Anda di halaman 1dari 3

1.

Tugas Ahli K3 Listrik

Adapun beberapa tugas dan tanggung jawab menjadi seorang Ahli K3 Listrik adalah sebagai
berikut:

 Merencanakan, melaksanakan, mengawasi pekerjaan instalasi distribusi listrik


tegangan rendah dan menengah
 Merencanakan, melaksanakan, mengawasi pekerjaan instalasi transmisi tenaga listrik
 Menentukan ketentuan prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik
 Merencanakan, melaksanakan, mengawasi pekerjaan instalasi listrik semua daya
 Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja serta menerapkanK3 Listrik

Kewajiban Teknisi K3 Listrik

 Melaksanakan Pekerjaan Perawatan Instalasi Listrik.


 Mempergunakan Alat Ukur Listrik.
 Mengoperasikan Instalasi Listrik.
 Mengidentifikasi dan Mendeteksi Bahaya Listrik.

2. Pekerjaan ruang terbatas merupakan pekerjaan yang memiliki risiko sangat tinggi.
Berdasarkan kejadian diatas, maka diperlukan langkah-langkah bekerja yang aman dalam
ruang terbatas (confined space). Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasaan Ketenagakerjaan No.Kep.113/DJPPK/IX/2006, perusahaan harus mendata
seluruh ruang terbatas. Seluruh ruang terbatas yang didata harus dibatasi akses masuknya
dengan cara menggemboknya dan juga dengan memberikan rambu-rambu bahaya ruang
terbatas di penutup ruang terbatas tersebut. Pendataan ruang terbatas ini akan memperjelas
tindakan pengendalian yang perlu dilakukan oleh pekerja untuk masuk ke dalam ruang
terbatas. Selain itu, pembatasan akses ruang terbatas juga dapat menghindari dari masuknya
orang-orang yang tidak berkepentingan atau tidak berkompeten untuk masuk ke dalam ruang
terbatas.
3. sesuai dengan permenaker no.13 tahun 2002 tentanng penanggulangan Tuberculosis
ditempat kerja, paal 2 ayat (3),Penanggulangan Tuberkulosis di Tempat Kerjadilakukan
melalui:
a. penyusunan kebijakan Penanggulangan
Tuberkulosis di Tempat Kerja;
b. sosialisasi, penyebaran informasi dan edukasi
Tuberkulosis di Tempat Kerja;
c. penemuan kasus Tuberkulosis;
d. penanganan kasus Tuberkulosis; dan
e. pemulihan kesehatan.

4. berdasarkan PP no.50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja :
1.) kategori kritikal adalah temuan yang mengakibatkan fatality atau kematian.
2.) kategori mayor adalah yaitu: a.Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b.Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3; c. Terdapat temuan minor untuk satu
kriteria audit di beberapa lokasi.
3.) kategori minor apabila dalam penerapan sistem manajemen mutu meskipun telah
didukung oleh bukti yang cukup memadai, namun masih terdapat kekurangan dalam
dokumentasi.
5. sesuai permenaker no.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan
ditempat kerja pasal 10. Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b
harus memenuhi persyaratansebagai berikut :
a. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang
P3K
berwarna hijau;
b. isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini dan tidak
boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja;
c. penempatan kotak P3K :
1. pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
2. disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini;
3. dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing
unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
4. dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh
5. sesuai permenaker no.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan
ditempat kerja pasal 10.
Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang
P3K berwarna hijau;
b. isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini dan tidak
boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja;
c. penempatan kotak P3K :
1. pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
2. disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini;
3. dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing
unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
4. dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh
6. a. Penilaian tingkat awal dengan pemenuhan terhadap 64 kriteria
b. Penilaian tingkat transisi dengan pemenuhan terhadap 122 kriteria
c. Penilaian tingkat lanjutan dengan pemenuhan terhadap 166 kriteria

Anda mungkin juga menyukai