Anda di halaman 1dari 7

wwwww e-ISSN: 2550-0813 | p-ISSN: 2541-657X | Vol 9 No 10 Tahun 2022 Hal.

: 3868-3874
-

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial


available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

REALITAS BANK EMOK BAGI MASYARAKAT ( STUDI FENOMENOLOGI


TENTANG REALITAS BANK EMOK BAGI MASYARAKAT DI DESA
KARANG MUKTI KECAMATAN CIPEUNDEUY SUBANG)1

Irenza Sabatini Mulyadi, Zainal Abidin, Maulana Rifai

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motif dan makna bagi masyarakat desa Karang Mukti
Kecamatan Cipeundeuy yang menggunakan jasa Bank Emok. Metode Penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan penelitian fenomenologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna
masyarakat Desa Karang Mukti Kecamatan Cipeundeuy dalam menjadi nasabah Bank Emok ada
tiga yakni, keresahan karena hutang yang tak kunjung lunas, pemenuh hasrat dalam memenuhi
kebiasaan berhutang, dan menambah beban. Sementara motif yang merujuk pada masa yang telah
dilalui (because-motive) ada tiga yaitu untuk modal usaha, pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
dan menutupi hutang yang lain, lalu motif untuk masa yang akan datang (in-order-to-motive)
adalah untuk membantu perekonomian dan melunasi hutang yang lain.

Kata Kunci: bank Emok, makna bank Emok, motif masyarakat.

PENDAHULUAN daerah-daerah seperti Bekasi, Cikarang,


Praktik rentenir sebetulnya Karawang, Purwakarta, serta Subang.
sudah lama menjaring di seluruh wilayah Bank “Emok” ini merupakan sebutan
di Indonesia, istilahnya dalam setiap kepada aktivitas transaksi perbankan
daerah berbeda-beda. “Bank Emok” yang dilakukan secara lesehan. Dilansir
bermula dan terkenal dikalangan dari artikel .merdeka.com istilah bank
masyarakat pedesaan terkhusus di Emok sendiri berasal dari bahasa Sunda

*Correspondence Address : 1810631190162@student.unsika.ac.id, zainal.abidin@staff.unsika.ac.id


DOI : 10.31604/jips.v9i10.2022.3868-3874
© 2022UM-Tapsel Press
3868
Irenza Sabatini Mulyadi, Zainal Abidin, Maulana Rifai
Realitas Bank Emok Bagi Masyarakat ( Studi Fenomenologi Tentang Realitas Bank Emok …..(Hal 3868-3874)

yang artinya aktivitas perbankan Pembayaran akan dilakukan secara


nonformal yang dilakukan ibu-ibu kredit yang dibayarkan setiap
dengan cara duduk bersimpuh dengan minggunya dengan presentase bunga
kedua kaki dilipat ke belakang, yang senilai lebih dari 25%. Pola pembayaran
mana memiliki makna bahwa biasanya Bank Emok dilakukan secara “Tanggung
yang sering melakukan transaksi seperti Renteng” yakni setiap anggota saling
ini adalah ibu-ibu. Oleh karena itu, Bank bertanggung jawab satu sama lain, dalam
Emok menjadi terkenal sebagai aktivitas artian apabila salah satu anggota
transaksi perbankan nonformal yang mangkir maka anggota yang lain akan
marak di wilayah selatan Jawa Barat. menanggungnya. Bukan menjadi
Fenomena “Bank Emok’ juga masalah, apabila terjadi keselarasan
mewabah di kalangan masyarakat desa dalam kelompok, dan setiap anggota
Karang Mukti Kecamatan Cipeundeuy senantiasa sadar akan tanggung jawab
Subang, dan masyarakat sendiri sudah dan saling mengingatkan satu sama lain.
terbiasa dengan ‘Bank Emok’ yang Namun dalam setiap kelompok terdiri
kehadirannya sudah menjaring hampir dari 5 orang/lebih yang mana akan
disetiap pelosok desa. Kemudahan syarat banyak kemungkinan yang terjadi,
yang hanya menggunakan foto KTP saja seperti perbedaan persepsi, karakter dan
memudahkan bank Emok memiliki juga tentunya cara individu tersebut
banyak peminat. Hal ini didukung oleh dalam bertanggung jawab.
sifat dasar manusia yang selalu Model transaksi seperti ini
menginginkan sesuatu secara mudah dan awalnya sudah pernah diberlakukan di
instan apalagi biasanya masyarakat Bangladesh melalui pinjaman kelompok
dengan latar belakang pendidikan Grameen Bank, sebuah bank rakyat
rendah cenderung menganggap proses pedesaan yang didirikan oleh seorang
administrasi peminjaman ke lembaga profesor ekonomi Muhammad Yunus.
perbankan formal atau institusi modern (Rustandi Rizqy, 2018)
terlalu rumit, waktu pencairan terlalu berdasarkan data di Badan Pusat
lama, dan kurang memadainya syarat- Statistik terkait Persentase Penduduk
syarat yang diminta dimana dalam hal ini Miskin di Kota Subang mengalami naik-
bank Emok memberi angin segar turun yang cukup fluktuatif, khususnya
terhadap masyarakat khususnya yang peningkatan yang cukup signifikan dari
berada di pedesaan. tahun 2019 ke tahun 2020.
Menurut salah satu nasabah
Bank Emok yang bernama Aminah, cara 12
kerja dari Bank Emok adalah penyaluran
dana pinjaman dengan besaran yang 10
8.67
9.31
variatif dari belasan juta hingga puluhan 8.12
8
juta kepada setiap kelompok yang
biasanya terdiri dari 5-10 orang/lebih, 6
jumlah kelompok sudah ditentukan oleh
pihak pemberi jasa dan nasabah 4
diharuskan mencari anggota sebanyak
2
yang dibutuhkan untuk kemudian
ditentukan ketua nasabah sebagai 0
penghubung antara pemberi jasa dengan 2018 2019 2020
anggota dan setelah itu dilakukan Grafik 1.1 Persentase Penduduk Miskin Kota
pencairan sesuai nominal yang Subang
dibutuhkan tiap anggota yang telah Sumber: BPS Kab. Subang
diakumulasi secara keseluruhan.
3869
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9 (10) (2022): 3868-3874

Berdasarkan permasalahan yang Cipeundey yang menggunakan jasa bank


sudah dipaparkan, peneliti tertarik Emok dengan analisis fenomenologi.
mencari tahu lebih dalam lagi mengenai
aktivitas bank Emok di daerah pedesaan Fenomenologi
yang terfokus pada permasalahan- Di dunia fenomenologi salah
permasalahan seperti motif dan makna satu tokoh fenomenologi yang paling
masyarakt dalam berhutang kepada menonjol ialah Alfred schutz,
bank Emok menggunakan studi menurutnya analisis penelitian
fenomelogi. fenomenologi ialah merekonstruksi
sebenarnya kehidupan manusia sesuai
METODE dan TEORI PENELITIAN apa yang mereka alami. Masyarakat
Metode berbagi pengetahuan mereka ke dalam
Metode yang digunakan adalah persepsi atas apa yang mereka apa yang
studi fenomenologi dengan pendekatan mereka pikirkan terhadap dunia yang di
kualitatif. Teknik pengumpulan data internalisasikan melalui sosialisasi, yang
dilakukan dengan melalui wawancara mana hal itu memungkinkan terjadi
mendalam, observasi dan studi interaksi dan saling berkomunikasi,
dokumen. Penelitian kualitatif inilah yang disebut dengan realitas dunia
merupakan penelitian yang mampu yang bersifat intersubjektif. Dalam ilmu
memberikan kebebasan akan sosial, fenomenologi Schutz dipandang
kesempatan peneliti untuk berinteraksi sebagai konsep yang memiliki
dengan subjek yang diteliti yang pada keunikannya sendiri. Menurut Schutz di
dasarnya penelitian kualitatif cenderung dalam dunia sosial tidak hanya
menempatkan peneliti sebagai membahas makna intersubjektif
instrumen yang terlibat langsung dalam melainkan harus dilihat secara historis.
permasalahan penelitian. Tujuan dari Dalam Kuswarno, Schutz menyampaikan
penelitian kualitatif sendiri untuk bahwa tindakan sosial merupakan
mendapatkan pemahaman orisinil tindakan yang mengarah pada perilaku
mengenai pengalaman informan seorang individu atau individu lain di
sebagaiman ayang telah dirasakan oleh masa lalu, sekarang, dan yang akan
yang bersangkutan. Metode dan datang. Seseorang dalam melakukan
pendekatan ini relevan dengan tujuan sebuah tindakan dapat dipastikan
penelitian ini yakni untuk memahami didasari oleh pengalamannya di masa
makna ‘Bank Emok’ bagi pengguna jasa lalu. Maka dari itu, untuk
pinjaman ‘Bank Emok’ yang mana mendeskripsikan keseluruhan tindakan
pembentukan makna ini tentunya dilatar yang dilakukan seorang individu, Schutz
belakangi motif masa lalu atau motif membaginya ke dalam dua fase, yakni
masa depan. Data yang diperoleh dari tindakan in-order-to-motive yang berarti
wawancara serta observasi kepada masa yang akan datan, dan because-
subjek yang diteliti yakni pengguna jasa motive yang merujuk pada masa yang
pinjaman ‘Bank Emok’ dan studi telah dilalui (Kuswarno, 2009:112)
dokumen untuk memperoleh data yang Di penelitian ini yang
berkaitan dengan peminjaman ‘bank berlandaskan perspektif fenomenologi,
Emok’yang akan peneliti kumpulkan dari sebuah ikatan makna intersubjektif
informan nasabah peminjam ‘bank terjadi karena adanya kesamaan dan
Emok’. Hal tersebut dilakukan agar kebersamaan antar aktor yang diartikan
peneliti dapat menganalisis motif dan sebagai pengguna jasa ‘Bank Emok’
makna ‘bank emok’ bagi masyarakat dengan aktor lainnya dalam melakukan
desa Karang Mukti Kecamatan tindakan sosial. Setiap aktor tentunya
memiliki historitasnya tersendiri yang
3870
Irenza Sabatini Mulyadi, Zainal Abidin, Maulana Rifai
Realitas Bank Emok Bagi Masyarakat ( Studi Fenomenologi Tentang Realitas Bank Emok …..(Hal 3868-3874)

didasari oleh motif masa lalu dan motif (Informan 1) membuat hati tidak tenang,
masa depan. Dalam melakukan atau kapok dan jangan sampe anak cucu
menentukan suatu tindakan, para mengalaminya kembali. Dalam hal ini
pengguna jasa pinjaman ‘Bank Emok’ Informan Ik memaknai Bank Emok
kemungkinan memiliki satu motif yang sebagai keresahan karena di usianya
mengarah pada masa lalu atau motif yang sudah tua hutangnya tak kunjung
yang mengarah pada masa yang akan lunas sehingga jangan sampai menimpa
datang. Motif yang ada dalam setiap diri generasi selanjutnya.
individu dipengaruhi oleh faktor Makna yang berbeda
eksternal maupun internal baik sebagai disampaikan oleh informan selanjutnya
masyarakat maupun sebagai pelaku KA, KA memaknai bank Emok sebagai
ekonomi. Hal inilah yang menjadi fokus pemenuh hasratnya dalam memenuhi
penelitian yang akan ditelaah peneliti, kebiasaan berhutang.
yakni untuk mengetahui motif dan “awalnya memang pengen
makna pengguna jasa pinjaman ‘Bank dilunasin cuman ya namanya orang ada
Emok’. kebutuhan lain ya diambil lagi. selama
anak masih sekolah, kebutuhan masih
HASIL DAN PEMBAHASAN aya nya kitu weh ema mah bakal
Makna Bank Emok bertahan. Da emang asa kumaha ya ema
Masyarakat Desa Karang Mukti mah eweuh hutang th asa henteu biasa
Kecamatan Cipeundeuy yang menjadi weh kitu mun eweuh nu nagih teh”
nasabah pengguna jasa pinjaman ‘Bank (awalnya memang pengen dilunasin
Emok’ dapat memaknai sesuatu hal cuman ya namanya orang ada kebutuhan
tergantung dari pengalaman- lain ya diambil lagi. selama anak masih
pengalaman yang mereka alami sendiri sekolah, kebutuhan masih ada ya saya
dalam hidupnya, dalam hasil penelitian bakal bertahan. Ya memang perasaannya
ini juga para infoman memiliki makna gimana ya saya kalo ga ada hutang tuh
yang beragam mengenai ‘Bank Emok’. berasa ga biasa aja gitu kalo ga ada yang
“ah moal dicandak deui weh menagih tuh)
neng, ema na geus kolot ongkoh nya Dengan pernyataan diatas bisa
hayangna mah hayang lunas sih nya dikatakan bahwa KA (Informan 2)
hayang kabayaran nya, da ai jalmi mah memaknai bank Emok sebagai pemenuh
embung ninggalkeun hutang da sakedik hasrat kebiasaan berhutangnya, karena
teh kedah dibayaran. Insya allah moal ia sendiri merasa terbiasa dengan hutang
sampe dicandak deui tambah ema na ge dan orang yang datang menagih sehingga
ulaheun ku anak. Kanu hate geus pasti selama kebutuhannya selalu ada dia akan
ringrang wae. nggeus karasa ulah sampe bertahan karena memang seringkali
ku anak incu kasorang deui. Nggeus taluk meminjam untuk konsumsi sehari-hari.
ema mah.” (ah ga bakal diambil lagi , saya Berikutnya WT (Informan 3)
pun sudah tua, ditambah kalo pengen ya juga memberikan pemaparan mengenai
pengen lunas sih pengen terbayar, makna bank Emok yang berbeda.
namanya manusia kan ga mau “nya kapok weh da lain sing
meninggalkan hutang, sedikitpun harus hayang da kapok weh kituna ge motor da
terbayar. Insya Allah engga akan diambil ayeuna mah geus teu boga nu tadina
lagi ditambah saya sudah dilarang sama nyokot th keur nutupan bayareun motor,
anak, ke hati pun ga tenang. Sudah. motorna geus lunas teu lila ieu na cilaka.
jangan sampe anak cucu saya mengalami Mimitina mah nya kapaksa da daripada
lagi. saya sudah kapok). motor teu kabayar, belaan teu ngomong
Dengan pernyataan di atas bisa ka salaki. Tungtungna mah ayeuna geus
dikatakan makna ‘Bank Emok’ bagi IK apaleun, nya eta weh rada ngambek. Nya
3871
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9 (10) (2022): 3868-3874

kapok weh ayeuna mah jadi mbung weh dijadikan tujuan. Schutz
aturan mah emok teh geus lunas jadi hah mengkategorikannya ke dalam dua fase,
geuning nambah bulan deui nya kumaha yakni tindakan in-order-to-motive yang
cingteh eta ge ceunah ge ngayakeun duit berarti masa yang akan datang, dan
sajuta mun hayang lunas. Eta lain hutang because-motive yang merujuk pada masa
nu himpas malahan nambahan, jadina th yang telah dilalui. Peneliti menemukan
ngabebankeun doang” (ya kapok aja, bahwa informan memiliki motifnya
bukannya kepengen ya kapok aja, begitu tersendiri yang dipaparkan dalam dua
juga motornya sekarang udah ga punya fase tersebut.
yang tadinya ngambil buat nutupin Berdasarkan hasil wawancara
pembayaran motor, motornya udah peneliti bersama para informan, masing-
lunas ga lama saya kecelakan. Awalnya masing dari informan memiliki motifnya
ya kepaksa daripada angsuran motor ga tersendiri yang pada setiap informan
kebayar, bela-belain ga ngomong ke terdapat dua fase motif yang
suami. Akhirnya sekarang sudah tahu ya diidentifikasi yakni Because motive
begitu deh agak ngambek. Ya kapok aja (motif masa yang telah dilalui) dan in-
sekarang tuh jaid ga mau lagi, harusnya order-to-motive (motif masa yang akan
bank Emok saya sudah lunas malah jadi datang). Hasil wawancara menunjukkan
nambah bulan lagi, ya gimana ini teh, itu (IK) informan 1 dan (KA) Informan 2,
juga katanya kalo pengen lunas harus peneliti hampir menemukan kesamaan
punya uang sejuta. Itu bukan hutang dalam motif yang mendorong , yang
yang lunas malah nambah, jadinya ke membedakan hanya dari
saya Cuma ngebebanin) penyampainnya yaitu didasari dari
Berdasarkan pemaparan diatas kebutuhan akan modal usaha namun
WT (Informan 3) mengungkapkan karena faktor kebutuhan sehingga
bahwa makna Bank Emok adalah hanya pinjaman seringkali dipergunakan untuk
menambah bebannya saja, mulanya kebutuhan sehari-hari.
untuk menutupi hutang yang lain agar “nya batur kan narambut,
dapat meringankan, namun sebaliknya, awalnya nambut jakeur modal usaha.
hutangnya tidak kunjung lunas padahal Pan dihantem corona tea nya sakieu
menurutnya harusnya sudah lunas, banggana nya neng, saatos corona rada
ditekan dengan syarat pelunasan uang 1 mendingan kitu nya, tah ayeuna
juta rupiah dan tidak adanya dihantem deui ku duit hararese tea
transparansi pihak pemberi jasa sagala mararahal harga-harga teh jadi
pinjaman terkait hutangnya. Sehingga ma teh kan bisa meuli teu bisa ngajual
hal tersebut yang membuat bebannya akhirna di dahar. Nya eta ge diajak
semakin bertambah. ongkoh ku tatangga da hampir sadayana
narambut. Da tadina mah saheunteuna
Motif bisa keur dahar mah meureun usaha th
Dalam Kuswarno Schutz bakal lancar.” (ya orang lain pada pinjam,
menyampaikan bahwa tindakan sosial ya awalnya buat modal usaha. Waktu itu
merupakan tindakan yang mengarah kan ada covid-19 ya neng, sudah covid-
pada perilaku seorang individu atau 19 agak mendingan gitu, eh sekarang cari
individu lain di masa lalu, sekarang, dan uang makin susah, segalanya pada mahal,
yang akan datang (Kuswarno, 2009:112). jadi saya kan ga bisa beli ga bisa jual ya
Dalam hal ini tentunya masyarakat desa akhirnya yang ada dipake buat makan
Karang Mukti Kecamatan Cipeundeuy kebutuhan sehari-hari. Di tambah
dalam memutuskan untuk menjadi memang diajak sama tetangga, karena
nasabah bank Emok diperlukan motif hampir semua orang pada pinjem.
yang melatarbelakangi maupun yang Awalnya saya kira seenggaknya bisa buat
3872
Irenza Sabatini Mulyadi, Zainal Abidin, Maulana Rifai
Realitas Bank Emok Bagi Masyarakat ( Studi Fenomenologi Tentang Realitas Bank Emok …..(Hal 3868-3874)

meringankan biaya makan sehari-hari bank Emok yakni untuk menutupi


dari hasil usaha kalo lancar) kebutuhan ekonomi sehari-hari.
Berdasarkan motif yang Hal berbeda disampaikan oleh
dipaparkan oleh IK (informan 1) dapat WT (Informan 3) berkenaan motif
diketahui bahwa motif masa lalu atau pendorong (because motive) atau motif
(because motive) IK dilatarbelakangi yang melatarbelakangi dirinya dalam
ajakan tetangga dan memang modal memutuskan untuk menjadi nasabah
untuk buka usaha warung kecil-kecilan ‘bank emok’ dan motif tujuan atau motif
namun karena sebelumnya dilanda untuk (in-order-to-motive), seperti yang
covid-19 dan harga bahan pokok dikatakan dibawah ini.
melonjak sehingga ia merasa kesulitan “nya awalnya mah kitu doang
untuk mengelola modal yang ada yang boga sangkutan motor ngan pedah
akhirnya digunakan untuk memenuhi ayeuna motorna geus himpas nu ieu rek
kebutuhan konsumsi sehari-hari. Selain dilunasan kitu malah ayeuna th kena
itu, dari paparan diatas dapat diketahui musibah tabrakan jadina kitu we. Ieu teh
bahwa motif tujuan atau motif yang ingin hutang th disetoran wae tapi teu daek
diperolehnya (in order-to-motive) yang himpas. Ya daripada motor teu ka
dapat di identifikasi dari hasil setoran ya kumaha weh kitu tah ai lunas
wawancara dengan IK (Informan 1) ai cilaka katambah emokna teu lunas
adalah untuk meringakan perekonomian lunas najan disetoran wae ge” ( ya
keluarga setidaknya untuk biaya makan awalnya untuk itu aja sih, punya setoran
sehari-hari ia dan keluarga tidak akan motor dan sekarang motornya udah
kesulitan. lunas yang ini mau dilunasin, ga lama
Hal serupa juga dikatakan oleh malah kena musibah tabrakan. Hutang
KA (informan 2) dalam pemaparannya yang ada disetoran melulu tapi ga lunas
mengenai motif yang mendorong dirinya lunas. Ya daripada motor ga kesetorin ya
melakukan pinjaman ke ‘Bank Emok’. mencari jalan lain meski ujungnya
“awalnya karena butuh modal kecelakaan dan hutang yang ada ga lunas
buat jualan dan ada pihak bank Emok lunas meskipun disetoran melulu)
yang nawarin ke rumah, yaudah pinjem Berdasarkan hasil wawancara
aja dikarenakan butuh apalagi anak mau diatas dapat ditelaah terkait dengan
masuk sekolah kan buat beli baju buat motif pendorong (because motive) atau
beli sepatu, dan juga buat modal jualan es motif yang melatarbelakangi dirinya
batu, buat beli plastik beli karet. Yah dalam memutuskan untuk menjadi
begitulah, ya semuanya juga emang nasabah ‘bank emok’ adalah karena
dipake buat kebutuhan sehari-hari buat terdesak untuk menutupi hutang yang
nutupin gitu daripada diem dirumah ga lain yakni angsuran motor. Selain itu
ngehasilin apa apa ” motif yang dijadikan tujuan atau yang
Dari pemaparan mengenai motif ingin diperoleh (in-order-to-motive) dari
menjadi nasabah ‘Bank Emok’ oleh KA menjadi nasabah ‘Bank Emok’ adalah
(informan 2) diperoleh motif yang dapat melunasi cicilan motornya.
mendorong atau melatarbelakangi
(because motive) dirinya memutuskan SIMPULAN
untuk menjadi nasabah peminjam jasa Setiap informan memiliki
‘Bank Emok’ adalah untuk modal usaha pemahaman akan makna menjadi
jualan es batu dan kebutuhan mendesak nasabah peminjam jasa ‘Bank Emok’
untuk membeli keperluan anak masuk masing-masing yang didasari
sekolah. Selain itu, dapat diidentifikasi pengalaman mereka sendiri. Dari
juga motif yang menjadi tujuan KA keseluruhan data yang telah dipaparkan
(Informan 2) dalam menjadi nasabah dapat ditarik kesimpulan bahwa makna
3873
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9 (10) (2022): 3868-3874

masyarakat desa Karang Mukti


Kecamatan Cipeundeuy dalam menjadi
nasabah ‘Bank Emok’ ada tiga yakni,
keresahan karena hutang yang tak
kunjung lunas, pemenuh hasrat dalam
memenuhi kebiasaan berhutang, dan
menambah beban.
Motif informan dalam dalam
melakukan peminjaman di peminjam
jasa ‘Bank Emok’ pun pada dasarnya
hampir sama hanya saja cara
penyampaian nya saja yang berbeda.
Motif yang dimaksud dalam hal ini
terbagi menjadi dua yakni because-
motive yang merujuk pada masa yang
telah dilalui dan in-order-to-motive yang
berarti motif masa yang akan datang.
Oleh karena itu, dari hasil pembahasan
dapat ditarik kesimpulan bahwa motif
masa yang telah dilalui (because motive)
adalah untuk modal usaha, pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, dan menutupi
hutang yang lain. sedangkan motif untuk
masa yang akan datang (in-order-to-
motive) adalah untuk membantu
perekonomian dan melunasi hutang
yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ainy, Z. N. (2020). Pengaruh E-
Commerce Terhadap Perilaku Konsumtif
Masyarakat Di Kelurahan Karang Panjang Kota
Ambon. JPEK (Jurnal Pendidikan dan Ekonoi dan
Kewirausahaan), 228.

Kuswarno, E (1998). Metodologi


Penelitian Komunikasi Fenomenologi: Konsepsi,
Pedoman dan Contoh Penelitiannya, Bandung. In
Widya Padjajaran.

Yualianita, Neni. 2007. Dasar-Dasar


Public Relations. Penerbit : LPPM UNISBA,
Bandung.

3874

Anda mungkin juga menyukai