A. Pertanggungjawaban Hukum
segala sesuatunya. Bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah
akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
Dalam kamus hukum ada dua istilah yang menunjukan pada pertanggungjawaban,
yakni liability dan responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas yang di
dalamnya antara lain mengandung makna bahwa yang paling komprehensif, meliputi hampir
setiap karakter resiko atau tanggung jawab yang pasti. Liability didefinisikan untuk menunjuk
semua karakter hak dan kewajiban. Disamping itu liability juga merupakanan secara aktual
atau potensial yaitu kondisi bertanggung jawab terhadap hal-hal yang aktual seperti ganti
rugi, ancaman, kejahatan, biaya, atau beban. Kondisi ini yang menciptakan tugas untuk
melaksanakan undang-undang dengan segera atau pada masa yang akan datang.
dilakasanakan dan memperbaiki atau sebaliknya memberi ganti rugi atas kerusakan apapun
yang telah ditimbulkannya. Dalam kamus hukum bertanggung jawab menurut hukum atas
menanggung kerugian yang muncul baik dalam hukum maupun dalam hubungan
pemerintah.1
hukum pidana, di mana Hukum pidana mempunyai tujuan mencari dan mendapatkan suatu
kebenaran materil dan suatu kebenaran selengkap-lengkapnya tentang perkara pidana dengan
menerapkan ketentuan-ketentuan hukum acara pidana itu dengan tepat. Salah satu ciri dari
hampir semua sistem hukum adalah pertanggungjawaban secara pribadi terhadap perbuatan
pidana yang telah dilakukan selalu dikaitkan pada kaedah tertentu dari mentalnya.
Masalah pertanggungjawaban disebut doktri Mens rea ini disebut sebagai dasar dari
hukum pidana dalam praktek bahkan ditambahakan orang bahwa pertanggungjawaban pidana
menjadi lenyap jika ada salah satu keadaan-keadaan atau kondisi tersebut.
Asas actus reus dan mens rea itu menjadi suatu sendi, dimana actus reus berarti
perbuatan atau kelalaian yang dilarang oleh hukum pidana. Acta reus ini harus dilengkapi
dengan mens rea yang harus dibuktikan dengan penuntutan bahawa dalam melakukan niat
kejahatan secara kesengajaan untuk melakukan tindak pidana. Secara keseluruhan artinya
adalah perbuatan tidak dapat dinyatakan orang itu bersalah kecuali bila dilakauakn dengan
niata jahat.
Mens rea adalah suatu unsur yang mutlak dalam pertanggungjawaban pidana dana
harus ada lebih dulu sebelum adanya tuduhan. Ini suatu yang harus diperhatikan di dalam
menentukan pidana atau melepas terdakwa dari tuduhan, dan tujuan pidana itu sendiri
1
Ridwan HR,2006, Hukum Administrasi Negara,Jakarta, PT. Raja Grafindo,Hlm.334-337
merupakan hukum pidana harus dapat menjamin bahwa ia menggunakan dokrin dengan
Uang adalah salah satu simbol negara Republik Indonesia yang harus dijunjung tinggi
dan dipergunakan dengan baik di wilyah Indonesia. Dalam pengguna uang yang telah diatur
dalam Undang-Undang No 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang dan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 17/3/PBI/15.
mata uang asing di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, di mana pengguna
mata uanga asing ini dilakukan dalam wilayah NKRI dengan melanggar aturan yang ada
yaitu Pasal 21 Ayat (1) Undang-Undang No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang yang
Dalam penggunaan mata uang asing seperti dijelaskan dalam Pasal 21 Kewajiban
belanja negara;
2
Tina Asmarawati,2015, Pidana Dan Pemidanaan Dalam Sistem Hukum Di Indonesia,Yokyakarta,Cv Budi
Utama,hlm.57-60
e. transaksi pembiayaan internasional
penjelasan pasal tersebut sangat jelas bahwa ada aturan yang melarang
penggunaan mata uang asing di wilayah Indonesia, hal tersebut sudah dijelaskan dalam
Pasal 21 Ayat (1) dan (2) bahwa ada larangan, bayaknya beredar mata uang asing di
wilayah Indonesia dalam hal ini di Sebatik tentu akan berdampak terhadap rupiah yang
mana masyarakat lebih banyak memilih menggunakan ringgit dibanding rupiah dalam
Bank Indonesia dalam pejelasan bahwa Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai negara
yang merdeka dan berdaulat memiliki simbol kedaulatan negara yang harus dihormati oleh
seluruh Warga Negara Indonesia. Salah satu simbol negara tersebut adalah Rupiah sebagai
mata uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang
dijelasakan dalam Pasal 2 dan Pasal 3 dalam Peraturan Bank Indonesia diantaranya sebagai
berikut:
(1) Setiap pihak wajib menggunakan Rupiah dalam transaksi yang dilakukan di
b. transaksi nontunai
(2) Transaksi tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup
pembayaran.
(3) Transaksi nontunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bmencakup
Republik Indonesia diperlukan untuk mendukung kestabilan nilai tukar Rupiah yang
Bank Indonesia, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Pengaturan
harus dipenuhi dengan uang, dan/atau transaksi keuangan lainnya, yang dilakukan di
indonesia seperti yang dimaksud dalam Pasal Pasal 33 ayat (1) “ Setiap orang yang
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
lainnya yang harus dipenuhi dengan uang rupiah dan dilakukan di Wilayah Indonesia.
Kenyataan yang terjadi adalah banyak terjadi peredaran mata uang asing di
menggunakan mata uang ringgit. Dalam pengguna mata uang asing yang di wilayah
perbatasan yaitu Sebatik, hal ini tentu sangat memprihatinkan untuk Indonesia di
mana pengguna mata uang asing lebih bnyak digunakan dibandingkan dengan rupiah
yaitu salah satu lambang Negara Republik Indonesia. Pengguna mata uang asing
Secara materiil pengaturan tentang macam dan harga mata uang didalam
Peraturan Bank Indonesia dan Undang-undang mata uang dirasakan telah mencukupi,
akan tetapi dalam perkembangannya pengaturan yang demikian itu dianggap kurang
pas dan tidak sesuai dengan semangat UUD 1945 yang mengamanatkan
materi tersebut. Ada alasan-alasan baik secara yuridis normatif, sosiologis maupun
historis yang dapat digunakan sebagai dasar agar pengaturan mata uang dituangkan
Selanjutnya materi muatan yang sebaiknya dimuat atau diatur di dalam undang-
undang Mata Uang yang terdapat sanksi pidana terhadap pengguna mata uang asing
di Wilayah Indonesia.
a. Bank Indonesia dapat meminta laporan, keterangan, dan atau data kepada
pihak yang terkait dengan pelaksanaan kewajiban penggunaan Rupiah.
b. Permintaan tersebut dapat dilakukan dengan atau tanpa melibatkan instansi
terkait.
c. Bilamana terdapat pihak yang diminta oleh Bank Indonesia untuk
menyampaikan laporan, keterangan dan data tertentu maka pihak tersebut
wajib memenuhi permintaan Bank Indonesia.
d. Melakukan pengawasan langsung terhadap setiap pihak.
e. Menunjuk pihak lain untuk melakukan penelitian dalam rangka pengawasan
terhadap kepatuhan setiap pihak.3
Untuk pengenaan sanksi ini seharusnya ada kerja sama dengan Polri, dan juga
minta kantor perwakilan wilayah kerjasama dengan Kapolda. Kalau dalam undang-undang
sudah jelas sehingga harus mempertegas mengenai dengan adanya denda dan kurungan.
Meski sudah ada undang-undangnya, hal tersebut terus digalakan untuk memberikan edukasi
3
http://www.bi.go.id/id/peraturan/sistempembayaran/Documents/faq_pbi_170315.pdf, Tanggal 28 Mei
2016.
4
http://finance.detik.com/read/2015/10/18/133917/3046739/6/jalan-panjang-rupiah- berdaulat-di-
wilayah-perbatasan, tanggal 28 mei 2016