Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi
Oleh:
Pembimbing
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Sidang Munaqasyah
Penguji 1 Penguji II
Pembimbing
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin.
B = ب z = ز F = ف
T = ت s = س Q = ق
Ts = ث sy = ش K = ك
J = ج ṣ = ص L = ل
Arab Latin
v
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Cyberbullying dalam perspektif hadis
(Studi Ma’anil Hadis)” menjelaskan larangan seseorang untuk tidak
merendahkan orang lain baik didunia maya ataupun didunia nyata
meskipun konteks hadisnya berbeda akan tetapi pemahamannya sama.
Cyberbullying banyak bermunculan karena mudahnya dalam
mengakses media sosial, akan tetapi cyberbullying ini masih dianggap
sesuatu hal yang sepele di masyarakat. Kajian ini masih perlu
diperkaya lagi dengan mencoba berbagai macam sudut pandang, salah
satunya adalah sudut pandang ḥadis Nabi. Dengan demikian, dianggap
urgen untuk melihat bagaimana ḥadis Nabi berbicara tentang
cyberbullying.
Bentuk penelitian ini adalah Library reseach (penelitian
kepustakaan). Untuk penelitian sanad peneliti menggunakan metode
takhrij dan kritik sanad. Kemudian penelitian matan hadis
menggunakan metode ma’anil ḥadis Yusuf Al-Qardhawi, agar
penyampaian ḥadis dari sanad dan matan lebih jelas dan mendapat
pemahaman terhadap ḥadis.
Kata kunci : Cyberbullying, Hadis
vi
KATA PENGANTAR
vii
5. Syarifah Rusydah, M.Ag, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Kepada kedua orang tua saya Bapak Drs.H. Suntono dan Ibu
Hj. Hanik Laela, SP.d. Kakak saya Shofiatina Qurrota A’yun,
M.Psi dan Zefa Syi’ar Sani, S.H. yang senantiasa memberikan
dukungan lewat doa-doanya. Memberikan saya semangat dan
motivasi sehingga bisa terus istiqomah dalam belajar dan bisa
menyelesaikan studi ini.
7. Kepada teman-teman seperjuangan Ilmu Hadis 2017 , Annisa
Dwi Febriyanti, Fikrani Zakiyyah, Afifah Amaliyah, Mayda
Rani Nur Azizah, Alfiyah, Faisal Izzudin Haq, Dan teman-
teman lainnya. Terkhusus kepada Annisa Dwi Febriyanti saya
ucapkan banyak terima kasih, karena dalam proses penyusunan
skrispsi ini banyak membantu, menjadi teman diskusi sekaligus
menjadi pembimbing secara nonformal.
8. Kepada teman-teman MAPK Surakarta, Insan Hubba Haqiqi,
Nabila Al-haq, Zulfikar El-haq, Muta’ani Az-zahra, Afifatun
Masruroh, Puji Astuti, Risma Eka Malinda, Shovia Nur
Zakiyyah dan teman-teman lainnya yang telah menjadi teman
diskusi dan menjadi motivasi saya untuk melangkah maju.
9. Dan terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada saudara-
saudara saya Ulin Nuha, Muhammad Rifqi Alwy, Waffa Kamal
Sahir, Badruz Zaman, dan Zunnatul Jannah yang telah menjadi
sahabat diskusi sehingga saya terdorong untuk segera
secepatnya menyelesaikan tugas akhir saya ini.
viii
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan
yang luas terkait pengkajian hadis di Indonesia. Semoga Allah
SWT membalas segala kebaikan yang telah dilakukan dengan
pahala yang berlipat ganda di dunia dan di akhirat. Amin
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................... iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................... v
ABSTRAK ................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 10
1. Identifikasi Masalah ............................................. 10
2. Pembatasan Masalah ............................................ 10
3. Perumusan Masalah .............................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................. 11
1. Tujuan Penelitian ................................................. 11
2. Manfaat Penelitian ................................................ 11
D. Tinjauan Pustaka ...................................................... 12
E. Metode Penelitian ..................................................... 17
1. Jenis Penelitian ..................................................... 18
2. Sumber Data ....................................................... 18
3. Analisis Data ......................................................... 19
F. Sistematika Penulisan .............................................. 21
BAB II GAMBARAN UMUM FENOMENA
CYBERBULLYING .................................................... 22
A. Pengertian Cyberbullying .......................................... 22
B. Kategori Cyberbullying ............................................. 28
x
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cyberbullying ... 32
D. Dampak Cyberbullying ............................................ 36
E. Upaya Untuk Mencegah Cyberbullying .................... 40
BAB III KUALITAS DAN HADIS CYBERBULLYING ........ 44
A. Hadis Larangan Mengatakan Perkataan Kotor ............ 44
1. Teks dan Takhrij Hadis ........................................ 44
2. Skema Sanad Hadis ............................................... 47
3. Kritik Sanad Hadits .............................................. 48
4. Penilaian Hadis .................................................... 53
B. Hadis Larangan Menggunjing ................................... 54
1. Teks dan Takhrij Hadis ........................................ 54
2. Skema Sanad Hadis .............................................. 59
3. Kritik Sanad Hadis ............................................... 60
4. Penilaian Hadis .................................................... 64
C. Hadis Larangan Mencela Orang Lain ........................ 65
1. Teks dan Takhrij Hadis ........................................ 65
2. Skema Sanad Hadis .............................................. 72
3. Kritik Sanad Hadis ............................................... 73
4. Penilaian Hadis .................................................... 77
BAB IV PEMAHAMAN HADITS TENTANG FENOMENA
CYBERBULLYING .................................................. 78
A. Pengertian Ma’anil Hadis .......................................... 78
B. Urgensi Ma’anil Hadis ............................................... 79
C. Metode Ma’anil Hadis Yusuf Al-Qardhawi ................. 80
D. Analisis Ma’anil Hadis Fenomena Cyber Bullying ..... 84
E. Kontekstualisasi Hadist ............................................... 97
xi
BAB V PENUTUP ..................................................................... 101
A. KESIMPULAN ........................................................ 101
B. SARAN .................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 103
LAMPIRAN .............................................................................. 108
1. Gambar 1 ................................................................... 108
2. Gambar 2 .................................................................. 110
3. Gambar 3 .................................................................. 111
4. Gambar 4 .................................................................. 113
5. Gambar 5 .................................................................. 115
6. Gambar 6 .................................................................. 116
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kasus yang marak terjadi dikalangan anak hingga
remaja adalah kasus bullying. Bullying sering disebut dengan
mengolok-olok, penganiayaan1, penindasan2, dan kedzaliman3.
Bullying dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau perilaku
agresif yang sengaja dilakukan oleh sekelompok orang atau seorang
secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang
korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau
sebuah penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara sistematik. 4
Cyberbullying merupakan perluasan dari bullying, bullying
yaitu kekerasan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang atau
kelompok orang pada seorang atau kelompok orang lainnya sehingga
korban merasa teraniaya. 5
Cyberbullying sebenarnya tidak lain dari perilaku yang
diidentifikasian sebagai bully yang berarti menggangu, menggertak,
menghina, dan tindakan pelecehan melalui dunia internet.
1
2
terkena bullying di dalam dunia maya. Dan akibat fatal dari tindakan
ini adalah bunuh diri.
Fenomena cyberbullying biasanya dilakukan kalangan remaja
beberapa alasannya yakni karena pengaruh lingkungan, perkelahian di
lingkungan sekolah, adanya imitasi dalam penggunaan sosial media
yang berdampak terjadinya cyberbullying, cyberbullyer kurang
memahami dampak penggunaan jejaring sosial , kurangnya perhatian
orang tua dan guru, korban cyberbullying lebih memilih bercerita
kepada teman dan menyimpannya sendiri.
Sejalan dengan data yang diperoleh UNICEF pada 2016,
sebanyak 41 hingga 50 persen remaja di Indonesia dalam rentang usia
13 sampai 15 tahun pernah mengalami tindakan cyberbullying.
Bahkan, satu dari tiga orang di 30 negara telah menjadi korban
intimidasi online karena cyberbullying dan kekerasan.10
11
Nadirsyah Hosen Tabik, “Ketika Ilmuwan, Ulama, dan Profesor di-bully
di medsos” (Australia: Monash Law School).
8
12
Maulida Nur Muhlishotin, Cyberbullying Perspektif Hukum Pidana
Islam, Jurnal Hukum Pidana Islam vol.3 no 3 (2 Desember 2017) hal. 375
9
13
M.Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung:Mizan, 1999), hal.
124
10
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum saya melakukan penelitian ini, sebelumnya sudah
terdapat beberapa penelitian yang terkait masalah cyberbullying
yang dibahas dan dikemas memenuhi khazanah koleksi
kepustakaan dengan baik dalam bentuk buku-buku, artikel, jurnal,
hingga karya ilmiah. Akan tetapi penulis menemukan beberapa
literatur yang mengangkat permasalahan dengan pandangan yang
berbeda. Diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Skripsi dengan judul “Cyberbullying di Media Sosial Youtube
(Analisis Interaksi Sosial Laurentius Rando terhadap Haters)”
Tahun 2017 karya Widyawati MP Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar .
Fokus penelitian ini yaitu mengenai cyberbullying di media
sosial dengan analisis interaksi sosial Laurentius Rando
terhadap haters. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi
ini adalah penelitian bersifat deskriptif, sumber data penelitian
ini adalah vidio Laurentius Rando dan komentar-komentar
haters pada akun Youtube nya. Sedangkan teknik pengumpulan
data yaitu observasi non partisipasi. Dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa interaksi sosial Laurentius Rando terhadap
13
E. Metodologi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif menyajikan data dalam bentuk kata verbal
bukan dalam bentuk angka, 14 yang pada umumnya lebih
14
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Pendekatan
Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi
Teks dan Penelitian Agama (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hal. 29
18
15
Djunaidi Ghony, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2012), hal. 13
19
16
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal. 234
17
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan
Bintang, 1992),hal. 41
20
18
Mahmud al-Tahan,Ushul al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid,terj M.Ridwan
Nasir (Surabaya:IMTIYAZ,2015),hal.72
19
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan
Bintang 1992), hal 52.
21
E. Sistematika Penulisan
Adapun penelitian ini, terdapat sistematika penulisan yang
bertujuan agar penyusunan penelitian lebih terarah dan sesuai
dengan bidang kajian yang akan dibahas supaya memudahkan
pembaca untuk memahami skripsi ini. Dalam penelitian ini terbagi
menjadi lima Bab, dari Bab 1 sampai Bab V yang masing-masing
bab akan memperinci semua hal yang berkaitan dengan penelitian.
Sistematika penulisan tersebut adalah :
BAB 1, yaitu Pendahuluan, yang terdiri dari pembahasan
latar belakang penulisan skripsi ini. Kemudian pembatasan
masalah yang berfungsi untuk membatasi masalah yang akan
diteliti agar fokus dan tidak melebar. Kemudian pada bab ini
membahas rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II, yaitu Membahas mengenai gambaran umum
fenomena cyberbullying serta tinjauan umum ḥadis-ḥadis tentang
cyberbullying. Hal ini bertujuan agar ḥadis yang diteliti benar
bersumber dari Nabi dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB III, yaitu Dalam melakukan analisis terhadap ḥadis
tentang cyberbullying, dilakukan analisis sanad meliputi penelitian
terhadap kualitas periwayatan dan persambungan sanad.
Melakukan i’tibar dan meneliti pribadi periwayat hadis serta
kualitas sanad hadis.
BAB IV, Membahas mengenai pemahaman ḥadis
cyberbullying dengan menggunakan metode Yusuf Al-Qardhawī.
Serta menarik ide dasar pemahaman ḥadis untuk mengetahui
tujuannya.
22
A. Pengertian Cyberbullying
1
Muliadi, S. Aspek Kriminologis Dalam Penanggulangan Kejahatan. Fiat
Justitia Jurnal Ilmu Hukum. Volume 6 No. 1 (1996), hal. 1-11
2
Sitompul, J. Cyberspace, Cybercrimes, Cyberlaw: Tinjauan Aspek Hukum
Pidana ( PT Tatanusa,2012)
3
Abdul sakban,Sahrul,Pencegahan Cyberbullying di Indonesia, (CV. Budi
Utama Yogyakarta,2012), Hal. 2
23
24
4
Barlow, J. P. Appendix : Crime and Puzzlement. High Noon on the
Electronic Frontier: (Conceptual Issues in Cyberspace , 459)1996
5
Abdul sakban,Sahrul,Pencegahan Cyberbullying di Indonesia, (CV. Budi
Utama Yogyakarta,2012), Hal. 3
25
6
Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet 9, Balai Pustaka,
Jakarta, 1996,
7
Astuti, P. R. Meredam Bullying 3 Cara Efektif Meredam K. P.
A.Kekerasan Pada Anak. (Jakarta: Grasindo,2008)
8
Riauskina, I.I., Djuwita, R., dan Soesetio, S.R.. “Gencet-gencetan” dimata
siswa/siswi kelas 1 SMA: Naskah kognitif tentang arti, scenario, dan dampak
“gencet-gencetan”. Jurnal Psikologi Sosial, 1 (2006), hal. 1-13
26
9
Astuti, Ponny Retno. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi
Kekerasan Pada Anak. (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.2008)
10
Hidajat, M., Adam, Ronald A., Danaparamita, M., & Suhendrik. Dampak
Media Sosial Dalam Cyber Bullying. Jurnal ComTech, Vol. 6 No. 1 (2015), hal. 72-
81
28
Although most cyber bullying victims talked with others about their
experience, most cyber bullies did not talk about their harmful
behavior to others. Victims often did not know the cyber bully and
ignored the cyber bullying when it occurred.8
Jadi dari berbagai definisi di atas , saya menarik kesimpulan
bahwa pengertian cyberbullying merupakan tindakan kejahatan
(penghinaan , pelecehan , intimidasi, fitnah dan mengolok-olok) yang
dapat dilakukan melalui berbagai media berupa video gambar, text, e-
mail, telephone dan sejenisnya yang ditujukan baik kepada perorangan
, ataupun kelompok dengan tujuan mempermalukan korban sehingga
pelaku merasa puas.
B. Kategori Cyberbullying
Perilaku cyberbullying yang terjadi saat ini, sudah termasuk
pada tahap yang mencemaskan. Kasus yang terjadipun juga dapat
dikatakan beragam, seringkali kita mendengar baik di media elektronik
atau cetak, bahwa cyberbullying kerap terjadi di sekeliling kita. Guna
mengenali berbagai jenis perilaku cyberbullying,
Notar9 mengemukakan beberapa hal yang dapat dikategorikan
sebagai cyberbullying yaitu terdapat 7 (tujuh) karakteristik cyber
bullying, yakni flaming,harassment, denigration, impersonation, outing
and trickery, exclusion, dan cyberstalking.
1. Flaming
11
Tosun, N. Cyberbully and Victim Experiences of Pre-service Teachers.
(European Journal of Contemporary Education. Vol. 15 No. 1, (2016), hal. 136-146
12
Notar, Charles E., Padgett, Sharon., and Roden, Jessica. Cyberbullying: A
Review of the Literature. Dimuat dalam Universal Journal of Educational Research.
Vol.1 No. 1 (2016), hal. 1-9
29
10
Chadwick, S. Impacts of Cyberbullying, Building Social and Emotional
Resilence. North Ryde Australia : Springer.2014
31
8. Cyber stalking
Perilaku berulang kali mengirimkan ancaman mebahayakan atau
pesan-pesan yang mengintimidasi dengan menggunakan komunikasi
elektronik.
Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan sebelumnya,
terdapat tujuh aspek cyberbullying menurut Notar yaitu flaming,
harassment, denigration, impersonation, outing and trickery, exclusion,
dan cyberstalking, selain itu cyberbullying mencangkup aspek lainnya
yang dikemukakan Chadwick yaitu Harassment, denigration,
flaming,impersionation, masquerading,pseudonyms, outing dan
trickery, dan cyber stalking.
Dari aspek-aspek perilaku cyberbullying yang telah dijabarkan,
maka peneliti memilih untuk menggunakan aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Notar yaitu flaming, harassment, denigration,
impersonation, outing andtrickery, exclusion, dan cyberstalking. Aspek
tersebut dirasa cocok sebagai acuan yang digunakan peneliti untuk
mengukur perilaku cyberbullying pada seseorang didunia maya.
13
Abdul sakban,Sahrul,Pencegahan Cyberbullying di Indonesia, (CV. Budi
Utama Yogyakarta,2012), Hal. 34
33
14
Darly Albert Reppy, “Cyber-Bullying sebagai Suatu Kejahatan Teknologi
ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik”. Journal Lex Privatium, Vol. 4, No. 7, (Agustus, 2016), hal. 64
35
D. Dampak cyberbullying
Tindakan cyberbullying mempunyai dampak bagi kehidupan
korban. Dampak tersebut dapat bertahan lama dan memengaruhi
seseorang dalam banyak cara:
1. Dampak Psikologis
15
Fahy, A. E., Stansfeld, S. A., Smuk, M., Smith, N. R., cummins, S., &
Clark, C.Longitudinal associations between cyberbullying involvement and
adolescent mentalhealth. Journal of Adolescent Health. (2006), hal. 502-509
37
16
Desmet, A., Deforche, B., Hublet, A., Tanghe, A., Stremersch, E., &
Bourdeaudhuij, I. D.Traditional and cyberbullying victimization as correlates of
psychological distress and barriers to a helathy lifestyle among severely obese
adolescents-a matched casecontrol study on prevalence and results from a cross-
sectional study. Journal BioMed Central Public Health. (2014), hal. 1-12.
17
Elgar, J, F., Napoletano, A., Saul, G., Dirks, M. A., Craig, W., Poteat, P.,
Holt, M., & Koening,
B. W. Cyberbullying victimization and mental health in adolescents and the
moderating role of family dinners. Journal JAMA Pediatrics, Vol. 1678 No. 11
(2014), hal. 1015-1022
18
Safaria, T. Prevalence and Impact of Cyberbullying in a Sample of
Indonesian Junior High School Students. TOJET: The Turkish Online Journal of
Educational Technology, Vol. 15 No. 1 (2016), hal. 82-91
38
19
Syah, R., & Hermawati, I. Upaya Pencegahan Kasus Cyberbullying Bagi
Remaja Pengguna Media Sosial di Indonesia. Jurnal PKS, Vol. 17 No. 2 (2008), hal.
131-146
20
Omniyi, I. Bullying in schools: psychological implications and
counselling interventions. Journal of Education and Practice, Vol. 4 No. 8 (2013),
hal. 2222-1735
21
Laeheem, K.. Guidelines for solving bullying behaviors among islamic
private school
students in songkhla province. Journal Asian Social Science, Vol. 9 No. 11 (2013)
39
22
Aisiyai & Ifeoma. Exploring bullying in nigerian secondary school and
school administrators strategies for its’ management department of educational
administration and policy studies. Journal of Educational and Social Research, Vol. 5
No. 2 (2015)
23
Triyono, Rimadani. Dampak Cyberbullying di Media Sosial pada Remaja
dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Studi Kasus pada
Klien Xdi Padang Utara Kota Padang). Jurnal Neo Konseling, Vol. 1 No. 1 (2019),
hal. 1-5
24
Townsend, M.C. Psychiatric Mental Health Nursing: Conceps of Care in
Evidence-Based Practice. Philadelphia: F.A Davis Company.2019
40
Dalam hal ini, hadis Nabi riwayat Imam Bukhari dan Muslim
telah menjelaskan pentingnya bekerjasama:
42
ن أن ان س ُسوا ن هللاس ن للني ن هللاُ ن علي سن َّ .ۤن ع ُنه ام ض ن هللاُ ا ن ع امار ان س س ح سد ن يث س س
ُ ْ ن عبدهللا ن ز سا ا
ان واِّ ْ ن اكۤ ان سن. ان ولا ن يَُلس ُم ُ ن، ان ل ن ياظلس ُم ُ ن، اخواَ ُمَلسسم ن
ن ف س
ُ ن قاۤ ا ن ق ن اَ ُمَل ُم ن أ، او اسلن ام ن
ن فا َّر اج ن، ن ع ْن ن َُِّلسٍم ن ُكرزاةً ن
ُن هللا
ن اكۤ ان ن هللا سن ف ن ح س س. حۤج سة ن أ ساخي س ن
ان واِّ ْ ن فا َّر اج ا. ۤجت ن
ا ا ُ ا ا
.تن ياوسمن ا سَايا اِّۤن ةس
عن ن ُكرزةً سن ِّ ْن ُكرلا س
ُا اُ ا
“Abdullah bin Umar r.a. berkata : Rasulullah saw. Bersabda :
Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim, tidak
menganiyayanya dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain. Dan
siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah akan
menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang melapangkan kesusahan
seorang muslim, maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari
qiyamat, dan siapa yang menutupi aurat seorang muslim maka Allah
akan menutupinya di hari qiyamat.”( (HR. Bukhari dan Muslim)
1
AJ. Wensink, Al-Mu’jam Al-Mifahras Lialfadz Al-Hadits Al-
Nabawai,(Leiden :Maktabah Barel,1936) hal 335
44
45
ُممدن ز ْن َي اَين
ا (w.525 حدثنا
)H
46
b) I’tibar Hadis
Kata al-i’tibar ( )اإلعتبارmerupakan masdar dari kata ( اعتبرi’tabaro).
Menurut bahasa, arti al-i’tibar adalah “peninjauan terhadap berbagai hal
dengan maksud untuk dapat diketahui sesuatunya yang sejenis”.
i’tibar menurut istilah yaitu menyertakan sanad-sanad yang lain untuk
suatu hadis tertentu, yang hadis itu pada bagian sanad-nya tampak hanya
terdapat seorang periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad-
sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui apakah ada periwayat yang
lain ataukah tidak ada untuk bagian sanad dari sanad hadis dimaksud. 1
Hadis yang diteliti ini diriwayatkan oleh satu sahabat yaitu
Muhammad b. Ishaq dan hadisnya diriwayatkan oleh satu periwayatan
yaitu, Tirmidzi. Hadis tersebut termasuk hadis ahad gharib yaitu hadis
yang diriwayatkan oleh 1 orang perawi pada tiap tabaqat (tingkatan
sanad).
Untuk melihat gabungan transmisi transmisi hadis di atas, dapat di
lihat dalan diagram berikut ini:
2
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu
Hadits. (Semarang: Pustaka Rizki Putra)
47
ن علاي س ان
ن و اسلَّ امن ن للَّ َّن سسو ُ َّس
ىن اللُ ا ن الل ا اُ
c) Kritik Sanad
Kritik sanad jalur Āḥmad bin Ḥambal
1) Āḥmad b. Ḥambal
Kunyah beliau Ābū Abdillah, namanya Āḥmad bin Muḥammad b.
Ḥambal bin Hilal b. Āsad Al Marwazī Al Baghdādī2. Ayah beliau
seorang komandan pasukan di Khurasan di bawah kendali Dinasti
Abbasiyah. Kakeknya mantan Gubernur Sarkhas di masa Dinasti
Bani Umayyah, dan di masa Dinasti Abbasiyah menjadi da‟i yang
kritis.3 Wafat pada tahun 241 H. Guru-guru Beliau: Imam Aḥmad b.
Ḥanbal berguru kepada banyak ulama, jumlahnya lebih dari dua
ratus delapan puluh yang tersebar di berbagai negeri, seperti di
Makkah, Kufah, Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri lainnya. Di
antara mereka adalah: Īsmail bin Ja’far, Ābbad bin Ābbad Al-Atakī,
Umar bin Ābdillah bin Khalid Ābū Muḥammad al-Mu’dib,
Muḥammad b. Sabiq al- Tamim, Hushaim b. Bashir b. Qasim b.
Dinar As-Sulamī, Īmam Asy- Syafi’i, Waki’b. Jarrah, Īsmail b.
Ulayyah, Sufyan b. Uyainah, Abdurrazaq, dan Ībrahim b. Ma’qil.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana
2) Muḥammad b. Sabiq
2
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 18 hal. 180
3
Muqaddimah kitab Āḥmad bin Ḥanbal, Musnad li Imam Āḥmad bin Ḥanbal,
Beirut:1996
4
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 34 hal. 449
49
Nama lengkapnya Īsrail bin Yunus bi. Ābi Ishaq Al- Ḥamdani Al
Syabi’i Ābu Yusuf al- Kufī saudaranya Isya b. Yunus. Wafat pada
tahun 160 H.5
Guru gurunya : Ībrahim b. Abdul A’la, Ībrahim b. Muhajir, Ādam b.
Sulaiman, Ādam b. Ā’la, Sulaiman āl-amasī, Īsmail b. Sulaiman al-
Āsraq, Īsmail b. Sami’, Īsmail b. Abdul Raḥman, Al Sadi, Ash’ast b.
5
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 30 hal. 551
50
6
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 34 hal. 449
51
b. Basḥir.
Sighat tahammul wa al-ada’ : an
Penilaian para ulama:
Yaḥya b. ma’in: Tsiqah
Muḥammad b. Īsḥaq b. khuzaimmah : Shahih
Ābu Ḥatim al-Razy: Tsiqah
Āḥmad b. syuaib : Tsiqah Āḥmad b. abdullah al-jlī : Tsiqah
5) Ībrahim
Nama lengkap : Ībrahim b. Yazid b. Qiyas b. Āswad b. Amrū b.
Rabi’ah al- Nakha’i. Wafat pada tahun 50 Hijriyah. 7
Guru-gurunya : Khalil al-Āswad, Khaisamah b. Abd al-Rahman,
Rabi’ b. Khasim, Ābī al-Syatsa‟ Salim b. Āswad al- Maḥaribi, Sahim
b. Manjab, Suwaida b. Ghaflah, Ārayah b. Artah, Sarayah b. al-
Kharis, Abas b. Rabi’ah, Ābī Mu’mar Abdullah b. Sakharabah al-
Azdi.
Murid muridnya : Ībrahim b. Muhajir al-Bajalī, Kharis b. yazid al-
Akali, al- Khar b. Maskin, Ḥasan b. Abdullah al- Nakha‟i, Ḥakim b.
Utaibah, Ḥakim b. Jabir, Ḥamid b. Ābī Sulaiman, Zaid b. al-Yamī,
Zubair b. Adī, Ābu Mu’sar Ziyad b. Khalib, Sulaiman al-Amasy,
Samak b. Ḥarib.
Sighat tahammul wa al-ada’ : an
Penilaian para ulama:
Ābū Ḥatim b. Ḥiban al-busti : Tsiqah
Ābū zar’ah al-razī : alim di bidang ilmu islam dan fiqih
Ābū said al’alanī : Shahih
7
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 23 hal. 886
52
8
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 16 hal. 454
53
d) Penilaian Hadis
Seluruh periwayat ḥadis kualitasnya Tsiqah . Kriteria kesahihan
ḥadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad, diriwayatkan
oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun cacat
(illat). Sesuai dengan penjelasan kritik ḥadis diatas dapat disimpulkan
bahwa: Pertama, semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan
murid sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung
sanadnya dari awal hingga akhir (ittishal al-sanad). Kedua, ditinjau dari
segi intelektual (dhabith) para perawi pada hadits tersebut baik (tam al-
9
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18 hal. 645
10
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18 hal. 645
54
dhabt). Ketiga, ditinjau dari segi kredibilitas semua sanad dari hadits
tersebut di pandang positif (ta’dil), jadi kualitas hadits tersebut adalah
shahih.
كتۤ ۗن األد ۗ ن
لا ۗن يفن اَغيبة
11
AJ. Wensink, Al-Mu’jam Al-Mifahras Lialfadz Al-Hadits Al-Nabawai,
(Leiden :Maktabah Barel,1936) hal. 59
55
عن
) ( W. 12 Hأِبن حييفة عن
حدثنا ( W. 161سفيۤن
)H حدثنا
) ( W. 279 Hت
) ( W. 12 Hأساِب ُ
ن ح ايي افن ةا عن
) ( W. 275د
حدثنۤن عبدن اَرمح ْن قۤ ن مسعتن سفيۤنن َيدثن قۤ ن حدثنۤن علين ز ْن األقمرن ع ْن أِبن حييفةن
وك ۤنن ِّ ْن ألحۤ ۗن عبدن هللان وكۤنن طلحةن َيدثن عن ن ع ْن عۤئشةن قَۤتن حكيتن َلنبن للىن
هللان علي ن وسلمن سجالن فاۤ ن ِّۤن يَرّنن أّنن حكيتن سجالن وأنن ِلن كيان وكيان قَۤتن فالتن ين
سسو ن هللان إنن لفيةن اِّرأةن وقۤ ن زيدهن كأِ ن يعِنن قصريةن فاۤ ن َادن ِّوجتن زكلمةن َون ِّوجن هبۤن
ٌِّۤن اَبحرن ِّوجت
) ( W. 58 Hعۤئشةن عن
) ( W. 36 Hطلحة عن
( حمW. 241 H )
b) I’tibar Hadis
12
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu
Hadits. (Semarang: Pustaka Rizki Putra)
59
( عۤئشةW. 58 H )
( أِبن حييفةW. 12 H )
علين ز ْن األقمر
ْ ( عبدن اَرمحW. 43 H
( ُممدن ز ْن زشۤسW. ( َِّدد W. 228 H )
)
120 H )
( حمW. 241 H ) ( تW. 279 H ) ( دW. 275 H )
60
c) Kritik sanad
Kritik sanad jalur Tirmidzi
1. Tirmidzī
Nama lengkapnya adalah Muḥammad b. Isa b. Saurah b.
Mūsa b. al-Dhahhak dan ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa nama Imam Tirmidzi adalah
Muḥammad b. Isa bin Yazid b. Saurah b. Sakan As-
Sulamī. 13
Īmam Tirmidzī termasuk dalam thabaqat kedua belas
(Shigharul Akhidzin ‘an Taba’il Atba’) yang merupakan
thabaqat juniornya orang-orang yang mengambil hadis dari
taba’ al-atba’, sekaligus thabaqat terakhir dari periwayat
hadis menurut al-Ḥafizh Ībnu Hajar.
Beliau dilahirkan di desa Tirmidzī yang terletak di
pinggiran sungai Jihon (Amoderia) sebelah utara Iran,
pada tahun 209 H dan wafat di daerah Tirmidz pada
malam Senin 13 Rajab 279 H. Beliau wafat pada usia 70
tahun dan dimakamkan di Uzbekistan.
Jamaluddin Al-Mizzī mengatakan, Muḥammad b. Isa
adalah seseorang yang buta, dan seorang pengembara.
Beliau mengembara ke Khurasan, Iraq, Hijaz dan lain-lain.
Selama perjalanan pengembaraannya, Imam al-tirmidzi
belajar dari banyak guru.
13
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 26, hal. 250
61
14
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 24, hal. 521
62
15
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 31, hal. 435
16
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 20, hal.323
63
17
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 33, hal. 229
18
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 35, hal. 227
64
ۗ كتۤ ۗن األد
ْ لا ۗن ِّۤن ينهىن ِّ ْن اََبۤ ۗن واَلع
ن ع ْن
ث ان ن مسعتن أالان وائس ٍل ُ سس ٍ ُ ن ِّن ٍ ْ حدَّثاناۤن سلايمۤ ُنن ز
ُ ن َيا ند صوسن قاۤ ان ا ُ ا ا ن ع ْ ا
ۤن شعباةُ ا
ُ ن حدَّثانا
ن حر ۗ اُ ا ُ ا ا
س س
ۤ ۗن اَ ُمَل سمن فُ َُوق ان وقتاَُۤ ُن ن ن ُكفرن س ىن الل س س س س
ُ ن علاي ان و اسلَّ امن ن سبا
ن للَّ َُّ ا
ن الل ا
َّ ُ ن اللن قاۤ ا ن قاۤ ا ان س ُسو
َّ اعبد
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur dia berkata; saya
mendengar Abu Wa`il bercerita dari Abdullah dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mencela orang
muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran." (HR.
Bukhori:5584)
a). Takhrij Ḥadits Berdasarkan Lafadz
ن اَنبن للىن اللن علي ن وسلنمن سبۤ ۗن املَلمن فَوقن وقتَۤ ن كفر
ن ن لا ۗن زيۤنن قو-ن اإلْيۤن-م
ن لا ۗن ِّۤجٌۤن سبۤ ۗن املؤِّ ْن فَوق-ن اإلْيۤن-ت
ن لا ۗن قتۤ ن املَلمن-حترمين اَ ندم-ن
ن لا ۗن سبۤ ۗن املَلمن فَوقن وقتَۤ ن كفر-اَفنت-ِّج
ن َِّندن املكثري ْن ِّ ْن اَصحۤزة-حم
Penelusuran Terhadap Kitab Ḥadis:
a. Redaksi ḥadis dalam kitab Shahih Muslim
66
حدثنۤن ُممدن ز ْن زكۤسن ز ْن اَرينن وعونن ز ْن سالمن قۤلن حدثنۤن ُممدن ز ْن طلحةن وحدثنۤن
ُممدن ز ْن املثىنن حدثنۤن عبدن اَرمح ْن ز ْن ِّهدين حدثنۤن سفيۤنن وحدثنۤن ُممدن ز ْن املثىنن
حدثنۤن ُممدن ز ْن جعفرن حدثنۤن شعبةن كلهمن ع ْن ززيدن ع ْن أِبن وائلن ع ْن عبدن هللان ز ْن
ن وسلمن سبۤ ۗن املَلمن فَوقن وقتَۤ ن كفرن قۤ ن
ن َِّعودن قۤ ن قۤ ن سسو ن هللان للىن هللان علي
ززيدن فالتن ألِبن وائلن أِتن مسعت ن ِّ ْن عبدن هللان يروي ن ع ْن سسو ن هللان للىن هللان علي ن وسلمن
قۤ ن ِعمن وَي ن يفن حديثن شعبةن قو ن ززيدن ألِبن وائلن حدثنۤن أزون زكرن ز ْن أِبن شيبةن واز ْن
املثىنن ع ْن ُممدن ز ْن جعفرن ع ْن شعبةن ع ْن ِّنصوسن وحدثنۤن از ْن منرين حدثنۤن عفۤنن حدثنۤن
شعبةن ع ْن األعمشن كالمهۤن ع ْن أِبن وائلن ع ْن عبدن هللان ع ْن اَنبن للىن هللان علي ن وسلمن
ِبثل
) ( W. 82 Hأِبن وائل
عن
ززيد عن
) ( W. 160 Hشعبة
حدثنا
عونن ز ْن سالم
حدثنا
) ( W. 261 Hم
ن علاي س ان
ن و اسلَّ امن ن للَّ َّن سسو ُ َّس
ىن اللُ ا ن الل ا اُ
عن
) ( W. 279 Hت
) ( W. 32 Hعبدن هللا
ع ْ
ألان األحوص
مسعت
) ( W. 151 Hأِبن إسحق
أخ رب ان
) ( W. 303 Hن
) ( W. 32 Hاز ْن َِّعود
عن
) ( W. 149 Hشايق
عن
عيَىن ز ْن يوِ
حدثنۤن َيَين ع ْن شعبةن حدثِنن ززيدن ع ْن أِبن وائلن ع ْن عبدن هللان ع ْن اَنبن للىن هللان
ن قلتن ألِبن وائلن أِتن مسعتن
ن ۤعلي ن وسلمن قۤ ن سبۤ ۗن املَلمن فَوقن وقتَۤ ن كفرن ق
ِّ ْن عبدن هللان قۤ ن ِعم
( عبدن هللاW. 32 H )
عن
( أِبن وائلW. 82 H )
ززيد
عن
َيَي حدثني
sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui apakah ada periwayat yang
lain ataukah tidak ada untuk bagian sanad dari sanad hadis dimaksud. 1
Hadis yang diteliti ini diriwayatkan Sulaiman bin Harb dan
hadisnya diriwayatkan oleh lima periwayatan yaitu, Tirmidzi, Muslim,
Abi Daud, Ibn Majah dan Ahmad bin Hambal. Hadis tersebut termasuk
hadis masyhur yaitu hadis yang diriwayatkan lebih dari dua orang perawi
pada tiap tabaqat (tingkatan sanad).
Untuk melihat gabungan transmisi transmisi hadis di atas, dapat di lihat
dalan diagram berikut ini:
1
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu
Hadits. (Semarang: Pustaka Rizki Putra)
72
أ االا ان وائس ٍلن ) ( W. 82 H ألان األحوص شايق عبدن اَرمح ْن ز ْن َِّعود
)(W. 149 H ) ( W. 32 H
) ( W. 160 Hشعبة
) ( W. 161 Hسفيۤن
عبدن امللك
عبد الرحمن األعمش )( W. 136 H
بن مهدي
)( W. 198 H
عي عبدن احلكيم
محمد بن
بشار
َيي سليمۤن
) ( W. 252 H
ِّشۤم ُممدن ز ْن عبدن
حم خ
هللا
) ( W. 303 Hن )(W.241 H (W. 256
)H جه
) ( W. 209 H
ت
ُ (W. 645ممدن ز ْن طلحة )( W. 279 H
)H
2
Āḥmad bin Alī bin Ḥajar al-Asqalany, Tahdzib al-Tahdzib. (Cet. I; Beirut: Dar
al-Fikr, 1404 H / 1984 M) juz I, hal. 31-32
74
3
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 24, hal. 521
4
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 17, hal. 279
75
5
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz , hal. 301
76
6
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 34, hal. 422
7
Syihab al-Din Āḥmad , Alī bin Ḥajar al-Asqalani, Tahżib al-Tahżib, (Beirut:
Dar al-Fikr, 1995) juz 5, hal. 157
77
7. Abdullah
Nama lengkapnya adalah Abdullah b. Mas'ud b. Ghafil bin Ḥabib8
Termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW, muhaddis dan
mufassir di era permulaan islam. Beliau memiliki kuniyah yaitu
Abu 'Abdur Raḥman. Semasa hidupnya tinggal di Kufah dan wafat
pada tahun 32 H.
Guru-gurunya adalah : Rasulullah SAW, Sa’ad b. muadz al-
Anshari, Umar b. Khattab dan Shafwan b. ‘assal.
Murid-muridnya adalah : Aṣwad b. yazid, Anas b. malik, Jabir b.
Abdullah al-Anshari, Ābū Sa’id Sa’id b. Malik al-Khudri, Sulaiman
b. jabir, Ābū wail Syaqiq b. Salamah, Abdullah b. Abbas, Īmron b.
Ḥusain.
d). Penilaian Ḥadis
Seluruh periwayatan ḥadis kualitasnya adalah Tsiqah. Kriteria
kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya
sanad, diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan
(Syadz) maupun cacat (illat). Sesuai dengan penjelasan kritik ḥadis
diatas dapat disimpulkan bahwa: Pertama, semua sanad mempunyai
hubungan antara guru dan murid sehingga bisa di pastikan bahwa
semuanya adalah bersambung sanadnya dari awal hingga akhir
(ittishal al-sanad). kedua, ditinjau dari segi intelektual (dhabith)
para perawi pada ḥadis tersebut baik (tam al-dhabt). Ketiga, ditinjau
dari segi kredibilitas semua sanad dari ḥadis tersebut di pandang
positif (ta’dil), jadi kualitas hadis tersebut adalah shahih.
8
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-
Rijal, (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 16, hal. 121
78
BAB IV
PEMAHAMAN ḤADIS TENTANG FENOMENA
CYBERBULLYING
Ma’anil berasal dari bahasa Arab yakni ﻣﻌﺎﻧﻰ jamaknya ﻣﻌﺎن yang
1
Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Multi Karya
Grapika, Yokyakarta, 1996, hal. 747
2
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet 9, Balai
Pustaka, Jakarta, 1996, hal. 57
3
Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadits Paradigma Interkoneksi
(Berbagai Teori Dan Metode Memahami Hadits), IDEA Press, Yogyakarta, 2008,
hal. 5
78
79
4
Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadits Paradigma Interkoneksi
(Berbagai Teori Dan Metode Memahami Hadits), IDEA Press, Yogyakarta, 2008,
hal. 13-14
80
5
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan
oleh Muhammad Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 92
6
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan
oleh Muhammad Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 106
81
7
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan
oleh Muhammad Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 117
82
8
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan
oleh Muhammad Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 131
9
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan
oleh Muhammad Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 147
83
10
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan
oleh Muhammad Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 167
84
SWT. dengan tugas-tugas tertentu, begitu juga Jin dan Setan yang
diciptakan untuk menyesatkan manusia, kecuali mereka hamba-
hamba Allah SWT. yang berbeda jalannya. 11
8. Memastikan Makna dan Konotasi dalam Ḥadis
Penting untuk memahami As-sunnah dengan sebaik-
baiknya, memastikan makna dan konotasi kata-kata yang
digunakan dalam susunan As-sunnah, sebab Adakalanya konotasi
kata-kata tertentu berubah karena perubahan dan perbedaan
lingkungan. Masalah ini tentunya akan lebih jelas diketahui oleh
mereka yang mempelajari perkembangan bahasa serta pengaruh
waktu dan tempat hidupnya.
Adakalanya suatu kelompok manusia menggunakan kata-
kata tertentu untuk menunjukkan makna tertentu pula. Sementara
itu, tidak ada batasan untuk menggunakan istilah atau kata-kata
tertentu. Akan tetapi yang dikhawatirkan disini adalah menafsiri
lafadz-lafadz yang tertentu dalam hadits (termasuk pula dalam al-
Qur’an), dengan menggunakan istilah modern. Dari sinilah
seringkali nampak adanya penyimpangan dan kekeliruan. Oleh
karena itu, penguasaan arti dan makna pada dasarnya akan
membantu memahami apa sesungguhnya yang dimaksud oleh
ḥadits secara propesional. 12
11
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan
oleh Muhammad Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 188-189
12
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW,
Diterjemahkan oleh Muhammad Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 195
85
13
Muḥammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:
Maktabah Ma’arif, Riyadh, 2000), hal .430.
86
Jalaluddin As-Suyuti dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa اين أايَ اهۤن
14
Muḥammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta:
Maktabah Ma’arif, Riyadh, 2000), hal.431.
87
kepada kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang mengolok-
olokkan disisi Allah.15
15
Īmam Jalaluddin Al-Maḥalli dan Īmam Jalaluddin As-Sayutī, Terjemahan
Tafsir Jalalain,hal.342
88
َٰٓ
فَأ ُ ْولَئكَ ھُ ُمtersebut pebuatan dari) bertaubat tidak yang siapa barang
ۡ
ن ياتُبان وُن منسل َّن
dan (َّٱ ) اواِّ ْ َّۡن َّل maka mereka itulah orang-orang yang
zalim).
Sedangkan penafsiran Quraish Shihab dalam Tafsir Al-
Misbah bahwasanya surat Al-Ḩujurat ayat 11 ini memberi petunjuk
tentang beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah
timbulnya pertikaian. Allah SWT berfirman memanggil kaum
beriman dengan panggilan mesra: Hai orang-orang yang beriman
janganlah suatu kaum, yakni kelompok pria, mengolok-olok kaum
kelampok pria yang lain karena hal tersebut dapat menimbulkan
pertikaian – walau yang diolok-olok kaum yang lemah – apalagi
boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang
mengolok-olok sehingga dengan demikian yang berolok-olok
melakukan kesalahan berganda.
Pertama mengolok-olok dan kedua yang diolok-olokan lebih
baik dari mereka dan jangan pula wanita-wanita, yakni mengolok-
olok terhadap wanita-wanita lain karena ini menimbulkan keretakan
hubungan antar mereka apalagi boleh jadi mereka, yakni wanita-
wanita yang diperolok-olokan itu, lebih baik dari, yakni wanita
yang mengolok-olok itu, dan janganlah kamu mengejek siapapun
secara sembunyi-sembunyi dengan ucapan, perbuatan, atau isyarat
karena ejekan itu akan menimpa diri kamu sendiri dan janganlah
kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang dinilai buruk
oleh yang kamu panggil walau kamu menilainya benar dan indah –
baik kamu yang menciptakan gelarnya maupun orang lain.
Seburuk-buruk pangilan ialah pangilan kefasikan, yakni
panggilan buruk sesudah iman. Siapa yang bertaubat sesudah
89
Kata (خر
)ياَ اyaskhar memperolok-olokan yaitu menyebut
kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan yang
bersangkutan, baik dengan ucapan, perbuatan, atau tingkah laku.
16
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati 2009) hal 605-
607
90
17
Yusuf al-Qardhawī, Kajian Kritik Pemahaman Hadis: Antara Pemahaman
Tekstual dan Kontekstual, terj. A. Najuyullah dan Hidayatullah, (Jakarta: Islamuna
Press, 1991) hal 113
93
18
Arifuddin Āḥmad, Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi,Insan
Cemerlang (Jakarta, 2005) hal 234
94
19
Īmam al-Ghazalī, Mencegah & Mengatasi Bahaya Lisan terj. Muḥammad
Nuh, hal 77-78.
95
ن. ن أيقن فۤعلن اَفحشن أون قۤئل.)قۤ ن از ْن زطۤ ن يفن قوَ قن (ولن اَفۤحش
َّ
اَظۤهرن أنن
ن و.ن قيلن أيقن اَشۤمت، َۤن وفع، ِّويفن اَنهۤيةن أيقن ِّ ْن َ ن اَفحشن يفن كال
.املرادن ز ن اَشتمن اَابيحن اَيين يابحن ذكره
ن زعضن اَشن َّراح
ُ َۤن كمۤن ق، َ ن وهون اَيين لن حيٌۤن...)ٌن (ولن اَبيي.
اَلا َّعۤنDalam kamus bahasa arab adalah melaknat.20
Laknat adalah menjauhkan dan membuang dari kebaikan. Sinonim
melaknat antara lain: mengutuk, menyerapahi, menyumpahi.
Kesemuanya merupakan kata-kata yang jauh dari kebaikan. Laknat
atau kutukan adalah sebuah ungkapan mengusir atau menjauhkan
yang dilaknat dari rahmat Allah. Melaknat sama halnya dengan
mendoakan agar orang jauh dari rahmat Allah. Dalam kamus bahasa
arab, kata ٌ زييyang mempunyai arti tidak sopan, jahat, keji, kotor
21
(tajam) lidah, cabul, hina, sangat rendah Kata-kata cabul biasanya
menyangkut alat kelamin, aurat, dan hubungan suami istri yang
diungkapkan dengan kata-kata yang vulgar. Allah menyebut
persetubuhan dengan lamasa an-nisa’ (menyentuh wanita)
atau dukhul (masuk). Kata-kata yang tidak sopan adalah ungkapan
tentang hal-hal yang dianggap buruk dengan kata-kata yang jelas atau
vulgar.
20
Mahmud Yunus, Kamus arab indonesia(Jakarta:Mahmud yunus wa
dzuriyyah,2010) hal 398
21
Mahmud Yunus, Kamus arab indonesia(Jakarta:Mahmud yunus wa
dzuriyyah,2010) hal 59
96
Demikian juga dengan kata فۤحشberarti yang kotor, yang keji, yang
berarti cacian atau celaan. Jika orientasi dari makna فۤحش ditarik
22
Mahmud Yunus, Kamus arab indonesia(Jakarta:Mahmud yunus wa
dzuriyyah,2010) hal 308
23
Mahmud Yunus, Kamus arab indonesia(Jakarta:Mahmud yunus wa
dzuriyyah,2010) hal 236
97
E. Kontekstualisasi Ḥadis
Di zaman modern saat ini, berkembang pula cara orang dapat
membully sesamanya. Media sosial merupakan sebuah media online
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi
dan menciptakan isi. Bullying mengunakan media sosial sering
dikenal dengan sebutan cyberbullying. Istilah ini merujuk pada
penggunaan teknologi informasi untuk menggertak orang dengan
98
24
Donna Cross dan Jenny Walker Sheri Bauman, Principles of Cyberbullying
(New York: Taylo ang Francis Group, 2013), hal 23
99
dan اَلا َّعۤن yang mempunyai arti kotor, mencela, keji, melaknat. Hal
25
Hosen, N, Tafsir Al-Quran di Medsos : Mengkaji Makna dan Rahasia Ayat
Suci pada Era Media Sosial, (Bentang pustaka : Yogyakarta), 2017
101
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya dapat
diberikan beberapa poin kesimpulan sebagai jawaban atas sub-sub
masalah yang dibahas dalam penelitian tentang cyberbullying dalam
perspektif ḥadis dengan kajian ma’anil ḥadis. Dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Hadis tentang Cyberbullying (kajian ilmu ma’anil ḥadis) adalah
ḥadis yang kualitasnya shahih karena setelah dianalisis, perawi
dalam jalur sanadnya dinilai tsiqah dan adil oleh ulama ḥadis.
2. Seiring dengan perkembangan teknologi, informasi, dan
komunikasi serta kemajuan masyarakat yang terus berkembang
justru memberikan pengaruh yang berkebalikan. Jika zaman
sekarang seseorang dengan mudah melakukan tindakan
merendahkan orang lain disosial media tanpa harus mengetahui
siapa pelakunya.
Berbeda dengan zaman Nabi Muhammad SAW yang belum
ditemukan teknologi, tindakan merendahkan orang lain
dilakukan secara langsung dan secara terus terang.
Penelitian ini menjelaskan larangan seseorang untuk tidak
merendahkan orang lain baik didunia maya ataupun didunia
nyata meskipun konteks hadisnya berbeda akan tetapi
pemahamannya sama.
101
102
B. Saran
Dari hasil uraian tentang ḥadis cyberbullying yang menjadi
tema dalam skripsi ini, penulis menganjurkan pembaca untuk
mentaati perintah Allah SWT dan meneladani Nabi Muhammad
SAW dengan menaati sunnah beliau yakni menjaga lisan, tidak
berlebihan dalam berbicara sesuatu yang tidak penting, menjauhi
perkataan yang kotor di sosial media agar tidak terjerumus oleh
dampak yang ditimbulkan oleh kesalahan lisan sendiri.
Penelitian skripsi ini tentunya masih banyak kekurangannya.
Skripsi ini dibuat oleh penulis dengan segala kemampuan dan
keterbatasan. Maka dari itu, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan-kekurangan sehingga untuk mencapai kesempurnaan itu
diharapkan agar pembaca dapat memberi saran dan kritik untuk
membangun dan lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca sebagai sumber referensi untuk
penyusunan skrispi selanjutnya.
103
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalany, Ahmad bin Ali bin Hajar. 1984. Tahdzib al-Tahdzib. Beirut:
Dar al-Fikr
Al-Asqalany, Ahmad bin Ali bin Hajar. 1984. Tahdzib al-Tahdzib. Beirut:
Dar al-Fikr
Majid Khon, Abdul. 2005. Ulumul Hadis . Jakarta: PSW UIN Jakarta
Lampiran 1
1. Flaming (Amarah)
Lampiran 2
Lampiran 3
b. Outing (Tipu Daya)
Berikut adalah contoh dari fenomena cyberbullying kategori Outing yaitu
diambil dari kasus Betran Peto/anak angkat dari artis Ruben Onsu yang
mengalami tindakan cyberbullying berupa fotonya diedit seperti hewan
babi dan artis Nagita Slavina yang fotonya diedit menggunakan kalung
salib.
Gambar tipu daya (editan) di akun Instagram yang tidak diketahui siapa
pemiliknya
(Sumber Instagram)
111
112
Gambar tipu daya (editan) di akun Instagram yang tidak diketahui siapa
pemiliknya
(Sumber Instagram)
112
113
Lampiran 4
113
114
114
115
Lampiran 5
d. Cyberstalking (Penguntitan)
Berikut adalah contoh dari fenomena cyberbullying kategori
Cyberstalking yaitu diambil dari kasus selebgram Nora Alexandra yang
mengalami penguntitan berupa pengancaman diakun Instagram
pribadinya.
115
116
Lampiran 6
e. Exclusion (Pengucilan)
Gambar yang berupa pengucilan dari para haters (pembenci) Adyla Rafa
Naura Ayu di beberapa akun Instagram
(Sumber Instagram)
116