Anda di halaman 1dari 2

Analisis

Analisis BebanBeban
KerjaKerja Mental
Mental sebagai perbedaan
Mahasiswa Terhadap Praktikumantara kemampuan
di Teknik Industriatau
kapasitas seseorang dengan permintaan atau
Universitas Muhammadiyah Riau Dengan
kebutuhan Metode
kerja SWAT
yang harus dihadapi. Kemudian
Hafifah Ervilda1 , Nella Agustin2
menurut Ananda3 (2001) dalam Hutabarat (2018).
Karwowski
, Dio

I. PENDAHULUAN Teknik Industri merupakan salah satu


program studi yang ada di Universitas
A. Latar Belakang Muhammadiyah Riau yang menerapkan metode
Praktikum adalah suatu bentuk kerja praktek praktikum dalam belajar. Pembelajaran praktikum di
yang bertempat dalam lingkungan yang disesuaikan jurusan teknik industri merupakan salah satu mata
dengan tujuan agar siswa terlibat dalam kuliah yang dirancang secara spesifik dengan
pengalaman belajar yang terencana dan harapan mahasiswa dapat memiliki berbagai
berinteraksi dengan peralatan untuk mengobservasi keterampilan, pengetahuan dan sikap agar
serta memahami fenomena (Lazarowitz & kompeten sesuai dengan bidang keahliannya.
Tamir ,1994). Praktikum memerlukan dana yang Namun, mahasiswa merasakan terbebani saat
besar karena harus menggunakan alat-alat, bahan- mengerjakan laporan praktikum karena waktu untuk
bahan serta ruangan/ tempat tersendiri. Selain pengumpulan laporan dirasa kurang cukup. Belum
memerlukan waktu yang cukup lama juga lagi banyaknya tugas mata kuliah lain yang diberi
memerlukan staf pengajar/asisten banyak. Oleh oleh dosen membuat waktu mahasiswa untuk
karena itu sebaiknya kegiatan praktikum ini hanya mengerjakan laporan berkurang, akibatnya
pokok bahasan tertentu yang menggunakan mahasiswa merasa dikejar oleh deadline yang
praktikum dan disesuaikan tujuan pembelajaran. diberikan.

B. Ergonomi Kognitif E. Subjective Workload Assessment Technique


Menurut Asosiasi Internasional Ergonomi, (SWAT)
definisi Cognitive Ergonomic (CE) atau ergonomi Meskipun banyak upaya telah dikeluarkan
kognitif merupakan salah satu cabang ilmu untuk mengembangkan ukuran beban kerja yang
ergonomi yang melibatkan proses psikologis otomatis dan obyektif, salah satu metode yang terus
manusia, meliputi: persepsi, memori dan reaksi, menjadi populer dalam evaluasi operasional adalah
yang merupakan hasil interaksi manusia melalui dengan meminta operator untuk melaporkan
penggunaan elemen sistem. Topik yang termasuk seberapa keras dia bekerja. Inilah, sebenarnya,
dalam ergonomi kognitif antara lain beban kerja bagaimana kita dapat mendefinisikan ukuran
mental, interaksi manusia-komputer, kinerja terampil, subjektif dari beban kerja. Menanggapi kebutuhan
pengambilan keputusan, kemampuan manusia, dan yang diakui ini, para peneliti di Laboratorium
tekanan kerja karena ini mungkin berhubungan Penelitian Medis Dirgantara Harry G. Armstrong
dengan desain sistem manusia. Angkatan Udara A.S. telah mengembangkan SWAT,
Subjective Workload Assessment Technique (Reid
C. Beban Kerja et al, 1981). SWAT adalah prosedur penskalaan
Beban kerja adalah salah satu masalah yang telah dikembangkan untuk digunakan dalam
terpenting di bidang sistem kerja. beban kerja pengaturan yang diterapkan. Apa yang
adalah istilah umum yang digunakan untuk membedakan SWAT dari kebanyakan metode
menggambarkan biaya mental untuk menyelesaikan penilaian subjektif lainnya adalah bahwa itu
persyaratan tugas (Hart et al, 1990). Beban kerja dikembangkan dengan ketat untuk berakar pada
dapat berupa fisik atau mental, meskipun ini selalu teori pengukuran formal, khususnya teori
terhubung dan tidak dapat dipisahkan sepenuhnya pengukuran konjoin.
saat subjek melakukan tugas tertentu (Lean et al,
2012). Tarwaka dkk. (2004) mengungkapkan dari II. METODOLOGI PENELITIAN
sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang Dalam menentukan topik penelitian, penulis
diterima seseorang harus menjaga kesesuaian atau melakukan identifikasi masalah melalui banyaknya
keseimbangan antara kemampuan fisik, pemberitaan yang menyebutkan bahwa tingginya
kemampuan kognitif, dan keterbatasan manusia. intensitas beban yang dialami oleh pelajar ketika
melakukan sistem pembelajaran secara daring.
D. Beban Kerja Mental Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba meneliti
Beban kerja mental dapat didefinisikan tingkat beban mental yang dialami oleh mahasiswa
sebagai variabel perantara yang mirip dengan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Riau
perhatian. Itu harus disimpulkan dari perubahan serta mengetahui faktor utama penyebab beban
kinerja. Kinerja menurun ketika beban kerja mental mental tersebut.
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Menurut Tarwaka Pada penelitian ini, pengumpulan data
(2015) pengertian beban kerja dapat diartikan dilakukan dengan beberapa kali uji kepada
responden. Responden yang menjadi objek TABEL I
penelitian kali ini dibatasi hanya pada mahasiswa HASIL PRE TEST DAN POST TEST
Teknik Industri Universitas Jenderal Soedirman Nilai
yang memenuhi kriteria. Nama M.Hapalan M.hapalan M.hitungan
Pada penelitian ini, pengumpulan data &Hitungan
dilakukan dengan beberapa kali uji kepada pre post pre post pre post
responden. Responden yang menjadi objek test test test test test test
penelitian kali ini dibatasi hanya pada mahasiswa Resp 1 50 65 35 60 40 80
Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Riau Resp 2 40 60 45 80 30 70
yang memenuhi kriteria. Kriteria yang dibutuhkan Resp 3 70 80 50 60 75 70
untuk menjadi responden penelitian ini yaitu
mahasiswa aktif yang sedang melaksanakan
praktikum. Dalam penelitian ini, didapatkan 3 orang
responden yang bersedia dan telah memenuhi
kriteria
Pada proses pengumpulan data, pertama
responden dijelaskan tentang penelitian yang
dilakukan serta apa yang dilakukan oleh responden
selama penelitian. Responden diberi tugas untuk
melihat dan memahami video materi yang diberikan
oleh peneliti. Pengambilan data dilakukan sebanyak
tiga kali. Maksud dari tiga kali disini yaitu responden
menghadapi tiga macam materi yaitu materi yang
membutuhkan pemahaman dan hafalan, materi
yang membutuhkan hafalan dan perhitungan, dan
materi yang berkaitan dengan hitungan. Video
tersebut berdurasi 120 menit dari tiap jenis materi.
Sebelum responden dihadapkan dengan video
materi, responden diberikan soal pre test untuk
melihat seberapa besar tingkat pengetahuan
responden sebelum mendapatkan materi.
Kemudian setelah mendapatkan materi, responden
diberikan soal post test untuk melihat seberapa
besar tingkat pemahaman materi yang didapatkan
setelah mendapatkan materi.Setelah selesai
mengerjakan pre test, responden diminta untuk
mengurutkan kartu SWAT yang sebelumnya
dijelaskan cara pembacaan kartunya. Kartu yang
diurutkan yaitu sebanyak 27 kartu SWAT.
Responden bebas mengurutkan kartu sesuai
dengan beban yang dirasakan selama mengamati
dan memahami materi yang diberikan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan data
Berikut ini disajikan hasil dari pelaksanaan pre
test dan post test yang dilakukan responden dalam
penelitian. Pre test dilakukan untuk melihat sejauh
mana pengetahuan responden sebelum
mendapatkan materi dan post test dilakukan untuk
melihat seberapa besar tingkat pemahaman materi
setelah menonton video pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai