Ketentuan Pidana
Pasal 72:
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukkan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana penjara masing-masing paling singkat
1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00- (lima milyar
rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum
suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Rinnanik, Eka Pariyanti, Syaiful Bakhri, Buchori, Susi Sulastri,
Dede, Tri Mardiono, Sugiono, Miswan Gumanti, Misubargo
ILMU
MANAJEMEN
DI ERA 4.0
Editor:
Citrawati Jatiningrum, SE, MSi, PhD
Dr. Sri Rahayu, SE, M.M
Ilmu Manajemen di Era 4.0
Indramayu © 2021, Rinnanik, Eka Pariyanti, Syaiful Bakhri, Buchori,
Susi Sulastri, Dede, Tri Mardiono, Sugiono, Miswan Gumanti, Misubargo
Berjalannya revolusi industri pada beberapa tahun ini bagi bagi sebagian
besar perusahaan dan industri telah menghasilkan pemahaman baru
terutama pada praktik manajemen. Ini karena terjadinya keseimbangan
praktik antara efisiensi dan pemanfaatan sumber daya manusia. Disrupsi
yang terjadi pada dunia industri inilah yang menjadi tantangan baru bagi
manajemen untuk lebih mengembangkan konsep. Revolusi indsutri 4.0
memberikan kita jawaban untuk masalah efisiensi namun juga memberikan
tantangan dari segi sumber daya manusia. Ilmu manajemen pada sebuah
pilihan dengan mengutamakan efesiensi atau mempertahankan sumber
daya manusia. Oleh karenanya pihak manajemen perlu memastikan bahwa
praktik manajemen yang dilaksanakan telah menyesuaikan dengan konsep
baru dan secara optimal dapat mencapai tujuan perusahaan.
Buku ini ditulis agar dapat membantu para pembaca baik praktisi
atau akademisi untuk mendapatkan pemahaman mengenai konsep Ilmu
Manajemen di Era 4.0, sehingga dapat membantu dalam implementasi
parktik manajemen dengan konsep dan kerangka kerja yang baru. Adapun
pembahasan dalam buku ini mulai dari pemahaman ruang lingkup
manajemen dan peran baru manajemen sumber daya manusia, dilanjutkan
pemahaman dalam implementasi manajemen karis di era 4.0. Perlunya
pembahasan tentang peran budaya organisasi dalam manajemen Sumber
daya manusia adalah untuk menguatkan konsep yang akan dijadikan dasar
v
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................... v
Daftar Isi.................................................................... vii
BAB 1 Ruang Lingkup Manajemen .............................1
A. Pendahuluan.............................................................. 1
B. Sejarah Pertumbuhan Manajemen........................... 2
C. Cabang Ilmu Manajemen ........................................6
BAB 2 Peran Baru Manajemen Sumber Daya Manusia
................................................................................... 17
A. Pendahuluan...................................................... 17
B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) ..................................................................... 18
C. Manajemen SDM Dahulu VS Sekarang ............20
D. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia yang
Berubah..................................................................25
BAB 3 Implementasi Manajemen karir di Era Revolusi
Industri 4.0................................................................ 33
A. Pendahuluan......................................................33
B. Pengertian Manajemen Karir............................35
vii
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
viii
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
ix
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
x
BAB 1
Ruang Lingkup Manajemen
A. Pendahuluan
Sejak dahulu hingga sampai sekarang ini belum terdapat konvensi
ataupun keseragaman tentang definisi Manajemen dari sisi terminologis,
hal ini disebabkan latarbelakang keilmuan ataupun pengalaman yang
dipunyai oleh para pakar berbeda- beda, sehingga menimbulkan tiap- tiap
berbeda anggapan dalam mendefinisikan sesuatu keilmuan. Manajemen
ialah faktor yang sangat berarti untuk untuk tiap organisasi, lembaga
ataupun industri dalam upaya menggapai tujuannya, oleh sebab itu dalam
persaingan di masa yang terus menerus berganti ini organisasi dituntut buat
membiasakan dengan pertumbuhan era serta wajib memakai manajemen
dalam melakukan kegiatan organisasinya.
Istilah manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno manajemen,
yang berarti seni implementasi serta manajemen. Ricky W. Griffin(
2015: 36) mendefinisikan manajemen bagaikan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian serta pengendalian sumber energi
buat menggapai tujuan secara efisien serta efektif. Efisien berarti tujuan
bisa dicapai cocok rencana, serta efisien berarti tugas- tugas yang terdapat
bisa dilaksanakan dengan benar, tertib, serta terencana. Bagi Hasibuan(
2013; 1), manajemen merupakan ilmu serta seni yang mengendalikan proses
1
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
pemakaian sumber energi manusia serta sumber energi lain secara efisien
serta efektif.
Terry (2013) mengunkapkan akan keyakinannya jika manajemen
merupakan proses khas yang terdiri dari aksi: perencanaan serta. (Daft,
2013;) yakin kalau manajemen merupakan merancang, mengendalikan,
memusatkan serta mengatur sumber energi organisasi buat menggapai
tujuan organisasi secara efisien serta efektif.
Berdasarkan beberapa definisi manajemen, bisa disimpulkan kalau
manajemen sebagai ilmu berarti manajemen bisa dipelajari serta jadi
cabang ilmu yang bisa diterapkan buat menuntaskan permasalahan di
industri serta mendapatkan kepuasan dari pimpinan ataupun manajer.
Seseorang pemimpin seni tergantung pada kemampuannya buat pengaruhi
orang lain dalam menggapai tujuan yang di idamkan. Uraian tersebut bisa
dimengerti kalau inti dari manajemen merupakan mengelola sumber
energi yang terdapat, spesialnya sumber energi manusia, sehingga bisa
bekerjasama dalam aktivitas buat menggapai tujuan bersama. Oleh sebab
itu, kegiatan manajemen identik dengan kegiatan yang silih menolong
dalam melaksanakan bermacam kegiatan.
2
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
3
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Sangat berarti untuk kita buat menekuni sejarah manajemen supaya kita
bisa menguasai proses pengembangan manajemen masa kemudian,
proses pengembangan manajemen, prinsip- prinsip yang diresmikan di
masa kemudian, serta tata cara manajemen dikala ini. Sebagian orang
memandang sejarah manajemen bagaikan konseptualisasi modern yang
lamban. Dalam penafsiran ini, manajemen tidak mempunyai sejarah
pramodern, cuma berbentuk ciri ataupun penanda. Yang lain menciptakan
kegiatan manajemen seragam di periode modern berikutnya. Pertumbuhan
ilham manajemen antara orang dagang Sumeria serta pembangun piramida
Mesir, kalau sepanjang berabad- abad owner budak sudah mengalami
permasalahan mengeksploitasi/ menginspirasi budak yang tergantung
namun terkadang memberontak (otoritas harus), namun banyak skala
yang lebih kecil Industri sisa industri itu tidak merasa wajib menanggulangi
permasalahan manajemen secara sistematis.
4
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
5
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
di bidang logistik serta pembedahan. Pada akhir abad ke- 20, pengelolaan
mencakup sebagian bidang terpisah, antara lain:( 1) Manajemen Sumber
Energi Manusia,(2) Pembedahan ataupun manajemen penciptaan,( 3)
Manajemen strategis,( 4) Manajemen Pemasaran,( 5) Manajemen keuangan,(
6) Manajemen Teknologi Data.
6
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
7
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
2. Manajemen Pemasaran
Pemasaran ialah kegiatan berarti industri serta totalitas sistem kegiatan
bisnis. Pemasaran tidak cuma diperuntukan buat menjual produk, namun
pemasaran mempunyai tujuan yang lebih luas, ialah merancang produk,
memastikan harga, mempromosikan serta mendistribusikan benda ataupun
jasa. Pemasaran merupakan pelopor sukses dalam profitabilitas industri
dengan menjual produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh industri. Kotler
serta Keller ( 2016: 27), pemasaran merupakan kegiatan yang mengendalikan
institusi serta proses yang bisa membuat, mengkomunikasikan,
mengantarkan, serta bertukar penawaran yang berharga untuk pelanggan
serta warga secara totalitas. Pemasaran merupakan proses sosial di mana
orang serta kelompok mendapatkan apa yang mereka mau serta butuhkan
lewat penawaran, serta mereka bisa dengan leluasa bertukar produk serta
layanan.
Bagi Tjiptono (2002) mendefinisikan pemasaran bagaikan:“ Proses sosial
serta manajemen, orang ataupun kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan, Serta berharap bisa membagikan serta mengubah apa juga yang
berharga lewat kreasi dengan orang lain ataupun kelompok. Saladin (2007)
menampilkan:” Pemasaran merupakan totalitas sistem aktivitas bisnis
yang bertujuan merancang, memastikan harga, mempromosikan serta
mendistribusikan benda yang penuhi permintaan serta menggapai tujuan
pasar serta industri.
Definisi yang dikemukakan oleh para pakar tersebut bisa menuju
pada kesimpulan kalau pemasaran merupakan sesuatu proses sosial
dalam aktivitas bisnis yang bertujuan buat mendistribusikan ataupun
8
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
9
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
3. Manajemen Keuangan
Optimalkan tingkatan pemasukan yang diharapkan( optimalkan
tingkatan pengembalian yang diharapkan), serta kesimpulannya seluruh
ini dirancang buat mengoptimalkan kepentingan owner industri. Manajer
keuangan memegang peranan yang sangat berarti,dengan perkembangannya
hingga tugas manajer keuangan tidak cuma mencatat, menciptakan laporan,
mengendalikan posisi kas, membayar tagihan serta mengumpulkan dana.
Hendak namun, pengelola keuangan pula wajib sanggup berinvestasi
dalam mengelola campuran sumber modal serta pembagian keuntungan(
pembagian dividen) terbaik buat tingkatkan nilai industri. Dalam aplikasi
manajemen industri, manajemen memastikan tujuan dari keputusan
keuangan yang diambil. Penafsiran Manajemen Keuangan Berusia ini,
dibanding dengan periode- periode tadinya, pengelolaan keuangan sudah
hadapi pertumbuhan yang terus menjadi lingkungan. Pertumbuhan ini pula
sejalan dengan terus menjadi berartinya kedudukan manajemen keuangan
dalam memastikan perkembangan serta kenaikan kesejahteraan industri.
Apabila industri tersebut berupa PT (Perseroan Terbatas), hingga tujuan
pengelolaan keuangan industri( dalam perihal ini pengelola keuangan)
mewakili kepentingan owner industri( pemilik) ataupun pemegang saham(
shareholder).
Bagi Sudana (2011: 1), pengelolaan keuangan industri ialah salah satu
bidang pengelolaan fungsional industri yang berkaitan dengan keputusan
investasi jangka panjang, sebaliknya pengelolaan modal kerja industri
meliputi investasi serta dana jangka pendek. Dengan kata lain, pengelolaan
keuangan industri Ini merupakan bidang keuangan, yang mempraktikkan
prinsip- prinsip keuangan dalam organisasi industri buat mewujudkan serta
mempertahankan nilai lewat pengambilan keputusan serta pengelolaan
sumber energi yang pas. Bagi Dewi Utari( 2014: 1), manajemen keuangan
merupakan perencanaan, pengorganisasian, penerapan, serta pengendalian
10
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
11
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
12
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
13
Daftar Pustaka
14
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Ronald J. Ebert, Ricky W. Griffin. 2015, Pengantar Bisnis. Alih Bahasa, Devi
Barnadi Putera; editor, Adi Maulana, Jakarta : Erlangga
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2012. Dasar-dasar manajemen Keuangan,
edisi keenam cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YPKN
Sudana, Made. I. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Erlangga
Suparyanto & Rosad. 2015. Manajemen Pemasaran. Media. Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi
15
RINNANIK, S.H.I., M.Pd.I., M.M
16
BAB 2
Peran Baru Manajemen
Sumber Daya Manusia
A. Pendahuluan
Lingkungan yang berubah dengan cepat, memaksa organisasi untuk
melakukan tindakan cepat tanggap agar organisasi dapat terus berkembang
dengan baik sesuai dengan perubahan yang terjadi. Salah satu langkah
strategis yang dapat dilakukan suatu organisasi yaitu dengan mengubah
peran sumberdaya manusia.
Peran baru sumber daya manusia (New Role ) dan perubahan fungsi
lebih difokuskan pada peran dan juga fungsi yang lebih relevan Masalah dan
strategi bisnis berdasarkan lingkungan bisnis global yang terus berubah,
termasuk produk, lokasi geografis, teknologi, fungsi bisnis, pasar dan
pelanggan, perubahan bisnis dan pertumbuhan dalam kebutuhan organisasi
menjadi semakin tidak stabil dan perkembangan teknologi menjadi semakin
cepat Meningkatkan fleksibilitas dalam struktur, sistem dan proses, serta
faktor lingkungan yang terus berubah di luar perusahaan, seperti peraturan
pemerintah, dengan serikat pekerja dan meningkatkan persaingan atas
dasar perusahaan multinasional dan lebih banyak lagi pentingnya kerjasama
internasional seperti merger dan akuisisi.
17
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
18
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
19
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
20
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
bentuk kerja birokrasi (Gospel, 2009). Dari sini fungsi HRM menjadi
hidup, bertanggung jawab untuk menetapkan metode personalia modern
(Kaufman, 2010b), dan terlihat profesionalisasi yang berkembang dari peran
tersebut. Akan tetapi, ini lebih dilihat sebagai fungsi administratif yang
menangani ‘masalah ketenagakerjaan’ daripada berkontribusi pada tujuan
strategis. Tradisi kesejahteraan dan administrasi kepegawaian sebelumnya
adalah cikal bakal kebangkitan HRM.
Sekitar 20 tahun terakhir telah melihat munculnya apa yang disebut
ortodoksi HRM baru (Torrington dkk., 2014; Wilkinson dkk., 2009). Pada
pertengahan 1980-an di Inggris, dan sebelumnya di AS, istilah ‘HRM’ menjadi
populer dan secara bertahap mulai menggantikan istilah lain seperti
‘manajemen personalia’, ‘hubungan industrial’ dan ‘hubungan perburuhan’.
Praktisi manajemen sumber daya manusia tidak lagi petugas personalia dan
pelatih tetapi adalah manajer SDM dan pengembang sumber daya manusia
(dan yang terpenting, manajer lini).
Secara tradisional, manajemen personalia ditandai dengan sedikit
perhatian pada hubungan bisnis yang lebih luas, dan terlalu banyak
perhatian pada aktivitas profesional, serikat pekerja, dan berbagai teknologi
operasional. Oleh karena itu, manajemen personalia dianggap sebagai fungsi
pencatatan yang mendasarinya dan “Personalia Maintenance”. Sebaliknya,
stereotipe HRM ditandai dengan lebih fokus pada strategi bisnis dan
keyakinan bahwa HR adalah sumber daya organisasi yang paling penting.
Oleh karena itu, HRM telah mengalami “revolusi” sehubungan dengan transisi
dari efisiensi manajemen ke peran. HRM sebagai mitra bisnis strategis yang
lengkap. Ulrich dan Dulebohn (2015) berspekulasi bahwa satu-satunya tujuan
perjalanan HRM adalah untuk “menambah nilai bagi perusahaan.”
Manajemen Sumberdaya Baru?
Ulrich at all (2007) percaya bahwa perubahan di bidang manajemen
sumber daya manusia tidak datang dari tindakan langsung melakukan hal
ini. Perubahan didorong oleh rencana organisasi yang lebih luas, begitu pula
para ahli personalia itu belum dilihat sebagai pendorong utama perubahan.
21
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
22
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
2. Kualitas strategis
a. Karena faktor-faktor di atas, keputusan SDM menjadi kepentingan
strategis.
b. Keterlibatan manajemen puncak diperlukan.
c. Kebijakan SDM harus diintegrasikan ke dalam strategi bisnis - yang
berasal dari itu dan bahkan berkontribusi padanya.
4. Tuas kunci
a. Mengelola budaya lebih penting daripada mengelola prosedur dan
sistem.
b. Tindakan terintegrasi pada seleksi, komunikasi, pelatihan,
penghargaan dan pengembangan.
c. Restrukturisasi dan desain ulang pekerjaan untuk memungkinkan
pelimpahan tanggung jawab dan pemberdayaan.
23
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
24
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
25
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
dan status di masa-masa sadar biaya (Parry, 2011; Sparrow dkk., 2015). Yang
lain menafsirkan peningkatan penggunaan konsultan sebagai cerminan
tanda bahwa SDM sekarang dipandang jauh lebih penting dan karenanya
membutuhkan investasi tambahan. Konsultan manajemen dianggap sebagai
saluran penting di mana praktik SDM yang baru dan lebih canggih mengalir
antar organisasi. Namun, beberapa tren baru-baru ini menunjukkan bahwa
mungkin terjadi ‘krisis’ interpretasi. Wilkinson at all (2020), Fungsi dilakukan
oleh departemen HR antara lain :
1. Kinerja SDM
2. Rekrutmen dan seleksi
3. Pelatihan dan pengembangan
4. Manajemen penghargaan dan kinerja Hubungan kerja
5. Budaya organisasi
6. Internasionalisasi dan globalisasi
7. Keragaman dan kesetaraan
8. Perampingan
9. Perubahan organisasi
10. Keterlibatan dan partisipasi
11. Keterikatan
12. Etika dan tata kelola
13. Manajemen pengetahuan
14. Penindasan
15. Fleksibilitas
16. Menejemen kemampuan
17. Kesejahteraan karyawan
18. Teknologi dan HRM
Tampaknya banyak manajer senior mungkin berpandangan bahwa
manajemen sumber daya manusia terlalu penting untuk diserahkan kepada
26
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
27
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
28
Daftar Pustaka
Adrian Wilkinson, Tom Redman and Tony Dundon, 2020. Human Resource
Management: A Contemporary Perspective. London: Sage.
Bintoro dan Daryanto. 2017. Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan. Cetakan
1. Yogyakarta : Gava Media.
Bohlander, George., and Snell, Scott.2010. Principles of Human Resource.
Management, 15th ed. Mason, OH: South Western – Cengage Learning.
Dessler, Gary. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba.
Empat
Drucker, P. (1961) The Practice of Management, London: Mercury
Gospel, H. (2009) ‘Human resource management: a historical perspective’,
in Wilkinson, A., Bacon, N., Redman, T. and Snell, S. (eds.) The SAGE
Handbook of Human Resource Management, London: Sage.
Herman sofyandi. Cetakan kedua, 2013. Manajemen Sumber Daya manusia,.
Yogyakarta: Graha ilmu.
Kaufman, B. (2010b) ‘SHRM theory in the post-Huselid era: why it is
fundamentally misspecified’, Industrial Relations: A Journal of Economy
and Society (Berkeley), Vol.49,No.2, 286–313
Keegan, A. and Francis, H. (2010) ‘Practitioner talk: the changing text-scape of
HRM and emergence of HR business partnership’, International Journal
of Human Resource Management, Vol.21, No.6, 873–98
Legge, K. (1995) Human Resource Management: Rhetorics and Realities,
Basingstoke: Macmillan.
29
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Mathis, R.L. and Jackson J.H. 2008. Human resource management, 12th ed.
Mason, Ohio: Thomson South Western
Nolan, P. (2011) ‘Money, markets, meltdown: the 21st-century crisis of labour’,
Industrial Relations Journal, Vol.42, No.1, 2–17.
Parry, E. (2011) ‘An examination of the e-HRM as a means to increase the
value of the HR function’, International Journal of Human Resource
Management, Vol.22, No.5, 1146–62
Pritchard, K. (2010) ‘Becoming an HR strategic partner: tales of transition’,
Human Resource Management Journal, Vol.20, No.2, 175–88
Sisson, K. (2010) Employment Relations Matters. Available at: https://www2.
warwick.ac.uk/fac/soc/wbs/research/irru/erm/
Sparrow, P., Hird, M. and Cooper, C. (2015) Do We Need HR? Repositioning
People Management for Success, London: Palgrave Macmillan
Taylor, P., D’Cruz, P., Noronha, E. and Scholarios, D. (2014) ‘From boom to
where? The impact of crisis on work and employment in Indian BPO’,
New Technology, Work and Employment, Vol.29, No.2, 105–23.
Torrington, D., Hall, L., Taylor, S. and Atkinson, C. (2014) Human Resource
Management (9th edn.), London: Pearson
Townsend, K. and Dundon, T. (2015), Understanding the role of line managers
in employment relations in the modern organisation’, Employee
Relations, Vol.37, No.4, 1–17.
Ulrich, D. and Dulebohn, J.H. (2015) ‘Are we there yet? What’s next for HR?’,
Human Resource Management Review, Vol.25, No.2, 188–204
Ulrich, D., Brockbank, W., Johnson, D. and Younger, J. (2007) ‘Human resource
competencies: responding to increased expectations’, Employment
Relations Today, Vol.34, No.3, 1–12.
Wilkinson, A., Bacon, N., Snell, S. and Redman, T. (eds.) (2009) The SAGE
Handbook of Human Resource Management, London: Sage.
30
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
31
Eka Pariyanti, S.E., M.M
32
BAB 3
Implementasi Manajemen
karir di Era Revolusi Industri
4.0
A. Pendahuluan
Saat ini istilah revolusi industri 4.0 bukanlah sesuatu yang asing bagi kita.
Hampir pada setiap aspek kehidupan selalu dikaitkan dengan istilah revolusi
industry 4.0. Memang jika kita cermati, revolusi ini telah menyebabkan
dampak yang besar terhadap ekosistem dunia dan tata cara manusia
menjalani kehidupan. Secara mikro misalnya, konsep automatisasi berbasis
data dan internet yang dilakukan oleh mesin telah banyak menghilangkan
peran tenaga manusia dalam pengoperasian alat-alat. Secara makro, revolusi
industri 4.0 bahkan dipercaya dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
ekonomi dan kualitas kehidupan secara signifikan.
Kondisi tersebut telah menyebabkan terjadinya perubahan paradigma
dari berbagai sisi baik cara bekerja, proses manufaktur, keterampilan sumber
daya manusia yang dibutuhkan, maupun cara konsumsi (Hartarto, 2018).
Perubahan paradigma juga terjadi pada pengelolaan Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam organisasi. Bakhri, Suharnomo dan Mahfudz (2020) menyebut
33
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
34
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
35
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
36
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
37
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Namun demikian perlu ada penjelasan yang lebih rinci terkait dengan
apa sesungguhnya manfaat manajemen karir baik bagi individu maupun
organisasi. Penjelasan ini penting supaya persoalan karir ini menjadi
bagian yang seharusnya direncanakan sejak dari awal ketika organisasi
mulai merekrut pegawai dan ketika individu mulai bekerja. Perencanaan
manajemen karir yang baik akan membuat semua pihak dapat bekerja
dengan tenang, sebaliknya jika persoalan karir tidak direncanakan dengan
baik maka akan muncul permasalahan-permasalahan yang menggangu
jalannya operasional organisasi.
Rivai (2008) menyebut ada 9 (sembilan) manfaat yang dapat dipetik dari
manajemen karir antara lain:
1. meluruskan strategi dan syarat-syarat karyawan intern (aligns strategy
and internal staffing;
2. mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan (develops
promotable employees);
3. memudahkan penempatan ke luar negri (facilities international placement);
4. membantu di dalam keanekaragaman tenaga kerja (assists with workforce
diversity);
5. mengurangi pergantian karyawan (lower turnover);
6. menyaring potensi karyawan (taps employee potensial);
7. meneruskan pertumbuhan pribadi (furthers personal growth);
8. mengurangi penimbunan (reduce hoarding);
9. memuaskan kebutuhan karyawan (satisfies employee needs);
Pendapat lain dikemukakan oleh Mangkunegara dalam Anggita dan
Purba (2015) bahwa manfaat manajemen karir adalah:
1. membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan;
2. perusahaan merencanakan karir pegawai untuk meningkatkan ke-
sejahteraannya agar loyalitas pagawai lebih tinggi;
3. membantu menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi
dan keahlian;
38
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
39
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
a. Self-Direction
Self-direction dimaknai sebagai seseorang yang memiliki kemampuan
untuk mengelola dirinya, dan selalu mengarahkan dirinya secara
berkelanjutan untuk melakukan pembelajaran. Individu dengan karakter
self-direction ini akan membutuhkan tugas yang lebih menantang dan
selalu mencari peluang untuk bisa memperoleh pengembangan diri.
Dengan demikian, organisasi harus membuat berbagai inisiatif yang dapat
40
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
b. Values-Driven
Values-driven diartikan sebagai prinsip dan sikap internal yang akan
memotivasi dan membimbing seseorang dalam pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan karirnya. Seorang individu yang memiliki sikap values-
driven hanya akan bergantung pada prinsip dan nilai internalnya sendiri saat
membuat pilihan karir.
a. Boundaryless Mindset
Briscoe, Hall dan Frautschy DeMuth (2006) menjelaskan bahwa
boundaryless mindset adalah kapasitas seorang individu untuk bisa “memulai
dan mengejar hubungan kerja yang luas di seluruh batas organisasi”.
Dimensi ini memiliki fokus pada sejauhmana seorang individu dapat
41
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
b. Physical Mobility
Physical mobility diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk berani
melintasi batas-batas organisasi dan geografi dalam menuju kesempatan
kerja yang baru (Briscoe, Hall dan Frautschy DeMuth; 2006). Mereka yang
memiliki physical mobility tinggi, akan mencari posisi dan peluang pekerjaan
yang dapat memberikannya penghargaan lebih tinggi. Mereka juga kurang
peduli mengenai hal yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan
dalam bekerja (berani mengambil risiko).
Terjadinya perubahan lingkungan telah menciptakan perubahan dalam
cara individu dan organisasi dalam mendefinisikan karir. Manajemen karir
merupakan bagian penting yang harus dipertimbangkan dengan cermat
baik secara individual maupun organisasional. Manajemen karir yang baik
harus melibatkan semua pihak agar diketahui prosesnya secara transparan
dan akuntabel, sehingga di satu sisi seorang pegawai akan merasa nyaman
dalam bekerja dan di sisi lain terjadi efisiensi bagi manajemen.
Era revolusi 4.0 yang tengah melanda dunia telah menyebabkan
terjadinya perubahan terhadap ekosistem dunia dan tata cara manusia
menjalani kehidupan termasuk juga bagaimna mengelola persoalan karir.
Konsep awal tentang karir yang awalnya berupa kematangan karir (maturity
career) berubah menjadi adaptabilitas karir (adaptability career). Pergeseran
ini menyebabkan munculnya orientasi karir baru yakni karir protean (protean
career) dan karir tanpa batas (boundaryless career). Meskipun tidak serta merta
menghilangkan orientasi karir yang lama, adanya pergeseran ini tentu harus
disikapi dengan baik oleh individu dan organisasi dalam rangka kesuksesan
individu dan kesuksesan organisasi.
42
Daftar Pustaka
Anggita, D., dan Purba, S.D. (2015). Efek Mediasi dari Pengembangan Karir
pada Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap Kepuasan
Kerja di PT PLN (Persero) Pusat. Jurnal Manajemen, 12(1), hal. 93-110.
Arifin, M., dan Hendro, H. (2017). Perancangan Sistem Informasi Pusat Karir
Sebagai Upaya Meningkatkan Relevansi antara Lulusan dengan Dunia
Kerja Menggunakan UML. IC-Tech, 12(2), hal. 42-49.
Arthur, M.B., Khapova, S.N., dan Wilderom, C.P.M. (2005). Career Success in
A Boundaryless Career World. Journal of Organizational Behavior, 26(2),
hal. 177-202.
Bakhri, S., Suharnomo, dan Mahfudz. (2020). Opportunities and Challenges
of The Protean Career Concept: A Review and Future Agenda. The
Future Opportunities and Challenges of Business in Digital Era 4.0. London:
Routledge. hal. 333-337.
Baruch, Y. (2004). Managing Careers: Theory and Practice. Harlow, England:
Prentice Hall.
Baruch, Y. (2015). Career Development: Multilevel Perspective. International
Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences. 3.
Bohlander, G dan Snell, S. (2010). Principles of Human Resource Management
15th ed. Mason, OH: South Western, Cengage Learning
Briscoe, J.P., Hall, D.T., dan Frautschy DeMuth, R.L. (2006). Protean and
Boundaryless Careers: An Empirical Exploration. Journal of Vocational
Behavior, 69(1), pp. 30-47.
43
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
44
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
45
Syaiful Bakhri, S.Sos., M. M
46
BAB 4
Peranan Budaya Organisasi
Terhadap Manajemen Sumber
Daya Manusia
A. Pendahuluan
Budaya organisasi merupakan ciri, nilai, tradisi, serta sikap industri yang
dipunyai oleh para karyawannya. Budaya organisasi merupakan sesuatu
kerangka kerja yang memandu perilaku sehari-hari dan membuat keputusan
untuk karyawan dan memfokuskan perilaku mereka untuk mencapai tujuan
organisasi. Budaya organisasi ibarat nilai, tradisi, prinsip kerja, dan metode
kerja yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi, dan mempengaruhi
cara mereka bekerja. Budaya organisasi merupakan suatu bentuk hipotetis
yang dimiliki oleh sekelompok anggota suatu organisasi, menerima dan
memastikan bahwa organisasi merasa, berpikir, dan merespon berbagai
bidang budaya.
47
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
48
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
49
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
1. Area Usaha
Area usaha ialah faktor yang memastikan terhadap apa yang wajib
dicoba industri supaya dapat sukses. Area bisnis yang mempengaruhi ruang
lingkup bisnis antara lain produk yang dihasilkan, pesaing, pelanggan,
teknologi, pemasok, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
50
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
2. Nilai- nilai
Dalam rangka mendorong karyawan untuk mencapai kinerja yang
baik, nilai-nilai atau keyakinan harus dikomunikasikan kepada publik oleh
manajer kepada seluruh tingkatan sumber daya manusia (SDM) yang ada, hal
ini untuk menghindari munculnya standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Ritual
Kegiatan etiket perusahaan biasanya dilakukan dalam bentuk pemberian
penghargaan kepada sumber daya manusia (SDM), dan aktivitas perusahaan
selama periode tertentu juga dapat dilaporkan dalam bentuk laporan.
4. Pahlawan
Pahlawan ialah kedudukan yang dikira sukses mewujudkan nilai- nilai
budaya dalam kehidupan nyata. Pahlawan berasal dari pendiri industri,
kelompok organisasi ataupun manajer yang sudah sukses menghasilkan
nilai organisasi, bisa meningkatkan idealisme, semangat serta jadi tempat
mencari tutorial kala mengalami kesusahan ataupun permasalahan.
5. Jaringan budaya
Faktor ini secara informal bisa diucap bagaikan jaringan komunikasi
internal industri, yang bisa digunakan bagaikan pembawa ataupun
penyebaran nilai- nilai budaya industri. Faktor ini ialah hierarki kekuatan
tersembunyi dalam organisasi, sehingga efektifitas jaringan cumalah sesuatu
metode buat mendapatkan data tentang apa yang terjalin di industri, bisa
dikatakan kalau wujud jaringan budaya merupakan informal.
Sekalipun sering kali lahir tanpa terencana budaya pada dasarnya
mereka terbentuk dari elemen yang sama. Yang menjadi tugas kita dalam
mengembangkan budaya perusahaan adalah menyelaraskan semua elemen
ini secara sistematis sesuai dengan budaya yang ingin kita bangun. Ada
beberapa pendapat mengenai elemen yang mempengaruhi budaya, berikut
ini adalah elemen inti yang menurut kami menjadi kunci dari budaya yang
kuat:
51
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
52
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
53
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
54
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
55
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
56
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
57
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
manusia. Saat ini, manusia tidak hanya berbicara tentang dunia maya,
tetapi juga tentang kota online, jaringan bahkan mainan online dengan
“tamagochi”. “Tamagochi” kini tidak hanya menyerang anak-anak bahkan
orang dewasa di dunia, terutama orang dewasa di Asia.
Mengapa kita membutuhkan sumber daya manusia yang unggul di abad
ke-21? Masyarakat yang berada pada abad ke- dua puluh satu (21) adalah
masyarakat yang terbuka. Artinya tidak akan ada hambatan komunikasi
antar manusia di semua bidang kehidupan. Di sektor komersial, berbagai
hambatan tarif menjadi semakin mudah, dan bukan tidak mungkin bisa
dihilangkan sepenuhnya. Di bidang kehidupan politik, tren demokratisasi
telah melanda dunia. Penghancuran Tembok Berlin di Jerman, yang
melambangkan kediktatoran, terbukanya tirai bambu komunis Tiongkok
yang menganut kebebasan komersial saat ini, dan kehancuran komunisme
dalam disintegrasi bekas Uni Soviet semuanya menunjukkan bahwa proses
demokratisasi tidak dapat diubah.
Menurut proses ini, kesadaran dunia tentang hak asasi manusia telah
diperkuat. Artinya era globalisasi telah menentukan bahwa umat manusia
adalah pusat dari segala kehidupan. Jika people are the center, maka
pembangunan berorientasi pada pengembangan sumberdaya manusia.
Oleh sebab itu, adanya masalah yang berkaitan dengan ketertinggalan,
kemiskinan, kesehatan dan kondisi fisik yang buruk menjadi prioritas utama
pembangunan negara berkembang. Begitu pula dengan transportasi udara
yang murah, komunikasi antar masyarakat tidak hanya sangat lebih cepat
bahkan lebih murah, sehingga pengenalan budaya dan bahasa ke negara
lain menjadi prioritas yang tak terhindarkan. Berkat kemajuan teknologi
penerbangan dan peningkatan taraf hidup di berbagai negara, pariwisata
diharapkan menjadi industri terbesar di abad ke-21.
Di bidang kebudayaan, kebangkitan konsep budaya global rupanya telah
menimbulkan gelombang yang sangat besar, seiring dengan perkembangan
teknologi komunikasi, konsep budaya global telah melanda seluruh penjuru
dunia. Ainun menyampaikan beberapa rencana andalan SumberDaya
58
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Manusia (SDM) Maju yang disiapkan Kementerian Riset dan Teknologi dalam
persiapan menghadapi Revolusi Industri 4.0, sebagai berikut:
1. Infrastruktur TIK Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Sesjen Ainun berperan vital dalam percepatan pembangunan sumber
daya manusia tingkat tinggi Indonesia yang mampu bersaing dalam
skala global di era Revolusi Industri 4.0. Baca juga: Comnews UMN
2019: Dominasi Milenial di Era Digital “Pembangunan infrastruktur TIK
terkait konektivitas, dan e-learning sangat bermanfaat bagi perguruan
tinggi melalui pengembangan e-learning. Proses belajar mengajar
bisa sefleksibel dan berkualitas setinggi mungkin.” Universitas, setiap
universitas, rencana studi atau mahasiswa dapat menggunakan,
memilih dan memilih pengajar dan materi perkuliahan terbaik, “kata
Sekjen Aignan.
2. Kemampuan dan kreativitas lulusan dengan sertifikasi kompetensi
juga menjadi fokus pengembangan sumber daya manusia (SDM) di
perguruan tinggi. Lulusan perguruan tinggi, terutama lulusan politeknik
dan perguruan tinggi vokasi, tidak hanya memperoleh ijazah, tetapi juga
memperoleh sertifikat kompetensi.
3. Perubahan konten mata kuliah, Kemenristekdikti juga mengubah
konten mata kuliah dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri
4.0. Prinsipnya, semua program pembelajaran harus menguasai
pengetahuan dasar yang berkaitan dengan teknologi, data dan
“manusia”.
4. Kerja sama industri. Untuk meningkatkan keterkaitan antara mata
kuliah IPTEK dan pendidikan vokasi dengan industri, “Rencana Promosi
Pendidikan Vokasi” Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
juga mewajibkan politeknik dan pendidikan vokasi untuk memiliki mitra
industri. Kerja sama yang erat antara politeknik dan industri diharapkan
dapat mengisi gap antara kebutuhan teoritis dan praktis dosen kampus
dengan kebutuhan aktual akan keterampilan industri. Ainnon berkata:
“Revitalisasi Institut Politeknik dapat mengubah Institut Politeknik dan
59
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
60
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
61
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
62
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
63
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
kerja, yang pada akhirya adalah kinerja organisasi. Oleh karena itu bisa
disimpulkan bahwa kinerja suatu organisasi merupakan suatu prestasi kerja,
yang berasal dari suatu proses dari tujuan organisasi yang ingin dicapai oleh
organisasi (Abdullah dan Herlin, 2010). Oleh sebab itu budaya organisasi
secara tidak langsung maupun sacara langsung bisa mempengaruhi kinerja
individu yang ada pada organisasi. Sehingga sukses atau tidaknya kinerja
organisasi bergantung pada kinerja individu yang ada pada organisasi
tersebut.
64
Daftar Pustaka
65
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Robbins, S. 2008. Perilaku Organisasi, Jilid I dan II, alih Bahasa : Hadyana.
Pujaatmaja. Jakarta: Prenhallindo.
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi Edisi ke 7 (Jilid II). Jakarta :
Prehallindo.
Siagian Sondang P., 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Cetakan
Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Wibowo. (2006). Budaya organisasi: Sebuah kebutuhan untuk meningkatkan
kinerja jangka panjang. PT RajaGrafindo Persada. Depok.
Wijayanta, Bambang dan Aristanti Widyaningsih. 2003. Ekonomi &
Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi. Jakarta: PT. Grafindo
Media Pratama
66
BUCHORI, S.P., M.M
67
BAB 5
Kepemimpinan, Motivasi
dan Kinerja
A. Pendahuluan
Hadirnya era 4.0 tidak hanya menrubah gambaran industri, tetapi
juga pergerakan perspektif, profesi, cara komunikasi, pekerjaan seorang,
konsumsi, gaya hidup, dan bertransaksi. Pemimpin 4.0 dapat disebut
sebagai digital leaders (pemimpin digital). Ciri pemimpin digital ialah gaya
pengambilan keputusan yang berdasarkan data, transparan dan realtime.
Lebih sederhana, tidak terlalu melebar dan tepat pada sasaran.
Pengguna internet di indonesia adalah milenial sebesar 49,52% rentang
usia 18–34 tahun (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, APJII
2018) Data BPS terkait “Statistik Perusahaan Informasi dan Komunikasi” 2018
memberi informasi bahwa 79,41% startup pengembang sistem elektronik
didominasi oleh perusahaan sendiri. Hal ini menunjukkan semakin banyak
kursi perusahaan masa kini dipenuhi oleh pemimpin muda. Mereka merintis
semua usaha sejak masih muda dan dewasa bersama tantangan bisnisnya.
Pemimpin 4.0 dari kalangan milenial mendominasi dunia angkatan kerja.
68
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
B. Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepimpinan pada zaman dahulu sudah tidak memadai
lagi, perlu adanya peningkatan yang lebih tinggi lagi. Era revolusi industri
4.0/Digital, pengaruh umum, makro dan mikro situasi, membuat pengaruh
bisnis semakin lengkap, semakin sulit untuk diprediksi, berubah dengan
cepat dan singkat, kepemimpinan tidak cukup belajar dan paham konsep
teori kepemimpinan namun harus tetap menguasai berbagai teknik atau
tools soft-skill yang relevan, disesuaikan dengan posisi, situasi dan tantangan
yang dihadapi.
Konsep kepemimpinan adalah komponen fundamental di dalam
menganalisis suatu proses dan dinamika di dalam organisasi. Selanjutnya
banyak kajian dan diskusi yang akan membahas definisi kepemimpinan
yang justru membingungkan. Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin”
berarti tuntun atau bombing. Kata “pimpin” kemudian melahirkan kata
“memimpin, pimpinan, pemimpin dan kepemimpinan”. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata “pemimpin” diartikan sebagai orang yang memimpin
Sementara kata “kepemimpinan” yang berarti leader.
Pada umumnya pemimpin ialah orang yang memilikii kemampuan
untuk dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi kerjanya
dengan kekuasaannya (Marmoah, 2016).
Berikut beberapa pengertian kepemimpinan menurut ahli: Robert
Tannebeum dan Fred Massarik mengemukakan kepemimpinan merupakan
pengaruh yang ada antar perorangan dilaksanakan dalam keadaan yang
ditujukan untuk mendapatkan` tujuan khusus melalui proses komunikasi.
Menurut Krause (1997) bahwa kepemimpinan adalah sebagai keinginan
untuk mengendalikan sesuatu yang terjadi, pengertian merencanakan
tindakan, dan kekuasaan untuk penyelesaian tugas, menggunakan
kepandaian dan kemampuan yang dimiliki orang lain secara kooperatif.
Dubin (1978) lebih dahulu menjelaskan definisi mengenai kepemimpinan
bahwa kepemimpinan yang ada dalam organisasi merupakan penggunaan
kekuasaan dan pembuatan keputusan Menurut Hoy dan Miskel
69
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
70
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
71
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Perubahan yang sangat cepat menuntut para pemimpin atau leader agar
dapat menyesuaikan dengan visi dan misi organisasi. Kepemimpinan jenis
ini juga disebut sebagai jenis kepemimpinan autokratis.
72
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
73
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
74
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
75
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
76
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah
untuk di teliti, tapi paling sulit untuk dipahami (Daft;1998). Faktor penting
yang menggerakkan, mengarahkan, dan mengkordinasikan berbagai faktor
lainnya dalam organisasi, kepemimpinan didefinisikan dalam kaitannya
dengan ciri-ciri individual, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola
interaksi, hubungan peran, tempatnya pada suatu posisi administratif serta
persepsi orang lain mengenai keabsahan dari pengaruh (Yukl:2001).
Perdebatan tentang perbedaan kepemimpinan dan manajemen terus
makin berlanjut, Yukl (2005) berpendapat bahwa memimpin dan mengelola
harus dipandang sebagai suatu peran atau proses yang berbeda. Konsep
keduanya sering dipertukarkan dan disamakan satu dengan lainnya.
Manajemen diartikan sebagai pencapaian tujuan organisasi dengan
tindakan yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan, dan pengontrolan sumber daya organisasi dengan
melaksanankan peran informasional, interpersonal, dan pengambilan
keputusan (Daft dalam Triantoro, 2004).
Kepemimpinan tidak dapat menggantikan peran manajemen, tetapi
ditempatkan sebagai tambahan fungsi manajemen. Seorang pemimpin
atau leader memiliki peranan dan fungsi kepemimpinan dalam organisasi.
Sedangkan peran kepemimpinan sangat diperlukan dalam upaya mengatasi
perubahan serta mempertahankan dan mengembangkan eksistensi
organisasinya. Kepemimpinan di percaya sebagai satu kekuatan kunci
penggerak organisasi yang mampu membangun suatu budaya baru yang
sesuai dengan perubahan. Manajemen tanpa kepemimpinan hanya akan
menjadikan organisasi bersifat mekanistis dan kaku. Kepemimpinan tanpa
manajemen akan membuat organisasi tidak efektif dan kehilangan arah,
keduanya merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan kontras.
Kreitner & Kinicki (2005) menerangkan bahwa organisasi yang berhasil
adalah 70%- 90% dipengaruhi oleh kepemimpinan dan 10%-30% oleh
77
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
78
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
79
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
80
Daftar Pustaka
81
SUSI SULASTRI,, S.P., M.M
82
BAB 6
Manajemen Pemasaran Era 4.0
A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi dan informasi (IT) yang pesat saat ini berimbas
pada perkembangan dunia bisnis menjadi semakin dinamis. Perkembangan
IT telah membawa banyak perubahan, termasuk dalam dunia bisnis maupun
pemasaran. Pesatnya perkembangan IT tersebut mampu membuat dunia
pemasaran berubah menjadi lebih cepat. Para pelaku pemasaran dituntut
harus lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan pemasaran, agar tidak
ditinggalkan konsumen dan kalah dari pesaing.
Memasarkan produk pada masa ini tidak seperti pemasaran jaman
dahulu, yang hanya berfokus menjual produk dengan cara bercerita tentang
produk lalu menjualnya. Masa sekarang harus memahami bagaimana cara
memuaskan kebutuhan pelanggan melalui pengembangan produk atau
jasa, pendistribusian, penetapan harga, dan promosi secara efektif. Hal itu
dikarenakan semakin terbuka informasi akibat perkembangan teknologi
sehingga konsumen semakin mudah mendapatkan informasi mengenai
produk yang dibutuhkan dari internet, media sosial dan lain sebagainya. Bisa
dikatakan konsumen masa kini semakin cerdas dan kritis dalam melakukan
pembelian. Selain itu banyaknya pesaing, membuat konsumen memiliki
banyak pilihan produk maupun jasa.
83
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
B. Pengertian Pemasaran
Pemasaran didefinisikan sebagai proses dimana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat
dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalanny, (Kotler, 2012). Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah mencakup hubungan
antara perusahaan dan pelanggan dalam rangka pertukaran nilai yang
menguntungkan. Didalam pemasaran, pemasar mesti pandai melihat apa
yang di butuhkan dan di inginkan pelanggan, sehingga pelanggan tidak
beralih pada prodak lain, sehingga produk yang ditawarkan dianggap lebih
baik dibandingkan dengan pesaing.
Ada beberapa konsep pemasaran (marketing concept) yang harus
dimiliki oleh pemasar, yang dikenal dengan konsep pemasaran:
1. The produck concept, yaitu konsumen memilih produk yang lebih baik
sehingga pemasar harus melakukan inovasi, dalam hal ini harga bukan
alasan atau hal yang penting.
2. The production concept, yang menyatakan bahwa konsumen membutuhkan
produk yang ada dimana – mana dan harga terjangkau.
3. The marketing concept, menyatakan bahwa untuk memasarkan produk
pemasar melihat apa yang dibutuhkan konsumen, dalam hal ini efektif
dari pada pesaing.
4. The selling concept, yaitu pemasar tak melihat konsumen butuh tetapi
pemasar berusaha menjual dan laku.
5. The holistic marketing concept, konsep yang menyeluruh.
C. Pemasaran Digital
Dunia pemasaran pada saat ini telah berubah, dengan kemajuan
teknologi yang semakin cepat dan terus berjalan sehingga harus dapat
mengimbangi. Begitu pula di Indonesia pada saat ini sistem pemasaran
produk maupun jasa telah berubah. Prilaku pembelian konsumen pada saat
ini telah berubah dari sistem pembelian langsung berpindah pada pembelian
84
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
85
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
86
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
hasil dari survei tentang kebutuhan manusia, maka dengan demikian dapat
penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan
dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan
pendistribusian produk tersebut. Desain suatu produk merupakan bagian
yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain produk yang baik
dapat meningkatkan harga jual dari produk tersebut, dengan demikian
laba dapat meningkat secara optimaltetapi sebaliknya, desain produk yang
tidak baik berakibat produk tidak tidak dapat diterima di pasaran, sehingga
menimbulkan kerugian yang berimbas pada bidang-bidang lainnya, seperti
bidang desain, dll.
Adapun desain produk yang baik dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek, yang
sering disebut segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah,
dan jadwal yang tepat. Adapun Tujuan serta fungsi perencanaan produk
yaitu meramal permintaan suatu produk serta dalam jumlah produk sebagai
fungsi dari waktu. Memonitor permintaan serta melihat perbandingan
dengan permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut
jika terjadi penyimpangan. Menetapkan banyaknya pesanan barang dan
penetapan bahan baku yang akan dibeli. Menyediakan kebutuhan produksi
dan tingkat persediaannya pada saat tertentu. Menjaga tingkat persediaan
dibandingkannya dengan rencana persediaan, serta melakukan revisi
rencana produksi pada waktu yang ditentukan. Membuat jadwal produksi,
penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci.
87
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
88
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
3. Produk Baru
Dalam memasarkan produk baru perlu adanya penetapan strategi
harga. Ada 2 cara dalam penetapkan harga yang efektif, penetapah harga
tersebut yaitu:
a. Harga mengapung
Harga mengapung yaitu memberikan harga yang tinggi, sehingga
bisa menutupi biaya produksi dengan demikian akan menghasilkan laba
yang tinggi, dalam hal ini perusahaan harus meyakinkan pelanggan bahwa
produknya memiliki perbedaan dengan produk pesaing.
Istilah harga mengapung sering disebut dengan istilah pen-
dekatang skimming, pendekatan ini sangat baik apabila perbedaan harga
atas aspek tertentu sehingga pesaing lebih sedikit. Pendekatan ini juga bisa
dipakai sebagai pembatas atas permintaan suatu produk sampai perusahaan
mampu untuk melakukan produksinya secara luas.
b. Harga Penetrasi
Harga penetrasi merupakan salah satu strategi dalam pemasaran yaitu
memberikan harga lebih murah dibandingkan dengan pesaing, hal ini untuk
menciptakan permintaan pasar, pada umumnyaharga penetrasi diterapkan
dalam kondisi pasar yang tidak terfragmentasi. Harga penetrasi lebih cocok
digunakan pada pasar yang cenderuing sensitif terhadap harga.
89
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
90
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
91
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
92
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
93
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
94
Daftar Pustaka
95
Dede, S.E., M.M
96
BAB 7
Promosi Online
A. Pendahuluan
Revolusi Industri 4.0 saat ini sedang menunjukkan perkembangan pesat
di bidang teknologi di banyak negara (termasuk Indonesia sendiri). Saat ini
banyak sekali kemajuan teknologi yang mendukung perkembangan dunia
informasi. Dengan munculnya Internet, telah menyebabkan pertumbuhan
telekomunikasi yang pesat. Internet juga telah mendorong pertumbuhan
ekonomi (Faruqi, 2019).
Revolusi Industri 4.0 menjelaskan bahwa mesin dan kapasitas produksi
saja tidak cukup untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dengan perkembangan teknologi informasi, perangkat lunak, perangkat
keras dan pesatnya perkembangan Internet, telah memimpin perkembangan
ekonomi dunia (Hasmaidi, 2018). Kemajuan teknologi serta ketatnya
persaingan pada dunia bisnis telah mendorong semakin berkembangnya
media bisnis online ,hal ini menyebabkan adanya perubahan dalam kegiatan
promosi yang semula melalui iklan TV dan baliho yang dipasang di jalan,
namun kini telah merambah ke Internet (Ivoni, Santika dan Suryani, 2015).
Harga murah dan hak akses dapat dilihat di semua negara / wilayah tanpa
mengenal batas wilayah, dan kondisi geografis akan memudahkan pedagang
dalam menjual barangnya melalui internet. Dari banyaknya iklan di media
97
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
sosial dan berkembangnya situs jual beli online bagi para pedagang internet
(khususnya anak muda) terlihat volume transaksi belanja online sangat
tinggi ”(Nusarika dan Purnami, 2015).
Pemakai internet serta sosial media di seluruh dunia menunjukkan
angka yang sangat tinggi, hal tersebut dibuktikan oleh gambar berikut ini.
Gambar 1.1. : Data digital penggunaan ponsel, internet dan media sosial di
seluruh dunia pada tahun 2020 (wearesocial.com, 2020)
Pada data-data diatas diperlihatkan bahwa pada tahun 2020 jumlah
penduduk sebesar 7,75 miliar, jumlah pengguna ponsel 5,19 miliar, pengguna
Internet 4,54 miliar dan 3,8 miliar adalah pengguna aktif media sosial.
APJII (2020) melakukan survei tentang pertumbuhan pengguna Internet di
Indonesia. Berdasarkan survei tersebut, terlihat bahwa pengguna Internet
di Indonesia semakin meningkat penggunaannya. Pengguna internet
meningkat dari 500.000 pengguna pada tahun 1998 menjadi 196,7 juta
pengguna pada tahun 2020.
Tingginya angka pengguna internet dan media sosial menjadi peluang
besar bagi para pembisnis untuk memasarkan produknya berupa barang dan
jasa melalui promosi online. Dengan promosi online banyak sekali manfaat
98
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
yang dapat mempermudah dalam proses jual beli atau memberikan layanan
tentang informasi produk dan perusahaan. Bahkan jika calon konsumen
mengakses internet dari ponsel mereka, calon konsumen dapat memiliki
akses yang lebih jelas dan lengkap terhadap penawaran khusus.
Promosi secara online memiliki banyak keuntungan seperti cakupan
aksesnya luas, batas geografis dapat dilintasi, biayanya lebih rendah, dapat
tetap terhubung dengan pelanggan, mendapatkan umpan balik secara
instan, dapat menghemat waktu, dan dapat memberikan layanan 24 jam
sehari. Namun di sisi lain, promosi online juga memiliki kekurangan, misalnya
biaya awal promosi online yang cukup tinggi, beberapa pelanggan masih
lebih memilih toko offline, beberapa pelanggan tidak pandai menggunakan
internet dan rawan melakukan aktivitas penipuan dan tidak berhubungan
langsung dengan pelanggan (stiebp.ac.id, 2019).
B. Pengertian Promosi
Sebagai bagian dari bauran pemasaran, promosi merupakan elemen
penting dalam aktivitas penjualan produk. Menurut definisi promosi yang
dikutip oleh American Marketing Association (AMA) dalam bukunya Sustina
(2003), promosi merupakan salah satu media dan metode pemasaran non
media, tujuannya adalah untuk merangsang konsumen bereksperimen,
meningkatkan permintaan konsumen atau meningkatkan kualitas produk.
Promosi adalah upaya untuk mempromosikan dan menyediakan produk
atau jasa yang dirancang untuk menarik calon konsumen untuk membeli
atau mengkonsumsi, sehingga berpotensi meningkatkan penjualan. (Kotler
dan Keller, 2012). Sementara itu, menurut rekomendasi Gitosudarmo (2014),
kegiatan promosi dirancang untuk mempengaruhi konsumen dan membuat
mereka mengenal produk yang diberikan perusahaan kepada mereka, dan
kemudian mereka akan dengan senang hati membeli produk tersebut.
Selain itu menurut Peter dan Olson (2014), promosi merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh pemasar untuk menyampaikan informasi tentang
produknya dan membujuk konsumen untuk membeli.
99
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
100
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Promosi online merupakan salah satu cara untuk menarik konsumen baru
karena memberikan kemudahan kepada konsumen dalam mengakses
Internet. Jika konsumen ingin mengetahui lebih banyak tentang produk atau
jasa yang ditawarkan, mereka dapat mengunjungi website (Al-Abdallah &
Abou-Moghli, 2012).
Pemasaran onlie mencakup pemakaian gabungan web website industri
serta Metode promosi online semacam mesin pencari, iklan spanduk, email
serta tautan ataupun layanan dari web website lain buat memperoleh
pelanggan baru serta peningkatan layanan kepada pelanggan (Chaffey dkk,
2003). Promosi online merupakan aplikasi pelaksanaan serta pengelolaan
proses bisnis utama (semacam desain produk, manajemen pasokan bahan
baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, serta penyediaan
layanan) dengan memakai teknologi komunikasi pc, informasi serta jaringan
(Alter, 2002).
Promosi online mampu memprediksi sikap pelanggan, sehingga
mempermudah industri dalam melindungi ikatan baik dengan pelanggan
(Nematbakhsh, 2007). Dengan terdapatnya promosi online, ada sebagian
alternatif menarik yang membolehkan kita buat browsing, memilah, serta
memesan benda lewat pc secara online (Kotler & Amstrong, 2001).
Dari bermacam definisi di atas bisa disimpulkan bahwa promosi online
merupakan kegiatan yang dirancang untuk menginformasikan kepada
konsumen tentang produk serta layanan supaya dikenali serta membujuk
konsumen untuk membeli produk serta jasa yang ditawarkan melaui
jaringan online semacam web serta media sosial.
101
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
3. Menaikan penjualan
Menaikan penjualan merupakan tujuan sangat universal dari promosi.
Semacam yang disebutkan tadinya, walaupun sebagian strategi bisa
memantapkan penjualan, sebagian strategi masih fokus buat memicu
permintaan pasar.
4. Menstabilkan Penjualan
Penjualan yang normal merupakan tujuan lain dari promosi. Industri
umumnya mempromosikan konten penjualan sepanjang periode penyusutan
penjualan serta memotivasi tenaga penjualan dengan menawarkan hadiah
semacam kepada mereka yang menggapai sasaran penjualan.
102
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
1. Menginformasikan
Aktivitas promosi dirancang untuk berupaya menginformasikan kepada
konsumen tentang merk ataupun produk tertentu, apakah merk baru
ataupun lama, ataupun produk ataupun merk yang belum banyak didengar
konsumen.
2. Membujuk
Aktivitas promosi sebaiknya membujuk serta mendesak konsumen buat
membeli produk yang ditawarkan. Industri mengutamakan menghasilkan
kesan positif pada konsumen sehingga promosi bisa pengaruhi sikap pembeli
dalam jangka panjang.
3. Mengingatkan
Aktivitas promosi semacam ini merupakan buat melindungi merk
produk di benak warga serta buat mempertahankan pembeli yang hendak
terus melaksanakan pembelian.
Swastha (2002) tujuan promosi terdapat 4 yakni:
103
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
2. Memberitahu
Promosi informasi juga sangat penting bagi produsen maupun pelanggan
karena mampu membantu membuat suatu keputusan pembelian.
3. Membujuk
Promosi persuasif dirancang untuk membuat keputusan suatu
pembelian.
4. Mengingatkan
Menegaskan konsumen kalau aktivitas promosi paling utama buat
mempertahankan merk produk di benak warga serta butuh dicoba pada sesi
yang matang.
Laksana (2008) terdapat tujuan universal serta spesial dari promosi ini,
yang dijabarkan bagaikan berikut:
1. Tujuan umum
Berdasarkan tujuan komunikasi pemasaran, diataranya adalah untuk
mempercepat sautu respon pasar yang telah ditargetkan
2. Tujuan khusus”
a. Untuk konsumen
Butuh mendesak konsumen buat memakai lebih banyak produk,
membeli produk dalam satuan yang lebih besar, berupaya memakai merk
yang dipromosikan, serta menarik pembeli merk lain yang bersaing dengan
produk yang dipromosikan.
b. Untuk pengecer
Membujuk pengecer untuk menjual produk baru, simpan lebih banyak
inventaris, ingatkan pembeli bila mereka telah kedaluwarsa, bujuk promosi
buat mengakumulasi produk promosi serta mengakuisisi pengecer baru.
c. Untuk wiraniaga
Membagikan sokongan ataupun produk baru ataupun produk baru buat
memicu mereka menciptakan pelanggan baru serta mendesak penjualan.
104
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
105
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Media promosi online apa yang dapat digunakan untuk memasarkan produk
maupun jasa Anda?
Pada umumnya dari berbagai media promosi onlie yang ada, kita dapat
mengelompokkannya menjadi beberapa jenis, yakni promosi online melalui
media sosial, website/blog, market place, youtube dan google ads.
1. Media Sosial
Media sosial merupakan Media online yang menunjang interaksi sosial.
Teknologi yang digunakan di media sosial mengganti komunikasi jadi
jaringan diskusi yang interaktif. Sebagian web media sosial terkenal hari ini
meliputi: Whatsapp, Instagram, Facebook, Youtube (Tegal, 2017).
Definisi lain dari media sosial pula dipaparkan oleh mayfield (2008)
baginya media sosial merupakan tempat yang ramah dimana para pengguna
silih ikut serta, berbagi serta mengirim pesan.
106
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
a. Facebook
Facebook merupakan salah satu media yang sangat cocok untuk
digunakan sebagai media promosi online karena banyaknya yang
menggunakan Facebook saat ini, hampir semua orang di dunia ini memiliki
akun Facebook.
Gambar 1.3: Data digital penggunaan media sosial di seluruh dunia pada
tahun 2020 (wearesocial.com, 2020)
Dari segi peringkat, Facebook masih jadi media sosial terpopuler di dunia,
dengan 2, 449 miliyar account. Ini merupakan angka yang mengejutkan,
sebab separuh dari pengguna media sosial dunia merupakan Facebook.
Media sosial Facebook masih jadi opsi banyak orang buat tersambung
dengan sahabat serta keluarga. Perihal tesbeut jadi salah satu alibi kenapa
Facebook jadi media sosial yang banyak digunakan bagaikan media promosi
online. Pelaku bisnis online pula yakin kalau memakai Facebook bagaikan
media promosi relatif gampang, apalagi banyak merchant yang telah
mempunyai toko raga memakai Facebook bagaikan media promosi produk
(wahyuningsih, 2016).
Jika ingin mengambil pendekatan yang tepat, ada metode promosi lain
melalui Facebook yang bisa dikatakan cukup efektif, yakni melalui Facebook
107
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Ads. Sayangnya, ini adalah metode berbayar dan pemilik bisnis harus
membayar sedikit biaya iklan.
b. Instagram
Instagram ialah media sosial yang dapat dibilang jadi trend terkini di
golongan anak muda (Sari, 2020). Instagram sedang menjadi primadona
media bisnis online. Tidak hanya dapat menunjukkan gambar produk,
caption pula dapat ditulis lebih panjang. Ini merupakan peluang untuk
dengan mudah mempromosikan produk serta bisnis, sebab calon pelanggan
lebih banyak berkumpul di media sosial ini (Wahyuningsih, 2016).
Tidak hanya Facebook Ads, instagram juga mempunyai fitur Instagram
Ads. Instagram Ads ialah layanan berbayar dari Instagram. Sebagian
kelebihan dari Instagram Ads. bisa dengan kilat tingkatkan brand awareness.
Kenyataannya, nyaris seluruh pengguna Instagram hendak menjumpai iklan
dikala menelusuri timeline, sehingga mempengaruhi pemahaman merk
komersial serta menarik calon pembeli.
108
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
c. Whatsapp
WhatsApp adalah aplikasi gratis yang bisa digunakan untuk berkirim
pesan melalui koneksi Internet. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk
berbagi gambar, video, audio, file, dan dapat melakukan panggilan video dan
suara.
WhatsApp menjadi salah satu aplikasi pilihan yang bisa mendatangkan
banyak keuntungan bagi para pebisnis (Priharto, 2020) Salah satu alasan
menggunakan WhatsApp sebagai media promosi adalah karena banyak
pelanggan yang menggunakannya, lebih dari 50 miliar pesan terkirim
melalui WhatsApp setiap harinya (Permana, 2020).
Keuntungan promosi menggunakan WhatsApp yakni dapat
mengimprovisasi sistem pengiriman. Lebih dekat dengan para pelanggan
dan dapat Membuat grup untuk mendorong pemasaran lebih mudah
(Permana, 2020).
109
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
d. Youtube
Youtube yang berdiri sejak 2005, kini telah menjadi media sosial
yang luar biasa karena tidak hanya menarik banyak penonton, tapi juga
mendatangkan rupiah. Anda dapat membuat video menarik terkait bisnis
anda dan menguploadnya ke akun youtube anda.
Hasil riset google pada tahun 2018 yang dimuat di laman id.techinasia.
com (2018) menunjukkan angka 53% penonton mendekati angka penonton
Televisi sebesar 57%. Orang-orang lebih sering menonton YouTube daripada
TV. Karena itu, YouTube patut dicoba untuk mempromosikan produk dan
layanan Anda. Pelaku bisnis dapat melakukan berbagai hal seperti review
produk sendiri atau bekerja sama dengan orang-orang berpengaruh untuk
membuat video review yang positif (Sari, 2020).
2. Website/Blog
Media promosi online seperti website juga dapat digunakan sebagai
media dan sarana untuk mempromosikan perkembangan bisnis. Promosi
110
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
111
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
3. Market Place
Saat ini, tidak hanya media sosial yang menjadi media promosi online
yang efektif, tetapi juga merambah ke Market Place. Banyak pengguna
Market place sudah memiliki toko mereka sendiri dan telah menggunakan
Market Place untuk memperluas jaringan pemasarannya. Diantara market
place yang ada di Indonesia seperti OLX, BukaLapak, Shoope, Tokopedia,
Lazada dan lain sebagainya. Bagi pedagang yang sudah memiliki toko fisik,
tidak jarang membuat halaman toko di berbagai pasar untuk memperluas
pasar dan menarik lebih banyak pelanggan.
112
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
113
DaftarPustaka
Adani, M.R (2017). Manfaat Website Sebagai Media Marketing bagi Pelaku Bisnis
dan Usaha. Tersedia pada: https://www.sekawanmedia.co.id/media-
marketing/ (Diakses: 10 Januari 2021).
Al-Abdallah, G. M., & Abou-Moghli, A. A. (2012). The Effect of Promotional
Mix on Internet Adoption in Jordanian Small and Medium
Enterprises. European Scientific Journal, 8(12).
Alter, S. (2002). Information Systems: The Foundation of E-Business. USA: Prentice
Hall.
APJII. (2020). Buletin APJII Edisi 77, Desember 2020, Genjot Gelaran Infrastruktur
dan Capai Target Desa Internet Mandiri . Jakarta: APJII.
Boone, L. E & Kurtz, D. L. (2002). Pengantar Bisnis. Jilid ke-1. Terjemahan Anwar
Fadriansyah. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Chaffey, D., R. Mayer, K. Johnston, & Ellis-Chadwich, F. (2003). Internet
Marketing, Strategy, Implementation and Practice. Harlow, UK: Prentice
Hall. London.
Faruqi, U. (2019). Future Service in Industry 5.0. Jurnal Sistem Cerdas, 2(1), 67-
79.
Gitosudarmo, I. (2014). Manajemen Operasi. Yogyakarta. BPFEYogyakarta
Hasan, A. (2009). Marketing. Yogyakarta : MedPress (Anggota IKAPI)
Hasmaidi. (2018). Pemahaman Revolusi Industri 4.0. Tersedia pada: https://
hasmaidi.com/pemahaman-revolusi-industri-4-0/. (Diakses 5 Januari
2021).
114
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Https://buattokoonline.id/Copywriting-Untuk-Jualan-Online-di-
Marketplace
Https://suryasemesta.com/7-media-promosi-online-paling-efektif-untuk-
jualan-gratis-dan-berbayar.html
Https://www.dhadigital.com/panduan-promosi-dengan-instagram-ads-
untuk-pemula/
Https://www.panditfootball.com/pandit-sharing/205820/PSH/160805/
perkembangan-sepakbola-dan-media-sosial
Isnan, I. M., & Lokaprasidha, P. (2020). Perubahan Motif Wisata Pada Era
Industri 4.0 (Case study: Sam Poo Kong Temple, Semarang). Journal of
Tourism and Creativity, 4(1), 21-30.
Ivoni, D., Santika, I. W., & Suryani, A. (2015). Pengaruh Persepsi Harga,
Orientasi Merek, dan Orientasi Belanja Terhadap Niat Beli Fashion
Online. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(4).
Kotler & Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Kotler & Keller. (2012). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Laksana, F. (2008). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Lupiyoadi, R. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mayfield, A. (2008). What is Social Media?. Tersedia pada: https://www.
icrossing.com/uk/sites/default/files_uk/insight_pdf_files/What%20
is%20Social%20Media_iCrossing_ebook.pdf. (Diakses: 10 Januari
2021)
Mulyana, M. (2019). Strategi Promosi dan Komunikasi, Materi Tutorial Online
Ekma 4216 Manajemen Pemasaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nematbakhsh, M.A. (2007). Personalization Model for e-Marketing. IMECS 1,
845-849.
Nusarika, L. A. K., & Purnami, N. M. (2015). Pengaruh Persepsi Harga,
115
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
116
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
117
Tri Mardiono, S.E., M.M.
118
BAB 8
Perilaku Konsumen dan
Segmentasi Pasar
A. Pendahuluan
Perubahan teknologi berimbas pada perubahan pola pikir dan pakem-
pakem kehidupan secara menyeluruh dalam masyarakat. Hal ini juga
tak lepas dari kemajuan teknologi yang sangat pesat sehingga perilaku
konsumen dalam membeli produk maupun jasa terjadi pergeseran dari
belanja secara konvensional menjadi belanja secara online, hal ini menuntut
perusahaan untuk merevisi atau bahkan merubah strategi pemasarannya
secara fundamental apabila ingin tetap survive dalam bisnis yang dujalankan.
Dalam hal ini banyak sekali gerai retail konvensional seperti Matahari, Giant,
Carefur, banyak lagi garai retail sejenis bertumbangan dan digantikan gerai
retail yang berbasis online system yang tentunya menjanjikan kemudahan
dari berbagai aspek.
Contoh lain adalah perubahan media yang awalnya dicetak menjadi
online tentu juga merubah pola konsumsi pembacanya. Melalui media digital,
siapapun bisa mengakses informasi yang dibutuhkan dan inginkan dimana
119
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
dan kapan saja dengan sangat cepat. Demikian juga dalam berbelanja, kalau
dulu konsumen harus mendatangi gerai-gerai dimana produk di jual, di era
digital pembelian produk hanya dilakukan daru rumah melalui market place
yang ada seperti Lazada, Shope, Tokopedia dan lain-lain. Dalam era digital,
informasi sangat mudah mudah didapat bahkan informasi pribadipun
dapat dengan mudah diakses. Para konsumen semakin inten denga ponsel
pintar dan koneksi internet. Hampir di setiap sudut kita bisa mendapati
orang yang sibuk bersama gawainya. Perilaku yang erat dengan gawai juga
mempengaruhi konsumen di era digital dalam mengases informasi dan
memutuskan segala sesuatu dari infomasi yang mereka dapatkan.
120
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
121
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
122
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
123
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
124
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
125
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
126
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
tetapai apa yang di makan, pakaian dan perumahan yang mereka beli tentu
berbeda, hal ini di sebabkan perbedaan karakteristik konsumen dari yang
satu dengan lainya. Air secara umum sudah cukup untuk menghilangkan
kebutuhan akan rasa rasa dahaga, tetapi mengapa harus minum sprite, coca
cola, fanta dan lainya? Di sini factor keinginan lebih menonjol dari pada
factor kebutuhan. Dari sinilah konsep segmenting, targeting dan posisioning
dikembangkan. Setiap kebutuhan dan keinginan yang berbeda diperlukan
strategi bauran pemasaran yang berbeda pula.
Segmenting
Konsep pemasaran modern juga mengatakan bahwa kepuasan
konsumen adalah syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh
sebab itu focus utama perusahaan adalah memberikan kepuasan dengan
membuat produk maupun jasa yang benar-benar sesuai dengan harapan
konsumen dan bila perlu kinerja produk dan jasanya melebihi expectasi
mereka.
Karena banyaknya perbedaan karakteristik dari pasar sehingga tidak
ada satupun perusahaan yang mampu melayani semua kebutuhan dan
keinginan konsumenyang berbeda (heterogen) sehingga pemasar harus
mengelompokan/memisahkan pasar menjadi bgian-bagian atau kelompok-
kelompok yang memiliki karakteristik kebutuhan dan kenginan serta daya
beli yang relative homogen (Segmentasi)
GB 1 Segmentasi pasar
127
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Dalam segmentasi ada empat vairiabel dasar yang umum ditambah satu
segmen baru yaitu segmen milenial yang sering digunakan oleh marketer:
1. Variable demografis
Dari variable ini diperoleh kelompok pasar yang berbeda seperti:
2. Variabel Geografis
Dari variable ini diperoleh kelompok pasar yang berbeda seperti
• Daerah global/ Global regions
• Negara-Negara/Nations
• Daerah nasional/National regions
• Negara, propinsi, kota besar, lingkungan
• Iklim/Climate
• Tanah lapang/Terrain
• Kepadatan penduduk/Population density
3. Variabel Psikografis
Dari variable ini diperoleh kelompok pasar yang berbeda seperti
• kelas sosial,
• gaya hidup atau
• karakteristik pribadi / Kepribadian
128
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
4. Variabel Perilaku
Dari variable ini diperoleh kelompok pasar seperti :
• pengetahuan,
• sikap,
• penggunaan, atau
• respons konsumen terhadap suatu produk
5. Variable Milenial
Dari variable ini meliputi semua variable yang ada baik demografis,
geografis, psikografis maupun perilaku:
Variabel demografis milenial mewakili pasar dengan usia 15-34 Tahun
dengan tingkat pendidikan SMP ke atas yang memiliki income yang relative
baik. Variable geografis milenial mewakili pasar kota-kota besar yang
memiliki akses jaringan internet yang super cepat dan koneksivitas yang
tinggi dimana kondisi tersebut memudahkan mereka dalam berselancar
di dunia maya dan mempermudah mereka dalam mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan sangat cepat. Variable psikografis
milenial mewakili pasar dengan kelas social yang tinggi dan gaya hidup
yang modern sehingga mereka memiliki akses tehnologi dan jaringan serta
kenoksi internet tanpa batas. Variable perilaku milenial mewakili pasar
dengan tingkat pengetahuan yang baik serta mimiliki kemampuan adaptasi
yang tinggi dalam berbagai perubahan yang relative cepat
Targeting
Setelah pasar dikelompokan menjadi bagian yang relative homogen
dengan segmentasi, langkah selanjutnya adalah targeting atau kegiatan
memilih satu atau beberapa bagaian pasar yang akan di layani oleh
perusahaan. Aspek kemampuan sumber daya perusahan menjadi
pertimbangan yang sangat penting dalam melakukan targeting di samping
profit tentunya.
129
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Posisioning
Langkah berikutnya setelah targeting adalah Posisioning yaitu
upaya yang dilakukan perusahaan dalam mengesankan produknya di
benak konsumen. Posisioning merupakan bagian yang sangat penting
untuk dilakukan perusahaan dengan benar, karena kalau sampai salah
memposisioningkan produk perusahaan maka akan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan tersebut.
Sebagai contoh brand posisioning “Black Coffee” memiliki nilai lebih
ketika di bandingkan dengan “Kopi Hitam” demikian juga “Green Tea” jauh
lebih Higienis dan berkualitan ketimbang “Teh Hijau” meurut persepsi
konsumen meskipun itu belum tentu benar. Oleh karena itu perusahaan
harus benar mengelola posisioning produk mereka sehingga konsumen
menempatkan produk perusahaan pada level yang tinggi di benak mereka
dibandingkan dengan produk pesaing dari aspek atribut, kualitan maupun
brand.
Diferentiating
Langkah terakhir dari STP adalah Diferentiating yaitu upaya
membedakan produk dari suatu sifat yang unik agar produk tersebut lebih di
minati oleh konsumen. Adapun cara yang umum digunakan pebisnis dalam
melakukan differentiating adalah sebagai berikut :
130
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
2. Kemasan unik
Tidak dapat dipungkri bahwa kemasan bukan hanya sekedar
pembungkus produk, jauh dari pada itu pembungkaus/kemasan adalah
cerminan produk. Untuk barang mewah/special differentiating dalm hal
kemasan tidak begitu penting tetapi untuk produk konvenien kemasan
adlah strategi differentiating yang urgen, terlebih lagi produk konvenien
yang target pasarnya adalah anak-anak. Sering kali mereka membeli produk
bukan karena isinya tetapi karena kemasanya. Sebagai contoh minuman susu
yang di kemas dengan berbagai kartun pahlawan anak-anak seperti dora
emon, spangebob, ipin upin dan lain sebagainya.
3. Merk unik
Merk bukan hanya sekedar kata atau kalimat saja karena ketika seseorang
mendengar sebuah kata atau kalimat disebut maka persepsi dan imajinasi
mereka akan bekerja dan kemudian akan menciptakan tindakan atau
penilain terhadap kata tersebut dan itu bukanlah omong kosong. Ketika nama
“Paijem” disebut orang pasti berpersepsi atau menilai itu adalah perempuan
desa yang mukanya tidak terlalu cantik kalau tidak mau dikatakan jelek dan
kampungan meskipun kenyataanya tidak demikian. Sebaliknya ketika nama
“Ayu Kusuma Wardani” disebut orang pasti berpersepsi atau menilai itu
adalah perempuan kota modern yang facenya cantik mempesona dan cerdas
meskipun kenyataanya tidak demikian.
Ketika ada dua minuman yang sama tetapi diberikan merk yang berbeda
maka persepsi konsumen juga berbeda. Sebagai contoh misalkan ada merk
“Black Cofee” dan “Kopi Hitam” pasti konsumen berpersepsi Balck Coffee lebih
berkualitas dan mahal ketimbang kopi hitam. Atau misalkan “green Tea”
dengan “The Hijau” bagaimana persepsi anda????
131
Daftar Pustaka
132
Sugiono,SE.,MM.
133
BAB 9
Strategi Memenangkan Pasar
A. Pendahuluan
Untuk memenangkan strategi pemasaran terutama di era industri
4.0, suatu perusahaan harus mampu menciptakan, mempertahankan,
dan mengembangkan keunggulan dibandingkan para pesaingnya,
keunggulan ini biasa disebut sebagai Keunggulan Kompetitif (KK).
Namun ternyata perusahaan yang memiliki sumber daya, keterampilan, dan
kompetensi inti dipandang masih belum sanggup mempertahankan KK.
Lebih lanjut, Hoffman (2000) mengemukakan konsep baru yang disebut dengan
Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan (KKB). Menurut Vorhies dan Morgan
(2005), sumber KKB berasal dari pembelajaran organisasi berbasis pasar,
yakni benchmarking, suatu upaya untuk mengembangkan kapabilitas yang
menghasilkan kinerja superior. Sumber bagi KKB yang lain juga dinyatakan
oleh Ren, Xie, dan Krabbendam (2010) yaitu inovasi pemasaran yang terdiri
atas merevisi alternatif strategi, mengembangkan sumber pemasaran, dan
menyesuaikan gaya kompetisi perusahaan dengan peluang dan ancaman di
pasar.
134
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
yaitu (1) analisis situasi strategis, (2) penetapan strategi pemasaran, (3)
pengembangan program pemasaran, dan (4) pelaksanaan serta pengelolaan
strategi pemasaran.
Analisis Situasi Strategis
135
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
atau mengubah strategi yang sudah ada. Analisis situasi ini harus dilakukan
secara teratur setelah sebuah strategi yang telah ditetapkan sehingga dapat
diketahui hasil pencapaiannya serta identifikasi bila strategi tersebut harus
diubah. Analisis situasi strategis berarti analisis situasi ini harus bersifat
strategis dalam arti situasi yang dianalisis tidak hanya situasi internal
perusahaan tetapi juga eksternal perusahaan serta harus berorientasi ke
jangka panjang.
136
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
137
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
138
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
139
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
140
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
1. Orientasi pasar
Orientasi pasar dapat dikonsep- tualisasikan dalam dua cara yaitu
sebagai suatu filosofi manajerial dan sebagai orientasi strategis atau budaya
perusahaan (de Madariaga dan Valor (2007)). Faktor keberhasilan utama agar
dapat bertahan dalam mature market terletak pada hubungan jangka panjang
yang berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan.
2. Jaringan Usaha
Holm, Erikkson, dan Johanson (1999) mengemukakan bahwa mitra
bisnis akan meningkatkan komitmennya terhadap hubungan yang dibangun
ketika mereka melihat kesempatan untuk mengkoordinasikan aktifitas
connected relationship yang relevan.
3. Pemasaran Hubungan
Pendekatan pemasaran hubungan dapat dipandang sebagai suatu
kekuatan pemersatu antara perusahaan dengan pemangku kepentingan yang
bertujuan untuk memudahkan tugas pelaksanaan strategi (Lee dan Trim
(2006)). Dengan pemasaran hubungan akan tercipta hubungan jangka panjang
yang mampu membangun kemitraan bisnis berdasarkan rasa saling percaya.
4. Nilai Pelanggan
Nasution dan Mavondo (2008) menemukan bahwa budaya perusahaan,
orientasi pasar yang terintegrasi, dan intrapreneurship berhubungan
secara signifikan dan positif dengan nilai pelanggan. Nilai pelanggan dapat
memberikan dampak bagi para manajer untuk mengadopsi perspektif
pelanggan sebagai sumber potensial bagi KKB.
141
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
142
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
dapat diartikan sebagai langkah yang dilakukan perusahaan agar selalu bisa
berada dalam posisi strategis dalam persaingan dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang dinamis.
a. Lingkungan Internal
Hal-hal yang termasuk dalam lingkungan internal meliputi manajemen
dan struktur organisasi, kebijakan organisasi, sumber daya keuangan, sumber
daya manusia, serta sikap dan perilaku karyawan. Lingkungan internal
merupakan hal-hal yang bisa dikendalikan perusahaan, di sini perusahaan
harus mampu membaca kekuatan dan kelemahan intern, sehingga bisa
digunakan sebagai daya saing dalam memasuki pasar. Kemampuan
perusahaan dalam membaca analisis terhadap lingkungan internal, menjadi
faktor determinan yang mampu menciptakan keunggulan dibandingkan
para pesaingnya.
b. Lingkungan Eksternal
Menurut Wahyudi (1996), lingkungan eksternal adalah kekuatan di
luar perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan tetapi perusahaan
tidak mempunyai daya untuk mengendalikannya. Lingkungan eksternal ini
meliputi lingkungan umum dan lingkungan industri. Selain itu menurut Hitt,
et al (2005), yang dimaksud dengan lingkungan umum adalah sekumpulan
elemen masyarakat yang lebih luas yang mampu mempengaruhi industri dan
perusahaan yang ada di dalamnya. Berbagai implikasi dari faktor eksternal,
antara lain:
143
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
144
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Konsep
strategi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Distinctive Competence, yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik daripada yang
dilakukan oleh para pesaing-pesaingnya. Distinctive competence ini dapat
berupa keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya. Dengan
kata lain, perusahaan tersebut mempunyai suatu kekuatan yang tidak
mudah ditiru oleh para pesaingnya.
2. Competitive Advantage, merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan
oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat mempunyai suatu
keunggulan lebih dibandingkan para pesaingnya.
Rangkuti (2008) mengelompokkan strategi perusahaan menjadi
beberapa tipe, yaitu :
1. Strategi manajemen
Strategi ini meliputi strategi yang dilakukan oleh manajemen dengan
orientasi pengembangan strategi secara lebih luas. Contoh strategi ini
diantaranya adalah strategi untuk melakukan pengembangan produk,
strategi dalam menetapkan harga.
2. Strategi investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi,
misalnya strategi melakukan penetrasi pasar yang agresif ataupun strategi
memasuki pasar dengan pola bertahan.
3. Strategi bisnis
Strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen seperti
strategi pemasaran, strategi distribusi atau strategi organisasi.
Dalam menentukan strategi yang tepat, tim manajemen perusahaan
harus mampu menggabungkan antara peluang eksternal dan kekuatan
internal sehingga menghasilkan corporation’s distinctive competence. Berbagai
tingkat strategi perusahaan yang dapat dilakukan antara lain:
145
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
146
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
bahwa strategi yang efektif diturunkan dari kesesuaian yang baik antara
sumber daya internal perusahaan dengan situasi eksternalnya denganh
uraian sebagai berikut:
1. Strength (kekuatan)
Kekuatan merupakan suatu kemampuan yang dapat dikendalikan
oleh perusahaan dan mampu membuat perusahaan menjadi lebih unggul
dibandingkan dengan para pesaingnya dalam memenangkan pasar.
2. Weakness (kelemahan)
Menurut Pearce and Robinson (2007), kelemahan merupakan
keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya suatu
perusahaan yang dapat menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan.
3. Opportunities (peluang)
Peluang merupakan situasi yang menguntungkan di lingkungan
eksternal perusahaan. Peluang bisa saja terjadi dari sisi politik, sosial, dan
ekonomi seperti kebijakan pemerintah, gaya hidup, dan tren sosial yang
terjadi.
4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kondisi yang tidak menguntungkan dari
lingkungan eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.
Perusahaan harus mampu mnegidentifikasi ancaman dengan cermat dan
kemudian menganalisis solusi yang akan dilakukan.
Langkah pertama dalam analisis SWOT adalah melakukan pengumpulan
dan pengklasifikasian data menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal.
Data eksternal dapat meliputi analisis pasar, kompetitor, pemasok, regulasi
pemerintah serta perubahan sosial budaya pada masyarakat. Sedangkan
data internal dapat berupa laporan keuangan, laporan kegiatan sumber
daya manusia, serta laporan kegiatan operasional dan pemasaran. Langkah
berikutnya adalah membuat sebuah lembaran kerja dengan menarik sebuah
garis persilangan yang membentuk empat kuadran, masing-masing untuk
147
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
148
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
149
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
150
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
pangsa pasar. Perusahaan yang berada pada posisi dominan biasanya paling
diuntungkan jika keseluruhan pasar meluas. Misalkan untuk merk film
“Kodak” pada tahun 1980-an. Jika orang Amerika memiliki tren memfoto,
Kodak akan paling diuntungkan karena ia menjual lebih dari 80% film di
negara ini. Kalau Kodak dapat meyakinkan lebih banyak orang Amerika untuk
membeli kamera dan membuat foto tentu Kodak akan untung besar. Dengan
demikian, merk filom lainnya perlu mencari pemakai baru, penggunaan baru,
dan penambahan penggunaan produknya. Sambil berusaha memperluas
pasar keseluruhan, perusahaan yang berada pada posisi dominan harus terus
mempertahankan bisnisnya terhadap serangan pesaing baik dari dalam
negeri maupun luar negeri, hal inilah yang disebut strategi mempertahankan
pangsa pasar. Misalnya, Coca-Cola harus terus berjaga-jaga terhadap Pepsi
Cola, Gilette terhadap Bic, Hertz terhadap Avis, McDonald’s terhadap Burger
King; General Motors terhadap Ford dan Kodak terhadap Fuji. Perusahaan harus
mampu mempertimbangkan dengan seksama wilayah mana yang penting
untuk dipertahankan dan mana yang bisa dilepas dengan resiko kecil.
Sasaran dari strategi bertahan adalah mengurangi kemungkinan serangan,
mengalihkan serangan ke area yang kurang berbahaya, dan mengurangi
intensitas serangan. Setiap serangan berpeluang untuk mengurangi laba
namun bentuk dan kecepatan respon pihak yang bertahan dapat membuat
perbedaan penting terhadap laba. Setidaknya ada enam strategi pertahanan
yang dikenal dan dapat digunakan perusahaan dominan yaitu pertahanan
posisi, pertahanan rusuk, pertahanan mendahului, pertahanan serangan
balik, pertahanan bergerak, pertahanan mundur. Pemimpin pasar dapat
meningkatkan labanya dengan meningkatkan pangsa pasarnya, inilah yang
disebut dengan strategi memperluas pangsa pasar.
151
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
a. Serangan Frontal
Serangan ini terjadi jika perusahaan penentang mengumpulkan
kekuatannya menentang dan menyerang kekuatan lawannya. Hasilnya
tergantung pada siapa yang lebih kuat dan lebih tahan. Dalam serangan
frontal murni, si penyerang menyamai produk, iklan, dan harga pesaing.
Prinsip kekuatan menyatakan bahwa pihak yang memiliki kekuatan (sumber
daya) lebih besar akan memenangkan pertempuran. Contoh smartphone
Xiaomi menyerang frontal produk Samsung.
152
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
b. Serangan Rusuk
Serupa dengan serangan pada ilmu beladiri, musuh paling kuat
di tempat ia mengira akan diserang dan kurang kuat di rusuk dan di
belakang. Titik lemah inilah yang menjadi sasaran empuk serangan. Prinsip
utama peperangan bisnis tipe ini adalah menyerang sisi yang kuat untuk
menyibukkan perusahaan yang bertahan tetapi akan meluncurkan serangan
sebenarnya di rusuk atau di belakang.
c. Serangan Pengepungan
Teknik manuver pengepungan (encirclement) adalah usaha untuk meraih
bagian besar daerah musuh melalui serangan “kilat” terpadu. Pengepungan
meliputi serangan besar di beberapa sisi, sehingga musuh harus melindungi
muka, rusuk, dan belakangnya sekaligus.
d. Serangan Menghindar
Teknik serangan ini dilakukan secara tidak langsung, dengan cara
menghindari musuh dan menyerang pasar yang lebih mudah untuk
memperluas basis sumber daya. Strategi ini memiliki tiga pendekatan:
diversifikasi ke produk yang tidak berkaitan, diversifikasi ke pasar geografis
baru, dan meloncat ke teknologi baru untuk menggantikan produk yang
telah ada.
e. Serangan Gerilya
Sesuai namanya, serangan ini dilakukan dengan melakukan serangan-
serangan kecil dan berkala terhadap berbagai daerah perusahaan pesaing
yang bertujuan untuk mengganggu dan menurunkan semangat musuh
sehingga akhirnya mendapat tempat permanen. Penyerang gerilya
menggunakan cara konvensional maupun tidak konvensional untuk
menyerang musuh. Ini mencakup potongan harga selektif, serangan promosi
yang gencar, dan kadang-kadang tuntunan hukum.
Lima strategi penyerangan di atas sifatnya sangat luas. Penantang
harus mampu menyusun suatu strategi total yang mencakup beberapa
strategi khusus seperti strategi diskon harga, strategi barang lebih murah,
153
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
154
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
a. Pemalsu (counterfeiter)
Perusahaan melakukan duplikasi produk dan kemasan sang dominan
dan menjualnya di pasar gelap atau melalui penyalur yang buruk reputasinya.
b. Pengklon (cloner)
Strategi ini dilakukan dengan cara mengikuti produk, distribusi, iklan
pemimpin, dan sebagainya. Produk dan kemasan pengklon mirip milik
pemimpin, sementara merek dibuat berbeda tipis, seperti “Coko-Cola”
bukannya “Coca-Cola”.
c. Peniru (imitator)
Strategi ini dilakukan dengan mencontek beberapa hal dari sang
dominan, namun masih mempertahankan diferensiasi dalam hal kemasan,
iklan, harga, dan lain-lain. Perusahaan dominan tidak peduli dengan
perusahaan peniru asal peniru tidak menyerang pemimpin secara agresif.
d. Pengadaptasi (adapter)
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan peniru dengan cara mengambil
produk pemimpin dan mengadaptasi atau memperbaikinya. Pengadaptasi
mungkin memilih untuk menjual pada pasar yang berbeda untuk
menghindari konfrontasi langsung dengan pemimpin. Namun sering
155
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
b. Spesialis vertikal
Perusahaan mengkhususkan diri pada suatu tingkat vertikal dan
rantai nilai produksi-distribusi. Misalnya, perusahaan tembaga mungkin
berkonsentrasi memproduksi tembaga mentah, komponen tembaga, atau
produk akhir tembaga.
156
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
e. Spesialis geografis
Perusahaan hanya menjual di wilayah lokal, kawasan atau bagian dunia
tertentu.
f. Spesialis produk
Perusahaan hanya membuat satu produk atau lini produk. Misalnya,
suatu perusahaan mungkin berspesialisasi memproduksi lensa mikroskop.
h. Spesialis pesanan
Perusahaan menyesuaikan produknya untuk masing-masing
pelanggan. Spesialis mutu/harga : perusahaan beroperasi pada kelas
kualitas paling bawah atau paling atas. Misalnya Hewlett Packard
mengkhususkan diri pada pasar kalkulator tangan bermutu tinggi dan
berharga mahal.
i. Spesialis pelayanan
Perusahaan menawarkan pelayanan yang tidak ditawarkan perusahaan
lain. Contohnya bank yang menerima permohonan kredit melalui telepon
dan mengantar uang langsung ke pelanggan.
157
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
j. Spesialis saluran
Perusahaan mengkhususkan diri melayani satu saluran distribusi.
Misalnya, perusahaan minuman ringan memutuskan untuk membuat
minuman ringan berukuran besar dan hanya tersedia di pompa bensin.
Pencari relung memiliki tiga tugas: menciptakan relung,
mengembangkan relung dan melindungi relung. Misalnya, Nike, pembuat
sepatu olah raga terus menciptakan relung baru dengan merancang sepatu
khusus untuk berbagai olah raga dan kegiatan outdoor seperti berjalan
kaki mendaki gunung dan bersepeda. Setelah menciptakan pasar untuk
penggunaan tertentu, Nike memperluas relung dengan merancang beragam
versi (misalnya, sepatu jalan kaki untuk mereka yang berjalan cepat atau
lambat, dan untuk mereka yang kurus atau gemuk) dan merek (misalnya,
Nike Air Jordan atau Nike Airwalkers). Akhirnya, Nike harus melindungi
posisi kepemimpinannya ketika para pesaing baru memasuki relung itu.
Resiko utama mencari relung adalah kalau relungnya habis atau diserang.
Perusahaan itu kemudian terikat dengan sumber daya yang sangat khusus
yang mungkin tidak bernilai tinggi untuk kegunaan alternatif. Misalnya,
Minnetonka, perusahaan kecil dari Minnesota, mengembangkan sabun cair
dalam dispenser yang memberikan keindahan dan kemudahan di kamar
mandi. Sabun itu dibeli oleh beberapa rumah tangga sebagai barang khusus.
Namun ketika perusahaan yang lebih besar menyadari relung ini, mereka
menyerbunya dan mengubahnya dari suatu relung menjadi segmen super,
dan pangsa Minnetonka berkurang.
158
Daftar Pustaka
159
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
160
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Pearce, John A. Robinson JR, Richard B, alih bahasa Yanivi Bachtiar dan
Christines. (2007). Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian. Buku Satu. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Rangkuti, Freddy. (2008). Analisa SWOT Teknik Membedah kasus Bisnis, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Ren, Liqin., Xie, Guangya, Krabbendam, Koos., (2010), “Sustainable
competitive advantage and marketing innovation within firms: A
pragmatic approach for Chinese firms”, Management Research Review,
Vol. 33 No. 1, hal. 79-89
Rijamampianina, Rasoava., Abratt, Russel., dan February, Yumiko., (2003),”A
Framework for Concentric Diversification through Sustainable Competitive
Advantage”, Management Decision, 41/4, hal. 362-371
Steiner, G dan Miner. (1977). Management Policy and Strategy, New
York:Macmillan. Subroto, Gatot, 2001,
Analisis SWOT Tinjauan Awal Pendekatan
Manajemen,academe@indopubs.com. Tgl downlooad 4 Desember 2009.
Sun Tzu. (1992). Seni Berperang, PT Elex Media dan PT Gramedia Group.
Toor, Shamas-ur-Rehman dan Ofori, George, (2010), “Positive Psychological
Capital as a Source of Sustainable Competitive Advantage for
Organizations”, Journal of Construction Engineering and Management,
Vol.136, No. 3
Vorhies, Douglas W. dan Morgan, Neil A. (2005),”Benchmarking Marketing
Capabilities for Sustainable Competitive Advantage”, The Journal of
Marketing, Vol. 69, No. 1, Hal. 80-94
Wahyudi, Agustinus Sri. (1996). Manajemen Strategik:Pengantar Proses Berpikir
Strategik, Binarupa Aksara.
161
MISWAN GUMANTI, M.B.A., M.M.
162
BAB 10
Manajemen Keuangan dan
Perusahaan Multinasional
A. Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tentunya diantaranya
adalah untuk mencapai dan menghasilkan sesuatu guna untuk memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia atau dengan istilah lain kegiatan yang
dilakukan dalam perusahaan adalah untuk menyediakan barang dan jasa
bagi masyarakat dengan motif atau insentif keuntungan. Oleh karena itu
untuk menjalankan operasinya perusahaan berusaha untuk mendapatkan
pendanaan yang diperlukan dengan biaya seminimal mungkin dan syarat-
syarat yang paling menguntungkan. Dana-dana tersebut dapat diperoleh
dari dalam maupun luar perusahaan, sumber dana perusahaan dari dalam
perusahaan berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh
dari sumber luar perusahaan yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan
pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik
merupakan modal sendiri. Selanjutnya dana yang dimiliki perusahaan
digunakan untuk membiayai kegiatannya dan dalam menggunakan
atau membelanjakan dana dilakukan dengan se-efisien mungkin.Dari
163
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
164
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
165
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
166
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
167
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
cabang perusahaan ataupun agen (Efendi, 2017). Ada juga yang mengatakan
perusahaan multinasional adalah perusahaan besar yang biasanya berlokasi
di negara maju dan memiliki anak perusahaan di berbagai negara lain,
biasanya negara berkembang, (Ma’ruf, 2019). MNC beroperasi di berbagai
negara, sehingga sifat bisnisnya bersifat global. Karena itu, ia dapat memiliki
pengaruh kuat pada situasi politik di dunia.
Perusahaan multinasional secara garis besar memiliki ciri sebagai
berikut (Faruq, 2020).
1. Membentuk cabang-cabang di luar negeri
2. Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang
bersifat global (mendunia), jadi perusahaan tersebut membuat atau
menghasilkan barang yang dapat digunakan di semua negara.
3. Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan) perusahaan
multinasional melampaui batas-batas negara.
4. Lebih cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu, umumnya
manufaktur.
5. Perdagangan dalam perusahaan multinasional kebanyakan terjadi di
dalam lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antarnegara.
6. Menempatkan cabang pada negara-negara maju
7. Kontrol terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat diutamakan
mengingat kedua faktor tersebut merupakan keuntungan kompetitif
perusahaan multinasional
8. Pengembangan sistem managemen dan distribusi yang melintasi batas-
batas negara, terutama sistem modal ventura, lisensi, franchise.
168
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
169
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
a. Semen Indonesia
Semen Indonesia adalah diantara BUMN pertama yang telah
memantapkan dirinya sebagai perusahaan multinasional. Semen Indonesia
telah mengakuisisi perusahaan asing dan berhasil memasuki pasar ASEAN
dan Asia Selatan.
170
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
b. GarudaFood
Produk makanan dan makanan ringan dari perusahaan ini diterima
secara luas di berbagai negara. GarudaFood berhasil memperluas perusahaan
asing dan mengakuisisi pabrik gula Fuhua Jingjiang Yonghe.
c. Freeport Indonesia
Freeport Indonesia beroperasi di Papua adalah perusahaan tambang,
hasil olahannya berupa tembaga, perak dan emas.
e. Unilever Indonesia
Perusahaan multinasional yang memmiliki banyak kantor cabang dan
operator di seluruh dunia. Hampir semua barang rumah tangga diproduksi
oleh Unilever hingga diketahui oleh seluruh masyarakat.
171
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
d. Microsoft
Produk yang dapat diproduksi oleh Microsoft terkait dengan komputer
dan merupakan perusahaan global yang berbasis di Washington Amerika
Serikat.
172
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
173
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
pertama di Asia dan yang ketiga sesudah Brasil dan Italia. Masuknya Apple
ke Indonesia merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menjadikan
Indonesia sebagai pemain dalam Revolusi Industri 4.0. Bahkan, dengan
masuknya perusahaan teknologi digital tersebut, akan mampu membuka
lapangan pekerjaan yang terkait Revolusi Industri 4.0, terutama di sektor
teknologi digital. Selain itu, melalui pusat inovasi Apple, pemerintah akan
mendorong Indonesia menjadi the next digital economy hub.Sehingga tidak
hanya perusahaan Apple yang akan membuka pusat inovasiya di Indonesia,
melainkan ada beberapa perusahaan di bidang yang sama akan melakun hal
serupa seperti Apple.
174
Daftar Pustaka
Adelina, A. Lapian, J. Massie, dan Imelda Ogi. 2016. The Influence Of Market
Orientation And Product Innovation On Marketing Performance At PT.
BPR Prisma Dana Amurang. Jurnal EMBA Vol.4 No.1, hal. 1330-1339,
Universitas Sam Ratulangi.
Agus Harjito dan Martono. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia.
Agus, Sartono. 2015. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Bambang Riyanto. 2013. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.
BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Efendi, Fredi. 2017. “Pengetian Perusahaan Multinasional” https://fredi-
efendi.blogspot.com/2017/07/pengertian-perusahaan-multinasional.
html?m=1/. Diakses pada 17 Januari 2021
Faruq, Izna. 2020. “Pengertian Perusahaan Multinasional Ciri dan Contoh”.
https://centrausaha.com/pengertian-perusahaan-multinasional-ciri-
contoh/. Diakses pada 17 Januari 2021.
Grestenberg. 2004. Manajemen Keuangan Suatu Bisnis. Jakarta: Bimi Aksara.
Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Jr. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi ketiga belas. Jakarta. Salemba Empat.
Ma’ruf. 2019. “Perusahaan Multinasional : Pengertian, Ciri dan Contohnya”
https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/perusahaan-
multinasional/. Diakses pada 17 Januari 2021.
Sumarsono, Sonny. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan.Yogyakarta:
175
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
Graha Ilmu
Sutrisno. 2009, Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama,
Cetakan Ketujuh, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.
Weston, Fred, J dan Thomas, E Copeland. 2010. Manajemen Keuangan. Jilid 2.
Jakarta. Binarupa Aksara Publisher.
w3cargo.com. (2018, 19 September). Apa Itu Perusahaan Multinasional dan
Karakteristiknya?. Diakses pada 17 Januari 2021, dari https://w3cargo.
com/perusahaan-multinasional/
176
Misubargo, S.E., M.M.
177
~ Ilmu Manajemen di Era 4.0 ~
178