Anda di halaman 1dari 7

REKOMENDASI PERBAIKAN TERHADAP OPERATOR

PAINTING DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL


AERONAUTICS AND SPACE ADMINISTRATION – TASK
LOAD INDEX (NASA – TLX)
(STUDI KASUS: PT. WIKA INDUSTRI DAN KONSTRUKSI)

Dianda Muhammad Hilmi1, Manik Mahachandra2

e-mail: diandamuhammadhilmi@students.undip.ac.id

1
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

ABSTRAK
PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang memproduksi Pabrikasi
Baja. Setiap pekerja memiliki tugas (job description) yang berbeda-beda dan setiap pekerjaan juga akan
menghasilkan beban kerja tersendiri. Oleh sebab itu,beban kerja mental sangat wajib diperhatikan oleh setiap
perusahaan untuk meningkatkan kinerja para karyawannya Berdasarkan hasil wawancara pada proses Painting,
Hal tersebut menimbulkan beberapa gejala yaitu pusing,sesak nafas,mata iritasi ,kurang waspada dan terdapat
tekanan dan kehilangan semangat dalam melakukan pekerjaan. Sehingga membuat output dari proses produksi
tidak maksimal. Hal ini mendorong dilakukan adanya analisis beban kerja mental menggunakan metode National
Aeronautic and Space Administration-Task Load atau biasa disebut NASA-TLX.
Kata kunci : Beban Kerja Mental, NASA-TLX

ABSTRACT
[RECOMMENDATIONS FOR REPAIR OF PAINTING OPERATORS USING THE METHOD METODE
NATIONAL AERONAUTICS AND SPACE ADMINISTRATION – TASK LOAD INDEX (NASA – TLX)
(Case study: : PT. WIKA INDUSTRI DAN KONSTRUKSI)] PT. Wijaya Karya Industri & Construction is a
company engaged in producing Steel Fabrication. Each worker has a different task (job description) and each
job will also produce its own workload. Therefore, the mental workload must be considered by every company to
improve the performance of its employees. Based on the results of interviews in the Painting process, this causes
several symptoms, namely dizziness, shortness of breath, irritated eyes, less alert and there is pressure and loss
of enthusiasm in doing work. . So that the output of the production process is not optimal. This encourages mental
workload analysis using the National Aeronautic and Space Administration-Task Load method or commonly
called NASA-TLX.
Keywords: Mental Workload, NASA-TLX
1. Pendahuluan adalah terjadinya kelelahan kerja yang berlebih.
Menurut Wiyanti,dkk (2010), pada dasar nya Salah satu beban kerja yang sangat berpengaruh
aktivitas manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu beban kerja mental.
komponen yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental
(otak). Aktivitas fisik dan mental yang terjadi dapat Beban kerja mental adalah evaluasi pekerja
menimbulkan konsekuensi yaitu adanya beban terhadap selang kewaspadaan (kapasitas saat sedang
termotivasi dengan beban kerja yang ada) dalam
kerja. Beban kerja dapat diartikan sebagai perbedaan
melakukan suatu pekerjaan mental dengan mencapai
antara kemampuan pekerja dengan tuntutan tujuan tertentu (Hancock & Meshkati,1988). Agar
pekerjaan (Hancock & Meshkati,1988). Suatu efek pekerja dapat bekerja dan menghasilkan output yang
negatif yang ditimbulkan dari adanya beban kerja optimal maka perlu diperhatikan berbagai aspek
terkait dengan pekerja tersebut. Performansi kerja dari operator adalah National Aeronautics and Space
memiliki kaitan dengan tempat kerja,yang umumnya Administration – Task Load Index (NASA-TLX).
mengacu pada standar kerja yang sesuai dengan
kualitas dan produktivitas yang baik. Untuk menjaga 2. Tinjuan Pusataka
performansi,perusahaan juga seharusnya melakukan 2.1 Ergonomi
analisis beban kerja pegawainya. Menurut Adwiyah Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu
& Sukmawati (2013) analisis beban kerja “ergon” dan “nomos”, dapat juga didefinisikan
merupakan teknik manajemen yang dilakukan sebagai studi aspek-aspek manusia dalam
sistematis untuk mendapatkan informasi tingkat lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
efektifitas dan efisiensi kerja dalam organisasi. Oleh filosofi, psikologi, engineering, dan perancangan
sebab itu,beban kerja mental sangat wajib (Nurmianto, 2003). Ergonomi berhubungan pula
diperhatikan. Setiap beban kerja yang diterima dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan,
pekerja harus sesuai dan seimbang terhadap dan kenyamanan manusia di tempat kerjanya.
kemampuan fisik maupun mental pekerja yang Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi yaitu
menerima beban kerja tersebut agar tidak terjadi (Tarwaka, dkk, 2004) :
kelelahan (Hart dalam Ramadhan dkk, 2014).
1. Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu
PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi “ergon” dan “nomos”, dapat juga
perusahaan yang bergerak dibidang Pabrikasi Baja. didefinisikan sebagai studi aspek-aspek
Didalam memproduksi baja para para pekerja manusia dalam lingkungan kerjanya yang
memiliki kendala dimana tahapan yang paling berat ditinjau secara anatomi, filosofi, psikologi,
setelah melakukan pengamatan berada di proses engineering, dan perancangan (Nurmianto,
Painting. Bagian Painting merupakan proses 2003). Ergonomi berhubungan pula dengan
produksi yang berada di paling akhir sehingga optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan,
perusahaan cenderung menekankan pada bagian ini dan kenyamanan manusia di tempat
dan juga istirahat pada bagian Painting ini berbeda kerjanya. Secara umum tujuan dari
dengan bagian lain dikarenakan jikalau pengecatan penerapan ergonomi yaitu (Tarwaka, dkk,
ditinggal pada istirahat maka proses pengecatan pun 2004) :
akan terganggu. 2. Menciptakan keseimbangan rasional antara
berbagai aspek yaitu aspek teknis,
Hasil wawancara penelitian dengan Pak Dwi ekonomis, antropologis, dan budaya dari
Jopriyanto (SHE bagian Painting) menyebutkan setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga
bahwa para pekerja dibagian Painting merasa tercipta kkualitas hidup yang tinggi
kurang nyaman pada pekerjaanya. Hal tersebut 3. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui
menimbulkan beberapa gejala yaitu pusing,sesak peningkatan kualitas kontak social,
nafas,mata iritasi ,kurang waspada dan terdapat mengelola dan mengkoordinir kerja secara
tekanan dan kehilangan semangat dalam melakukan tepat guna dan meningkatkan jaminan social
pekerjaan. . Dorrian dkk., (2005) dalam Harnadini baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif
(2012) menyatakan bahwa vigilance atau tingkat
2.2 Beban kerja
kewaspadaan merupakan derajat kesiapan seseorang Menurut Herrianto (2010) beban kerja adalah
dalam memberikan tanggapan terhadap suatu hal. jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh
Menurunnya tingkat kewaspadaan dapat seseorang ataupun sekelompok orang selama
diakibatkan karena kelelahan Gejala tersebut periode waktu tertentu dalam keadaan normal.
berpengaruh positif terhadap tingkat kewaspadaan Dalam mencapai beban kerja normal dalam arti
dan penurunan tingkat kewaspadaan berpengaruh volume pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
simultan terhadap beban kerja mental.Penurunan kerja cukup sulit, sehingga selalu terjadi
tingkat kewaspadaan tentunya dapat merugikan ketidakseimbangan meskipun penyimpangannnya
perusahaan karena pekerja rentan mengalami kecil. Beban kerja terbagi menjadi tiga tingkatan
kecelakaan kerja dan menghambat waktu produksi yaitu :
a. Beban kerja diatas normal artinya waktu
Untuk menghindari beban kerja mental yang yang digunakan untuk menyelesaikan
terlalu berlebihan, diperlukan adanya analisis beban pekerjaan lebih besar dari jam kerja
kerja operator sehingga dapat diketahui penyebab tersedia atau volume pekerjaan melebihi
kelelahan mental operator. kemampuan pekerjaan.
b. Beban kerja normal artinya waktu yang
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
terhadap beban kerja mental para operator di bagian sama dari jam kerja tersedia atau volume
Painting. Pada penelitian ini, metode analisis yang pekerjaan sama dengan kemampuan
digunakan untuk mengetahui beban kerja mental pekerja.
c. Beban kerja dibawah normal artinya waktu sederhana/ kompleks,
yang digunakan untuk menyelesaikan longgar/ ketat.
pekerjaan lebih kecil dari jam kerja tersedia Kebutuhan Renda Kegiatan fisik yang
atau volume pekerjaan lebih rendah dari Fisik h/ dibutuhkan, misalnya
kemampuan pekerjaan. (Physical Tinggi menarik, memutar,
2.3 Beban Kerja Mental Demand) mendorong, dan
Menurut Henry R. Jex, 1998, dalam bukunya sebagainya. Apakah
“Human Mental Workload”, beban kerja mental kegiatan tersebut
adalah: "Beban kerja yang merupakan selisih antara mudah/sukar,cepat/pel
tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan an, tenang/tergesa-
kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam gesa.
kondisi termotivasi”. Beban kerja mental yang Kebutuhan Renda Tekanan waktu dalam
berlebihan akan mengakibatkan adanya stres kerja. Waktu h/ menjalankan
Menurut Lazarus (dalam Fraser, 1992) mengatakan (Temporal Tinggi pekerjaan. Apakah
bahwa stres kerja adalah kejadian–kejadian disekitar Demand) pekerjaan perlahan dan
kerja yang merupakan bahaya atau ancaman seperti santai atau cepat serta
rasa takut, cemas, rasa bersalah, marah sedih, putus melelahkan.
asa, bosan, dan timbulnya stres kerja disebabkan Performansi Baik / Kesuksesan seseorang
beban kerja yang diterima melampaui batas–batas (Performanc Buruk dalam mencapai tujuan
kemampuan pekerja yang berlangsung dalam waktu e) kegiatan dan seberapa
yang relatif lama pada situasi dan kondisi tertentu. puas seseorang akan
kinerjanya dalam
Ada beberapa gejala yang merupakan dampak
meraih tujuan itu.
dari kelebihan beban mental berlebih,seperti yang
Tingkat Renda Rasa tidak nyaman,
diterangkan oleh Hancock dan Meshkati (1988),
Frustasi h/ tersinggung, putus asa,
yaitu :
(Frustration Tinggi serta kurang puas akan
a. Gejala Fisik Demand) kinerja selama
Sakit kepala, sakit perut, mudah terkejut, mengerjakan
gangguan pola tidur lesu, kaku leher pekerjaan.
belakang sampai punggung, napsu makan Tingkat Renda Kegiatan fisik atau
menurun dan lain-lain. Usaha h/ psikologis yang
b. Gejala Mental (Effort) Tinggi dikeluarkan guna
Mudah lupa, sulit konsentrasi, cemas, was- meraih
was, mudah marah, mudah tersinggung, tingkat kinerja yang
gelisah, dan putus asa. diharapkan.
c. Gejala Sosial atau Perilaku (Sumber: Rachmuddin et al., 2021)
Banyak merokok, minum alkohol, menarik
diri, dan menghindar. 2. Pemberian Rating
2.4 NASA-TLX Responden diharapkan menulis penilaian
Metode NASA-TLX merupakan metode yang terhadap enam dimensi beban mental. Penilaian
digunakan untuk menganalisis beban kerja mental merupakan hal subjektif sesuai beban mental
yang dihadapi oleh pekerja yang harus melakukan yang dihadapi responden. Rating serta bobot
berbagai aktivitas dalam pekerjaannya. Tahapan bagi masing-masing dimensi dikalikan
dalam pengukuran dengan metode NASA-TLX selanjutnya dikalkukasi serta dibagi dengan 15
yakni: (total perbandingan berpasangan).

1. Penjelasan Dimensi Beban Kerja Mental 3. Pembobotan


Berikut merupakan penjelasan setiap dimensi Responden menetapkan satu diantara
pada pengukuran dengan metode NASA-TLX. dimensi lebih dirasa sebagai penyumbang
beban kerja mental. Pemberian kuesioner ini
Tabel 1 Deskripsi Dimensi Metode NASA-TLX berbentuk perbandingan berpasangan dengan
Dimensi Skala Deskripsi total 15. Berdasarkan kuesioner akan diketahui
Kebutuhan Renda Besar aktivitas mental jumlah tally masing-masing dimensi.
Mental h/ dan perseptual yang 4. Menghitung Nilai Produk
(Mental Tinggi diperlukan guna
Dilakukan dengan mengalikan rating
Demand) mengamati, mengingat, dengan bobot faktor untuk masing-masing
serta mencari.
deskriptor. Dengan demikian dihasilkan 6 nilai
Mengklasifikan apakah produk untuk 6 indikator (MD, PD, TD, OP,
pekerjaan tergolong
FR, EF). Produk = Rating x Bobot Aspek
mudah/ sukar, 5. Menghitung Weighted Workload
Diperoleh dengan menjumlahkan keenam nilai mengetahui usulan perbaikan yang sesuai bagi
produk. perusahaan. Terakhir, membuat kesimpulan serta
WWL = Σ Produk saran dari hasil penelitian yang didapatkan.
6. Menghitung Rata-rata WWL
Diperoleh dengan membagi WWL dengan 4. Hasil dan Pembahasan
jumlah bobot total. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Σ Produk Pengumpulan data NASA-TLX dilakukan
Skor = 15
dengan menyebarkan kuisioner NASA-TLX dan
7. Interpretasi Hasil Nilai Skor metode wawancara terhadap operator di bagian
Pengelompokkan nilai sesuai penggolongan
Blasting dan Painting. . Berdasarkan hasil bobot
beban kerja dibawah ini.
dan hasil rating yang telah didapatkan untuk
Tabel 2 Pengelompokan Nilai kategori Beban masing-masing aspek maka hasil tersebut direkap
Kerja seperti ditunjukkan pada table dibawah.

Nilai Kategori Kemudian, dilakukan perhitungan beban kerja


> 80 Berat mental seperti salah satu contoh pekerja berikut.
50 – 80 Sedang
< 50 Ringan Responden 1 (Dahrul,Painter) :
• Produk = Rating x Bobot
(Sumber Hart dan Staveland,1981) 1. Mental Demand (MD) 1 x 80 = 80
3. Metodologi Penelitian
2. Physical Demand (PD) 2 x 80 = 160
Metode penelitian dimulai dengan studi literatur
3. Temporal Demand (TD) 3 x 80 = 240
dan studi lapangan pada PT. WIKA Industri dan 4. Effort (EF) 4 x 80 = 320
Konstruksi. Tujuan dari studi lapangan yaitu untuk 5. Own Performance (OP) 5 x 90 = 450
menjelaskan secara detail mengenai tahapan proses 6. Frustration (FR) 0 x 90 = 0
pabrikasi baja. Sementara, studi literatur dilakukan WWL = Σ Produk = MD + PD + TD + EF
dengan mencari literatur yang selaras dengan + OP + FR = 80 + 160 + 240 + 320 + 450
penelitian untuk kemudian dijadikan bahan + 0 = 1250
penelitian. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui • Skor
bagaimana pengaruh beban kerja mental pada Skor = WWL/15 =83,33 (berat) Sehingga
pekerja PT. WIKA Industri dan Konstruksi dan apa didapatkan rekapitulasi hasil perhitungan
saja faktor-faktor yang memengaruhi adanya beban NASA-TLX yang kemudian diklasifikasikan
kerja mental tersebut. berdasarkan skor NASA-TLX.
> 80 = Berat
Pengumpulan data dilakukan dengan 50 – 80 = Sedang
wawancara dilakukan secara langsung kepada SHE < 50 = Ringan
& pekerja di Painting area pada PT. Wijaya Karya Tabel 3 Hasil Klasifikasi Beban Kerja Mental
Industri & Konstruksi. Jumlah pekerja yang
dilakukan wawancara adalah 10 orang yang bekerja No Skor Beban Keterangan
didalam tahapan painting. Dengan melakukan 1 75,33 Sedang
wawancara peneliti dapat memperoleh informasi
yang lengkap,akurat,dan adil terhadap keluhan yang 2 78,66 Sedang
dirasakan pekerja. Pengumpulan data ini 3 83,33 Berat
menggunakan kuisioner NASA-TLX, berupa
pengisian tentang rating dan bobot dari setiap aspek 4 85,33 Berat
beban kerja mental yang disebarkan kepada pekerja
5 77 Sedang
dibagian Painting. Dalam kuisioner terdapat 2
section isian mengenai beban kerja mental. Pertama 6 84 Berat
mengenai penilaian rating (scales). Pekerja mengisi
seberapa besar rating yang dibutuhkan dari masing- 7 86 Berat
masing kategori aspek beban kerja mental saat 8 84 Berat
melakukan pekerjaan. Setiap aspek akan diberi
rating dari 0 – 100, dalam penelitian ini dengan 9 84,66 Berat
kelipatan 5. Kemudian section berikutnya adalah 10 83 Berat
pemberian bobot. Pekerja akan memilih kategori
aspek beban kerja mental yang lebih dominan Analisis
dibandingkan dengan kategori beban kerja mental Analisis Hasil Pengolahan Data
lainnya dalam menyelesaikan pekerjaan. Pertanyaan Untuk suatu nilai produk yang didapatkan
yang diajukan berupa pilihan dari 2 aspek beban dilakukan dengan cara mengalikan rating dengan
kerja mental. Hasilnya dilakukan analisis untuk bobot factor untuk masing-masing indicator beban
mental yang diukur. Sebagai contoh pada pekerja
ke 3 nilai produk untuk indikator Mental Demand sempurna agar terhindar dari Sagging (kondisi
(MD) dengan mengalikan rating yang bernilai 80 permukaan cat yang kendur sehingga
dan bobot factor sebesar 1, sehingga permukaannya cat seperti meleleh atau
menghasilakan 80. menangis), Scratches (Goresan) dan juga
Kemudian dilakukan perhitungan WWL Solvent Popping (Gelembung cat). Pada aspek
yang didapatkan dengan menjumlahkan produk Effort (EF) yang memiliki persentase sebesar
dari semua indikator yang ada, sebagai contoh 20.91% hal ini disebabkan karena pada proses
pada responden ke-3 WWL disini didapatkan Painting ini berada pada akhir dari rangkaian
dengan menjumlahkan 80,160,240,450,0,320 proses produksi UniBridge sehingga banyak
sebagai nilai produk dari masing-masing pekerja yang harus lembur untuk menyelesaikan
indikator, sehingga menghasilkan WWL sebesar pekerjaannya.Pada aspek Physical Demand
1250. (PD) dengan nilai sebesar 17.55% , hal ini terjadi
Selanjutnya dilakukan perhitungan Skor karena operator Painting harus memindahkan
NASA-TLX dengan membagi WWL dengan 15. tangga untuk mencangkup keseluruhan Box
15 ini merupakan jumlah bobot total dari indikator Girder lalu para pekerja harus berhati-hati
beban mental yang diukur. Sebagai contoh pada karena proses pengecatan diatas Box Girder
operator ke-3 skor yang didapat dengan membagi harus berlangsung secara mundur dan banyak
1250 dengan 15 sehingga menghasilkan 83,33. pekerja yang tidak menggunakan pengaman
Skor ini kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk pengecatan ketinggian . Pada aspek
tingkat beban kerja mentalnya, apakah termasuk Temporal Demand (TD) dengan nilai sebesar
dalam beban mental ringan, sedang atau berat. 17.30%, hal ini terjadi karena operator Painting
Pada kondisi pekerja ke 3 mendapatkan kategori harus menyelesaikan target yang sudah
beban mental berat karena skor > 80. ditetapkan oleh perusahaan. kemudian untuk
Analisis Perbandingan Elemen Skor NASA- aspek Mental Demand (MD) memiliki nilai
TLX sebesar 13.01%. hal ini terjadi karena operator
Tabel 4 Klasifikasi Beban Kerja Mental Painting harus mencampurkan cat terlebih
dahulu sedangkan pada proses mixing cat bisa
Oper Nilai Produk Tiap Aspek terjadi kesalahan pengambilan komponen yang
ingin dicampurkan dan juga harus
ator MD PD TD OP FR EF
mempersiapkan alat yang ingin digunakan
1 240 0 160 160 280 210 .Aspek terakhir yaitu aspek Frustation Level
(FR) yang memiliki nilai sebesar 8.98%, hal ini
2 160 160 180 360 0 320 disebabkan karena operator Painting sering kali
3 80 160 240 450 0 320 merasa kurang nyaman dan mudah capek ini
dikarenakan para pekerja harus menyesuaikan
4 180 270 240 180 90 320 dengan kondisi alam dan juga lingkungan
5 375 300 170 285 0 25 bekerjanya.
Usulan Perbaikan
6 180 360 180 180 0 280 Aspek Mental Demand
7 80 360 270 180 80 400 Untuk mengetaasi permasalahan pada aspek
Mental Demand, Pada proses Painting seringkali
8 90 170 320 160 0 160 terjadi masalah dalam salah pengambilan
9 90 170 160 360 360 240 berbagai komponen cat yang ingin digunakan ,
dengan itu maka harus ada tempat pemisahan
10 90 160 160 360 270 240 khusus untuk seluruh komponen-kompenen cat
yang berbeda dan juga memberikan nama
156 211 208 267 108 251
dengan tulisan yang besar agar terlihat dari jauh.
Total 5 0 0 5 0 5 Selain itu juga pada proses persiapan alat yang
ingin digunakan, maka sebelum semua proses
13.0 17.5 17.3 22.2 8.9 20.9
pengecatan berlangsung diharuskan untuk
% 1% 5% 0% 5% 8% 1% memberikan ceklist dan perawatan berkala
untuk kesiapan alat agar tidak ada
Rank 5 3 4 1 6 2
hambatan/ganguan dalam memulai proses
pengecatan.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat persentase Aspek Physical Demand
dari masing-masing aspek NASA-TLX. Aspek Untuk mengetasi permasalahan pada
Own Performance (OP) memiliki nilai aspek Physical Demand, Pada proses Painting
persentase tertinggi yaitu sebesar 22.25 % hal para pekerja harus memiliki management waktu
ini terjadi karena operator Painting diharuskan yang baik dikarenakan pekerja memiliki
melakukan pekerjaan pengecatan dengan tanggung jawab terhadap pekerjaannya, selain
itu bisa juga selalu diingatkan pada Toolbox dari penerangan disini bukan hanya untuk melihat
Meeting yang merupakan pertemuan sebelum lebih jelas, lain dari itu penerangan bisa juga
melakukan pekerjaan disetiap departemen yang difungsikan sebagai penghangat agar cat mudah
membahas progres pekerjaannya dilakukan dan kering. Selain dari itu juga pada operator
setiap selasa,kamis dan sabtu dan SMT pekerja harus melakukan proses Painting dengan
merupakan apel pagi yang diikuti oleh semua sangat teliti agar tidak ada yang kelewat dalam
pekerja pabrik yang dilakukan setiap senin,rabu proses pengecatan.
dan jumat . Lalu dengan memberikan asupan Aspek Frustration
yang bergizi dan vitamin yang diberikan oleh Dapat diatasi dengan cara meningkatkan
perusahaannya. Selain itu disaat proses Painting rasa kepedulian antar pekerja, lalu membuat
para pekerja seharusnya menggunakan lingkungan dan suasana kerja menjadi lebih
Bodyharness dikarenakan sebelumnya para nyaman dan aman (ENASE). Karena pekerja akan
pekerja tidak menggunakan pengaman apapun, senang dan nyaman jika melakukan pekerjaannya
sedangkan tangga digantikan oleh Man Lift. dengan lingkungan yang nyaman maka dapat
Aspek Temporal Demand meningkatkan performansi kerja operator
Pada proses Painting dengan memberikan tersebut. Kemudian bisa juga dengan memberikan
allowance dalam penyelesaian target yang tinggi bonus yang tujuannya agar bisa memotivasi
atau juga dengan penambahan karyawan dengan pekerja dan juga pekerja menikmati semua
hitungan sebagai berikut: pekerjaanya. Saat melakukan pekerjaanya dengan
Berdasarkan perhitungan dari NASA- motivasi tinggi dan rasa senang, maka beban yang
TLX diperoleh skor terberat oleh operator helper diterima bagi setiap pekerja dapat berkurang
painting (ibnu hajar) sebesar 86 dan operator sehingga pekerja terhindar dari stress.
painter (Karson) sebesar 85,33. 5. Kesimpulan
• Helper Painting Berdasarkan hasil dari pengolahan data serta
Total skor = 86 analisis pada PT.WIKA Industri dan Konstruksi,
(kondisi 1 pekerja) = 86 maka dapat disimpulkan bahwa :
(Penambahan 1 pekerja)= 86/ 2 =43
1. Berdasarkan skor akhir NASA-TLX pada
• Painter
Painting area PT.WIKA Industri dan
Totak skor = 85,33
Konstruksi, didapatkan hasil nilai tertinggi
(Kondisi 1 pekerja) = 85,33
pada pekerja adalah Bapak Ibnu hajar
(penambahan 1 pekerja) = 85,33/2 = 42,66
dengan nilai sebesar 86 sedangkan nilai
Dengan adanya perhitungan diatas maka
terkecil terdapat pada bapak Dwi
pada saat pengecetan boxgirder beban yang
Jopriyanto nilai akhir sebesar 75.33.
diberikan tiap operator akan berkurang. Sehingga
2. Berdasarkan skor akhir NASA-TLX pada
dengan perhitungan diatas saya mengusulkan
PT.WIKA Industri dan Konstruksi,
untuk 1 pengecatan boxgirder dilakukan oleh 2
diketahui bahwa dari keenam aspek
painter dan 2 helper painting dikarenakan pada
pehitungan diatas dapat mengurangi beban tiap kategori pengukuran beban kerja mental
yang paling dominan memengaruhi
opetor.
Kemudian, karena lamanya jam kerja yang terjadinya beban kerja yaitu Own
Performance dengan persentase nilai
belum ditambah dengan adanya lembur jika
terdapat tugas tambahan, diperlukan adanya 22.25%. Kemudian, aspek kedua yang
memengaruhi beban kerja mental adalah
istirahat sejenak disela-sela waktu pengerjaan.
Lalu, dapat juga diadakan seperti senam ceria atau Effort dengan persentase nilai 20.91%.
peregangan otot bagi pekerja agar mengurangi Aspek ketiga yang memengaruhi beban
kejenuhan dan rasa kurang nyaman yang dapat kerja mental adalah aspek Physical
Demand dengan persentase nilai 17.75%.
mengakibatkan ketidaknyamanan.
Aspek Effort Lalu, aspek keempat yang memengaruhi
beban kerja mental adalah aspek Temporal
Untuk mengetasi permasalahan pada aspek
Effort mengusulkan perusahaan ini untuk Demand dengan persentase nilai 17.30%.
Aspek kelima yang memengaruhi adalah
mengikuti plan yang sudah ditetapkan dan
didalam plan tersebut diberikan adanya allowance Mental Demand dengan persentase nilai
sebesar 13.01%. Kemudian, aspek terakhir
Aspek Own Performance
Proses Painting dilakukan dengan yang memengaruhi beban kerja mental
adalah aspek Frustation dengan persentase
memberikan partisi berupa seng untuk menutupi
sebagian tempat agar angin tidak bebas masuk. nilai sebesar 8.98%.
3. Aspek Own Performance (OP) hal ini
Jikalu angin tersebut dapat bebas masuk maka
akan ada partikel debu yang masuk dan itu sangat terjadi karena operator Painting
diharuskan melakukan pekerjaan
menggangu dalam proses Painting lalu
menambah penerangan yang cukup karena fungsi pengecatan dengan sempurna agar
terhindar dari Sagging (kondisi
permukaan cat yang kendur sehingga
permukaannya cat seperti meleleh atau Daftar Pustaka
menangis), Scratches (Goresan) dan juga
Dorrian, Jillian., Rogers. Naomi L., Dingers, David
Solvent Popping (Gelembung cat). Pada
F. 2005. Phychomotor vigilance
aspek Effort (EF) hal ini disebabkan karena
performance: Neurocognitive assay sensitive
pada proses Painting ini berada pada akhir
to sleep loss, University of Pensylvania,
dari rangkaian proses produksi UniBridge
School of Medicine, Philadelphia,
sehingga banyak pekerja yang harus
Pennsylvania, U.S.A.
lembur untuk menyelesaikan
Fraser. (1992). Stres dan Kepuasan Kerja. Jakarta:
pekerjaannya.Pada aspek Physical
Pustaka Binawan Pressindo.
Demand (PD) hal ini terjadi karena
operator Painting harus memindahkan Hancock, P.A., dan N. Meshkati. (1988). Human
tangga untuk mencangkup keseluruhan Mental Workload. Los Angeles:University of
Box Girder lalu para pekerja harus berhati- Southern California.
hati karena proses pengecatan diatas Box
Girder harus berlangsung secara mundur Hart, S. G. (2006). NASA-Task Load Index
dan banyak pekerja yang tidak (NASA-TLX), 20 years later. In Human
menggunakan pengaman untuk pengecatan Factors and Ergonomics Society 50th Annual
ketinggian . Pada aspek Temporal Demand Meeting (pp. 904- 908). Santa Monica, CA:
(TD) hal ini terjadi karena operator Human Factors and Ergonomics Society.
Painting harus menyelesaikan target yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Henry, R. J. (1988). Human Mental Workload.
kemudian untuk aspek Mental Demand New York, USA: Elsevier Science Publisher
(MD) hal ini terjadi karena operator B.V.
Painting harus mencampurkan cat terlebih Herrianto, R. (2010). Kesehatan Kerja. Jakarta:
dahulu sedangkan pada proses mixing cat Buku kedokteran EGC.
bisa terjadi kesalahan pengambilan Rachmuddin, Y., Dewi, D. S., & Dewi, R. S.
komponen yang ingin dicampurkan dan (2021). Workload Analysis Using Modified
juga harus mempersiapkan alat yang ingin Full Time Equivalent (M-FTE) and NASA-
digunakan. Aspek terakhir yaitu aspek TLX Methods To Optimize Engineer
Frustation Level (FR) hal ini disebabkan Headcount In The Engineering Services
karena operator Painting sering kali Department. IOP Conference Series: Materials
merasa kurang nyaman dan mudah capek Science and Engineering.
ini dikarenakan para pekerja harus https://doi.org/10.1088/1757-
menyesuaikan dengan kondisi alam dan 899x/1072/1/012036
juga lingkungan bekerjanya. Ramadhan, Ishardita, P. T., Remba, Y. (2014).
4. Untuk mengatasi permasalahan pada aspek Analisa Beban Kerja dengan Menggunakan
Own Performance untuk PT.WIKA Work Sampling dan NASA-TLX untuk
Industri dan Konstruksi pada proses Menentukan Jumlah Operator. Teknik Industri
Painting dilakukan dengan memberikan Universitas Brawijaya.
partisi berupa seng untuk menutupi
sebagian tempat agar angin tidak bebas Sutalaksana, I. (2006). Teknik Tata Cara Kerja.
masuk jikalu angin tersebut dapat bebas Bandung: Departemen Teknik Industri.
masuk maka akan ada debu yang masuk Tarwaka. (2004). Ergonomi untuk
dan itu sangat menggangu dalam proses Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Painting dan juga menambah penerangan Produktivitas. Universitas Islam Surakarta:
yang cukup karena fungsi dari penerangan Penerbit UNIBA Press
disini bukan hanya untuk melihat lebih Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar
jelas lain dari itu penerangan bisa juga Dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya
difungsikan sebagai penghangat agar cat
mudah kering. Selain dari itu juga pada Wiyanti,dkk.(2010). Pengukuran Beban Kerja
operator pekerja harus melakukan proses Mental dalam Searching Task dengan
Painting dengan sangat teliti agar tidak ada Metode Rating Sclae Mental Effort (RSME).
yang kelewat dalam proses pengecatan. J@TI Undip Volume V Nomor 1, page 1-6

Anda mungkin juga menyukai