8924 25816 1 PB
8924 25816 1 PB
: 3868-3874
-
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motif dan makna bagi masyarakat desa Karang Mukti
Kecamatan Cipeundeuy yang menggunakan jasa Bank Emok. Metode Penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan penelitian fenomenologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna
masyarakat Desa Karang Mukti Kecamatan Cipeundeuy dalam menjadi nasabah Bank Emok ada
tiga yakni, keresahan karena hutang yang tak kunjung lunas, pemenuh hasrat dalam memenuhi
kebiasaan berhutang, dan menambah beban. Sementara motif yang merujuk pada masa yang telah
dilalui (because-motive) ada tiga yaitu untuk modal usaha, pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
dan menutupi hutang yang lain, lalu motif untuk masa yang akan datang (in-order-to-motive)
adalah untuk membantu perekonomian dan melunasi hutang yang lain.
didasari oleh motif masa lalu dan motif (Informan 1) membuat hati tidak tenang,
masa depan. Dalam melakukan atau kapok dan jangan sampe anak cucu
menentukan suatu tindakan, para mengalaminya kembali. Dalam hal ini
pengguna jasa pinjaman ‘Bank Emok’ Informan Ik memaknai Bank Emok
kemungkinan memiliki satu motif yang sebagai keresahan karena di usianya
mengarah pada masa lalu atau motif yang sudah tua hutangnya tak kunjung
yang mengarah pada masa yang akan lunas sehingga jangan sampai menimpa
datang. Motif yang ada dalam setiap diri generasi selanjutnya.
individu dipengaruhi oleh faktor Makna yang berbeda
eksternal maupun internal baik sebagai disampaikan oleh informan selanjutnya
masyarakat maupun sebagai pelaku KA, KA memaknai bank Emok sebagai
ekonomi. Hal inilah yang menjadi fokus pemenuh hasratnya dalam memenuhi
penelitian yang akan ditelaah peneliti, kebiasaan berhutang.
yakni untuk mengetahui motif dan “awalnya memang pengen
makna pengguna jasa pinjaman ‘Bank dilunasin cuman ya namanya orang ada
Emok’. kebutuhan lain ya diambil lagi. selama
anak masih sekolah, kebutuhan masih
HASIL DAN PEMBAHASAN aya nya kitu weh ema mah bakal
Makna Bank Emok bertahan. Da emang asa kumaha ya ema
Masyarakat Desa Karang Mukti mah eweuh hutang th asa henteu biasa
Kecamatan Cipeundeuy yang menjadi weh kitu mun eweuh nu nagih teh”
nasabah pengguna jasa pinjaman ‘Bank (awalnya memang pengen dilunasin
Emok’ dapat memaknai sesuatu hal cuman ya namanya orang ada kebutuhan
tergantung dari pengalaman- lain ya diambil lagi. selama anak masih
pengalaman yang mereka alami sendiri sekolah, kebutuhan masih ada ya saya
dalam hidupnya, dalam hasil penelitian bakal bertahan. Ya memang perasaannya
ini juga para infoman memiliki makna gimana ya saya kalo ga ada hutang tuh
yang beragam mengenai ‘Bank Emok’. berasa ga biasa aja gitu kalo ga ada yang
“ah moal dicandak deui weh menagih tuh)
neng, ema na geus kolot ongkoh nya Dengan pernyataan diatas bisa
hayangna mah hayang lunas sih nya dikatakan bahwa KA (Informan 2)
hayang kabayaran nya, da ai jalmi mah memaknai bank Emok sebagai pemenuh
embung ninggalkeun hutang da sakedik hasrat kebiasaan berhutangnya, karena
teh kedah dibayaran. Insya allah moal ia sendiri merasa terbiasa dengan hutang
sampe dicandak deui tambah ema na ge dan orang yang datang menagih sehingga
ulaheun ku anak. Kanu hate geus pasti selama kebutuhannya selalu ada dia akan
ringrang wae. nggeus karasa ulah sampe bertahan karena memang seringkali
ku anak incu kasorang deui. Nggeus taluk meminjam untuk konsumsi sehari-hari.
ema mah.” (ah ga bakal diambil lagi , saya Berikutnya WT (Informan 3)
pun sudah tua, ditambah kalo pengen ya juga memberikan pemaparan mengenai
pengen lunas sih pengen terbayar, makna bank Emok yang berbeda.
namanya manusia kan ga mau “nya kapok weh da lain sing
meninggalkan hutang, sedikitpun harus hayang da kapok weh kituna ge motor da
terbayar. Insya Allah engga akan diambil ayeuna mah geus teu boga nu tadina
lagi ditambah saya sudah dilarang sama nyokot th keur nutupan bayareun motor,
anak, ke hati pun ga tenang. Sudah. motorna geus lunas teu lila ieu na cilaka.
jangan sampe anak cucu saya mengalami Mimitina mah nya kapaksa da daripada
lagi. saya sudah kapok). motor teu kabayar, belaan teu ngomong
Dengan pernyataan di atas bisa ka salaki. Tungtungna mah ayeuna geus
dikatakan makna ‘Bank Emok’ bagi IK apaleun, nya eta weh rada ngambek. Nya
3871
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9 (10) (2022): 3868-3874
kapok weh ayeuna mah jadi mbung weh dijadikan tujuan. Schutz
aturan mah emok teh geus lunas jadi hah mengkategorikannya ke dalam dua fase,
geuning nambah bulan deui nya kumaha yakni tindakan in-order-to-motive yang
cingteh eta ge ceunah ge ngayakeun duit berarti masa yang akan datang, dan
sajuta mun hayang lunas. Eta lain hutang because-motive yang merujuk pada masa
nu himpas malahan nambahan, jadina th yang telah dilalui. Peneliti menemukan
ngabebankeun doang” (ya kapok aja, bahwa informan memiliki motifnya
bukannya kepengen ya kapok aja, begitu tersendiri yang dipaparkan dalam dua
juga motornya sekarang udah ga punya fase tersebut.
yang tadinya ngambil buat nutupin Berdasarkan hasil wawancara
pembayaran motor, motornya udah peneliti bersama para informan, masing-
lunas ga lama saya kecelakan. Awalnya masing dari informan memiliki motifnya
ya kepaksa daripada angsuran motor ga tersendiri yang pada setiap informan
kebayar, bela-belain ga ngomong ke terdapat dua fase motif yang
suami. Akhirnya sekarang sudah tahu ya diidentifikasi yakni Because motive
begitu deh agak ngambek. Ya kapok aja (motif masa yang telah dilalui) dan in-
sekarang tuh jaid ga mau lagi, harusnya order-to-motive (motif masa yang akan
bank Emok saya sudah lunas malah jadi datang). Hasil wawancara menunjukkan
nambah bulan lagi, ya gimana ini teh, itu (IK) informan 1 dan (KA) Informan 2,
juga katanya kalo pengen lunas harus peneliti hampir menemukan kesamaan
punya uang sejuta. Itu bukan hutang dalam motif yang mendorong , yang
yang lunas malah nambah, jadinya ke membedakan hanya dari
saya Cuma ngebebanin) penyampainnya yaitu didasari dari
Berdasarkan pemaparan diatas kebutuhan akan modal usaha namun
WT (Informan 3) mengungkapkan karena faktor kebutuhan sehingga
bahwa makna Bank Emok adalah hanya pinjaman seringkali dipergunakan untuk
menambah bebannya saja, mulanya kebutuhan sehari-hari.
untuk menutupi hutang yang lain agar “nya batur kan narambut,
dapat meringankan, namun sebaliknya, awalnya nambut jakeur modal usaha.
hutangnya tidak kunjung lunas padahal Pan dihantem corona tea nya sakieu
menurutnya harusnya sudah lunas, banggana nya neng, saatos corona rada
ditekan dengan syarat pelunasan uang 1 mendingan kitu nya, tah ayeuna
juta rupiah dan tidak adanya dihantem deui ku duit hararese tea
transparansi pihak pemberi jasa sagala mararahal harga-harga teh jadi
pinjaman terkait hutangnya. Sehingga ma teh kan bisa meuli teu bisa ngajual
hal tersebut yang membuat bebannya akhirna di dahar. Nya eta ge diajak
semakin bertambah. ongkoh ku tatangga da hampir sadayana
narambut. Da tadina mah saheunteuna
Motif bisa keur dahar mah meureun usaha th
Dalam Kuswarno Schutz bakal lancar.” (ya orang lain pada pinjam,
menyampaikan bahwa tindakan sosial ya awalnya buat modal usaha. Waktu itu
merupakan tindakan yang mengarah kan ada covid-19 ya neng, sudah covid-
pada perilaku seorang individu atau 19 agak mendingan gitu, eh sekarang cari
individu lain di masa lalu, sekarang, dan uang makin susah, segalanya pada mahal,
yang akan datang (Kuswarno, 2009:112). jadi saya kan ga bisa beli ga bisa jual ya
Dalam hal ini tentunya masyarakat desa akhirnya yang ada dipake buat makan
Karang Mukti Kecamatan Cipeundeuy kebutuhan sehari-hari. Di tambah
dalam memutuskan untuk menjadi memang diajak sama tetangga, karena
nasabah bank Emok diperlukan motif hampir semua orang pada pinjem.
yang melatarbelakangi maupun yang Awalnya saya kira seenggaknya bisa buat
3872
Irenza Sabatini Mulyadi, Zainal Abidin, Maulana Rifai
Realitas Bank Emok Bagi Masyarakat ( Studi Fenomenologi Tentang Realitas Bank Emok …..(Hal 3868-3874)
DAFTAR PUSTAKA
Ainy, Z. N. (2020). Pengaruh E-
Commerce Terhadap Perilaku Konsumtif
Masyarakat Di Kelurahan Karang Panjang Kota
Ambon. JPEK (Jurnal Pendidikan dan Ekonoi dan
Kewirausahaan), 228.
3874