Review Jurnal
Review Jurnal
Matkul : Kolokium
NIM : 2010415320039
Review Jurnal
1. Jurnal 1
Latar Belakang Latar belakang dalam penelitian ini yakni studi tentang Pelabelan
Masalah
seorang dengan status janda muda sangat relevan dengan kondisi
masyarakat di Indonesia saat ini. Seperti yang diketahui kasus
penceraian di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat,
khususnya di daerah Kabupaten Bone yang menjadikan seorang
wanita lebih mudah menjadi seorang janda muda. Masyarakat
perdesaan dalam mendefinisikan seseorang (Objektif) sangat
beragam sehingga menimbulkan pelabelan di masyarakat
perdesaan, seperti bagaimana Perilaku/Tindakan seseorang yang di
dituju tadi (Subjektif) dapat memunculkan pemberian cap.
Informan juga menyebutkan bahwa masyarakat yang tau masalah
tersebut memberikan julukan terhadap janda muda tersebut
sebagai perempuan penggoda suami orang atau pelakor. Sehingga
gerak geriknya selalu di pantau. Menurut beliau istilah janda muda
dipandang sangat buruk (makkeja) sehingga karena pernah
merebut suami orang, janda muda tersebut pernah di kucilkan atau
di jauhi bersama masyarakat (Dipeddirengi Ati) atau artinya di
kasih sakit hatinya supaya ada efek jerah, apa yang dilakukan
adalah sebuah perilaku yang buruk.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh efek dari label tersebut
Tujuan penelitian
sebagai suatu konsekuensi penyimpang tingkah laku.
Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif
untuk menggambarkan studi kasus yang terjadi di Desa Sailong
tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
Metode Penelitian
purposive sampling sedangkan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara mendalam, observasi langsung dan
dokumentasi.
Subjek Penelitian Masyarakat desa sailong kecamatan dua boccoe kabupaten bone.
Hasil Penelitian Pelabelan yang terjadi terhadap status janda muda, sebenarnya
belum tentu diartikan sebagai perempuan berkonotasi negatif
(buruk). Berkaitan mengenai “Label” yang buruk bukan berarti
perempuan tersebut tidak mampu membuktikan bahwa label
tersebut adalah salah dan hanya sebuah stereotype, stigma dan
Prejudice yang tidak berlaku untuk semua orang. Sehingga untuk
mengatasinya dengan menjaga sikap dan perilaku untuk senantiasa
bersikap baik di masyarakat luas sedangkan masyarakat kadang
dalam mendefinisikan status janda secara umum seperti yang
pernah mereka lihat atau temui berdasarkan pengalaman. Ketika
melihat atau menemui seorang janda yang bersikap tidak baik,
maka pendefisiniannya buruk.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat,
penulis menemukan berbagai pandangan yang sangat beragam
dalam mendefinisikan status janda yang ada di Desa. Mengenai
hal tersebut penulis membedakan pandangan masyarakat Desa
yang positif dan ada pandangan yang negatif.
Masyarakat kadang dalam mendefinisikan status janda secara
umum seperti yang pernah mereka lihat atau temui berdasarkan
pengalaman. Ketika melihat atau menemui seorang janda yang
bersikap tidak baik atau moral, orang akan mendefinisikan
demikian berujung mengeneralisasikan satu janda untuk menilai
janda yang lain. Hal tersebut yang harus diperhatikan karena tidak
semua masyarakat yang menyandang status janda berbuat
demikian.
digunakan tidaklah
rumit
sehingga bisa dipahami
oleh pembaca, jurnal ini
juga mengupas
mengenai judulnya
sehingga bisa
dijadikan referensi oleh
pembaca
Kata - kata yang
digunakan tidaklah
rumit
sehingga bisa dipahami
oleh pembaca, jurnal ini
juga mengupas
mengenai judulnya
sehingga bisa
dijadikan referensi oleh
pembaca
Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini cukup mudah untuk
dipahami oleh pembaca, jurnal ini juga mengupas sangat dalam
mengenai topiknya sehingga mampu dijadikan bahan untuk
referensi oleh pembaca yang mau melakukan penelitian tentang
seteorotif janda pada masyarakat.
Kekurangan Ada beberapa kesalahan penulisan yang menyebabkan pembaca
Penelitian kurang mengerti beberapa kata dalam jurnal.
2. Jurnal 2
Metode Penelitian Proses ini dilakukan untuk menemukan simbol yang menunjukkan
muatan pelecehan terhadap perempuan. Proses selanjutnya adalah
pemaknaan berdasarkan kerangka teori kekerasan simbolik Pierre
Bourdieu. Pemaknaan ini bertujuan untuk menemukan gagasan
dasar yang melatarbelakangi munculnya meme tersebut.
Meme internet yang diduga mengandung muatan pelecehan
terhadap perempuan. Material dihimpun dari aplikasi media sosial
3. Jurnal 3
Janda Dan Duda: Genealogi Pengetahuan Dan Kultur Masyarakat
Judul
Tentang Janda Sebagai Pelanggengan Kuasa Patriarki
Jurnal Kafa’ah: Journal of Gender Studies.
Volume Vol. 11, No. 2
Halaman 199-214
Tahun 2021
Penulis M. Ali Sofyan dkk
Reviewer Dina Amalina
Link Unduhan file:///C:/Users/User/Downloads/359-1826-1-PB.pdf
Latar Belakang Status menikah menjadi tolak ukur kultural dalam menganggap
Masalah
bahwa seseorang sudah dewasa. Begitu pula pada duda atau janda.
Bagi janda, masyarakat masih menganggap sebelah mata jika
dibandingkan dengan duda. Peristiwa penyebab menjadi janda
bagi masyarakat desa, biasanya akan dilihat bahwa perempuan
sebagai pihak yang bersalah. Selanjutnya, ketika status janda
tersebut resmi disandang, maka masyarakat akan mengamati
aktivitasnya. Misalnya, pulang malam, tidak bekerja, tidak
bersosialisasi, atau yang lainnya. Perbincangan tersebut akan
ditarik sampai pada diskursus tubuh dan pikiran seorang janda
telah dieksekusi dan dikuasai oleh pikiran dalam budaya patriarki.
Kondisi tersebut tidak terjadi pada duda. Bagi duda apapun yang
dilakukan, masyarakat menganggap biasa. Dalam proses
perceraian duda cenderung tidak dilihat sebagai pihak yang
bersalah.
Mengetahui eksternalisasi, mitos, stereotipe dan kekerasan
simbolik pada janda dan objektifikasi, dogma kultural dan tubuh
Tujuan penelitian
yang dikuasai publik serta bagaimana internalisasi dan kuasa
seksualitas
Penelitian ini adalah penelitian kulitatif dengan metode
Metode Penelitian
fenomenologi di Jawa Tengah dan Yogyakarta
Subjek Penelitian Masyarakat pada sejumlah desa di daerah provinsi Jawa tengah
Hasil penelitian dalam jurnal ini yakni, bahwa sejak dulu sampai
hari ini kondisi perempuan (janda) tidak banyak berubah, Hak-hak
yang melekat pada janda direproduksi oleh publik yang
memunculkan marginalisasi dan stereotipe; Ruang sosial bagi
janda telah bergeser pada ketidakseimbangan relasi kuasa; mitos
Hasil Penelitian dan kekerasan simbolik dialami oleh janda karena secara kultural
perilaku janda menjadi perhatian publik; Kekerasan simbolik
dialami janda akibat anggapan negatif terhadap aktivitasnya; kuasa
patriarki selalu membelenggu perempuan ke dalam sebuah ruang
ketidakadilan; Publik yang dikuasai kultur patriarki akhirnya
membentuk wacana kekuasaan yang tidak seimbang.
Kelebihan Penulis sangat detail dalam memaparkan hasil penelitian
Penelitian
Kekurangan Ada beberapa kesalahan penulisan dalam jurnal ini sehingga
Penelitian pembaca sedikit kesulitan dalam memahami isi jurnal ini.
4. Jurnal 4
Kebertahanan Janda Kristen Batak Toba dalam Hidup Menjanda
Judul
Setelah Cerai Mati dan Cerai Hidup
Jurnal Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Volume Vol. 6, No.2
Halaman 380-396
Tahun 2020
Penulis Hadriana Marhaeni Munthe, Harmona Daulay, Napsiah
Reviewer Dina Amalina
Link Unduhan file:///C:/Users/User/Downloads/178-880-2-PB.pdf
5. Jurnal 5
Motivasi menikah lagi: studi kasus pasangan suami istri dari
Judul
seorang janda dan duda yang menikah lagi dl usia lanjut
Jurnal Jurnal Psikoislamika
Volume Vol. 13, No, 2
Halaman 47-52
Tahun 2016
Penulis Lutfi Anshori Syah, Mulyadi
Reviewer Dina Amalina
Link Unduhan file:///C:/Users/User/Downloads/6441-17602-1-SM.PDF
Banyak orang pada usia lanjut yang menyadari bahwa suatu saat
pasangan hidup mereka akan meninggal, oleh karena itumereka
telah mempersiapkan diri untuk menghadapinya, atau siap
menyesuaikan diri dengan situasi kesepian yang akan terjadi
(Heyman & Gianturco, 1973). Salah satu cara yang dilakukan oleh
Latar Belakang orang yang sudah berusia lanjut dalam mengatasi masalah
Masalah
kesepian dan hilangnya aktivitas seksual, karena hilangnya
pasangan hidup adalah dengan menikah lagi. Menikah kembali
adalah salah satunyacara yang dilakukan lansia untuk mengatasi
masalah kesepian dan kehilangan akibat hubungan seksual
untuk tidak tersedianya pasangan.