Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/267803537

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DOSEN TEKNIK INDUSTRI UNDIP DENGAN


METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT)

Article in J TI UNDIP JURNAL TEKNIK INDUSTRI · March 2012


DOI: 10.12777/jati.2.2.28-39

CITATIONS READS

7 4,681

8 authors, including:

Ratna Purwaningsih
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
7 PUBLICATIONS 25 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ratna Purwaningsih on 02 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DOSEN
TEKNIK INDUSTRI UNDIP DENGAN METODE SUBJECTIVE
WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT)
Ratna Purwaningsih, Arief Sugiyanto
Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Program Studi Teknik Industri, Fak Teknik UNDIP

Abstrak

Dosen memegang peranan yang penting untuk meningkatkan dan menjaga kualitas
mahasiswa dan lulusan. Setelah dilakukan penelitian pendahuluan untuk menilai kinerja dosen
di Program Studi Teknik Industri UNDIP, terlihat adanya mahasiswa yang kurang puas
terhadap kinerja dosen Teknik Industri selama ini. Diduga masalah tersebut karena beban kerja
dosen yang cukup berat, apalagi dilihat dari rasio jumlah mahasiswa dengan dosen tetap di
Teknik Industri sebesar 25,29 : 1. Rasio ini lebih tinggi dari ukuran baku Tim DIKTI, yaitu 20 :
1 untuk kelompok IPA/rekayasa (SK 034/DIKTI/Kep/2002). Di luar perkuliahan, dosen juga
mempunyai banyak kegiatan lain yang harus dilaksanakan, baik yang berkaitan dengan Tri
Dharma Perguruan Tinggi seperti melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, maupun
kegiatan penunjang lainnya.
Melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui besar beban kerja mental dosen Teknik
Industri dalam melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi faktor yang dominan membentuk
beban kerja mental tersebut untuk kemudian memberikan usulan perbaikan sistem kerja.
Subjek penelitian ini adalah 7 orang dosen dan menggunakan metode Subjective
Workload Assessment Technique (SWAT) yang dikembangkan oleh Garry B. Reid dan Thomas
Eric Nygren. Metode ini menggunakan tiga deskriptor, yaitu dimensi beban waktu (time), beban
usaha mental (effort) dan beban tekanan psikologis (stress) dan dilakukan dalam dua tahap,
yaitu tahap pembuatan skala (scale development) dan tahap pemberian nilai terhadap
pekerjaan (event scoring).
Beban kerja mental terbesar yang dialami dosen Teknik Industri adalah pada saat
melaksanakan kegiatan pengajaran dan beban ini masih termasuk kategori sedang. Sedangkan
permasalahan yang muncul adalah dari tiap dimensi, yaitu rendahnya beban waktu dosen
dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, tingginya beban usaha mental
pendidikan dan bimbingan serta cukup tingginya beban tekanan psikologis penelitian, sehingga
usulan perbaikan sistem kerja yang dilakukan dikaitkan dengan permasalahan tersebut.

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 28


I. PENDAHULUAN Industri lebih berat daripada beban yang
seharusnya diemban oleh dosen
Dalam sebuah perguruan tinggi, berdasarkan ukuran baku Tim DIKTI.
dosen mempunyai peranan yang sangat Rasio tersebut berpengaruh terhadap
penting dalam meningkatkan dan menjaga kegiatan dosen, terutama pada kegiatan
kualitas mahasiswa dan lulusannya. bimbingan, di mana semakin banyak
Khususnya pada Program Studi Teknik mahasiswa yang dibimbing, maka akan
Industri Universitas Diponegoro (dalam semakin berat beban kerja yang dirasakan
penelitian ini selanjutnya akan disebut oleh dosen. Serta dengan jumlah yang
Teknik Industri) yang baru berdiri sekitar relatif masih sedikit, dosen Teknik Industri
tujuh tahun yang lalu, kualitas mahasiswa diharuskan mengajar berbagai mata kuliah
dan lulusannya sudah mulai dijaga sejak kepada mahasiswa yang relatif banyak,
awal. Tetapi seiring waktu berjalan, sehingga tiap dosen mempunyai beban
permasalahan pun mulai muncul. Dari mengajar lebih dari satu mata kuliah
penelitian pendahuluan yang dilakukan sehingga apa yang diajarkan menjadi tidak
dengan menggunakan kuesioner pada terfokus karena dosen harus memahami
lampiran dan wawancara langsung dengan beberapa mata kuliah sekaligus untuk
mahasiswa Teknik Industri, terlihat adanya diajarkan kepada mahasiswanya dengan
sebagian mahasiswa yang merasa kurang tetap memperhatikan kualitas dari materi
puas terhadap kinerja dosen selama ini, yang diberikan.
misalnya adanya dosen yang sulit ditemui Berdasarkan latar belakang tersebut,
untuk bimbingan karena kesibukannya, diperlukan suatu pengukuran untuk
dosen yang terlambat atau mungkin tidak mengetahui besar beban kerja mental yang
hadir pada saat kuliah, dosen yang sering dialami oleh dosen Teknik Industri
membatalkan kuliah dan menggantinya Universitas Diponegoro.
sesuai dengan waktu luang dosen tersebut Tujuan dari penelitian ini adalah
tanpa adanya kesepakatan terlebih dahulu sebagai berikut:
kepada mahasiswa, dosen yang kurang 1. Mengetahui beban kerja mental
mampu menyampaikan materi dengan jelas yang dialami oleh dosen Teknik
dan kurang mampu membangun Industri dalam melaksanakan
komunikasi yang baik dengan mahasiswa pekerjaannya dengan menggunakan
sampai dosen yang menurut mahasiswa metode Subjective Workload
memberikan nilai yang tidak sesuai dengan Assessment Technique (SWAT).
kemampuan mereka. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor
Penulis menduga bahwa penyebab beban kerja mental dosen
permasalahan tersebut mungkin karena Teknik Industri yang tinggi
beban kerja dosen yang cukup berat, maupun rendah dengan
apalagi dilihat dari rasio antara jumlah menggunakan diagram sebab-
mahasiswa dengan dosen tetap di Teknik akibat (fishbone diagram).
Industri. Pada tahun pelajaran 2003/2004 3. Memberikan usulan untuk
tercatat jumlah mahasiswa Teknik Industri meningkatkan kinerja dosen Teknik
adalah 430 mahasiswa. Bila dibandingkan Industri.
dengan jumlah dosen tetap Teknik Industri Masalah yang dibahas dalam penelitian ini
yang sebanyak 17 dosen, maka rasio antara dibatasi sebagai berikut:
jumlah mahasiswa terdaftar dengan dosen 1. Tidak mengukur beban kerja dosen
tetap adalah 25,29 : 1, artinya bahwa satu jika mempunyai pekerjaan lain di
orang dosen mewakili 25,29  26 luar tugas – tugasnya sebagai dosen
mahasiswa. Rasio ini nilainya lebih tinggi Teknik Industri UNDIP.
daripada ukuran baku yang ditetapkan oleh 2. Data-data penunjang yang
Tim DIKTI, yaitu 20 : 1 (maksimal) untuk digunakan dalam penelitian ini
kelompok IPA/rekayasa (SK adalah data-data pada tahun
034/DIKTI/Kep/2002). Dari rasio tersebut pelajaran 2003/2004, yaitu data
terlihat bahwa beban kerja dosen Teknik jumlah mahasiswa dan dosen tetap

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 29


Teknik Industri, data rata-rata jumlah aktivitas sering terjadi
penelitian yang dilakukan oleh setiap waktu.
dosen per tahun, data jumlah
kegiatan pengabdian kepada 2. Beban Usaha Mental/Mental Effort
masyarakat dari Lembaga Load (E)
Pengabdian kepada Masyarakat
(LPM) UNDIP. Beban usaha mental adalah sebuah
indikator tentang jumlah perhatian atau
tuntutan mental yang dibutuhkan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dengan
beban usaha mental yang rendah maka
Beban kerja mental adalah sebuah
konsentrasi dan perhatian yang dibutuhkan
kombinasi antara faktor-faktor yang terkait
untuk mengerjakan sebuah tugas akan
dengan tuntutan tugas, kondisi operator dan
minimal jumlahnya dan oleh karena itu
faktor-faktor waktu. Oleh karena itu, telah
kinerja hampir menjadi sesuatu yang
didefinisikan untuk SWAT dimana pada
otomatis. Secara umum hal ini disebabkan
dasarnya beban kerja tersebut terdiri atas
oleh kompleksitas tugas dan jumlah
beban waktu, beban usaha mental dan
informasi yang harus diproses oleh seorang
beban tekanan psikologis (Reid, 1989).
operator untuk melakukan tugas tersebut
Menurut DiDomenico (2003), dimensi-
dengan baik. Tuntutan yang tinggi oleh
dimensi tersebut tidak independen, dan
usaha mental membutuhkan perhatian atau
beban cenderung meningkat untuk
konsentrasi total yang disebabkan oleh
kombinasi ketiga dimensi walaupun jika
adanya kompleksitas tugas atau jumlah
hanya satu dimensi yang berubah. Kondisi
informasi yang harus diproses. Aktivitas-
tersebut didefinisikan sebagai berikut:
aktivitas seperti melakukan kalkulasi,
membuat keputusan, mengingat atau
menyimpan informasi dan pemecahan
1. Beban Waktu/Time Load (T)
masalah adalah contoh-contoh usaha
mental. Beban kerja mental dapat dibagi
Beban waktu sangat dekat hubungannya
menjadi 3 level yaitu:
dengan penggunaan waktu yang menjadi
a. Sangat sedikit usaha mental
metode utama dalam mengevaluasi
atau konsentrasi secara sadar
seseorang dalam menyelesaikan tugas-
yang dibutuhkan. Aktivitas
tugasnya. Beban waktu tergantung pada
hampir bersifat otomatis dan
ketersediaan waktu senggang dan tumpang
membutuhkan sedikit perhatian
tindih yang terjadi di antara tugas-tugas.
atau bahkan tidak
Hal ini sangat berhubungan dengan
membutuhkan perhatian sama
pemanfaatan analisis garis waktu sebagai
sekali.
metode primer untuk mengevaluasi apakah
b. Usaha mental atau konsentrasi
seseorang dapat menyelesaikan sebuah
sadar dengan jumlah sedang.
tugas atau tidak. Beban kerja waktu dapat
Kompleksitas aktivitas adalah
dibagi menjadi 3 level yaitu:
sedang, dimana hal ini
a. Sering ada waktu luang.
disebabkan oleh
Interupsi atau penumpukan
ketidaktentuan, kesulitan untuk
tugas diantara aktivitas-
melakukan prediksi atau
aktivitas jarang terjadi atau
kurang familiar. Di sini
bahkan tidak ada sama sekali.
dibutuhkan banyak perhatian.
b. Kadang-kadang mempunyai
c. Dibutuhkan banyak usaha
waktu senggang. Interupsi atau
mental dan konsentrasi.
penumpukan aktivitas kadang
Aktivitas yang sangat
terjadi.
kompleks membutuhkan
c. Hampir tidak ada waktu luang.
perhatian total.
Interupsi atau penumpukan

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 30


3. Beban Tekanan Subjek penelitian yang diambil sebagai
Psikologis/Psychological Stress Load sampel berjumlah 7 orang dari 14 subjek
(S) yang memenuhi kriteria di atas.
Beban tekanan psikologis mengacu pada Pengambilan sampel dilakukan dengan
kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan metode acak sehingga tiap subjek
terjadinya kebingungan, frustasi yang mempunyai probabilitas yang sama untuk
terkait dengan kinerja tugas, sehingga digunakan sebagai sampel dalam penelitian
membuat penyelesaian tugas menjadi lebih ini.
sulit untuk dilaksanakan. Pada tekanan Kuesioner SWAT yang digunakan
dengan level rendah maka seseorang akan ada dua model, yaitu model untuk
merasa relatif rileks, begitu tekanan pembuatan skala yang berupa pairwise
meningkat maka akan terjadi distraksi dan comparison procedure dan penilaian beban
aspek-aspek yang bersangkutan yang terkait kerja yang dialami subjek dalam
dengan tugas yang disebabkan oleh faktor- melaksanakan pekerjaannya.
faktor yang ada dalam lingkungan individu.  Kuesioner pembuatan skala
Faktor-faktor tersebut meliputi hal-hal Kuesioner ini berisi pairwise
seperti motivasi, kelelahan, rasa takut, comparison procedure di mana
tingkat kemampuan, temperatur, terdapat tiga pasangan perbandingan
kebisingan, vibrasi, atau ketenangan. dimensi-dimensi yang digunakan
Beberapa faktor tersebut dapat secara dalam SWAT, yaitu beban waktu (T),
langsung mempengaruhi kinerja tugas beban usaha mental (E), dan beban
ketika mereka mencapai level yang tinggi. tekanan psikologis (S). Hasil
Beban tekanan psikologis dapat dibagi kuisioner ini berupa penilaian
menjadi 3 level, yaitu: responden terhadap ketiga dimensi
a. Terjadi sedikit kebingungan, resiko, tersebut, dimensi manakah yang
frustasi, dan kekhawatiran dimana hal- dirasa paling menentukan beban
hal tersebut dapat diakomodasi secara mental atau paling dirasa berat dalam
mudah. menjalankan pekerjaannya.
b. Tekanan dengan tingkat sedang yang
disebabkan oleh kebingungan, frustasi  Kuesioner pemberian nilai terhadap
atau kekhawatiran yang ada dalam pekerjaan
beban kerja. Dibutuhkan kompensasi Dalam kuesioner ini, subjek diminta
yang signifikan untuk mempertahankan untuk memberi nilai terhadap beban
kinerja yang dibutuhkan. kerja (T, E dan S) yang dialaminya
c. Tekanan tinggi atau sangat sering ketika melaksanakan aktivitas-
terjadi yang disebabkan oleh aktivitas yang dilakukannya
kebingungan, frustasi atau 3. Metode Pengolahan Data
kekhawatiran. Dibutuhkan determinasi
Pengolahan data meliputi dua tahap, yaitu
dan kontrol diri yang kuat.
scale development dan tahap Event
Scoring.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Pembuatan Skala (Scale
Development)
Sub bab ini terdiri atas metode
pengumpulan data dan metode pengolahan Tahap ini dimaksudkan supaya
data. subjek dapat mengetahui dan
membedakan dimensi-dimensi yang
1. Metode Pengumpulan data digunakan dalam metode SWAT, yaitu
Data diperoleh secara langsung dari
beban waktu (T), beban usaha mental
kuisioner SWAT yang diisi oleh responden.
Responden penelitian adalah dosen tetap
(E) dan beban tekanan psikologis (S),
Teknik Industri yang berpengalaman lebih serta untuk mengetahui dimensi yang
dari satu tahun bekerja sebagai dosen. memberikan kontribusi yang lebih besar

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 31


terhadap beban kerja yang dialami tiap dimensi beban kerja sesuai dengan
subjek saat melakukan pekerjaan. aktivitas yang dilakukannya, apakah
Dalam tahap ini subjek diminta untuk termasuk rendah, sedang atau tinggi.
memilih di antara dua dimensi SWAT Hasilnya dikonversikan menjadi skala
yang menurut subjek memberikan beban kerja yang telah dibuat pada tahap
scale development, dari konversi ini kita
kontribusi yang lebih besar terhadap dapat mengetahui apakah aktivitas yang
beban kerja yang dialaminya (lampiran dilakukan oleh subjek tergolong ringan,
B.1). Hasilnya dikonversi sebagai sedang atau berat.
urutan rangking seperti pada tabel 2.1
dan dimasukkan sebagai input ke dalam
software SWAT untuk menghasilkan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
skala beban kerja.
Pengumpulan data SWAT
3.1.2 Pemberian Nilai terhadap dilakukan melalui 2 tahap, yaitu tahap scale
Pekerjaan (Event Scoring) development dan event scoring. Dalam
Tahap pemberian nilai terhadap scale development, digunakan metode
pekerjaan merupakan tahap pemberian nilai pairwise comparison. Hasil Pairwise
terhadap beban kerja yang dialami oleh Comparison Procedure tersebut dapat
subjek berkaitan dengan aktivitas yang dilihat pada tabel 1.
dilakukannya. Dalam tahap ini subjek
diminta untuk memberikan penilaian
terhadap beban kerja yang terdiri atas beban
waktu (T), beban usaha mental (E) dan
beban tekanan psikologis (S), dan tiap
dimensi mempunyai tiga tingkatan, yaitu
rendah (1), sedang (2) dan tinggi (3).
Subjek diminta mengisi lampiran B.2 untuk

Tabel 1 Hasil Pairwise Comparison Procedure


Perbandingan Dimensi Urutan Dimensi
Responden
T/E* T/S** E/S*** Beban Kerja
Dosen 1 E S S SET
Dosen 2 E S E EST
Dosen 3 E S E EST
Dosen 4 E S S SET
Dosen 5 E S E EST
Dosen 6 E S E EST
Dosen 7 E T E ETS
 Pairwise antara dimensi time dengan effort
 Pairwise antara dimensi time dengan stress
 Pairwisw antara dimensi Effort dengan Stress

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 32


Dalam event scoring, subjek diminta h. Mengembangkan bahan
untuk memberikan penilaian terhadap pengajaran.
beban kerja yang terdiri atas beban waktu
(T), beban usaha mental (E) dan beban 3. Kegiatan Penelitian
tekanan psikologis (S), sesuai dengan Kegiatan-kegiatan yang termasuk
aktivitas yang dilakukannya, apakah dalam kategori ini antara lain:
termasuk rendah (1), sedang (2) atau tinggi a. Mengasilkan karya ilmiah.
(3). Sebelumnya, variasi pekerjaan yang b. Menerjemahkan/menyadur buku
dikerjakan dosen diidentifikasi terlebih kuliah.
dahulu, dari seluruh variasi pekerjaan atau c. Mengedit/menyunting karya ilmiah.
task tersebut kemudian dibuat d. Membuat rancangan dan karya
pengelompokkan yang mewakili seluruh teknologi, rancangan dan karya
aktivitas dosen. Pada penelitian ini tugas- seni monumental/seni
tugas dosen dipecah menjadi 5 kelompok pertunjukan/karya sastra.
besar. Kegiatan-kegiatan dosen e. Berperan serta aktif dalam
dikelompokkan dalam 5 kategori yang pertemuan ilmiah.
diambil dari Pedoman Perhitungan Angka
Kredit dan Jabatan Fungsional Dosen di 4. Kegiatan Pengabdian kepada
Lingkungan UNDIP (2001), yaitu: Masyarakat
Kegiatan-kegiatan yang termasuk
1. Kegiatan Pendidikan dan Bimbingan dalam kategori ini antara lain:
Kegiatan-kegiatan yang termasuk a. Menduduki jabatan pimpinan
dalam kategori ini antara lain: perguruan tinggi.
a. Mengikuti pendidikan dan b. Menduduki jabatan pimpinan pada
pelatihan fungsional dosen. lembaga pemerintahan/pejabat
b. Menyampaikan orasi ilmiah. negara yang harus dibebaskan dari
c. Membimbing dalam menghasilkan jabatan organiknya.
Tugas Sarjana. c. Melaksanakan pengembangan hasil
d. Membimbing seminar Tugas pendidikan dan penelitian yang
Sarjana. dapat dimanfaatkan oleh
e. Bertugas sebagai penguji pada masyarakat.
ujian akhir. d. Memberikan
f. Membina kegiatan mahasiswa di latihan/penyuluhan/penataran/cera
bidang akademik dan mah pada masyarakat.
kemahasiswaan. e. Melaksanakan pelayanan kepada
g. Membimbing Kuliah Kerja masyarakat atau kegiatan lain yang
Nyata/Kuliah Kerja Usaha, Kerja menunjang pelaksanaan tugas
Praktek dan Kuliah Kerja umum pemerintahan dan
Lapangan. pembangunan.
h. Membimbing dosen yang lebih f. Membuat/menulis karya
rendah jabatan fungsionalnya. pengabdian pada masyarakat.
g. Menjadi anggota dalam suatu
2. Kegiatan Pengajaran panitia/badan pada perguruan
Kegiatan-kegiatan yang termasuk tinggi.
dalam kategori ini antara lain: h. Menjadi anggota panitia/badan
a. Mempersiapkan bahan perkuliahan. pada lembaga pemerintah.
b. Mempelajari bahan perkuliahan. i. Menjadi anggota organisasi profesi.
c. Melaksanakan perkuliahan. j. Mewakili perguruan tinggi/lembaga
d. Membuat soal ujian dan tugas. pemerintah duduk dalam panitia
e. Mengawasi ujian. antarlembaga.
f. Mengoreksi hasil ujian dan tugas. k. Berprestasi di bidang
g. Mengembangkan program kuliah olahraga/humaniora.

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 33


5. Kegiatan Administrasi c. Mengisi surat pajak.
Kegiatan-kegiatan yang termasuk d. Melaksanakan administrasi sebagai
dalam kategori ini adalah: koordinator Kerja Praktek.
a. Mengajukan usulan kenaikan e. Melaksanakan administrasi sebagai
pangkat. koordinator Tugas Sarjana.
b. Mengisi Ekivalensi Waktu f. Melaksanakan administrasi sebagai
Mengajar Penuh (EWMP) dan Sekretaris Program Studi.
absen.

Hasil pemberian nilai terhadap kelima kelompok tugas tersebut dapat dilihat pada tabel
2.

Tabel 2 Hasil Pemberian Nilai terhadap Pekerjaan


Deskripsi Responden
Kegiatan Dosen 1 Dosen 2 Dosen 3 Dosen 4 Dosen 5 Dosen 6 Dosen 7
Melaksanakan
Pendidikan dan 221 231 121 231 121 231 332
Bimbingan
Melaksanakan
121 331 221 333 121 321 222
Pengajaran
Melaksanakan
111 323 221 112 121 323 333
Penelitian
Melaksanakan
Pengabdian
223 121 222 121 111 222 211
kepada
Masyarakat
Melaksanakan
Kegiatan 121 322 111 111 121 221 223
Administrasi
Keterangan : Tiga digit angka pada tabel adalah nilai beban kerja untuk dimensi time, effort dan
stress.
Contoh 221 = nilai 2 untuk dimensi time, nilai 2 untuk dimensi effort dan nilai 1 untuk dimensi
stress

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 34


Pengolahan Data
Data kemudian diiinputkan ke dalam software SWAT . Sebelumnya data diuji validitasnya oleh
software dengan Uji Konkordansi Kendall untuk menghasilkan koefisien kendall. Koefisien
kesepakatan Kendall (Kendall W ) bisa dicari dengan rumus:

12 Ri 2  3n 2 k (k  1) 2
W
n 2 k (k 2  1)
Di mana: k = jumlah variabel
n = jumlah responden
Ri = jumlah rangking setiap variabel untuk semua responden

Koefisien Kendall yang diperoleh sebesar 0,7830, nilai ini lebih besar dari 0,75, sehingga data
yang digunakan adalah data skala kelompok . Maksudnya, hasil yang diperoleh dari 7 responden
penelitian cukup homogen sehingga dapat mewakili beban kerja kelompok dosen TI. Jika nilai
koefisien Kendall kecil berarti data terlalu heterogen dan pengukuran beban kerja mental akan
dilakukan per individu dosen dimana hasilnya tidak dapat dikatakan mewakili nilai beban kerja
mental dosen Teknik Industri. Tapi, meskipun data diolah sebagai kelompok, nilai per individu
tetap dapat disajikan.
Nilai prototype menunjukkan dimensi yang dominan dirasakan sebagai beban mental oleh
responden. Tampak pada tabel 3 bahwa sebagian besar prototype adalah dimensi Effort atau
beban usaha mental.

Tabel 3 Prototype Masing-masing Individu


Responden TES TSE ETS EST SET STE Prototype
1 0,43 0,30 0,43 0,60 1,00 0,96 S
2 0,43 0,30 0,96 1,00 0,60 0,43 E
3 0,43 0,30 0,96 1,00 0,60 0,43 E
4 0,43 0,30 0,43 0,60 1,00 0,96 S
5 0,43 0,30 0,96 1,00 0,60 0,43 E
6 0,43 0,30 0,96 1,00 0,60 0,43 E
7 0,60 0,43 1,00 0,96 0,43 0,30 E

Dari software juga diperoleh nilai kepentingan untuk setiap dimensi :

Dimensi Time / beban waktu kerja = 7,69 %


Dimensi Effort / beban usaha mental = 69,23 %
Dimensi Stress/ beban tekanan psikologis = 23,08 %

Hal ini menunjukkan bahwa dimensi yang memberikan kontribusi paling besar dalam beban
kerja mental dosen adalah dimensi effort atau usaha mental dan dimensi time atau desakan
waktu rendah sekali bebannya.
Sedangkan data event scoring atau penilaian beban kerja per kelompok aktivitas setelah
diolah software disajikan dalam tabel 4. Pada kolom rata-rata adalah nilai beban mental dosen
per kelompok aktivitas.

Tabel 4. Hasil Konversi Skala SWAT


Responden Standa
Deskripsi Rata
Jumlah r
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 -rata
Deviasi
Pendidikan 54,4
38,5 38,5 34,6 73,1 34,6 73,1 88,5 380,9 22,92
dan Bimbingan 1

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 35


Melaksanakan 55,5
34,6 88,5 38,5 100 34,6 42,3 50,0 388,5 27,19
Pengajaran 0
Melaksanakan 45,0
0 65,4 38,5 11,5 34,6 65,4 100 315,4 34,53
Penelitian 6
Pengabdian
33,5
kepada 61,5 34,6 50,0 34,6 0 50,0 3,8 234,5 23,58
0
Masyarakat
Kegiatan 31,8
34,6 53,8 0 0 34,6 38,5 61,5 223 23,98
Administrasi 6

Hasil pemberian nilai dikonversikan bersama tidak menimbulkan perbedaan dan


dengan skala akhir hasil perhitungan variabilitas yang tinggi.
dengan software SWAT. Beban kerja Tingkat kepentingan relatif yang
mental yang dialami subjek termasuk dalam paling tinggi adalah dimensi beban usaha
kategori rendah jika Skala SWAT 0 — 40, mental, maka semua subjek mempunyai
moderat jika Skala SWAT 41 — 60, dan kesepakatan dan menganggap bahwa faktor
tinggi jika Skala SWAT 61— 100. Dari beban usaha mental merupakan faktor yang
tabel 4 dapat dilihat bahwa kelompok paling penting dalam menentukan tingkatan
aktivitas 1 dan 2 yaitu Pendidikan dan beban kerja mental dosen Teknik Industri.
Bimbingan MelaksanakanPengajaran Sedangkan faktor beban tekanan psikologis
menunjukkan beban kerja mental pada level dianggap cukup penting dan beban waktu
moderate atau sedang sedang 3 kelompok kurang begitu penting dalam menentukan
lainnya berada pada level rendah. tingkatan beban kerja mental dosen.
Koefisien kesepakatan Kendall yang Penelitian kemudian dilanjutkan
tinggi ( 0,75) menunjukkan bahwa indeks dengan menggali lebih jauh kondisi-kondisi
kesepakatan masing-masing responden yang terjadi dilapangan dengan kuisioner.
relatif sama dan homogen, sehingga apabila Permasalahan yang muncul, sebab-sebab
digunakan suatu skala yang dipakai dan usulan perbaikan kinerja yang dapat
dilakukan diuraikan dalam tabel 5 berikut:

Tabel 5. Kondisi, penyebab dan Usulan Perbaikan Sistem Kerja


Kegiatan Kondisi Penyebab Usulan Perbaikan Kinerja

Kurang motivasi dosen Dosen harus aktif dan peka


Kurang informasi mencari kegiatan berhubungan
Proporsi kegiatan ini kecil dengan masyarakat
Dosen kurang aktif Perlunya wadah informasi
Pengabdian Beban Nilai kum yang kecil pengabdian masyarakat
kepada Time Kesulitan mencari objek Pihak universitas hendaknya
Masyarakat Rendah pengabdian masyarakat meningkatkan proporsi kegiatan
ini, dan memberikan nilai kum
yang lebih besar
Memberi penghargaan kepada
dosen yang berprestasi

Kurang tersedianya bahan bacaan Melengkapi fasilitas


Pendidikan Beban
dan internet sebagai sumber perpustakaan dan internet
dan Effort
referensi sebagai sumber referensi
Bimbingan Tinggi
Mahasiswa kurang aktif Universitas memacu dan
Latar belakang pendidikan dosen membantu dosen melanjutkan

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 36


pendidikan yang lebih tinggi
Membuat mahasiswa aktif
dengan memberikan deadline
Dosen harus banyak membaca,
meneliti, mengikuti pelatihan dan
seminar sebagai tambahan
referensi

Kurang motivasi dosen Pelunya wadah informasi


Keterbatasan dana kegiatan penelitian
Kurang referensi Universitas hendaknya lebih
Sulit mencari objek penelitian sering mengadakan pelatihan
Beban
Kurang informasi metodologi penelitian dengan
Stress
Penelitian Persaingan yang ketat biaya yang terjangkau
Cukup
Keterbatasan waktu Dosen mengajukan penelitian
Tinggi
yang bermutu dan dibutuhkan
sehingga kesempatan
memperoleh bantuan dana lebih
besar

V. KESIMPULAN 3. Hendarto, Yuli, Pengukuran Beban


Kerja Mental Petugas Centralized
1. Secara umum, beban kerja mental
Traffic Control (CTC) DAOP 2
dosen Teknik Industri termasuk
Bandung dengan Menggunakan
dalam kategori sedang dan beban
Metode SWAT, ITB, Bandung, 2000.
kerja mental terbesar adalah pada
4. Luximon, Ameersing and Goonetilleke,
saat dosen melaksanakan kegiatan
Ravindra S., Continuous Subjective
pengajaran.
Workload Assessment Technique, Hong
2. Faktor yang paling berpengaruh
Kong University of Science and
dalam kegiatan dosen Teknik
Technology, Hong Kong, 1998.
Industri adalah beban usaha mental,
5. Luximon, Ameersing and Goonetilleke,
dan beban tekanan psikologis
Ravindra S., Simplifed Subjective
dianggap cukup berpengaruh,
Workload Assessment Technique, Hong
sedangkan beban waktu kurang
Kong University of Science and
berpengaruh terhadap kegiatan
Technology, Hong Kong, 2001.
dosen.
6. Nurmianto, Eko, Ergonomi: Konsep
Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya,
DAFTAR PUSTAKA Surabaya, 1996.
7. Park, Peom and Cha, Doo Won,
1. DiDomenico, Angela Terese, An
Comparison of Subjective Mental
Investigation on Subjective Assessment
Workload Assessment Techniques for
of Workload and Postural Stability
the Evaluation of In-Vehicle
Under Conditions of Joint Mental and
Navigation System Usability, Ajou
Physical Demands, Faculty of the
University, Korea, 1998.
Virginia Polytechnic Institute and State
8. Rahmat, Jalaludin, Psikologi
University, Virginia, 2003.
Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya
2. Farmer, Erick and Brownson, Adam,
Offset, Bandung, 1992.
Review of Workload Measurement,
9. Reid, Gary B., Subjective Workload
Analysis and Interpretation Methods,
Assessment Technique (SWAT): A
European Organisation for The Safety
User’s Guide, Harry G. Armstrong
of Air Navigation, Brussel, 2003.

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 37


Medical Research-Wright Patterson Air 15. Singarimbun, Masri dan Effendi,
Force base, Ohio, 1989. Sofian, Metode Penelitian Survai,
10. Reid, Gary B, Gomez, Rebecca L., and LP3ES, Jakarta, 1995.
Schvaneveldt, Roger W, Modelling 16. Sutalaksana, Iftikar Z., Teknik Tata
Mental Workload, Wright-Patterson Cara Kerja, Departemen Teknik
Air Force Base, Ohio, 1996. Industri ITB, Bandung, 1979.
11. Rehmann, J. Albert, Handbook of 17. Umar, Husein, Riset Pemasaran dan
Human Performance Measures and Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka
Crew Requirements for Flightdeck Utama, Jakarta, 2002.
Research, Wright-Patterson Air Force 18. Volpe, John A., Human Factors for
Base, Ohio, 1995. Flight Deck Certification Personnel
12. Sanders, Mark S. and McCormick, Final Report, U.S. Department of
Ernest J., Human Factors in Transportation, Massachussets, 1993.
Engineering and Design 7th ed., 19. Waard, Dick de, The Measurement of
McGraw Hill, Inc., Singapore, 1992. Driver’s Mental Workload, The Traffic
13. Santoso, Singgih, SPSS Statistik Research Centre VSC, University of
Multivariat, PT. Elex Media Groningen, Den Haag, 1996.
Computindo, Jakarta, 2002. 20. Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi,
14. Setiawan, Heri, Studi Beban Kerja Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya,
Mental sebagai Aplikasi Ergonomi Surabaya, 1995.
Kognitif dan Analisa Human Error 21. Wilson, John R. and Corlett, E. Nigel,
Untuk Mengetahui Performansi Evaluation of Human Work: A
Masinis Kereta Api Penumpang (Studi Practical Ergonomics Methodology,
Kasus di PT. KAI DAOP VIII Taylor and Francis Ltd., London, 1990.
Surabaya), UNDIP, Semarang, 2003.

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 38


Lampiran
KUESIONER
KINERJA DOSEN TEKNIK INDUSTRI UNDIP

Isilah pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan dosen Teknik Industri Universitas Diponegoro di


bawah ini dengan sebenar-benarnya, berikan tanda cheklist () pada jawaban yang telah
disediakan.
No. Pertanyaan 1 2 3 4 5
1. Bagaimana kinerja dosen selama ini?
2. Kemudahan dosen ditemui untuk bimbingan
3. Frekuensi kehadiran dosen pada saat kuliah
4. Frekuensi ketepatan waktu dosen dalam mengajar
5. Frekuensi dosen membatalkan kuliah tanpa pemberitahuan
6. Frekuensi dosen mengganti jam kuliah tanpa kesepakatan
dengan mahasiswa
7. Kemampuan dosen dalam menguasai materi kuliah
8. Kemampuan dosen menyampaikan materi kuliah dengan
sistematis dan jelas
9. Kemampuan dosen dalam membangun komunikasi yang
baik dengan mahasiswa
10. Kemampuan dosen dalam memberikan nilai sesuai dengan
kemampuan mahasiswa

Keterangan:
1 = sangat buruk/tidak pernah
2 = buruk/jarang
3 = cukup/rata-rata
4 = baik/sering
5 = sangat baik/selalu

REKAPITULASI JAWABAN KUESIONER KINERJA DOSEN TEKNIK INDUSTRI


UNDIP
Total
No. Pertanyaan Jawaban
1 2 3 4 5
1. Bagaimana kinerja dosen selama ini? 0 8 12 10 0
2. Kemudahan dosen ditemui untuk bimbingan 0 9 13 8 0
3. Kehadiran dosen pada saat kuliah 0 6 11 13 0
4. Ketepatan waktu dosen dalam mengajar 0 11 12 7 0
5. Frekuensi dosen membatalkan kuliah tanpa 0 8 10 12 0
pemberitahuan
6. Frekuensi dosen mengganti jam kuliah tanpa 0 10 11 9 0
kesepakatan dengan mahasiswa
7. Kemampuan dosen dalam menguasai materi kuliah 0 4 12 14 0
8. Kemampuan dosen menyampaikan materi kuliah 0 11 12 7 0
dengan sistematis dan jelas
9. Kemampuan dosen dalam membangun komunikasi 0 13 10 7 0
yang baik dengan mahasiswa
10. Kemampuan dosen dalam memberikan nilai sesuai 0 11 11 8 0
dengan kemampuan mahasiswa
Ket : Jumlah mahasis

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 39

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai