Anda di halaman 1dari 158

FENOMENA CYBERBULLYING

DALAM PERSPEKTIF HADITS


(Studi Ma’anil Hadits)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

oleh :

Vela Qotrun Nada


NIM: 11170360000020

PROGRAM STUDI ILMU HADITS


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H/ 2021 M

i
LEMBAR PERSETUJUAN

FENOMENA CYBERBULLYING DALAM PERSPEKTIF HADITS

(STUDI MA’ANIL HADITS)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Vela Qotrun Nada


11170360000020

Pembimbing

Dr. Syarifah Rusydah, Lc. MA


NIP. 19720419200032001

PROGRAM STUDI ILMU HADITS


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H/ 2021 M

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Vela Qotrun Nada
NIM : 11170360000020
Program Studi : Ilmu Hadits
Fakultas : Ushuluddin

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya
pribadi yang diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Agama (S.Ag) di Universitars Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan di dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya
ini bukan hasil karya asli atau hasil plagiat dari karya orang lain, saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Grobogan,

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “FENOMENA CYBERBULLYING DALAM


PERSPEKTIF HADITS (STUDI MA’ANIL HADITS)” telah diujikan di dalam
sidang munaqashah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada.................. Skripsi ini sudah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) di Fakultas Ushuluddin,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Grobogan,

Sidang Munaqasyah,

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA Dr. Abdul Hakim Wahid, SHI. M


NIP. 197701202231992031001 NIP. 1978042420150310

iv
PEDOMAN TRANSLITERASI

v
ABSTRAK

VELA QOTRUN NADA


Fenomena Cyberbullying Dalam Perspektif Ḥadits (Studi Ma’anil Ḥadits)
Cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi di dunia maya terutama pada
media sosial. Sebagian besar cyberbullying dilakukan oleh para remaja, terutama
remaja urban yang dekat dengan kemajuan teknologi. Fenomena cyberbullying
banyak bermunculan karena mudahnya dalam mengakses dunia maya atau media
sosial, akan tetapi cyberbullying ini masih dianggap sesuatu hal yang sepele di
masyarakat.
Berbagai macam cara telah dilakukan untuk menanggulangi kasus yang
menjadi problem sosial ini, baik dengan pendekatan sosial, psikologis ataupun
spiritual. Namun dari setiap upaya yang telah ditawarkan seolah masih belum
efektif jika melihat masih maraknya kasus ini. Oleh sebab itu, kajian atas
fenomena ini masih perlu diperkaya lagi dengan mencoba berbagai macam sudut
pandang, salah satunya adalah sudut pandang ḥadits Nabi. Dengan demikian,
dianggap urgen untuk melihat bagaimana hadits Nabi berbicara tentang fenomena
cyberbullying.
 Bentuk penelitian ini adalah Library reseach (penelitian kepustakaan)
karena penelitian ini bersifat kepustakaan, maka data yang digunakan ditentukan
dengan dua sumber data: data primer dan data sekunder. Caranya dengan
mengumpulkan, membaca, serta menganalisa terhadap bahan-bahan pustaka yang
digunakan sebagai rujukan dalam penelitian ini.
Terdapat tiga ḥadits yang dipaparkan dalam penelitian ini dan satu ḥadits
yang menjadi penelitian utama yaitu ḥadits riwayat Āḥmad bin Ḥambal nomor
3646, Untuk mengetahui kualitas ḥadits tersebut perlu dilakukan penelitian takhrīj
al- Ḥadīts, pembuatan skema sanad ḥadis, melakukan penilaian terhadap periwayat
ḥadits serta melakukan kritik sanad. Setelah dilakukan penelitian, ke-tiga hadits
tersebut adalah ḥadits yang ṣaḥīh.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ma’anil ḥadits yang
ditawarkan oleh Yusuf Qordhawī yaitu memahami ḥadits sesuai petunjuk Al-
Qur’an, mengumpulkan hadits yang satu tema, memahami ḥadits berdasarkan
latar belakang, kondisi, dan tujuan, dan memahami makna kata perkata.

vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skrispi ini. Shalawat beserta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya,
sahabatnya dan para umatnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari betul bahwa skripsi yang berjudul Fenomena


Cyberbullying dalam Perspektif Ḥadis (Studi Ma’anil Ḥadits) . Ini tidak akan
selesai jika hanya mengandalkan daya yang penulis miliki. Ada banyak sosok,
kerabat, dan orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung telah
banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada :

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yusuf Rahman, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Hadits dan
Dr. Abdul Hakim Wahid, MA selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Hadits yang
telah banyak membantu penulis dan memberikan saran dan masukan serta
membantu dalam pelayanan akademik dengan baik.
4. Ala’i Nadjib, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga sampai pada titik ini.
5. Dr. Syarifah Rusydah, Lc, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
6. Kepada kedua orang tua saya Bapak Drs. Suntono dan Ibu Hanik Laela,
SP.d. Kakak saya Shofiatina Qurrota A’yun, M.Psi dan Zefa Syi’ar Sani,
S.H. yang senantiasa memberikan dukungan lewat doa-doanya.
Memberikan saya semangat dan motivasi sehingga bisa terus istiqomah
dalam belajar dan bisa menyelesaikan studi ini.

vii
7. Kepada teman-teman seperjuangan Ilmu Hadis 2017 , Annisa Dwi
Febriyanti, Fikrani Zakiyyah, Afifah Amaliyah, Mayda Rani Nur Azizah,
Alfiyah, Dan teman-teman lainnya. Terkhusus kepada Annisa Dwi
Febriyanti saya ucapkan banyak terima kasih, karena dalam proses
penyusunan skrispsi ini banyak membantu, menjadi teman diskusi
sekaligus menjadi pembimbing secara nonformal.
8. Kepada teman-teman MAPK Surakarta, Insan Hubba Haqiqi, Nabila Al-
haq, Zulfikar El-haq, Muta’ani Az-zahra, Afifatun Masruroh, Puji Astuti,
Risma Eka Malinda, Shovia Nur Zakiyyah dan teman-teman lainnya yang
telah menjadi teman diskusi dan menjadi motivasi saya untuk melangkah
maju.
9. Dan terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada saudara-saudara saya
Muhammad Rifqi Alwy, Waffa Kamal Sahir, Badruz Zaman, dan
Zunnatul Jannah yang telah menjadi sahabat diskusi sehingga saya
terdorong untuk segera secepatnya menyelesaikan tugas akhir saya ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang luas
terkait pengkajian hadis di Indonesia. Semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan yang telah dilakukan dengan pahala yang berlipat ganda di dunia dan
di akhirat. Amin

Grobogan,

viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 7
1. Identifikasi Masalah ................................................................ 7
2. Pembatasan Masalah ............................................................... 7
3. Perumusan Masalah ................................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7
1. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
2. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 8
E. Metode Penelitian ......................................................................... 11
1. Jenis Penelitian ........................................................................ 11
2. Sumber Data .......................................................................... 12
3. Analisis Data ............................................................................ 12
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 14
BAB II GAMBARAN UMUM FENOMENA CYBERBULLYING ........ 15
A. Pengertian Cyberbullying ............................................................. 15
B. Kategori Cyberbullying ................................................................ 18
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cyberbullying ..................... 21
D. Dampak Cyberbullying ................................................................ 24
E. Upaya Untuk Mencegah Cyberbullying ....................................... 26
BAB III KUALITAS DAN PEMAHAMAN HADITS CYBERBULLYING27

ix
A. Hadits ke-1 ..................................................................................... 27
1. Teks dan Takhrij Hadits .......................................................... 27
2. Skema Sanad Hadits ................................................................. 29
3. Kritik Sanad Hadits ................................................................. 31
4. Penilaian Hadits ...................................................................... 42
B. Hadis ke-2 ..................................................................................... 43
1. Teks dan Takhrij Hadits .......................................................... 43
2. Skema Sanad Hadits ................................................................ 45
3. Kritik Sanad Hadits ................................................................. 48
4. Penilaian Hadits ...................................................................... 58
C. Hadits ke-3 .................................................................................... 59
1. Teks dan Takhrij Hadits .......................................................... 59
2. Skema Sanad Hadits ................................................................ 59
3. Kritik Sanad Hadits ................................................................. 65
4. Penilaian Hadits ...................................................................... 84
BAB IV MENGEKSPLORASI TEORI PEMAHAMAN HADITS
YUSUF AL-QARDHAWI .............................................................. 85
A. Inventarisasi Hadits ...................................................................... 85
B. Analisis Ma’anil Hadits Yusuf Al-Qardhawi ............................... 86
C. Kontekstualisasi Hadits ................................................................ 95
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 97
A. KESIMPULAN ............................................................................. 97
B. SARAN ......................................................................................... 98
LAMPIRAN .................................................................................................. 103
1. Gambar 1 ........................................................................................ 103
2. Gambar 2 ...................................................................................... 104
3. Gambar 3 ...................................................................................... 105
4. Gambar 4 ...................................................................................... 107
5. Gambar 5 ...................................................................................... 109
6. Gambar 6 ...................................................................................... 110

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, kasus yang marak terjadi dikalangan anak hingga remaja adalah
kasus bullying. Bullying sering disebut dengan mengolok-olok, penganiayaan1,
penindasan2, dan kedzaliman3. Bullying dapat didefinisikan sebagai sebuah
kegiatan atau perilaku agresif yang sengaja dilakukan oleh sekelompok orang atau
seorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban
yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebuah
penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara sistematik.4
Cyberbullying merupakan perluasan dari bullying, bullying yaitu
kekerasan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang atau kelompok orang
pada seorang atau kelompok orang lainnya sehingga korban merasa teraniaya.5
Cyberbullying sebenarnya tidak lain dari perilaku yang diidentifikasian
sebagai bully yang berarti menggangu, menggertak, menghina, dan tindakan
pelecehan melalui dunia internet. Cyberbullying merupakan istilah yang
ditambahkan ke dalam kamus OED (Oxford English Dictionary) pada tahun 2010.
Istilah ini merujuk kepada penggunaan teknologi informasi untuk menggertak
orang dengan mengirim atau posting teks yang bersifat mengintimidasi atau
mengancam.
OED (Oxford English Dictionary) menunjukkan penggunan pertama dari
istilah ini di Canberra pada tahun 1998, tetapi istilah ini sudah ada pada
sebelumnya di Artikel New York Times 1995.6 Para ahli mendefinisikan
cyberbullying sebagai berikut :
1
Penganiayaan adalah perlakuan sewenang-wenang (penyiksaan, penindasan). Lihat. Poerdawinta,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, 3rd ed. (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),hal 47.
2
Penindasan adalah perlakuan sewenang-wenang. Poerdawinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
hal 1277.
3
Dzalim-mendzalimi, menindas, menganiaya, berbuat sewenang-wenang. Poerdawinta, Kamus
Umum Bahasa Indonesia, hal 1370.
4
Kathryn Gerald, Intervensi praktis bagi remaja beresiko, (Yogyakarta:Pustaka pelajar 2012) hal
72.
5
Yesmil Anwar, Saat Menuai Kejahatan; Sebuah Pendekatan Sosiokultural Kriminologi, Hukum
dan HAM, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hal 89.
1. Cyberbullying yaitu perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang, menggunakan bantuan alat elektronik yang dilakukan
berulang-ulang dan terus menerus pada seorang target yang kesulitan membela
diri.
2. Cyberbullying is the use of technology to intimidate, victimize, or bully
an individual or group. Cyberbullying adalah penggunaan teknologi untuk
mengintimidasi, menjadikan korban, atau menggangu individu atau sekelompok
orang.7 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cyberbulying adalah
intimidasi, pelecehan atau perlakuan kasar secara verbal yang dilakukan di dunia
maya.
Dalam islam, bullying sudah ada sejak zaman dahulu salah satu contohnya
yaitu terjadi pada zaman nabi Yusuf a.s . Nabi Yusuf mengalami kekerasan yang
dilakukan saudara-saudaranya sebagaimana terekam dalam Al-Qur’an. Hal ini
berawal dari kecemburuan kakak-kakak Yusuf karena ayah mereka Nabi Ya’kub
a.s lebih menyayangi Nabi Yusuf dan adiknya Benjamin. Sebenarnya hal ini wajar
karena Nabi Yusuf dan Benjamin telah ditinggal wafat oleh ibunya saat mereka
masih kecil. Namun perlakuan special ayahnya kepada Yusuf membuat saudara-
saudaranya cemburu dan dengki. Kemudian merekapun berkumpul dan
merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Yusuf. Awalnya salah satu dari
mereka merencanakan untuk membunuh Yusuf, tetapi akhirnya mereka sepakat
menenggelamkanya kedalam sumur . Akan tetapi sebelum memasukkan Yusuf ke
dalam sumur mereka menganiyaya Yusuf terlebih dahulu.8
Cyberbullying sama halnya dengan bullying yang terjadi pada umumnya,
yaitu sama-sama mengintimidasi ataupun mengganggu orang yang lemah. Yang
membedakan antara bullying dan cyberbullying adalah tempat dimana pelaku
melakukan intimidasi, ancaman dan pelecehan terhadap target atau korban. Alat

6
Machsun Rifaudin, “Fenomena Cyberbullying pada Remaja (Studi Analisis Media Sosial
Facebook”, Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 4, (2016),
hal 38.
7
Fathur Rahman, “Analisis Meningkatnya Kejahatan Cyberbullying dan Hatespeech
Menggunakan Berbagai Media Sosial dan Metode Pencegahannya”, SNIPTEK, (2016), hal. 383
8
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith (Jakarta: Gema Insani, 2013), hal. 142-143.
perantara yang digunakan pelaku cyberbullying adalah smartphone atau komputer
yang tersambung dengan jaringan internet.9
Bullying maupun cyberbullying tidak peduli umur, usia, dan jenis kelamin
si korban. Di lingkungan pendidikan,masyarakat,tempat kerja hal tersebut dapat
terjadi. Bedanya, bullying terjadi di dunia nyata, sedangkan cyberbullying terjadi
di dunia maya, utamanya di media sosial (medsos).
Perkembangan teknologi Informasi yang semakin pesat mampu mengubah
pola kehidupan masyarakat dalam hal pemenuhan informasi. Segala bentuk
informasi dapat menyebar secara cepat bahkan sulit untuk dikontrol. Tidak dapat
dipungkiri saat ini manusia semakin “dimanjakan”dengan berbagai kecanggihan
teknologi, mulai dari munculnya alat komunikasi handphone sampai smartphone
yang dilengkapi dengan bebagai fitur dan teknologi internet. Internet dapat
memudahkan penggunannya untuk bertukar informasi tanpa harus bertatap muka
satu sama lain. Selain itu adanya internet juga mendorong munculnya berbagai
media sosial seperti whatshapp, facebook, tinder, youtube,twitter, instagram, dan
sebagainya.
Pesatnya perkembangan jejaring sosial sebagai alat komunikasi yang mudah
digunakan oleh siapa saja dan dapat diakses dimana saja membuat fenomena besar
terhadap arus informasi, tidak hanya itu pertumbuhan jejaring sosial membawa
trend baru dalam masyarakat sebagai ajang untuk melakukan tindakan penindasan
secara online atau yang lebih dikenal dengan sebutan cyberbullying. Adanya
jejaring sosial memudahkan pengguna untuk melakukan cyberbullying, Bentuk
dari cyberbullying adalah ejekan, ancaman, hinaan, ataupun hacking dengan
tujuan mengintimidasi dan menindas sehingga korban merasa tersakiti dan malu,
sedangkan pelaku merasa puas dan senang karena tujuannya telah tercapai.
Cyberbullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan konvensional
karena si pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang lain yang menjadi
targetnya. Korban yang terkena cyberbullying juga jarang yang melaporkan
kepada pihak yang berwajib, sehingga banyak orang tua yang tidak mengetahui

9
Yana Choria Utami, “Cyberbullying di Kalangan Remaja (Studi tentang Korban Cyberbullying
di Kalangan Remaja Surabaya)”, Universitas Airlangga, No. 3, (09, 2014), hal. 3.
bahwa anak-anak mereka terkena bullying di dalam dunia maya. Dan akibat fatal
dari tindakan ini adalah bunuh diri.
Fenomena cyberbullying biasanya dilakukan kalangan remaja beberapa
alasannya yakni karena pengaruh lingkungan, perkelahian di lingkungan sekolah,
adanya imitasi dalam penggunaan sosial media yang berdampak terjadinya
cyberbullying, cyberbullyer kurang memahami dampak penggunaan jejaring
sosial , kurangnya perhatian orang tua dan guru, korban cyberbullying lebih
memilih bercerita kepada teman dan menyimpannya sendiri.

Hal ini diperkuat oleh hasil survey Wearesosial (2019) Berdasarkan hasil riset
Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media sosial
di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik
20% dari survei sebelumnya. 10 Cyberbullying ini tidak hanya menimpa public
figure, tetapi juga dalam kalangan remaja sebagaimana dilansir dari
https://databoks.katadata.co.id yang mengungkapkan hasil riset Programme for
International Students Assessment (PISA) 2018 menunjukkan siswa di Indonesia
mengaku pernah mengalami perundungan ( bullying) sebanyak 41,1%. Selain mengalami
perundungan, murid di Indonesia mengaku sebanyak 15% mengalami intimidasi, 19%
dikucilkan, 22% dihina dan barangnya dicuri. Selanjutnya sebanyak 14% murid di
Indonesia mengaku diancam, 18% didorong oleh temannya, dan 20% terdapat murid
yang kabar buruknya disebarkan.
Sejalan dengan data yang diperoleh UNICEF pada 2016, sebanyak 41
hingga 50 persen remaja di Indonesia dalam rentang usia 13 sampai 15 tahun
pernah mengalami tindakan cyberbullying. Bahkan, satu dari tiga orang di 30
negara telah menjadi korban intimidasi online karena cyberbullying dan
kekerasan.11
Berbagai macam cara telah dilakukan untuk menanggulangi kasus yang
menjadi problem sosial ini. Oleh sebab itu, khazanah baru untuk mengatasi
problematika ini sangat diperlukan,karena masih jarang sekali ditemukan
pembahasan cyberbullying dari pandangan ḥadis.

10
Zunari Hamro, Fenomena Cyberbullying Pada Kalangan Remaja di Dunia Maya dalam
https://pilarpkbijateng.or.id, diakses 12 Februari 2021.
11
Ibid
Salah satu cara pandang yang ditawarkan di sini adalah menempatkan
problematika cyberbullying dalam ranah spiritual untuk ditinjau dengan perspektif
ḥadist Nabi. Berbagai solusi telah ditawarkan sebagai upaya untuk menanggulangi
problem ini, baik dengan pendekatan sosial, psikologis ataupun spiritual. Namun
dari setiap upaya yang telah ditawarkan seolah masih belum efektif jika melihat
masih maraknya kasus ini.
Oleh sebab itu, kajian atas fenomena ini masih perlu diperkaya lagi dengan
mencoba berbagai macam sudut pandang, salah satunya adalah sudut pandang
ḥadits Nabi. Ḥadits Nabi, bagi umat Islam, tidak hanya difungsikan sebagai
pedoman dalam menjalankan syari’at saja, namun juga digunakan sebagai
pedoman ber-mu’amalah. Oleh sebab itu, dianggap urgen untuk melihat
bagaimana ḥadist Nabi berbicara tentang fenomena cyberbullying. Kajian ini tidak
hanya menemukan adanya fenomena bullying dalam hadits, melainkan juga
eksplorasi atas tindakan preventif yang ditawarkan oleh ḥadits Nabi atas problem
ini. Tujuan dari kajian ini adalah melihat signifikansi ḥadits Nabi sebagai
pemecahan masalah atas fenomena bullying yang masih marak di masyarakat.
Menurut Nadirsyah Hosen, seorang pakar tafsir era kontemporer,
Cyberbullying, pada dasarnya bisa dilakukan oleh siapa saja. Seorang anak muda
atau ibu rumah tangga bisa tiba-tiba menjadi garang dan melecehkan ulama.
Ketidaksetujuan kita terhadap tokoh atau pejabat pemerintahan diekspresikan
lewat gambar/meme yang berbau hujatan dan hinaan. Kita tidak lagi fokus pada
pemikiran, gagasan atau kebijakan, yang kita serang adalah kehormatan pribadi
dan nama baik orang lain yang hendak kita permalukan karakternya. Sedangkan
kita merasa puas dan tenang-tenang saja seolah tidak terkena dosa atas pelecehan
yang kita lakukan itu.12
Agama islam telah melarang pembullyan dalam bentuk apapun. Al-qur’an
telah menyebutkan dalam surat al-Hujurat ayat 11.

‫ين آَ َمنُوا اَل يَ ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِم ْن َق ْوٍم َع َسى أَ ْن يَ ُكونُوا َخْيًرا ِمْن ُه ْم َواَل نِ َساءٌ ِم ْن نِ َس ٍاء‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬

Nadirsyah Hosen Tabik, “Ketika Ilmuwan, Ulama, dan Profesor di-bully di medsos” (Australia:
12

Monash Law School).


‫َع َسى أَ ْن يَ ُك َّن َخْيًرا ِمْن ُه َّن‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok
kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan
(mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang
diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah
kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Hujurat:11)

Mem-bully bukan hanya menimbulkan perasaan malu bagi korbannya,


namun juga terselip perasaan bahwa kita yang membully ini lebih baik dari
padanya. Lebih jauh lagi, surah al-Hujurat ayat 11 mengajarkan agar kita
senantiasa introspeksi diri lebih dulu sebelum menilai baik buruknya orang lain.
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa mengintimadasi dan memperolok-olok
orang lain adalah perbuatan yang dilarang. Hal itu seperti apa yang dikaitkan
dengan cyberbullying. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi kehormatan
melarang umatnya untuk menghasut, menggunjing, berkata kasar, memanggil
dengan julukan tidak baik di hadapan orang, dan perbuatan lain yang menyerang
kehormatan dan kemulian manusia. Islam juga mengingatkan untuk menjaga lisan
yang telah diberikan oleh Allah untuk berkata baik dan
benar agar tidak menimbulkan fitnah dan dosa. Islam juga menempatkan mereka
yang berbuat dosa tersebut kedalam golongan orang-orang fasik.13
Jika dilihat orientasi dari perilaku bullying yang mengarah pada suatu
tindakan yang merendahkan orang lain, terdapat satu ḥadits yang secara spesifik
menjelaskan tentang hal tersebut. Ḥadits tersebut terdapat dalam kitab Musnad
Aḥmad dengan redaksi sebagai berikut:

َ ‫َخَبَرنَا أَبُو بَ ْك ٍر َع ِن احْلَ َس ِن بْ ِن َع ْم ٍرو َع ْن حُمَ َّم ِد بْ ِن َعْب ِد الرَّمْح َ ِن بْ ِن يَِز‬


‫يد‬ ْ ‫َح َّدثَنَا أ‬
ْ ‫َس َو ُد أ‬
‫س‬ ِ َّ ِ َّ ِ َّ َّ ‫ول اللَّ ِه‬
َ ‫صلى اللهُ َعلَْيه َو َسل َم إن الْ ُم ْؤم َن لَْي‬ َ ُ ‫َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه قَ َال قَ َال َر ُس‬
ِ ‫ش واَل الْب ِذ‬ ِ ِ ِ ِ
‫يء‬ َ َ ِ ‫باللَّ َّعان َواَل الطَّ َّعان َواَل الْ َفاح‬
13
Maulida Nur Muhlishotin, Cyberbullying Perspektif Hukum Pidana Islam, Jurnal Hukum Pidana
Islam vol.3 no 3 (2 Desember 2017) hal. 375
Diceritakan dari Muhammad bin Sabiq dari israil, dari amasy, dari
ibrahim dari al- Qamah dari Abdillah ia berkata : Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang mukmin bukanlah orang yang melaknat,
mencela, berbuat keji, dan tidak pula mengatakan perkataan kotor.”
(HR.Ahmad:3646)
Dalam pemaknaan ḥadits diperlukan kejelasan apakah suatu ḥadits akan
dimaknai tekstual atau kontekstual . Pemahaman terhadap kandungan ḥadits
apakah suatu hadits termasuk kategori temporal, lokal, atau universal, Serta
apakah konteks tersebut berkaitan dengan pribadi pengucapnya saja, atau
mencakup pula mitra bicara dan kondisi sosial ketika teks itu muncul.14
Pemaknaan ḥadits menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak ketika teks-
teks keagamaan yang lahir banyak mengutip literatur-literatur hadits yang pada
gilirannya mempengaruhi pola pikiran dan tingkah laku masyarakat. Sebagai salah
satu contoh tentang upaya memahami ḥadits secara lebih tepat dengan
menggunakan metode pemaknaan ḥadits adalah bagaimana memahami ḥadis
tentang cyberbullying.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori pemikiran ulama’
kontemporer yaitu Yusuf Al-Qardhawī untuk menganalisa dan memahami ḥadits.
Ada beberapa metode yang dipaparkan oleh Yusuf Al-Qardhawī antara lain yaitu :
Memahami hadits sesuai petunjuk Al-Qur’an, Mengumpulkan hadits yang satu
tema, Memahami hadits berdasarkan latar belakang, kondisi dan tujuan, dan yang
terakhir memahami makna kata per kata.
Berangkat dari latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka dalam
penelitian ini, penulis bermaksud meneliti dan mengkaji pemaknaan dan
pemahaman yang tepat terhadap ḥadits-ḥadits yang berkaitan dengan
cyberbullying.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi Masalah

14
M.Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung:Mizan, 1999), hal. 124
Di dalam kitab-kitab hadits belum di jelaskan secara jelas makna
bullying . Kebanyakan hanya menjelaskan yakhsar, istihza’ah, talmizu’
atau yang lebih dikenal dengan mengolok-olok dan mempermalukan
seseorang di khalayak umum dengan tujuan kepuasan pribadi.
Dengan demikian skripsi ini akan mengulas dan mendalami penelitian
mengenai makna ḥadis tentang bullying/cyberbullying.
2. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, untuk menghindari
pembahasan yang tidak mengarah kepada maksud dan tujuan dari
penulisan skripsi ini, maka penulis perlu membatasi pembahasan yang
akan dibahas, yaitu penulis lebih memfokuskan dan menitik-beratkan
terhadap makna hadis tentang cyberbullying. Adapun hadis-hadis diatas
penulis batasi pada riwayat Imam Aḥmad bin Hambal nomor 3646.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifiksi masalah yang telah dijelaskan
sebelumnya maka penulis mencoba mengambil beberapa rumusan
masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi
rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana pemaknaan dan pemahaman hadits tentang fenomena
cyberbullying melalui ma’anil hadis yang ditawarkan oleh Yusuf Al-
Qardhawi?
b. Bagaimana kontekstualisasi hadits tentang fenomena cyberbullying
dalam realita sekarang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini tentu tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai,
sehingga dapat bermanfat bagi penulis sendiri ataupun bagi para
pembaca. Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini
adalah:
c. Untuk mengetahui makna fenomena cyberbullying dalam pandangan
hadits
d. Untuk mengetahui kontekstualisasi hadits tentang cyberbullying
dalam realitas kekinian
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dalam skripsi ini diharapkan dapat berguna dalam hal-hal :
a. Secara Teoritis : Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa
menjadi sumbangan sederhana dalam pengembangan studi ilmu hadits
dan menambah khazanah literatur untuk fakultas ushuluddin. Selain
itu, diharapkan dapat berguna sebagai pedoman dalam rangka
memahami dan mengamalkan hadis-hadits Nabi SAW, untuk
mewujudkan pembumian hadis yang rahmatan li al-alamin.
b. Secara Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
landasan atau pedoman yang layak sebagai khazanah intelektual
islam. Khususnya para remaja supaya menggunakan media sosial
dengan baik dan bijak.
c. Secara Khusus : Penelitian ini menjadi salah satu persyaratan akhir
program S1 guna memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) di
Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka
Sebelum penulis melakukan penelitian ini, sebelumnya sudah terdapat
beberapa penelitian yang terkait masalah cyberbullying yang dibahas dan
dikemas memenuhi khazanah koleksi kepustakaan dengan baik dalam bentuk
buku-buku, artikel, jurnal, hingga karya ilmiah. Akan tetapi penulis
menemukan beberapa literatur yang mengangkat permasalahan dengan
pandangan yang berbeda. Diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Skripsi dengan judul “Cyberbullying di Media Sosial Youtube (Analisis
Interaksi Sosial Laurentius Rando terhadap Haters)” Tahun 2017 karya
Widyawati MP Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar . Fokus penelitian ini yaitu mengenai
cyberbullying di media sosial dengan analisis interaksi sosial Laurentius
Rando terhadap haters. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini
adalah penelitisn bersifat deskriptif, sumber data penelitian ini adalah vidio
Laurentius Rando dan komentar-komentar haters pada akun Youtube nya.
Sedangkan teknik pengumpulan data yaitu observasi non partisipasi. Dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial Laurentius Rando
terhadap haters dalam vidio “Baca Comment Hate” terjadi karena adanya
beberapa faktor pendorong dan juga bentuk dari interaksi sosial.
2. Jurnal dengan judul “Fenomena Bullying pespektif Hadis: Upaya Spiritual
sebagai Problem Solving atas Tindakan Bullying” Tahun 2019 karya
Aunillah Reza Pratama dan Wildan Hidayat Universitas Islam Negeri
Yogyakarta . Penelitian ini mengkaji bullying dengan perspektif hadis
Nabi. Kajian ini berusaha menemukan signifikasi fenomena bullying
dengan hadis. Sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif-
analisis . Dan hasil dari penelitian ini adalah Hadis riwayat ibnu majah :
3203, ide dasar hadis yang dikaji adalah nilai humanise, dan Tindakan
preventif yang ditawarkan hadis tersebut.
3. Skripsi dengan judul “Bullying dalam Perspektif Al-Qur’an dan Psikologi”
Tahun 2018 karya Mokhammad Ainul Yaqien Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya. Penelitin ini mengkaji
makna bullying dalam perspektif Al-qur’an dan psikologi. Jenis penelitian
ini adalah library research (penelitian kepustakaan) penyajian tafsiranya
dengan pendekatan tematik analisis. Penelitian ini dilakukan untuk
menjelaskan kandungan ayat-ayat Alquran secarakeseluruhn dengan jalan
menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian sama. Dan hasil
penelitiannya yaitu Menurut para mufassir orang yang melakukan bullying
akan mendapat balasan pada hari pembalasan,kemudian menurut psikologi
orang yang melakukan bullying dan orang yang menjadi korban bullying
akan mempunyai dampaknya yang berpengaruh pada masa depannya.
4. Skripsi dengan judul “Bullying dan Solusinya dalam Al-Qur’an ” Karya
Sindy Kartika Sari Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri
Surakarta. Penelitian ini fokus mengkaji pesan Alquran tentang bullying
dan solusinya dengan menggunakan metode tafsir tematik. Beberapa ayat-
ayat yang terdapat makna kata seperti yaskhar,istahza’a,dan derivasinya
dikumpulkan kemudian dianalisa. Dan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa beberapa ayat Alquran mengindikasikan bahwa bullying memang
sudah terjadi pada masa-masa terdahulu, bahkan sebelum al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi Muhammad.
5. Skripsi dengan judul “ Analisis Perilaku Cyberbullying Remaja di Jejaring
Sosial Instagram di Sekolah Madrasah Aliyah Islamiyah Sunggal “ Tahun
2019 Karya Krismun Nazara Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Universitas Medan Area. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui
teknik wawancara, observasi dan dokumentasi pada remaja di Madrasah
Aliyah Islamiyah Sunggal, serta melalui dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian ini. Sehingga dalam penelitian ini ditemukan
beberapa jenis cyberbullying yakni harassment serta body shaming.
6. Skripsi dengan judul “ Cyberbullying sebagai Dampak Negatif
Penggunaan Teknologi Informasi ” Karya Florensia Sapty Rahayu
Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Fokus
penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang fenomena
cyberbullying di Indonesia. Untuk mendapatkan data digunakan kuesioner
yang didistributorkan kepada siswa-siswi SMP dan SMA di kota
Magelang, Yogyakarta dan Semarang. Dan hasil dalam penelitian ini yaitu
menunjukkan bahwa cyberbullying telah terjadi dengan angka yang cukup
besar (28%) namun dampaknya tidak begitu serius. Dari jawaban-jawaban
yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa banyak remaja yang belum
memahami tentang cyberbullying dan potensi dampak yang dapat
ditimbulkannya.
7. Skripsi dengan judul “ Fenomena Perilaku Cyberbullying dalam Jejaring
Sosial Twitter “ Tahun 2014 Karya Salshabila Putri Persada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang. Fokus
penelitian ini yaitu untuk memahami motivasi pelaku dalam melakukan
cyberbullying dijejaring sosial twitter. Dalam penelitian ini teori yang
digunakan adalah motif sosiogenis, yaitu motif cinta, motif kompetensi,
dan motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas. Penelitian ini
menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap lima orang informan
yang masing-masing merupakan pelaku cyberbullying didalam jejaring
sosial twitter. Dan hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
jejaring sosial twitter, pelaku cyberbullying terjadi karena adanya motivasi
yang ada dalam diri informan. Seperti motif sosiogenis dan motif afektif.
8. Jurnal dengan judul “ Fenomena Cyberbullying pada Remaja (Studi
Analisis Media Sosial Facebook). Tahun 2016 karya Machsun Rifauddin
Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fokus penelitian ini yaitu
menggambarkan fenomena cyberbullying terhadap para remaja di sosial
media facebook beserta dengan beberapa contoh nyata yang pernah terjadi
di Indonesia. Dan hasil dalam penelitian ini adalah tindakan cyberbullying
yang dilakukan remaja di media sosial facebook sudah semakin
mengkhawatirkan. Dampak cyberbullying pada korban antara lain mereka
mengalami depresi, kecemasan, ketidaknyamanan, prestasi disekolah
menurun, tidak mau bergaul dengan teman sebaya, menghindar dari
lingkungan sosial, dan adanya upaya bunuh diri. Dan untuk
menanggulangi cyberbullying pada remaja di media sosial facebook maka
perlu diadakan tindakan preventif melalui pendidikan etika.
9. Skripsi dengan judul “ Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap
Perilaku Cyberbullying Siswa SMPI Singosari Malang” Tahun 2019 Karya
Anggi Citra Alfiroh Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. Fokus penelitian ini yaitu Untuk mengetahui
tingkat perilaku cyberbullying siswa serta untuk melihat masing-masing
pengaruh pola komuikasi orang tua terhadap perilaku cyberbullying siswa
SMPI Singosari Malang. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan
kuantitatif korelasional. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kontribusi yang diberikan pola konsensual terhadap perilaku cyberbullying
siswa SMPI Singosari Malang sebesar 7,2% dengan hubungan negatif
(Beta=-0,269).
10. Skripsi dengan judul “ Hubungan Parental Support Autonomy dengan
Kecenderungan Perilaku Cyberbullying Remaja ” Tahun 2018 karya
Abdurrohman Malik Ibrahim Fakultas Psikologi Universitas Sunan Ampel
Surabaya. Fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara
parental support autonomy dengan kecenderungan perilaku cyberbullying.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif berjenis korelasi. Dan hasil
dalam penelitian ini bahwa data yang digunakan yaitu analisis product
moment dengan diperoleh harga koefisien korelasi sebesar -0,627 dengan
signifikasi 0,000, artinya terdapat hubungan antara parental support
autonomy dengan kecenderungan perilaku cyberbullying remaja.
Dari berbagai karya ilmiah yang penulis temukan, belum terdapat
penelitian mengenai pandangan hadis terhadap cyberbullying. Sehingga
penelitian ini menjadi sangat penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberikan solusi dan khazanah keilmuan yang baru.

E. Metodologi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif menyajikan data dalam bentuk kata verbal bukan
dalam bentuk angka,15 yang pada umumnya lebih mengedepankan
perolehan data asli. Pengambilan data pun dilakukan secara natural.16
Karakteristik penelitian kualitatatif naturalistik, antara lain adalah sebagai
berikut: Mempunyai sifat induktif, yaitu pengembangan konsep yang
didasarkan atas data yang ada, mengikuti desain penelitian yang fleksibel

15
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivistik, Rasionalistik,
Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama (Yogyakarta:
Rake Sarasin, 1996), hal. 29
16
Djunaidi Ghony, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012), hal. 13
sesuai konteksnya dan penelitian kualitatif sangat menekankan pada
perolehan data asli.
2. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kepustakaan
(library research) yakni menelusuri hadits yang dimaksud pada kitab-kitab
aslinya yaitu al-kutub al-tis’ah serta buku-buku atau tulisan-tulisan yang
mendukung pendalaman dan ketajaman analisis seperti kitab-kitab syarah,
kamus bahasa arab, serta artikel-artikel yang menunjang penelitian ini.
Kemudian data yang diperoleh dibedah dan dianalisis dengan teori ilmu
hadits, khususnya ma’anil hadis dengan teori pemahaman ulama’
kontemporer Yusuf Al-Qardhawi. Dalam hal ini teori penelitian yang
dipakai adalah teori pemaknaan atau disebut dengan ma’anil hadis.
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis membagi sumber data kedalam dua sumber
yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
a. Sumber Primer adalah : Sumber data yang diperoleh dari sumber asli
yaitu, al-kutub al-tis’ah.
b. Sumber Sekunder adalah : Data yang mendukung dan melengkapi data
primer yaitu buku-buku, artikel, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang
berhubungan dengan objek kajian penelitian, semua data tersebut
diharapkan dapat memberikan deskripsi tentang cyberbullying.
4. Analisis Data
Pengumpulan data dalam penelitian kepustakaan adalah dengan tekhnik
dokumenter yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, skripsi, buku dan sebagainya.17
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan beberapa langkah untuk
menganalisisnya, antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini langkah awal yaitu fokus pada tema pembahasan
mengenai cyberbullying (mengumpulkan hadits-hadits cyberbullying) .

17
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), hal. 234
Kemudian mengenai hadis-hadis tentang cyberbullying lebih spesifik
pada kitab al-kutub al-tis’ah.
2. Tahrij al-hadits : Merupakan penelusuran atau pencarian hadis dalam
berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan. Yang
didalamnya dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadits yang
bersangkutan.18
Maka tahrij hadits merupakan langkah awal dalam pengumpulan data
untuk mengetahui kualitas jalur sanad dan matan hadis. Adapun metode
takhrij yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Metode Lafaz : Mencari kata dari bagian matan hadits. Kitab yang
digunakan dalam metode ini adalah kitab Mu’jam Mufahras Li-alfaz
al Hadith Al-nabawi karya Arent Jan Wensink (w.1358 H).19
b. Metode Tema : Jika hadits tidak ditemukan dalam metode
lafaz,maka selanjutnya hadits diteliti dengan menggunakan metode
tema menggunakan kitab Miftah Kunuz al-Sunnah karya Arent Jan
Wensinck (w.1358 H).20
c. Metode Awal Matan : Dan kemudian jika hadis tidak ditemukan
dikedua metode tersebut (Metode lafaz dan metode tema),maka
penulis akan meneliti menggunakan metode awal matan
menggunakan kitab Mausu’ah Atraf al-Hadith al-Nabawwi al-Sharif
karya Abu Hajar Muhammad al-Sa’id b.Basyuni Zaghlul.21

3. I’tibar : Untuk mengetahui keadaan sanad hadits seluruhnya dilihat dari


ada atau tidak adanya pendukung berupa periwayat yang berstatus
mutabi’ atau syahid.22
a. Setelah dilakukan kegiatan takhrij hadits sebagai langkah awal
penelitian untuk hadis yang diteliti, maka seluruh sanad hadis dicatat
dan dihimpun untuk kemudian dilakukan kegiatan al-i’tibar. Dengan
18
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 1992),hal. 41
19
Mahmud al-Tahan,Ushul al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid,terj M.Ridwan Nasir
(Surabaya:IMTIYAZ,2015),hal.72
20
M.Syuhudi Ismail,Cara Praktis Mencari Hadis (Jakarta : Bulan Bintang,1999)63.
21
Abdul Majid Khon dkk,Ulumul Hadis (Jakarta: PSW UIN Jakarta,2005),hal. 196.
22
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang 1992), hal 52.
dilakukannya al-i’tibar, maka akan terlihat dengan jelas seluruh jalur
sanad hadis yang diteliti, demikian juga nama-nama periwayatan
yang digunakan oleh masing-masing periwayat yang bersangkutan.
b. Dalam kegiatan al-i’tibar, diperlukan pembuatan skema untuk
seluruh sanad bagi hadits yang akan diteliti. Dalam pembuatan
skema, ada tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian, 1) jalur
seluruh sanad, 2) nama-nama periwayat untuk seluruh sanad, dan 3)
metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing
periwayat.23
4. Kritik Sanad
a. Adapun penelitian aspek sanad, menggunakan kitab tadzib al-kamal
atau tadzib al-tadzhib.
b. Setelah mengumpulkan data hadits terkait selanjutnya data akan
difiltrasi dengan ma’anil hadits sebagai upaya dalam memahami
hadits. Tujuannya adalah menjaga hadis tetap relevan dengan rentan
waktu lahirnya hadits hingga masa kini.

E. Sistematika Penulisan
Adapun penelitian ini, terdapat sistematika penulisan yang bertujuan
agar penyusunan penelitian lebih terarah dan sesuai dengan bidang kajian
yang akan dibahas supaya memudahkan pembaca untuk memahami skripsi
ini. Dalam penelitian ini terbagi menjadi lima Bab, dari Bab 1 sampai Bab V
yang masing-masing Bab akan memperinci semua hal yang berkaitan dengan
penelitian. Sistematika penulisan tersebut adalah :
BAB 1, yaitu Pendahuluan, yang terdiri dari pembahasan latar belakang
penulisan skripsi ini. Kemudian pembatasan masalah yang berfungsi untuk
membatasi masalah yang akan diteliti agar fokus dan tidak melebar.
Kemudian pada bab ini membahas rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

23
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang 1992), hal 52.
BAB II, yaitu Membahas mengenai gambaran umum fenomena
cyberbullying serta tinjauan umum ḥadits-ḥadits tentang cyberbullying. Hal
ini bertujuan agar ḥadis yang diteliti benar bersumber dari Nabi dan dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB III, yaitu Dalam melakukan analisis terhadap ḥadits tentang
fenomena cyberbullying, ḥadits terlebih dahulu di takhrij menggunakan
berbagai metode yaitu metode lafaz, tema, dan awal matan. Kemudian dibuat
skema sanad (i’tibar) dan selanjutnya dilakukan kritik sanad. Setelah itu
disimpulkan kualitas ḥadits tersebut.
BAB IV, Mengeksplorasi pemahaman ḥadits yang ditawarkan oleh
Yusuf Al-Qardhawī yang diterapkan pada ḥadits tentang fenomena
cyberbullying. Kemudian dilengkapi dengan beberapa pendapat ulama’ untuk
menjadikan pemahaman yang komprehensif. Serta menarik ide dasar
pemahaman ḥadits untuk mengetahui tujuannya.
BAB V, yaitu Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. Pada
kesimpulan akan memaparkan inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Sedangkan pada saran berisi penjelasan kepada pembaca untuk ikut
menyempurnakan penelitian ini dengan memberikan kritik dan masukan yang
membangun bagi penulis.
BAB II
GAMBARAN UMUM FENOMENA CYBERBULLYING

A. Pengertian Cyberbullying

Secara etimologis, kejahatan diartikan sebagai perbuatan atau tindakan


jahat, di mana suatu perbuatan dianggap sebagai kejahatan berdasarkan pada sifat
perbuatan tersebut, apabila perbuatan itu merugikan masyarakat atau perorangan
baik secara materil, misalnya mencuri, membunuh, merampok, memperkosa dan
lain-lain.24
Kata cyber dalam cyberspace, cyber crime, dan cyberlaw, serta istilah lain
yang menggunakan kata cyber berkembang dari penggunaan terminologi
cybernetics oleh Norbert Wiener pada tahun 1948 dalam bukunya yang berjudul
Cybernetics or Control and Communication in the Animal and the Machine.25
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memang belum ada
terjemahan resmi kata cyber. Akan tetapi, KBBI sudah memuat kata “sibernetika”
yang merupakan terjemahan resmi dari cybernetics, yaitu; “ilmu pengetahuan
tentang komunikasi dan pengawasan yang khususnya berkenaan dengan studi
bandingan atas sistem pengawasan otomatis (seperti sistem saraf dan otak)”26
Kata cyber merupakan singkatan dari cyberspace yang berasal dari kata
cybernetics dan space, istilah cyberspace muncul pertama kali pada tahun 1984
dalam novel Willian Bibson yang berjudul Neuromancer. Pada karya tersebut, ia
mendefinisikan cyberspace sebagai; “Cyberspace. A consensual hallucination
experienced daily by billions of legitimate operators, in every nation….. A grapic
representation of data abstracted from banks of overy computer in the human

24
Muliadi, S. Aspek Kriminologis Dalam Penanggulangan Kejahatan. Fiat Justitia Jurnal Ilmu
Hukum. Volume 6 No. 1 (1996), hal. 1-11
25
Sitompul, J. Cyberspace, Cybercrimes, Cyberlaw: Tinjauan Aspek Hukum Pidana ( PT
Tatanusa,2012)
26
Abdul sakban,Sahrul,Pencegahan Cyberbullying di Indonesia, (CV. Budi Utama
Yogyakarta,2012), Hal. 2
system. Unthinkable complexity. Lines of light ranged in the nonspace of the
mind, clusters and constellations of data. Like city light, receding.”
Pada dasarnya, Gibson menggambarkan cyberspace bukan ditujukan untuk
menggambarkan interaksi yang terjadi melaui jaringan komputer, melainkan
sebagai sebuah representasi grafis dari data yang diabtraksikan dari wadah
penyimpanan di setiap komputer dalam sistem manusia. Sebuah kompleksitas
yang tidak dapat dipecahkan.
Kemudian pada tahun 1990, John Barlow mengaplikasi- kan istilah cyberspace
untuk dunia yang terhubung atau online ke internet.27
Dapat disimpulkan bahwa cyberspace adalah sebuah media elektronik
dalam sebuah jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan
komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung).
Cyberspace menawarkan dimensi baru yang terkomputerisasi dimana kita dapat
dengan bebas memindahkan informasi dan mengakses data.28
Sedangkan arti bullying menurut KBBI adalah perundungan29 Menurut
KBBI edisi ke-5, kata rundung memiliki arti menganggu, dan mengusik terus
menerus.
Menurut Ken Rigby dan Astuti 30adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti.
Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi
ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat,
tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan
senang”.
31
Sedangkan menurut Riauskina, Djuwita, dan Soesetio mendefinisikan
bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh
seorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap seseorang yang
27
Barlow, J. P. Appendix : Crime and Puzzlement. High Noon on the Electronic Frontier:
(Conceptual Issues in Cyberspace , 459)1996
28
Abdul sakban,Sahrul,Pencegahan Cyberbullying di Indonesia, (CV. Budi Utama
Yogyakarta,2012), Hal. 3
29
Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet 9, Balai Pustaka, Jakarta, 1996,
30
Astuti, P. R. Meredam Bullying 3 Cara Efektif Meredam K. P. A.Kekerasan Pada Anak.
(Jakarta: Grasindo,2008)
31
Riauskina, I.I., Djuwita, R., dan Soesetio, S.R.. “Gencet-gencetan” dimata siswa/siswi kelas 1
SMA: Naskah kognitif tentang arti, scenario, dan dampak “gencet-gencetan”. Jurnal Psikologi
Sosial, 1 (2006), hal. 1-13
lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Mereka kemudian
mengelompokkan perilaku bullying ke dalam 5 kategori:
1. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak,
menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga
termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain).
2. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme,
merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki,
menyebarkan gosip)
3. Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau
mengancam; biasanya diertai oleh bullying fisik atau verbal).
4. Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi
persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau
mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).
5. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).
Di bawah ini adalah karakteristik yang pada umumnya ditemui pada
pelaku bullying, sehingga seseorang yang belum melakukan bullying, namun
memiliki beberapa karakteristik berikut:
a. Cenderung hiperaktif, disruptive, impulsif, dan overactive
b. Memiliki temperamen yang sulit dan masalah pada atensi/konsentrasi
c. Pada umumnya juga agresif terhadap guru, orangtua, saudara, dan orang lain
d. Gampang terprovokasi oleh situasi yang mengundang agresi
e. Memiliki sikap bahwa agresi adalah sesuatu yang positif
f. Pada anak laki-laki, cenderung memiliki fisik yang lebih kuat daripada
teman sebayanya
g. Pada anak perempuan, cenderung memiliki fisik yang lebih lemah daripada
teman sebayanya
h. Berteman dengan anak-anak yang juga memiliki kecenderungan agresif
i. Kurang memiliki empati terhadap korbannya dan tidak menunjukkan
penyesalan atas perbuatannya.
j. Biasanya adalah anak yang paling insecure, tidak disukai oleh teman-
temannya, dan paling buruk prestasinya di sekolah hingga sering terancam
drop out
k. Cenderung sulit menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan dalam
hidup
Dari berbagai karakteristik yang dimiliki pelaku di atas, dapat kita lihat
bagaimana para pelaku tersebut sebenarnya juga adalah korban dari
fenomena bullying. “Pelaku” yang sebenarnya bisa dikatakan adalah mereka
yang menutup mata terhadap fenomena ini atau menganggapnya normal dan
membiarkannya terus-menerus terjadi. Mereka seringkali adalah orang-
orang terdekat pelaku dan korban, yaitu teman sebaya, orangtua, dan guru.32
Sedangkan Cyber bullying itu sendiri merupakan tindakan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang melalui text,
gambar/foto, atau video yang cenderung merendahkan dan melecehkan.33 Ia Juga
menambahkan bahwa cyber bullying dapat dilakukan melalui media seperti pesan
teks, gambar video, panggilan telepon, e-mail, chat room, Instant Messaging (IM),
Situs Media Sosial, dan website. Media yang dicatat paling banyak terjadi
cyberbullying adalah situs media sosial. Situs media sosial dipercaya sebagai
salah satu penyebab utama maraknya cyberbullying.
Selain itu juga, Tosun mengemukakan bahwa cyber bullying mainly
occurred through e-mail, text messages, and phone calls. Although most cyber
bullying victims talked with others about their experience, most cyber bullies did
not talk about their harmful behavior to others. Victims often did not know the
cyber bully and ignored the cyber bullying when it occurred.34

32
Astuti, Ponny Retno. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak.
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.2008)
33
Hidajat, M., Adam, Ronald A., Danaparamita, M., & Suhendrik. Dampak Media Sosial Dalam
Cyber Bullying. Jurnal ComTech, Vol. 6 No. 1 (2015), hal. 72-81
34
Tosun, N. Cyberbully and Victim Experiences of Pre-service Teachers. (European Journal of
Contemporary Education. Vol. 15 No. 1, (2016), hal. 136-146
Jadi dari berbagai definisi di atas , penulis menarik kesimpulan bahwa
pengertian cyberbullying merupakan tindakan kejahatan (penghinaan , pelecehan ,
intimidasi, fitnah dan mengolok-olok) yang dapat dilakukan melalui berbagai
media berupa video gambar, text, e-mail, telephone dan sejenisnya yang ditujukan
baik kepada perorangan , ataupun kelompok dengan tujuan mempermalukan
korban sehingga pelaku merasa puas.

B. Kategori Cyberbullying
Perilaku cyberbullying yang terjadi saat ini, sudah termasuk pada tahap
yang mencemaskan. Kasus yang terjadipun juga dapat dikatakan beragam,
seringkali kita mendengar baik di media elektronik atau cetak, bahwa
cyberbullying kerap terjadi di sekeliling kita. Guna mengenali berbagai jenis
perilaku cyberbullying,
Notar35 mengemukakan beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai
cyberbullying yaitu terdapat 7 (tujuh) karakteristik cyber bullying, yakni
flaming,harassment, denigration, impersonation, outing and trickery, exclusion,
dan cyberstalking.
1. Flaming
Flaming merupakan perilaku yang berupa mengirim pesan teks dengan
katakata kasar, dan frontal. Perlakuan ini biasanya dilakukan di dalam chat
di media sosial seperti mengirimkan gambar-gambar yang dimaksudkan
untuk menghina orang yang dituju dan menggunakan kata-kata yang
penuh amarah.
2. Harassment
Harassment merupakan perilaku mengirim pesan-pesan dengan kata-kata
tidak sopan, yang ditujukan kepada seseorang yang berupa gangguan yang
dikirimkan melalui email, sms, maupun pesan teks, di jejaring sosial
secara terus menerus. Harassment merupakan hasil dari tindakan flaming

35
Notar, Charles E., Padgett, Sharon., and Roden, Jessica. Cyberbullying: A Review of the
Literature. Dimuat dalam Universal Journal of Educational Research. Vol.1 No. 1 (2016), hal. 1-9
dalam jangka panjang. Harassment dilakukan dengan saling berbalas pesan
atau bias disebut perang teks.
3. Denigration
Denigration merupakan perilaku mengumbar keburukan seseorang di
internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang yang
dituju. Seperti seseorang yang mengirimkan gambar-gambar seseorang
yang sudah diubah sebelumnya menjadi lebih sensual agar korban diolo-
kolok dan mendapat penilaianburuk dari orang lain.
4. Impersonation
Impersonation merupakan perilaku berpura-pura menjadi orang lain dan
mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik.
5. Outing
Outing merupakan perilaku menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto
pribadi milik orang lain.
6. Trickery
Trickery merupakan perilaku membujuk sesorang dengan tipu daya agar
mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut.
7. Exclusion
Exclusion merupakan perilaku dengan sengaja dan kejam mengeluarkan
seseorang dari grup online.
8. Cyberstalking
Cyberstalking merupakan perilaku berulang kali mengirimkan ancaman
membahayakan atau pesan-pesan yang mengintimidasi dengan
menggunakan komunikasi elektronik.

Dari beberapa bentuk cyberbullying yang telah dijelaskan di atas, bahwa


cyberbullying menitikberatkan kepada kekerasan secara verbal secara tidak
langsung yang akan berdampak kepada kondisi emosional atau psikis dari
korbannya.
Adapun aspek-aspek cyberbullying dikemukakan oleh Chadwick36 diantaranya
adalah :
1. Harassment
Perilaku mengirim pesan-pesan dengan kata-kata tidak sopan, yang ditujukan
kepada seseorang yang berupa gangguan yang dikirimkan melalui email, sms,
maupun pesan teks, di jejaring sosial secara terus menerus.
2. Denigration
Perilaku mengumbar keburukan seseorang di internet dengan maksud merusak
reputasi dan nama baik orang yang dituju. Seperti seseorang yang mengirimkan
gambar-gambar seseorang yang sudah diubah sebelumnya menjadi lebih sensual
agar korban diolok-olok dan mendapat penilaian buruk dari orang lain.
3. Flaming
Perilaku yang berupa mengirim pesan teks dengan kata-kata kasar, dan frontal.
Perlakuan ini biasanya dilakukan di dalam chat group di media sosial seperti
mengirimkan gambar-gambar yang dimaksudkan untuk menghina orang yang
dituju.
4. Impersionation
Perilaku berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau
status yang tidak baik.
5. Masquerading
Tindakan berpura-pura menjadi orang lain dengan menciptakan alamat email
palsu, atau juga dapat menggunakan ponsel orang lain sehingga akan muncul
seolah-olah ancaman yang dikirim oleh orang lain.
6. Pseudonyms
Perilaku menggunakan nama online untuk menutupi identitas mereka. Secara
online orang lain hanya dikenal dengan nama samara, dan hal ini mungkin akan
menjadi berbahaya dan bermaksud untuk menghina
7. Outing dan trickery

Chadwick, S. Impacts of Cyberbullying, Building Social and Emotional Resilence. North Ryde
36

Australia : Springer.2014
Outing merupakan perilaku menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi
milik orang lain, sedangkan trickery merupakan perilaku membujuk sesorang
dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut.
8. Cyber stalking
Perilaku berulang kali mengirimkan ancaman mebahayakan atau pesan-pesan
yang mengintimidasi dengan menggunakan komunikasi elektronik.
Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan sebelumnya, terdapat tujuh
aspek cyberbullying menurut Notar yaitu flaming, harassment, denigration,
impersonation, outing and trickery, exclusion, dan cyberstalking, selain itu
cyberbullying mencangkup aspek lainnya yang dikemukakan Chadwick yaitu
Harassment, denigration, flaming,impersionation, masquerading,pseudonyms,
outing dan trickery, dan cyber stalking.
Dari aspek-aspek perilaku cyberbullying yang telah dijabarkan, maka
peneliti memilih untuk menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Notar
yaitu flaming, harassment, denigration, impersonation, outing andtrickery,
exclusion, dan cyberstalking. Aspek tersebut dirasa cocok sebagai acuan yang
digunakan peneliti untuk mengukur perilaku cyberbullying pada seseorang
didunia maya.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Cyberbullying


Faktor kejahatan cyber bullying dapat dengan mudah terjadi karena ada rasa
iri, tidak punya pencapaian, iseng, dan mempermalukan tanpa ketahuan.37

1. Iri
Iri Ini jadi alasan yang cukup kuat mengapa bully terjadi, korban
sering sekali jadi rasa iri dari pem-bully. Pelampiasannya ialah pada
sejumlah media sosial korban, bisa saja kata-kata sindiran, meremehkan,
hingga penghinaan. pelaku akan mencari celah menjatuhkan korban, apalagi
tidak berani di dunia nyata bisa lampiaskan di dunia maya. Cukup mencari
nama korban, dan langsung serang dengan sporadis akun korban.
37
Abdul sakban,Sahrul,Pencegahan Cyberbullying di Indonesia, (CV. Budi Utama
Yogyakarta,2012), Hal. 34
2. Tidak Punya Pencapaian
Di dunia maya alasan orang melakukan bully secara sepihak akibat
rasa iri hati. Iri yang paling besar ialah karena tidak punya karya atau
prestasi serupa. Caranya dengan menjelekkan hasil orang lain secara
sepihak. Tujuannya beragam dan yang pasti korban tertekan saat
membacanya. Misalnya saja korban punya prestasi mentereng, bisa saja
pelaku mem-bully setiap posting-annya atau bahkan mengancam melalui
instan messaging korban. Alhasil korban sedikit tertekan melanjutkan
pencapaian atau karya yang dimiliki.
3. Iseng
Pem-bully kadang ingin menguji diri Anda dengan iseng mengganggu dan
menunggu respons yang Anda berikan. Bila Anda menanggapi dengan serius,
maka pelakunya makin merajalela. Sudah cukup membuat harimu buruk
sepanjang hari. Sebaiknya tak perlu menggubris sesuatu yang terlihat tidak
penting karena itu menguras pikiran dan perasaan.
4. Mempermalukan Tanpa Ketahuan
Media sosial punya kemampuan ajaib salah satunya mem-bully orang lain
tanpa ketahuan siapa pelakunya. Bisa dengan menggunakan akun media sosial
palsu atau dengan menggunakan akun anonim. Jelas itu sangat mengganggu
terutama hasil posting-an Anda yang dipenuhi komentar miring dan menjatuhkan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan,
serangan yang berdampak pada 10 juta lebih identitas terus meningkat. Tahun
2014, serangan berdampak pada 11 juta identitas, 2015 naik menjadi 13 juta
identitas, dan 2016 naik lagi menjadi 15 juta identitas. Kominfo bahkan
menyatakan, Indonesia merupakan salah satu dari 10 besar negara-negara di dunia
yang masuk dalam target perang cyber.
Adapun media yang biasa digunakan dalam cyberbullying adalah sebagai
berikut:38
a. Instan Message (IM)
38
Darly Albert Reppy, “Cyber-Bullying sebagai Suatu Kejahatan Teknologi ditinjau dari Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik”. Journal Lex
Privatium, Vol. 4, No. 7, (Agustus, 2016), hal. 64
Instant Message (IM) ini meliputi email dan akun tertentu di internet yang
memungkinkan penggunanya mengirimkan pesan atau teks ke pengirim lainnya
yang memiliki ID di website tersebut.

b. Chatroom

Masih berhubungan dengan Instant Message (IM) sebelumnya, chatroom


merupakan salah satu fasilitas website tertentu di mana pengguna yang memiliki
ID di sana dapat bergabung dalam satu kelompok chatting. Di sini pelaku cyber
bullying dapat mengirimkan kata-kata gertakan di mana orang lain dalam grup
chatting tersebut dapat membaca dengan mudah, dan korban merasa tersudutkan.

c. Trash Polling Site

Mungkin ini masih jarang di Indonesia, ada beberapa pelaku cyberbullying yang
membuat poling tertentu dengan tema yang diniatkan untuk merusak reputasi
seseorang.

d. Blog

Blog merupakan website pribadi yang bisa dijadikan seperti buku harian atau
diary. Di sini pelaku bullying bebas mem-posting apa saja termasuk konten yang
mengintimidasi seseorang.

e. Bluootooth Bullying

Praktiknya dengan mengirimkan gambar atau pesan yang mengganggu kepada


seseorang melalui koneksi bluetooth yang sedang aktif.

f. Situs Jejaring Sosial

Ini yang paling marak di Indonesia, situs jejaring sosial yang berisi banyak fitur
banyak disalahgunakan pelaku bullying dengan mem-posting status, komentar,
posting dinding, testimony, foto, dan lain-lain yang mengganggu, mengintimidasi,
menyinggung, dan merusak citra seseorang.

g. Game Online
Cyber bullying juga banyak ditemukan pada game online. Cyber bullying dapat
terjadi pada software game di PC dengan koneksi internet seperti Nintendo, Xbo
360, and Playstation 3. cyber bullying ini dilakukan pada pemain yang kalah yang
biasanya pemain baru dan muda.

h. Mobile Phone

Fitur yang digunakan dalam mengintimidasi adalah mengirimkan pesan teks atau
sms, gambar, ataupun video yang mengganggu korban. Media komputer beserta
aplikasi di dalamnya dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan tujuan dan
kepentingan dari pihak pemberi pesannya. Cyberbullying berupa hinaan, ejekan,
pelecehan, dan ancaman dilakukan melalui pesan teks. Teks seolah-olah menjadi
sebuah bahasa lisan yang disampaikan dalam komunikasi tatap muka dan dapat
dimaknai secara beragam.

D. Dampak cyberbullying
Tindakan cyberbullying mempunyai dampak bagi kehidupan korban.
Dampak tersebut dapat bertahan lama dan memengaruhi seseorang dalam
banyak cara:
1. Dampak Psikologis

Penelitian yang dilakukan oleh Fahy, Stansfeld, Smuk, Smith, Cummins,


dan Clark39 menyatakan bahwa ada hubungan antara cyberbullying dengan
kesehatan mental. Dengan tingginya prevalensi cyberbullying, hal ini berpotensi
lebih besar untuk membuat korban mengalami gejala depresi, gejala kecemasan,
dan kesejahteraan remaja di bawah rata-rata hal ini juga didukung oleh
meningkatnya penggunaan perangkat seluler dan internet pada remaja.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Desmet, Deforche, Hublet,
Tanghe, Stremersch, dan Bourdeaudhuij40 menyatakan bahwa adanya hubungan

39
Fahy, A. E., Stansfeld, S. A., Smuk, M., Smith, N. R., cummins, S., & Clark, C.Longitudinal
associations between cyberbullying involvement and adolescent mentalhealth. Journal of
Adolescent Health. (2006), hal. 502-509
40
Desmet, A., Deforche, B., Hublet, A., Tanghe, A., Stremersch, E., & Bourdeaudhuij, I.
D.Traditional and cyberbullying victimization as correlates of psychological distress and barriers
to a helathy lifestyle among severely obese adolescents-a matched casecontrol study on
prevalence and results from a cross-sectional study. Journal BioMed Central Public Health.
antara cyberbullying victimization dengan kesehatan mental seperti adanya
keinginan untuk bunuh diri.
2. Dampak Psikososial
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Safaria, Tentama dan Suyono
42
menunjukkan bahwa cyberbullying memberikan dampak psikososial yang
negatif pada korban. Dampak negatif akibat cyberbullying tergantung frekuensi,
durasi dan keparahan dari cyberbullying itu sendiri. Korban cyberbullying
mengalami tekanan emosional dan perilaku mereka.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Syah & Hermawati 43
membuktikan
Selain bahwa korban
itu, ketika cyberbullying
kekerasan mempunyai
secara online terjadipengalaman buruk
korban hingga berupa
menangis,
merasa malu, kehilangan teman di sekolah, tertekan, dan mengalami insomnia
setelah perlakuan cyberbullying
3. Dampak Akademik

Cyberbullying berdampak dimana korban merasa tidak nyaman dan


tertekan, kondisi tersebut membuat korban tidak semangat untuk melakukan
aktifitas dan jarang masuk kelas. Banyak korban yang mengalami kegagalan
dalam akademik dan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Kondisi
tersebut dapat meningkatkan angka pengangguran sehingga semakin banyak kasus
kenakalan pada remaja.44
Hasil penilitian Laeheem45 menunjukkan bahwa adanya gejala lain yang
dimunculkan diantaranya merasa terancam, sulit berkonsentrasi, penurunan
prestasi akademik dan merasa sendiri .
46
Selaras dengan penilitian
4. DampakAisiyai
Fisikyang menyatakan bahwa korban tidak
Hasil penelitian Triyono, Rimadani 47 diketahui bahwa korban mengalami
berbagai dampak fisik cyberbullying yaitu dampak fisik seperti sakit kepala yang
tidak mengenakan, gangguan tidur atau sulit tidur yang berakibat pada kesehatan
tubuh korban seperti terkadang merasa ngantuk di pagi hari, mata memerah,
berkantung mata, dan mata seperti ditusuk-tusuk dan korban juga kehilangan
nafsu makan dan merasa mual, dimana hal tersebut saling keterkaitan satu sama
lain sehingga membuat diri korban merasa tidak baik.
Menurut Townsend, M.C.48cyberbullying bisa menyebabkan gangguan
fisik yang menyertai anoreksia, makan berlebihan, insomnia, sakit kepala, sakit
punggung dan nyeri.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dampak
fisik cyberbullying di media sosial pada remaja korban ini yaitu korban yang sulit
untuk mengontrol pikirannya dan sikapnya terhadap apa yang dilakukan oleh
teman-temannya sehingga membuat korban merasakan dampak fisik yang tidak
mengenakkan tersebut, selain itu dengan tipe kepribadian korban yang pemikir
membuat korban mudah mendapatkan beban pikiran yang berpengaruh terhadap
kesehatan fisik. Dampak dari cyberbullying yaitu remaja mengalami sakit kepala,
sakit perut, gangguan tidur, kelelahan, sakit punggung, kehilangan nafsu makan
dan masalah pencernaan.
E. Upaya Untuk Mencegah Cyberbullying

Cyber bullying muncul karena berkorelasi dengan teknologi yang


berkembang.
Perkembangan tersebut memberikan akses kepada orang-orang untuk dapat
menggunakannya dengan bebas, yang pada akhirnya dapat berefek pada cyber
bullying. Dalam konteks keterlibatan korban cyber bullying cenderung mengalami
depresi, tertekan,stress, tidak mau sekolah karena mendapatkan intimidasi dari
pelaku. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani cyberbullying
yaitu antara lain:49
1. Merubah cara pandang sebagai korban

Merubah cara pandang sebagai korban dapat mengalihkan perhatian


pelaku dan mengurangi rasa bersalah sebagai korban. Memposisikan diri bukan
sebagai korban dapat meredam intensitas cyberbullying yang dilakukan pelaku.

2. Tidak menghiraukan informasi yang menyudutkan

Informasi yang tersebar dalam dunia cyber sulit untuk dibendung efek
penyebarluasannya. Sehingga melakukan klarifikasi terhadap informasi yang
tergolong tidak benar (hoax) adalah perbuatan yang kurang efektif. Sejatinya
justru korban memiliki anggapan bahwa para pelaku adalah orang-orang yang
nakal atau menyimpang, sehingga tidak perlu larut menjadi seperti mereka. Saat
korban memilih untuk terlibat lebih dalam, maka pilihannya adalah turut menjadi
pelaku atau terpuruk menjadi korban.

3. Tidak memberikan respon berlebihan

Cyber bullying memiliki kecenderungan bahwa saat respon yang diberikan


sesuai dengan yang diharapkan oleh pelaku maka tindakan tersebut akan kian
meningkat dan pelaku akan merasa senang.

4. Menjadikan materi cyberbullying sebagai motivasi

Intervensi yang dapat dilakukan selanjutnya adalah berupaya menjadikan


materi cyber bullying sebagai motivasi diri. Bahwa berbagai materi cyberbullying
merupakan bentuk kegagalan pelaku terhadap pencapaian oleh korban.

5. Memaafkan perbuatan

Tindakan untuk tidak menghiraukan atau memaafkan perlakuan


cyberbullying berpotensi untuk menciptakan pelaku dan korban baru. Hal ini
didasari karena korban cyberbullying memiliki kecenderungan untuk menjadi
pelaku di kemudian hari.
Berdasarkan banyaknya permasalahan cyberbullying yang terjadi pada
usia remaja maka orang tua harus memberikan edukasi kepada anak-anak mereka
tentang perilaku online yang benar dan aman. Orang tua juga harus melakukan
pemantauan terhadap aktivitas online anak-anak mereka yang bisa dilakukan baik
secara informal maupun formal. Untuk itu orang tua harus dapat menumbuhkan
dan memelihara komunikasi yang terbuka dengan anak sehingga saat mereka
mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan saat menggunakan komputer atau
ponsel mereka dapat menyampaikannya kepada orang tua Seringkali orang tua
tidak mengetahui jika anak mereka mengalami cyberbullying.
Oleh sebab itu orang tua harus dapat melihat tanda-tanda yang
menunjukkan bahwa cyberbullying telah dialami oleh anak mereka. Seorang anak
mungkin menjadi korban dari cyberbullying jika mereka secara tiba-tiba berhenti
menggunakan komputer atau ponselnya, terlihat gugup atau kaget jika sebuah
pesan instant atau email muncul, kelihatan tidak nyaman
untuk pergi ke sekolah atau keluar rumah, kelihatan marah, depresi atau frustasi
setelah menggunakan komputer atau ponsel, menghindari diskusi tentang apa
yang telah mereka lakukan pada komputer atau ponsel, atau menjadi menarik diri
dari teman-teman dan keluarganya.
Jika anak mengalami cyberbullying hal terbaik yang dapat dilakukan
orang tua adalah meyakinkan bahwa mereka merasa aman dan nyaman serta
memberikan dukungan yang dibutuhkan. Orang tua harus bisa meyakinkan anak
mereka bahwa mereka semua menginginkan akhir yang sama yaitu bullying akan
berhenti dan hidup tidak akan menjadi lebih sulit lagi. Orang tua bisa bekerjasama
dengan guru/sekolah atau menghubungi orang tua si pelaku atau pihak berwenang
untuk mendiskusikan permasalahan yang terjadi. Sebaliknya jika anak menjadi
pelaku cyberbullying maka orang tua harus mau mengingatkan dan mengajarkan
sikap dan nilai moral yang positif kepada anak tentang memperlakukan orang lain
dengan baik dan hormat dan menjelaskan konsekuensi negatif yang dapat muncul
dari tindakannya.50
Orangtua sebaiknya harus terlibat dalam kegiatan yang positif dengan
memberi dukungan perilaku pro sosial untuk anak mereka. Hal tersebut dapat
memperkuat pola asuh yang efektif orangtua dalam membangun karakter anak.51

BAB III

KUALITAS ḤADITS CYBERBULLYING

A. Teks dan Takhrij Hadits Āḥmad bin Ḥambal


1. Hadits tentang larangan berbuat keji dan mengatakan perkataan yang kotor

َ ‫َخَبَرنَا أَبُو بَ ْك ٍر َع ِن احْلَ َس ِن بْ ِن َع ْم ٍرو َع ْن حُمَ َّم ِد بْ ِن َعْب ِد الرَّمْح َ ِن بْ ِن يَِز‬


‫يد‬ ْ ‫َح َّدثَنَا أ‬
ْ ‫َس َو ُد أ‬
‫س‬ ِ َّ ِ َّ ِ َّ َّ ‫ول اللَّ ِه‬
َ ‫صلى اللهُ َعلَْيه َو َسل َم إن الْ ُم ْؤم َن لَْي‬ َ ُ ‫َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه قَ َال قَ َال َر ُس‬
ِ ‫ش واَل الْب ِذ‬ ِ ِ ِ ِ
‫يء‬ َ َ ِ ‫باللَّ َّعان َواَل الطَّ َّعان َواَل الْ َفاح‬
Diceritakan dari Muhammad bin Sabiq dari israil, dari amasy, dari ibrahim
dari al- Qamah dari Abdillah ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Seorang mukmin bukanlah orang yang melaknat,
mencela, berbuat keji, dan tidak pula mengatakan perkataan kotor.”
(HR.Ahmad:3646)
a). Takhrij Hadits Berdasarkan Lafadz
Kitab yang digunakan adalah kitab al-Mu’jam al-Mufharras li-Alfaz al-Ḥadith al-
Nabawī karya Arent Jan Wensink (w.1358H), dengan penelusuran menggunakan
‫‪ adalah sebagai berikut :‬للَّع ِ‬
‫َّان‪lafadz 52‬‬

‫الربوالصلة‪ -‬باب ماجاء يف اللّعن والطّعن‬


‫ت‪ّ -‬‬
‫‪Penelusuran Terhadap Kitab Hadits:‬‬

‫‪a. Redaksi hadits dalam kitab sunan al-Timidhī‬‬

‫َح َدثناَ حممد بن حَي ىَي األزدي البصري حدثنا حممد بن سابق عن إسرائيل عن األعمش عن إبراهيم‬
‫ان واَل الَلع ِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ان‬ ‫يس املُؤم َن بِالطَ َع َ َ‬
‫عن علقمة عن عبد اهلل قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم لَ َ‬
‫والَ ال َف ِ‬
‫احش َوالَ البذيء‬ ‫َ‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬
‫َو َسلَّ َم‬
‫عبد اهلل‬

‫علقمة‬
‫إبراهيم‬

‫األعمش‬

‫إسرائيل‬

‫حممد بن سابق‬

b). I’tibar Hadits

(2014), hal. 1-12.


41
Elgar, J, F., Napoletano, A., Saul, G., Dirks, M. A., Craig, W., Poteat, P., Holt, M., & Koening,
B. W. Cyberbullying victimization and mental health in adolescents and the moderating role of
family dinners. Journal JAMA Pediatrics, Vol. 1678 No. 11 (2014), hal. 1015-1022
42
Safaria, T. Prevalence and Impact of Cyberbullying in a Sample of Indonesian Junior High
School Students. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology, Vol. 15 No. 1
(2016), hal. 82-91
43
Syah, R., & Hermawati, I. Upaya Pencegahan Kasus Cyberbullying Bagi Remaja Pengguna
Media Sosial di Indonesia. Jurnal PKS, Vol. 17 No. 2 (2008), hal. 131-146
44
Omniyi, I. Bullying in schools: psychological implications and counselling interventions.
Journal of Education and Practice, Vol. 4 No. 8 (2013), hal. 2222-1735
45
Laeheem, K.. Guidelines for solving bullying behaviors among islamic private school
students in songkhla province. Journal Asian Social Science, Vol. 9 No. 11 (2013)
46
Aisiyai & Ifeoma. Exploring bullying in nigerian secondary school and school administrators
strategies for its’ management department of educational administration and policy studies.
Journal of Educational and Social Research, Vol. 5 No. 2 (2015)
47
Triyono, Rimadani. Dampak Cyberbullying di Media Sosial pada Remaja dan Implikasinya
Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Studi Kasus pada Klien Xdi Padang Utara Kota
Padang). Jurnal Neo Konseling, Vol. 1 No. 1 (2019), hal. 1-5
48
Townsend, M.C. Psychiatric Mental Health Nursing: Conceps of Care in Evidence-Based
Practice. Philadelphia: F.A Davis Company.2019
49
Lucky Nurhadiyanto, Analisis Cyberbullying Dalam Perspektif Teori Aktivitas Rutin Pada
Pelajar SMA di Wilayah Jakarta Selatan, Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol. 4 No. 2 (Bulan Juli
2020)
50
Flourensia Sapty Rahayu, Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif Penggunaan Teknologi dan
Informasi, Journal of Information Systems, Vol. 8 No. 1(1 April 2012), hal. 28
51
Rahmat Syah dan Istiana Hermawati, Upaya Pencegahan Kasus Cyberbullying bagi Remaja
Pengguna Sosial Media di Indonesia. Jurnal PKS, Vol. 17 No. 2 (2 Juni 2018), hal. 140
52
AJ. Wensink, Al-Mu’jam Al-Mifahras Lialfadz Al-Hadits Al-Nabawai,(Leiden :Maktabah
Barel,1936) hal 335

30
Untuk melihat gabungan transmisi transmisi hadis di atas, dapat di lihat
dalan diagram berikut ini:

‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫رس‬


َ ‫ول اللَّه‬ َُ
‫َو َسلَّ َم‬
‫عبد اهلل مسعود‬

‫غلقمة‬

‫إبراهيم‬

‫أعمش‬

‫إسرائيل‬

‫حممد بن سابق‬

‫حممد بن حيي‬ ‫حم‬


‫األزدي البصري‬

‫ت‬

c). Kritik Sanad

Kritik sanad jalur Āḥmad bin Ḥambal

1. Āḥmad bin Ḥambal

30
Kunyah beliau Ābū Abdillah, namanya Āḥmad bin Muḥammad bin
Ḥambal bin Hilal bin Āsad Al Marwazī Al Baghdādī53. Ayah beliau
seorang komandan pasukan di Khurasan di bawah kendali Dinasti
Abbasiyah. Kakeknya mantan Gubernur Sarkhas di masa Dinasti Bani
Umayyah, dan di masa Dinasti Abbasiyah menjadi da‟i yang kritis.54
Wafat pada tahun 241 H. Guru-guru Beliau: Imam Aḥmad bin Ḥanbal
berguru kepada banyak ulama, jumlahnya lebih dari dua ratus delapan
puluh yang tersebar di berbagai negeri, seperti di Makkah, Kufah,
Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri lainnya. Di antara mereka
adalah: Īsmail bin Ja’far, Ābbad bin Ābbad Al-Atakī, Umar bin
Ābdillah bin Khalid Ābū Muḥammad al-Mu’dib, Muḥammad bin
Sabiq al- Tamim, Hushaim bin Bashir bin Qasim bin Dinar As-
Sulamī, Īmam Asy- Syafi’i, Waki’bin Jarrah, Īsmail bin Ulayyah,
Sufyan bin Uyainah, Abdurrazaq, dan Ībrahim bin Ma’qil.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

2. Muḥammad bin Sabiq

Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Sabiq al-Tamimī al-Baghdadī.


Wafat pada tahun 213 H.55
Guru-gurunya: Ībrahim bin Ṭhaḥaman, Īsrail bin Yunus, Khasyaraj bin
Nabaṭah, Rabi’ Ābī Said Al Basrī, Zaīdaḥ bin Qadamah, Sharik bin
Ābdullah, Ābi Muawiyah Syaiban bin Ābdul Raḥman, Ā’shim bin
Muḥammad bin Zaid Al Āmri, Ābi Zubaid Abtsar bin Qashim, Īsya bin
Dinar Al Muadzin.
Murid- muridnya : Ībrahim bin Abdul Raḥman, Āḥmad bin Ibrahim,
Āḥmad bin Ḥambal, Muḥammad bin Yahya al- Āzdī, Āḥmad bin Khalid

53
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 18 hal. 180
54
Muqaddimah kitab Āḥmad bin Ḥanbal, Musnad li Imam Āḥmad bin Ḥanbal,
Beirut:1996
55
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 34 hal. 449

30
al-Hilali, Āḥmad bin Khaisamah, Āḥmad bin Ziyad, Īshaq bin Ḥasan, Ābu
Ja’far Āḥmad bin Musa, Āsad bin Umar, Āḥmad bin Ali al-Ḥasan.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana
Penilaian para ulama:
Ābu Ḥatim bin Ḥiban al-Bastī : Tsiqah
Āḥmad bin Ḥambal : Tsiqah
Āḥmad bin Syuaib : Tsiqah
Āḥmad bin Abdullah al-Ajalī : Tsiqah
Ībn Ḥajar al-Asqalanī : Shaduuq
Āl- Dzahabī : Tsiqah

3. Īsrail
Nama lengkapnya Īsrail bin Yunus bin Ābi Ishaq Al- Ḥamdani Al
Syabi’i Ābu Yusuf al- Kufī saudaranya Isya bin Yunus. Wafat pada
tahun 160 H.56
Guru gurunya : Ībrahim bin Abdul A’la, Ībrahim bin Muhajir, Ādam bin
Sulaiman, Ādam bin Ā’la, Sulaiman āl-amasī, Īsmail bin Sulaiman al-
Āsraq, Īsmail bin Sami’, Īsmail bin Abdul Raḥman, Al Sadi, Ash’ast bin
Ābi Al- Sya’tsa, Tsiyar bin Ābi Fakhtah, Jabir bin Yazid al-Ja’fi.
Murid-muridnya : Āḥmad bin Khalid al-Wahabī, Āḥmad bin Abdullah

bin Yunus, Ādam bin Ābi Iyas, Īshaq bin Manṣur, Muḥammad bin
Sabiq al- Baghdadī, Āsad bin Musa, Īsmail bin Ja’far al- Madanī,
Muḥammad bin Katsir, Ābu Ḥamam Muḥammad bin Maḥbub.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : an
Penilaian para ulama:
Ābu Ḥatim al-Razī : Tsiqah Shaduuq
Ābu Ḥatim bin Ḥiban al-Bastī : Tsiqah
Ābu Abdullah al- Ḥakim : Tsiqah Hujjah
Ābu Isa al- Tirmidzī : Tsiqah
56
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 30 hal. 551

30
Āḥmad bin Ḥambal : Tsiqah
4. Amasy
Nama lengkapnya Sulaiman bin Maḥram al- Asdi al- Kaḥli al- Amasy.
Wafat pada tahun 60 H.57
Gurunya-gurunya : Āban bin Āyyash, Ībrahim al-Nakhai, Īsmail bin
Rija‟ Al- Zubaidī, Ānas bin Malik, Tamim bin Salamah, Mundzir bin
Al-Tsaury, Musa bin Ābdullah, Nafi’ Ābī Dawud Al-Amy, Halil bin
Yusuf, Yaḥya bin Sam, Ābī Sufyan Ṭhalhah bin Naïf, Ābī Ḥazim
Salman, Ābi Wail Syauqi Bin Salamah, Ābī Qais’abd al-Raḥman bin
Tsanaranī Al-Ady, Qais bin Ābi Ḥazim, Qais bin Ābī Ḥazim, Qais bin
Muslim, Ābī Umair Bin al-Ḥamdaīi.
Murid muridnya : Ābu Īshaq Ibrahim bin Muḥammad, Asbath bin
Muḥammad, Ishaq bin Yusuf, Īsrail bin Yunus, Jabir Bin Nuḥ, Jarir
bin Ḥazim, Ja’far bin Aun, Jarir bin Abd al-Ḥamid, Ḥasan bin Ausy,
Hasim bin Basḥir.
Sighat tahammul wa al-ada’ : an
Penilaian para ulama:
Yaḥya bin ma’in: Tsiqah
Muḥammad bin Īsḥaq bin khuzaimmah : Shahih
Ābu Ḥatim al-Razy: Tsiqah
Āḥmad bin syuaib : Tsiqah
Āḥmad bin abdullah al-jlī : Tsiqah
5. Ībrahim
Nama lengkap : Ībrahim bin Yazid bin Qiyas bin Āswad bin Amrū bin
Rabi’ah al- Nakha’i. Wafat pada tahun 50 Hijriyah.58
Guru-gurunya : Khalil al-Āswad, Khaisamah bin Abd al-Rahman, Rabi’
bin Khasim, Ābī al-Syatsa‟ Salim bin Āswad al- Maḥaribi, Sahim bin
Manjab, Suwaida bin Ghaflah, Ārayah bin Artah, Sarayah bin al-Kharis,
57
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal,
(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 34 hal. 449
58
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 23 hal. 886

30
Abas bin Rabi’ah, Ābī Mu’mar Abdullah bin Sakharabah al-Azdi.
Murid muridnya : Ībrahim bin Muhajir al-Bajalī, Kharis bin yazid al-
Akali, al- Khar bin Maskin, Ḥasan bin Abdullah al- Nakha‟i, Ḥakim bin
Utaibah, Ḥakim bin Jabir, Ḥamid bin Ābī Sulaiman, Zaid bin al-Yamī,
Zubair bin Adī, Ābu Mu’sar Ziyad bin Khalib, Sulaiman al-Amasy,
Samak bin Ḥarib.
Sighat tahammul wa al-ada’ : an
Penilaian para ulama:
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-busti : Tsiqah
Ābū zar’ah al-razī : alim di bidang ilmu islam dan fiqih
Ābū said al’alanī : Shahih
Āḥmad bin Abdullah al-ajalī : Shalih
Ībnu ḥajar al-asqolanī : tsiqah
Al dzahabī : Ahli fiqih
Al mazī : Ahli fiqih
6. Alqamah
Nama lengkap : Al-Qamah bin Qais bin Abdullah bin Malik bin al-Qamah
bin Salamanī bin Kahil bin Bakar bin Auf bin Khauf bin Nahi’. Wafat
pada tahun 61 H.59
Guru gurunya : Ḥudaifah bin al-Yaman, Ḥalid bin Walid, Ḥabab bin al-
Arath, Said bin Ābi Waqos, Sulaiman al-Faris, Salamah bin Yazid al-
Ja’fi, Sarayah bin Artha al- Naha’i, Abdillah bin Mas’ūd, Ūstman Bin
Affan, Ali Bin Ābī Thalib
Murid Muridnya : Ībrahim Bin Mas’ud Al-Naha’ī, Ībrahim Bin Yazid
al- Nakha’i, Basir bin Ūrwah Al-Naha’i, Ḥasan al-A’ranī, Ābī Dzibyan
Ḥasidin, Rayah Ābū Matsna, Salamah bin Kahailī, Amir al-Syuabi, Ābū
al-Zanad Abdullah.
Sighat tahammul wa al-ada’: an
Penilaian para ulama:
59
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 16 hal. 454

30
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-Bustī : Tsiqah
Āḥmad bin Ḥambal : Tsiqah
Ībnu Ḥajar al asqalanī : tsiqah Adzarqhatni : Tsiqah
Ūstman bin said adzarimī : Tsiqah
Ali bin al madanī : Tsiqah
7. Abdillah bin Mas’ūd
Nama lengkap : Abdillah bin Mas’ud bin Ḥabib bin Samah bin
Mahzum, bin Shahilah bin Kahal bin Ḥarist bin Tamim bin Said bin
Mudrikah bin Īlyas bin Mudzir. Wafat pada tahun 32 H.60
Guru-gurunya : Nabi Muḥammad SAW, Said bin Muad al-Ansharī,
Ṣafwan bin Asal al-Muradī, Ūmar bin Khatab.
Murid-muridnya : al-Ahnaf bin Qiyas, Al-Qamah bin Qais, Āswad bin
Yazid, Ānas bin Malik, Bara‟ bin Azib, Bara‟ bin Najiyah, Balad bin
Ashamah, Jabir bin Abdul Al-Ansharī, Ḥarist bin Suwaida al-Tamimī,
Ḥaris bin Abdullah al- Uwara, Ḥarist bin Madzrib al-Ibadī.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : an
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-bustī : Tsiqah
Ībnu abi Ḥatim al-razī : Ahli fiqh
Ībnu hajar al asqalanī: Tsiqah
Adzahabī : Tsiqah
al- Mazī : Tsiqah61
Kritik sanad jalur al-Tirmidzi
1. Al- Tirmidzī
Nama lengkapnya adalah Īmam al-Hafidz Abū Isa Muḥammad bin
Isa bin Saurah bin Mūsa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzī,
salah seorang ahli hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab
yang masyur wafat pada 279 H di kota Tirmiz.62

60
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18 hal. 645
61
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18 hal. 645
62
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) juz 14 hal. 250-253

30
Guru-gurunya: Īmam Bukharī, Īmam Muslim, Abū Dawud,
Qutaibah bin Saudi Arabia‟id, Īshaq bin Mūsa, Abbas bin
Muḥammad bin Ḥatim, Maḥmud bin Gailan. Said bin Abdur
Raḥman, Muḥammad bin Yahya, Muḥammad bin Baṣysyar, Ali
bin Hajar, Āhmad bin Muni’, Muḥammad bin al- Musanna.
Murid-murid beliau di antaranya ialah Makhul ibnul-Fadl,
Muḥammad bin Maḥmud Ānbar, Ḥammad bin Syakir, Ai-bd bin
Muḥammad an-Nasfiyyun, al- Ḥaisam bin Kulaib asy-Syasyi,
Āḥmad bin Yusuf an-Nasafī, Ābū-Abbas Muḥammad bin Maḥbud
al-Mahbūbī.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana
Pendapat ulama Hadis :
al- Dhahabī : Al-Hafiz
Ībn Ḥajar : Ahad al- aimmah
2. Muḥammad bin Yahya al-Azdī al-Bashrī
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Yahya bin Abd al-Karim bin
Nafi’, al-Azīi Ābū Abdillah bin Abi Ḥatim al-Bashrī. Tinggal di
Baghdad. Wafat pada tahun 252 H.63
Guru-gurunya: Ayahnya, Hijaj bin Muḥammad, Abd al-Shamad bin
Abd al- Warits, Ābū Badr Syuja‟ bin al-Walid, Muḥammad bin
Sabiq, Muḥammad bin Īshaq, Dawūd bin al-Habr, Khalid bin Ābū
Yazid al-Aranī, Husain bin Muḥammad al-Murūzī, Rawah bin Harun,
Harun bin Imar, dan Zakariya bin Adī.

Murid-muridnya: Ābū Dawud dalam kitab al-Qadr, al-Tirmidzī, Ibn


Majah, Ībrahim al-Ḥarbī, Ibn Ābī Ashim, Abbas al-Tarqafī, Abdullah
bin Quhthubah al-Ṣhalahī, Āḥmad bin Yahya bin Zuhair al-Tusturī,
Ḥarb al-Karamanī, Ibn Ābī Dunya, Alī bin Abbas al-Bajilī, Amrū bin
Bahir, Muḥammad bin Ishaq bin Khuzaimah, Muḥammad bin Ishaq al-
Tsaqafī, Ibn Ābī Daud, Ibn Sha’id, Ābū Urubah, Ābū Ḥamid

63
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 9, hal. 517

30
Muḥammad bin Harun al-Hudrumī, dan al-Husain bin Īsmail al-
Maḥamilī.
Sighat tahammul wa al-ada’ : haddatsana
Pendapat Ulama :
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-Bastī : Tsiqah
Ībnū Hajar al- Asqalanī : Tsiqah
al- Darqathi : Tsiqah
Musalamah bin Qasim al- Andalusī : Tsiqah

3. Muḥammad bin Sabiq


Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Sabiq al-Tamimī al-
Baghdadī. Wafat pada tahun 213 H.64
Guru-gurunya: Ibraḥim bin Thaḥaman, Īsrail bin Yunus, Khasyaraj
bin Nabatah, Rabi’ Ābi Said Al Basrī, Zaidah bin Qadamah, Syarik
bin Abdullah, Ābī Muawiyah Syaiban bin Abdul Raḥman, A’shim
bin Muḥammad bin Zaid Al Amrī, Abi Zubaid Abtsar bin Qashim,
Isya bin Dinar Al Muadzin.
Murid- muridnya : Ībrahim bin Abdul Raḥman, Āḥmad bin Ībrahim,
Āḥmad bin Ḥambal, Muḥammad bin Yahya al- Azdī, Āḥmad bin
Khalid al-Hilalī, Āḥmad bin Khaisamah, Āḥmad bin Ziyad, Ishaq
bin Ḥasan, Abu Ja’far Āḥmad bin Musa, Asad bin Umar, Āḥmad
bin Ali al-Ḥasan.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana
Pendapat Ulama :
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-Bastī : Tsiqah
Āḥmad bin Ḥambal : Tsiqah
Āḥmad bin Ṣyuaib : Laisa bihi basa
Āḥmad bin Abdullah al-Ajalī : Tsiqah
Ībnu Hajar al-Asqalanī : Shaduuq

64
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 26 hal. 323

30
al- Dzahabī : Tsiqah
4. Īsrail
Nama lengkapnya Īsrail bin Yunus bin Ābi Ishaq Al- Ḥamdani Al
Syabi’i Ābu Yusuf al- Kufī saudaranya Isya bin Yunus. Wafat pada
tahun 160 H.65
Guru gurunya : Ībrahim bin Abdul A’la, Ībrahim bin Muhajir,
Ādam bin Sulaiman, Ādam bin Ā’la, Sulaiman āl-amasī, Īsmail bin
Sulaiman al-Āsraq, Īsmail bin Sami’, Īsmail bin Abdul Raḥman, Al
Sadi, Ash’ast bin Ābi Al- Sya’tsa, Tsiyar bin Ābi Fakhtah, Jabir bin
Yazid al-Ja’fi.
Murid-muridnya : Āḥmad bin Khalid al-Wahabī, Āḥmad bin
Abdullah bin Yunus, Ādam bin Ābi Iyas, Īshaq bin Manṣur,
Muḥammad bin Sabiq al- Baghdadī, Āsad bin Musa, Īsmail bin
Ja’far al- Madanī, Muḥammad bin Katsir, Ābu Ḥamam Muḥammad
bin Maḥbub.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : an
Penilaian para ulama:
Ābū Ḥatim al-Razī : Tsiqah Shaduuq
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-Bastī : Tsiqah
Ābū Abdullah al- Ḥakim : Tsiqah Hujjah
Ābū Isa al- Tirmidzī : Tsiqah
Āḥmad bin Ḥambal : Tsiqah
Āḥmad bin Ṣyuaib : Laisa bihi ba’sa
5. Amasy

Nama lengkapnya Sulaiman bin Maḥram al- Asdi al- Kaḥli al-
Amasy. Wafat pada tahun 60 H.66
Gurunya-gurunya : Āban bin Āyyash, Ībrahim al-Nakhai, Īsmail
65
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 30 hal. 551

66
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 34 hal. 449

30
bin Rija‟ Al- Zubaidī, Ānas bin Malik, Tamim bin Salamah,
Mundzir bin Al-Tsaury, Musa bin Ābdullah, Nafi’ Ābī Dawud Al-
Amy, Halil bin Yusuf, Yaḥya bin Sam, Ābī Sufyan Ṭhalhah bin
Naïf, Ābī Ḥazim Salman, Ābi Wail Syauqi Bin Salamah, Ābī
Qais’abd al-Raḥman bin Tsanaranī Al-Ady, Qais bin Ābi Ḥazim,
Qais bin Ābī Ḥazim, Qais bin Muslim, Ābī Umair Bin al-Ḥamdaīi.
Murid muridnya : Ābu Īshaq Ibrahim bin Muḥammad, Asbath bin
Muḥammad, Ishaq bin Yusuf, Īsrail bin Yunus, Jabir Bin Nuḥ,
Jarir bin Ḥazim, Ja’far bin Aun, Jarir bin Abd al-Ḥamid, Ḥasan bin
Ausy, Hasim bin Basḥir.
Sighat tahammul wa al-ada’ : an
Penilaian para ulama:
Yaḥya bin ma’in: Tsiqah
Muḥammad bin Īsḥaq bin khuzaimmah : Shahih
Ābu Ḥatim al-Razy: Tsiqah
Āḥmad bin syuaib : Tsiqah
Āḥmad bin abdullah al-jlī : Tsiqah
6. Ībrahim
Nama lengkap : Ībrahim bin Yazid bin Qiyas bin Āswad bin Amrū
bin Rabi’ah al- Nakha’i. Wafat pada tahun 50 Hijriyah.67
Guru-gurunya : Khalil al-Āswad, Khaisamah bin Abd al-Rahman,
Rabi’ bin Khasim, Ābī al-Syatsa‟ Salim bin Āswad al- Maḥaribi, Sahim
bin Manjab, Suwaida bin Ghaflah, Ārayah bin Artah, Sarayah bin al-
Kharis, Abas bin Rabi’ah, Ābī Mu’mar Abdullah bin Sakharabah al-
Azdī.
Murid muridnya : Ībrahim bin Muhajir al-Bajalī, Kharis bin yazid al-
Akali, al- Khar bin Maskin, Ḥasan bin Abdullah al- Nakha‟i, Ḥakim
bin Utaibah, Ḥakim bin Jabir, Ḥamid bin Ābī Sulaiman, Zaid bin al-
Yamī, Zubair bin Adī, Ābu Mu’sar Ziyad bin Khalib, Sulaiman al-
67
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 23 hal. 886

30
Amasy, Samak bin Ḥarib.
Sighat tahammul wa al-ada’ : an
Penilaian para ulama:
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-busti : Tsiqah
Ābū zar’ah al-razī : alim di bidang ilmu islam dan fiqih
Ābū said al’alanī : Shahih
Āḥmad bin Abdullah al-ajalī : Shalih
Ībnu ḥajar al-asqolanī : Tsiqah
Al dzahabī : Ahli fiqih
Al mazī : Ahli fiqih
Sulaiman bin Mahran al-amasy : Ahli hadis
7. Alqamah
Nama lengkap : Al-Qamah bin Qais bin Abdullah bin Malik bin al-
Qamah bin Salamani bin Kahil bin Bakar bin Auf bin Khauf bin
Nahi. Wafat pada tahun 61 H.68
Guru gurunya : Ḥudaifah bin al-Yaman, Ḥalid bin Walid, Ḥabab bin
al-Arath, Said bin Ābi Waqos, Sulaiman al-Faris, Salamah bin
Yazid al-Ja’fi, Sarayah bin Artha al- Naha’i, Abdillah bin Mas’ūd,
Ūstman Bin Affan, Ali Bin Ābī Thalib
Murid Muridnya : Ībrahim Bin Mas’ud Al-Naha’ī, Ībrahim Bin
Yazid al- Nakha’i, Basir bin Ūrwah Al-Naha’i, Ḥasan al-A’ranī,
Ābī Dzibyan Ḥasidin, Rayah Ābū Matsna, Salamah bin Kahailī,
Amir al-Syuabi, Ābū al-Zanad Abdullah.
Sighat tahammul wa al-ada’: an
Penilaian para ulama:
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-Bustī : Tsiqah
Āḥmad bin Ḥambal : Tsiqah
Ībnu Ḥajar al asqalanī : tsiqah Adzarqhatni : Tsiqah

68
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 20 hal. 343

30
Ūstman bin said adzarimī : Tsiqah
Ali bin al madanī : Tsiqah
8. Abdillah bin Mas’ūd
Nama lengkap : Abdillah bin Mas’ud bin Ḥabib bin Samah bin
Mahzum, bin Shahilah bin Kahal bin Ḥarist bin Tamim bin Said bin
Mudrikah bin Īlyas bin Mudzir. Wafat pada tahun 32 H.69
Guru-gurunya : Nabi Muḥammad SAW, Said bin Muad al-
Ansharī, Ṣafwan bin Asal al-Muradī, Ūmar bin Khatab.
Murid-muridnya : al-Ahnaf bin Qiyas, Al-Qamah bin Qais, Āswad
bin Yazid, Ānas bin Malik, Bara‟ bin Azib, Bara‟ bin Najiyah, Balad
bin Ashamah, Jabir bin Abdul Al-Ansharī, Ḥarist bin Suwaida al-
Tamimī, Ḥaris bin Abdullah al- Uwara, Ḥarist bin Madzrib al-Ibadī.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : an
Ābū Ḥatim bin Ḥiban al-bustī : Tsiqah
Ībnu abi Ḥatim al-razī : Ahli fiqh
Ībnu hajar al asqalanī: Tsiqah
Adzahabī : Tsiqah
al- Mazī : Tsiqah70
d). Penilaian Hadis
Seluruh periwayat ḥadits kualitasnya Tsiqah . Kriteria kesahihan
ḥadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad,
diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan
(Syadz) maupun cacat (illat). Sesuai dengan penjelasan kritik ḥadis
diatas dapat disimpulkan bahwa: Pertama, semua sanad mempunyai
hubungan antara guru dan murid sehingga bisa di pastikan bahwa
semuanya adalah bersambung sanadnya dari awal hingga akhir

69
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18 hal. 645
70
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18 hal. 645

30
(ittishal al-sanad). Kedua, ditinjau dari segi intelektual (dhabith)
para perawi pada hadits tersebut baik (tam al-dhabt). Ketiga,
ditinjau dari segi kredibilitas semua sanad dari hadits tersebut di
pandang positif (ta’dil), jadi kualitas hadits tersebut adalah shahih.
2. Hadits tentang larangan untuk berbuat ghibah (menggunjing)

‫كتاب األدب‬
‫باب يف الغيبة‬

َ‫َّد َح َّدثَنَا حَيْىَي َع ْن ُس ْفيَا َن قَ َال َح َّدثَيِن َعلِ ُّي بْ ُن اأْل َقْ َم ِر َع ْن أَيِب ُح َذ ْي َفةَ َع ْن َعائِ َشة‬
ٌ ‫َح َّدثَنَا ُم َسد‬
ٍ ‫قَالَت ُق ْلت لِلنَّيِب صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم حسبك ِمن ص ِفيَّةَ َك َذا و َك َذا قَ َال َغير مسد‬
‫َّد َت ْعيِن‬ َ ُ ُْ َ َ ْ َ ُْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ِّ ُ ْ
ِ ِ ِ ‫صريةً َف َق َال لََق ْد ُق ْل‬
ْ َ‫ت مِب َاء الْبَ ْح ِر لَ َمَز َجْتهُ قَال‬
‫ت لَهُ إِنْ َسانًا َف َق َال َما‬ ِ
ُ ‫ت َو َح َكْي‬ ْ ‫ت َكل َمةً لَ ْو ُم ِز َج‬ َ َ‫ق‬
‫َن يِل َك َذا َو َكذ‬ َّ ‫ت إِنْ َسانًا َوأ‬ ُّ ‫أ ُِح‬
ُ ‫ب أَيِّن َح َكْي‬
Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan
kepada kami Yahya dari Sufyan ia berkata; telah menceritakan kepadaku Ali
Ībnul Aqmar dari Ābu Hudzaifah dari 'Aisyah ia berkata; aku berkata kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "cukuplah Shafiah bagimu seperti ini dan
seperti ini- maksudnya pendek-." Beliau lalu bersabda: "Sungguh engkau
telah mengatakan suatu kalimat, sekiranya itu dicampur dengan air laut
maka ia akan dapat menjadikannya berubah tawar." 'Aisyah berkata, "Aku
juga pernah mencerikan orang lain kepada beliau, tetapi beliau balik
berkata, "Aku tidak menceritakan perihal orang lain meskipun aku begini
dan begitu”(HR.AbuDawud:4232)

a). Takhrij Ḥadits Berdasarkan Lafadz

Kitab yang digunakan adalah kitab al-Mu’jam al-Mufharras li-Alfaz al-Ḥadits al-
Nabawī karya Arent Jan Wensink (w.1358H), dengan penelusuran menggunakan
lafadz 71 ‫ كلم‬adalah sebagai berikut :
AJ. Wensink, Al-Mu’jam Al-Mifahras Lialfadz Al-Hadits Al-Nabawai, (Leiden :Maktabah
71

Barel,1936) hal. 59

30
‫ت‪ -‬صفة القيامه والرقائق والورع‬

‫‪30‬‬
‫د‪ -‬األدب‪ -‬باب يف الغي‬
‫حم‪ -‬باقي مسند األنصار‬

‫‪Penelusuran Terhadap Kitab Ḥadits:‬‬

‫‪a. Redaksi ḥadits dalam kitab sunan al-Tirmidhī‬‬

‫شار حََدَثنا َيحىيَ بن سعيد وعبد الرمحن بن مهدي قاال حدثنا‬


‫َحَدَثنا حممد بن َب َ‬
‫سفيان عن علي بن األقمر عن أيب حذيفة وكان من أصحاب ابن مسعود عن‬
‫عائشة قالت حكيت للنيب صلى اهلل عليه وسلم رجال فقال ما يسرين أين حكيت‬
‫رجال وأن يل كذا وكذا قالت فقلت يا رسول اهلل إن صفية امرأة وقالت بيدها‬
‫هكذا كأهنا تعين قصرية فقال لقد مزجت بكلمة لو مزجت هبا ماء البحر ملزج‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬
‫َو َسلَّ َم‬
‫عائشة‬

‫أيب حذيفة‬

‫علي بن األقمر‬

‫سفيان‬

‫عبد الرمحن بن‬


‫مهدي‬

‫حيىي بن سعيد‬

‫حممد بن بشار‬
‫‪43‬‬
‫ت‬

‫‪b. Redaksi ḥadits dalam kitab sunan Ābū dawūd‬‬

‫َّد َح َّدثَنَا حَيْىَي َع ْن ُس ْفيَا َن قَ َال َح َّدثَيِن َعلِ ُّي بْ ُن اأْل َقْ َم ِر َع ْن أَيِب ُح َذ ْي َفةَ َع ْن‬
‫َح َّدثَنَا ُم َسد ٌ‬
‫ص ِفيَّةَ َك َذا َو َك َذا قَ َال َغْيُر‬ ‫ك م ْن َ‬
‫عائِ َشةَ قَالَت ُقْلت لِلنَّيِب صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم حسب َ ِ‬
‫ُ َ ْ َ َ َ َ ُْ‬ ‫ْ ُ ِّ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫ت مِب َاء الْبَ ْح ِر لَ َمَز َجْتهُ قَالَ ْ‬ ‫صريةً َف َق َال لََق ْد ُق ْل ِ‬‫ِ‬
‫ت‬ ‫ت َكل َمةً لَ ْو ُم ِز َج ْ‬ ‫ُم َسدَّد َت ْعيِن قَ َ‬
‫َن يِل َك َذا َو َك َذا‬ ‫ت إِنْ َسانًا َوأ َّ‬
‫ب أَيِّن َح َكْي ُ‬ ‫ت لَهُ إِنْ َسانًا َف َق َال َما أ ُِح ُّ‬
‫َو َح َكْي ُ‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬

‫َعائِ َشةَ‬

‫أَيِب ُح َذ ْي َفةَ‬

‫َعلِ ُّي بْ ُن اأْل َقْ َم ِر‬

‫ُس ْفيَا َن‬

‫حَيْىَي‬

‫َّد‬
‫ُم َسد ٌ‬
‫‪43‬‬
‫د‬

‫‪c. Redaksi ḥadits dalam kitab Musnad Āḥmad‬‬

‫حدثنا عبد الرمحن قال مسعت سفيان حيدث قال حدثنا علي بن األقمر عن أيب‬
‫حذيفة وكان من أصحاب عبد اهلل وكان طلحة حيدث عنه عن عائشة قالت‬
‫حكيت للنيب صلى اهلل عليه وسلم رجال فقال ما يسرين أين حكيت رجال وأن يل‬
‫كذا وكذا قالت فقلت يا رسول اهلل إن صفية امرأة وقال بيده كأنه يعين قصرية‬
‫فقال لقد مزجت بكلمة لو مزج هبا ماء البحر مزجت‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬

‫عائشة‬

‫طلحة‬

‫عبد اهلل‬

‫أيب حذيفة‬

‫علي بن األقمر‬

‫سفيان‬
‫‪43‬‬
‫عبد الرمحن‬

‫حم‬

‫‪b). I’tibar Ḥadits‬‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬

‫عائشة‬

‫أيب حذيفة‬

‫علي بن األقمر‬
‫ي‬

‫سفيان‬ ‫حيىي‬
‫ا‬

‫عبد الرمحن‬
‫حممد بن بشار‬ ‫مسدد‬

‫حم‬ ‫ت‬ ‫د‬

‫‪43‬‬
c). Kritik sanad
Kritik sanad jalur Āḥmad bin Ḥambal
1. Āḥmad bin Ḥambal

Kunyah beliau Ābū Abdillah, namanya Āḥmad bin Muḥammad bin


Ḥambal bin Hilal bin Āsad Al Marwazī Al Baghdādī72. Ayah beliau
seorang komandan pasukan di Khurasan di bawah kendali Dinasti
Abbasiyah. Kakeknya mantan Gubernur Sarkhas di masa Dinasti
Bani Umayyah, dan di masa Dinasti Abbasiyah menjadi da‟i yang
kritis.73 Wafat pada tahun 241 H. Guru-guru Beliau: Imam Aḥmad
bin Ḥanbal berguru kepada banyak ulama, jumlahnya lebih dari dua
ratus delapan puluh yang tersebar di berbagai negeri, seperti di
Makkah, Kufah, Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri lainnya. Di
antara mereka adalah: Īsmail bin Ja’far, Ābbad bin Ābbad Al-Atakī,
Umar bin Ābdillah bin Khalid Ābū Muḥammad al-Mu’dib,
Muḥammad bin Sabiq al- Tamim, Hushaim bin Bashir bin Qasim
bin Dinar As-Sulamī, Īmam Asy- Syafi’i, Waki’bin Jarrah, Īsmail
bin Ulayyah, Sufyan bin Uyainah, Abdurrazaq, dan Ībrahim bin
72
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18 hal. 180
73
Muqaddimah kitab Āḥmad bin Ḥanbal, Musnad li Imam Āḥmad bin Ḥanbal, Beirut:1996

43
Ma’qil.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

2. Abdurraḥman
Nama lengkapnya adalah Abdurraḥman bin al-Ḥarits bin Hisyam bin
al-Mughirah al-Makhzumī.74 Wafat pada tahun 43 H.
seorang ahli hadits dan ahli fiqih dari Madinah dari golongan tabi'in,
serta salah satu dari Tujuh Fuqaha Madinah. Ia dijuluki sebagai Rahib
dari Quraisy karena sedemikian seringnya menjalankan salat dan
puasa.
Guru-gurunya : Usman bin affan, Ali bin Ābī thalib, Umar bin khattab,
Ābū hurairah, Khafsah, Aisyah, Ummu salamah.

Murid-muridnya : Abdurraḥman bin sa’id, Abdullah bin ubaid bin


umair, Yahya bin Abdurraḥman bin khattab, Abu Qilabah al-Jarmī.
Pendapat ulama:
Āḥmad bin Abdullah al-Ijliy : Tsiqah
3. Sufyan
Nama lengkapnya adalah Sufyan bin Sa’id ats-tsaurī. Wafat pada tahun
161 H75
Guru-gurunya adalah : Ali bin Aqmar, Īsmail bin Ābi khalid, Āswad
bin qais, Ja’far bin maimun, Ja’far bin muhammad Ṣhodiq, Ziyad bin
Īsmail al-Makkī, Isa bin Yunus, Malik bin Ānas, Yahya bin Adam,
Yahya bin Yaman.
Pendapat ulama’ :
Ṣyu’bah, Sufyan bin uyainah, Ābū asim an-Nabil, Yahya bin Muin :
Sufyan amirul mukminin fil hadis.
4. Alī bin Aqmar

74
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 17, hal. 39
75
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 11, hal. 154

43
Nama lengkapnya adalah Alī bin aqmar bin Amrū bin Kharis bin
Muawiyah bin Amrū bin Kharis Rabiah bin Abdullah.76
Guru-gurunya adalah : Usamah bin Ṣyarik, Abdullah bin amrū bin
khattab, Muawiyah bin Ābī sofyan, Ābī athiya al-Wadi’ī.
Murid-muridnya adalah : Ḥasan bin Shalih bin hayyī, Sufyan ats-
Tsaurī, Ṣyu’bah bin al-Hajjaj, Sulaiman al-A’mas, Shalih bin Shaliḥ
bin hayyī, Abdurraḥman bin Abdullah bin Mas’udī, Manshur bin al-
Mu’tamir, Ābū malik al-Nakha’i.
Pendapat para ulama’ :
Īshaq bin Manshur, Āḥmad bin Sa’id bin Ābī Manshur, Yahya bin
ma’in, Ābū Ḥatim, Yaqub bin Sufyan, An-Nasaī : Tsiqah
Ābī maryam an-Yahya : Hujjah
Ībnū khibban : Tsiqah
5. Ābū Ḥudzaifah

Nama lengkapnya adalah Ābū Ḥudzaifah an-Nahdī77 Wafat pada tahun


12 H.
Guru-gurunya adalah : Sufyan ats-Tsaurī.
Murid-muridnya adalah: Īmam bukhorī.
6. Aisyah
Nama lengkapnya adalah Aisyah binti Ābū bakar as-Siddiq.78
Mempunyai gelar ummul mukminin yang artinya ( ibu dari orang-
orang mukmin). Wafat pada tahun 58 H. Ibunya bernama Ūmmu
Ruman binti Amir al-Kinaniyah.
Guru-gurunya adalah : Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW, Ābū
Bakar as-Siddiq, Ūmar bin khattab, Said bin Ābī Waqqash, Hamzah
bin Amrū al-Aslamī.

76
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 20, hal. 323
77
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 33, hal. 229
78
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 35, hal. 227

43
Murid-muridnya adalah : Abdurraḥman bin Ḥarits bin Hisyam,
Ībrahim bin Yazid, Ayman al-Makkī, Sulaiman bin Buraidah,
Sulaiman bin Yasar, Tolhah bin Abdullah bin Usman bin Ubaidillah
bin Ma’mar, Amir bin Said bin Ābī waqqash, Abdullah bin Ūmar bin
Khattab, Hilal bin Yasaf, Yahya bin Abdurrahman bin Khatab, Ūmmu
Kulsum binti Ābū Bakar as-Siddiq.
Penilaian para ulama’ :
Al-Sya’bi berkata dari Maṣyruq bahwa ketika ia menerima Hadits dari
Aisyah, Maṣyruq berkata: “Telah memberikan Hadits kepadaku
seorang perempuan yang sangat jujur kekasih Allah SWT.”
Ābū Dhūha yang juga dari Maṣyruq menerangkan bahwa ia adalah
seseorang yang tidak boleh diragukan karena ia adalah sahabat terdekat
Nabi SAW.
Kritik sanad jalur Tirmidzi
1. Tirmidzī

Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Isa bin Saurah bin Mūsa
bin al-Dhahhak dan ada pendapat lain yang mengatakan bahwa
nama Imam Tirmidzi adalah Muḥammad bin Isa bin Yazid bin
Saurah bin Sakan As-Sulamī.79
Īmam Tirmidzī termasuk dalam thabaqat kedua belas (Shigharul
Akhidzin ‘an Taba’il Atba’) yang merupakan thabaqat juniornya
orang-orang yang mengambil hadis dari taba’ al-atba’, sekaligus
thabaqat terakhir dari periwayat hadis menurut al-Ḥafizh Ībnu
Hajar.
Beliau dilahirkan di desa Tirmidzī yang terletak di pinggiran
sungai Jihon (Amoderia) sebelah utara Iran, pada tahun 209 H dan
wafat di daerah Tirmidz pada malam Senin 13 Rajab 279 H. Beliau
wafat pada usia 70 tahun dan dimakamkan di Uzbekistan.

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
79

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 26, hal. 250

43
Jamaluddin Al-Mizzī mengatakan, Muḥammad bin Isa adalah
seseorang yang buta, dan seorang pengembara. Beliau mengembara
ke Khurasan, Iraq, Hijaz dan lain-lain. Selama perjalanan
pengembaraannya, Imam al-tirmidzi belajar dari banyak guru.
Guru-gurunya diantaranya: Muḥammad bin Basyar,
Abdurraḥman bin al-Aswad Ma’mul al-Qurasy, Sufyan bin Waqi’,
Ābū Said al-Asyaj Abdullah bin Said al-Kindī, Īshaq bin Mashur,
Muḥammad bin Ma′mar al-Qoisī al-Bahranī, Nashr bin Ali al-
Jahdhamī, Qutaibah bin Said bin Jamil bin Thariq bin Abdullah al-
Tsaqafī. 
Murid-muridnya diantaranya; Ābū Bakar Ahmad bin Īsmail bib
Amar As-Samarqandī, Āḥmad bin Yusuf an-Nasafī, Daud bin
Nashr bin Suhail al-Bazdawī, Rabi’ah bin Ḥayan al-Bahalī, Āḥmad
bin ‘Ali al-Muqarra, Ābū Harits Asad bin Ḥamdawi, Rabi’ bin
Ḥayyan.
Penilaian para ulama’ :

Al-Khalilī berkata Tirmidzi adalah seorang yang “Tsiqah muttafaq


‘alaih”. Ībnū Fadil mengatakan bahwa Tirmidzī adalah ulama yang
paling berpengetahuan.
Dan Ībnū Ḥibban menjelaskan bahwa Īmam Tirmidzī adalah
seseorang yang mengumpulkan, mengklasifikasikan melestarikan,
dan menghafalkan hadis sekaligus penulis kitab “Tsiqah”.
2. Muḥammad bin Basyar
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Basyar bin Furafishah
80
bin Mukhtar Wafat pada tahun 120 H.
Guru-gurunya yaitu : Īshaq bin sulaiman ar-Razzī, Īsmail bin Ābī
Khalid, Sufyan ats-Tsaurī, Zakaria bin Ābi Zaidah, Ṣyu’bah bin
al-Hajjaj, Yunus bin Ābī Īshaq.

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
80

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 24, hal. 521

43
Murid-muridnya yaitu : Alī bin al-Madaniy, Muḥammad bin
Abdullah bin Numair, Harun bin Abdullah al-Ḥammal.
Penilaian para ulama’ :
Utsman bin sa’idal-Darimī dan Yahya bin Ma’in : Tsiqah
3. Yaḥya
Nama lengkapnya adalah Yaḥya bin Abdurraḥman khatib bin Ābī
Balta’ah81
Guru-gurunya adalah : Ḥasan bin Tsabit al-Anshaī, Abdullah Ībnū
Zubair, Ābū Said al-Khudrī, Aisyah binti Rasulullah .
Murid-muridnya adalah : Ūsamah bin Zaid, Ja’far bin Abdullah bin
Hakim al-Ansharī, Khalid bin Īlyas, Muḥammad bin Āmru bin
Alqamah, Yahya bin Sa’id al-Ansharī.
Penilaian para ulama’ :
Al-Ījliy : Tsiqah
Muḥammad bin Sa’id : Tsiqah
Al-Nasa’ī, al-Daruquthnī : Tsiqah
4. Alī bin Aqmar

Nama lengkapnya adalah Alī bin aqmar bin Amrū bin Kharis bin
Muawiyah bin Amrū bin Kharis Rabiah bin Abdullah.82
Guru-gurunya adalah : Usamah bin Ṣyarik, Abdullah bin amrū bin
khattab, Muawiyah bin Ābī sofyan, Ābī athiya al-Wadi’ī.
Murid-muridnya adalah : Ḥasan bin Shalih bin hayyī, Sufyan ats-
Tsaurī, Ṣyu’bah bin al-Hajjaj, Sulaiman al-A’mas, Shalih bin
Shaliḥ bin hayyī, Abdurraḥman bin Abdullah bin Mas’udī,
Manshur bin al-Mu’tamir, Ābū malik al-Nakha’i.
Pendapat para ulama’ :
Īshaq bin Manshur, Āḥmad bin Sa’id bin Ābī Manshur, Yahya bin
ma’in, Ābū Ḥatim, Yaqub bin Sufyan, An-Nasaī : Tsiqah
81
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 31, hal. 435
82
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 20, hal.323

43
Ābī maryam an-Yahya : Hujjah
Ībnū khibban : Tsiqah
5. Ābū Hudzaifah
Nama lengkapnya adalah Ābū Ḥudzaifah an-Nahdī83 Wafat pada
tahun 12 H.
Guru-gurunya adalah : Sufyan ats-Tsaurī.
Murid-muridnya adalah: Īmam bukhorī.
6. Aisyah
Nama lengkapnya adalah Aisyah binti Ābū bakar as-Siddiq.84
Mempunyai gelar ummul mukminin yang artinya ( ibu dari orang-
orang mukmin). Wafat pada tahun 58 H. Ibunya bernama Ūmmu
Ruman binti Amir al-Kinaniyah.
Guru-gurunya adalah : Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW,
Ābū Bakar as-Siddiq, Ūmar bin khattab, Said bin Ābī Waqqash,
Hamzah bin Amrū al-Aslamī.
Murid-muridnya adalah : Abdurraḥman bin Ḥarits bin Hisyam,
Ībrahim bin Yazid, Ayman al-Makkī, Sulaiman bin Buraidah,

Sulaiman bin Yasar, Tolhah bin Abdullah bin Usman bin


Ubaidillah bin Ma’mar, Amir bin Said bin Ābī waqqash, Abdullah
bin Ūmar bin Khattab, Hilal bin Yasaf, Yahya bin Abdurrahman
bin Khatab, Ūmmu Kulsum binti Ābū Bakar as-Siddiq.
Penilaian para ulama’ :
Al-Sya’bi berkata dari Maṣyruq bahwa ketika ia menerima Hadits
dari Aisyah, Maṣyruq berkata: “Telah memberikan Hadits
kepadaku seorang perempuan yang sangat jujur kekasih Allah
SWT.”

83
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 33, hal. 229
84
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 35, hal. 227

43
Ābū Dhūha yang juga dari Maṣyruq menerangkan bahwa ia adalah
seseorang yang tidak boleh diragukan karena ia adalah sahabat
terdekat Nabi SAW.
Kritik sanad jalur Abu dawud
1. Ābū Dawūd
Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin al-Asy’ab bin Syaddad bin
‘Amrū bin ‘Amar. Nama panggilannya adalah Abdurraḥman bin
Ābī Ḥatim.85 Beliau merupakan salah seorang dari thabaqat
kesebelas (Wustho minal Akhidzin ‘an Taba’il Athba’).
Dilahirkan di Sijistan pada tahun 202 H dan wafat di Basrah 16
Syawal 275 H. Ayahnya bernama al-Asy’ats bin Syaddad adalah
seorang perawi hadis. Begitu pula saudara laki-lakinya juga
seorang perawi hadis yang bernama Muḥammad al-Asy’ats.
Beliau menuntut ilmu sejak kecil dan mengembara ke berbagai
daerah seperti Hijaz, Syam, Mesir, Iraq, Aljazair dan Khurasan.
Beliau adalah ulama produktif yang menghasilkan banyak karya
diantaranya ialah Sunan Āḥmad yang di dalamnya termuat 4.800
hadis. Adapun guru-gurunya ialah Ibrahim bin Basyar al-Ramadi,
Ībrahim bin Hamzah ar-Ramlī, Ībrahim bin Ziyadh, Āḥmad bin
Sholih al-Mishrī, Āḥmad bin Muḥammad bin Ḥambal, Īshaq bin
Ībrahim al-Faradisī, Musaddad, Ābū Bakar Abdullah bin

Muḥammad bin Ābī Syaibah, Qutaibah bin Sa’ad, Alī Ībnu al-
Madanī, Muḥammad bin Bakar bin Rayyan, Ābī Kuraib
Muḥammad bin Ala’, Yusuf bin Mūsa al-Qathan, Yahya bin
Ma’in.
Sedangkan murid-muridnya adalah Tirmidzī, Ībrahim bin Ḥamdan
bin Ībrahim bin Yunus al-‘Aqulī, Āḥmad bin Muḥammad bin
Yasin bin al-Harawī, Zakariya bin Yahya al-Sajī, Ābū Bakar

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
85

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 11, hal. 355

43
Abdullah bin Muḥammad bin Ābī al-Dunya, Abdullah bin
Muḥammad bin Ya’kub, Ābū Abbas Muḥammad bin Rajak .
Penilaian para ulama terhadap Ābū Dawud:
Dalam kitab Thadzibu Kamal, dijelaskan bahwa beliau mencapai
derajat yang tinggi dalam masalah ibadah, sopan santun dan wara’,
sehingga sebagian ulama menyamakan beliau dengan Āḥmad bin
Ḥanbal di dalam akhlak dan sifatnya. Selain itu, beliau juga adalah
seorang hafidz yang sempurna, pemilik ilmu yang melimpah,
muhadits yang terpercaya, dan memiliki pemahaman yang tajam.
Beliau juga mendapatkan predikat “faqih kedua” oleh ulama ahli
hadis setelah Imam Bukhari.
Āḥmad bin Muḥammad bin Yasin al-Harawī menyatakan bahwa
Ābū Dawud adalah salah satu orang yang hafidz dalam bidang
Hadits, yang memahami Hadits beserta illat dan sanadnya, dan
memiliki derajat tinggi dalam beribadah, kesucian diri, ke-shahih-
an, dan ke-wara’an.
2. Musaddad
Nama lengkapnya adalah Musaddad bin Musarnad atau dikenal
dengan nama Ābū al-Hasan al-Baṣhriy. 86
Guru-gurunya dalam periwayatan Hadits adalah Īsma’il bin
‘Ulaiyah, Bishr bin Mufaddal, Ḥammad bin Zaid, Sufyan bin
Ūyainah, Abdullah bin Dawud dl-Khuraibiy. Sedangkan murid-

muridnya antara lain: al-Bukharī, Ābū Dawud, Ībrahim bin


Ya’kub al-Jurjany.
Penilaian para ulama’ :
Ābū Zur’ah mengatakan Āḥmad bin Ḥambal : Shiddiq (jujur)
Muḥammad bin Harun al-Fallas bertanya kepada Yahya bin
Mu’in : Orang yang shiddiq (jujur)

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
86

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18, hal. 41-43

43
Ja’far bin Ābī Usman al-Thayalisy : Orang yang tsiqah-tsiqah
(tsiqah lagi tsiqah)
Nasa’ī : Tsiqah
Abdurraḥman bin Ali Ḥatim : Tsiqah
3. Yahya
Nama lengkapnya adalah Yahya bin Abdurraḥman Khatib bin Ābī
Balta’ah87
Guru-gurunya adalah : Ḥasan bin Tsabit al-Ansharī, Abdullah Ībnu
Zubair, Ābū Said al-Khudrī, Aisyah binti Rasulullah .
Murid-muridnya adalah : Usamah bin Zaid, Ja’far bin Abdullah bin
Ḥakim al-Ansharī, Khalid bin ilyas, Muḥammad bin Amrū bin
Alqamah, Yahya bin Sa’id al-Ansharī.
Penilaian para ulama’ :
Al-Ijliy : Tsiqah
Muḥammad bin Sa’id : Tsiqah
Al-Nasa’ī, al-Daruquthnī : Tsiqah
4. Alī bin Aqmar
Nama lengkapnya adalah Alī bin Aqmar bin Amrū bin Kharis bin
Muawiyah bin Amrū bin Kharis Rabiah bin Abdullah88
Nama lengkapnya adalah Alī bin aqmar bin Amrū bin Kharis bin
Muawiyah bin Amrū bin Kharis Rabiah bin Abdullah.89

Guru-gurunya adalah : Usamah bin Ṣyarik, Abdullah bin amrū bin


khattab, Muawiyah bin Ābī sofyan, Ābī athiya al-Wadi’ī.
Murid-muridnya adalah : Ḥasan bin Shalih bin hayyī, Sufyan ats-
Tsaurī, Ṣyu’bah bin al-Hajjaj, Sulaiman al-A’mas, Shalih bin
Shaliḥ bin hayyī, Abdurraḥman bin Abdullah bin Mas’udī,
Manshur bin al-Mu’tamir, Ābū malik al-Nakha’i.
87
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 31, hal. 435
88
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 20, hal. 323
89
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 20, hal. 323

43
Pendapat para ulama’ :
Īshaq bin Manshur, Āḥmad bin Sa’id bin Ābī Manshur, Yahya bin
ma’in, Ābū Ḥatim, Yaqub bin Sufyan, An-Nasaī : Tsiqah
Ābī maryam an-Yahya : Hujjah
Ībnū khibban : Tsiqah
5. Ābū Hudazaifah
Nama lengkapnya adalah Ābū Hudzaifah an-Nahdī90 Wafat pada
tahun 12 H.
Guru-gurunya adalah : Sufyan ats-Tsaurī.
Murid-muridnya adalah: Īmam Bukhorī.
6. Aisyah
Nama lengkapnya adalah Aisyah binti Ābū bakar as-Siddiq.91
Mempunyai gelar ummul mukminin yang artinya ( ibu dari orang-
orang mukmin). Wafat pada tahun 58 H. Ibunya bernama Ūmmu
Ruman binti Amir al-Kinaniyah.
Guru-gurunya adalah : Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW,
Ābū Bakar as-Siddiq, Ūmar bin khattab, Said bin Ābī Waqqash,
Hamzah bin Amrū al-Aslamī.
Murid-muridnya adalah : Abdurraḥman bin Ḥarits bin Hisyam,
Ībrahim bin Yazid, Ayman al-Makkī, Sulaiman bin Buraidah,
Sulaiman bin Yasar, Tolhah bin Abdullah bin Usman bin
Ubaidillah bin Ma’mar, Amir bin Said bin Ābī waqqash, Abdullah

bin Ūmar bin Khattab, Hilal bin Yasaf, Yahya bin Abdurrahman
bin Khatab, Ūmmu Kulsum binti Ābū Bakar as-Siddiq.
Penilaian para ulama’ :
Al-Sya’bi berkata dari Maṣyruq bahwa ketika ia menerima Hadits
dari Aisyah, Maṣyruq berkata: “Telah memberikan Hadits

90
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 33, hal. 229
91
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 35, hal. 227

43
kepadaku seorang perempuan yang sangat jujur kekasih Allah
SWT.”
Ābū Dhūha yang juga dari Maṣyruq menerangkan bahwa ia adalah
seseorang yang tidak boleh diragukan karena ia adalah sahabat
terdekat Nabi SAW.
d). Penilaian Ḥadits
Seluruh periwayatan ḥadits kualitasnya adalah Tsiqah. Kriteria
kesahihan ḥadits terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya
sanad, diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada
kejanggalan (Syadz) maupun cacat (illat). Sesuai dengan
penjelasan kritik hadits diatas dapat disimpulkan bahwa: Pertama,
semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid
sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung
sanadnya dari awal hingga akhir (ittishal al-sanad). kedua, ditinjau
dari segi intelektual (dhabith) para perawi pada hadits tersebut baik
(tam al-dhabt). Ketiga, ditinjau dari segi kredibilitas semua sanad
dari hadis tersebut di pandang positif (ta’dil), jadi kualitas hadits
tersebut adalah shahih.
3. Ḥadits tentang larangan mencela orang lain

‫كتاب األدب‬
‫باب ما ينهى من السباب واللعن‬

‫ِّث َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه‬


ُ ‫ت أَبَا َوائِ ٍل حُيَد‬ ِ
ُ ‫صو ٍر قَ َال مَس ْع‬ ٍ
ُ ‫َح َّد َثنَا ُسلَْي َما ُن بْ ُن َحْرب َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َمْن‬
‫وق َوقِتَالُهُ ُك ْفٌر تَ َاب َعهُ غُْن َدٌر َع ْن‬
ٌ ‫اب الْ ُم ْسلِ ِم فُ ُس‬ ِ ِ
ُ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم سب‬
ِ ُ ‫قَ َال قَ َال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ
َ‫ُش ْعبَة‬
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan
kepada kami Syu'bah dari Manshur dia berkata; saya mendengar Abu Wa`il
bercerita dari Abdullah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

43
‫‪bersabda: "Mencela orang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya‬‬
‫‪adalah kekufuran." Hal ini diperkuat juga oleh riwayat Ghundar dari‬‬
‫)‪Syu'bah." (HR. Bukhori:5584‬‬
‫‪a). Takhrij Ḥadits Berdasarkan Lafadz‬‬

‫‪Kitab yang digunakan adalah kitab al-Mu’jam al-Mufharras li-Alfaz al-Ḥadith al-‬‬
‫‪Nabawī karya Arent Jan Wensink (w.1358H), dengan penelusuran menggunakan‬‬
‫‪lafadz ….. adalah sebagai berikut :‬‬

‫م‪ -‬اإلميان‪ -‬باب بيان قول النيب صلى الّله عليه وسلّم سباب املسلم فسوق وقتاله كفر‬
‫ت‪ -‬اإلميان‪ -‬باب ماجاء سباب املؤمن فسوق‬
‫ن‪-‬حترمي ال ّدم‪ -‬باب قتال املسلم‬
‫مج‪-‬الفنت‪ -‬باب سباب املسلم فسوق وقتاله كفر‬
‫حم‪ -‬مسند املكثرين من الصحابة‬
‫‪Penelusuran Terhadap Kitab Ḥadits:‬‬

‫‪a. Redaksi ḥadits dalam kitab Shahih Muslim‬‬

‫حدثنا حممد بن بكار بن الريان وعون بن سالم قاال حدثنا حممد بن طلحة وحدثنا حممد بن‬
‫املثىن حدثنا عبد الرمحن بن مهدي حدثنا سفيان وحدثنا حممد بن املثىن حدثنا حممد بن‬
‫جعفر حدثنا شعبة كلهم عن زبيد عن أيب وائل عن عبد اهلل بن مسعود قال قال رسول اهلل‬
‫صلى اهلل عليه وسلم سباب املسلم فسوق وقتاله كفر قال زبيد فقلت أليب وائل أنت مسعته‬
‫من عبد اهلل يرويه عن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم قال نعم وليس يف حديث شعبة قول‬
‫زبيد أليب وائل حدثنا أبو بكر بن أيب شيبة وابن املثىن عن حممد بن جعفر عن شعبة عن‬
‫منصور وحدثنا ابن منري حدثنا عفان حدثنا شعبة عن األعمش كالمها عن أيب وائل عن عبد‬
‫اهلل عن النيب صلى اهلل عليه وسلم مبثله‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬

‫عبد اهلل بن مسعود‬


‫‪43‬‬
‫أيب وائل‬

‫زبيد‬

‫شعبة‬

‫حممد بن جعفر‬

‫حممد بن املثىن‬

‫سفيان‬

‫عبد الرمحن بن مهدي‬

‫حممد بن املثىن‬

‫حممد بن طلحة‬

‫عون بن سالم‬

‫حممد بن بكار‬

‫م‬
‫‪43‬‬
‫‪b. Redaksi hadits dalam kitab Sunan al-Tirmidhi‬‬

‫حدثنا حممد بن عبد اهلل بن بزيع حدثنا عبد احلكيم بن منصورالواسطي عن عبد امللك بن‬
‫عمري‬
‫عن عبد الرمحن بن عبد اهلل بن مسعود عن أبيه قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
‫قتال املسلم أخاه كفر وسبابه فسوق ويف الباب عن سعد وعبد اهلل بن مغفل قال أبو عيسى‬
‫حديث ابن مسعود‬
‫حديث حسن صحيح وقد روي عن عبد اهلل بن مسعود من غري وجه‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬
‫َو َسلَّ َم‬
‫عبد اهلل بن مسعود‬

‫عبد الرمحن بن عبد‬


‫اهلل‬

‫عبد امللك بن عمري‬

‫عبد احلكيم بن‬


‫منصور‬

‫حممد بن عبد اهلل‬


‫بن بزيع‬

‫ت‬

‫‪d. Redaksi hadits dalam kitab Sunan an-Nasa’i‬‬

‫‪43‬‬
‫أخربنا حممد بن بشار قال حدثنا عبد الرمحن قال حدثنا شعبة عن أيب إسحق قال‬
‫مسعت أبا األحوص عن عبد اهلل قال سباب املسلم فسوق وقتاله كفر‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬
‫َو َسلَّ َم‬
‫عبد اهلل‬

‫أبا األحوص‬

‫أيب إسحق‬

‫عبد الرمحن‬

‫حممد بن بشار‬

‫ن‬

‫‪e. Redaksi hadits dalam kitab Sunan ibn Majah‬‬

‫حدثنا هشام بن عمار حدثنا عيسى بن يونس حدثنا األعمش عن شقيق عن ابن‬
‫مسعود قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم سباب املسلم فسوق وقتاله كفر‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬
‫َو َسلَّ َم‬
‫ابن مسعود‬

‫شقيق‬

‫عيسى بن يونس‬
‫‪43‬‬
‫هشام بن عمار‬

‫مج‬
‫‪f. Redaksi hadits dalam kitab Musnad Ahmad‬‬

‫حدثنا حيىي عن شعبة حدثين زبيد عن أيب وائل عن عبد اهلل عن النيب صلى اهلل عليه‬
‫وسلم قال سباب املسلم فسوق وقتاله كفر قال قلت أليب وائل أنت مسعت من عبد‬
‫اهلل قال نعم‬

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫رس ُ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬

‫عبد اهلل‬

‫أيب وائل‬

‫زبيد‬

‫حيىي‬

‫حم‬

‫‪43‬‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫رس ُ ِ‬
‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬

‫عبد اهلل‬

‫أَبَا َوائِ ٍل‬ ‫أبا األحوص‬ ‫شقيق‬ ‫عبد الرمحن بن‬


‫مسعود‬
‫إسحق‬
‫ع‬ ‫زبيد‬ ‫منصور‬

‫شعبة‬

‫سفيان‬ ‫األعمش‬ ‫عبد امللك‬

‫‪43‬‬ ‫عيس‬
‫عبد الرمحن‬ ‫عبد احلكيم‬
‫بن مهدي‬
‫حيي‬ ‫سليمان‬
‫مشام‬ ‫حممد بن عبد‬
‫حممد بن‬
‫حم‬ ‫خ‬ ‫اهلل‬
‫بشار‬ ‫جه‬
‫ت‬
‫ن‬
‫حممد بن‬

‫حممد بن‬ ‫عون بن‬ ‫حممد بن‬

‫م‬

c). Kritik Sanad


Kritik sanad jalur Muslim

1. Muslim
Nama lengkapnya adalah Īmam Ābul Ḥusain Muslim bin al-Hajjaj
bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairī an-Naisaburī92 Setelah
mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat pada hari
Ahad sore, dan di makamkan di kampung Nasr Abad daerah Naisabur
pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun. Apabila Īmam
Bukharī sebagai ahli hadits nomor satu, ahli tentang ilat–ilat (cacat)
hadits dan seluk beluk hadits, dan daya kritiknya sangat tajam, maka
Muslim adalah orang kedua setelah Bukharī, baik dalam ilmu,

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
92

Mu`assasah Risalah, 1983)

43
keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak mengherankan, karena
Muslim adalah salah satu dari muridnya.
Guru-gurunya adalah : Usman bin Ābī Ṣyaibah, Ābū Bakar bin
Ṣyaibah, Ṣyaiban bin Farukh, Ābū Kamil al-Jurī, Zuhair bin Ḥarab,
’Amar an-Naqid, Muḥammad bin Musanna, Muḥammad bin Yasar,
Harun bin Sa’id al-Ailī, Qutaibah bin Sa’id dan lain sebagainya.
Murid-muridnya adalah : Abdullah bin Mas’ud, Ābū Ḥatim ar-Razī,
Mūsa bin Harun, Āḥmad bin Salamah, Ābū Bakar bin Khuzaimah,
Yahya bin Said, Ābū Awanah al-Isfarayinī, Ābī Isa at-Tirmidzī, Ābū
Āmar Āḥmad bin al-Mubarak al-Mustamlī, Abul Abbas Muḥammad
bin Īshaq bin as-Sarraj, Ībrahim bin Muḥammad bin Sufyan al-Faqih
az-Zahid.
Penilaian para ulama’ :
Al–Khatib al-Bagdadī meriwayatkan dari Āḥmad bin Salamah,
katanya “Saya melihat Ābu Zur’ah dan Ābū Ḥatim selalu
mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dari pada guru-guru hadits
lainnya.
Īshaq bin Mansur al-Kausaj : “Kami tidak akan kehilangan
kebaikan selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin.”
Īshaq bin Rahawaih : “Adakah orang lain seperti Muslim?”. Ībnu
Abi Hatim mengatakan: “Muslim adalah penghafal hadits. Saya
menulis hadits dari dia di Ray.” Ābū Quraisy berkata: “Di dunia ini,
orang yang benar-benar ahli hadits hanya empat orang. Di antaranya
adalah Muslim.” Maksudnya, ahli hadits terkemuka di masa Ābū
Quraisy. Sebab ahli hadits itu cukup banyak jumlahnya.
2. Abdullah
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil bin Ḥabib93
Termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW, muhaddis dan mufassir
di era permulaan islam. Wafat pada tahun 32 H.

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
93

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 16, hal. 121

43
Guru-gurunya adalah : Rasulullah SAW, Sa’ad bin Muadz al-Ansharī,
Umar bin Khattab dan Shafwan bin ‘assal.
Murid-muridnya adalah : Āswad bin Yazid, Ānas bin Malik, Jabir bin
Abdullah al-Ansharī, Ābū Sa’id Sa’id bin Malik al-Khudrī, Sulaiman
bin Jabir, Ābū Wail Syaqiq bin Salamah, Abdullah bin abbas, Īmron
bin Ḥusain.
3. Ābū Wail
Nama lengkapnya adalah Ābū Wail Syaqiq bin Salamah al-Asady al-
Kufy.
Wafat 82 H.94 Dia hidup pada masa Nabi Saw akan tetapi dia tidak
pernah bertemu dengan beliau SAW.
Guru-gurunya adalah : Ābū Bakar, Umar, Usman, Alī, Mu’adz bin
Jabal, Sa’ad bin Abī Waqqash, Khuzaifah bin al-Yaman, Ībnu
Mas’ud, Sahal bin Hanief, Khabbab bin al-Art, Ka’ab bin Ajarh, Ābū
Mas’ud al-Anshary, Ābū Mūsa, alAsy’ary, Ābū Hurairah, Ābū Sa’id
al-Khudry, Ābū Hurairah, Usamah bin Zaid, Aisyah, Ummu Salamah,
al-Mughirah bin Syu’bah, Amrū bin al-Ḥaris bin Abī Dhirar dan lain-
lain baik dari kalangan sahabat maupun tabi’in.

Murid-muridnya adalah : al-A’masy, Mansur, Zubaid al-Yamy, Jami’


bin Abī Rasyid, Ḥusain bin Abdurrahman, Ḥabib bin Abī Tsabit,
‘Ashim bin Bahdalah, Ubadah bin Abī lubabah dan lain-lain.
Penilaian para ulama’:
Ībnu Ma’in berkata : Tsiqah
Waqi’ berkata : Tṡiqah.
Ībnu Sa’ad berkata : Tsiqah
4. Mansur
Nama lengkapnya adalah Mansur bin Ḥayyan bin Husain al-Asadī95

94
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 34, hal. 388
95
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 28, hal. 520

43
Guru-gurunya adalah : Dari ayahnya Abī Hayyaj Hayyan bin Husain
al-Asadī, Sa’id bin jubair, Sulaiman bin bisyar al-Khuzaī, Amrū bin
Maimun al-Audiy.
Murid-muridnya adalah : Sufyan as-Tsaurī, Ābū Khalid bin Sulaiman
bin Hayyan, Syu’bah bin al-Hajjaj, Marwan bin Muawiyah, Yahya
Ībnu Zakariya bin Ābī Zaidah, dan Yazid bin Harun.
Penilaian para ulama’ :
Ābū Bakar bin Ābī Khaitsamah : Tsiqah
Yahya bin Ma’in : Tsiqah
5. Zūbaid
Nama lengkapnya adalah Zūbaid bin Ḥarits bin Abdurrahman bin
Amrū bin Ka’ab al-Yamiy.96
Guru-gurunya adalah : Abdurrahman bin Yazid, Saad bin ubaidah,
Sa’id bin Abdurrahman, Ābū Wail Syaqiq bin Salamah al-Asady al-
Kufy, Abdurrahman bin Āswad, Umarah bin Ūmair, Muḥammad bin
Abdurrahman bin yazid.
Murid-muridnya adalah : Ḥasan bin Shalih bin Ḥayy, Ḥasan bin
Ūbaidillah, Abdul Malik bin Ābī Sulaiman, Muḥammad bin
Thalhah bin Musorrif, Malik bin Mighwal, Yazid bin Ziyad.
Penilaian para ulama’ :

Īshaq bin Manshur : Tsiqah


Yahya bin sa’id : Tsiqah
6. Muḥammad bin Thalhah
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Thalhah bin Musorrif al-
Yamiy97
Guru-gurunya adalah : Īshaq bin Ībrahim bin Abdullah, Sufyan bin
Uyainah, Abdullah bin Ḥusain, Abdullah bin Muslim, Abdurrahman

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
96

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 9, hal. 289

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
97

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 25, hal. 317

43
bin Salim, Amrū bin said bin Abdurrahman, Usman bin Abdurrahman
bin Usman bin Ubaidillah.
Murid-muridnya adalah : Āḥmad bin Shalih al-Misrī, Īshaq bin Īdris,
Muḥammad bin Īshaq, Muḥammad bin Ḥasan, Ābū Salamah Manshur
bin Salamah, Yusuf bin Yaqub, Yaqub bin Muḥammad, Abdullah bin
Zubair, Abdurraḥman bin Ībrahim, Muḥammad bin Āḥmad.
Penilaian para ulama’ :
Ībn Ḥibban : Tsiqah
7. Muḥammad bin bakar
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Bakar bin Riyyan al-
Hasyimī98
Guru-gurunya adalah : Ismail bin ja’far al-Madanī, Ismail bin Zakaria,
Ḥasan bin Ībrahim, Yusuf bin Yaqub.
Murid-muridnya adalah : Muslim, Ābu Dawud, Āhmad bin Ḥasan,
Āhmad bin Yaḥya, Idris bin Ābdul Karim, Ḥamid bin Muḥammad,
Ḥasan bin Ali, Ābdullah bin Muḥammad bin Abdul Aziz, Mūsa bin
Īshaq bin Mūsa al-Anshari, Msaū bin Harun, Yaqub bin Yusuf.
Penilaian para ulama’ :
Abdul Khaliq bin Manshur : Tsiqah
Yahya bin Ma’in : Tsiqah
Abu Ḥasan ad-Daruquthnī : Tsiqah
Ībn Ḥibban : Tsiqah

8. Aun bin Salam


Nama lengkapnya adalah Aun bin Ābi Juhaifah99
Guru-gurunya adalah : Abdurrahman, Ābi Juhaifah as-Suwa’ī, Malik
bin Suhar.

98
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 24, hal. 525
99
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz , hal. 447

43
Murid-muridnya adalah : Īdris bin Yazid, Sufyan ats-Tsaurī, Abdul
Jabar bin Abbas, Abdul Ḥamid bin Ābi ja’far, Ali bin Āqmar, Umar
bin Ābi Zaidah, Yunus bin Ābi Ya’fur.
Penilaian para ulama’ :
Īshaq bin Manshur : Tsiqah
Yaḥya bin Ma’in : Tsiqah
Nasa’ī : Tsiqah
Ābū Ḥatim : Tsiqah
9. Ṣyu’bah
Nama lengkapnya adalah Ṣyu’bah bin al-Hajjaj bin al-Ward al- Ataky
al-Azdy Abu Bistham al-Washithy100
Ṣyu’bah adalah seorang periwayat ḥadīṡ yang terpuji integrasi pribadi
dan kemampuan intelektualnya.
Guru-gurunya adalah : Ānas bin Sirin, Qatadah bin Du’amah, Sofyan
al-Staury, Sulaiman bin al-Amasy, ayahnya al-Hajajjaj bin al-Ward,
Sa’id bin Masruq, Sammak bin Ḥarb, Abdullah bin Dinar, Atha bin
Abi Muslim al-Khurasany, Umar bin Dinar, ‘Ashim bin Bahdalah,
Ashim bin Ubaidillah, Ashim bin Sulaiman al-Ahwal.
Murid-muridnya adalah : al-A’masy, Ayyub, Sa’ad bin Ibrahim,
Muḥammad bin Īshaq (mereka juga adalah guru beliau), Jarir ibnu
Ḥazim, al-Tsury, al-Hasan bin Shalih (dari yang seangkatan
dengannya), Yaḥya al-Qaththan, Waki’, Ībn al-Mubarak dan lain-lain.
Penilaian para ulama’
Yaḥya bin Ma’in berkata : Ṣyu’bah adalah Imam orang-orang yang
bertaqwa

Ḥammad bin Zaid berkata : Jika terjadi perbedaan antara aku dengan
Ṣyu’bah dalam masalah ḥadīṡ, maka aku merujuk kepada
perkataannya

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
100

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz , hal. 301

43
Ābu Abdullah al-Hakim berkata : Ṣyu’bah adalah Imam para ulama
ḥadīṡ di bashrah
Sofyan berkata: Ṣyu’bah amir al-mu’minin fi al-ḥadīṡ.
10. Sufyan
Nama lengkapnya adalah Sufyan bin Sa’id ats-Tsaurī. Wafat pada
tahun 161 H101
Guru-gurunya adalah : Ali bin Aqmar, Īsmail bin Ābi Khalid, Aswad
bin Qais, Ja’far bin Maimun, Ja’far bin Muḥammad Shodiq, Ziyad bin
Ismail al-Makkī, Īsa bin Yunus, Malik bin Ānas, Yaḥya bin Ādam,
Yaḥya bin yaman.
Pendapat ulama’ :
Ṣyu’bah, Sufyan bin Uyainah, Ābū Asim an-Nabil, Yaḥya bin Muin :
Sufyan amirul mukminin fil hadis.
11. Muḥammad al-Mutsanna
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Mutsanna bin Ubaid. Beliau
dikenal sebagai Ābū Musa al-Bashrī pada zamannya.
Guru-gurunya adalah : Abdullah bin Īdris, Ābū Muawiyah, Khalid din
Warits, Yazid bin Zurai’, Ḥusainn bin Ḥasan Bisry, Mu’tamar, Ḥafs
bin Giyas, Īshaq bin Yusuf, abu Nu’man al-Ajaly, Ḥamad bin Sahl,
Muḥammad bin Fadil, Husain bin Jurair, Ībn Uyainah, Abdullah al-
Tsaqafy, Abdullah bin Ḥamran, Abdul A’la, Muḥammad bin Abdullah
al- Anshary, Ja’far, Muḥammad bin Harun, Makiy bin Ībrahim, dan
ulama yang lainnya.
Murid-muridnya adalah : Jama’ah, Ābū ya’la Āhḥmad bin Āli bin al
Mutsanna, Ābū Arūbah al-Husain bin Muḥammad al-Harranī, serta
yang lainnya.
Penilaian para ulama’

Abdullah bin Āḥmad bin Ḥanbal : Tsiqah


Ābū Saad al-Harawī : Hujjah

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
101

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 11, hal. 154

43
Ībn Ḥibban : Tsiqah
12. Abdurraḥman bin Mahdi
Abdurraḥman bin Mahdi bin Ḥassan Al-Anbari Al-Luklu’i Al-Hafizh
Al-Kabir Imamul Ilmi, Asy-Syahir. Beliau memiliki Kun-yah “Ābū
Sa’id”.102 Beliau seorang ulama hadis yang memiliki beberapa tulisan
dalam masalah hadis.
Guru-gurunya adalah : Aiman bin Nabil, Mu’awiyah bin Shaleh, Ābū
Khaldah, Ṣyu’bah, Sufyan Ats-Tsauri, dan beberapa ulama lainnya. 
Murid-muridnya adalah : Abdullah bin Mubarak, Āḥmad bin
Ḥambal, Ishaq bin Rahawaih, Ali bin Al-Madiniī, dan masih banyak
ulama lainnya.
Penilaian para ulama’
Ībn Ḥibban : Mutqin dan Tsiqah
Muḥammad bin Ābī Bakar al-Muqaddamī : Tsabit ( terjaga
hafalannya )
Kritik sanad jalur Al- Tirmidzi :
1. Al-Tirmidzī

Nama lengkapnya adalah Īmam al-Hafidz Ābū Isa Muḥammad


bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-
Tirmidzī, salah seorang ahli hadits kenamaan, dan pengarang
berbagai kitab yang masyur wafat pada 279 H di kota Tirmiz.103
Guru-gurunya: Īmam Bukharī, Īmam Muslim, Ābū Dawud,
Qutaibah bin Saudi Arabia‟id, Īshaq bin Mūsa, Abbas bin
Muḥammad bin Ḥatim, Maḥmud bin Gailan. Said bin Abdur
Raḥman, Muḥammad bin Yahya, Muḥammad bin Basysyar, Ali
bin Hajar, Āḥmad bin Muni’, Muḥammad bin al- Musanna.
Murid-murid beliau di antaranya ialah Makhul Ībnul-Fadl,
Muḥammad bin Mahmud Anbar, Ḥammad bin Syakir, Ai-bd
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
102

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 17, hal. 279


103
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) juz 14 hal. 250-253

43
bin Muḥammad an-Nasfiyyun, al- Haisam bin Kulaib asy-
Syasyi, Āḥmad bin Yusuf an-Nasafi, Abul-Abbas Muḥammad
bin Maḥbud al-Mahbubi.
Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana
Pendapat ulama Hadis :
Al- Dhahabī : al-Hafiz
Ibn Hajar : ahad al- aimmah
2. Muḥammad bin Abdullah
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Abdullah bin Baziq104
Guru-gurunya adalah : Khalid bin yazid, Ziyad bin Abdullah,
Muḥammad bin Ābī Adī, Abdul wahab, Muktamir bin Sulaiman,
Yazid bin Zurai’
Murid-muridnya adalah : Muslim, Tirmidzī, An-Nasa’ī, Ābū
Bakar Āḥmad bin Amru, Ḥasan bin Āḥmad bin lays, Mūsa bin
Zakariya dan lain-lain.
Penilaian para ulama’
Ābū Ḥatim : Tsiqah
Nasa’ī : Shalih
Ībn Ḥibban : Tsiqah
3. Abdul Hakim bin Manshur
Nama lengkapnya adalah Abdul Ḥakim bin Manshur al-Khuzai105
Guru-gurunya adalah : Ziyad bin Ābī Ḥasan, Hisyam bin Urwah,
Yunus bin Ubaid, Abdul malik bin Umair.
Murid-muridnya adalah : Īsmail bin Abdullah, Īsmail bin Ābū
Ḥamid, Ḥasan bin Alī, Zakariya bin Yahya bin Sulaiman,
Sulaiman bin Khalid, Muḥammad bin Bakar, Muḥammad bin
Khalid bin Abdullah, Muḥammad bin Abdullah bin Baziq.

Penilaian para ulama’


104
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) juz 25 hal. 453
105
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) juz 16 hal. 403

43
Muawiyah bin Shalih : Matruk
Yahya bin Ma’in : Kadzab
Ābū Dawūd : Dhoif
4. Abdul Malik bin Umair
Nama lengkapnya adalah Abdul Malik bin Umair bin Suwaid bin
Jariyah106
Guru-gurunya adalah : Jarir bin Abdullah, Zaid bin Uqbah,
Abdullah bin Ḥaris bin Naufal, Abdurraḥman bin Abdullah,
Abdurraḥman bin Muḥammad, Ali bin Sulaiman, Muḥammad bin
Ḥasan, Marwan bin Muawiyah.
Murid-muridnya adalah : Ībrahim bin Muḥammad bin Malik,
Īsmail bin Ābī Khalid, Yazid bin Ziyad, Ābū Bakar, Ābū Ḥamzah,
Ṣyu’bah bin al-Hujjaj.
5. Abdurraḥman bin Abdullah
Nama lengkapnya adalah Abdurraḥman bin Abdullah bin Utbah
bin Abdullah bin Mas’ud al-Masudi al-Kuffi107
Guru-gurunya adalah : Alin bin Aqmar, Umar bin Abdullah,
Muḥammad bin Abdurraḥman, Ḥasan bin Said, Abdullah bin
Mas’ud, Abdurraḥman bin al-Aswad, Abdul Malik bin Umar,
Usman bin Abdullah dan lain-lain.
Murid-muridnya adalah : Ja’far bin Aun, Khalid bin al-Ḥaris,
Khalid bin Abdurraḥman, Abdurraḥman bin Mahdi, Abdul Aziz
bin Aban, Muḥammad bin Abdullah al-Anshari, Yazid bin Harun.
Penilaian para ulama’
Usman bin Said : Tsiqah
Abdullah bin Alī : Tsiqah
Muḥammad bin Said : Tsiqah
Nasa’ī : Laisa bihi ba’sa
106
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) juz 16 hal. 370
107
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) juz 17 hal. 219

43
6. Abdullah bin Mas’ūd
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas'ūd bin Ghafil bin
Ḥabib108
Termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW, muhaddis dan
mufassir di era permulaan islam. Wafat pada tahun 32 H.
Guru-gurunya adalah : Rasulullah SAW, Sa’ad bin Muadz al-
Anshari, Umar bin Khattab dan Shafwan bin ‘Assal.
Murid-muridnya adalah : Āswad bin Yazid, Ānas bin Malik, Jabir
bin Abdullah al-Ansharī, Ābū Sa’id Sa’id bin Malik al-Khudrī,
Sulaiman bin Jabir, Ābū Wail Syaqiq bin Salamah, Abdullah bin
Abbas, Īmron bin Ḥusain.
Kritik sanad jalur An-Nasa’i
1. Nasa’i
Nama lengkapnya adalah Āḥmad bin Ṣyu’aib bin Alī bin Sinan
bin Bahr bin Dinar Ābū Abd al-Raḥman al-Nasa’i al-Qadhy al-
Hafidh (penyusun kitab Sunan)109
Dia mendengarkan dan meriwayatkan ḥadīṡ dari banyak
Ulama ḥadīṡ yang tidak terhitung jumlahnya, kesemuanya
tercantum di dalam kitabnya al-Sunan. Dia meriwayatkan ilmu
Qiraat dari Āḥmad bin Nashr al-Naisabury dan Abu sy’aib al-
Susy.
Murid-muridnya adalah : putranya Abd al-Karim, Ābū Bakar
Āḥmad bin Muḥammad bin Īshaq bin al-Sunny, Ābū Ali al-
Ḥasan Ībn al-Khadhr al-Asyuthy,al-Ḥasan bin Rasyiq al-
Askary, Ābū al-Qasim Hamzah bin Muḥammad bin Ali al-
Kannany al-Hafidh, Ābū al-Ḥasan Muḥammad bin Abd Allah
bin Zakariya bin Habuyah, Muḥammad bin Mu’awiyah bin al-

108
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 16, hal. 121
109
Āḥmad bin Alī bin Ḥajar al-Asqalany, Tahdzib al-Tahdzib. (Cet. I; Beirut: Dar al-Fikr, 1404 H /
1984 M) juz I, hal. 31-32

43
Āhmar, Muḥammad Ībn Qasimal-Andalusy, Ali bin Abī Ja’far
al-Thahawy, Ābū Bakar Āḥmad bin Muḥammad bin al-

Muhandis (kesemuanya merupakan periwayat dari kitab al-


Sunan karya al-Nasa’i) dan lain-lain.
Penilaian para ulama’
Ībn Ady berkata : Aku mendengarkan Mansur al-Faqih dan
Āḥmad bin Muḥammad bin Salamah al-Thahawy keduanya
berkata: Ābū Abd al-Raḥman adalah soerang Imam kaum
muslimin.
Muḥammad bin Sa’ad al-Barudy berkata: Aku menanyakan
kepada Qashim al-Muthraz perihal al-Nasa’i, beliau berkata:
dia adalah seorang Imam atau lebih pantas menjadi seorang
Imam.
2. Muḥammad bin Basyar
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Basyar bin
110
Furafishah bin Mukhtar
Guru-gurunya yaitu : Īshaq bin Sulaiman ar-Razzī, Īsmail bin
Ābī Khalid, Sufyan ats-Tsauri, Zakaria bin Ābī Zaidah,
Ṣyu’bah bin al-Hajjaj, Yunus bin Ābī Īshaq.
Murid-muridnya yaitu : Alī bin al-Madaniy, Muḥammad bin
Abdullah bin Numair, Harun bin Abdullah al-Ḥammal.
Penilaian para ulama’ :
Utsman bin sa’idal-Darimī dan Yahya bin Ma’in : Tsiqah
Ībn Ḥibban : Tsiqah
An-Nasa’ī : Shalih
3. Abdurraḥman
Abdurraḥman bin Mahdi bin Ḥassan Al-Anbari Al-Luklu’i Al-
Hafizh Al-Kabir Imamul Ilmi, Asy-Syahir. Beliau memiliki

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
110

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 24, hal. 521

43
Kun-yah “Ābū Sa’id”111 Beliau seorang ulama hadis yang
memiliki beberapa tulisan dalam masalah hadis.

Guru-gurunya adalah : Aiman bin Nabil, Mu’awiyah bin


Shaleh, Ābū Khaldah, Ṣyu’bah, Sufyan Ats-Tsauri, dan
beberapa ulama lainnya. 
Murid-muridnya adalah : Abdullah bin Mubarak, Āḥmad bin
Ḥambal, Īshaq bin Rahawaih, Alī bin Al-Madini, dan masih
banyak ulama lainnya.
Penilaian para ulama’
Ībn Ḥibban : Mutqin dan Tsiqah
Muḥammad bin Abī Bakar al-Muqaddamī : Tsabit ( terjaga
hafalannya )
4. Ṣyu’bah
Nama lengkapnya adalah Ṣyu’bah bin al-Hajjaj bin al-Ward
al- Ataky al-Azdy Abu Bistham al-Washithy112
Syu’bah adalah seorang periwayat ḥadīṡ yang terpuji integrasi
pribadi dan kemampuan intelektualnya.
Guru-gurunya adalah : Ānas bin Sirin, Qatadah bin Du’amah,
Sofyan al-Staury, Sulaiman bin al-Amasy, ayahnya al-Hajajjaj
bin al-Ward, Sa’id bin Masruq, Sammak bin Harb, Abdullah
bin Dinar, Atha bin Abi Muslim al-Khurasany, Umar bin
Dinar, ‘Ashim bin Bahdalah, Ashim bin Ubaidillah, Ashim bin
Sulaiman al-Aḥwal.
Murid-muridnya adalah : al-A’masy, Ayyub, Sa’ad bin
Ībrahim, Muḥammad bin Īshaq, Jarir Ībn Ḥazim, al-Ḥasan bin
Shalih (dari yang seangkatan dengannya), Muḥammad bin
Basyar, Yahya al-Qaththan, Waki’, Ībn alMubarak dan lain-
lain.
111
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 17, hal. 279
112
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz , hal. 301

43
Penilaian para ulama’
Yahya bin Ma’in berkata : Ṣyu’bah adalah Imam orang-orang
yang bertaqwa

Ḥammad bin Zaid berkata : Jika terjadi perbedaan antara aku


dengan syu’bah dalam masalah ḥadīṡ, maka aku merujuk
kepada perkataannya
Ābū Abdullah al-Ḥakim berkata : Ṣyu’bah adalah Imam para
ulama ḥadīṡ di bashrah
Sofyan berkata: Ṣyu’bah amir al-mu’minin fi al-ḥadīṡ.
5. Abī Īshaq
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Abī Īshaq bin Yasar
atau lebih dikenal dengan Ībn Ābī Īshaq113 wafat pada tahun
151 H.
Guru-gurunya adalah : Ubaidillah bin mughirah, Yazid bin
Ḥubaib, Tsamamah bin syafi’i.
Murid-muridnya adalah : al-Khalil bin Āḥmad al-Farahidi,
Sibawaih.
6. Ābū al-Aḥwas
Ābū Al Aḥwas merupakan nama kuniyahnya, sedangkan
nama lengkapnya adalah Auf bin Malik bin Naḍolah. Beliau
merupakan dari kalangan Tabi’in114 Dan beliau merupakan
kalangan Tabi’ul Atba’ Kalangan Tua.
Guru-gurunya adalah Umar, Abī Żar, Abī Abas, Ābū Al
Aḥwas, dan masih banyak lagi.
Murid-murid beliau adalah Qotādah, Ᾱṣim Al-Aḥwal,
Mujahid, dan Isma’il bin Abi Kholid.
Penilaian para ulama’
An-Nasa`i : Tsiqah
113
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 34, hal. 422
114
Syihab al-Din Āḥmad , Alī bin Ḥajar al-Asqalani, Tahżib al-Tahżib, (Beirut: Dar al-Fikr, 1995)
juz 5, hal. 157

43
Ībn Ḥajar al-Asqalani dan Az-Zahabi : Tsiqah dan ahli ibadah
7. Abdullah

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil bin


Ḥabib115
Termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW, muhaddis dan
mufassir di era permulaan islam. Beliau memiliki kuniyah
yaitu Abu 'Abdur Raḥman. Semasa hidupnya tinggal di Kufah
dan wafat pada tahun 32 H.
Guru-gurunya adalah : Rasulullah SAW, Sa’ad bin muadz al-
Anshari, Umar bin Khattab dan Shafwan bin ‘assal.
Murid-muridnya adalah : Aṣwad bin yazid, Anas bin malik,
Jabir bin Abdullah al-Anshari, Ābū Sa’id Sa’id bin Malik al-
Khudri, Sulaiman bin jabir, Ābū wail Syaqiq bin Salamah,
Abdullah bin Abbas, Īmron bin Ḥusain.
Kritik sanad jalur Ibn Majah
1. Ibn Majah
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Yazid al-raba’iy
Ābū Abdullah bin Majah al-Qazwiniy al-Hafidz. Beliau
lahir pada tahun 209 H dan wafat pada tahun 273 H.
Guru-gurunya adalah : Abu bakar bin abi syaibah,
Muḥammad bin Abdillah bin Numair, Hisyam bin
Ammar.
Murid-muridnya adalah : li bin Sa’id alGhalani, Ībrahim
bin Dinar al-Hamdani, Ābū Ya’la al-Khalili.
Penilaian para ulama’ :
Al-Khalili : Tsiqah laih, muhtaju bihi, berpengetahuan
Hadits dan menghafalnya, mempunyai sejumlah karangan
seperti kitab sunnah, tafsir dan tarikh

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
115

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 16, hal. 121

43
Al-Dzhahabi dalam kitabnya “Tadzkirah al-Hufadz”
menggambarkan Ibnu Majjah sebagai muhadits besar,
mufassir, penyusunan al-sunnah, dan kitab tafsir.
2. Hisyam bin Ammar

Nama lengkapnya adalah Hisyam bin 'Ammar bin Nushair


bin Maisarah bin Abban as-Sulami azh-Zhafri, atau lebih
dikenal sebagai Hisyam bin Ammar adalah seorang ulama
dibidang Qira'at al-Qur'an dan hadis116
Guru-gurunya adalah : Ḥatim bin Īsmail, Sufyan bin
Uyainah, Sulaiman bin Utbah, Abdurraḥman bin zaid,
Abdurrahman bin said, Abdurraḥman bin sulaiman, Abdul
aziz, Umar bin Abdul Wahid, Muḥammad bin Isa,
Muḥammad bin Ībrahim.
Murid-muridnya adalah : Bukhari, Abu dawud, Nasa’i, Ibn
Majah, Ahmad bin Yahya, Ja’far bin Ībrahim, Abdullah
bin Muhammad dan lain-lain.
Penilaian para ulama’:
Yahya bin Ma’in : Tsiqah
Al-Ijliy : Tsiqah
Ībrahim bin junaid : Tsiqah
3. Isa bin Yunus
Nama lengkapnya adalah Isa bin Yunus bin Aban al-
Fakhuriy117
Guru-gurunya adalah : Uqbah bin alqamah, Walid bin
Muslim, Yahya bin Salim, Salim bin Maimun, Yahya bin
isa,Yazid bin Harun.

116
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 30, hal. 242
117
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 23, hal. 60

43
Murid-muridnya adalah : An-Nasa’i, Ībn majah, Abu
bakar Āḥmad bin Amru, Īsmail bin Āḥmad, Ābū Thalib
Āḥmad Abdullah bin Āḥmad, Abdullah bin Muḥammad
bin Salim, Abdullah bin Muḥammad bin Wahab, Ābū
Ja’far Muḥammad bin Āḥmad dan lain-lain.
Penilaian para ulama’ :
An-Nasa’i : Tsiqah

Ībn Ḥibban : Tsiqah


4. Syaqiq
Nama lengkapnya adalah Syaqiq bin Salamah Ābū Wa’il
al-Asadi118
Guru-gurunya adalah : Usamah bin Zaid, Jarir bin
Abdullah, Said bin Abī waqas, Sulaiman bin Rabiah,
Abdullah bin Zubair, Ībn Mas’ud, Umar bin Khattab, Ābū
Bakar , Ābū hurairoh, Ummu Salamah istri Rasulullah
SAW.
Murid-muridnya adalah : Ḥusain bin Abdurraḥman,
Sulaiman al-A’mas, Yazid bin abi ziyad, Ābū Hasyim dan
lain-lain.
Penilaian para ulama’ :
Waqiq : Tsiqah
Īshaq bin Manshur : Tsiqah
Muḥammad bin Said : Tsiqah
5. Ībn Mas’ūd
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas'ūd bin Ghafil
bin Ḥabib119

118
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 20, hal. 548
119
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 16, hal. 121

43
Termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW, muhaddis
dan mufassir di era permulaan islam. Wafat pada tahun 32
H.
Guru-gurunya adalah : Rasulullah SAW, Sa’ad bin Muadz
al-Anshari, Umar bin khattab dan Shafwan bin ‘assal.
Murid-muridnya adalah : Aswad bin Yazid, Ānas bin
Malik, Jabir bin Abdullah al-Anshari, Ābū Sa’id Sa’id bin
Malik al-Khudri, Sulaiman bin Jabir, Ābū Wail Syaqiq bin
Salamah, Abdullah bin abbas, Īmron bin Husain.
Kritik sanad jalur Ahmad bin hambal

1. Ahmad bin hambal

Kunyah beliau Abu Abdillah, namanya Ahmad bin


Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al
Marwazi Al Baghdadi120. Ayah beliau seorang
komandan pasukan di Khurasan di bawah kendali
Dinasti Abbasiyah. Kakeknya mantan Gubernur
Sarkhas di masa Dinasti Bani Umayyah, dan di masa
Dinasti Abbasiyah menjadi da‟i yang kritis.121 Wafat
pada tahun 241 H. Guru-guru Beliau: Imam Ahmad
bin Hanbal berguru kepada banyak ulama,
jumlahnya lebih dari dua ratus delapan puluh yang
tersebar di berbagai negeri, seperti di Makkah,
Kufah, Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri
lainnya. Di antara mereka adalah: Ismail bin Ja’far,
Abbad bin Abbad Al-Ataky, Umari bin Abdillah bin
Khalid Abu Muhammad al-Mu’dib, Muhammad bin
Sabiq al- Tamimi, Husyaim bin Basyir bin Qasim
bin Dinar As-Sulami, Imam Asy- Syafi’i, Waki’bin
120
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 18 hal. 180
121
Muqaddimah kitab Āḥmad bin Ḥanbal, Musnad li Īmam Āḥmad bin Ḥanbal,Beirut:1996

43
Jarrah, Ismail bin Ulayyah, Sufyan bin Uyainah,
Abdurrazaq, dan Ibrahim bin Ma’qil.

2. Yahya
Nama lengkapnya adalah Yahya bin Abdurraḥman
Khatib bin Abī Balta’ah122Guru-gurunya adalah :
Ḥasan bin Tsabit al-Anshari, Abdullah Ībn Zubair,
Ābū Said al-Khudri, Aisyah binti Rasulullah. Murid-
muridnya adalah : Usamah bin zaid, Ja’far bin
Abdullah bin Hakim al-Anshari, Khalid bin ilyas,

Muḥammad bin Amru bin Alqamah, Yahya bin


Sa’id al-Anshari. Pendapat para ulama’ :

Al-Ijliy : Tsiqah

Muḥammad bin Sa’id : Tsiqah


Al-Nasa’i, al-Daruquthnī : Tsiqah
3. Zubaid
Nama lengkapnya adalah Zubaid bin Ḥarits bin
Abdurrahman bin Amru bin Ka’ab al-Yamiy.123
Guru-gurunya adalah : Abdurrahman bin Yazid, Saad
bin ubaidah, Sa’id bin Abdurrahman, Ābū Wail
Syaqiq bin Salamah al-Asady al-Kufy, Abdurraḥman
bin Aswad, Umarah bin Umair, Muḥammad bin
Abdurraḥman bin Yazid.
Murid-muridnya adalah : Ḥasan bin Shalih bin Hayy,
Ḥasan bin Ubaidillah, Abdul malik bin Abī Sulaiman,

122
Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 31, hal. 435

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
123

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 9, hal. 289

43
Muḥammad bin Thalhah bin Musorrif, Malik bin
Mighwal, Yazid bin Ziyad.
Penilaian para ulama’ :
Īshaq bin Manshur : Tsiqah
Yahya bin Sa’id : Tsiqah

4. Alī bin Aqmar


Nama lengkapnya adalah Alī bin Aqmar bin Amru bin
Kharis bin Muawiyah bin Amru bin Kharis Rabiah bin
Abdullah.124
Guru-gurunya adalah : Usamah bin Syarik, Abdullah
bin Mas’ūd, Abdullah bin Amru bin Khattab,
Muawiyah bin Abī sofyan, Abī athiya al-Wadi’i.

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
124

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 20, hal. 323

43
Murid-muridnya adalah : Ḥasan bin Shalih bin Hayyi,
Sufyan ats-Tsauri, Ṣyu’bah bin al-Hajjaj, Sulaiman al-
A’mas, Shalih bin Shalih bin Hayyi, Abdurraḥman bin
Abdullah bin Mas’udi, Manshur bin al-Mu’tamir, Ābū
Malik al-Nakha’i.
Penilaian para ulama’ :
Īshaq bin manshur, Āḥmad bin Sa’id bin Abī Manshur,
Yahya bin Ma’in, Ābū Ḥatim, Yaqub bin Sufyan, An-
Nasai : Tsiqah
Abī Maryam an Yahya : Hujjah
Ībn khibban : Tsiqah
5. Abdullah
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas'ud bin
Ghafil bin Habib125
Termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW,
muhaddis dan mufassir di era permulaan islam. Wafat
pada tahun 32 H.
Guru-gurunya adalah : Rasulullah SAW, Sa’ad bin
Muadz al-Anshari, Umar bin khattab dan Shafwan bin
‘assal.
Murid-muridnya adalah : Aswad bin yazid, Ānas bin
Malik, Jabir bin Abdullah al-Anshari, Ābū Sa’id Sa’id
bin Malik al-Khudri, Sulaiman bin Jabir, Ābū Wail
Syaqiq bin Salamah, Abdullah bin Abbas, Īmron bin
Husain.
d). Penilaian Ḥadis
Seluruh periwayatan ḥadits kualitasnya adalah Tsiqah.
Kriteria kesahihan hadits terdapat beberapa syarat
yaitu: bersambungnya sanad, diriwayatkan oleh perawi

Jamal al-Din Ābū al-Hajjaj Yūsuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal fi Asma` al-Rijal, (Beirut:
125

Mu`assasah Risalah, 1983) Juz 16, hal. 121

84
yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun
cacat (illat). Sesuai dengan penjelasan kritik ḥadits
diatas dapat disimpulkan bahwa: Pertama, semua sanad
mempunyai hubungan antara guru dan murid sehingga
bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung
sanadnya dari awal hingga akhir (ittishal al-sanad).
kedua, ditinjau dari segi intelektual (dhabith) para
perawi pada ḥadits tersebut baik (tam al-dhabt). Ketiga,
ditinjau dari segi kredibilitas semua sanad dari ḥadits
tersebut di pandang positif (ta’dil), jadi kualitas hadits
tersebut adalah shahih.

84
BAB IV
PEMAHAMAN ḤADITS TENTANG FENOMENA CYBERBULLYING
A. Pengertian Ma’anil Ḥadits
Ma’anil ḥadits terdiri dari dua kata yaitu ma’anil dan ḥadits.
Ma’anil berasal dari bahasa Arab yakni ‫ ﻣﻌﺎﻧﻰ‬jamaknya ‫ ﻣﻌﺎن‬yang berarti:
arti atau makna.126
Dalam KBBI “arti” adalah maksud yang terkandung. 14 Sedangkan
“makna” ialah arti.127
Menurut Abdul Mustaqim, ma’anil ḥadits adalah sebuah ilmu yang
mengkaji tentang pemahaman hadits Nabi Muḥammad SAW, dengan
mempertimbangkan struktur linguistik teks hadits, konteks munculnya
ḥadits (asbabul wurud), kedudukan Nabi Muḥammad Saw. Ketika
menyampaikan ḥadits, dan bagaimana menghubungkan teks hadits masa
lalu dengan konteks kekinian, sehingga diperoleh pemahaman yang relatif
tepat, tanpa kehilangan relevansinya dengan konteks kekinian.128

126
Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Multi Karya Grapika,
Yokyakarta, 1996, hal. 747
127
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet 9, Balai Pustaka, Jakarta,
1996, hal. 57
128
Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadits Paradigma Interkoneksi (Berbagai Teori Dan
Metode Memahami Hadits), IDEA Press, Yogyakarta, 2008, hal. 5

84
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian ma’anil ḥadits adalah sebuah ilmu pengetahuan untuk
memahami pemaknaan dan pemahaman ḥadits secara tepat dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang berhubungan dengannya, dan
mempertimbangkan beberapa indikasi untuk menghindari terjadinya
kesalahan dan kekeliruan dalam memahami sebuah teks ḥadis.
B. Urgensi Ma’anil Ḥadits
Ma’anil ḥadits sangat penting dalam konteks pengembangan studi ḥadits,
antara lain yaitu :
a. Untuk memberikan prinsip-prinsip metodologi dalam memahami
ḥadits.
Yaitu prinsip tidak terburu-buru menolak suatu ḥadits sebelum benar-
benar melakukan verifikasi secara mendalam dan detail.
b. Untuk mengembangkan pemahaman ḥadits secara kontekstual dan
progresif, terutama untuk ḥadits-ḥadits yang berkaitan dengan masalah
mu’amalah, persoalan lingkungan hidup, isu gender, sosial dan politik.
Aspek-aspek tersebut sangat penting diperhatikan sehingga dialetika
teks dan konteks serta kontekstualisasi menjadi sebuah keniscayaan
untuk menemukan maqashid dan spirit makna dibalik teks ḥadits Nabi
SAW.
c. Untuk melengkapi kajian ilmu ḥadits riwayah, sebab kajian adits
riwayah saja tidak cukup. Maka ilmu Ma’anil Ḥadits menjadi penting
dalam rangka menangkap pesan-pesan ideal tyang tersurat dan tersirat
dalam teks hadits menjadi sangat penting.
d. Sebagai kritik terhadap model pemahaman hadits yang rigid dan kaku.
Dengan ilmu Ma’anil Ḥadits, pembacaan terhadap hadits-hadits Nabi
SAW menjadi lebih hidup dan terhindar dari model pembacaan yang
mati.129
C. Metode Ma’anil Ḥadits Yusuf Al-Qardhawī

129
Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadits Paradigma Interkoneksi (Berbagai Teori Dan
Metode Memahami Hadits), IDEA Press, Yogyakarta, 2008, hal. 13-14

84
Dalam melakukan tela’ah ma’ani, penulis menggunakan metode

yang dipaparkan oleh Yusuf Al-Qardhawī, dalam bukunya

“Bagaimana Memahami Ḥadits Nabi SAW” metode pemahaman

ḥadits terbagi menjadi delapan, yaitu sebagai berikut:

1. Memahami As-Sunnah sesuai Petunjuk Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah “ruh” dari eksistensi islam, dan merupakan

asas bangunanya. Ia merupakan konstitusi dasar yang paling

pertama dan utama, yang kepadanya bermuara perundang-

undangan islam. Sedangkan As-sunnah adalah penjelas terinci

tentang isi konstitusi tersebut, baik dalam hal-hal yang bersifat

teoritis ataupun penerapannya secara praktis. Itulah tugas

Rasulullah SAW ‘menjelaskan bagi manusia apa yang diturunkan

kepada mereka’.130

2. Menghimpun Ḥadits-Ḥadits yang Terjalin dalam Tema yang

Sama

Untuk berhasil memahami As-sunnah secara benar, harus

menghimpun dan memadukan beberapa ḥadits sahih yang

berkaitan dengan suatu tema tertentu (satu topik). Kemudian

mengembalikan kandungan ḥadits yang mutasyabihat (belum

jelas artinya) disesuaikan dengan ḥadits yang muḥkam (jelas

maknanya), mengaitkan yang mutlak (terurai) dengan yang

muqayyad (terbatas), dan menafsirkan yang ‘am dengan yang

Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan oleh Muhammad
130

Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 92

84
khash. Dengan cara itu dapatlah dimengerti maksudnya lebih

jelas.131

3. Penggabungan atau Pentarjihan antara Ḥadits-Ḥadits yang

Bertentangan

Pada dasarnya, nash-nash syariat tidak mungkin saling

bertentangan. Sebab kebenaran tidak akan bertentangan dengan

kebenaran. Walaupun ada itu terbatas pada lahirnya saja bukan

pada hakikat dan realitas. Dan apabila terdapat hadits yang seperti

itu, maka wajib menghilangkannya dengan cara sebagai

berikut:132

a. Penggabungan Didahulukan Sebelum Pentarjihan

Hal yang sangat penting memahami As-Sunnah secara baik,

yaitu dengan cara menyesuaikan antara berbagai hadits sahih

yang redaksinya tampak saling bertentangan, begitu juga dengan

makna kandungannya, yang sepintas lalu tampak berbeda.

Kemudian semua hadits dikumpulkan dan masing-masng dinilai

secara proporsional, sehingga dapat dipersatukan dan tidak saling

berjauhan, saling menyempurnakan dan tidak saling bertentangan.

b. Soal Nask dalam Ḥadits

Pada hakekatnya naskh dalam hadits tidak sebesar yang

didakwahkan dalam Al-Qur’an. Hal ini mengingat bahwa Al-

131
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan oleh Muhammad
Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 106
132
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan oleh Muhammad
Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 117

84
Qur’an adalah pegangan hidup yang bersifat universal dan abadi.

Sedangkan sunah adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan Nabi Saw. Jika ada dua hadits dan dapat diamalkan

keduanya maka diamalkanlah, dan tidak boleh salah satu dari

keduanya mencegah diamalkannya yang lain.

4. Memahami Ḥadis dengan Mmempertimbangkan Latar

Belakangnya, Situasi dan Kondisinya ketika Diucapkan, serta

Tujuannya.

Diantara cara-cara yang baik untuk memahami ḥadits Nabi

SAW ialah memperhatikan sebab-sebab khusus yang

melatarbelakangi diucapkannya suatu ḥadits atau kaitannya

dengan suatu ‘illah (alasan sebab) tertentu yang dikemukan

dalam riwayat atau dari pengkajian terhadap suatu ḥadits. Selain

itu, untuk memahami hadits harus diketahui kondisi yang

meliputinya serta di mana dan untuk tujuan apa diucapkan.

Dengan demikian, maksud ḥadits benar-benar menjadi jelas dan

terhindar dari berbagai perkiraan yang menyimpang.133

5. Membedakan antara Sarana yang Berubah-ubah dan Sarana yang

Tetap

Diantara penyebab kekacauan dan kekeliruan dalam

memahami As-sunnah adalah sebagian orang

mencampuradukkan antara tujuan atau sasaran yang hendak

Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan oleh Muhammad
133

Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 131

84
dicapai, sunah dengan prasarana temporer atau lokal dan

kontekstual yang kadangkala menunjang pencapaian sasaran yang

dituju. Mereka memusatkan diri pada berbagai prasarana ini,

seakan-akan sarana itulah satu-satunya tujuan. Padahal, siapapun

yang benar- benar berusaha untuk memahami hadits Nabi

Muḥammad SAW. serta rahasia- rahasia yang dikandungnya akan

mendapat kejelasan bahwa yang paling pokok adalah tujuannya.

Sedangkan yang berupa prasarana adakalanya berubah seiring

perubahan lingkungan, zaman, adat kebiasaan, dan sebagainya.134

6. Membedakan antara Ungkapan yang Bermakna Sebenarnya dan

yang Bersifat Majaz dalam Memahami Ḥadits

Yang dimaksud disini adalah yang meliputi majaz Lughawy,

‘Aqly, isti’arah, kinayah, dan berbagai macam ungkapan lainnya

yang tidak menujukkan makna sebenarnya secara langsung, tetapi

hanya dapat dipahami dengan berbagai indikasi yang

menyertainya, baik yang besifat tekstual maupun kontekstual.135

Menurut Al-Qardhawī ada ḥadits Nabi yang sangat jelas

maknanya dan sangat singkat bahasanya, sehingga pembaca

ḥadits tidak memerlukan penafsiran atau ta’wilan untuk

memahami makna dan tujuan Nabi Muḥammad Saw. Selain itu,

ada juga redaksi Nabi Muḥammad SAW. yang menggunakan

134
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan oleh Muhammad
Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 147
135
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan oleh Muhammad
Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 167

84
kata majazi, sehingga tidak mudah dipahami dan tidak semua

orang dapat mengetahui secara pasti tujuan Nabi Muhammad

SAW. Ḥadits dalam kategori kedua biasanya menggunakan

ungkapan-ungkapan yang sarat dengan simbolisasi. Ungkapan-

ungkapan semacam itu sering dipergunakan Nabi Muḥammad

SAW. karena bangsa Arab pada masa itu sudah terbiasa dengan

menggunakan kiasan atau metafora dan mempunyai rasa bahasa

yang tinggi terhadap bahasa Arab.

7. Membedakan antara Alam Gaib dan Alam Kasatmata

Di antara kandungan-kandungan ḥadits Nabi Muḥammad

SAW. adalah hal-hal yang berkenaan dengan alam ghaib yang

sebagiannya menyangkut makhluk-makhluk yang tidak dapat

dilihat di alammaya. Seperti, Malaikat yang diciptakan Allah

SWT. dengan tugas-tugas tertentu, begitu juga Jin dan Setan yang

diciptakan untuk menyesatkan manusia, kecuali mereka hamba-

hamba Allah SWT. yang berbeda jalannya.136

8. Memastikan Makna dan Konotasi dalam Ḥadits

Penting untuk memahami As-sunnah dengan sebaik-baiknya,

memastikan makna dan konotasi kata-kata yang digunakan dalam

susunan As-sunnah, sebab Adakalanya konotasi kata-kata tertentu

berubah karena perubahan dan perbedaan lingkungan. Masalah

ini tentunya akan lebih jelas diketahui oleh mereka yang

Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan oleh Muhammad
136

Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 188-189

84
mempelajari perkembangan bahasa serta pengaruh waktu dan

tempat hidupnya.

Adakalanya suatu kelompok manusia menggunakan kata-

kata tertentu untuk menunjukkan makna tertentu pula. Sementara

itu, tidak ada batasan untuk menggunakan istilah atau kata-kata

tertentu. Akan tetapi yang dikhawatirkan disini adalah menafsiri

lafadz-lafadz yang tertentu dalam hadits (termasuk pula dalam al-

Qur’an), dengan menggunakan istilah modern. Dari sinilah

seringkali nampak adanya penyimpangan dan kekeliruan. Oleh

karena itu, penguasaan arti dan makna pada dasarnya akan

membantu memahami apa sesungguhnya yang dimaksud oleh

ḥadits secara propesional.137

D. Analisis Ma’anil Ḥadits Fenomena Cyberbullying

1. Memahami ḥadits sesuai petunjuk al-Qur’an


Untuk memahami hadits tentang cyberbullying didukung leh al-
Qur’an. Al-qur’an telah menyebutkan dalam surat al-Hujurat ayat
11.

‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا اَل يَ ْس َخ ْر َق ْو ٌم ِّم ْن َق ْوٍم َع ٰ ٓس ى اَ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا َخْيًرا ِّمْن ُه ْم َواَل نِ َساۤءٌ ِّم ْن‬
‫ِّساٍۤء َع ٰ ٓس ى اَ ْن‬ َ‫ن‬
‫س ااِل ْس ُم الْ ُف ُس ْو ُق َب ْع َد‬ ِ ِ ۗ ‫يَّ ُك َّن َخْيرا ِّمْن ُه ۚ َّنواَل َت ْل ِمُز ْٓوا اَْن ُفس ُكم واَل َتنَابُزوا بِااْل َلْ َقا‬
َ ‫ب بْئ‬ َْ َْ َ َ ً
ِ ٰ ۤ ِ
‫ك ُه ُم الظّل ُم ْو َن‬ َ ‫ب فَاُو ٰل ِٕى‬
ْ ُ‫ااْل مْيَا ۚ ِن َو َم ْن مَّلْ َيت‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok)
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, Diterjemahkan oleh Muhammad
137

Al-Baqir, Karisma, Bandung, 1993, hal. 195

84
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula
perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena)
boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan
(yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain,
dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah
beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-
orang yang zhalim.”
(QS. Al-Hujurat:11)

Menurut penafsiran Ibn katsir Allah SWT melarang kita mengejek


dan menghina orang lain. Kesombongan ini hukumnya haram. Boleh jadi
orang di hina itu kedudukannya lebih mulia disisi Allah. Itulah Allah
berfirman, “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengolok- olokkan
kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari
pada mereka yang mengolok-olokkan itu. Dan jangan pula wanita
mengolok- olokkan wanita yang lain karena boleh jadi wanita yang
diperolok-olok itu lebih baik daripada wanita yang memperolok-olokkan.”
Ayat diatas berupa larangan bagi laki-laki maupun wanita.138
Firman Allah SWT, “dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri”
ini seperti firman-Nya, “dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri.”
maksud dari penggalan diatas adalahsatu sama lain saling mencela. Al-
Hamz adalah mencela dengan perbuatan. Sedangkan Al-Lamz adalah
mencela dengan sewenang-wenang terhadap mereka. Dan mengadu domba
manusia termasuk mencela lewat perkataan. Sebagaimana yang telah
difirmankan-Nya, “kecelakaanlah bagi setiap pencela dengan ucapan dan
pencela dengan perbuatan.” (Al-Humazah:1)
Firman Allah selanjutnya, janganlah kalian memanggil sebahagian
kalian dengan gelar yang buruk, “yaitu, janganlah kalian memanggil
sebahagian kalian dengan sebutan yang buruk yang tidak enak bila di
dengar oleh seseorang. Firman Allah selanjutnya, “seburuk-buruk panggilan
adalah panggilan yang buruk sesudah iman.” Yaitu sejelek-jelek sifat dan

Muḥammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Maktabah Ma’arif,
138

Riyadh, 2000), hal .430.

84
nama ialah yang buruk. Yaitu saling memnggil
dengan sebutan yang buruk, sebagaimana sifat-menyifati yang dilakukan
oleh orang jahiliyah, setelah kalian masuk Islam dan kamu memahami
keburukannya. “Dan barang siapa yang tidak bertaubat” dari kelakuan
seperti ini,” maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”139
Dalam penafsiran Īmam Jalaluddin Al-Mahalli dan Īmam Jalaluddin

ِ َّ
As-Suyuti dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa َ ‫يَا أَيُّ َه ا الذ‬
‫ين آَ َمنُوا اَل يَ ْس َخ ْر‬
(Hai orang-orang yang beriman janganlah berolok-olok) ayat ini diturunkan
berkenaan dari deleasi Bani Tamim sewaktu mereka mengejek orang-orang
muslim yang miskin, sperti Ammar Ībn Yasir dan Suhaib Ar-Rumī. As-

Sukhriyah artinya merendahkan dan menghina (‫ ) َق ْو ٌم‬suatu kaum, yakni

sebahagian diantara kalian. ‫( ِم ْن نِ َس ٍاء َع َس ى أَ ْن يَ ُك َّن َخْي ًرا ِمْن ُه َّن‬ kepada kaum

yang lain karena boleh jadi mereka yang mengolok-olokkan disisi Allah.140
ِ
ٌ‫( َواَل ن َساء‬dan jangan pula wanita-wanita) di antara kalian mengolok-
olokkan ‫و‬ ‫ِّس اٍۤء َع ٰ ٓسى…اَ ْن يَّ ُك َّن َخْي ًرا ِّمْن ُه ۚ َّن َواَل َت ْل ِم ُْٓزا‬
َ ‫ ( ِّم ْن ن‬Wanita-wanita lain
karena boleh jadi Wanita-wanita yang diperolok-olokkan itu lebih baik dari

yang memperolok-olok dan janganlah memanggil kalian janganlah dan ( َ‫َوال‬

ِ ۖ ‫ َتنَ َابُزواْ بِ ٱأل ۡأَ ۡل َٰق‬lain yang sebahagian mencela kalian sebahagian yang lain
‫ب‬
dengan gelar yang buruk) yaitu janganlah sebagian di antara kalian
memanggil sebagian yang lain dengan nama julukan yang tidak disukainya,
antara lain: hai orang fasik, atau hai orang kafir.

‫س ااِل ْس ُم‬ ِ
َ ‫( بْئ‬seburuk-buruk nama) panggilan yang telah disebutkan di
atas, yaitu memperolok-olokkan orang lain, mencela dan memanggil dengan

139
Muḥammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Maktabah Ma’arif,
Riyadh, 2000), hal.431.
140
Īmam Jalaluddin Al-Maḥalli dan Īmam Jalaluddin As-Sayutī, Terjemahan Tafsir
Jalalain,hal.342

84
ِۚ
julukan yang buruk‫ن‬ ‫( الْ ُف ُس ْو ُق َب ْع َد ااْلِ مْيَا‬nama yang buruk sesudah iman) lafaz
al-fusuq merupakan badal dari al ismu, karena nama panggilan yang
dimaksud memberikan pengertian fasik, juga karena panggilan itu biasanya
ٓ
diulang-ulang ‫ فَأُوْ ٰلَئِ……كَ ھُ ُم‬tersebut pebuatan dari) bertaubat tidak yang siapa

َّ ‫ۡبَومُنِٰل‬
barang dan (‫ٱلظ‬ ُ‫ ) َو َمن مَّل مۡ َیت‬maka mereka itulah orang-orang yang
zalim).
Sedangkan penafsiran Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah
bahwasanya surat Al-Ḩujurat ayat 11 ini memberi petunjuk tentang
beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya pertikaian.
Allah SWT berfirman memanggil kaum beriman dengan panggilan mesra:
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum, yakni kelompok pria,
mengolok-olok kaum kelampok pria yang lain karena hal tersebut dapat
menimbulkan pertikaian – walau yang diolok-olok kaum yang lemah –
apalagi boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang
mengolok-olok sehingga dengan demikian yang berolok-olok melakukan
kesalahan berganda.
Pertama mengolok-olok dan kedua yang diolok-olokan lebih baik
dari mereka dan jangan pula wanita-wanita, yakni mengolok-olok terhadap
wanita-wanita lain karena ini menimbulkan keretakan hubungan antar
mereka apalagi boleh jadi mereka, yakni wanita-wanita yang diperolok-
olokan itu, lebih baik dari, yakni wanita yang mengolok-olok itu, dan
janganlah kamu mengejek siapapun secara sembunyi-sembunyi dengan
ucapan, perbuatan, atau isyarat karena ejekan itu akan menimpa diri kamu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang
dinilai buruk oleh yang kamu panggil walau kamu menilainya benar dan
indah – baik kamu yang menciptakan gelarnya maupun orang lain.
Seburuk-buruk pangilan ialah pangilan kefasikan, yakni panggilan
buruk sesudah iman. Siapa yang bertaubat sesudah melakukan hal-hal buruk
itu, maka mereka adalah orang-orang yang menelusuri jalan lurus dan

84
barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang
zhalim dan mantap kezhalimannya dengan menzhalimi orang lain serta
dirinya sendiri.141
Kata (‫)يَ ْس……………خَ ر‬ yaskhar memperolok-olokan yaitu menyebut
kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan,
baik dengan ucapan, perbuatan, atau tingkah laku. Kata (‫ )قَوْ ٍم‬qaum biasa
digunakan untuk menunjukan sekelompok manusia. Bahasa
menggunakannya pertama kali untuk kelompok laki-laki saja karena surat
Al-Hujurat ayat 11 ini menyebut pula secara khusus wanita. Memang,
wanita dapat saja masuk dalam pengertian qaum – bila ditinjau dari
penggunaan sekian banyak kata yang menunjuk kepada laki laki misalnya
kata al-mu’minun dapat saja tercakup di dalamnya al-mu’minat atau wanita-
wanita mu;minah. Namun, ayat di atas mempertegas penyebutan kata nisa’/
perempuan karena ejekan dan “merumpi” lebih banyak terjadi di
kalangan permpuan di bandingkan kalangan laki-laki.
Kata (‫ )ت َْل ِم ُز ْٓوا‬talmizu terambil dari kata al-lanz. Para ulama berbeda
pendapat dalam memaknai kata ini. Ibn’ Asyur misalnya, memahaminya
dengan arti ejekan yang langsung dihadapkan kepada yang diejek, baik
dengan isyarat, bibir, tangan, atau kata-kata yng dipahami sebagai ejekan
atau ancaman. Ini adalah salah satu bentuk kekurang ajaran dan
penganiyayaan.
Ayat diatas melarang melakukan al-lamz terhadap diri sendiri
sedang maksudnya adalah orang lain. Redaksi tersebut dipilih untuk
mengisyaratkan kesatuan masyarakat dan bagaimana seharusnya seseorang
merasakan bahwa penderitaan dan kehinaan yang menimpa orang lain
menimpa pula dirinya sendiri. Di sisi lain, tentu saja siapa yang mengejek
orang lain maka dampak buruk ejekan itu menimpa si pengejek, bahkan
tidak mustahil ia memperoleh ejekan yang lebih buruk daripada yang diejek
itu. Bisa juga larangan ini memang ditujukan kepada masing-masing dalam
arti jangan melakukan sesuatu aktivitas yang mengundang orang menghina

141
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati 2009) hal 605-607

84
dan mengejek anda karena, jika demikian, anda bagaikan mengejek diri
sendiri.
ٓ ٰ ‫ ) ع‬Asa an yakunu khairan min
Firman-Nya : (‫َسى اَ ْن يَّ ُكوْ نُوْ ا َخ ْي…رًا ِّم ْنهُ ْم‬
hum/ boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang
mengolok-olok mengisyaratkan tentang adanya tolak ukur kemulyaan yang
menjadi dasar penilaian Allah yang boleh jadi berbeda dengan tolak ukur
manusia secara umum. Memang, banyak nilai yang dianggap baik oleh
sementara orang terhadap diri mereka atau orang lain justru sangat keliru.
Kekeliruan itu mengantar mereka menghina dan melecehkan pihak lain.
Padahal, jika mereka menggunakan dasar penilaian yang ditetapkan Allah,
maka mereka, tidak akan menghina atau mengejek.
Kata (‫ )تَنَابَ ُزوْ ا‬tanabazu terambil dari kata an-nabz, yakni gelar buruk.
at-tanabuz adalah saling memberi gelar buruk. Larangan ini menggunakan
bentuk kata yang mengandung makna timbal balik, berbeda dengan
larangan al-lanz pada penggalan sebelumnya. Ini bukan saja karena
biasanya disampaikan secara terang-terangan dengan memanggil yang
bersangkutan. Hal ini mengundang siapa yang tersingung dengan panggilan
buruk itu membalas dengan memangil yang memanggilnya pula dengan
gelar buruk sehingga terjadi tanabuz.
Perlu dicatat bahwa terdapat sekian gelar yang secara lahiriah dapat
dinilai gelar buruk tetapi karena ia sedemikian popular dan penyandangnya
pun tidak lagi keberatan dengan gelar itu maka di sini menyebut gelar
tersebut dapat ditoleransi oleh agama.
Misalnya, Ābū Hurairah, yang nama aslinya adalah 66 Abdurrahman
Ībn Shakhr, atau Ābū Turab untuk sayyidina Alī Ībn Abi Thalib. Bahkan, al-
A’raj (si pincang) untuk perawi ḥadist kenamaan Abdurrahman Ībn Hurmuz
dan al-A’masy (si rabun) bagi sulaiman Ībn Mahran, dan lain sebagainya.
Kata (‫ )ااِل ْس ُم‬al-ism yang dimaksud oleh ayat ini bukan dalam arti
nama tetapi sebutan. Dengan demikian, ayat di atas bagaikan
menanyakan:”seburuk-buruk sebutan adalah menyebut seseorang dengan
sebutan yang mengandung makna kefasikan setelah ia disifati dengan sifat

84
keimanan.”Ini karena keimanan bertentangan dengan kefasikan. Ada juga
yang memahami kata al-ism dalam arti tanda dan jika demikian ayat ini
berarti:”Seburuk-buruk tanda pengenalan yang disandangkan kepada
seseorang setelah ia beriman adalah memeperkenalkannya dengan
perbuatan dosa yang pernah dilakukannya.” Misalnya dengan
memperkenalkan seseorang dengan sebutan si Pembobol bank atau pencuri
dan lain-lain.
Jika dikaitkan dengan ḥadits dalam pembahasan ini, maka akan
didapati bahwasannya ayat al-Qur’an meyebutkan bahwa seorang muslim
dilarang untuk saling mencela, mengolok-olok, mengucapkan perkataan
yang kotor. Perbuatan tersebut merupakan sebuah perbuatan keji dan
dilarang oleh Allah SWT .
2. Mengumpulkan ḥadis yang satu tema
Untuk memahami hadis secara sempurna menurut Yusuf Al-Qardhawī
harus dihimpun semua dalam tema yang sama, sehingga bisa dilakukan
untuk pemahaman mutasyabih dibawa ke muḥkam, mutlak ke muqayyad,
‘Am ke khas, karena memahami hadis hanya dari sisi lahiriahnya saja
seringkali menjerumuskan pada pemahaman yang salah dan jauh dari
konteks ḥadis.142
Langkah yang ditempuh adalah mengumpulkan ḥadis yang satu tema
dalam pencarian ḥadits tentang cyberbullying menggunakan kitab Mu’jam
Al-Mufarras li Al-Fadzi Al-Hadits An-Nabawi yang disusun A.J Wensik
bahwa hadits utama dalam penelitian ini terdapat dalam kitab Al-Tirmizī
dan Āḥmad bin Ḥambal dengan diriwayatkan oleh 7 jalur periwayat.

Jika dilihat dari jalur Āḥmad bin Ḥambal, sanad hadits adalah shahih
begitupun dari jalur Tirmidzi. Ḥadits-ḥadits tersebut sudah dipaparkan
didalam bab 3 poin A. Ḥadits tersebut tidak ada yang bertentangan dan
semua ḥadits tersebut memberikan makna bahwa Rasulullah SAW melarang

Yusuf al-Qardhawī, Kajian Kritik Pemahaman Hadis: Antara Pemahaman Tekstual dan
142

Kontekstual, terj. A. Najuyullah dan Hidayatullah, (Jakarta: Islamuna Press, 1991) hal 113

84
kaum muslimin untuk tidak mengucapkan perkataan kotor, mengolok-olok
dan saling mencela.
3. Memahami ḥadits berdasarkan latar belakang, kondisi dan tujuan
Langkah-langkah yang ditempuh oleh para ahli ḥadits untuk
mengetahui makna ḥadits, salah satunya adalah mencari latar belakang
diriwayatkan ḥadits tersebut. Diketahuinya asbabul wurud ḥadits, maka
akan mempermudah dalam memahami makna sebuah ḥadits.143 Tetapi tidak
semua ḥadits mempunyai asbabul wurud, untuk itu ada tiga hal pokok yang
melatarbelakangi timbulnya suatu hadits yakitu :

a) Ḥadits yang mempunyai asbabul wurud


b) Ḥadits yang tidak mempunyai asbabul wurud secara khusus
c) Ḥadits yang diriwayatkan sesuai dengan keadaan yang
terjadi atau keadaan yang sedang berkembang.
Ḥadits yang berkenaan dengan cyberbullying ini termasuk
pada bagian a ḥadits yang memiliki asbabul wurud secara khusus, dan
ḥadits tersebut merupakan ḥadits yang disabdakan Rasulallah SAW
kepada Ābū bakar sebagai nasihat pentingnya menjalin kerukunan
satu sama lain dan menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat
mengakibatkan perpecahan, salah satunya yaitu merendahkan satu
sama lain. Seorang Muslim tidak semestinya mengucapkan hal yang
sia-sia, apalagi sampai menyakiti hati orang lain dengan cara
melaknat, mengolok-olok dan mengatakan perkataan yang kotor.
Rasulullah SAW bersabda ”Seorang mukmin bukanlah
pengutuk”. Aisyah RA, berkata ketika Rasulullah mendengar Ābū
Bakar mengutuk sebagian budaknya, maka Rasulullah SAW. menoleh
kepadanya seraya berkata, “Wahai Ābū Bakar, apakah orang siddiq itu
pengutuk? Demi tuhan yang mempunyai ka`bah, janganlah sekali-kali
berbuat demikian.” Rasulullah mengulangi kata-katanya hingga dua
sampai tiga kali. Lalu Abu Bakar memerdekakan budaknya pada hari

143
Arifuddin Āḥmad, Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi,Insan Cemerlang (Jakarta,
2005) hal 234

84
itu juga. Ia mendatangi Rasulullah kemudian berjanji, ”Aku tidak akan
mengulangi”

Kutukan yang ditujukkan kepada orang tertentu tidak diperbolehkan


kecuali kepada golongan yang menjauhkan diri dari Allah Azza wa
Jalla, sebagaimana orang kafir atau orang zalim. Perumpamaan
perkataan “Mudah-mudahan kutukan Allah menimpakan orang kafir
dan orang zalim.” Mengutuk hendaknya diikuti dengan keterangan
yang telah dijelaskan dalam syariat, karena dalam kutukan terdapat
bahaya yaitu menghukumi orang yang terlaknat jauh dari Allah Taala.
Padahal hukum yang demikian perkara gaib, hanya Allah yang
mengetahui.144
4. Memahami makna kata per-kata
Dalam pemaparan ini, penulis menggunakan hadits riwayat Āḥmad bin
Ḥambal yang merupakan ḥadits utama dalam penelitian ini.
Secara kebahasaan sebagaimana istilah yang disebut dalam teks matan
hadits yang dijadikan kajian. Sebagaimana disyaratkan sebagai berikut :

‫ ويف‬.‫ فاعل الفحش أو قائله‬:‫ أي‬.)‫ (وال الفاحش‬:‫قال ابن بطال يف قوله‬
َّ ‫ والظاهر‬.‫ الشامت‬:‫ قيل أي‬،‫ وفعاله‬،‫ من له الفحش يف كالمه‬:‫النهاية أي‬
‫أن املراد به‬
‫الشتم القبيح الذي يقبح ذكره‬.
(‫)وال البذيء‬... ‫الشَّراح‬
ُ ‫ كما قاله بعض‬،‫وهو الذي ال حياء له‬.
‫ ْاللَعَّان‬Dalam kamus bahasa arab adalah melaknat. 145 Laknat adalah
menjauhkan dan membuang dari kebaikan. Sinonim melaknat antara lain:
mengutuk, menyerapahi, menyumpahi. Kesemuanya merupakan kata-kata
yang jauh dari kebaikan. Laknat atau kutukan adalah sebuah ungkapan mengusir
atau menjauhkan yang dilaknat dari rahmat Allah. Melaknat sama halnya
dengan mendoakan agar orang jauh dari rahmat Allah.

144
Īmam al-Ghazalī, Mencegah & Mengatasi Bahaya Lisan terj. Muḥammad Nuh, hal 77-78.
145
Mahmud Yunus, Kamus arab indonesia(Jakarta:Mahmud yunus wa dzuriyyah,2010) hal 398

84
Dalam kamus bahasa arab, kata ‫ ب………ذيء‬yang mempunyai arti
146
mencela, jahat, keji, kotor (tajam) lidah, cabul, hina, sangat rendah
Kata-kata cabul biasanya menyangkut alat kelamin, aurat, dan hubungan
suami istri yang diungkapkan dengan kata-kata yang vulgar. Allah
menyebut persetubuhan dengan lamasa an-nisa’ (menyentuh wanita)
atau dukhul (masuk). Kata-kata yang tidak sopan adalah
ungkapan tentang hal-hal yang dianggap buruk dengan kata-kata yang
jelas atau vulgar.
Demikian juga dengan kata ‫ ف……احش‬berarti yang kotor, yang keji,
yang jahat,melaknat, melampaui batas, diluar batas kewajaran.147 Bisa juga
berarti cacian atau celaan. Jika orientasi dari makna ‫ ف……احش‬ditarik yaitu
merendahkan suatu hal, maka dapat ditemukan korelasi makna dengan
tindakan cyberbullying, yaitu merendahkan orang lain.

ٍ ‫ ْالطَع‬adalah mencela, mencerca. Orang yang suka berkata-kata yang


‫َّان‬ 148

menyinggung kehormatan orang lain dengan mencela, mencaci,


menghibah, dan lain-lain yang sejenis dengannya. Cela adalah sesuatu
yang menyebabkan kurang sempurna. Padan katanya adalah, aib, cacat,
borok, keburukan, kejelekan, kekurangan, kenistaan, kritik, noda, retak.
Mencela adalah mengatakan bahwa pada sesuatu ada celanya.

Budi pekerti dalam Islam mempunyai prioritas yang utama, karena


diutusnya Nabi untuk menyempurnakan Budi pekerti dan memperindah
serta melengkapinya. Maka seyogyanya setiap orang yang beriman untuk
berbudi pekerti yang mulia dan meninggalkan sikap yang tercela.

Dan dalam ḥadis ini Rasulullah bersabda: "Bukanlah orang yang


beriman" menjadi sebab belum purnanya iman seseorang, atau bukan
menjadi Budi pekertinya seorang yang beriman adalah menjadi sang
pencerca. Maksudnya adalah mencerca setiap manusia dan menyebarkan

146
Mahmud Yunus, Kamus arab indonesia(Jakarta:Mahmud yunus wa dzuriyyah,2010) hal 59
147
Mahmud Yunus, Kamus arab indonesia(Jakarta:Mahmud yunus wa dzuriyyah,2010) hal 308
148
Mahmud Yunus, Kamus arab indonesia(Jakarta:Mahmud yunus wa dzuriyyah,2010) hal 236

84
aib mereka serta melakukan hal yang sedemikian rupa agar mereka
terancam dan memfitnah mereka. Dan bukanlah orang yang suka
melaknat, dan bukan tanda orang yang mempunyai budi pekerti yang luhur
ketika sering melaknat manusia dan mencercanya, dan mendoakan mereka
agar jauh dari kasih sayang Allah.

Bukan orang yang keji, bukan tanda seorang mempunyai budi


pekerti yang luhur ketika tercela perbuatan dan perkataannya atau tidak
menjadi sang pencaci manusia. Dan bukan sang mulut kotor, Lancang dan
tak mempunyai malu, atau kejinya ucapan serta kotornya lisannya,
keduanya mempunyai makna berdekatan mencakup arti tercelanya ucapan
dan tindakan, dan hal semacam ini seyogyanya dijauhi seorang yang benar
benar beriman.

Secara umum, ḥadits tersebut menjelaskan bahwa mencela orang


lain, berbuat keji dan mengatakan dengan perkataan yang kotor merupakan
suatu bentuk sikap merendahkan orang lain. Cyberbullying merupakan
tindakan yang berorientasi pada sikap merendahkan korbannya dimedia
sosial, baik secara fisik maupun psikisnya.

E. Kontekstualisasi Ḥadits
Di zaman modern saat ini, berkembang pula cara orang dapat
membully sesamanya. Media sosial merupakan sebuah media online
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan
menciptakan isi. Bullying mengunakan media sosial sering dikenal dengan
sebutan cyberbullying. Istilah ini merujuk pada penggunaan teknologi
informasi untuk menggertak orang dengan mengirim atau posting teks
yang bersifat mengintimidasi atau mengancam.149
Dengan adanya sosial media dan internet, seseorang dengan
mudah berbicara dan menyampaikan pendapatnya. Di sosial media lebih
mudah menyampaikan aspirasi dan pendapat. Akan tetapi sosial media ada

Donna Cross dan Jenny Walker Sheri Bauman, Principles of Cyberbullying (New York: Taylo
149

ang Francis Group, 2013), hal 23

84
juga sisi negatifnya, yaitu setiap orang bebas berbicara negatif, mencaci
dan mencela. Lebih bebas daripada di dunia nyata karena ia bisa sembunyi
di balik akun sosial media yang ia punya, bisa lebih berani karena
tersembunyi dan bisa lebih lari dari tanggung jawab.
Sebagai seorang mukmin, tentu sangat tidak layak berbicara kasar,
mencela dan melaknat kapanpun dam di mana pun, baik di dunia nyata
maupun dunia maya.
Perlu ditegaskan di sini bahwa praktik kehidupan zaman Nabi
Muḥammad SAW tentu sangat berbeda dengan kehidupan zaman
sekarang. Cyberbullying sebagai suatu tindak kejahatan siber (cybercrime)
merupakan bentuk kejahatan konvensional yang dilakukan melalui dunia
internet. Pada zaman Rasulullah SAW belum ditemukan teknologi
komputer dan internet sebagai alat dalam melakukan kejahatan tersebut.
Maka dari itu tidak ada satu ayat atau ḥadits yang menyebutkan secara
jelas mengenai eksistensi kejahatan siber seperti kasus cyberbullying yang
marak terjada pada era digital seperti saat ini.
Memang, dalam Ḥadis tidak disebutkan secara eksplisit tentang
cyberbullying, namun terdapat kata-kata seperti ‫ ْالطَعَّا ٍن‬,‫ بذيء‬,‫ فاحش‬dan ‫ْاللَعَّان‬
yang mempunyai arti kotor, mencela, keji, melaknat. Hal tersebut, tentu
saja sejalan dengan fenomena cyberbullying saat ini yaitu menghina dan
merendahkan orang lain disosial media.
Hadits riwayat Āḥmad bin Ḥambal yang menjadi objek utama
kajian ini telah menjadi starting point atas ḥadits-ḥadits lain yang
membahas tentang tindakan ihtiqar

atau merendahkan orang lain. Permulaan pembahasan ini adalah ḥadits


riwayat Āḥmad bin Ḥambal yang menjustifikasi perbuatan merendahkan
orang lain dengan label “orang jelek” secara perilaku. Lalu berangkat dari
justifikasi yang masih bersifat umum tersebut, ḥadits-ḥadits tentang
merendahkan orang lain dimunculkan oleh penulis dan saling bertautan
satu sama lain dalam rangka menjelaskan tentang fenomena bullying yang

84
pada era saat ini popular dengan cyberbullying (pembullyian disosial
media).
Secara tersirat, hadits Āḥmad bin Ḥambal yang kemudian konten
atau isinya dilengkapi oleh ḥadis Tirmidzī, menunjukkan makna larangan
untuk berbuat keji dengan saling benci, saling mengejek dan mengatakan
perkataan yang kotor dengan berlaku baik terhadap sesama manusia.
Hingga pada akhirnya, ḥadits tersebut secara spesifik berpesan agar jangan
merendahkan orang lain. Jika dicermati, sikap saling dengki, saling benci,
saling ejek dan mengambil hak orang lain adalah sikap yang berorientasi
pada perendahan atas orang lain. Ḥadits tersebut memberikan final
statement berupa urgensi untuk menghargai sesama manusia, atau lebih
kepada nilai manusiawi yang harus tetap dijaga untuk tetap memanusiakan
manusia
Dari berbagai nash-nash tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa
seseorang tidak boleh menghina atau melecehkan (mem-bully) orang lain
secara verbal ataupun fisik, baik itu karena kemiskinannya, karena
keturunan agamanya, strata sosialnya atau karena keluarganya memiliki
aib/cela.150 Membully dilarang bukan saja karena menimbulkan perasaan
malu bagi korban karena kehormatan dirinya dijatuhkan, tapi juga terselip
perasaan bahwa pelaku yang membully lebih baik dari orang lain sehingga
seseorang berhak melecehkan mereka, atau bisa jadi terselip perasaan iri
hati bahwa orang lain itu lebih baik dari pelaku dan untuk menutupi
ketidaksukaan akan kelebihan mereka, maka orang tersebut mem-bully
mereka. Merusak kehormatan orang lain, memiliki perasaan sombong
lebih baik dari orang lain atau dengki/iri hati akan kelebihan yang lain
semuanya tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Hosen, N, Tafsir Al-Quran di Medsos : Mengkaji Makna dan Rahasia Ayat Suci pada Era
150

Media Sosial, (Bentang pustaka : Yogyakarta), 2017

84
BAB V
PENUTUP

84
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya dapat diberikan
beberapa poin kesimpulan sebagai jawaban atas sub-sub masalah yang
dibahas dalam penelitian tentang cyberbullying dalam perspektif ḥadis
dengan kajian ma’anil ḥadis. Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hadis tentang Cyberbullying (kajian ilmu ma’anil ḥadis) adalah
ḥadis yang kualitasnya shahih karena setelah dianalisis, perawi
dalam jalur sanadnya dinilai tsiqah dan adil oleh ulama ḥadis.
2. Jika ditinjau dari segi ilmu ma’anil ḥadis, ḥadis ini memberikan
pemahaman bahwasanya mencela orang lain, berbuat keji dan
mengatakan dengan perkataan yang kotor merupakan suatu
bentuk sikap merendahkan orang lain. Cyberbullying
merupakan tindakan yang berorientasi pada sikap merendahkan
korbannya dimedia sosial, baik secara fisik maupun psikisnya.
3. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, komunikasi
dan informasi, teknologi serta kemajuan masyarakat yang terus
berkembang, maka persoalan dan konflik secara otomatis akan
muncul. Kemajuan teknologi komunikasi informasi di lain sisi
justru memberikan pengaruh yang berkebalikan. Dalam
konteks kekinian, hadis ini direlevansikan pada umat Islam
sekarang dengan adanya sosial media dan internet, seseorang
dengan mudah berbicara dan menyampaikan pendapatnya.
Pada zaman Rasulullah SAW belum ditemukan teknologi
komputer dan internet sebagai alat dalam melakukan kejahatan
tersebut. Maka dari itu tidak ada satu ayat atau ḥadis yang
menyebutkan secara jelas mengenai eksistensi kejahatan siber
seperti kasus cyberbullying. Akan tetapi dalam ḥadis Āḥmad
bin ḥambal nomor 3646 yang merupakan ḥadis utama dalam
penelitian ini disebutkan pada kata ‫ ْالطَعَّا ٍن‬,‫ بذيء‬,‫ فاحش‬dan ‫ْاللَعَّان‬
yang mempunyai arti kotor, mencela, keji, melaknat. Hal

84
tersebut, tentu saja sejalan dengan fenomena cyberbullying saat
ini yaitu menghina dan merendahkan orang lain disosial media.

B. Saran
Dari hasil uraian tentang ḥadis cyberbullying yang menjadi tema
dalam skripsi ini, penulis menganjurkan pembaca untuk mentaati perintah
Allah SWT dan meneladani Nabi Muhammad SAW dengan menaati
sunnah beliau yakni menjaga lisan, tidak berlebihan dalam berbicara
sesuatu yang tidak penting, menjauhi perkataan yang kotor di sosial media
agar tidak terjerumus oleh dampak yang ditimbulkan oleh kesalahan lisan
sendiri.
Penelitian skripsi ini tentunya masih banyak kekurangannya.
Skripsi ini dibuat oleh penulis dengan segala kemampuan dan
keterbatasan. Maka dari itu, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan-kekurangan sehingga untuk mencapai kesempurnaan itu
diharapkan agar pembaca dapat memberi saran dan kritik untuk
membangun dan lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca sebagai sumber referensi untuk penyusunan
skrispi selanjutnya.

84
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Khon. 2005. Ulumul Hadis . Jakarta: PSW UIN Jakarta
Abdul Mustaqim. 2016. Ilmu Ma’anil Hadis Paradigma Interkoneksi.
Yogyakarta:Idea Pres
Abdul sakban,Sahrul. 2012. Pencegahan Cyberbullying di Indonesia.
Yogyakarta:Budi Utama.
Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalany. 1984. Tahdzib al-Tahdzib. Beirut: Dar al-
Fikr
Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalany. 1984. Tahdzib al-Tahdzib. Beirut: Dar al-
Fikr
Aisiyai & Ifeoma. 2015. Exploring bullying in nigerian secondary school and
school administrators strategies for its’ management department of educational
administration and policy studies. Journal of Educational and Social
Research volume. 5 no. 2
AJ. Wensink. 1936. Al-Mu’jam Al-Mifahras Lialfadz Al-Hadits Al-Nabawai.
Leiden:Maktabah
Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi
Kekerasan Pada Anak. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia
Barlow, J. P. Appendix. 1996. Crime and Puzzlement. High Noon on the
Electronic Frontier: Journal Conceptual Issues in Cyberspace

84
Chadwick. 2014. Impacts of Cyberbullying, Building Social and Emotional
Resilence. North Ryde Australia : Springer
Darly Albert Reppy. 2016. Cyber-Bullying sebagai Suatu Kejahatan Teknologi
ditinjau dari UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik. Journal Lex Privatium Volume. 4 Nomor. 7
Djunaidi Ghony. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruz
Media

Donna Cross dan Jenny Walker Sheri Bauman. 2013. Principles of Cyberbullying
. New York: Taylo ang Francis Group
Elgar, J, F, Napoletano, A, Saul, G, Dirks, M. A, Craig, W, Poteat, P, Holt, M, &
Koening. 2014. Cyberbullying victimization and mental health in
adolescents and the moderating role of family dinners. Journal JAMA
Pediatrics volume .11 no. 168
Fathur Rahman. 2016. Analisis Meningkatnya Kejahatan Cyberbullying dan
Hatespeech Menggunakan Berbagai Media Sosial dan Metode
Pencegahannya. SNIPTEK
Fahy, A. E, Stansfeld, S. A, Smuk, M., Smith, N. R, cummins, S, & Clark. 2006.
C.Longitudinal associations between cyberbullying involvement and
adolescent mentalhealth. Journal of Adolescent Health
Flourensia Sapty Rahayu. 2012. Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif
Penggunaan Teknologi dan Informasi, Journal of Information Systems volume.
8 nomor. 1
Hidajat, M., Adam, Ronald A, Danaparamita, M, & Suhendrik. 2015.Dampak
Media Sosial Dalam Cyber Bullying. Jurnal ComTech Volume. 6 Nomor. 1
Hosen, N. 2017. Tafsir Al-Quran di Medsos : Mengkaji Makna dan Rahasia Ayat
Suci pada Era Media Sosial. Yogyakarta:Bentang pustaka
Imam al-Ghazali. Mencegah & Mengatasi Bahaya Lisan terj Muhammad Nuh
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Sayuti. Terjemahan Tafsir
Jalalain
Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi. 1983. Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-
Rijâl. Beirut: Mu`assasah Risalah

84
Kathryn Gerald.2017. Intervensi praktis bagi remaja beresiko.
Yogyakarta:Pustaka pelajar
Laeheem, K. 2013. Guidelines for solving bullying behaviors among islamic
private school
students in songkhla province. Journal Asian Social Science volume. 9 no.
11
Lucky Nurhadiyanto. 2020. Analisis Cyberbullying Dalam Perspektif Teori
Aktivitas Rutin Pada Pelajar SMA di Wilayah Jakarta Selatan. Jurnal
IKRA-ITH Humaniora Volume. 4 No. 2
Machsun Rifaudin. 2016. Fenomena Cyberbullying pada Remaja (Studi Analisis
Media Sosial Facebook). Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan
Khizanah Al- Hikmah, vol 4

Mahmud al-Tahan. 2015. Ushul al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid,terj


M.Ridwan Nasir Surabaya:IMTIYAZ.

Mahmud Yunus. 2010. Kamus arab Indonesia. Jakarta:Mahmud


yunus wa dzuriyyah

Maulida Nur Muhlishotin. 2017. Cyberbullying Perspektif Hukum Pidana Islam.


Jurnal Hukum Pidana Islam vol.3 no 3

Muliadi. 1996. Aspek Kriminologis Dalam Penanggulangan


Kejahatan. Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1

Muhammad Nasib Ar-Rifa’i. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta:


Maktabah Ma’arif

M. Syuhudi Ismail. 1992. Metodologi Penelitian Hadis Nabi . Jakarta:


Bulan Bintang.

M.Quraish Shihab.1999. Membumikan al-Qur’an, Bandung:Mizan.

M. Quraish shihab. 2009. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati


Nadirsyah Hosen Tabik. Ketika Ilmuwan, Ulama, dan Profesor di-bully di
medsos. Australia: Monash Law School.

84
Noeng Muhadjir.1996. Metodologi Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivistik,
Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi
Teks dan Penelitian Agama. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Notar, Charles E, Padgett, Sharon, Roden, Jessica. 2016. Cyberbullying: A Review
of the Literature. Journal of Educational Research volume 1 nomor 1
Omniyi, I. 2013. Bullying in schools: psychological implications and counselling
interventions. Journal of Education and Practice volume. 4 no. 8
Riauskina, I.I. Djuwita, R. dan Soesetio, S.R.2006. Gencet-gencetan dimata
siswa/siswi kelas 1 SMA: Naskah kognitif tentang arti, scenario, dan dampak
gencet-gencetan. Jurnal Psikologi Sosial. Volume. 12 nomor 1
Safaria, T. 2016. Prevalence and Impact of Cyberbullying in a Sample of
Indonesian Junior High School Students. Journal of Educational Technology
volume. 15 nomor. 1
Sitompul. 2012. J. Cyberspace, Cybercrimes, Cyberlaw: Tinjauan Aspek Hukum
Pidana. PT Tatanusa

Suharsini Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan


Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Syah, R., & Hermawati. 2008. Upaya Pencegahan Kasus Cyberbullying Bagi
Remaja Pengguna Media Sosial di Indonesia. Jurnal PKS volume. 17 no. 2
Tosun, N. 2016. Cyberbully and Victim Experiences of Pre-service Teachers.
European Journal of Contemporary Education. Volume 15 nomor 1
Townsend, M.C. 2019. Psychiatric Mental Health Nursing: Conceps of Care in
Evidence- Based Practice. Philadelphia: F.A Davis Company
Triyono, Rimadani. 2019. Dampak Cyberbullying di Media Sosial pada Remaja
dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Studi Kasus
pada Klien Xdi Padang Utara Kota Padang). Jurnal Neo Konseling volume. 1
no. 1
Wahbah Az-Zuhaili. 2013. Tafsir Al-Wasith. Jakarta: Gema Insani

84
Yana Choria Utami. 2014. Cyberbullying di Kalangan Remaja (Studi tentang
Korban Cyberbullying di Kalangan Remaja Surabaya). Jurnal Universitas
Airlangga, volume 3 nomor 3
Yesmil Anwar. 2009. Saat Menuai Kejahatan; Sebuah Pendekatan Sosiokultural
Kriminologi, Hukum dan HAM. Bandung: PT Refika Aditama
Yusuf Al-Qardhawi. 1991. Kajian Kritik Pemahaman Hadis: Antara Pemahaman
Tekstual dan Kontekstual, terj. A. Najuyullah dan Hidayatullah. Jakarta:
Islamuna Press
Yusuf Al-Qardhawi.1993. Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, terj.
Muhammad Al- Baqir. Bandung : Karisma
Zunari Hamro. 2021. Fenomena Cyberbullying Pada Kalangan Remaja di Dunia
Maya dalam https://pilarpkbijateng.or.id,

84
Lampiran 1

1. Flaming (Amarah)

Berikut adalah contoh dari fenomena cyberbullying kategori Flaming yaitu


diambil dari kasus penyanyi Nissa Sabyan, setelah beberapa waktu yang lalu
mendapatkan kasus yang santer dimedia sosial. Kemudian akun instagram Nissa
sabyan di banjiri oleh komentar negatif dari netizen.

84
84
Gambar komentar netizen di akun instagram pribadi Nissa Sabyan

84
(Sumber Instagram)

Lampiran 2

d. Online Harassment (Pelecehan)

Berikut adalah contoh dari fenomena cyberbullying kategori Online Harassment


yaitu diambil dari kasus presenter olahraga Fina Phillipe yang mengalami
pelecehan seksual setelah dirinya mengupload foto taekwondo di akun Instagram
pribadinya.

Gambar komentar salah satu netizen di akun Instagram pribadi Fina Phillipe

84
(Sumber Instagram)

Lampiran 3
e. Outing (Tipu Daya)
Berikut adalah contoh dari fenomena cyberbullying kategori Outing yaitu diambil
dari kasus Betran Peto/anak ngkat dari artis Ruben Onsu yang mengalami
tindakan cyberbullying berupa fotonya diedit seperti hewan babi dan artis Nagita
Slavina yang fotonya diedit menggunakan kalung salib.

84
Gambar tipu daya (editan) di akun Instagram yang tidak diketahui siapa
pemiliknya
(Sumber Instagram)

84
Gambar tipu daya (editan) di akun Instagram yang tidak diketahui siapa
pemiliknya
(Sumber Instagram)

84
Lampiran 4

f. Dinegration (Fitnah atau hoax)

Berikut adalah contoh dari fenomena cyberbullying kategori Dinegration yaitu


diambil dari kasus Adelia Pasha yang merupakan isteri dari penyanyi Pasha Ungu
yang mengalami tindakan cyberbullying berupa hoax dan kasus hoax banner
peraturan mahasiswa Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
diubah oleh oknum yg tidak bertanggung jawab sehingga viral disosial media.

84
Gambar hoax di akun Facebook yang menginformasikan bahwa Adelia Pasha
meninggal dunia
(Sumber Facebook)

84
108
Gambar hoax berupa mengubah peraturan yang ada dibanner sehingga viral
dimedia sosial
(Sumber WhatsApp)

Lampiran 5
g. Cyberstalking (Penguntitan)
Berikut adalah contoh dari fenomena cyberbullying kategori Cyberstalking yaitu
diambil dari kasus selebgram Nora Alexandra yang mengalami penguntitan
berupa pengancaman diakun Instagram pribadinya.

108
Gambar penguntitan yang berupa ancaman membahayakan atau pesan-pesan yang
mengintimidasi
(Sumber Instagram)

Lampiran 6
h. Exclusion (Pengucilan)

108
Berikut adalah contoh dari fenomena cyberbullying kategori Exclusion yaitu
diambil dari kasus penyanyi cilik Adyla Rafa Naura Ayu yang mengalami
pengucilan di online grub atau forum media sosial.

Gambar yang berupa pengucilan dari para haters (pembenci) Adyla Rafa Naura
Ayu di beberapa akun Instagram
(Sumber Instagram)

108

Anda mungkin juga menyukai