e-mail: diandamuhammadhilmi@students.undip.ac.id
1
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
ABSTRAK
PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang memproduksi Pabrikasi
Baja. Setiap pekerja memiliki tugas (job description) yang berbeda-beda dan setiap pekerjaan juga akan
menghasilkan beban kerja tersendiri. Oleh sebab itu,beban kerja mental sangat wajib diperhatikan oleh setiap
perusahaan untuk meningkatkan kinerja para karyawannya Berdasarkan hasil wawancara pada proses Painting,
Hal tersebut menimbulkan beberapa gejala yaitu pusing,sesak nafas,mata iritasi ,kurang waspada dan terdapat
tekanan dan kehilangan semangat dalam melakukan pekerjaan. Sehingga membuat output dari proses produksi
tidak maksimal. Hal ini mendorong dilakukan adanya analisis beban kerja mental menggunakan metode National
Aeronautic and Space Administration-Task Load atau biasa disebut NASA-TLX.
Kata kunci : Beban Kerja Mental, NASA-TLX
ABSTRACT
[RECOMMENDATIONS FOR REPAIR OF PAINTING OPERATORS USING THE METHOD METODE
NATIONAL AERONAUTICS AND SPACE ADMINISTRATION – TASK LOAD INDEX (NASA – TLX)
(Case study: : PT. WIKA INDUSTRI DAN KONSTRUKSI)] PT. Wijaya Karya Industri & Construction is a
company engaged in producing Steel Fabrication. Each worker has a different task (job description) and each
job will also produce its own workload. Therefore, the mental workload must be considered by every company to
improve the performance of its employees. Based on the results of interviews in the Painting process, this causes
several symptoms, namely dizziness, shortness of breath, irritated eyes, less alert and there is pressure and loss
of enthusiasm in doing work. . So that the output of the production process is not optimal. This encourages mental
workload analysis using the National Aeronautic and Space Administration-Task Load method or commonly
called NASA-TLX.
Keywords: Mental Workload, NASA-TLX
1. Pendahuluan adalah terjadinya kelelahan kerja yang berlebih.
Menurut Wiyanti,dkk (2010), pada dasar nya Salah satu beban kerja yang sangat berpengaruh
aktivitas manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu beban kerja mental.
komponen yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental
(otak). Aktivitas fisik dan mental yang terjadi dapat Beban kerja mental adalah evaluasi pekerja
menimbulkan konsekuensi yaitu adanya beban terhadap selang kewaspadaan (kapasitas saat sedang
termotivasi dengan beban kerja yang ada) dalam
kerja. Beban kerja dapat diartikan sebagai perbedaan
melakukan suatu pekerjaan mental dengan mencapai
antara kemampuan pekerja dengan tuntutan tujuan tertentu (Hancock & Meshkati,1988). Agar
pekerjaan (Hancock & Meshkati,1988). Suatu efek pekerja dapat bekerja dan menghasilkan output yang
negatif yang ditimbulkan dari adanya beban kerja optimal maka perlu diperhatikan berbagai aspek
terkait dengan pekerja tersebut. Performansi kerja dari operator adalah National Aeronautics and Space
memiliki kaitan dengan tempat kerja,yang umumnya Administration – Task Load Index (NASA-TLX).
mengacu pada standar kerja yang sesuai dengan
kualitas dan produktivitas yang baik. Untuk menjaga 2. Tinjuan Pusataka
performansi,perusahaan juga seharusnya melakukan 2.1 Ergonomi
analisis beban kerja pegawainya. Menurut Adwiyah Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu
& Sukmawati (2013) analisis beban kerja “ergon” dan “nomos”, dapat juga didefinisikan
merupakan teknik manajemen yang dilakukan sebagai studi aspek-aspek manusia dalam
sistematis untuk mendapatkan informasi tingkat lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
efektifitas dan efisiensi kerja dalam organisasi. Oleh filosofi, psikologi, engineering, dan perancangan
sebab itu,beban kerja mental sangat wajib (Nurmianto, 2003). Ergonomi berhubungan pula
diperhatikan. Setiap beban kerja yang diterima dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan,
pekerja harus sesuai dan seimbang terhadap dan kenyamanan manusia di tempat kerjanya.
kemampuan fisik maupun mental pekerja yang Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi yaitu
menerima beban kerja tersebut agar tidak terjadi (Tarwaka, dkk, 2004) :
kelelahan (Hart dalam Ramadhan dkk, 2014).
1. Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu
PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi “ergon” dan “nomos”, dapat juga
perusahaan yang bergerak dibidang Pabrikasi Baja. didefinisikan sebagai studi aspek-aspek
Didalam memproduksi baja para para pekerja manusia dalam lingkungan kerjanya yang
memiliki kendala dimana tahapan yang paling berat ditinjau secara anatomi, filosofi, psikologi,
setelah melakukan pengamatan berada di proses engineering, dan perancangan (Nurmianto,
Painting. Bagian Painting merupakan proses 2003). Ergonomi berhubungan pula dengan
produksi yang berada di paling akhir sehingga optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan,
perusahaan cenderung menekankan pada bagian ini dan kenyamanan manusia di tempat
dan juga istirahat pada bagian Painting ini berbeda kerjanya. Secara umum tujuan dari
dengan bagian lain dikarenakan jikalau pengecatan penerapan ergonomi yaitu (Tarwaka, dkk,
ditinggal pada istirahat maka proses pengecatan pun 2004) :
akan terganggu. 2. Menciptakan keseimbangan rasional antara
berbagai aspek yaitu aspek teknis,
Hasil wawancara penelitian dengan Pak Dwi ekonomis, antropologis, dan budaya dari
Jopriyanto (SHE bagian Painting) menyebutkan setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga
bahwa para pekerja dibagian Painting merasa tercipta kkualitas hidup yang tinggi
kurang nyaman pada pekerjaanya. Hal tersebut 3. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui
menimbulkan beberapa gejala yaitu pusing,sesak peningkatan kualitas kontak social,
nafas,mata iritasi ,kurang waspada dan terdapat mengelola dan mengkoordinir kerja secara
tekanan dan kehilangan semangat dalam melakukan tepat guna dan meningkatkan jaminan social
pekerjaan. . Dorrian dkk., (2005) dalam Harnadini baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif
(2012) menyatakan bahwa vigilance atau tingkat
2.2 Beban kerja
kewaspadaan merupakan derajat kesiapan seseorang Menurut Herrianto (2010) beban kerja adalah
dalam memberikan tanggapan terhadap suatu hal. jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh
Menurunnya tingkat kewaspadaan dapat seseorang ataupun sekelompok orang selama
diakibatkan karena kelelahan Gejala tersebut periode waktu tertentu dalam keadaan normal.
berpengaruh positif terhadap tingkat kewaspadaan Dalam mencapai beban kerja normal dalam arti
dan penurunan tingkat kewaspadaan berpengaruh volume pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
simultan terhadap beban kerja mental.Penurunan kerja cukup sulit, sehingga selalu terjadi
tingkat kewaspadaan tentunya dapat merugikan ketidakseimbangan meskipun penyimpangannnya
perusahaan karena pekerja rentan mengalami kecil. Beban kerja terbagi menjadi tiga tingkatan
kecelakaan kerja dan menghambat waktu produksi yaitu :
a. Beban kerja diatas normal artinya waktu
Untuk menghindari beban kerja mental yang yang digunakan untuk menyelesaikan
terlalu berlebihan, diperlukan adanya analisis beban pekerjaan lebih besar dari jam kerja
kerja operator sehingga dapat diketahui penyebab tersedia atau volume pekerjaan melebihi
kelelahan mental operator. kemampuan pekerjaan.
b. Beban kerja normal artinya waktu yang
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
terhadap beban kerja mental para operator di bagian sama dari jam kerja tersedia atau volume
Painting. Pada penelitian ini, metode analisis yang pekerjaan sama dengan kemampuan
digunakan untuk mengetahui beban kerja mental pekerja.
c. Beban kerja dibawah normal artinya waktu sederhana/ kompleks,
yang digunakan untuk menyelesaikan longgar/ ketat.
pekerjaan lebih kecil dari jam kerja tersedia Kebutuhan Renda Kegiatan fisik yang
atau volume pekerjaan lebih rendah dari Fisik h/ dibutuhkan, misalnya
kemampuan pekerjaan. (Physical Tinggi menarik, memutar,
2.3 Beban Kerja Mental Demand) mendorong, dan
Menurut Henry R. Jex, 1998, dalam bukunya sebagainya. Apakah
“Human Mental Workload”, beban kerja mental kegiatan tersebut
adalah: "Beban kerja yang merupakan selisih antara mudah/sukar,cepat/pel
tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan an, tenang/tergesa-
kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam gesa.
kondisi termotivasi”. Beban kerja mental yang Kebutuhan Renda Tekanan waktu dalam
berlebihan akan mengakibatkan adanya stres kerja. Waktu h/ menjalankan
Menurut Lazarus (dalam Fraser, 1992) mengatakan (Temporal Tinggi pekerjaan. Apakah
bahwa stres kerja adalah kejadian–kejadian disekitar Demand) pekerjaan perlahan dan
kerja yang merupakan bahaya atau ancaman seperti santai atau cepat serta
rasa takut, cemas, rasa bersalah, marah sedih, putus melelahkan.
asa, bosan, dan timbulnya stres kerja disebabkan Performansi Baik / Kesuksesan seseorang
beban kerja yang diterima melampaui batas–batas (Performanc Buruk dalam mencapai tujuan
kemampuan pekerja yang berlangsung dalam waktu e) kegiatan dan seberapa
yang relatif lama pada situasi dan kondisi tertentu. puas seseorang akan
kinerjanya dalam
Ada beberapa gejala yang merupakan dampak
meraih tujuan itu.
dari kelebihan beban mental berlebih,seperti yang
Tingkat Renda Rasa tidak nyaman,
diterangkan oleh Hancock dan Meshkati (1988),
Frustasi h/ tersinggung, putus asa,
yaitu :
(Frustration Tinggi serta kurang puas akan
a. Gejala Fisik Demand) kinerja selama
Sakit kepala, sakit perut, mudah terkejut, mengerjakan
gangguan pola tidur lesu, kaku leher pekerjaan.
belakang sampai punggung, napsu makan Tingkat Renda Kegiatan fisik atau
menurun dan lain-lain. Usaha h/ psikologis yang
b. Gejala Mental (Effort) Tinggi dikeluarkan guna
Mudah lupa, sulit konsentrasi, cemas, was- meraih
was, mudah marah, mudah tersinggung, tingkat kinerja yang
gelisah, dan putus asa. diharapkan.
c. Gejala Sosial atau Perilaku (Sumber: Rachmuddin et al., 2021)
Banyak merokok, minum alkohol, menarik
diri, dan menghindar. 2. Pemberian Rating
2.4 NASA-TLX Responden diharapkan menulis penilaian
Metode NASA-TLX merupakan metode yang terhadap enam dimensi beban mental. Penilaian
digunakan untuk menganalisis beban kerja mental merupakan hal subjektif sesuai beban mental
yang dihadapi oleh pekerja yang harus melakukan yang dihadapi responden. Rating serta bobot
berbagai aktivitas dalam pekerjaannya. Tahapan bagi masing-masing dimensi dikalikan
dalam pengukuran dengan metode NASA-TLX selanjutnya dikalkukasi serta dibagi dengan 15
yakni: (total perbandingan berpasangan).