung ke
dokumen-dokumen tersebut. Oleh karena itu, disarankan untuk merujuk pada sumber yang resmi
dan terkini, seperti peraturan atau regulasi yang diterbitkan oleh lembaga kepolisian atau instansi
terkait di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai